. Putusan Hakim adalah suatu pernyataan yg oleh Hakim sbg pejabat negara yg diberi wewenang untuk itu, diucapkan di persidangan & bertujuan utk mengakhiri atau menyele saikan suatu perkara atau masalah antar pihak (Sudikno M) Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yg diucapkan dlm sidang pengadilan terbuka, yg dapat berupa pemidana an atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dlm hal serta menurut cara yg diatur dlm UU (Ps 1 (11) KUHAP) Putusan adalah suatu pernyataan hakim sbg pejabat nega ra yg diucapkan di muka persidangan dg tujuan untuk me ngakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para pihak yg saling berkepentingan (Ps 189 R.Bg & penjelasann pasal 60 UU-PA) . Azas Putusan Hakim Memuat dasar alasan yg jelas & rinci >> berdasar pertimba ngan yg jelas & cukup. Dasar pertimbangan dari pasal pera turan perUU; Hk kebiasaan; Yurisprudensi; Dokrin hukum Wajib mengadili seluruh bagian gugatan >> harus menyelu ruh memeriksa & mengadili setiap segi gugatan. Tidak han ya sebagian & mengabaikan selebihnya Tidak boleh mengabulkan melebihi tuntutan >> tidak boleh mengabulkan melebihi tuntutan (karena hakim dpt diang gap telah melampaui batas wewenang & dinyatakan cacat) Diucapkan di muka umum >> semua putusan hanya sah & mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan dlm sidang terbuka untuk umum . Putusan Hakim Unanimous >> putusan pengadilan yg diputus berdasar kan suara bulat dari para hakim yg mengadili perkara Concurring opinion >> apabila pendapat seorang hakim mengikuti /sependapat dg pendapat hakim yg mayoritas tentang amar putusan, akan tetapi berbeda dlm pertim bangan hukum (legal reasoning) nya, Dissenting Opinion >> apabila seorang hakim berbeda pendapat dg hakim yg mayoritas, baik tentang pertim bangan hukum maupun amar putusannya. Pendapat hakim tsb dimuat dlm putusan secara lengkap dan diletakkan sebelum amar putusan). . Jenis Putusan Hakim a. Putusan sela >> Hakim dapat menjatuhkan putusan yg bukan putusan akhir pada saat proses pemeriksaan ber langsung. Putusan tidak berdiri sendiri, merupakan satu kesatuan dg putusan akhir mengenai pokok perka ra. Berisi perintah yg harus dilakukan pihak berperkara untuk memudahkan hakim menyelesaikan pemeriksaan perkara, sebelum menjatuhkan putusan akhir. Putusan Preparatoir >> putusan sela yg diperguna kan untuk mempersiapkan putusan akhir. Putusan ini tidak mempunyai pengaruh atas pokok perkara atau putusan akhir karena putusannya dimaksudkan untuk mempersiapkan putusan akhir. . 2. Putusan Interlocutoir >> putusan sela yg berisi perin tah mengadakan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap bukti- bukti yg ada pada para pihak yg sedang berperkara & para saksi yg dipergunakan untuk menentukan putusan akhir. Putusan Interlocutoir dapat mempengaruhi putusan akhir karena hasil dari pemeriksaan terhadap alat-alat bukti dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan membuat keputusan akhir, a.l. : a. Memerintahkan pemeriksaan keterangan ahli b. Memerintahkan pemeriksaan setempat c. Memerintahkan pengucapan / pengangkatan sumpah d. Memerintahkan pemanggilan para saksi berdasarkan e. Memerintahkan pemeriksaan pembukuan perusahaan yg terlibat sengketa oleh akuntan publik yg independen. . . 3. Putusan Insidentil >> putusan sela yg berhubungan dg insident / peristiwa yg dapat menghentikan proses peradilan biasa untuk sementara. Putusan atas tuntutan agar pihak penggugat mengada kan jaminan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan putusan serta merta. Memperbolehkan pihak ketiga turut serta dlm suatu perkara (voeging, tusschenkomst,vrijwaring) dsb. 4. Putusan provisional / prvisionele beschikking >> yg bersifat sementara / interm award (temporaru dispo sal) yg berisi tindakan sementara menunggu putusan akhir mengenai pokok perkara dijatuhkan. . Putusan provisional dilaksanakan terlebih dahulu dg alasan yg sangat mendesak demi kepentingan salah satu pihak. Misalnya: Putusan dalam perkara perceraian dimana pihak istri mohon agar diperkenankan meninggalkan tempat tinggal bersama suami selama dalam proses persidangan berlangsung. Putusan yg menyatakan bahwa suami yg digugat oleh istrinya karena telah melalaikan kewajiban nya untuk memberikan nafkah kepada anak istri nya, agar suami tersebut dihukum untuk memba yar nafkah terlebih dahulu kepada anak istrinya sebelum putusan akhir dijatuhkan, dsb. . b. Putusan akhir Putusan akhir (eindvonnis) >> putusan yang mengakhiri perkara perdata pada tingkat pemeriksaan (tingkat pertama/PN, banding/PT, kasasi/MA) Putusan Declaratoir >> putusan yg hanya menegaskan / menyatakan suatu keadaan hukum (misal: keabsah an anak angkat menurut hukum, putusan ahli waris yg sah, putusan pemilik atas suatu benda yg sah. Putusan Constitutief (Pengaturan) >> putusan yg dapat meniadakan suatu keadaan hukum / menimbul kan suatu keadaan hukum yg baru (misal putusan tentang perceraian, seseorang jatuh pailit, putusan tidak berwenangnya pengadilan menangani perkara). . 3. Putusan Condemnatoir (Menghukum) Putusan yg bersifat menghukum pihak yg dikalahkan dlm persidangan utk memenuhi prestasi. Umum nya terjadi karena hubungan perikatan / terjadi wan prestasi (misal : hukuman utk meyerahkan sebidang tanah & bangunan sbg pelunasan utang; hukuman utk membayar sejumlah uang; hukuman membayar ganti rugi; menyerahkan barang jaminan, dsb) Putusan condemnatoir ini mempunyai kekuatan me ngikat thd salah satu pihak yg dikalahkan dlm per sidangan untuk memenuhi prestasinya sesuai dg perjanjian yg telah mereka sepakati bersama ditam bah dg bunga, biaya persidangan dan eksekusi. . Kekuatan hukum putusan Putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam perkara perdata a.Kekuatan Mengikat (Bindende Kracht) Putusan yang mempunyai kekuatan hukum mengikat (bindende kracht) adalah suatu putusan hakim yang tidak bisa ditarik kembali, walaupun ada verzet, banding atau kasasi, berarti putusan telah mempunyai kekuatan hukum tetap sehingga mengikat. .b. Kekuatan Pembuktian (Bewijzende Kracht) Putusan telah diperoleh suatu kepastian tentang suatu peristiwa, karena setiap sarana yg memberi kejelasan peristiwa memiliki kekuatan pembuktian (walau tidak memiliki kekuatan mengikat pihak ketiga, tetapi memi liki kekuatan pembuktian terhadap pihak ketiga). c. Kekuatan Eksekutorial (Executoriale Kracht) Putusan harus dapat dilaksanakan (dieksekusi) scr paksa. Putusan tidak berarti apabila tidak dapat dilaksanakan, karena putusan menetapkan hak untuk direalisasi, yaitu kekuatan untuk dilaksanakan apa yang telah ditetapkan dalam putusan itu secara paksa oleh alat negara. Putusan Pidana Putusan pengadilan yang bukan putusan akhir : 1.Putusan>> pernyataan pengadilan tidak berwenang me meriksa perkara (onbevoegde verklaring) 148 (1) KUHAP Putusan >> pernyataan dakwaan PU batal (nietig verkla ring van de acte van verwijzing), 156 (1); 143 (3) KUHAP Putusan >> pernyataan bahwa dakwaan PU tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard), Pasal 156 ayat (1) KUHAP. (daluarsa, nebis in idem, aduan) Putusan yg penundaan pemeriksaan perkara sebab ada perselisihan prejudisiel (perselisihan kewenangan) (dibutuhkan putusan perdata, misal 284 KUHP) . B. Putusan pengadilan yang merupakan putusan akhir (eind vonnis) : 1. Putusan yang menyatakan terdakwa dibebaskan dari dakwaan (vrijspraak) Pasal 191 ayat (1) KUHAP. 2. Putusan yang menyatakan bahwa terdakwa dilepaskan dari segala tuntutan hukuman (ontslag van alle rechtsvervolging) Pasal 191 ayat (2) KUHAP. 3. Putusan yang berisi suatu pemidanaan (verordening) Pasal 193 ayat (1) KUHAP . PUTUSAN PTUN (Pasal 108 (1) UU 5 / 1986) Amar Putusan (Pasal 97 (7) Gugatan Ditolak; Gugatan Dikabulkan; Gugatan Tidak Diterima; Gugatan Gugur. Putusan Diucapkan Dalam Sidang Terbuka Untuk Umum (108 ayat 1); Apabila Salah Satu Pihak / Kedua Belah Pihak Tidak Hadir Pada Waktu Putusan Pengadilan Diucapkan, Atas Perintah Hakim Ketua Sidang, Salinan Putusan Disampaikan Dengan Surat Tercatat Kepada ybs; Tidak Dipenuhinya Ketentuan Sebagaimana Dimaksud Ayat (1) Berakibat Putusan Pengadilan Tidak Sah dan Tidak Mempunyai Kekuatan Hukum.