TINJAUAN PUSTAKA
yang dimana oleh hakim sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk
menyelesaikan suatu perkara atau masalah antar pihak. Bukan hanya yang
1
kekuatan sebagai putusan sebelum diucapkan di persidangan oleh hakim.
atau fakta secara mapan, mempuni dan faktual, serta cerminan etika, mentalitas,
Putusan akhir dalam suatu sengketa yang diputuskan oleh hakim yang
1
Sudikno Mertokusumo. 2006. Hukum Acara Perdata Indonesia. Edisi ketujuh. Yogyakarta: Liberty.
2
Lilik Mulyadi, 2010, Seraut Wajah Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana Indonesia, Bandung:
PT Citra Aditya Bakti, hlm.129
13
hukuman ini pelaksanaannya dapat dipaksakan kepada para pelanggar hak
tanpa pandang bulu baik dalam Hukum Acara Perdata maupun Hukum Acara
prestasi dan atau pemberian ganti rugi kepada pihak yang telah dirugikan atau
atau denda.3
Dalam Pasal 196 ayat (1) HIR/Pasal 185 ayat (1) RBG dinyatakan
a. Putusan sela
105), putusan sela adalah putusan yang dijatuhkan sebelum putusan akhir
pemeriksaan perkara. Putusan sela disinggung dalam pasal 185 ayat (1) HIR
atau Pasal 48 RV, yang dimana hakim dapat mengambil atau menjatuhkan
putusan yang bukan putusan akhir yang dijatuhkan pada saat proses
3
Sarwono. 2011. Hukum Acara Perdata Toeri dan Praktik. Jakarta: Sinar Grafika. hlm 53
14
pemeriksaan berlangsung. Namun, putusan ini merupakan satu kesatuan
menjatuhkan putusan akhir. Dalam teori dan praktiknya, utusan sela dapat
1. Putusan Preparatoir
2. Putusan Interlocutoir
pihak, sumpah dan putusan yang memerintahkan salah satu pihak untuk
membuktikan sesuatu.
3. Putusan Incidenteel
4
Ahmad Mujahidin, Pembaharuan Hukum Acara Peradilan Agama, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012,
231.
15
Putusan Incidenteel adalah putusan yang berhubungan dengan insiden,
prosedur peradilan biasa. Misalnya seperti kematian kuasa dari satu pihak,
4. Putusan Provisioneel
b. Putusan Akhir
5
Ahmad Mujahidin, Pembaharuan Hukum Acara Peradilan Agama, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012, 232
6
Ahmad Mujahidin, Pembaharuan Hukum Acara Peradilan Agama, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012, 233
16
yang berperkara dan diajukan kepada pengadilan.Putusan atau yang lazim
disebut dengan istilah end vonis dapat ditinjau dalam berbagai segi. 7
amar yang menyatakan atau menegaskan tentang suatu keadaan atau yang
sah menurut hukum. 8 Dalam putusan ini dinyatakan hukum tertentu yang
dituntut atau dimohon oleh penggugat atau pemohon ada atau tidak ada,
tanpa mengakui adanya hak atas suatu prestasi tertentu. Oleh karena itu,
kekuatan mengikat.9
10
amarnya menciptakan suatu keadaan hukum yang baru, baik yang
7
Abdul Manan, Penerapan hukum acara perdata di lingkungan pengadilan agama , Jakarta:
Kencana,2008. Hal 308
8
M.Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata , hlm 876
9
Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Jogyakarta, 1993, Hal.175
10
7H. Riduan Syahrani, S.H., Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, PT. Citra Aditya Bakti
Bandung, Cet. V, 2009
11
M.Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata , hlm 876
17
c. Putusan Condemnatoir adalah putusan yang dijatuhkan oleh hakim dengan
4. Pertimbangan Hakim
keadilan (ex aequo et bono) dan mengandung kepastian hukum, di samping itu juga
hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, dan cermat. Apabila pertimbangan
hakim tidak teliti, baik, dan cermat, maka putusan hakim yang berasal dari
pembuktian, dimana hasil dari pembuktian itu kan digunakan sebagai bahan
terjadi, guna mendapatkan putusan hakim yang benar dan adil. Hakim tidak dapat
12
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Acara Perdata Indonesia, cet V, Bandung: P.T Citra Aditya
Bakti,1992. Hal.165
18
menjatuhkan suatu putusan sebelum nyata baginya bahwa peristiwa/fakta tersebut
hubungan hukum antara para pihak. Selain itu, pada hakikatnya pertimbangan
13
hakim hendaknya juga memuat tentang hal-hal sebagai berikut :
a) Pokok persoalan dan hal-hal yang diakui atau dalil-dalil yang tidak
disangkal.
segala campur tangan pihak kekuasaan ekstra yudisial, kecuali hal-hal sebagaimana
wewenang yudisial bersifat tidak mutlak karena tugas hakim alah menegakkan
rasa keadilan rakyat Indonesia. Pasal 24 ayat (2) menegaskan bahwa: kekuasan
kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
13
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, cet V (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
2004), h.140-142
19
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
oleh sebuah mahkamah konstitusi. Kebebasan hakim perlu pula dipaparkan posisi
hakim yang tidak memihak Pasal 5 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009. Istilah tidak
hakim harus memihak yang benar. Dalam hal ini tidak diartikan tidak berat sebelah
Tahun 2009 Pasal 5 ayat (1): “Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak
membeda-bedakan orang”.14
1. Hak Cipta
(secara harfiah artinya hak salin). Hak cipta adalah hak eksklusif atau hak
yang hanya dimiliki si pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengatur
penggunaan hasil karya atau hasil olah gagasan ataupun informasi tertentu.
Pada dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan"
atau hak untuk menikmati suatu karya. Hak cipta juga sekaligus
14
Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, (Jakarta, Rineka Cipta, 1996),h.94-95
20
ciptaan. 15 Dikarenakan hak eksklusif itu mengandung nilai ekonomis yang
tidak semua orang bisa membayarnya, maka untuk adilnya hak eksklusif
dalam hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas.16 Pasal 1 ayat
definisi hak cipta sebagai berikut : Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta
lain untuk melakukan hal yang sama dalam batasan hukum yang berlaku. Hal
yang terpenting yaitu hak mengizinkan pemegang hak cipta untuk mencegah
pihak lain yang ingin memperbanyak tanpa izin. 17 Hak cipta adalah hak
hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta
merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". 18 Hak cipta dapat juga
sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku
15
Harris Munandar dan Sally Sitanggang, Mengenal HAKI (Hak Kekayaan Intelektual : Hak Cipta,
Paten, Hak cipta dan Seluk- Beluknya), Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta, 2015, hlm.21
16
Nico Kansil, Pengantar Umum Mengenai Hak Cipta, Paten dan Merek, Yan Apul, Jakarta, 2004, hlm.
15
17
Abdulkadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2001, hlm.41
18
Endang Purwaningsih, Intellectual Property Rights, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005, hlm.2
21
tertentu yang terbatas. Hak ekslusif adalah hak yang semata-mata
diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh
tentang hak cipta mengandung pengertian dan sifat hak cipta, yaitu :
Hak cipta adalah hak eksklusif. Dari definisi tersebut, hak cipta dalam
hak eksklusif, yang dimana diartikan sebagai hak eksklusif karena hak cipta
selaku pemilik hak, atau orang yang menerima hak dari pencipta tersebut
(pemegang hak). Pemegang hak cipta yang bukan pencipta ini hanya
memiliki sebagian dari hak eksklusif tersebut yaitu hanya berupa hak
19
Insan Budi Maulana, Bianglala Hak Kekayaan Inetelektual, Hecca Mitra Utama, Jakarta, 2005,
hlm.22-24
20
Endang Purwaningsih, Intellectual Property Rights, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005, hlm 97.
22
ekonominya saja. 21 Hak cipta itu merupakan hak yang bersifat khusus
istimewa atau eksklusif yang diberikan kepada pencipta atau pemegang hak
cipta. Dengan hak yang bersifat khusus ini berarti tidak ada orang lain yang
Hak yang bersifat khusus, tunggal, maupun monopoli meliputi hak pencipta
ciptaannya dan memberi izin kepada orang lain untuk mengumumkan atau
Dalam melaksanakan hak yang bersifat khusus ini, baik pencipta, pemegang
hak cipta, maupun orang lain yang telah diberi izin untuk mengumumkan
pembatasan-pembatasan tertentu.24
Hak cipta yang berkaitan dengan kepentingan umum yang dimana hak cipta
21
Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di
Indonesia, Alumni, Bandung, 2003, hlm. 85-86
22
Harsono Adisumarto, Hak Milik Intelektual Khususnya Hak Cipta, Akademika Pressindo, Jakarta,
2000, hlm. 52.
23
Hendra Tanu Atmadja, Perlindungan Hak Cipta Musik atau Lagu, Penerbit Hatta Internasional,
Jakarta, 2004, hlm. 49
24
CST. Kansil, Hak Milik Intelektual (Hak Milik Perindustrian dan Hak Cipta), Sinar Grafika, Jakarta,
2011, hl. 23.
23
25
masyarakat atau umum yang juga turut memanfaatkan ciptaan seseorang.
immaterial yang dapat beralih atau dialihkan kepada orang lain baik untuk
Hak cipta dapat beralih maupun dialihkan yang dimana pengalihan dalam
25
M. Hutauruk, Peraturan Hak Cipta Nasional, Erlangga, Jakarta, 2012, hlm.31.
26
Hendra Tanu Atmadja, Op.Cit, hlm. 51
27
Suyud Margono, Hukum Hak Cipta Indonesia: Teori dan Analisis Harmonisasi Ketentuan World
Trade Organization/WTO- TRIPs Agreement, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010. hlm 14-15
24
a. Waktu: misalnya lama produksi suatu barang sekian tahun,
b. Jumlah: misalnya jumlah produksi barang sekian unit dalam satu tahun
Tahun 2014 dapat ditentukan unsur-unsur dari hak cipta, yaitu sebagai
29
berikut: a) Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang
28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, maka dapat dilihat adanya perbedaan
menjadi pemegang hak cipta yang merupakan pemilik dari hak cipta,
bahwa ciptaan yang telah diterbitkan tapi tidak diketahui nama penciptanya
atau hanya tertera nama samaran, dalam hal ini, hak cipta atas ciptaan
28
Suyud Margono, Hukum Hak Cipta Indonesia: Teori dan Analisis Harmonisasi Ketentuan World
Trade Organization/WTO- TRIPs Agreement, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010. hlm 15
29
Budi Agus Riswandi dan M. Syamsuddin, Hak Kekayaan Intelektual Dan Budaya Hukum, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 31
30
CJT. Simorangkir, Hak Cipta Lanjutan II, Djambatan, Jakarta, 2009, hlm. 39
25
31
tersebut dipegang oleh negara untuk kepentingan penciptanya.
puluh) hari sejak ciptaan itu diumumkan untuk pertama kali di Indonesia, c)
berkaitan dengan hak cipta dengan Negara Republik Indonesia dan yang
perlindungan hak cipta dan hak lain yang berkaitan dengan hak cipta.
memberikan kepuasan, tetapi dari segi yang lain karya cipta tersebut
sebenarnya juga memiliki arti ekonomi. Hal ini rasanya perlu dipahami, dan
31
Otto Hasibuan, Hak Cipta di Indonesia, Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu , Neighboring Right, dan
Collecting Society, Alumni, Bandung, 2008, hlm. 19.
32
Ibid, hlm. 113
26
sepantasnya hak itu dapat diperoleh secara cuma-cuma. 33 Hak ekonomi ini
selalu berbeda, baik terminologinya, jenis hak yang diliputnya, dan ruang
lingkup dari tiap jenis hak ekonomi tersebut. Hak cipta sebagai hak
ciptaan tersebut. Demikian pula dengan memberi izin kepada pihak lain
dari perbuatan tersebut. Hal ini memang wajar jika pencipta/pemegang hak
cipta ikut serta mendapat bagian keuntungan, karena pihak yang diberi izin
33
Syafrinaldi, Hukum Tentang Perlindungan Hak Milik Intelektual dalam Menghadapi Era Global. UIR
Press, Riau, 2002, hlm. 25
34
Abdulkadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Intelektual, Citra Adtya Bakti, Bandung, 2001,
hlm.19
35
Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek- Aspek Hukumnya, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 45
27
2. Hak Cipta Lagu
36
dikatakan perlindungannya menjadi masalah serius di Indonesia. Bahkan
perlindungan hukum terhadap hak cipta lagu atau musik tersebut. Khusus di
bidang hak cipta atas karya cipta musik dan lagu, persoalan yang dihadapi
menyanyikan lagu-lagu orang lain tidak perlu meminta izin kepada pencipta
dan atau pemegang hak ciptanya dan tidak perlu membayar royalty. Mereka
bebas menggunakan- nya untuk kegiatan hiburan tanpa terikat lagi kepada
pencipta dan atau pemegang hak cipta, padahal dalam aktivitas mereka, para
jarang dari karya cipta orang lain. Hal ini disebabkan kurangnya
36
Hulman Panjaitan, Lisensi Pengumuman Musik/Lagu dan Aspek Hukumnya, dalam Majalah
POTRET, Nopember-Desember 2009, halaman 61. Lihat juga artikel “Pemahaman Hak Cipta Rendah,
Pembajakan Lagu Marak” oleh Hulman Panjaitan dalam harian Suara Pembaruan, 3 Agustus 2009.
28
Tidak terdapat pengaturan khusus tentang pengertian hak cipta lagu
dan/atau musik di dalam UUHC yang dimana berarti hanya sebagai salah
lain yang dicantumkan dalam Pasal 40 UUHC. Tepatnya diatur dalam Pasal
40 ayat (1) sub (d), yaitu ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks.
Oleh karena itu, terhadap lagu dan/atau musik berlaku semua aturan umum
yang juga berlaku untuk karya lainnya, kecuali disebutkan secara khusus
tidak berlaku. Terkait dengan pengaturan hak cipta lagu dan musik dalam
37
lebih jauh akan menciptakan kerancuan karena:
sebuah puisi, sementara puisi termasuk ciptaan karya sastra yang mendapat
37
Otto Hasibuan, Hak Cipta Di Indonesia, Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, Neightboring Rights dan
Collecting Society, Bandung: PT. Alumni, 2008, hal. 146.
29
3) Ketiga, dalam UUHC diakui bahwa pemusikmerupakan salah satu unsur
dari pelaku yang merupakan pemegang hak terkait. Akan tetapi, tidak ada
penjelasan apakah pemusik yang disebut sebagai pelaku itu adalah peñata
Pengertian karya cipta lagu dan musik dijelaskan dalam Pasal 12 ayat
(1) huruf d UUHC terdapat rumusan pengertian lagu atau musik sebagai
berikut: “lagu atau musik dalam undangundang ini diartikan sebagai karya
yang bersifat utuh sekalipun terdiri atas unsur lagu atau melodi, syair atau
adalah bahwa lagu atau musik tersebut merupakan satu kesatuan karya
38
bahwa :
b) Lagu atau musik bisa dengan teks, bisa juga tanpa teks;
c) Lagu atau musik merupakan suatu karya cipta yang utuh, jadi unsur melodi,
lirik, aransemen, notasi dan bukan merupakan ciptaan yang berdiri sendiri.
Putusan pengadilan niaga harus disampaikan oleh juru sita kepada para
pihak paling lama 14 hari sejak putusan diucapkan. Upaya hukum yang
dapat dilakukan terhadap putusan tersebut dapat berupa kasasi dan tidak ada
38
Van Hoeve, Ensiklopedia Indonesia Buku 4, (Jakarta: Ichtiar Baru), hlm. 141.
30
upaya banding, yang dimana permohonan kasasi ini dapat diajukan 14 hari
sejak tanggal putusan pengadilan niaga itu diucapkan dalam sidang terbuka
Mahkamah Agung dalam jangka waktu paling lama 14 hari sejak jangka
niaga melalui paniteranya paling lama 7 hari sejak putusan kasasi diucapkan.
39
Permohonan penetapan sementara diajukan secara tertulis oleh Pencipta,
39
Geofani Milthree Saragih, Penegakan Hukum Atas Hak Cipta di Indonesia, Pekanbaru, Fakultas
Hukum Universitas Riau, 2020, hlm 20-21
31
Pemegang Hak Cipta, pemilik Hak Terkait atau kuasanya kepada pengadilan
Hak Terkait
keperluan pembuktian
32
dan Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman dilakukan melalui undang-undang
tersendiri. 40
atau musik oleh masyarakat tidak begitu menonjol di masa lalu. Akan tetapi,
urgen, malah mutlak. Para Pencipta dan juga Negara akan kehilangan
pendapatan ekonomi yang sangat besar jika tidak adanya peranan LMK.
Para pencipta lagu atau musik tidak mungkin dapat mengontrol pemakaian
atau pemanfaatan ciptaan lagu atau musik lalu menagih hak royaltinya
pemakaian, maupun sarana atau alat yang digunakan. Pada banyak negara,
40
Agus Iskandar, Jurnal Ilmiah: “Kewenangan Pengadilan Niaga dalam Penyelesaian Sengketa Bisnis,”
Vol. 7 No. 1, Universitas Bandar Lampung, 2012
33
tersebut. Campur tangan Pemerintah atau Negara dalam hal ini memang
41
hak-haknya. Ada dua alasan mengapa perlu wadah atau organisasi untuk
Cipta;
meminta izin
khususnya Pencipta dan pemilik hak terkait. Salah satu bagian penting yang
terdapat dalam Undang-Undang tentang Hak Cipta yang baru ini antara lain
41
P.F.Bonifasius Lumban Gaol, WEWENANG LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF NASIONAL
(LMKN) DALAM MENARIK, MENGHIMPUN DAN MENDISTRIBUSIKAN ROYALTI DITINJAU
DARI PERMENKUMHAM NOMOR 29 TAHUN 2014, Semarang, Fakultas Hukum UNNES, 2017,
hlm 79.
34
Kolektif (LMK), yang dimana semua pencipta harus menjadi anggotanya,
lembaga inilah yang nantinya akan mengelola hak ekonomi Pencipta dan
angin segar untuk Pencipta dan Pelaku seni lainnya. Ramli mengatakan
Pencipta dan Pemilik Hak Terkait dan Pencipta akan dilindungi luar biasa.
42
perlindungan lainnya yang terdapat di dalam UU Hak Cipta yang baru.
Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang
42
P.F.Bonifasius Lumban Gaol, WEWENANG LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF NASIONAL
(LMKN) DALAM MENARIK, MENGHIMPUN DAN MENDISTRIBUSIKAN ROYALTI DITINJAU
DARI PERMENKUMHAM NOMOR 29 TAHUN 2014, Semarang, Fakultas Hukum UNNES, 2017,
hlm 80.
35
a. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
ilmupengetahuan;
pantomim;
e. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni
ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni
terapan;
f. Arsitektur;
g. Peta;
h. Seni batik;
i. Fotografi;
j. Sinematografi;
36
format, hiasan, warna dan susunan atau tata letak huruf yang
sekalipun terdiri atas unsur lagu atau melodi; syair atau lirik,
gambar.
37
dengan skala tertentu.
dikembangkan.
38
tari pilihan.
tersebut.
dalamnya, walaupun lagu atau musik diciptakan dengan atau tanpa teks.
Kententuannya sudah jelas bahwa lagu dan musik termasuk dalam ruang
lingkup ciptaan yang dilindungi oleh Undang- Undang Hak Cipta. Jika
dicermati hak cipta sebagai hak milik maka perlu adanya perlindungan
pencipta, ciptaan yang dilindungi dan hak-hak yang melekat kepada pencipta
39
atau yang berkaitan dengan ciptaannya. Pengaturan ini membawa
mengeksploitasi hasil karyanya dan pihak lain dilarang untuk meniru hasil
kreatif yang diciptakan olehnya. Suatu karya agar dapat dilindungi hak cipta
harus bersifat asli (original), rampung (fixed), dan merupakan suatu bentuk
musik tidak hanya diperlukan bagi pencipta dengan alasan nilai ekonomis
ataupun menjaga kreatifitas dan keorisinilan dari sebuah karya seni dan ilmu
pengetahuan, namun juga perlu diperhatikan tujuan yang lebih besar lagi
adalah menjaga harkat dan martabat bangsa terhadap negara lain. Hubungan
yang terjadi bukan hanya pada sisi antar personal atau sebuah badan hukum,
HKI yang dilakukan oleh negara lain atau klaim secara sepihak oleh warga
negara lain terhadap hasil cipta karya pencipta dalam negeri. Perlindungan
dilindungi. Arti kata dilindungi disini akan berkorelasi pada tiga tujuan
40
hukum, yakni; Pertama, kepastian hukum artinya dengan dilindunginya HKI
akan sangat jelas siapa sesungguhnya pemilik atas hasil karya intelektual
maka akan ada manfaat yang akan diperoleh terutama bagi pihak yang
pihak yang memegang hak atas HKI dengan manfaat berupa pembayaran
41