Anda di halaman 1dari 3

Razi Mardhika

10040019228
Hukum Acara Perdata
Kelas A

JAWABAN UAS

1. Edo warga Kota Bandung selaku pemilik Tanah yang berada dikabupaten Cianjur yang berlamat di
Jalan Muawardi No 30. Menjual tanahnya kepada Dudi yang tinggal di Cianjur. Setelah terjadi
perjanjian jual beli Pa Edo meminta waktu selama 30 hari untuk memindahkan barang-barangnya.
Namun setelah 30 hari berlalu Pa edo belum Juga Membereskan Barang-Barangnya. Pa Dodi kesal
dan menggugat Pa Edo di Pengadilan Negeri Bandung.
a. Bagaimana Pa Edo Menjawab Gugatan Pa Dudi ? jelaskan sesuai dengan sikap terguagat
dalam memberikan Jawaban!
b. Apakah pengajuan Gugatan Pa Edo Ke PN Bandung Bisa di Eksepsi? Jelaskan!
Jawab :
A. Tergugat berhak mengajukan jawaban. Menurut Pasal 121 Ayat 2 HIR, juru sita menyampaikan
surat panggilan sidang, dalam surat itu harus tercantum penegasan memberi hak kepada
tergugat untuk mengajukan jawaban secara tertulis. Biasanya jawaban disampaikan pada
sidang pertama. Berdasarkan hak ini, tergugat menyusun jawaban yang berisi tanggapan
menyeluruh terhadap gugatan. Jawaban yang seperti itu dalam praktik disebut jawaban
pertama.

B. Menurut saya bisa saja, karena eksepsi dan bantahan terhadap pokok perkara di dalam konteks
hukum acara memiliki makna yang sama yaitu sebuah tangkisan atau bantahan (objection).
Namun di dalam eksepsi ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut syarat-syarat atau
formalitas gugatan, yaitu jika gugatan yang diajukan mengandung cacat atau pelanggaran
formil yang mengakibatkan gugatan tidak sah yang karenanya gugatan tidak dapat diterima
(inadmissible).

2. Jelaskan apa yang harus dibuktikan oleh para pihak dalam suatu perkara dan siapa yang dibebani
permbuktian serta sebutkan dasar hukumnya.
Jawab :
Pembuktian merupakan suatu upaya untuk meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil-dalil
gugatan/bantahan dalil gugatan yang dikemukakan dalam suatu persengketaan di persidangan.
Dalam pasal 163 HIR/283 RBG diatur, barangsiapa yang mengaku mempunyai hak atau suatu
peristiwa, ia harus membuktikan adanya hak atau peristiwa itu. Hal-hal yang harus dibuktikan oleh
pihak yang berperkara adalah peristiwanya atau kejadian-kejadian yang menjadi pokok sengketa,
bukan hukumnya, sebab yang menentukan hukumnya adalah Hakim. Dari peristiwa yang harus
dibuktikan adalah kebenarannya, kebenaran yang harus dicari dalam hukum acara perdata adalah
kebenaran formil, sedangkan dalam hukum acara pidana adalah kebenaran materiil. Upaya mencari
kebenaran formil, berarti hakim hanya mengabulkan apa yang digugat serta dilarang mengabulkan
lebih dari yang dimintakan dalam petitum (vide-pasal 178 HIR/189 ayat (3) RBG).
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan alat bukti “Tulisan” atau “Surat” dan ada berapa macam serta
bagaimana kekuatan pembuktiannya ?
Jawab :
Alat Bukti Tulisan:
Pasal 1867 -1894 KUHPerdata ( BW ). Pengertian alat bukti tertulis atau surat adalah segala sesuatu
yang memuat tanda-tanda baca dimaksud mencurahkan isi hati dan buah pikiran dipergunakan
sebagai pembuktian.
Alat-alat bukti yang sah menurut hukum acara perdata sebagaimana diatur dalam pasal 164
HIR/284 RBG, yaitu :
• Surat-surat,
• Saksi-saksi,
• Pengakuan,
• Sumpah,
• Persangkaan hakim.
Alat bukti surat dikategorikan sebagai alat bukti tertulis, surat dibagi menjadi dua macam : akta dan
surat-surat lain yang bukan akta. Akta dibedakan menjadi : akta otentik dan akta dibawah tangan.
Fungsi akta secara formil (formalitas causa) merupakan pengakuan yuridis atas perbuatan hukum
serta sebagai alat bukti (probationis causa) adalah untuk pembuktian di kemudian hari dan sebagai
alat bukti. Kekuatan pembuktian akta meliputi : kekuatan pembuktian lahir yakni kekuatan
pembuktian yang didasarkan pada bentuk fisik/lahiriah sebuah maka memiliki kekuatan sebagai
akta sepanjang tidak terbukti sebaliknya, bagi yang menyangkal harus dapat membuktikan
sebaliknya. Kekuatan pembuktian formil menyangkut benar tidaknya pernyataan oleh orang yang
bertanda tangan di dalam akta tersebut, kekuatan pembuktian formil ini memberi kepastian
tentang peristiwa mengenai pejabat dan para pihak benar menyatakan dan melakukan apa yang
dimuat dalam sebuah akta. Kekuatan pembuktian materiil memberikan kepastian tentang peristiwa
mengenai pejabat atau para pihak menyatakan dan melakukan seperti yang dimuat dalam akta
sehingga memberikan kepastian tentang materi suatu akta.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Saksi Yang Tidak Mampu Secara Absolut” dan “Saksi Yang
Tidak Mampu Secara Relatif”, serta siapa-siapa saja yang digolongkan ke kelompok masing-masing
saksi tersebut.
Jawab :
Yang dimaksud dengan Saksi Yang Tidak Mampu Secara Absolut adalah Saksi dimana hakim dilarang
mendengar kesaksian mereka karena saksi dan terdakwa ada hubungan keluarga, semenda,
suami/istri Sedangkan saksi yang tidak mampu secara relatif yakni mereka yang tidak mampu
secara nisbi/relatif. Mereka ini didengar, tetapi tidak sebagai saksi. Misalnya, anak yang belum
mencapai umur lima belas tahun, orang gila.

5. Sebutkan dan jelaskan macam-macam alat bukti “Sumpah” dan bagaimana kekuatan pembuktian
“Sumpah Pemutus” (decisoir eed).
Jawab :
Macam-macam alat bukti “sumpah”:
 Decisoir/sumpah pemutus yaitu sumpah yang oleh pihak satu (boleh penggugat atau tergugat)
diperintahkan kepada pihak yang lain untuk menggantungkan pemutusan perkara atas
pengucapan atau pengangkatan sumpah.
 Suppletoir/sumpah tambahan yaitu sumpah tambahan atas perintah hakim kepada salah satu
pihak yang berperkara supaya dengan sumpah itu dapat diputuskan perkara itu atau dapat
ditentukan jumlah uang yang dikabulkan.
 Aestimatoire/sumpah penaksir adalah sumpah yang diterapkan untuk menentukan jumlah ganti
rugi atau harga barang yang digugat.
Makna sumpah pemutus yakni memiliki daya kekuatan memutuskan perkara atau mengakhiri
perselisihan. Jadi, sumpah pemutus ini mempunyai sifat dan daya litis decisoir, yang berarti
pengucapan sumpah pemutus:
a) dengan sendirinya mengakhiri proses pemeriksaan perkara;
b) diikuti dengan pengambilan dan menjatuhkan putusan berdasarkan ikrar sumpah yang
diucapkan;
c) dan undang-undang melekatkan kepada sumpah pemutus tersebut nilai kekuatan pembuktian
sempurna, mengikat, dan menentukan.

8. Pelaksanaan putusan (eksekusi) adalah suatu tindakan paksa yang dilakukan Pengadilan kepada
pihak yang kalah untuk melaksanakan isi putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
(inkracht van gewijsde). Apakah setiap Putusan Pengadilan harus dilaksanakan Eksekusi? Jelaskan!
Jawab :
Setiap putusan haruslah dapat dieksekusi, karena tidak akan ada artinya jika putusan tidak dapat
dieksekusi, karena putusan hakim itu sewaktu-waktu akan menjadi putusan yang berkekuatan
hukum tetap. Tetapi ada juga putusan pengadilan yang tidak dapat dieksekusi, yaitu putusan hakim
yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap tidak dapat dieksekusi, alasannya: Karena harta
kekayaan tereksekusi tidak ada. Karena putusan bersifat deklaratoir (pernyataan). Barang yang
menjadi objek eksekusi berada ditangan pihak ketiga. Eksekusi tidak dapat dijalankan terhadap
penyewa.

9. Apa yang Saudara ketahui tentang :


 Testimonium de Auditu,
 Ontsplitsbare Aveu,
 Uitvoerbaar bij voorraad.
Jawab :
 Testimonium de auditu : merupakan kesaksian atau keterangan karena mendengar dari
orang lain.Artinya ia tidak melihat atau mendengar, mengalami, melihat langsung suatu
peristiwa pokok perkara.
 Onsplitsbare Aveu : (Pengakuan yang tidak boleh dipisah-pisahkan).Menurut Sudikno bahwa
terhadap pengakuan yang tidak boleh dipisah-pisahkan (onsplitsbare aveu) itu
pembuktiannya dibebankan kepada penggugat.
 uitvoerbaar bij voorraad : sebagai putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu (dari vonis
atau arrest). Sifatnya dilaksanakan segera dengan mengindahkan kemungkinan perlawanan,
banding atau kasasi. Artinya, setiap orang yang mengajukan gugatan di pengadilan berhak
untuk meminta kepada majelis hakim agar permintaan putusan serta merta-nya (uitvoerbaar
bij voorraad) dapat dikabulkan.

Anda mungkin juga menyukai