Dasar hukum : Pasal 195 s/d pasal 208 dan pasal 224 HIR
serta 225 HIR/Pasal 206 s/d 240 dan pasal 258 RBG serta
pasal 259 RBG;
PRINSIP-PRINSIP EKSEKUSI
–Putusan telah BHT
Kecuali :
a. Putusan Serta-Merta
b. Putusan Provisional
c. Akta Perdamaian
d. Grosse Akta berdasarkan Pasal 224 HiR/258 Rbg
e. Hak Tanggungan dan Fidusia
– Putusan bersifat condemnatoir
– Eksekusi atas perintah ketua dan di bawah pimpinan ketua
pengadilan agama
– Putusan tidak dijalankan secara sukarela
JENIS- JENIS EKSEKUSI
EKSEKUSI RIIL
PUTUSAN YG
BHT PEMBAYARAN SEJUMLAH
UANG
MELKUKAN SUATU
PERBUATAN
GROSS AKTA
EKSEKUSI RIIL
Eksekusi riil adalah pelaksanaan putusan secara paksa, dengan cara melakukan
tindakan nyata dan langsung apa yang dihukumkan dalam amar putusan.
Dalam HIR/RBG tidak ada aturan khusus yang mengatur eksekusi riil, kecuali pasal
- 200 ayat (11) HIR atau pasal 218 ayat (2) RBG yang mengatur executorial Verkoop
sbb:
Penjualan lelang atas barang yang dieksekusi merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan pengosongan barang yg dilelang. Hukum memberi
wewenang kepada KPA untuk menjalankan pelaksanaan pengosongan barang
yang dilelang untuk diserahkan kepada pembeli lelang apabila terlelang tidak
mau mengosongkan secara sukarela.
Lanjutan
PEMBERITAHUAN AKAN
DILAKSANAKAN EKSEKUSI
1. DILAKSANAKAN
PANITERA/JURUSITA.
2. DIBANTU 2 ORG SAKSI
PELAKSNAAN EKSEKUSI 3. DILAKSANAKAN DI
TEMPAT OBJEK/BARANG
4. MEMBUAT BERITA ACARA
EKSEKUSI
MANAJEMEN EKSEKUSI
Apabila pihak yang kalah tidak mau melaksanakan putusan secara sukarela,
yang menang dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada Ketua
Pengadilan yang memutus pada tingkat pertama.
Objek yang dapat diletakan sita eksekusi dapat berupa barang tetap, barang
bergerak, rekening bank, deposito, saham, dan surat berharga lainnya.
Jurusita berdasarkan penetapan ketua Pengadilan meletakkan sita atas tanah
atau blokir rekening, bank, saham, deposito dan surat berharga lainnya
dengan membuat Berita Acara Sita yang ditandatangani oleh jurusita dan 2
(dua) orang saksi.
Jurusita mendaftarkan sita yang telah diletakkan tersebut ke instansi yang
terkait misalnya untuk tanah bersertifikat ke BPN, untuk saham tertutup,
Jurusita meminta bantuan untuk dilakukan blokir ke MENKUMHAM, dan
saham terbuka, Ketua PTA setelah menerima surat permohonan dari Ketua
PA setempat, mengajukan permohonan pemblokiran ke BAPPEPAM/
(sekarang OJK)
LANJUTAN
Eksekusi lelang dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme lelang
dengan bantuan pejabat kantor lelang.
Hasil lelang setelah dipotong uang miskin dan biaya lelang diserahkan
kepada rekening Pengadilan, selanjutnya panitera menyerahkan kepada
pemohon eksekusi sejumlah uang sesuai amar dan apabila ada sisa
diserahkan kepada termohon eksekusi dengan dibuatkan Berita Acara.
Apabila pemohon dan termohon telah meninggal dunia dapat digantikan
ahli warisnya. Pencairan terhadap rekening termohon di bank berupa
deposito, saham dan surat berharga lainnya dipindahkan ke rekening PA,
selanjutnya panitera menyerahkan kepada pemohon eksekusi sejumlah
uang sesuai amar dan apabila ada sisa diserahkan kepada termohon dengan
dibuatkan Berita Acara.
Setelah pemohon menerima pembayaran dari hasil lelang, PA
mengeluarkan penetapan pengangkatan sita eksekusi. Sedangkan untuk
hasil pencairan blokir rekening, Ketua PA mengeluarkan penetapan untuk
membuka blokir sesaat sebelum dialihkan dana dari rekening yang diblokir
ke rekening PA guna pemenuhan eksekusi.
TAHAPAN EKSEKUSI PEMBAYARAN SEJUMLAH UANG
PERMOHONAN
EKSEKUSI
PEMBAYARAN Dlm menentukan
SEJUMLAH AANMANING
UANG harga limit, pedomani
psal 44 PMK 27/2016.
PENETAPAN EKSUKUSI Tim Penilai / Penaksir
PERINTAH EKSEKUSI
PERMINTAAN KPD KTR
LELANG NEGARA,
PENGUMUMAN LELANG DILAMPIRI :
a. Salinan Putusan PA
b. Salinan Penetapan Sita
PERMINTAAN LELANG KE KANTOR
Eksekusi
LELANG NEGARA
c. Salinan Berita Acara Sita
Eksekusi
PENENTUAN SYARAT LELANG/ d. Salinan Penetapan
FLOOR PRICE/ TATA CARA LELANG Lelang
e. Pemberitahuan kpd
pihak-pihak
TATA CARA PENAWARAN f. Perincian jumlah
tagihan.
PROSES LELANG
EKSEKUSI MELAKUKAN SUATU PERBUATAN
Dasar hukum pasal 195 ayat(6) HIR/pasal 206 ayat(6) RBG yang
mengatur dasar perlawanan karena barang yang akan dieksekusi
diakui sebagai miliknya;
Tata cara pengajuan perlawanan pihak ketiga diatur dalam pasal 207
dan pasal 208 HIR atau pasal 225 RBG, perlawanan pihak ketiga
harus diajukan sebelum eksekusi di jalankan, sebab apabila eksekusi
sudah terlanjur dilakukan mk perlawanan tersebut harus dinyatakan
tidak dapat diterima dan yang bersangkutan hanya dapat
mengajukan gugatan ;
Pada asasnya perlawanan pihak ketiga tidak menangguhkan eksekusi.
Jika KPA menangguhkan sampai pada putusan perlawanan di tingkat
pertama, apabila Perlawanan dikabulkan maka penangguhan
eksekusi sampai putusan perlawanan tersebut berkekuatan hukum
tetap, tetapi apabila di tingkat pertama perlawanan tersebut ditolak
maka KPA dapat langsung melanjutkan eksekusi meskipun
Perlawanan tersebut diajukan upaya hukum;
PENGAJUAN PK
• Apabila amar putusan tidak jelas, jika juga tidak jelas maka
dapat dikeluarkan penetapan non eksekutabel;
• Apabila luas tanah melebihi yang tercantum dalam amar
putusan, maka yang dilaksanakan hanya seluas amar putusan;
• Apabila luas tanah kurang dari amar putusan maka eksekusi
dilaksanakan apa adanya dan kekurangannya dicatat dalam
berita acara eksekusi;
• Apabila ukuran dan batas-batas tidak jelas supaya dilakukan
pemeriksaan setempat dengan dihadiri para pihak, Kepala
Desa kalau diperlukan Camat serta pihak Agraria;
PERAMPASAN SETELAH EKSEKUSI