NIM : 041217687
SOAL
1. Ada 2 (dua) macam putusan Hakim, Sebutkan dan Jelaskan!
2. Dilihat dari sifatnya ada 3 (tiga) perbedaan Amar putusan hakim, Sebutkan dan
Jelaskan!
3. Ada beberapa upaya hukum dalam hukum acara perdata? Sebutkan dan
Jelaskan!
JAWAB
1. Suatu putusan hakim memiliki beberapa bagian, di antaranya bagian
pertimbangan hukum atau dikenal dengan konsideran dan bagian amar putusan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bagian pertimbangan hukum yang menjadi
dasar pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara, juga amar putusan yang
berisi putusan hakim.
2 (dua) macam putusan Hakim adalah:
Hakim merupakan profesi yang memiliki peranan penting dalam suatu negara.
Pengertian hakim sendiri telah diatur dalam beberapa Undang-Undang,
diantaranya tercantum pada Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan UU
No 48 Tahun 2009, yakni:
Pasal 1 butir 8:
“Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-
undang untuk mengadili.”
Pasal 1 butir 9:
“Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan
memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di
sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang
ini.”
Menurut Pasal 185 ayat (1) HIR, terdapat 2 (dua) jenis Putusan Hakim dilihat dari
waktu penjatuhannya, yaitu: putusan sela dan putusan akhir.
a) Putusan Sela (putusan yang bersifat sementara) :
Putusan sela banyak dipergunakan dalam acara singkat dan dijatuhkan karena
harus segera diambil tindakan. Misalnya penggugat, yaitu penyewa rumah
mengajukan gugatan perdata terhadap tergugat yang telah merusakkan atap
rumah sewaan, sedangkan waktu itu adalah musim hujan. Oleh karena itu,
hakim diminta segera menjatuhkan putusan sela agar tergugat dihukum untuk
segera memperbaiki atap rumah yang rusak.Putusan ini dijatuhkan sebelum
putusan akhir yang diadakan dengan tujuan untuk memungkinkan atau
mempermudah kelanjutan pemeriksaan perkara.
Dalam beberapa literatur, terdapat beberapa jenis putusan sela tersebut, yaitu
:
➢ Putusan Preparatoir, yaitu putusan yang tidak berpengaruh pada pokok
perkara atau putusan akhir. Contoh: hakim membuat putusan sela
dikarenakan ingin menggabungkan 2 (dua) perkara yang dianggap sama
atau hakim membuat putusan sela dikarenakan menolak diundurnya
pemeriksaan saksi.
➢ Putusan Interlucutoir, yaitu putusan yang mempengaruhi bunyi putusan
akhir. Contoh: hakim membuat putusan sela terkait pemeriksaan saksi,
pemeriksaan setempat atau pemeriksaan untuk mendengar keterangan
ahli.
➢ Putusan Incidenteel/ Insidentil, yaitu putusan yang memiliki hubungan
dengan suatu insiden yaitu peristiwa/ kejadian yang berakibat
menghentikan suatu persidangan. Contoh: hakim membuat putusan sela
yang dimana membolehkan pihak intervensi (voeging, vrijwaring,
tussenkomst) masuk dalam suatu perkara perdata.
➢ Putusan Provisioneel/ Provisi, yaitu putusan yang dibuat oleh hakim untuk
melakukan penundaan terhadap suatu tindakan tertentu yang dilakukan
oleh tergugat. Contoh: Dalam perkara sengketa tanah, biasanya hakim
membuat putusan yang memerintahakan kepada tergugat agar tidak
melakukan tindakan apapun termasuk menjual tanah yang disengketakan
sampai adanya putusan akhir yang berkekuatan hukum tetap
b) Putusan Akhir adalah :
Suatu putusan yang bertujuan mengakhiri dan menyelesaikan suatu sengketa
atau perkara dalam suatu tingkat peradilan tertentu (pengadilan tingkat
pertama, pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung). Putusan Akhir dapat
bersifat deklaratif, constitutief, dan condemnatoir.