Anda di halaman 1dari 31

HUKUM ACARA PERDATA

2
Oleh: Rizal Firmansyah
PENGERTIAN UPAYA HUKUM
Upaya Hukum adalah upaya yang diberikan undang-
undang kepada seseorang/Badan Hukum untuk
dalam hal tertentu melawan putusan hakim.
PUTUSAN HAKIM
adalah pernyataan hakim sebagai Pejabat Negara (pada
MARI) atau sebagai Pejabat kekuasaan Kehakiman
(pada Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri) yang
melaksanakan tugas Kekuasaan Kehakiman yang diberi
wewenang untuk itu yang diucapkan di persidangan
dan bertujuan untuk menyelesaikan suatu sengketa
perkara.
PUTUSAN HAKIM
Belum mempunyai
kekuatan Hukum tetap
(Vonnis)

Putusan (dalam arti luas)


sudah berkekuatan
hukum tetap

Putusan Hakim

- PENETAPAN (BESCHIKKING)
- PENETAPAN YANG TERMASUK/BERSIFAT
PUTUSAN (dalam arti sempit)
JENIS PUTUSAN
1. Putusan akhir, yang menurut sifatnya ada 3 macam
yaitu:
a. Putusan Condemnatoir
b. Putusan Declaratoir
c. Putusan Constitutif

2. Putusan sela yaitu:


a. Putusan Insidentil
b. Putusan provisi
JENIS PUTUSAN
3.Putusan Serta Merta

4.Putusan perdamaian

5.Putusan verstek

6.Putusan Preparatoir, yang berfungsi untuk


mempersiapkan putusan akhir dan putusan
interlocutoir yang isinya memerintahkan
pembuktian (Pasal 48 RV)
PUTUSAN SELA
1. Putusan Preparatoir:
Putusan yg diambil untuk mempersiapkan dan
mengatur pemeriksaan perkara (putusan ini tidak
mempengaruhi putusan perkaranya sendiri.
Misalnya: Putusan yang menetapkan bahwa gugatan
rekonpensi tidak akan diputus bersama-sama dengan
gugatan konvensi).
PUTUSAN SELA
2. Putusan Interlocutoir:
Putusan sela yg dapat mempengaruhi akan putusan
akhir.
Misalnya: Putusan untuk mendengar para ahli,
putusan pembebanan sumpah, putusan untuk
memerintahkan sa-sa pihak untuk membuktikan
sesuatu, atau putusan yang memerintahkan suatu
pemeriksaan di tempat.
PUTUSAN SELA
3. Putusan Provisionil:
Putusan yang (karena adanya hubungan dengan
pokok perkara), menetapkan sesuatu tindakan
sementara bagi kepentingan sa-sa pihak atau pihak-
pihak yang berperkara.
Misalnya: Putusan (atas gugatan seorang isteri
terhadap suaminya) untuk memberi ongkos
penghidupan selama pokok perkara, yaitu gugatan
perceraian belum diputus.
PUTUSAN SELA
4. Putusan Insidentil:
Putusan mengenai sesuatu hak yang pada
hakekatnya tidak mempunyai hubungan erat
dengan pokok perkara.
Misalnya: Putusan “vrijwaring”, putusan “provisi”.
PUTUSAN AKHIR
Putusan akhir yaitu putusan yang mengakhiri perkara
secara definitif.
1. Putusan declaratoir
Putusan dengan mana semata-mata ditetapkan suatu
keadaan hukum. Misalnya: Oleh hakim ditetapkan
bahwa seseorang anak tertentu adalah anak sah, atau
bahwa sebidang tanah tertentu adalah milik
Penggugat.
2. Putusan constitutief
Putusan dengan mana sesuatu keadaan hukum
dihapuskan atau ditetapkan sesuatu keadaan hukum
baru. Misalnya: Putusan perceraian atau putusan
pernyataan pailit.
PUTUSAN AKHIR
Putusan akhir yaitu putusan yang mengakhiri perkara
secara definitif.
3. Putusan Condemnatoir
Putusan yang menjatuhkan hukuman. Misalnya:
Menghukum tergugat untuk mengembalikan sesuatu
barang kepada Pengugat, atau untuk membayar
kepadanya sejumlah uang tertentu sebagai
pembayaran hutang.
4. Putusan Contradictoir
Putusan yang diambil dalam hal tergugat pernah
datang menghadap di persidangan.
PUTUSAN AKHIR
Putusan akhir yaitu putusan yang mengakhiri perkara
secara definitif.
5. Putusan Verstek
Putusan yang diambil dalam hal tergugat tidak pernah
datang dipersidangan, meskipun telah dipanggil
dengan sepatutnya untuk menghadap.
6. Putusan yang dapat dilaksanakan lebih dahulu (uit
voerbaar bij voorraad) SEMA Nomor 3 tahun 2000
PENETAPAN HUKUM
Di PT dan PN ada juga penetapan lebih bersifat tindakan
hukum acara dan administrasi:
- Penetapan penunjukan Majelis hakim
- Penetapan hari sidang
- Penetapan pemanggilan pihak-pihak
- Penetapan pemeriksaan setempat/ahli
- Pengunduran sidang
- Pemanggilan saksi
- Penetapan sita (sita jaminan, revindikasi Eksekusi) dan
pencabutan sita tersebut.
- Perintah pemberitahuan putusan Verstek
- Pengosongan
UPAYA HUKUM
Upaya HUKUM BIASA

1.Perlawanan terhadap Putusan Verstek (Verzet)


2.Banding
3.Kasasi
UPAYA HUKUM

Upaya HUKUM LUAR BIASA

*Perlawanan pihak Ketiga(derden verzet):


1.Eksekuasi
2.Sita Jaminan (Conservatoir Beslaag)
3.Revindicatoir beslaag
*Peninjauan Kembali (request civil)
PERLAWANAN TERHADAP
PUTUSAN VERSTEK
Verzet diatur dalam pasal 125 ayat 3 jo. Pasal 129
HIR/pasal 149 ayat 3 jo. Pasal 153 RBg

Pasal 129 ayat 1 HIR/pasal 153 RBG :


Tergugat yang diadili dengan putusan Verstek dan tidak
menerima putusan itu, dapat mengajukan perlawanan
(verzet) terhadap putusan tersebut.

Pelawan, semula Tergugat


Terlawan, semula Penggugat
DERDEN VERZET
Perlawanan/bantahan pihak ketiga terhadap sita jaminan
atau sita eksekusi.

Ps.195(6) dan (7) H.I.R :


Perlawanan terhadap sita eksekutorial.
Yang diajukan oleh yang terkena eksekusi/tersita
Yang diajukan oleh pihak ketiga atas dasar Hak milik.
Perlawanan diajukan ke KPN yang melaksanakan
eksekusi.
Adanya kewajiban KPN yang memeriksa/memutuskan
plw melapor ke KPN yang memerintahkan eksekusi.
PASAL 207 & 208 HIR
Cara mengajukan perlawanan lisan/tertulis.
Kepada siapa/KPN dimana perkara perlawanan harus
diajukan.
Azas perlawanan tidak tangguhkan eksekusi.
Pengecualian terhadap azas tersebut di atas.
Kemungkinan untuk ajukan permohonan banding.
PUTUSAN PERADILAN
TINGKAT BANDING
Menurut persepsi pada hakekatnya putusan peradilan
tingkat banding dapat berupa:

a. Menyatakan bahwa permohonan banding tidak dapat


diterima
b. Menguatkan putusan Pengadilan Tkt.I.
c. Membatalkan putusan Pengadilan Tkt. I .
d. Memperbaiki putusan Pengadilan Tkt .I.
UU NOMOR 14 TAHUN 1985
jo. UU NOMOR 5 TAHUN 2004
Pasal 30
Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan
putusan atau penetapan Pengadilan-Pengadilan dari
semua Lingkungan Peradilan karena:
a. Tidak berwenang atau melampau batas wewenang;
b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang
berlaku;
c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan yang mengancam
kelalaian itu dengan batalnya putusan yang
bersangkutan.
ALASAN KASASI DILUAR PASAL
30
Pasal 52 UU Nomor 14 tahun 1985 jo. UU Nomor 5
tahun 2004.
Dalam mengambil putusan, Mahkamah Agung tidak
terikat pada alasan-alasan yang diajukan oleh pemohon
kasasi dan dapat memakai alasan-alasan hukum lain.
- Motivering yg tidak cukup (onvoldoende gemotiveerd)
Dalam hal putusan hakim “onvoldoende gemotivereerd”,
maka putusan tersebut dapat dibatalkan dalam
pemeriksaan tingkat Kasasi.
PASAL 23 UU NO. 14/1970 jo. UU
NO. 35/1999 jo. UU No. 4/2004
Pasal 23 (1).
Segala putusan Pengadilan selain harus memuat alasan-
alasan dan dasar-dasar putusan itu, juga harus memuat
pula pasal-pasal tertentu dari peraturan yang
bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang
dijadikan dasar untuk mengadili.
ISI SURAT PUTUSAN HAKIM
Pasal 184(1) HIR.
“Keputusan harus berisi keterangan ringkas , tetapi yang
jelas gugatan dan jawaban, serta dasar alasan-alasan
keputusan itu: begitu juga keterangan, yang dimaksud
pada ayat keempat pasal 7.
Reglemen tentang Aturan Hakim dan Mahkamah Agung
serta Kebijaksanaan Kehakiman di Indonesia akhirnya
keputusan Pengadilan Negeri tentang pokok perkara dan
tentang banyaknya biaya, lagi pula pemberitahuan
tentang hadir tidaknya kedua belah pihak pada waktu
mengumumkan keputusan itu.”
PENJELASAN PASAL 184 (1) HIR
Isi Putusan Hakim:
A. Suatu keterangan singkat tetapi jelas dari isi gugatan
B. Jawaban tergugat atas gugatan itu
C. Alasan-alasan keputusan
D. Keputusan Hakim tentang pokok perkara dan
tentang ongkos perkara
E. Keterangan apakah pihak-pihak yang berperkara
hadir pada waktu keputusan itu dijatuhkan
F. Kalau keputusan itu didasarkan atas suatu UU ini
harus disebutkan
G. Tanda tangan Hakim dan Panitera.
PUTUSAN MA MENYANGKUT
MOTIVERING (VORMVERZUIM)
1. Tiap penolakan atas st petitum harus disertai
pertimbangan mengapa ditolak (M.A.
No.698K/Sip/1969 ttgl 18 Des.1970.)
2. Putusan PT harus dibatalkan karena kurang cukup
dipertimbangkan (niet voldoende gemotiveerd) dan
terdapat ketidaktertiban dlm beracara (M.A. 672
K/Sip/1972 tanggal 18 Oktober 1972).
PUTUSAN MA MENYANGKUT
MOTIVERING (VORMVERZUIM)
3. Pertimbangan PT yang isinya hanya menyetujui dan
menjadikan sebagai alasan sendiri hal-hal yang
dikemukakan pembanding dalam memori
bandingnya, seperti halnya kalau PT menyetujui
putusan PN, adalah tdk cukup.
Dari pertimbangan-pertimbangan PT secara terperinci
MA harus mengerti hal-hal apa dalam putusan PN
yang tidak dapat dibenarkan oleh PT (M.A No.
9K/Sip/1972 tanggal 19 Agustus 1972).
4. Putusan PT dan PN kurang tepat dan tidak terperinci
harus dibatalkan (M.A No. 588K/Sip/1975 tanggal 13
Juli 1976).
PUTUSAN PERADILAN TINGKAT
KASASI
Putusan peradilan tingkat kasasi pada asasnya dapat
diklasifikasikan ke dalam 3 golongan yaitu:
1. Permohonan kasasi tidak dapat diterima
2. Permohonan kasasi ditolak
3. Permohonan kasasi dikabulkan
UU NOMOR 14 TAHUN 1985
TENTANG MAHKAMAH AGUNG
Alasan Peninjauan Kembali
(Request Civil)
Pasal 67
Permohonan peninjauan kembali putusan perkara perdata yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan hanya
berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :
a. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu
muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya
diputus atau didasarkan pada bukti yang kemudian oleh hakim
pidana dinyatakan palsu.
b. Apabila setelah perkara diputus ,ditemukan surat-surat bukti
yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara diperiksa
tidak dapat ditemukan (NOVUM)
UU NOMOR 14 TAHUN 1985
TENTANG MAHKAMAH AGUNG
Alasan Peninjauan Kembali
(Request Civil)
Pasal 67
c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau
lebih dari pada yang dituntut
d. Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus
tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya
e. Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal
yang sama,atas dasar yang sama oleh Pengadilan yang sama
atau sama tingkatanya telah diberikan putusan yang
bertentangan satu dengan yang lain
f. Apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan Hakim
atau suatu kekeliruan yang nyata
PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Pada dasarnya putusan peradilan terhadap peninjauan
kembali dapat diklasifikasi ke dalam 3 golongan yaitu :
1. Putusan yang menyatakan bahwa permohonan
peninjauan kembali tidak dapat diterima
2. Putusan yang menyatakan bahwa permohonan
peninjauan kembali ditolak
3. Putusan yang menyatakan bahwa permohonan
peninjauan kembali dikabulkan
kapukboy Lkp BinaExcel Mandiri

rizalf_86 binaexcelmandiri.com

kapukboy1986 Lkp_binaexcelmandiri

awambicarahukum LKP Bina Excel Mandiri

Anda mungkin juga menyukai