Anda di halaman 1dari 9

UPAYA HUKUM DALAM PERKARA PERDATA

(Verzet, Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali dan Derden Verzet)

Syahrul Sitorus

Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sumatera Medan


Jln. Sambu No. 64 Medan
e-mail: syahrulsitorus72@gmail.com

Abstract: Law of civil procedure (formal law) is a series of regulations which


include the way how litigants act before the Court and how the Court carries out the
regulation in the civil law. Legal remedy cannot be separated from formal law, either
it common law or extraordinary law. In the case of civil law, especially in taking
legal action, litigants should understand formal law besides material law; for
example, in an appeal, cassation, and judicial review, litigants should keep time
frame and carry out legal consequence on any legal remedy.

Keywords: Verzet, Appeal, Cassation, Judicial Review, Derden Verzet.

PENDAHULUAN 2. Upaya hukum luar biasa, adalah suatu


Upaya hukum menurut Sudikno upaya hukum dilakukan atas putusan
Mertokusumo (2009:234) adalah upaya atau yang telah berkekuatan hukum tetap
alat untuk mencegah atau memperbaiki (inracht van gewijsde).dan upaya hukum
kekeliruan dalam suatu putusan. Upaya ini dalam asasnya tidaklah menangguh-
hukum ialah suatu upaya yang diberikan oleh kan pelaksanaan eksekusi. Upaya hukum
undang-undang bagi seseorang maupun luar biasa terdiri dari: (a). Perlawanan
badan hukum dalam hal tertentu untuk pihak ketiga (denden verzet) terhadap sita
melawan putusan hakim sebagai suatu eksekutorial (vide Yurisprudensi Putusan
tempat bagi para pihak yang tidak puas atas Mahkamah Agung Nomor 306 K/ Sip/
adanya putusan hakim yang dianggap tidak 1962 tanggal 21 Oktober 1962; (b).
memenuhi rasa keadilan, karena hakim itu Peninjauan kembali (request civil), diatur
juga seorang manusia yang bisa secara tidak dalam Pasal 66, Pasal 67, Pasal 71, Pasal
sengaja melakukan kesalahan yang dapat 72 UU No. 14 tahun 1985 tentang
menimbulkan salah mengambil keputusan Mahkamah Agung jo Peraturan Mah-
atau memihak kepada salah satu pihak. kamah Agung Nomor 1 tahun 1982.
Adapun jenis-jenis upaya hukum dalam
Hukum Acara Perdata dibagi menjadi 2 (dua) PEMBAHASAN
jenis yaitu: Verstek
1. Upaya hukum biasa, adalah upaya hukum Pengertian Verstek
yang dipergunakan bagi putusan yang Dalam hal perdamaian tidak tercapai
belum memiliki kekuatan hukum tetap dengan kemungkinan Tergugat tidak hadir,
yang terdiri dari: (a). Perlawanan konsekuensi hukum acaranya: (a). sidang
(verzet), diatur dalam Pasal 129 ayat (1), dilanjutkan tanpa kehadiran Tergugat; (b).
Pasal 196, Pasal 197 HIR; (b). Banding, acara pembuktian; (c). Putusan verstek; dan
diatur dalam Pasal 21 ayat (1) UU No. 4 (d). Upaya hukumnya adalah verzet bagi
Tahun 2004 tentang Kekuasaan Tergugat. Verstek adalah hukum acara tanpa
Kehakiman, (c). Kasasi, diatur dalam hadir atau acara luar hadirnya tergugat, ber-
Pasal 30 UU No. 14 Tahun 1985 tentang kaitan erat dengan:
Mahkamah Agung, dan; a) Pasal 124 HIR, Pasal 77 Rv, mengatur
Verstek kepada Penggugat. Hakim ber-

63
Jurnal Hikmah, Volume 15, No. 1, Januari – Juni 2018, ISSN :1829-8419

wenang menjatuhkan putusan di luar kan relas panggilan sidang kepada ahli
hadirnya Penggugat disebut putusan waris bila dikenal, akan tetapi bila ahli
verstek, yang diktum putusannya : (a). waris tidak dikenal relas panggilan
Membebaskan Tergugat dari perkara sidang disampaikan kepada Kades/Lurah
tersebut, (b). Menghukum Penggugat tempat tinggal terakhir si almarhum.
membayar biaya perkara. Terhadap b) Tidak hadir tanpa alasan yang sah.
putusan tersebut Penggugat tidak dapat c) Tergugat tidak mengajukan eksepsi kom-
mengajukan verzet (perlawanan) tetapi petensi
mengajukan gugatan baru, karena gugatan
awal telah digugurkan. 3. Bentuk Putusan Verstek yakni: (a).
b) Pasal 125 ayat (1) HIR, Pasal 78 Rv, Mengabulkan gugatan Penggugat untuk
mengatur Verstek terhadap Tergugat. seluruhnya atau sebahagian dengan
Hakim berwenang menjatuhkan putusan verstek; (b). Menyatakan gugatan peng-
di luar hadirnya Tergugat yang tidak gugat tidak dapat diterima (NO) dan/atau
datang menghadiri persidangan yang (c).Menolak gugatan Penggugat.
ditentukan tanpa alasan yang syah disebut
putusan verstek, yang diktum putusannya: Perlawanan (Verzet)
(a).Mengabulkan gugatan seluruhnya atau Pengertian Perlawanan/Verzet
sebahagian, atau (b). Menyatakan gugatan Verzet adalah suatu upaya hukum
tidak dapat diterima apabila gugatan tidak terhadap suatu putusan di luar hadirnya pihak
mempunyai dasar hukum. Terhadap Tergugat (disebut putusan verstek). Pasal 129
putusan tersebut Tergugat dapat mengaju- ayat (1) HIR atau Pasal 83 Rv menegaskan:
kan verzet (perlawanan). Tergugat yang sedang dihukum sedang ia
tidak hadir (verstek) dan tidak menerima
Syarat Acara Verstek Untuk Tergugat putusan itu, dapat mengajukan perlawanan
a) Tergugat telah dipanggil dengan sah dan atas putusan itu. Berdasarkan ketentuan ter-
patut. Yang melaksanakan panggilan sebut, upaya hukum yang dapat diajukan
sidang ialah Juru Sita (Pasal 388 jo 390 terhadap putusan verstek adalah perlawanan
ayat (1) HIR). Bentuk surat panggilan (verzet). Verzet artinya perlawanan terhadap
adalah tertulis, dan khusus mengenai putusan verstek yang telah dijatuhkan
perkara perceraian dapat dilakukan mela- pengadilan tingkat pertama yang diajukan
lui media cetak pada umumnya. Cara oleh tergugat yang diputus verstek tersebut,
Pemanggilan yang syah, bila: (1). Tempat dalam waktu tertentu, yang diajukan ke
tinggal tergugat diketahui, Juru Sita Pengadilan Negeri yang memutus perkara itu
langsung menyampaikan relas panggilan juga.
sidang kepada tergugat inperson atau Pada asasnya perlawanan ini disedia-
disampaikan kepada Kades/Lurah setem- kan bagi pihak tergugat yang (pada umum-
pat bila yang bersangkutan atau nya) dikalahkan. Bagi penggugat yang
keluarganya tidak ditemukan di tempat dikalahkan dengan putusan verstek tersedia
kediamannya; (2). Tempat tinggal ter- upaya hukum banding. Jadi apabila terhadap
gugat tidak diketahui, Juru Sita menyam- tergugat dijatuhkan putusan verstek, dan dia
paikan relas panggilan sidang kepada keberatan atasnya, tergugat dapat mengaju-
Walikota/Bupati lalu Walikota/Bupati kan perlawanan (verzet), bukan upaya
mengumumkan relas panggilan tersebut banding. Terhadap putusan verstek, tertutup
di pintu umum kamar sidang PA; (3). upaya banding, oleh karena itu permohonan
Pemanggilan tergugat yang di luar banding terhadapnya cacat formil, dengan
negeri, Juru Sita melalui jalur diplomatik demikian tidak dapat diterima. Dalam
menyampaikan relas panggilan, dan (4). Putusan Mahkamah Agung ditegaskan
Pemanggilan terhadap tergugat yang bahwa permohonan banding yang diajukan
meninggal dunia, Juru Sita menyampai- terhadap putusan verstek tidak dapat di-

64 | Upaya Hukum Dalam Perkara Perdata


Jurnal Hikmah, Volume 15, No. 1, Januari – Juni 2018, ISSN :1829-8419

terima, karena upaya hukum terhadap verstek dengan patut sampai pada hari ke-14, ke-8
adalah verzet. sesudah dijalankan surat perintah.
Perlawanan (verzet) dihubungkan Kemudian ketika perkara verzet
dengan putusan verstek mengandung arti disidangkan dan tergugat dikalahkan dengan
bahwa tergugat berupaya melawan putusan verstek lagi maka tergugat tidak dapat
verstek atau tergugat mengajukan perla- mengajukan banding. Dalam praktik verzet
wanan terhadap putusan verstek dengan ini harus diberitahukan atau dinyatakan
tujuan agar putusan itu dilakukan pemerik- dengan tegas dan bila tidak maka pernyataan
saan ulang secara menyeluruh sesuai dengan verzet bersangkutan dinyatakan tidak dapat
proses pemeriksaan kontradiktor dengan per- diterima.
mintaan agar putusan verstek dibatalkan serta
sekaligus meminta agar gugatan penggugat Proses Pemeriksaan Verzet
ditolak. Dengan demikian, tujuan verzet Proses pemeriksaan verzet dilakukan
memberi kesempatan kepada tergugat untuk dengan cara sebagai berikut:
membela kepentingannya atas kelalaian - Perlawanan diajukan kepada Pengadilan
menghadiri persidangan diwaktu yang lalu. Negeri yang menjatuhkan putusan
verstek. Agar permintaan perlawanan
Syarat Acara Verzet memenuhi syarat formil, maka: (a).
Menurut Pasal 129 ayat (1) dan Pasal Diajukan oleh tergugat sendiri atau
83 Rv yang berhak mengajukan perlawanan kuasanya; (b). Disampaikan kepada
hanya terbatas pihak tergugat saja, sedang Pengadilan Negeri yang menjatuhkan
kepada penggugat tidak diberi hak mengaju- putusan verstek sesuai batas tenggang
kan perlawanan, dalam hal ini pihak tergugat waktu yang ditentukan; dan (c).
tidak oleh pihak ketiga. Perluasan atas hak Perlawanan ditujukan kepada putusan
yang dimiliki tergugat untuk mengajukan verstek tanpa menarik pihak lain, selain
perlawanan meliputi ahli warisnya apabila dari pada penggugat semula.
pada tenggang waktu pengajuan perlawanan - Perlawanan terhadap verstek, bukan per-
tergugat meninggal dunia, dan dapat diaju- kara baru. Perlawanan merupakan satu
kan kuasa. Tergugat yang tidak hadir disebut kesatuan yang tidak terpisah dengan
pelawan dan penggugat yang hadir disebut gugatan semula maka perlawanan bukan
terlawan. perkara baru, akan tetapi merupakan
Dalam praktik peradilan maka apabila bantahan yang ditujukan kepada ketidak-
tergugat yang diputus dengan verstek meng- benaran dalil-dalil gugatan, dengan
ajukan verzet maka kedua perkara tersebut alasan putusan verstek yang dijatuhkan,
dijadikan satu dan dalam register diberi satu keliru atau tidak benar. Sedemikian
nomor perkara. Penggugat yang diputus eratnya kaitan perlawanan dengan
verstek, bisa mengajukan banding, bila ia gugatan semula, menyebabkan kom-
tidak diterima oleh karena gugatannya di- posisi pelawan sama persis dengan
nyatakan tidak dapat diterima atau ditolak. tergugat asal dan terlawan adalah
Bila penggugat yang diputus verstek penggugat asal.
banding, maka tergugat yang tidak hadir, - Perlawanan mengakibatkan putusan
tidak bisa verzet. Tenggang waktu mengaju- verstek mentah kembali. Apabila diaju-
kan perlawanan (verzet) adalah 14 hari kan verzet terhadap putusan verstek
setelah diberitahukan dan diterimanya maka dengan sendirinya putusan verstek
putusan verstek oleh tergugat. Jika putusan menjadi mentah kembali yaitu ekstensi-
itu tidak diberitahukan kepada tergugat nya dianggap tidak pernah ada sehingga
sendiri, maka perlawanan masih diterima putusan verstek tidak dapat dieksekusi.
sampai pada hari ke-8 sesudah peneguran Ekstensi putusan verstek bersifat relatif
atau dalam hal tidak hadir sesudah dipanggil dan mentah selama tenggang waktu
verzet masih belum terlampaui. Secara

Syahrul Sitorus |65


Jurnal Hikmah, Volume 15, No. 1, Januari – Juni 2018, ISSN :1829-8419

formil putusan verstek memang ada, Bentuk Putusan Verzet


tetapi secara materiil, belum memiliki 1. Perlawanan (verzet) tidak dapat diterima.
kekuatan eksekutorial. Pertimbangan hakim untuk menjatuhkan
- Pemeriksaan perlawanan dilakukan ter- bentuk putusan demikian apabila teng-
hadap materi verzet. Materi verzet gang waktu mengajukan verzet yang
adalah tanggapan terhadap putusan ditentukan Pasal 129 ayat (1) HIR telah
verstek/dalil-dalil penggugat asal.Verzet dilampaui. Dalam kasus yang seperti itu,
hanya mempermasalahkan alasan gugur hak mengajukan verzet dengan
ketidakhadiran tergugat menghadiri akibat hukum tergugat dianggap mene-
pengadilan. Proses pemeriksaannya rima putusan verstek sekaligus tertutup
dengan acara biasa. hak tergugat mengajukan banding dan
kasasi, dengan demikian putusan verstek
Putusan Verzet memperoleh kekuatan hukum tetap.
Apabila dalam putusan penyelesaian Bentuk putusan yang menyatakan verzet
satu perkara diterapkan acara verstek yang tidak dapat diterima, harus dicantumkan
dibarengi dengan acara verzet terhadap amar berisi penegasan menguatkan
putusan verstek tersebut, Pengadilan Negeri putusan verstek, sehingga amarnya
akan menerbitkan dua bentuk putusan: selengkapnya berbunyi :
(a). Produk pertama, putusan verstek sesuai - Menyatakan pelawan sebagai pelawan
dengan acara verstek, yang digariskan pasal yang tidak benar atau pelawan yang
125 ayat (1) HIR dan (b). Produk kedua, salah.
putusan verzet berdasarkan acara verzet yang - Menyatakan perlawanan (verzet) dari
diatur Pasal 129 ayat (1) HIR. Kedua putusan pelawan tidak dapat diterima.
itu, saling berkaitan karena sama-sama - Menguatkan putusan verstek.
bertitik tolak dari kasus yang sama. Akan 2. Menolak perlawanan (verzet). Amar
tetapi, keberadaannya masing-masing ter- putusannya selengkapnya berbunyi
pisah dan berdiri sendiri. Secara teoritis, sebagai berikut:
putusan verzet bersifat asesor terhadap - Menyatakan pelawan sebagai pelawan
putusan verstek. Artinya putusan verzet yang tidak benar.
merupakan ikutan dari putusan verstek. Oleh - Menolak perlawanan pelawan.
karena itu, putusan verzet tidak mungkin - Menguatkan putusan verstek.
lahir, kalau putusan verstek tidak ada. Ber- 3. Mengabulkan perlawanan (verzet).
titik tolak dari pendekatan asesor tersebut, Alasan hakim untuk mengabulkan per-
substansi pokok putusan verzet, tidak boleh lawanan tersebut karena Terlawan
menyimpang dari permasalahan dalil pokok sebagai penggugat asal, tidak mampu
gugatan yang tertuang dalam putusan membuktikan dalil gugatan. Sehingga
verstek. amar putusan yang dijatuhkan selengkap-
Pada sisi lain, ditinjau dari segi upaya nya berbunyi sebagai berikut:
hukum, verzet menurut pasal 129 ayat (1) - Menyatakan sebagai pelawan yang
HIR merupakan upaya perlawanan terhadap benar.
putusan verstek. Berarti putusan verstek yang - Mengabulkan perlawanan pelawan.
dijatuhkan pengadilan, merupakan koreksi - Membatalkan putusan verstek.
terhadap putusan verstek. Dengan begitu, jika - Menolak gugatan terlawan
tergugat mengajukan verzet terhadap putusan
verstek, Pengadilan Negeri harus memeriksa BANDING
dan menilai apakah putusan verstek yang Banding ialah upaya hukum yang
dijatuhkan sudah tepat atau tidak. Tepat atau dilakukan bilamana ada salah satu pihak
tidaknya putusan verstek tersebut, dinilai dan yang tidak puas terhadap suatu putusan
dipertimbangkan Pengadilan Negeri dalam Pengadilan tingkat pertama. Menurut Pasal
putusan verzet. 21 ayat (1) UU No. 4 Tahun 2004 tentang
66 | Upaya Hukum Dalam Perkara Perdata
Jurnal Hikmah, Volume 15, No. 1, Januari – Juni 2018, ISSN :1829-8419

Kekuasaan Kehakiman: “Terhadap putusan 6) Walau tidak diharuskan Pembanding


pengadilan tingkat pertama dapat dimintakan berhak mengajukan Memori Banding
banding kepada pengadilan tinggi oleh sedangkan Terbanding berhak mengaju-
pihak-pihak yang bersangkutan, kecuali kan Kontra Memori Banding, dan tidak
undang-undang menentukan lain. Yang ada jangka waktu pengajuannya sepanjang
dimaksud dengan pengecualian itu ditujukan perkara belum diputus oleh Pengadilan
pada perkara perdata yang tidak perlu Tinggi masih diperkenankan. (Putusan
dimintakan banding, tetapi langsung kasasi MA-RI No. 39 K/Sip/1973, tanggal 11
ke MA, misalnya putusan Pengadilan Niaga September 1975).
dalam Perkara Hak Kekayaan Intelektual 7) Pencabutan permohonan banding tidak
(HaKI), Putusan Pengadilan Hubungan diatur dalam undang-undang sepanjang
Industrial (PHI), dan Perkara Kepailitan. belum diputuskan oleh Pengadilan Tinggi
Hakim tingkat pertama dan banding adalah pencabutan permohonan banding masih
hakim fakta (judex facti) sehingga Hakim diperbolehkan.
banding memeriksa seluruh berkas perkara
dimaksud. KASASI
Alasan-Alasan Mengajukan Kasasi
Tenggang Waktu Mengajukan Banding Diatur dalam Pasal 30 UU No. 14
Tenggang waktu pernyataan meng- Tahun 1985 jo Pasal 30 UU No.5 Tahun
ajukan banding adalah 14 hari sejak putusan 2005 Tentang MA jo Pasal 30 UU No.4
dibacakan bila para pihak hadir atau 14 hari Tahun 2004 antara lain :
setelah pemberitahuan putusan apabila salah 1) Tidak berwenang atau melampaui batas
satu pihak tidak hadir. Dalam praktek dasar wewenang. Tidak berwenang yang
hukum yang biasa digunakan adalah Pasal 46 dimaksud berkaitan dengan kompetensi
UU No. 14 tahun 1985. relatif dan absolut pengadilan, sedang
melampaui batas wewenang bisa terjadi
Prosedur Mengajukan Permohonan bila pengadilan mengabulkan gugatan
Banding melebihi yang diminta dalam surat
1) Diajukan di Kepaniteraan Pengadilan gugatan.
Negeri di mana putusan tersebut dijatuh- 2) Salah menerapkan atau melanggar
kan, dengan terlebih dahulu membayar hukum yang berlaku. Yang dimaksud
lunas biaya permohonan banding. disini adalah kesalahan menerapkan
2) Permohonan banding dapat diajukan ter- hukum baik hukum formil maupun
tulis atau lisan (Pasal 7 UU No. 20/1947) hukum materil, sedangkan melanggar
oleh yang bersangkutan atau kuasanya. hukum adalah penerapan hukum yang
3) Panitera Pengadilan Negeri akan membuat dilakukan oleh Judex facti salah atau
akte banding yang memuat hari dan bertentangan dengan ketentuan hukum
tanggal diterimanya permohonan banding yang berlaku atau dapat juga diinter-
dan ditandatangani oleh Panitera dan prestasikan penerapan hukum tersebut
Pembanding. Permohonan banding ter- tidak tepat dilakukan oleh judex facti.
sebut dicatat dalam Register Induk Per- 3) Lalai memenuhi syarat-syarat yang
kara Perdata dan Register Banding Per- diwajibkan oleh peraturan perundang-
kara Perdata. undangan yang mengancam kelalaian itu
4) Permohonan banding tersebut oleh dengan batalnya putusan yang bersang-
Panitera diberitahukan kepada pihak kutan. Contohnya dalam suatu putusan
lawan paling lambat 14 hari setelah tidak terdapat irah-irah.
permohonan banding diterima.
5) Para pihak diberi kesempatan untuk
melihat surat serta berkas perkara di
Pengadilan Negeri dalam waktu 14 hari.

Syahrul Sitorus |67


Jurnal Hikmah, Volume 15, No. 1, Januari – Juni 2018, ISSN :1829-8419

Prosedur dan Tengang Waktu Mengaju- pelaksanaan putusan pengadilan (eksekusi).


kan Permohonan Kasasi Menurut Mertokusumo merupakan upaya
1) Permohonan kasasi disampaikan baik hukum terhadap putusan tingkat akhir dan
secara tertulis atau lisan kepada Panitera putusan yang dijatuhkan di luar hadir
Pengadilan Negeri yang memutus per- tergugat (verstek), dan yang tidak lagi
kara tersebut dengan melunasi biaya terbuka kemungkinan untuk mengajukan
kasasi dalam tenggang waktu 14 hari perlawanan.
setelah relas pemberitahuan putusan
banding diterima Pemohon Kasasi Alasan-Alasan Pengajuan Peninjauan
(Pasal. 46-47 UU No. 14/1985). Kembali
2) Pengadilan Negeri akan mencatat per- ( Pasal 67 UU No. 14/1985, jo Perma No.
mohonan kasasi dalam buku daftar, dan 1/1982).
hari itu juga membuat akta permohonan a. Apabila putusan didasarkan pada suatu
kasasi yang dilampirkan pada berkas kebohongan atau tipu muslihat pihak
(Pasal 46 ayat (3) UU No. 14/1985. lawan yang diketahui setelah perkaranya
3) Paling lambat 7 hari setelah permohonan diputus atau didasarkan pada bukti-bukti
kasasi didaftarkan panitera Pengadilan yang kemudian oleh hakim pidana
Negeri memberitahukan secara tertulis dinyatakan palsu.
kepada pihak lawan (Pasal 46 ayat (4) b. Apabila setelah perkara diputus, ditemu-
UU No. 14/1985), dan selanjutnya dalam kan surat-surat bukti yang bersifat
tenggang waktu 14 hari setelah per- menentukan yang pada waktu perkara
mohonan kasasi dicatat dalam buku diperiksa tidak ditemukan.
daftar pemohon kasasi wajib membuat c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang
Memori Kasasi yang berisi alasan-alasan tidak dituntut atau lebih daripada yang
permohonan kasasi (Pasal 47 ayat (1) dituntut.
UU No. 14/1985) d. Apabila antara pihak-pihak yang sama
4) Panitera Pengadilan Negeri menyampai- mengenai suatu soal yang sama atas
kan salinan Memori Kasasi pada lawan dasar yang sama, oleh pengadilan yang
paling lambat 30 hari (Pasal 47 ayat (2) sama atau sama tingkatannya, telah
UU No. 14/1985). diberikan putusan yang bertentangan satu
5) Pihak lawan berhak mengajukan Kontra dengan yang lain.
Memori Kasasi dalam tenggang waktu e. Apabila mengenai sesuatu bagian dari
14 hari sejak tanggal diterimanya salinan tuntutan belum diputus tanpa dipertim-
memori kasai (Pasal 47 ayat (3) UU No. bangkan sebab-sebabnya.
14/1985) f. Apabila dalam suatu putusan terdapat
6) Setelah menerima Memori Kasasi dan suatu kekhilafan hakim atau suatu ke-
Kontra Memori Kasasi dalam jangka keliruan yang nyata.
waktu 30 hari Panitera Pengadilan
Agama harus mengirimkan semua Tenggang Waktu
berkas kepada Mahkamah Agung (Pasal Permohonan Peninjauan Kembali
48 ayat (1) UU No. 14/1985). (PK) bagi Pemohon PK disampaikan dalam
tenggang waktu selambat-lambatnya 180 hari
PENINJAUAN KEMBALI (PK) (Pasal.69 UU No. 14/1985) dan memori
Upaya hukum peninjauan kembali peninjauan kembali disampaikan bersamaan
(request civil) merupakan suatu upaya agar pada waktu menandatangani Akta Pemo-
putusan pengadilan baik dalam tingkat honan Peninjauan Kembali di Kepaniteraan
Pengadilan pertama, banding, dan kasasi Pengadilan Negeri, dan selanjutnya dalam
yang telah berkekuatan hukum tetap (inracht tenggang waktu Termohon Peninjauan
van gewijsde).Permohonan Peninjauan Kem- Kembali (PK) untuk mengajukan kontra
bali tidak menangguhkan atau menghentikan memori peninjauan kembali adalah 30 hari
68 | Upaya Hukum Dalam Perkara Perdata
Jurnal Hikmah, Volume 15, No. 1, Januari – Juni 2018, ISSN :1829-8419

setelah ada pemberitahuan/penyampaian me- terlewatkan maka jawaban tidak akan


mori peninjauan kembali kepada termohon dipertimbangkan (Pasal 72 ayat (2) UU
peninjauan kembali (Pasal.72 UU No. 14/1985).
No.14/1985). 8) Kontra memori peninjauan kembali
diserahkan kepada Pengadilan Negeri
Prosedur Pengajuan Permohonan dan oleh Panitera dibubuhi cap, hari
Kembali serta tanggal diterimanya untuk
1) Permohonan Peninjauan Kembali diaju- selanjutnya salinan jawaban disampai-
kan oleh pihak yang berhak kepada kan kepada pemohon peninjaun kembali
Mahkamah Agung melalui Ketua untuk diketahui (Pasal 72 ayat (3) UU
Pengadilan Negeri yang memutus per- No. 14/1985).
kara dalam tingkat pertama. 9) Permohonan PK lengkap dengan berkas
2) Membayar biaya perkara. perkara beserta biayanya dikirimkan
3) Permohonan Peninjauan Kembali dapat kepada Mahkamah Agung paling lambat
diajukan secara lisan maupun tertulis. 30 hari (Pasal 72 ayat (4) UU No.
Bila permohonan diajukan secara tertulis 14/1985).
maka harus disebutkan dengan jelas 10) Pencabutan permohona PK dapat dilaku-
alasan yang menjadi dasar permohonan- kan sebelum putusan diberikan, tetapi
nya dan dimasukkan ke kepaniteraan permohonan peninjauan kembali hanya
Pengadilan Negeri yang memutus per- dapat diajukan satu kali (Pasal 66 UU
kara dalam tingkat pertama (Pasal 71 No. 14/1985)
ayat (1) UU No. 14/1985)
4) Bila diajukan secara lisan maka ia dapat DERDEN VERZET (PERLAWANAN
menguraikan permohonannya secara PIHAK KETIGA) YANG BERKEPEN-
lisan dihadapan Ketua Pengadilan TINGAN
Negeri yang bersangkutan atau diha- Menurut Pasal 1917 KUH Perdata
dapan hakim yang ditunjuk Ketua putusan hakim hanya mengikat bagi para
Pengadilan Negeri tersebut, yang akan pihak yang berperkara, namun tidak tertutup
membuat catatan tentang permohonan kemungkinan putusan Hakim dapat saja
tersebut (Pasal 71 ayat (2) UU No. merugikan pihak ketiga yang tidak ikut
14/1985) sebagai pihak dalam putusan perkara
5) Hendaknya surat permohonan penin- dimaksud, maka untuk itu menurut Pasal
jauan kembali disusun secara lengkap 378-Pasal 384 Rv memberikan hak kepada
dan jelas, karena permohonan ini hanya Pihak ketiga yang merasa dirugikan hak dan
dapat diajukan sekali. kepentingannya oleh putusan Hakim dapat
6) Setelah Ketua Pengadilan Negeri mene- mengajukan perlawanan terhadap putusan
rima permohonan peninjauan kembali perkara yang telah berkekuatan hukum
maka Panitera berkewajiban untuk dimaksud ke Pengadilan Negeri yang telah
memberikan atau mengirimkan salinan memutus perkara dimaksud, atas dasar itulah
permohonan tersebut kepada pihak makanya derdenverzet dikatakan sebagai
lawan pemohon paling lambat 14 hari upaya hukum luar biasa.
dengan tujuan agar dapat diketahui dan Perlawanan pihak ketiga terhadap sita
dijawab oleh pihak lawan (Pasal 72 ayat eksekutorial diatur dalam pasal 208 jo pasal
(1) UU No. 14/1985) 207 HIR, sedangkan mengenai perlawanan
7) Pihak lawan (termohon peninjauan kem- pihak ketiga terhadap sita jaminan tidak
bali) hanya punya waktu 30 hari setelah diatur dalam HIR baik terhadap sita
tanggal diterima salinan permohonan conservatoir (barang milik sendiri) maupun
(memori peninjauan kembali) untuk sita revindicatoir (barang milik sendiri)
membuat kontra memori peninjauan namun hal itu dalam praktek selalu dapat
kembali bilamana tenggang waktu diajukan (lihat putusan Mahkamah Agung

Syahrul Sitorus |69


Jurnal Hikmah, Volume 15, No. 1, Januari – Juni 2018, ISSN :1829-8419

tanggal 30 April 1963 No. 112 K/Sip/1963 jo PENUTUP


putusan Mahkamah Agung tanggal 24 April Dalam hukum acara perdata terdapat
1980 No. 992 K/Sip/1979 jo putusan Mah- 2 (dua) jenis upaya hukum yaitu (1). Upaya
kamah Agung tanggal 28 April 1993 No. hukum biasa terdiri dari: (a). Perlawanan
3089 K/Pdt/1991. Retnowulan Sutantio, Cs (verzet), (b). Banding, (c). Kasasi, dan (2).
(2002:142-143). Upaya hukum luar biasa terdiri dari: (a).
Menurut Pasal 382 Rv bilamana Perlawanan pihak ketiga (denden verzet); (b).
perlawanan dikabulkan maka putusan ter- Peninjauan kembali (request civil).
sebut direvisi sepanjang mengenai kerugian Pada azasnya upaya hukum biasa
pihak ketiga tersebut. Perlawanan terhadap menangguhkan pelaksanaan eksekusi,
Sita Conservatoir (CB), Sita Revindicatoir kecuali dalam putusan tersebut dijatuhkan
(RB) dan Sita Eksekusi harus diajukan dengan ketentuan dapat dilaksanakan terlebih
Pemilik ke Pengadilan Negeri yang secara dahulu (uitvoerbaar bij voorraad), sehingga
nyata menyitanya (Pasal 195 (6) HIR, Pasal meskipun diajukan upaya hukum biasa
206 (6) Rbg). Perlawanan tidak menunda dilakukan namun eksekusi tetap dapat
pelaksanaan eksekusi, namun bila ada alasan dijalankan. Berbeda dengan upaya hukum
yang essensil maka pelaksanaan eksekusi luar biasa pada azasnya tidak menangguhkan
harus ditunda Ketua Pengadilan Negeri. pelaksanaan eksekusi kecuali adanya alasan-
alasan lain yang esensial.

DAFTAR PUSTAKA

Arto, H Mukti, Praktek Perkara Pada Pengadilan Agama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996.
Fauzan, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syar’iyah di
Indonesia, Jakarta : Kencana, 2005.
Harahap, M. Yahya, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, Pustaka Kartini,
1990.
Harahap, M. Yahya. Hukum Acara Perdata. Jakarta : Sinar Grafika, 2012.
http://scarmakalah.blogspot.co.id/2014/02/proses-acara-verzetperlawanan-hk-acara.html
Mahkamah Agung RI., Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan, Buku II
Edisi Revisi, 1997.
Manan, Abdul., Penerapan Hukum Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama, Yayasan Al-
Hidayah Jakarta, 2000.
Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 2009.
Mulyadi, Lilik, Tuntutan Provisionil dalam Hukum Acara Perdata pada Praktik Peradilan,
Jakarta : Djambatan, 1996.
Rasaid, Nur. Hukum Acara Perdata. Jakarta, Sinar Grafika, 2007.
Rasyid, Raihan, Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998.
Riduan, Syahrani, Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Umum,cet. 1, Jakarta :Sinar
Grafika,1994.
Soesilo, RBG/HIR dengan Penjelasan, Bogor ; Politeia, 1985.
Sugeng, Bambang dan Sujayadi, Hukum Acara Perdata dan Dokumen Litigasi Perkara Perdata,
Jakarta : Kencana, 2011.

70 | Upaya Hukum Dalam Perkara Perdata


Jurnal Hikmah, Volume 15, No. 1, Januari – Juni 2018, ISSN :1829-8419

Sugeng, Bambang dan Sujayadi. Hukum Acara Perdata dan Dokumen Litigasi Perkara Perdata.
Jakarta : Kencana, 2011.
Supomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Jakarta, Pradnjaparamita, 1967.
Sutantio, Retnowulan dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan
Praktek, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 2002.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3316) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 4958);
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5076)

Syahrul Sitorus |71

Anda mungkin juga menyukai