SENGKETA PERTANAHAN
1
Mujahid A. Latief, Kebijakan Reformasi Hukum, Suatu Rekomendasi (jilid II), Komisi
Hukum Nasional RI, Jakarta, 2007, hlm. 283
1
kekuasaan kehakiman tercantum pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor
48 Tahun 2009.
b. Kewajiban Hakim
bebas, jujur dan tidak memihak disidang pengadilan dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam Pasal 1 ayat (9) KUHAP, hakim tidak
boleh menolak perkara dengan alasan tidak ada aturan hukumnya atau
2
Ibid., hal 122
2
Hakim Ketua dalam memeriksa perkara di sidang pengadilan
Penggugat dan Tergugat atau terdakwa dan saksi (Pasal 153 KUHAP).
Dalam Pasal 196 ayat (1) HIR/Pasal 185 ayat (1) RBG dinyatakan
a. Putusan Sela
3
Mengenai Putusan sela disinggung dalam pasal 185
ayat (1) HIR atau Pasal 48 RV. Menurut pasal tersebut, hakim
lain:
1) Putusan Preparatoir
4
yang memerintahkan Tergugat supaya menghadap
2) Putusan Interlocutoir
3) Putusan Insidentil
5
sementara. Misalnya Kematian kuasa dari salah satu
4) Putusan provisionil
pihak. 3
b. Putusan akhir
1) Putusan Declaratoir
3
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata. Sinar Grafika, Jakarta , 2004, hlm. 20
6
Putusan declaratoir adalah putusan yang hanya
yang sah.
perkara.
pengadilan. Misalnya:
7
a) Hukuman untuk meyerahkan sebidang tanah
setempat.
Masalah tanah adalah masalah yang menyangkut hak rakyat yang paling
niilai sosial, oleh karena itulah kepentingan pribadi atas tanah tersebut
8
dikorbankan guna kepentingan umum. Ini dilakukan dengan pelepasan hak atas
tanah dengan mendapat ganti rugi yang tidak berupa uang semata akan tetapi
juga berbentuk tanah atau fasilitas lain. Beberapa permasalahan tanah, bisa
ringan bahkan konflik yang besar dan berat hal ini dialami oleh semua
bagaimana kita menyikapinya dengan cara lapangkah, atau bahkan cara yang
kepemilikan tanah yang jelas maupun karena kepemilikan tanah yang tidak
jelas, dan sengketa tanah terjadi karena ada sebuah kepentingan dan hak.
kepemilikan, yang menimbulkan akibat hukum antara satu dengan yang lain. 4
hukum yang bermula dari pengaduan sesuatu pihak (orang atau badan) yang
berisi keberatan-keberatan dan tuntutan hak atas tanah, baik terhadap status
4
Winardi, Aspek Hukum Sengketa Dalam Ekonomi, Setara Press, Malang 20015
9
tanah, prioritas, maupun kepemilikannya dengan harapan dapat memperoleh
berlaku.5
mempunyai kepentingan berbeda terhadap satu atau beberapa obyek hak atas
2. Tuntutan pengembalian tanah atas dasar ganti rugi yang belum selesai,
3. Tumpang tindih status tanah atas dasar klaim bekas eigendom, tanah
milik adat dengan bukti girik, dan/ atau Verponding Indonesia, tanah
meningkat.
pemanfaatan tanah.
5
Murad Rusmadi, Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah. CV Mandar Maju,
Bandung 2010 Hlm 64
6
Lubis, Mhd. Yamin dan Abd. Rahim Lubis, Hukum Pendaftaran Tanah, Mandar Maju,
Bandung 2010. Hlm 113
10
4. Plurarisme hukum tanah di masa kolonial.
kepemilikan tanah.
tanah.
7. Reformasi.
tanah.
9. Sistem peradilan.
Menurut Kepala Badan Pertanahan Nasional Pusat, setidaknya ada tiga hal
adalah ada tanah yang dimiliki oleh dua orang dengan memiliki
sertifikat masing-masing.
7
Kepala Badan Pertanahan Nasional Pusat.
11
yang cenderung kapitalistik dan liberalistik. Atas nama pembangunan
Akibatnya, secara legal (de jure), boleh jadi banyak tanah bersertifikat
telah membelinya dari para petani atau pemilik tanah, tetapi tanah
12
sengketa tanah tidak akan ada habisnya karena tanah mempunyai arti sangat
tanah, ketiadaan persepsi yang sama antara sesama pengelola negara mengenai
pada masa lalu yang mengakibatkan pada era reformasisekarang ini muncul
antara lain Harga tanah yang meningkat dengan cepat, kondisi masyarakat
yang semakin sadar dan peduli akan kepentingan dan haknya, iklim
1. Luas tanah yang tersedia terbatas, tapi di sisi lain kebutuhan akan
Setelah diusut dan diteliti semua kasus sengketa tanah yang terjadi
8
Saidi Djakfar, Seputar Masalah Hukum Perdata Dan Agraria, Prenada Media Gruop,
Jakarta 2008 Hlm 112
13
Berbagai kasus pertanahan yang menyangkut nasib ribuan warga itu pun
warga (rakyat biasa) yang bersengketa dengan suatu instansi yang mempunyai
Sifat permasalahan dari suatu sengketa ada beberapa macam antara lain.
pemegang hak yang sah atas tanah yang berstatus hak atas tanah yang
(bersifat strategis).
14
4. Pendaftaran hak atas tanah termasuk peralihan dan penerbitan tanda
bukti haknya.
alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu
kepentingan antara siapa dengan siapa. Sadar akan pentingnya tanah untuk
tempat tinggal atau kepentingan lainnya menyebabkan tanah yang tidak jelas
masih ada yang diperubutkan, hal ini terjadi karena masyarakat sadar akan
kepentingan dan haknya, selain itu harga tanah yang semakin meningkat.
dan tuntutan hak atas tanah, baik terhadap status tanah, prioritas, maupun
Peraturan yang berlaku kasus pertanahan itu timbul karena adanya klaim,
yang berisi kebenaran dan tuntutan terhadap suatu keputusan tata usaha Negara
di bidang pertanahan yang telah ditetapkan oleh Pejabat tata usaha Negara di
9
Murad Rusmadi, Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah. CV Mandar Maju,
Bandung 2010 Hlm 68
15
dirasakan merugikan hak-hak mereka atas suatu bidang tanah tersebut. Dengan
administrasi dengan apa yang disebut koreksi serta merta dari Pejabat yang
Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah), ada pada Kepala Badan Pertanahan
Nasional.
dan sebagainya.
C. Perlindungan Hukum
bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif,
baik yang lisan maupun yang tertulis. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
perlindungan hukum sebagai suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu
16
penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan
kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya
akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya. Berkaitan dengan konsumen,
Keadilan dibentuk oleh pemikiran yang benar, dilakukan secara adil dan
jujur serta bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.Rasa keadilan dan
10
Satjipto Rahardjo, Ilmu hukum, Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V 2000, Bandung. hlm.
53.
11
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, magister Ilmu
Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2003, hlm. 14.
12
Ishaq, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009. hlm. 43
17
Perlindungan hukum bila dijelaskan harfiah dapat menimbulkan banyak
sebenarnya dalam ilmu hukum, menarik pula untuk mengurai sedikit mengenai
terhadap hukum agar tidak ditafsirkan berbeda dan tidak cederai oleh aparat
penegak hukum dan juga bisa berarti perlindungan yang diberikan oleh hukum
terhadap sesuatu.
terhadap semua pihak sesuai dengan status hukumnya karena setiap orang
secara tidak langsung pula hukum akan memberikan perlindungan pada tiap
hubungan hukum atau segala aspek dalam kehidupan masyarakat yang diatur
oleh hukum.
18
Undang.Pembenarannya terletak pada kegunaan untuk melaksanakan ketentuan
penjelasan yang harus menuju kepada pelaksanaan yang dapat diterima oleh
konkrit.Metode interpretasi ini adalah sarana atau alat untuk mengetahui makna
undang-undang.13
diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang
(pemaksaan), baik yang secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka
hal, yakni:
13
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2009. hlm. 40
14
Philipus M.Hadjon, Op.Cit., hlm. 5.
19
pancasila.Perlindungan hukum hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan
beberapa diantaranya yang cukup populer dan telah akrab di telinga kita,
Konsumen yang pengaturannya mencakup segala hal yang menjadi hak dan
dan hak atas kekayaan industri. Pengaturan mengenai hak atas kekayaan
warga masyarakat yang satu dengan yang lain. Hubungan tersebut harus
dilakukan menurut norma atau kaidah yang berlaku. Adanya kaidah hukum itu
20
secara normal dan damai. Mengenai tujuan perlindungan hukum dapat
sengketa
sifatnya tidak sekedar adaptif, dan fleksibel, melainkan juga prediktif dan
diberikan kepada setiap subyek hukum sesuai aturan hukum, baik itu yang
bersifat represif , tertulis atau tidak tertulis, dalam rangka menegakkan sebuah
peraturan hukum. Dan pada hakekatnya setiap orang dan hal yang berkaitan
subyek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun
yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis. Dengan kata lain
dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki konsep bahwa hukum
15
Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Remaja Rusdakarya,
Bandung, 1993, hlm.118
21
memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan
kedamaian.
antara satu dengan yang lain. Sebagai makhluk sosial maka sadar atau tidak
oleh hukum. Perbuatan hukum terdiri dari perbuatan hukum sepihak seperti
pembuatan surat wasiat atau hibah, dan perbuatan hukum dua pihak seperti
antara dua atau lebih subyek hukum, hubungan mana terdiri atas ikatan antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Dalam hubungan hukum
ini hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan kewajiban
Tiap hubungan hukum tentu menimbulkan hak dan kewajiban, selain itu
ketegangan dan konflik maka tampil hukum yang mengatur dan melindungi
subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif
22
maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan
kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum, yaitu
konsep Rule of Law karena lahirnya konsep-konsep tersebut tidak lepas dari
manusia, konsep rechtsct muncul di abad ke-19 yang pertama kali dicetuskan
hukum lahir dari suatu ketentuan hukum dan segala peraturan hukum yang
23
masyarakat dan antara perseorangan dengan pemerintah yang dianggap
pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang laindan
Sedangkan menurut Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra bahwa hukum dapat
diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang
bersifat preventif maupun dalam bentuk yang bersifat represif, baik yang
16
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum , Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 53
17
Ibid., hlm. 69
18
Ibid., hlm. 54
19
Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Remaja Rusdakarya,
Bandung, 1993, hlm. 118
24
secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka menegakkan peraturan
hukum.
dalam bukunya nicomachean ethics, teori keadilan sosial John Rawl dalam
bukunya a theory of justice dan juga Ahmad Ali dalam Menguak Teori Hukum
berdasarkan filsafat umum Aristoteles, mesti dianggap sebagai inti dari filsafat
keadilan”21.
unit. Inilah yang sekarang lazim di pahami tentang kesamaan dan yang
20
Theo Huijber, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Cet. VIII, Kanisius,
Yogyakarta, 1995, hlm. 196
21
Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum Perspektif Historis, Nuansa dan Nusamedia,
Bandung, 2004, hlm. 25
25
hukum. Kesamaan proporsional memberi tiap orang apa yang menjadi haknya
yang kedua dalam hukum perdata dan pidana. Keadilan distributif dan korektif
sama-sama rentan terhadap problema kesamaan atau kesetaraan dan hanya bisa
26