Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

I. LatarBelakang

Dalamputusanpengadilankhususnyaperdata,pelaksanaanputusandibagimenjadi
dua bagian yaitu secara sukarela dan dipaksa melalui lembaga eksekusi
atasperintahkepalapengadilanberdasarkandenganputusanmajelishakimterkait.Pemaksaa
n untuk menjalankan putusan pengadilan bukan tanpa sebab, hal ini terjadikarena
pelaksanaan putusan pengadilan merupakan puncak dari suatu proses peradilanperdata.

Eksekusi disebut peristiwa penting dan nyata yang terjadi sebagai akibat
dariproseshukumperdatayangsedangditempuhterhadapkekuatanhukumtetapdariputusan
hakim (Inkracht van gewisde).1Putusan hakim yang dapat dilakukan eksekusiadalah
putusan hakim yang bentuknya condemnatoir (penghukuman) sedangkan untukhakim
yang menjatuhkan putusan declaratoir atau constituetif tidak dapat dilakukaneksekusi
sebab amarnya tidak mengandung unsur memerintahkan. Hal itu karena
keduakeputusaninitidakmengandung hakuntukmendapatkan keuntungan,maka
akibathukumnya tidak tergantung pada bantuan atau kehendak yang kalah, jadi tidak
perludipaksakan menjalankannya, berbeda dengan putusan penghukuman dimana salah
satumendapatkan keuntungan atas pihak yang kalah dan terkadang dalam
keberjalanannyapihak yang kalah tidak menuruti putusan yang diberikan oleh
pengadilan, dan
dapatmenimbulkankerugianlainbagipihakyangmenang.Maka,dalamhalinipihakpemenan
g bisa mengajukan permohonan eksekusi untuk memaksa pihak yang
kalahmelakukanhalyangdiputuskan oleh pengadilan.

Dalam pengambilan keputusan oleh hakim yang berujung pada eksekusi


apabilapihak tidak sukarela menyerahkan atau melakukan hal yang dipertintahkan
prosedurnyadiatur oleh ketentuan hukum. Hakim diatur oleh HIR Pasal 195-224 dan
RBG Pasal206-258.. Pasal 195-208 HIR dan Pasal 224 HIR, atau Pasal 206-240 RBG
dan Pasal258 RBG, masih berlaku, namun Pasal 209-223 HIR atau Pasal 242-257 RBG
yangmengaturtentangpenyanderaan(Gijzeling),sudahtidaksahlagi.Seorangdebituryang

1
LilikMulyadi,HukumAcaraPerdataTeoridanPraktekPeradilandiIndonesia,cet.2.ed.revisi,
Jakarta,Djambataan,hlm.276.
tidakmampumembayarutangnyatidakdapatlagidisanderauntukmemaksakerabatnya
membayar kewajibannyamenurutsyarat-syaratpidananya.2

Eksekusi atas dasar putusan pun dengan prosedur pengambilan putusan


memangsudahdiatursecarasitematis,rigid,dancukupjelasdalamundang-
undangnamundalamkeberjalanannyasendirimasihbanyakhalyangmenjadikendalalembag
aeksekusi utamanya untuk peradilan perdata dalam menjalankan tugasnya
khususnyadalamhal ini adalah eksekusi untuk non-putusan pengadilan.

II. RumusanMasalah

1. Bagaimanaurgensihadirnyalembaga eksekusiperdatadi Indonesia?


2. Bagaimanalembagaeksekusimenjalankantugasnyaberdasarkanhukumyangberla
kudiIndonesia?
3. Bagaimana tantangan lembaga eksekusi dalam eksekusi non-
putusanpengadilanperkaraperdata?

2
M.YahyaHarahap.2005,PermasalahanEksekusiBidangPerdata,SinarGrafika,hlm2
PEMBAHASAN

I. Pembahasan

Istilah"pelaksanaanputusan"berasaldariistilah"eksekusi",yangdalambahasaIndo
nesiaberarti"pelaksanaanputusan".Eksekusisamadenganmelaksanakan putusan
(tenuitvoer legging van vonnissen), pelaksanaan tata kelolatata proses yang
tertuang dalam HIR/RBg merupakan satu kesatuan yang tidakdapat dipisahkan
dari pelaksanaan. HIR/RBg Pasal 195 sampai dengan Pasal
224HIR/Pasal206sampaidenganPasal258RBgmengaturtentangtatacarapelaksanaan
putusan/putusan hakim pengadilan yang merupakan salah satu dasarterjadinya
proseseksekusi.3

Lembagaeksekusiyangmerupakansalahsatulembagayangsangatberpengaruhdal
ampelaksanaaneksekusiyangmerupakanketerpaksaanpelaksanaan putusan hakim
oleh pihak yang kalah tentu memiliki
peranyangsangatpenting.Halinidisebabkanolehaturanyangmengaturdimanaamarpu
tusanyangmengandungcondemnatoirataupenghukumanharuslahdilaksanakanagarp
ihakterkaitmendapatkanhaknyasesuaiapayangsudahdiputuskanoleh hukum
positifyangberlaku.

Banyakorangyangtidakmelakukanprestasidalamkeberjalananputusanmembuatk
eberadaanlembagaeksekusiperdatasangatpentingkehadirannya,selainmemaksapara
pihakyangdalamhalinikalah,lembagainijugamempermudah para pihak terkait
untuk mengurus hal-halyang terkait dengankebendaanatau halyangia perjuangkan
dimejahijau.

Terhadappelaksanaanputusanhakim(eksekusi)dalamperkaraperdata,terdapat3
(tiga) jenis eksekusi,yaitu:

a) Eksekusiputusanhakimmenghukumseseoranguntukmembayarsejumlah
uang;
b) Eksekusiputusanhakimmenghukumseseoranguntukmelakukansuatuper
buatan;

3
Djamanat Samosir,HUKUM ACARA PERDATA Tahap-Tahap Penyelesaian Perkara Perdata, (Bandung:
NuansaAulia,2011), hlm.328
c) Eksekusiputusanhakimmenghukumseseoranguntukpengosonganbarang
tidak bergerak (eksekusi riil)

Dalampelaksanaan eksekusi,terdapattahap-tahapyangdilakukansebagai berikut:

a. Adanyapermohonaneksekusi

Setelah adanya putuan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap maka pada
dasarnyapemenuhan amar putusan tersebut harus dilaksanakan oleh pihak yang kalah secara
sukarela.Eksekusi akan dapat dijalankan apabila pihak yang kalah tidak menjalankan putuan
dengansukarela, dengan mengajukan permohonan eksekusi oleh pihak yang menang kepada
KetuaPengadilanNegeriyangberwenang.

b. Aanmaning

PermohonaneksekusimerupakandasarbagiKetuaPengadilanNegeriuntukmelakukanperingatan
atau aanmaning. Aanmaning merupakantindakandanupayayangdilakukanKetua Pengadilan
Negeri yang memutus perkara berupa “teguran” kepada Tergugat (yangkalah) agar ia
menjalankan isi putusan secara sukarela dalam waktu yang ditentukan
setelahKetuaPengadilanmenerimapermohonaneksekusidariPenggugat.Pihakyangkalahdiberik
an jangka waktu 8 (delapan) hari untuk melaksanakan isi putusan terhitung
sejakdebiturdipanggil untukmenghadapgunadiberikan peringatan.

c. Permohonansitaeksekusi

Setelah aanmaning dilakukan, ternyata pihakyang kalah tidak juga melakukan amar
dariputusanmakapengadilanmelakukansitaeksekusiterhadaphartapihakyangkalahberdasarkan
permohonan dari pihak yang menang. Permohonan tersebut menjadi dasar bagiPengadilan
untuk mengeluarkan Surat Penetapan yang berisi perintah kepada Panitera atauJuru Sita
untuk melakukan sita eksekusi terhadap harta kekayaan tergugat, sesuai dengansyarat dan tata
cara yang diatur dalam Pasal 197 HIR. Penetapan sita eksekusi merupakanlanjutan dari
penetapan aanmaning. Secara garis besar terdapat 2 (dua) macam cara
peletakansitayaitusitajaminandansitaeksekusi.Sitajaminanmengandungartibahwa,untukmenja
min pelaksanaan suatu putusan di kemudian hari, barang-barang yang disita tidak
dapatdialihkan, diperjualbelikan atau dengan jalan lain dipindah tangankan kepada orang
lain.Sedangkansitaeksekusiadalahsitayangditetapkandandilaksanakansetelahsuatuperkara
mempunyai putusanyang mempunyai kekuatan hukum tetap. Dalam sita
eksekusiharusdilakukandengan memperhatikan hal-hal sebagaiberikut:

 Mendahulukanpenyitaanbarangbergerak

Sitaeksekusibarudiperkenankanmenjangkaubarangtidakbergeraksepanjanghartabergeraktidak
lagi mencukupi nilaijumlahyangharus dilunasi.

 Jenis-jenisbarangbergerakyangdapat disitaeksekusi

Sitaeksekusiterhadapbarangbergerakmeliputisegalajenisbarangberupauangtunai,sura
t berhargadanbarangyangberadadi tangan pihakketiga.

 Yangdilarangdisita eksekusi

Yangdilarangadalahduahewandanperkakasyangdipergunakanolehyangbersangkuta
nsebagai alat (sarana)menjalankan mata pencaharian.

 Penetapaneksekusi

Setelah adanya permohonan sita eksekusi maka tahapselanjutnya adalah


dikeluarkannyaPenetapan Eksekusi yang berisi perintah Ketua Pengadilan Negeri kepada
Panitera dan jurusitauntuk menjalankan eksekusi.

 Lelang

SetelahPengadilanmengeluarkanPenetapanEksekusiberikutBeritaAcaraEksekusimaka
tahap selanjutnya adalah lelang. Lelang merupakan penjualan di muka umum hartakekayaan
termohon yang telah disita eksekusi atau menjual di muka umum barang sitaanmilik
termohon yang dilakukan di depan juru lelang atau penjualan lelang dilakukan
denganperantaraan atau bantuan kantor lelang dan cara penjualannnya dengan jalan harga
penawaransemakin meningkat atau semakin menurun melalui penawaran secara tertulis
(penawarandenganpendaftaran).Tujuanlelanginiadalahuntukpemenuhankewajibansitergugat.P
enggunaan kantor lelang dimaksudkan agar harga yang didapat tidak merugikan si
tergugatdansesuaidenganhargayangsewajarnyadipasaran.Hasillelangdigunakanuntukmembay
arkewajibanyangtelah ditetapkandalam putusanhakim.
Dalam menjalankan putusan eksekusi utamanya tentu lembaga eksekusi
menghadapibanyaktantanganutamanyaadalahapabilaeksekusitersebutberbentuknon-
putusanpengadilan. Dalam Pedoman Pelaksanaan Pengadilan Negeri ditentukan bahwa
bertentangandenganputusanKetuaPengadilanNegerisebelumnyabahwaputusantidakdapatdilak
sanakan dan barang tidak dapat diserahkan, Jaminan dibebaskan dari tanggungan
jikaditemukan kesalahandikemudianhari.Denganada atau tidakadanya salah
satufaktortersebut,makakeputusanketua PN dapat dicabut.

Dalam hal tersebut maka diperlukan suatu peraturan yang memberikan


kewenanganbaru kepada ketua pengadilan untuk memeriksa dan mengubah perintah eksekusi
yang dibuatoleh ketua sebelumnya. Peraturan tersebut harus menunjukkan bahwa ketua yang
akan datangtidak dapat mengundurkan diri. membatalkan keputusan eksekusi ketua
sebelumnya kecualimemenuhitigasyarat,yaitu:

a. Penetapanpencabutanmenetapkanbahwaputusantersebuttidakdapatdilaksanak
an;
b. Ketuabarumenemukankesalahanataukelalaian dalamkeputusan;dan
c. dilakukanataspermintaan pemohonuntukdieksekusi;
PENUTUP

Kesimpulan

Eksekusi disebut peristiwa penting dan nyata yang terjadi sebagai akibat dari
proseshukum perdata yang sedang ditempuh terhadap kekuatan hukum tetap dari putusan
hakim(Inkracht van gewisde).4Putusan hakim yang dapat dilakukan eksekusi adalah putusan
hakimyang bentuknya condemnatoir (penghukuman) sedangkan untuk hakim yang
menjatuhkanputusan declaratoir atau constituetif tidak dapat dilakukan eksekusi sebab
amarnya tidakmengandung unsur memerintahkan.Hal itu karena kedua keputusan initidak
mengandunghak untuk mendapatkan keuntungan, maka akibat hukumnya tidak tergantung
pada bantuanatau kehendakyang kalah, jadi tidakperlu dipaksakanmenjalankannya, berbeda
denganputusan penghukuman dimana salah satu mendapatkan keuntungan atas pihak yang
kalah danterkadang dalam keberjalanannya pihak yang kalah tidak menuruti putusan yang
diberikanoleh pengadilan,dan dapat menimbulkan kerugian lain bagi pihakyang
menang.Maka,dalam hal ini pihak pemenang bisa mengajukan permohonan eksekusi untuk
memaksa pihakyang kalah melakukan hal yang diputuskan oleh pengadilan. Maka dalam hal
ini keberadaanlembagaeksekusi sangatpenting.

Saran

Perludilakukanbeberapaperubahanaturanyangmenyangkutlembagaeksekusiperdatautamanyau
ntukeksekusinon-
putusanpengadilanagartidakterjadikerancuandalampelaksanaaneksekusikedepannya.

4
LilikMulyadi,HukumAcaraPerdataTeoridanPraktekPeradilandiIndonesia,cet.2.ed.revisi,
Jakarta,Djambataan,hlm.276.
DaftarPustaka

LilikMulyadi,HUKUM

ACARAPERDATAmenurutTEORIdanPRAKTIKPERADILANINDONESIA,

(Jakarta:Djambatan,2002), hlm.276.

LilikMulyadi,HukumAcaraPerdataTeoridanPraktekPeradilandi

Indonesia,cet.2.ed.revisi,Jakarta, Djambataan, hlm.276.

M.Yahya Harahap. 2005, Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Sinar Grafika, hlm

2Muhammad Nasir, HUKUM ACARA PERDATA,

(Jakarta:Djambatan,2003),hlm.194.SyafrialSiddik,2002,ReformasiMahkamahAgungda

lamEksekusiPerkaraPerdata

Anda mungkin juga menyukai