Anda di halaman 1dari 15

PUTUSAN

PUTUSAN PENGADILAN
PENGADILAN

Eko Sasmito, S.H., M.H.


.
 Putusan Hakim adalah suatu pernyataan yg oleh Hakim sbg
pejabat negara yg diberi wewenang untuk itu, diucapkan
di persidangan & bertujuan utk mengakhiri atau menyele
saikan suatu perkara atau masalah antar pihak (Sudikno M)
 Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yg diucapkan
dlm sidang pengadilan terbuka, yg dapat berupa pemidana
an atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dlm
hal serta menurut cara yg diatur dlm UU (Ps 1 (11) KUHAP)
 Putusan adalah suatu pernyataan hakim sbg pejabat nega
ra yg diucapkan di muka persidangan dg tujuan untuk me
ngakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa
antara para pihak yg saling berkepentingan (Ps 189 R.Bg &
penjelasann pasal 60 UU-PA)
.
Azas Putusan Hakim
Memuat dasar alasan yg jelas & rinci >> berdasar pertimba
ngan yg jelas & cukup. Dasar pertimbangan dari pasal pera
turan perUU; Hk kebiasaan; Yurisprudensi; Dokrin hukum
Wajib mengadili seluruh bagian gugatan >> harus menyelu ruh
memeriksa & mengadili setiap segi gugatan. Tidak han ya
sebagian & mengabaikan selebihnya
Tidak boleh mengabulkan melebihi tuntutan >> tidak boleh
mengabulkan melebihi tuntutan (karena hakim dpt diang gap
telah melampaui batas wewenang & dinyatakan cacat)
Diucapkan di muka umum >> semua putusan hanya sah &
mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan dlm sidang
terbuka untuk umum
.
Putusan Hakim
Unanimous >> putusan pengadilan yg diputus berdasar
kan suara bulat dari para hakim yg mengadili perkara
Concurring opinion >> apabila pendapat seorang hakim
mengikuti /sependapat dg pendapat hakim yg mayoritas
tentang amar putusan, akan tetapi berbeda dlm pertim
bangan hukum (legal reasoning) nya,
Dissenting Opinion >> apabila seorang hakim berbeda
pendapat dg hakim yg mayoritas, baik tentang pertim
bangan hukum maupun amar putusannya. Pendapat hakim
tsb dimuat dlm putusan secara lengkap dan diletakkan
sebelum amar putusan).
.
Jenis Putusan Hakim
a. Putusan sela >> Hakim dapat menjatuhkan putusan
yg bukan putusan akhir pada saat proses pemeriksaan
ber langsung. Putusan tidak berdiri sendiri, merupakan
satu kesatuan dg putusan akhir mengenai pokok perka
ra. Berisi perintah yg harus dilakukan pihak berperkara
untuk memudahkan hakim menyelesaikan pemeriksaan
perkara, sebelum menjatuhkan putusan akhir.
Putusan Preparatoir >> putusan sela yg diperguna kan
untuk mempersiapkan putusan akhir. Putusan ini tidak
mempunyai pengaruh atas pokok perkara atau putusan
akhir karena putusannya dimaksudkan untuk
mempersiapkan putusan akhir.
.
2. Putusan Interlocutoir >> putusan sela yg berisi perin tah
mengadakan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap bukti-
bukti yg ada pada para pihak yg sedang berperkara & para
saksi yg dipergunakan untuk menentukan putusan akhir.
Putusan Interlocutoir dapat mempengaruhi putusan akhir
karena hasil dari pemeriksaan terhadap alat-alat bukti
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan membuat
keputusan akhir, a.l. :
a. Memerintahkan pemeriksaan keterangan ahli
b. Memerintahkan pemeriksaan setempat
c. Memerintahkan pengucapan / pengangkatan sumpah
d. Memerintahkan pemanggilan para saksi berdasarkan
e. Memerintahkan pemeriksaan pembukuan perusahaan yg
terlibat sengketa oleh akuntan publik yg independen.
.
.
3. Putusan Insidentil >> putusan sela yg berhubungan
dg insident / peristiwa yg dapat menghentikan proses
peradilan biasa untuk sementara.
Putusan atas tuntutan agar pihak penggugat
mengada kan jaminan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan putusan serta merta.
Memperbolehkan pihak ketiga turut serta dlm suatu
perkara (voeging, tusschenkomst,vrijwaring) dsb.
4. Putusan provisional / prvisionele beschikking >> yg
bersifat sementara / interm award (temporaru dispo
sal) yg berisi tindakan sementara menunggu putusan
akhir mengenai pokok perkara dijatuhkan.
.
Putusan provisional dilaksanakan terlebih dahulu dg
alasan yg sangat mendesak demi kepentingan salah satu
pihak. Misalnya:
Putusan dalam perkara perceraian dimana pihak istri
mohon agar diperkenankan meninggalkan tempat tinggal
bersama suami selama dalam proses persidangan
berlangsung.
Putusan yg menyatakan bahwa suami yg digugat oleh
istrinya karena telah melalaikan kewajiban nya untuk
memberikan nafkah kepada anak istri nya, agar suami
tersebut dihukum untuk memba yar nafkah terlebih
dahulu kepada anak istrinya sebelum putusan akhir
dijatuhkan, dsb.
.
b. Putusan akhir
Putusan akhir (eindvonnis) >> putusan yang mengakhiri
perkara perdata pada tingkat pemeriksaan (tingkat
pertama/PN, banding/PT, kasasi/MA)
Putusan Declaratoir >> putusan yg hanya menegaskan /
menyatakan suatu keadaan hukum (misal: keabsah an anak
angkat menurut hukum, putusan ahli waris yg sah, putusan
pemilik atas suatu benda yg sah.
Putusan Constitutief (Pengaturan) >> putusan yg dapat
meniadakan suatu keadaan hukum / menimbul kan suatu
keadaan hukum yg baru (misal putusan tentang perceraian,
seseorang jatuh pailit, putusan tidak berwenangnya
pengadilan menangani perkara).
.
3. Putusan Condemnatoir (Menghukum)
Putusan yg bersifat menghukum pihak yg dikalahkan
dlm persidangan utk memenuhi prestasi. Umum nya
terjadi karena hubungan perikatan / terjadi wan
prestasi (misal : hukuman utk meyerahkan sebidang
tanah & bangunan sbg pelunasan utang; hukuman
utk membayar sejumlah uang; hukuman membayar
ganti rugi; menyerahkan barang jaminan, dsb)
Putusan condemnatoir ini mempunyai kekuatan me
ngikat thd salah satu pihak yg dikalahkan dlm per
sidangan untuk memenuhi prestasinya sesuai dg
perjanjian yg telah mereka sepakati bersama ditam
bah dg bunga, biaya persidangan dan eksekusi.
. Kekuatan hukum putusan
Putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap dalam perkara perdata
a.Kekuatan Mengikat (Bindende Kracht)
Putusan yang mempunyai kekuatan hukum mengikat
(bindende kracht) adalah suatu putusan hakim yang
tidak bisa ditarik kembali, walaupun ada verzet,
banding atau kasasi, berarti putusan telah
mempunyai kekuatan hukum tetap sehingga
mengikat.
.b. Kekuatan Pembuktian (Bewijzende Kracht)
Putusan telah diperoleh suatu kepastian tentang suatu peristiwa,
karena setiap sarana yg memberi kejelasan peristiwa memiliki
kekuatan pembuktian (walau tidak memiliki kekuatan mengikat pihak
ketiga, tetapi memi liki kekuatan pembuktian terhadap pihak ketiga).
c. Kekuatan Eksekutorial (Executoriale Kracht)
Putusan harus dapat dilaksanakan (dieksekusi) scr paksa. Putusan tidak
berarti apabila tidak dapat dilaksanakan, karena putusan menetapkan
hak untuk direalisasi, yaitu kekuatan untuk dilaksanakan apa yang
telah ditetapkan dalam putusan itu secara paksa oleh alat negara.
Putusan Pidana
Putusan pengadilan yang bukan putusan akhir :
1.Putusan>> pernyataan pengadilan tidak berwenang me
meriksa perkara (onbevoegde verklaring) 148 (1) KUHAP
Putusan >> pernyataan dakwaan PU batal (nietig verkla
ring van de acte van verwijzing), 156 (1); 143 (3) KUHAP
Putusan >> pernyataan bahwa dakwaan PU tidak dapat
diterima (niet ontvankelijk verklaard), Pasal 156 ayat (1)
KUHAP. (daluarsa, nebis in idem, aduan)
Putusan yg penundaan pemeriksaan perkara sebab ada
perselisihan prejudisiel (perselisihan kewenangan)
(dibutuhkan putusan perdata, misal 284 KUHP)
.
B. Putusan pengadilan yang merupakan putusan
akhir (eind vonnis) :
1. Putusan yang menyatakan terdakwa
dibebaskan dari dakwaan (vrijspraak) Pasal
191 ayat (1) KUHAP.
2. Putusan yang menyatakan bahwa terdakwa
dilepaskan dari segala tuntutan hukuman
(ontslag van alle rechtsvervolging) Pasal 191
ayat (2) KUHAP.
3. Putusan yang berisi suatu pemidanaan
(verordening) Pasal 193 ayat (1) KUHAP
 .
PUTUSAN PTUN (Pasal 108 (1) UU 5 / 1986)
 Amar Putusan (Pasal 97 (7) Gugatan Ditolak; Gugatan
Dikabulkan; Gugatan Tidak Diterima; Gugatan Gugur.
 Putusan Diucapkan Dalam Sidang Terbuka Untuk
Umum (108 ayat 1);
 Apabila Salah Satu Pihak / Kedua Belah Pihak Tidak
Hadir Pada Waktu Putusan Pengadilan Diucapkan, Atas
Perintah Hakim Ketua Sidang, Salinan Putusan
Disampaikan Dengan Surat Tercatat Kepada ybs;
 Tidak Dipenuhinya Ketentuan Sebagaimana Dimaksud
Ayat (1) Berakibat Putusan Pengadilan Tidak Sah dan
Tidak Mempunyai Kekuatan Hukum.

Anda mungkin juga menyukai