Anda di halaman 1dari 16

EKSEKUSI

DALAM PERKARA PERDATA

PENGERTIAN
EKSEKUSI
Eksekusi sebagai tindakan hukum
yang dilakukan oleh Pengadilan
kepada pihak yang kalah dalam
suatu perkara, merupakan aturan
dan tata cara lanjutan dari proses
pemeriksaan perkara. Oleh karena
itu ekseskusi tiada lain daripada
tindakan yang berkesinambungan
dari keseluruhan proses hukum
acara perdata.
SUMBER HUKUM
Pelaksanaan eksekusi

Pasal 195 sampai Pasal 224 HIR


Atau

-Pasal 206 sampai Pasal 258 RBG

Dan

- Pasal 180 HIR atau Pasal 191 RBG


(uitvoerbaar bij voorraad)
ASAS-ASAS EKSEKUSI

1. Menjalankan Putusan yang Telah


Berkekuatan Hukum Tetap;
2. Putusan Tidak Dijalankan Secara
Sukarela;
3. Putusan yang Dapat Dieksekusi
Bersifat Kondemnatoir;
4. Eksekusi Atas Perintah dan di Bawah
Pimpinan Ketua Pengadilan Negeri.
PERBEDAAN EKSEKUSI RIIL
DENGAN EKSEKUSI PEMBAYARAN
UANG

1. EKSEKUSI RIIL:
Adakalanya sasaran hubungan hukum yang hendak
dipenuhi sesuai dengan amar atau diktum putusan
ialah melakukan suatu tindakan nyata atau tindakan
riil.

2. EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG:


Adakalanya hunbungan hukum yang mesti dipenuhi
sesuai dengan amar putusan ialah melakukan
pembayaran sejumlah uang.

Untuk memahami lebih jelas letak perbedaan antara


eksekusi riil dengan eksekusi pembayaran sejumlah
uang, ada baiknya kita memperhatikan asas yang
berkenaan dengan prinsip kondemnator.
Mengenai ciri putusan yang bersifat kondemnator, yakni
dalam amar putusan terdapat pernyataan
“penghukuman” terhadap tergugat untuk melakukan
salah satu perbuatan:
a. Menyerahkan sesuatu barang;
b. Mengosongkan sebidang tanah atau rumah;
c. Melakukan suatu perbuatan tertentu;
d. Menghentikan suatu perbuatan atau keadaan;
e. Membayar sejumlah uang.
EKSEKUSI RIIL
A. TATA CARA EKSEKUSI RIIL
- Apabila pihak yang kalah tidak mau menjalankan putusan secara
sukarela:
¶ Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan surat perintah pengosongan
(eksekusi);
¶ perintah menjalankan eksekusi ditujukan kepada juru sita;
¶ tindakan pengosongan meliputi diri si terhukum, keluarganya, dan
barang-barangnya;
¶ eksekusi dapat dilakukan dengan bantuan kekuatan umum (polisi, dan
jika perlu bantuan militer).
Berdasar executorial verkoop yang diatur dalam Pasal 200 Ayat 11
HIR atau Pasal 218 Ayat 2 RBG terdapat suatu asas hukum:
- Penjualan lelang atas barang yang dieksekusi merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisah dengan pengosongan barang yang dilelang;
- Oleh karena penjualan lelang eksekusi merupakan kesatuan yang tidak
terpisah dengan pengosongan barang yang dilelang, hukum memberi
wewenang kepada pengadilan (Ketua Pengadilan Negeri) untuk
menjalankan pelaksanaan pengosongan barang yang dilelang untuk
diserahkan kepada pembeli lelang apabila pihak yang kena lelang
(terlelang) tidak mau mengosongkannya secara sukarela.
Untuk lebih memahami lebih jelas kaitan eksekusi riil dengan
executorial verkoop yang diatur dalam Pasal 200 Ayat 11 HIR ataun
218 Ayat 2 RBG, dapat disingkat rumusan sebagai berikut:
- Yang kena lelang enggan mengosongkan atau meninggalkan barang
yang dilelang;
- Atas alasan itu Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan surat perintah
pengosongan;
- Surat perintah pengosongan ditujukan kepada juru sita untuk
menjalankan pelaksanaan pengosongan ;
- Pelaksanaan pengosongan dapat dilakukan dengan bantuan kekuatan
umum.
Perbedaan Antara eksekusi Riil dengan Eksekusi
Pembayaran Sejumlah Uang

- Eksekusi riil hanya mungkin terjadi berdasar putusan


pengadilan;
¶ yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
¶ yang bersifat dijalankan lebih dulu;
¶ yang berbentuk provisi;
¶ yang berbentuk akta perdamaian di sidang pengadilan.

- Eksekusi pembayaran sejumlah uang tidak hanya


didasarkan atas putusan pengadilan, tetapi dapat juga
didasarkan atas bentuk akta tertentu yang oleh undang-
undang disamakan nilainya dengan putusan yang
memperoleh kekuatan hukum yang tetap:
¶ berupa grose akta pengakuan hutang;
¶ Berupa grose akta hipotik; dan
¶ Berupa kredit verband.

Penggabungan antara Eksekusi Riil dan Eksekusi


Pembayaran sejumlah Uang:
- memaksakan pengosongan; dan
- eksekusi pembayaran ganti rugi

Tidak mungkin terjadi pendempetan eksekusi pembayaran


sejumlah uang dengan eksekusi riil pada sengketa utang
piutang, kecuali apa yang ditentukan Pasal 200 Ayat 11
HIR
Perlawanan Pihak Teresekusi Tidak
Mutlak Menunda Ekseku

si
TATA CARA EKSEKUSI RIIL
DAPAT DIRINGKASKAN
SEBAGAI BERIKUT:

1. Putusan Telah Mempunyai Kekuatan


Hukum yang Tetap;
2. Pihak yang Kalah (Tergugat) Tidak
mau Mentaati dan Memenuhi
Putusan Secara Suka Rela;
3. Eksekusi Riil Baru Dapat Dijalankan
Setelah Dilampaui Tenggang Waktu
Peringatan;
4. Mengeluarkan Surat Perintah
Eksekusi;
5. Panitera atau Juru Sita Menjalankan
Perintah Eksekusi Riil
TATA CARA MENJALANKAN EKSEKUSI
PEMBAYARAN SEJUMLAH UANG

• Ditinjau dari segi praktek, eksekusi


terhadap pembayaran sejumlah uang
pada umumnya tetap melalui proses
penjualan lelang terhadap harta benda
kekayaan Tergugat, sehingga
diperlukan tata cara yang cermat
dalam pelaksanaan eksekusinya, yang
garis besarnya:
- Harus melalui tahap proses
eksekutorial beslag; dan
- Kemudian dilanjutkan dengan
penjualan lelang yang melibatkan
jawatan lelang.
TATA CARA MENJALANKAN
EKSEKUSI RIIL

• Ketua Pengadilan Negeri cukup


mengeluarkan surat penetapan yang
memerintahkan eksekusi;
• Dengan penetapan itu, Panitera atau
Jurusita pergi ke lapangan
melaksanakan penyerahan dan
pembongkaran secara nyata. Dengan
penyerahan dan pembongkaran,
eksekusi sudah sempurna dan
dianggap selesai.
PERINGATAN, PENETAPAN, DAN
BERITA ACARA EKSEKUSI

A. PERINGATAN (AANMANING)

1. Pengertian Peringatan;
Peringatan dalam kaitannya dengan
menjalankan putusan (ten uitvoer legging van
vonnisen) merupakan tindakan dan upaya yang
dilakukan Ketua Pengadilan Negeri berupa
“teguran” kepada tergugat agar tergugat
menjalankan isi putusan pengadilan dalam
tempo yang ditentukan oleh Ketua Pengadilan
Negeri.
2. Tenggang Waktu dan Peringatan;
- Maksud memberikan batas masa peringatan,
dapat digambarkan:
a. dalam batas waktu peringatan yang
diberikan, tergugat diminta untuk menjalankan
putusan secara sukarela;
b. apabila batas waktu peringatan yang
ditentukan dilampaui dan tergugat tetap tidak
mau menjalankan putusan, maka sejak itu
putusan sudah dapat dieksekusi dengan paksa
PERINGATAN, PENETAPAN, DAN
BERITA ACARA EKSEKUSI

3.Cara Melakukan Peringatan


Pengajuan eksekusi yang menjadi
prasyarat peringatan disampaikan oleh
penggugat ke Pengadilan Negeri yang
bersangkutan. Pengajuan eksekusi dapat
dilakukan:
- Penggugat pribadi; atau
- kuasanya
a. Bentuk Pengajuan Eksekusi
b. Permohonan diajukan kepada ketua
pengadilan negeri.
c. Pemanggilan tergugat untuk
diperingatkan.
d. Peringatan dilakukan dalam sidang
insidentil dengan berita acara.
PERINGATAN, PENETAPAN DAN
BERITA ACARA EKSEKUSI

4. Tidak Menghadiri Peringatan.

a. Ketidakhadiran berdasar alasan yang patut.

Apabila benar-benar ketidakhadiran memenuhi


panggilan peringatan didasarkan atas halangan
yang patut dan beralasan, maka:
¶ ketidakhadiran dianggap belum sah dan mesti
ditolerir; dan
¶ harus dilakukan panggilan ulang.
b. Ketidakhadiran tanpa alasan.
- Tidak diperlukan proses pemeriksaan sidang
peringatan;
- Tidak diberikan tenggang masa peringatan; dan
- Secara ex officio Ketua Pengadilan Negeri dapat
langsung mengeluarkan surat perintah eksekusi
dalam eksekusi riil atau perintah eksekutorial
beslag dalam eksekusi pembayaran sejumlah uang.

5. Panggilan Peringatan Dipenuhi.


RUANG LINGKUP
PENGOSONGAN

1. Obyeknya Benda yang Tidak Bergerak;


2. Meninggalkan Obyek Terperkara
3. Yng Mesti Meninggalkan Benda yang
Hendak Dikosongkan;
4. Pengosongan Meliputi Segala Harta
Benda Pihak yang kalah.

TEREKSEKUSI MENGHINDARKAN
PENGOSONGAN:
1. Pemberitahuan saat Pengosongan;
2. Sebaiknya Pihak Tereksekusi Hadir;
3. Ketidakhadiran Pihak Tereksekusi, Tidak
Menghalangi Jalannya Eksekusi
Pengosongan.

Anda mungkin juga menyukai