1 Inisiatif untuk beracara Negara yang diwakili Penuntut Mereka yang merasa haknya
Umum dilanggar pihak lain
6 Tingkat pemeriksaan Melalui dua tahapan tingkat Hanya melalui satu tahapan
pemeriksaan tingkat pemeriksaan, yaitu di
q Pendahuluan hadapan sidang pengadilan
q Sidang pengadilan
7 Beban pembuktian Menjadi tugas jaksa penuntut Di bagi antara para pihak yang
umum (JPU) bersengketa
The carrying out of some act or course of conduct to its completion. In Criminal
Law, the carrying out of a death sentence.
The process whereby an official, usually a sheriff, is directed by an appropriate judicial writ to seiz
e and sell as much of adebtor's nonexempt property as is necessary to satisfy a court's monetary j
udgment.
With respect to contracts, the performance of all acts necessary to render a contract complete as
an instrument, whichconveys the concept that nothing remains to be done to make a complete an
d effective contract.
With regard to seizures of property, executions are authorized in any action or proceeding in whic
h a monetary judgment isrecoverable and in any other action or proceeding when authorized by st
atute. For example, the victim of a motor vehicleaccident may institute a civil lawsuit seeking dam
ages from another party. If the plaintiff wins the lawsuit and is awardedmoney from the defendant
as a part of the verdict, the court may authorize an execution process to pay the debt to the
plaintiff.
Ordinarily, execution is achieved through a legal device known as a writ of execution. The writ ser
ves as proof of the propertyowed by the defendant, who is called the Judgment
Debtor, to the plaintiff, or Judgment
Creditor. The writ of executioncommands an officer of the court, usually a sheriff, to take the prop
erty of the debtor to satisfy the debt. Ordinarily, a writ ofexecution cannot be issued until after an a
ppropriate court issues a judgment or decree determining the rights and liabilities ofthe parties inv
olved.
PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN
(Bab XIX KUHAP)
Pasal 270 KUHAP Pelaksanaan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap dilakukan oleh
jaksa, yang untuk itu panitera mengirimkan salinan surat
putusan kepadanya.
Pasal 271 Dalam hal pidana mati pelaksanaannya
dilakukan tidak dimuka umum dan menurut ketentuan
undang-undang Penetapan Presiden No. 2/1964 LN. 1964
No. 38 tanggal 27 April 1964 tentang TATA-CARA
PELAKSANAAN PIDANA MATI YANG DIJATUHKAN OLEH
PENGADILAN DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM DAN
MILITER dan Instruksi Jaksa Agung RI Nomor : INS-
006/J.A/4/1995 Tentang Pelaksanaan Buku Panduan
Penanganan Perkara Pidana Umum
PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN
(BAB X UU NO. 48/2009)
Pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara pidana dilakukan oleh
jaksa.
Pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara perdata dilakukan
oleh panitera dan juru sita dipimpin oleh ketua pengadilan.
Putusan pengadilan dilaksanakan dengan memperhatikan nilai
kemanusiaan dan keadilan.
Ketua pengadilan wajib mengawasi pelaksanaan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pasal 52 dalam perkara pidana, salinan putusan selain diberikan
kepada para pihak, juga kepada instansi yang terkait dengan
pelaksanaan putusan (lembaga pemasyarakatan, rumah tahanan dan
kejaksaan)
Dalam hal salinan putusan tidak disampaikan, ketua pengadilan yang
bersangkutan dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis
dari Ketua Mahkamah Agung
Pasal 36 ayat (4) UUKK
.
Amar putusan 2
1 Menyatakan Terdakwa …………………… terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan ”TINDAK PIDANA KORUPSI” ;
2 Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu)
tahun 6 (enam) bulan dan pidana denda sebesar Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar
diganti dengan pidana kurungan pengganti pidana denda selama 2 (dua)
bulan ;
3 Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari lamanya pidana yang dijatuhkan ;
4 Menghukum pula Terdakwa untuk membayar uang pengganti sebesar Rp
220.000.000,00 (dua ratus dua puluh juta rupiah) dan jika Terdakwa tidak
membayar uang pengganti paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah
putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka
harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang
pengganti, dalam hal Terdakwa tidak mempunyai harta benda yang
mencukupi untuk membayar uang pengganti, maka
dipidana dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan ;
5 Menetapkan barang bukti berupa :
Amar putusan 3
- Menerima permintaan banding dari Penuntut Umum tersebut ;
- Memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Donggala Nomor 54/Pid.B/2015/ PN.Dgl,
tanggal 27 Mei 2015, sehingga amar putusan selengkapnya menjadi sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa ……….. telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “Dengan sengaja turut serta mengangkut hasil hutan kayu
yang tidak dilengkapi secara bersama-sama Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan ;
2. Menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun
dan denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dengan ketentuan denda
tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu) bulan ;
3. Menyatakan masa penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;
4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan ;
5. Menetapkan barang bukti berupa :
- 21 (dua puluh satu) batang kayu berbentuk bantalan jenis rimba campuran ;
Dirampas untuk Negara ;
- 1 (satu) unit Mobil Truck merek Mitsubishi Canter warna kuning kas
merah nomor registrasi DN 8614 VD ; Dikembalikan kapada pemiliknya atas nama ….. ;
6. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua
tingkat peradilan, yang untuk tingkat banding sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus
rupiah) ;
AMAR PUTUSAN
KASUS PERDAGANGAN ORANG