Syahrul Sitorus
63
Jurnal Hikmah, Volume 15, No. 1, Januari – Juni 2018, ISSN :1829-8419
wenang menjatuhkan putusan di luar kan relas panggilan sidang kepada ahli
hadirnya Penggugat disebut putusan waris bila dikenal, akan tetapi bila ahli
verstek, yang diktum putusannya : (a). waris tidak dikenal relas panggilan
Membebaskan Tergugat dari perkara sidang disampaikan kepada Kades/Lurah
tersebut, (b). Menghukum Penggugat tempat tinggal terakhir si almarhum.
membayar biaya perkara. Terhadap b) Tidak hadir tanpa alasan yang sah.
putusan tersebut Penggugat tidak dapat c) Tergugat tidak mengajukan eksepsi kom-
mengajukan verzet (perlawanan) tetapi petensi
mengajukan gugatan baru, karena gugatan
awal telah digugurkan. 3. Bentuk Putusan Verstek yakni: (a).
b) Pasal 125 ayat (1) HIR, Pasal 78 Rv, Mengabulkan gugatan Penggugat untuk
mengatur Verstek terhadap Tergugat. seluruhnya atau sebahagian dengan
Hakim berwenang menjatuhkan putusan verstek; (b). Menyatakan gugatan peng-
di luar hadirnya Tergugat yang tidak gugat tidak dapat diterima (NO) dan/atau
datang menghadiri persidangan yang (c).Menolak gugatan Penggugat.
ditentukan tanpa alasan yang syah disebut
putusan verstek, yang diktum putusannya: Perlawanan (Verzet)
(a).Mengabulkan gugatan seluruhnya atau Pengertian Perlawanan/Verzet
sebahagian, atau (b). Menyatakan gugatan Verzet adalah suatu upaya hukum
tidak dapat diterima apabila gugatan tidak terhadap suatu putusan di luar hadirnya pihak
mempunyai dasar hukum. Terhadap Tergugat (disebut putusan verstek). Pasal 129
putusan tersebut Tergugat dapat mengaju- ayat (1) HIR atau Pasal 83 Rv menegaskan:
kan verzet (perlawanan). Tergugat yang sedang dihukum sedang ia
tidak hadir (verstek) dan tidak menerima
Syarat Acara Verstek Untuk Tergugat putusan itu, dapat mengajukan perlawanan
a) Tergugat telah dipanggil dengan sah dan atas putusan itu. Berdasarkan ketentuan ter-
patut. Yang melaksanakan panggilan sebut, upaya hukum yang dapat diajukan
sidang ialah Juru Sita (Pasal 388 jo 390 terhadap putusan verstek adalah perlawanan
ayat (1) HIR). Bentuk surat panggilan (verzet). Verzet artinya perlawanan terhadap
adalah tertulis, dan khusus mengenai putusan verstek yang telah dijatuhkan
perkara perceraian dapat dilakukan mela- pengadilan tingkat pertama yang diajukan
lui media cetak pada umumnya. Cara oleh tergugat yang diputus verstek tersebut,
Pemanggilan yang syah, bila: (1). Tempat dalam waktu tertentu, yang diajukan ke
tinggal tergugat diketahui, Juru Sita Pengadilan Negeri yang memutus perkara itu
langsung menyampaikan relas panggilan juga.
sidang kepada tergugat inperson atau Pada asasnya perlawanan ini disedia-
disampaikan kepada Kades/Lurah setem- kan bagi pihak tergugat yang (pada umum-
pat bila yang bersangkutan atau nya) dikalahkan. Bagi penggugat yang
keluarganya tidak ditemukan di tempat dikalahkan dengan putusan verstek tersedia
kediamannya; (2). Tempat tinggal ter- upaya hukum banding. Jadi apabila terhadap
gugat tidak diketahui, Juru Sita menyam- tergugat dijatuhkan putusan verstek, dan dia
paikan relas panggilan sidang kepada keberatan atasnya, tergugat dapat mengaju-
Walikota/Bupati lalu Walikota/Bupati kan perlawanan (verzet), bukan upaya
mengumumkan relas panggilan tersebut banding. Terhadap putusan verstek, tertutup
di pintu umum kamar sidang PA; (3). upaya banding, oleh karena itu permohonan
Pemanggilan tergugat yang di luar banding terhadapnya cacat formil, dengan
negeri, Juru Sita melalui jalur diplomatik demikian tidak dapat diterima. Dalam
menyampaikan relas panggilan, dan (4). Putusan Mahkamah Agung ditegaskan
Pemanggilan terhadap tergugat yang bahwa permohonan banding yang diajukan
meninggal dunia, Juru Sita menyampai- terhadap putusan verstek tidak dapat di-
terima, karena upaya hukum terhadap verstek dengan patut sampai pada hari ke-14, ke-8
adalah verzet. sesudah dijalankan surat perintah.
Perlawanan (verzet) dihubungkan Kemudian ketika perkara verzet
dengan putusan verstek mengandung arti disidangkan dan tergugat dikalahkan dengan
bahwa tergugat berupaya melawan putusan verstek lagi maka tergugat tidak dapat
verstek atau tergugat mengajukan perla- mengajukan banding. Dalam praktik verzet
wanan terhadap putusan verstek dengan ini harus diberitahukan atau dinyatakan
tujuan agar putusan itu dilakukan pemerik- dengan tegas dan bila tidak maka pernyataan
saan ulang secara menyeluruh sesuai dengan verzet bersangkutan dinyatakan tidak dapat
proses pemeriksaan kontradiktor dengan per- diterima.
mintaan agar putusan verstek dibatalkan serta
sekaligus meminta agar gugatan penggugat Proses Pemeriksaan Verzet
ditolak. Dengan demikian, tujuan verzet Proses pemeriksaan verzet dilakukan
memberi kesempatan kepada tergugat untuk dengan cara sebagai berikut:
membela kepentingannya atas kelalaian - Perlawanan diajukan kepada Pengadilan
menghadiri persidangan diwaktu yang lalu. Negeri yang menjatuhkan putusan
verstek. Agar permintaan perlawanan
Syarat Acara Verzet memenuhi syarat formil, maka: (a).
Menurut Pasal 129 ayat (1) dan Pasal Diajukan oleh tergugat sendiri atau
83 Rv yang berhak mengajukan perlawanan kuasanya; (b). Disampaikan kepada
hanya terbatas pihak tergugat saja, sedang Pengadilan Negeri yang menjatuhkan
kepada penggugat tidak diberi hak mengaju- putusan verstek sesuai batas tenggang
kan perlawanan, dalam hal ini pihak tergugat waktu yang ditentukan; dan (c).
tidak oleh pihak ketiga. Perluasan atas hak Perlawanan ditujukan kepada putusan
yang dimiliki tergugat untuk mengajukan verstek tanpa menarik pihak lain, selain
perlawanan meliputi ahli warisnya apabila dari pada penggugat semula.
pada tenggang waktu pengajuan perlawanan - Perlawanan terhadap verstek, bukan per-
tergugat meninggal dunia, dan dapat diaju- kara baru. Perlawanan merupakan satu
kan kuasa. Tergugat yang tidak hadir disebut kesatuan yang tidak terpisah dengan
pelawan dan penggugat yang hadir disebut gugatan semula maka perlawanan bukan
terlawan. perkara baru, akan tetapi merupakan
Dalam praktik peradilan maka apabila bantahan yang ditujukan kepada ketidak-
tergugat yang diputus dengan verstek meng- benaran dalil-dalil gugatan, dengan
ajukan verzet maka kedua perkara tersebut alasan putusan verstek yang dijatuhkan,
dijadikan satu dan dalam register diberi satu keliru atau tidak benar. Sedemikian
nomor perkara. Penggugat yang diputus eratnya kaitan perlawanan dengan
verstek, bisa mengajukan banding, bila ia gugatan semula, menyebabkan kom-
tidak diterima oleh karena gugatannya di- posisi pelawan sama persis dengan
nyatakan tidak dapat diterima atau ditolak. tergugat asal dan terlawan adalah
Bila penggugat yang diputus verstek penggugat asal.
banding, maka tergugat yang tidak hadir, - Perlawanan mengakibatkan putusan
tidak bisa verzet. Tenggang waktu mengaju- verstek mentah kembali. Apabila diaju-
kan perlawanan (verzet) adalah 14 hari kan verzet terhadap putusan verstek
setelah diberitahukan dan diterimanya maka dengan sendirinya putusan verstek
putusan verstek oleh tergugat. Jika putusan menjadi mentah kembali yaitu ekstensi-
itu tidak diberitahukan kepada tergugat nya dianggap tidak pernah ada sehingga
sendiri, maka perlawanan masih diterima putusan verstek tidak dapat dieksekusi.
sampai pada hari ke-8 sesudah peneguran Ekstensi putusan verstek bersifat relatif
atau dalam hal tidak hadir sesudah dipanggil dan mentah selama tenggang waktu
verzet masih belum terlampaui. Secara
DAFTAR PUSTAKA
Arto, H Mukti, Praktek Perkara Pada Pengadilan Agama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996.
Fauzan, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syar’iyah di
Indonesia, Jakarta : Kencana, 2005.
Harahap, M. Yahya, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, Pustaka Kartini,
1990.
Harahap, M. Yahya. Hukum Acara Perdata. Jakarta : Sinar Grafika, 2012.
http://scarmakalah.blogspot.co.id/2014/02/proses-acara-verzetperlawanan-hk-acara.html
Mahkamah Agung RI., Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan, Buku II
Edisi Revisi, 1997.
Manan, Abdul., Penerapan Hukum Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama, Yayasan Al-
Hidayah Jakarta, 2000.
Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 2009.
Mulyadi, Lilik, Tuntutan Provisionil dalam Hukum Acara Perdata pada Praktik Peradilan,
Jakarta : Djambatan, 1996.
Rasaid, Nur. Hukum Acara Perdata. Jakarta, Sinar Grafika, 2007.
Rasyid, Raihan, Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998.
Riduan, Syahrani, Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Umum,cet. 1, Jakarta :Sinar
Grafika,1994.
Soesilo, RBG/HIR dengan Penjelasan, Bogor ; Politeia, 1985.
Sugeng, Bambang dan Sujayadi, Hukum Acara Perdata dan Dokumen Litigasi Perkara Perdata,
Jakarta : Kencana, 2011.
Sugeng, Bambang dan Sujayadi. Hukum Acara Perdata dan Dokumen Litigasi Perkara Perdata.
Jakarta : Kencana, 2011.
Supomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Jakarta, Pradnjaparamita, 1967.
Sutantio, Retnowulan dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan
Praktek, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 2002.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3316) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 4958);
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5076)