Anda di halaman 1dari 49

PELAKSANAAN PUTUSAN/EKSEKUSI

• Oleh : SANYOTO
• FAK HUKUM UNSOED
Hukum Eksekusi
1) M.Yahya Harahap, 2006, Ruang Lingkup
Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Sinar
Grafika, Cet.ke 2, Jakarta.
2) M.Khoidin, 2005, Problematika Eksekusi
Sertifikat Hak Tanggungan, LaksBang Pressindo,
Yogyakarta.
3) DRS.Wildan Suyuthi, SH.MH,2004, Sita dan
Eksekusi, Praktek Kejurusitaan Pengadilan, PT
Tata Nusa, Jakarta
4) Djazuli Bachar,SH ,1986, Eksekusi Putusan
Perkara Perdata segi Hukum dan Penegakan
Hukum, Akademika Pressindo, Jakarta
5) Ateng Afandi &Wahyu
Afandi,1983, Tentang
Melaksanakan Putusan Hakim
Perdata , Alumni, Bandung.

A
PENGERTIAN EKSEKUSI
1.sebagai tindakan hukum yang
dilakukan oleh pengadilan kepada
pihak yang kalah dalam suatu
perkara .
2.merupakan aturan dan tata cara
lanjutan dari proses pemeriksaan
perkara. Oleh karenanya eksekusi
merupakan tindakan yang
berkesinambungan dari seluruh
proses hukum acara perdata.
3. Pengaturan eksekusi terdapat pada
bab Kesepuluh Bagian Kelima HIR
atau Titel Keempat bagian Keempat
R.Bg.
4. eksekusi merupakan pelaksanaan
secara paksa putusan pengadilan
dengan bantuan kekuatan umum
apabila pihak yang kalah (tereksekusi
atau Tergugat) tidak mau
menjalankannya/melaksanakan
putusan secara sukarela
ASAS EKSEKUSI
1.Menjalankan/melaksanakan putusan yang telah
berkekuatan hukum tetap ( IVG).
• Eksekusi ialah tindakan yang dilakukan secara paksa terhadap
pihak yang kalah dalam perkara atau dapat dikatakan eksekusi
putusan adalah tindakan yang perlu dilakukan untuk memenuhi
tuntutan Penggugat kepada Tergugat.
• Putusan yang dapat dieksekusi adalah putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum eksekutorial. Sehingga pada
prinsipnya, hanya putusan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap yang dapat dijalankan. Oleh karenanya, pada
asasnya putusan yang dapat dieksekusi adalah:
-.
 putusan yang telah memperoleh
kekuatan hukum yang tetap
( ivg ),mengapa ????
- Karena dalam putusan yang telah
berkekuatan hukum tetap yang telah
terkandung wujud hubungan hukum yang
tetap dan pasti antara pihak yang
berperkara;
- Disebabkan hubungan hukum antara
pihak yang berperkara sudah tetap dan
pasti ; hubungan hukum itu mesti ditaati
dan mesti dipenuhi oleh pihak yang
dihukum (pihak Tergugat);
• Cara mentaati dan memenuhi hubungan
hukum yang ditetapkan dalam amar
putusan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap dapat dilakukan
atau dijalankan secara sukarela oleh
pihak Tergugat dan bila engan
menjalankan putusan secara sukarela,
hubungan hukum yang ditetapkan
dalam putusan harus dilaksanakan
dengan paksa dengan jalan bantuan
kekuatan umum
Eksekusi baru berfungsi sebagai tindakan
hukum yang sah dan memaksa terhitung sejak
tanggal putusan mempunyai kekuatan hukum
tetap dan pihak Tergugat (yang kalah) tidak
mau mentaati dan memenuhi putusan secara
sukarela.
Pengecualian terhadap asas ini, yaitu
eksekusi dapat dijalankan di luar putusan
yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, yaitu
a) pelaksanaan putusan atau eksekusi dapat dijalankan
terhadap putusan serta merta (uit voerbaar bij voeraad)ps 180
ayat 1 HIR/191ayat 1 RBG ;
b) pelaksanan putusan provisi(180 ayat 1 HIR/191ayat 1 RBG
;
c) pelaksanaan akta perdamaian( ps 130 HIR/154 RBG
d) pelaksanaan terhadap grose akta pengakuan Hutang.(ps
224HIR/258 RBG ) dan Akta Hak Tanggungan(UU 4/96 )
Jaminan Fiducia ( uu42/99 )—Eigenmachtige verkoop
2. Putusan tidak dilaksanakan
/dijalankan secara sukarela oleh Tergugat

Putusan dapat dijalankan secara sukarela atau secara


eksekusi. Pada prinsipnya eksekusi sebagai tindakan
paksa menjalankan putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap baru merupakan pilihan
hukum apabila pihak yang kalah (Tergugat) tidak
mau menjalankan isi putusan secara sukarela.
salah satu prinsip yang melekat pada eksekusi yaitu
menjalankan putusan secara paksa adalah merupakan
tindakan yang timbul apabila pihak Tergugat tidak
menjalankan putusan secara sukarela.
3.Putusan yang dapat dieksekusi
amar nya bersifat kondemnatoir.
Prinsip lain yang perlu dicermati adalah bahwa
hanya putusan yang amarnya bersifat Kondemnatoir
yang bisa dijalankan eksekusi, yakni putusan yang
amar atau dictumnya mengandung unsur
penghukuman/perintah utk melakukan, atau tdk
melakukan, membayar sejumlah uang ( ingat
prestasi dlm hk perikatan )
PUTUSAN YANG BERSIFAT
KONDEMNATOIR
Ciri-CiriNYA dalam Amar BERBUNYI ;/Ada perintah :
• 1. Menghukum T utk melakukan suatu perbuatan tertentu
• 2. . Menghukum T tidak melakukan suatu perbuatan
• 3. . Menghukum T menyerahkan sesuatu barang
• 4. . Menghukum T mengosongkan sebidang tanah dan / atau
bangunan
• 5. . Menghukum T menghentikan suatu perbuatan atau keadaan
• 6. . Menghukum T membayar sejumlah uang sbg Ganti Kerugian yg
meliputi Costen , Scaden, en interesten .

13/09/20 12
4. Eksekusi atas perintah dan di bawah
pimpinan ketua pengadilan negeri/KPA

Eksekusi dilakukan atas perintah dan di


bawah pimpinan Ketua Pengadilan
Negeri/KPA yaitu Pengadilan Negeri
/KPA yang dulu memeriksa dan
memutus perkara itu dalam tingkat
pertama.Pelaksananya adalah
panitera dan juru sita ( ps 197 ayat
1 )jo ps 36 ayat 2 UU 48/2009 ttg
Kekuasaan Kehakiman .
5.Eksekusi sesuai dengan amar
putusan yg dikabulkan Hakim( versi
Wildan Suyuti )
• Contohnya :
• 1.Mengabulkan Gugatan P sebagian .
• 2.Menghukum Tergugat Mengembalikan hutang
sebesar Rp.100.000.000;tanpa syarat.
• 3.menolak gugatan P yang selebihnya ,
Jenis Eksekusi menurut Prof.DR.
RM.Sudikno,SH ada 3
1) Membayar Sejumlah uang, ps 196 HIR, 208
Rbg
2) Melaksanakan perbuatan , ps 225HIR , ps
259 RBg,
3) Eksekusi Riil , Ps 200 ayat 11 HIR,218 ayat 2
Rbg, 1033 RV eksekusi riil dlm penjualan
lelang .yaitu pelaksanaan putusan hakim
yg memerintahkan mengosongkan benda
tetap kepada yg dikalahkan ttp perintah
itu tdk dilaksanakan scr skrl.
Tata cara eksekusi Riil
• Prinsipnya eksekusi baru dapat dijalankan apabila putusan
pengadilan telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Eksekusi
baru merupakan pilihan hukum apabila pihak Tergugat atau
tereksekusi tidak bersedia menjalankan putusan secara
sukarela.
• Tahap-tahap yang harus dilalui dalam eksekusi adalah :
• Pertama Ada permohonan eksekusi yg diajukan oleh
Penggugat ( ini dapat dilakukan secara lisan atau
tertulis. Permohonan ditujukan kepada Ketua Pengadilan
Negeri, kemudian dilakukan pemanggilan Tergugat
untuk diperingatkan, dimana peringatan dilakukan dalam
sidang insedentil dengan dibuat berita acara. Sidang :
Aanmaning /Peringatan
• Peringatan dalam kaitannya dengan menjalankan
putusan merupakan tindakan atau upaya yang
dilakukan Ketua Pengadilan Negeri berupa teguran
kepada pihak Tergugat agar Tergugat menjalankan
isi putusan pengadilan dalam tempo yang ditentukan
oleh Ketua Pengadilan Negeri.
• Peringatan baru diperlukan apabila ternyata
Tergugat tidak mau menjalankan putusan secara
sukarela. Tenggang waktu peringatan menurut pasal
196 HIR, pasal 207 R.bg adalah paling lama 8
(delapan) hari.
Bgmn apabila T tdk hadir
setelah dipanggil secara patut ?
• Apabila Tergugat tidak memenuhi panggilan yang dapat terjadi karena
alasan yang patut. Dalam hal yang demikian kehadiran belum
dianggap sah dan mesti ditolerir dan harus dilakukan pemanggilan
ulang. Namun apabila ketidahadiran dilakukan tanpa alasan, maka
ketidak hadiran ini merupakan tindakan keingkaran memenuhi
panggilan. Dalam hal yang demikian, Ketua Pengadilan secara ex
Oficio mengeluarkan surat perintah ekskusi dalam bentuk eksekusi riil.
• Apabila panggilan dipenuhi, maka memberikan kesempatan kepada
pengadilan membuka sidang peringatan yang dibarengi dengan
pemberian batas waktu peringatan. Selama tenggang peringatan,
diberikan hak dan kesempatan kepada pihak Tergugat untuk
menjalankan pemenuhan isi putusan yang dihukumkan padanya.
Surat Perintah Eksekusi.
• Sebagai lanjutan proses peringatan
adalah mengeluarkan surat
penetapan yang dikeluarkan oleh
Ketua Pengadilan Negeri/KPA yang
berisi perintah eksekusi dan perintah
itu diberikan kepada panitera atau
jurusita ( ps 197(1) HIR
Berita Acara Eksekusi
• Pasal 197 ayat (5) HIR, pasal 209
ayat (4) R.bg. memerintahkan pejabat
yang menjalankan eksekusi membuat
Berita Acara Eksekusi
• Yang harus dicantumkan dalam Berita
Acara Eksekusi adalah : pencantuman
nama 2 orang saksi dalam Berita
Acara dan penandatanganan Berita
Acara. Berita acara dibuat Meliputi
BA pada saat aanmaning
dilaksanakan, BA sita eksekusi
dilaksanakan dan BA pada saat
eksekusi riil dilaksanakan
SITA EKSEKUSI pada Eksekusi Verhaal

• Sita eksekusi merupakan tahap lanjutan dari


peringatan dalam proses eksekusi.
• Tata cara dan syarat-syarat sita eksekusi
diatur dalam pasal 197 HIR, 208 R.Bg.
- Sita eksekusi dilaksanakan berdasarkan
surat perintah Ketua pengadilan negeri/KPA
secara ex Officio Setelah Anmaning lewat
ttp Tereksekusi tdk mau melaksanakan
secara suka rela, maka langkah berikutnya
KPN/KPN memerintahkan Panitera/Juru sita
untuk mensita eksekusi terhadap harta
kekayaan Tergugat;-
perintah sita eksekusi berbentuk surat
penetapan, dan perintah ditujukan kepada
panitera atau juru sita.
• Surat perintah merupakan penetapan langsung eksekusi
fisik di lapangan dan dengan surat perintah eksekusi,
panitera atau juri sita sudah dapat langsung menuntaskan
eksekusi secara nyata-ini utk Eks Riil
• Makna dari sita eksekusi menurut pasal 197 ayat (1) HIR
dan pasal 200 ayat (10 HIR, pasal 208 ayat (1) R.Bg dan
pasal 215 ayat (1)R.Bg :
- sita eksekusi ialah penyitaan harta kekayaan Tergugat
(pihak yang kalah) setelah dilampaui tenggang masa
peringatan;
- penyitaan sita eksekusi dimaksudkan sebagai penjamin
jumlah uang yang mesti dibayarkan kepada pihak
penggugat;
- cara untuk melunasi pembayaran jumlah uang tersebut,
dengan jalan menjual lelang harta kekayaan Tergugat yang
disita.
Bagaimana bila sebelumnya
telah ada SJ ( CB )?
• Terhadap sita jaminan (conservatoir beslag) dengan
sendirinya berubah menjadi eksekutorial beslag. Dengan
telah diletakkannya sita jaminan maka sita ekskusi dapat
dilewati karena sita jaminan langsung mempunyai kekuatan
hukum sita eksekutorial.
• Barang-barang yang dapat disita eksekusi adalah seluruh
barang/benda yg merupakan harta kekayaan Tergugat
dengan penerapan pasal 197 ayat (1) HIR, pasal 208 ayat
(1) R.Bg., yaitu dengan mendahulukan barang bergerak.
Bila barang bergerak nilainya tidak mencukupi pembayaran
yang dihukumkan, maka baru sita eksekusi terhadap barang
tak bergerak.
• Barang bergerak yang dapat dilakukan sita eksekusi
adalah uang tunai, surat-surat berharga dan barang
yang ada di tangan pihak ketiga. Larangan sita
eksekusi diberlakukan terhadap hewan dan perkakas
yang digunakan oleh Tergugat sebagai sarana atau
alat menjalankan mata pencaharian.benda benda
milik publik.
• Jumlah eksekusi yang diperkenankan untuk
menghindari sita eksekusi yang melampaui batas
sabagaimana ketentuan pasal 197 ayat (1) HIR,
pasal 208 ayat (1) R.bg adalah sampai dianggap
cukup sebagai pengganti jumlah yang harus dibayar
ditambah dengan jumlah biaya (ongkos) menjalan
eksekusi. Demikian patokan sita eksekusi tidak
boleh kurang tetapi juga tidak boleh lebih.
Eksekusi riil dapat berupa
1. eksekusi pengosongan Rumah,
gudang , tanah lahan sawah/ladang
perkebunan..
2. eksekusi pembongkaran bangunan
rumah /gudang ,
3. dan eksekusi hukuman utk melakukan
perbuatan yang dapat dinilai dengan
sejumlah uang ( ps 225 HIR/ RBG )
EKSEKUSI RIIL

• Menjalankan eksekusi riil merupakan tindakan nyata dan langsung


melaksanakan apa yang dihukumkan dalam amar putusan.
Pelaksanaan eksekusi riil sangat sederhana. Secara ringkas tata cara
pelaksanaan ekskeusi riil adalah
- putusan mempunyai kekuatan hukum tetap;
- pihak yang kalah tidak mau mentaati dan memenuhi putusan
secara sukarela;
- eksekusi riil dapat dijalankan setelah dilampaui tenggang waktu
peringatan;
- dengan mengeluarkan surat penetapan perintah eksekusi
kepada panitera atau jurusita utk melaksanakan / menjalankan
perintah eksekusi.
EKSEKUSI GROSE AKTA

• Eksekusi Grose Akta diatur dalam pasal 224 HIR, 258 R.bg. Grose
Akat dibuat berkaitan dengan adanya perjanjian kredit. Menurut
pasal 224 HIR, terdapat dua macam bentuk Grose Akta, yaitu
Grose Akta hipotik dan Grose Akta Pengakuan Hutang yang
masing-masing berdiri sendiri.
• Grose Akta mempunyai sifat Assesor dari perjanjian kredit. Tanpa
perjanjian pokok atau perjanjian kredit tidak mungkin terjadi
ikatan grose akta.
• dari segi yuridis, ikatan grose akta adalah perjanjian tambahan
yang bertujuan memperkokoh perlindungan hukum terhadap
kreditur artinya terhadap perjanjian pokok kredit semula, dimana
debitur rela mengikatkan diri kepada pihak kreditur dengan
ikatan tambahan berupa barang/benda sebagai jaminan khusus
kepada kreditur dan ikatan tambahan berupa barang jaminan
tersebut memberikan hak kepada pihak kreditur kedudukan
bahwa barang jaminan dapat langsung dimintakan eksekusinya
tanpa melalui proses gugat biasa apabila pihak debitur
wanprestasi.
• Dengan adanya perikatan tambahan tersebut,
bertambah kuatlah perlindungan yang diberikan
hukum kepada kreditur berupa hak yang bersifat
eksekutorial, yakni grose akta tersebut sama nilai
kekuatannya dengan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dan pada saat
debitur lalai memenuhi pembayaran yang
ditentukan, maka dengan sendirinya menurut hukum
telah mengandung kekuatan hukum eksekusi dengan
jalan mengajukan permintaan eksekusi penjualan
lelang kepada pengadilan tanpa melalui gugatan
dan putusan biasa.
• Dokumen yang melengkapi Grose Akta Pengakuan
Hutang adalah dokumen pokok berupa perjanjian
kredit dan dokumen pengakuan hutang.
EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG

• Dalam eksekusi pembayaran sejumlah uang yang harus dilunasi


oleh Tergugat kepada Penggugat, yang menjadi objek eksekusi
adalah sejumlah uang.
• eksekusi pembayaran sejumlah yang bersumber dari perjanjian
hutang atau penghukuman membayar ganti kerugian.
• Eksekusi terhadap pembayaran sejumlah uang dilakukan dengan
jalan penjualan lelang secara nyata di depan umum atas harta
kekayaan Tergugat dan hasil penjualan lelang tersebut dibayarkan
kepada pihak Penggugat sesuai dengan jumlah yang disebutkan
dalam amar putusan.
• Tatacara eksekusi pembayaran sejumlah uang mengikuti tahapan
eksekusi, yaitu petama-tama dengan peringatan atau Aanmaning,
dilanjutkan dengan sita eksekusi dan dilanjutkan dengan
pelelangan.
LELANG

• Penjualan lelang merupakan penjualan secara


umum harta kekayaan Tergugat yang disita dan
hasil penjualan uangnya dibayarkan kepada
pihak Tergugat sebesar yang ditetapkan dalam
putusan. Mengenai lelang diatur dalam pasal 200
HIR, pasal 215 R.bg.
• Penjualan lelang mengandung pengertian :
- penjualan di muka umum harta kekayaan
Tergugat yang telah disita eksekusi atau menjual
di muka umum barang sitaan milik Tergugat;
- penjualan dimuka umum hanya boleh dilakukan
di depan juru lelang atau dengan perantaraan
kantor lelang;(Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL )-KP2LN Kantor
Pelayanan Piutang Dan Lelang Negara pupn
- cara penjualannya dengan jalan harga penawaran semakin
meningkat atau makin menurun melalaui
penawaran secara tertulis (penawaran dengan
pendaftaran)
• Ketentuan pasal 200 ayat (1) HIR, pasal 215 ayat (1) R.Bg
dikaitkan dengan pasal 1 a Peraturan Lelang (L.N. No. 1908
No. 189) adalah penjualan umum hanya boleh dilakukan
oleh juru lelang.
• Penjualan yang dilakukan bukan oleh juru lelang dihukum
denda dan tindakannya dianggap tindak pidana
pelanggaran.
• Apabila Pengadilan Negeri akan melakukan lelang, maka
harus meminta bantuan Kantor Lelang untuk menunjuk
seorang pejabat juru lelang menjual barang yang disita.
Pengadilan Negeri tidak berwenang melakukan pelelangan
sendiri.
LELANG - lanjutan

• Tata cara pengajuan lelang adalah dengan


mengajukan permintaan penjualan lelang ke
kantor lelang yang berwenang melakukan
pelelangan yang bersangkutan.
• Kelengkapan permintaan lelang atas
pelelangan yang akan dilakukan berdasarkan
eksekusi putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap adalah :
1. surat permintaan lelang,
2. salinan putusan pengadilan,
3.salinan penetapan sita,
4.salinan berita acara sita,
5. salinan penetapan lelang,
6. salinan surat pemberitahuan lelang kepada
pihak yang berkepentingan,
7. perincian besarnya jumlah tagihan pokok
ditambah biaya yang dibebankan kepada
Tergugat,
8. bukti pemilikan (sertifikat) barang yang hendak
dijual lelang atas barang yang tidak bergerak,
9. syarat-syarat lelang yang ditentukan penjual
lelang dan bukti pengumuman lelang yang
dikeluarkan pengadilan negeri
• Tugas KPKNL saat ini secara garis besar adalah
mengelola dan menginventaris Seluruh kekayaan
negara dan menyelenggarakan Lelang yang
bersumber dari aset2 negara ataupun aset pihak
swasta yang dimohonkan lelang secara sukarela.
• Di samping itu KPKNL masih tetap menyelesaikan
tugas KP2LN yang belum tuntas yaitu penagihan
terhadap piutang negara dan menyelenggarakan
lelang terhadap barang jaminan dari piutang tersebut.
mengambil manfaat" dari unit ini
adalah :

• 1.Pihak Perbankan, terutama Bank Pelat Merah yang sering


bekerja sama dalam hal menyerahkan piutang macetnya
untuk ditagihkan guna menurunkan tingkat NPL(Non
Performing L0an ), sampai dengan pelaksanaan lelang
terhadap barang jaminan piutang tersebut.

2.Pihak Pengguna jasa lelang, semisal : Pengadilan,
Kejaksaan, Balai lelang Swasta dan pihak pengguna jasa
lelang yang lain seperti Instansi Pemerintah yang akan
mengadakan penghapusan terhadap inventaris kantor yang
sudah saatnya diperbarui.
• 3.Pihak Debitur/Penanggung Hutang yang mengalami
kemacetan dalam kewajiban mengangsur kreditnya, tentu saja
akan sering berhubungani karena proses penagihannya dan
pengurusan telah beralih ke unit ini.

4.Pihak Pembeli lelang tentunya, merekalah yang sering


"mendapat" keuntungan dari kegiatan lelang ini karena aset-
terutama property yang mereka beli secara lelang "secara
umum" lebih murah dari harga pasaran dan dapat mereka jual
lagi dengan harga yang tentu saja menguntungkan
Perbedaan
• Eksekusi Riil` • Eksekusi Verhaal
1. Mudah dan sederhana. 1) Perlu Penyitaan Eks
2. Terbatas thd Putusan dan Penjualan Lelang .
Pengadilan 2) Tdk Hanya atas Put
3. Sumber Hukum yg Pengadilan Ttp juga
disengketakan : Sengketa Meliputi Akta yg
Hak MilikJual-Beli, sewa disamakan dgn Put
menyewa, tukar Peng.
menukar,perjanjian 3) Sumber Hukum yg
melaksanakan suatu disengketan: Terbatas
perbuatan . pd sengketa Utang
piutang dan GR krn WP
&PMH
Prosedur Eksekusi Verhal
1) Ada permohonan Eksekusi
2) Ps 196 HIR/207 RBg Tereksekusi dipanggil sidang ke
pengadilan pd hari tgl jam dan diperingatkan ( di
“aanmaning “) utk melaksanakan isi putusan dlm waktu
paling lama 8 hari. Ada BA.
3) KPN mengeluarkan SP utk menyita benda bergerak, tdk
bergerak milik T shg mencukupi utk membayar
sejumlah uang dlm amar put dan semua ongkos 2 /
biaya eksekusi .BA penyitaan
4) Pengumuman Lelang dan dilanjutkan Pelelangan di
depan Umum ( Executoriale Verkoop, Sale under
Execution ) hasilnya diserahkan pd pemohon eksekusi
dgn dibuatkan BA.
Dalam praktek Peradilan dikenal 3
macam eksekusi yaitu :
1) Eksekekusi riil atau nyata sbgmn diatur dlm ps 200
ayat (11) HIR,pasal 218 ayat (2 ) RBG dan pasal 1033
RV yg meliputi :
penyerahan,pengosongan,pembongkaran,pemba
gian,dan melakukan sesuatu,
2) . Eksekusi Pembayaran sejumlah uang melalui
lelang atau Eksecutorial verkoop sbgmn diatur
dalam pasal 200 HIR/215 RBGdilakukan dgn
penjualan lelang brg2Milik Debitur/yg kalah
,pembagian harta waris ataupun harta bersama
bila pembagian in natura tdk bisa dilakukan
3) Eks melakukan perbuatan 225 HIR/ 259 RBG
Tata cara Eksekusi Riil
1. Permohonan pihak yg menang
2. Penaksiran biaya eksekusi,biaya
pendaftaran,biaya saksi2,biaya
pengamanan serta biaya lain2
3. Melaksanakan Peringatan( Aan
Maning )
4. Mengeluarkan SPE
5. Pelaksanaan eksekusi riil .
2 pendpt ttg kapan SPE dikeluarkan
KPN/KPA
1) SPE terhitung sejak panggilan tidak
dipenuhi oleh yang kalah, atau
2) Setelah pihak yg menghendaki
eksekusi mengajukan permohonan
kembali setelah pihak yg kalah tdk
mau mengindahkan peringatan sesuai
dengan waktu yg ditetapkan oleh
KPN/KPA
BA Eksekusi berisi
1. Jenis barang-barang yg dieksekusi
2. Letak, ukuran dan luas barang yg dieksekusi
3. Hadir atau tidaknya pihak tereksekusi
4. Penegasan dan keterangan pengawasan barang
5. Penjelasan non bavinding bg yg tidak sesuai dengan
amar putusan
6. Penjelasan dapat tidaknya eksekusi dilakukan,
7. Hari,tanggal,jam ,bulan dan tahun eksekusi
8. Ditandatangani oleh Pejabat pelaksana Eksekusi,2
orang saksi,Kades/KepKelurahan wilayah tempat
eksekusi dan tereksekusi
Eksekusi Pembayaran Sejumlah
uang
• Dasar hukumnya diatur dlm ps 197-200
HIR,dan PS 208 -218 RBG
Amar berisi penghukuman pembayaran
sejumlah uang artinya
• Tergugat dipaksa untuk melunasi kewajiban
membayar sejumlah uang kpd Penggugat dengan
jalan menjual secara lelang harta kekayaan
Tergugat.
• Objeknya adalah sejumlah uang yg harus dilunasi
Tergugat
• Eksekusi ini dapat dilakukan berulang-ulang
sampai pembayaran sejumlah uang selesai
dipenuhi Tergugat seluruhnya
TAHAPAN EKSEKUSI
PSU/VERHAAL
1) YG MENANG MENGAJUKAN
PERMOHONAN EKSEKUSI DAN BAYAR
BIAYA EKSEKUSI ,KPN MEMANGGIL
T /YG KALAH UTK MENGHADIRI SIDANG
AAN MANING AGAR YG KALAH MAU
MELAKSANAKAN PUTUSAN SCR SKRL (PS
207 AYAT 1 DAN 2 RBG/ 196 HIR
2) MENGELUARKAN PENETAPAN SITA
EKSEKUSI PS 208 RBG DAN PS 197 HIR DAN
439 RV
3) MENGELUARKAN PERINTAH EKSEKUSI
4. PENGUMUMAN LELANG
5. PERMINTAAN LELANG DILAMPIRI SURAT2 SALINAN
PUT,SALINAN Penetapan eksekusi,salinan
basit,salinan penetapan pemberitahuan kpd
yberkepentingan,perincian besarnya jumlah
tagihan, bukti kepemilikan brg yg
dilelang,syarat2lelang, bukti pengumuman lelang.
6. PENDAFTARAN PERMINTAAN LELANG KPKNL
7. PENETAPAN HARI LELANG
8. PENENTUAN SYARAT LELANG DAN FLOORPRICE
9. TATA CARA PENAWARAN
10. PEMBELI LELANG DAN MENENTUKAN PEMENANG
11. PEMBAYARAN HARGA LELANG
12. B a Penyerahan hasil lelang

Anda mungkin juga menyukai