,
Timothy Nugroho, S.H.Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron
Bacaan 5 Menit
Pertanyaan
Saya ingin mengetahui seputar eksekusi putusan perdata. Apakah eksekusi oleh pengadilan
bisa dilakukan kepada terhukum terhadap aset milik terhukum yang tidak disebutkan di
dalam putusan?
Intisari Jawaban
Ulasan Lengkap
Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik hukumonline.com disiapkan semata – mata
untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum (lihat Pernyataan Penyangkalan selengkapnya).
Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung
dengan Konsultan Mitra Justika.
1
a. secara sukarela yaitu dalam hal pihak yang kalah dengan sukarela melaksanakan
putusan tersebut; dan
b. secara paksa yakni melalui proses eksekusi oleh pengadilan.
Jika pihak yang kalah bersedia menaati dan memenuhi putusan secara sukarela, tindakan
eksekusi harus disingkirkan. Oleh karena itu, harus dibedakan antara menjalankan putusan
secara sukarela dan menjalankan putusan secara eksekusi (hal. 11).
Eksekusi nyata atau eksekusi riil adalah meliputi penyerahan, pengosongan, pembongkaran,
pembagian, dan melakukan sesuatu.[1]
Perlu dipahami bahwa sesuai dengan Pasal 195 ayat (1) HIR, kewenangan eksekusi hanya
ada pada pengadilan tingkat pertama atau Pengadilan Negeri.
Berkaitan dengan pertanyaan Anda, apakah eksekusi dapat dilakukan terhadap aset milik
pihak yang kalah, yang tidak disebutkan dalam putusan, maka jawabannya adalah tidak bisa.
Hal ini disebabkan dalam putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde) berlaku asas res judicata pro veritate habetur. Asas ini bermakna bahwa setiap
putusan pengadilan dianggap benar dan harus dihormati.
2
b. judiciis posterioribus fides est adhibenda (putusan akhir patutnya dipercaya); dan
c. judicium semper pro veritate accipitur (putusan selalu diterima sebagai suatu
kebenaran).
Selain itu, menurut Sri Wardah dan Bambang Sutiyoso dalam buku Hukum Acara Perdata
dan Perkembangannya di Indonesia, hakikatnya eksekusi atau pelaksanaan putusan hakim
mengandung arti realisasi dari kewajiban pihak yang bersangkutan yakni pihak yang kalah
beperkara, untuk memenuhi prestasi yang tercantum dalam putusan (hal. 260).
Dengan demikian, tidak dibenarkan melakukan eksekusi aset milik pihak yang kalah yang
tidak disebutkan atau berada di luar amar putusan. Hal ini merujuk pada arti eksekusi yakni
menjalankan putusan pengadilan dan mengacu pada larangan eksekusi yakni tidak boleh
menyimpangi amar putusan.
Demikian jawaban dari kami tentang eksekusi aset di luar putusan pengadilan, semoga
bermanfaat.
Dasar Hukum:
Referensi:
3
[1] Pedoman Eksekusi pada Pengadilan Negeri, hal. 4 - 5, Pasal 200 ayat (1) Herzien
Inlandsch Reglement (“HIR”), Pasal 218 ayat (2) Reglement Tot Regeling Van Het
Rechtswezen In De Gewesten Buiten Java En Madura (“RBg”) dan Pasal 1033 Reglement op
de Rechtsvordering (“Rv”)
[2] Pedoman Eksekusi pada Pengadilan Negeri, hal. 4, Pasal 200 HIR dan Pasal 215 RBg