10040019228
Hukum Acara Tata Usaha Negara
Putusan Akhir
Putusan akhir ialah putusan hakim yang berdasarkan wewenang diberikan oleh
hukum memutus suatu perkara / lsengketa antara dua belah pihak atau lebih di
pengadilan. Setidaknya terdapat empat kemungkinan jenis putusan akhir yang
diucapkan oleh hakim dalam sengketa perdata, yakni :
Putusan Sela
Putusan sela yaitu putusan yang bersifat sementara dan bukan merupakan putusan
akhir. Putusan ini biasanya diucapkan hakim sebelum putusan akhir dikarenakan
adanya permintaan dari pihak Tergugat dalam bentuk eksepsi yang meminta agar
hakimmemutus perkara tersebut terlebih dahulu karena pihak gugatan yang diajukan
oleh Penggugat tidak memenuhi syarat formil. Artinya, hakim tidak perlu memutus
perkara tersebut sampai akhir atau tidak perlu masuk kepada pokok perkara
memeriksa bukti - bukti karena syarat formil gugatan yang diajukan oleh pihak
Penggugat tidak terpenuhi. Tidak dipenuhinya syarat formil tersebut seperti gugatan
yang diajukan oleh pihak Penggugat salah pengadilan. Contohnya Penggugat
seharusnya mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Namun
ternyata dalam prakteknya mengajukangugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Dalam beberapa literatur, terdapat beberapa jenis putusan sela tersebut, yaitu :
1. Putusan Preparatoir, yaitu putusan yang tidak berpengaruh pada pokok perkara
atau putusan akhir. Contohnya hakim membuat putusan sela dikarenakan ingin
menggabungkan dua perkara yang dianggap sama atau hakim membuat putusan
sela dikarenakan menolak diundurnya pemeriksaan saksi.
2. Putusan Interlucutoir, yaitu putusan yang mempengaruhi bunyi putusan akhir.
Contohnya hakim membuat putusan sela terkait pemeriksaan saksi, pemeriksaan
setempat atau pemeriksaan untuk mendengar keterangan ahli.
3. Putusan Incidenteel / Insidentil, yakni putusan yang memiliki hubungandengan
suatu insiden yaitu peristiwa atau kejadian yang berakibat menghentikan suatu
persidangan. Contohnya hakim membuat putusan sela yangdimana membolehkan
pihak intervensi (voeging, vrijwaring, tussenkomst) masuk dalam suatu perkara
perdata.
4. Putusan Provisioneel / Provisi, yaitu putusan yang dibuat oleh hakim untuk
melakukan penundaan terhadap suatu tindakan tertentu yang dilakukan oleh
Tergugat. Contohnya dalam perkara sengketa tanah, biasanya hakim membuat
putusan yang memerintahakan kepada Tergugat agar tidak melakukan tindakan
apapun termasuk menjual tanah yang disengketakan sampai adanya putusan
akhir yang berkekuatan hukum tetap.