Oleh:
Muhammad Fadlan Habibullah
2192401
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia Hukum. Dalam makalah ini mengulas tentang Tinjauan Umum Tentang
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
BAB I
PENDAHULUAN
Sita Eksekusi ialah sita yang diletakkan atau barang-barang yang tercantum
dalam amar putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dimana
melalui pelelangan. Untuk sita eksekusi, apabila pada saat perkara berlangsung
tidak dilakukan sita jaminan sebelumnya, maka eksekusi dimulai dengan menyita
yang akan disita tersebut berada, bahkan bila barang yang hendak disita adalah
barang tidak bergerak baik berupa tanah atau rumah, juru sita melakukan
yang sebenarnya
dalam utang piutang. Dalam hutang putang ternyata debitur tidak mampu
menjalankan prestasi atas perjanjian tersebut selama 3 kali pembayaran dan sudah
diberikan pemberitahuan dari bank untuk melakukan prestasinya tiap bulan, akan
PEMBAHASAN
1. Pengertian Eksekusi
putusan hakim pada hakekatnya tidak lain adalah realisasi dari kewajiban
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde)
yang dijalankan secara paksa oleh karena pihak yang kalah dalam
diperiksa oleh Pengadilan Negeri atas perintah dan tugas Pimpinan ketua
melaksanakannya.
melaui pengadilan dan bersifat final serta mengikat para pihak untuk
ASAS EKSEKUSI
hukum yang pasti antara para pihak yang harus ditaati/dipenuhi oleh
b. Putusan provinsi;
c. Putusan perdamaian;
d. Grose akta hipotik/pengakuan hutang.
(condemnatoir).
sengketa (bersifat partai) dimana ada pengugat dan ada tergugat, proses
(contradictio) .
sejumlah uang
penggugat).
1) Eksekusi Riil
perlelangan.
kebaikan dari eksekusi rill dimana pada eksekusi amar putusan seperti
bernilai uang).
termohon eksekusi agar dalam waktu tidak lebih dari 8 (delapan) hari
dengan cara:
putusan tersebut;
eksekusi;
dengan
amar putusan
c) Dapat dipercaya
tersebut berada;
pemohon eksekusi;
pengadilan.
amar putusan.
R.Bg (tata cara sita eksekusi hampir sama dengan sita jaminan)
1. Pengertian Jaminan
b. J satrio
hak-hak debitor.
c. Salim H.S
fasilitas kredit.
a. jaminan umum
debitur baik yang ada maupun yang akan ada baik bergerak maupun
yang dibuatnya.
lain.
b. jaminan khusus
pokok tersebut.
a. Pengertian fidusia
adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun
agunan bagi
kreditor lainnya.
antara debitor dan kreditor yang isinya penyerahan hak milik secara
possesorium yang artinya hak milik (bezit) dari barang di mana barang
42 tahun 1999 tentang Fidusia maka penyerahan hak milik suatu barang
perjanjian pokok dalam hal ini perjannian pokok kredit, yang yang
prestasi.
Obyek jaminan fidusia menurut J. Satrio antara lain, benda
tidak dibebani dengan jaminan fidusia dan harus bisa dimiliki dan
dialihkan.
b. Pembebanan Fidusia
tertera pada Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Jaminan Fidusia. Dalam akta
Pasal 11
(1) Benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia wajib didaftarkan.
(2) Dalam hal benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia berada di
luar wilayah negara Republik Indonesia, kewajiban sebagaimana
dimaksud ayat
(1) tetap berlaku.
Pasal 12
(1) Pendaftaran Jaminan fidusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 11
ayat (1) dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia.
(2) Untuk pertama kali, Kantor Pendaftaran Fidusia didirikan di Jakarta
dengan wilayah kerja mencakup seluruh wilayah negara Republik
Indonesia.
(3) Kantor Pendaftaran Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) berada dalam lingkup tugas Departemen Kehakiman.
(4) Ketentuan mengenai pembentukan Kantor Pendaftaran Fidusia
untuk daerah lain dan penetapan wilayah kerjanya diatur dengan
Keputusan Presiden.
Pasal 13
(1) Permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia dilakukan oleh Penerima
Fidusia, kuasa atau wakilnya dengan melampirkan pernyataan
pendaftaran Jaminan Fidusia.
(2) Pernyataan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat:
a. identitas pihak Pemberi dan Penerima Fidusia;
b. tanggal,nomor akta jaminan Fidusia, nama, tempat kedudukan
notaris yang membuat akta Jaminan Fidusia;
c. data perjanjian pokok yang dijamin fidusia;
d. uraian mengenai Benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia;
e. nilai penjaminan; dan
f. nilai benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia.
(3) Kantor Pendaftaran Fidusia mencatat Jaminan Fidusia dalam
Buku Daftar Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal
penerimaan permohonan pendaftaran.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran Jaminan
Fidusia dan biaya pendaftaran diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 14
diatur dalam surat edaran tersebut secara garis besar menjelaskan hal-
hal berikut:
jangka waktunya.
diutamakan)
Fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal Jaminan Fidusia
dapat dicetak pada tanggal yang sama dengan tanggal Jaminan Fidusia
dicatat.
Menteri.
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
d. keterangan perubahan,
Permohonan perubahan sertifikat Jaminan Fidusia yang telah
pendaftaran.
utang yang dijamin dengan fidusia, pelepasan hak atas jaminan fidusia
oleh debitor dan musnahnya benda yang menjadi obyek jaminan fidusia.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Eksekusi adalah pelaksanaan isi putusan hakim yang telah berkekuatan hukum
tetap dengan cara paksa dan pelaksanaannya tidak boleh menyimpang dari isi
pihak yang dikalahkan atau pihak yang menguasai objek perkara tidak mau
melaksanakan putusan maka pihak yang menang atau pihak yang tidak menguasai
yang isinya perintah kepada jurusita supaya memanggil tereksekusi untuk hadir
menyampaikan peringatan supaya dalam tempo 8 (delapan) hari dari hari setelah
peringatan, Termohon eksekusi untuk melaksanakan isi putusan. Jika dalam masa
penetapan perintah eksekusi. Atas dasar itu, apabila dalam putusan tidak
dinyatakan sita sah dan berharga, maka panitera atas perintah ketua pengadilan
tentang hal ihwal objek perkara yang akan dieksekusi. Eksekusi yang diterapkan
di Pengadilan adalah eksekusi riil dan apabila tidak dapat dilakukan, maka
terhadap objek perkara akan dijual lelang melalui Kantor Lelang Negara dan