Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN KETIGABELAS

UPAYA HUKUM
Oleh : Sri Redjeki Slamet, SH, MH

Suatu putusan hakim tidak luput dari kekeliruan atau kekhilafan, bahkan tidak mungkin
memihak. Maka oleh karena itu demi kebenaran dan keadilan, setiap putusan hakim perlu
dimungkinkan untuk diperiksa ulang agar kekeliruan atau kekhilafan yang terjadi pada suatu
putusan dapat diperbaiki. Pada sutau putusan hakim, biasanya terdapat atau tersedia upaya
hukum yaitu upaya atau alat untuk mencegah atau memperbaiki kekeliruan dalam suatu
putusan.
Sifat dan berlakunya upaya hukum itu berbeda tergantung apakah merupakan upaya
hukum biasa atau upaya hukum istimewa. Yang termasuk upaya hukum biasa adalah
perlawanan (verzet), banding dan kasasi. Sedangkan yang termasuk upaya hukum istimewa
adalah derdenverzet dan Peninjauan Kembali.
1. Banding : Pengertian, alasan banding, Memori banding, kontra memori banding.
Lembaga banding diadakan oleh undang-undang karena dikhawatirkan bahwa hakim
adalah manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan dalam menjatuhkan putusan. Untuk
itu pihak yang merasa tidak puas dan tidak menerima putusan pengadilan negeri dapat
mengajukan permohonan banding ke pengadilan tinggi. Pemeriksaan banding merupakan
pemeriksaan ulangan. Dengan diajukan permohonan banding, maka perkara menjadi
mentah lagi dan tidak dapat dilaksanakan kecuali putusan serta merta.
Berkas perkara yang bersangkutan beserta salinan resmi putusan serta surat-surat
lainnya akan dikirim ke Pengadilan Tinggi untuk diperiksa dan diputus lagi. Yang diperiksa
adalah surat-suratnya atau berkasnya. Apabila dipandang perlu untuk dilakukan
pemeriksaan tambahan, berdasarkan putusan sela, hakim pengadilan tinggi akan dilakukan
pemeriksaan tambahan yang dilakukan di pengadilan negeri yang bersangkutan
Perihal banding diatur dalam pasal 188 s/d 194 HIR, dan 199 s/d 205 R.bg dan
khusus untuk banding diatur dalam UU No. 20 tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan untuk
Jawa dan Madura.

1
Permohonan banding harus diajukan oleh pihak yang berkepentingan atau pihak yang
dikalahkan kepada panitera pengadilan negari yang menjatuhkan putusan dalam jangka
waktu 14 hari terhitung mulai hari berikutnya putusan diucapkan atau empat belah hari
setelah pemberitahuan putusan kepada yang bersangkutan apabila ia tidak hadir pada saat
putusan diucapkan (pasal 20 UU No. 20 tahun 1947, 199 R.bg.)
Setelah salah satu pihak menyatakan banding, maka pihak lawan akan diberitahu
oleh juru sita mengenai permintaan banding itu dan kedua belah pihak diberi kesempatan
untuk melihat berkas perkara di Pengadilan Negeri selama 14 hari (pasal 11 ayat 91) UU
No. 20 tahun 1947, pasal 202 R.bg).
Kedua belah pihak boleh mengajukan bukti baru dan surat keterangan sebagai uraian
atas alasan permohonan banding atau yang dikenal dengan memori banding. Dan sebagai
tanggapannya pihak terbanding mengajukan kontra memori banding.
Memori banding adalah suatu surat yang berisi alasan apa sebabnya pembanding
mengajukan permohonan banding (pasal 11 ayat (3) UU No. 20 tahun 1947). Memori
banding harus dengan jelas memuat apa sebabnya pembanding mengangap bahwa putusan
pengadilan negeri tersebut adalah salah. Memori banding akan memudahkan pekerjaan
pengadilan tinggi dalam menjatuhkan putusannya. Agar memori banding dapat diperhatikan
dengan baik, maka hendaknya memori banding disusun dengan kalimat yang sederhana,
pendek dan berisi. Memori banding dibuat dalam beberapa rangkap sebanyak pihak yang
berperkara ditambah satu. Asli memori banding diserahkan kepada pengadilan tinggi
beserta berkas perkaranya, sedangkan salinannya diberikan kepada yang bersangkutan.
Pembuatan atau pengiriman memori banding bukan merupakan suatu kewajiban. Undang-
undang tidak mewajibkan pembanding untuk mengajukan memori banding seperti halnya
kasasi.
Sebaliknya untuk menyanggah memori banding yang diajukan oleh pembanding,
pihak lawan dapat mengajukan kontra memori banding. Kontra memori banding juga dibuat
beberapa rangkap, dimana yang asli untuk pengadilan tinggi dan salinannya untuk pihak
yang bersangkutan.

2
Pihak yang mengajukan permohonan banding disebut PEMBANDING, sedangkan
pihak lawan disebut TERBANDING. Sedangkan yang semula sama–sama berkedudukan
sebagai Penggugat atau Tergugat disebut TURUT TERBANDING.
Pasal 9 UU No. 20 tahun 1947 menentukan bahwa yang dapat dimohonkan banding
hanyalah putusan akhir saja. Putusan yang bukan merupakan putusan akhir hanya dapat
diajukan banding bersama-sama dengan putusan akhir. Pengadilan tinggi memeriksa perkara
banding dengan hakim majelis.
Permohonan banding dapat dicabut setiap waktu sebelum perkara diputus oleh
pengadilan tinggi tanpa perlu meminta persetujuan pihak lawan. Namun agar tidak merugikan
pihak lawan, sebaiknya pencabutan permohonan banding dilakukan dengan persetujuan
pihak lawan.

2. Kasasi : Pengertian, alasan kasasi, Memori kasasi, kontra memori kasasi.


Terhadap putusan yang diberikan dalam tingkat akhir dan putusan banding dapat
diajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Kasasi tersebut diajukan oleh pihak yang
berkepentingan (pasal 10 ayat (3), pasal 20 UU No. 14 tahun 1970 dan pasal 43 UU No. 14
tahun 1985).
Kasasi adalah pembatalan putusan atas penetapan pengadilan-pengadilan dari semua
lingkungan peradilan dalam tingkat peradilan terakhir (pasal 29, 300 UU No. 14 tahun
1985). Kasasi dapat diajukan oleh pihak yang berkepentingan (pasal 44 UU No. 14 tahun
1985). Permohonan kasasi diajukan kepada Mahkamah Agung melalui kepaniteraan
pengadilan negeri yang memutus perkara dalam tingkat pertama.
Permohonan kasasi diajukan baik secara lisan maupun tertulis dalam tenggang waktu
14 hari setelah putusan atau penetapan diberitahukan kepada pemohon (pasal 46 UU No. 14
tahun 1985). Dalam tenggang waktu setelah permohonan pernyataan kasasi, pemohon
kasasi wajib menyampaikan memori kasasi (pasal 47 UU No. 14 tahun 1985).
Dalam memori kasasi harus dimuat keberatan-keberatan atau alasan-alasan kasasi
yang berhubungan dengan pokok perkara. Pernyataan keberatan-keberatan terhadap putusan
pengadilan negeri dan pengadilan tinggi diuraikan secara terinci. Menurut pasal 30 UU No.
14 tahun 1985, alasan pengajuan kasasi adalah :
1. tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;

3
2. salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;
3. lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan.
Dengan demikian dalam pemeriksaan kasasi tidak diperiksa duduk perrkara atau
faktanya tetapi tentang hukumnya, sehingga tentang terbukti atau tidaknya peristiwa tidak
akan diperiksa. Demikian juga dengan penilaian tentang hasil pembuktian juga tidak dapat
dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi.
Pemeriksaan kasasi meliputi seluruh putusan hakim yang mengenai hukum baik yang
meliputi bagian dari putusan yang merugikan pemohon kasasi maupun bagian yang
menguntungkan pemohon kasasi.
Mengajukan memori kasasi yang disertai alasan-alasan adalah syarat mutlak.
Memori kasasi harus dimasukkan selambat-lambatnya 14 hari setelah mengajukan
permohonan kasasi. Pihak lawan dapat mengajukan jawaban atas memori kasasi yang
disebut kontra memori kasasi dalam tenggang waktu 14 hari sejak tanggal diterimanya
pemberitahuan memori kasasi (pasal 14 ayat (3) UU No. 14 tahun 1985).

3. Peninjauan Kembali : Pengertian, alasan PK


Putusan yang dijatuhkan dalam tingkat terakhir dan putusan yang dijatuhkan di luar
hadirnya Tergugat dan yang tidak lagi terbuka kemungkinan untuk mengajukan perlawanan
dapat ditinjau kembali atas permohonan orang yang pernah menjadi salah satu pihak dalam
perkara yang telah diputus dan dimintakan peninjauan kembali (PK). Mengenai PK ini
diatur dalam pasal 66 s/d 77 UU No. 14 tahun 1970.
Permohonan PK dapat diajukan baik secara tertulis maupun lisan oleh para pihak
kepada Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan Negeri yang memutus perkara dalam
tingkat pertama. Permohonan PK tidak menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan
putusan pengadilan dan dapat dicabut selama belum diputus serta hanya dapat diajukan satu
kali saja.

4
Mahkamah Agung memutus PK pada tingkat pertama dan terakhir. Alasan untuk
mengajukan PK menurut pasal 67 UU No. 14 tahun 1970 adalah :
a. apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang
diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian
oleh hakim pidana dinyatakan palsu.
b. Apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan
yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan.
c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih daripada yang
dituntut.
d. Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan
sebab-sebabnya.
e. Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama, atas dasar yang
sama oleh Pengadilan yang sama tingkatannya telah diberikan putusan yang
bertentangan satu sama lain.
f. Apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan
nyata.
Jangka waktu pengajuan peninjauan kembali adalah 180 hari :
1. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang
diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian
oleh hakim pidana dinyatakan palsu adalah : sejak diketahui kebohongan atau tipu
muslihat atausejak putusan hakimpidana memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah
diberitahukan kepada para pihak yang berperkara
2. Apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan
yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan adalah sejak ditemukan surat-
surat bukti yang hari serta tanggal ditemukannya harus dinyatakan di bawah sumpah
dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.
3. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih daripada yang dituntut,
apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan
sebab-sebabnya dan aApabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan hakim atau
suatu kekeliruan nyata adalah sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap dan
telah diberitahukan kepada pihak yang berperkara.

5
4. Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama, atas dasar yang
sama oleh Pengadilan yang sama tingkatannya telah diberikan putusan yang
bertentangan satu sama lain adalah sejak putusan yang terakhir dan yang bertentangan itu
memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan kepada pihak yang
berperkara.

1. Membuat Memori banding


MEMORI BANDING

Atas Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Reg. No. 418/Pdt.G/2004/PN.Bks. tanggal 6 Juni
2006, dalam perkara antara :
.......................................... _______________________ sekarang PEMBANDING/ dahulu
TERGUGAT dalam KONPENSI/
PENGGUGAT dalam
REKONPENSI
Lawan
------------------------------ _________________________ sekarang TERBANDING/ dahulu
PENGGUGAT dalam KONPENSI/
TERGUGAT dalam REKONPENSI
Jakarta, 29 September 2006

Kepada yang Terhormat


BAPAK KETUA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT
Di
BANDUNG

Disampaikan melalui :

PENGADILAN NEGERI BEKASI


Jl. Pramuka No. 81
BEKASI

Dengan hormat,

Untuk dan atas nama Klien kami,

........................................., bertempat tinggal di Jl. ........................................, dalam hal ini


memberi kuasa penuh dan memilih domisili di kantor kuasanya
..................................., berkantor di .............................., berdasarkan

6
surat kuasa khusus (terlampir) diberi kuasa untuk mengajukan dan
menandatangani MEMORI BANDING dan lain-lain surat,
selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING.

Bahwa PEMBANDING telah mengajukan permohonan banding pada tanggal 19 Juni 2006.
Bahwa atas permohonan banding tersebut, PEMBANDING telah mengajukan MEMORI
BANDING pada tanggal 29 September 2006. Dengan demikian Permohonan banding dan
MEMORI BANDING ini telah diajukan dalam tenggang waktu yang ditentukan dalam Undang-
Undang dan oleh karenanya haruslah diterima.

Adapun yang menjadi alasan memori banding ini adalah sebagai berikut :

1. Bahwa PEMBANDING menolak dengan tegas seluruh Putusan Pengadilan Negeri Bekasi
yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
MENGADILI :
DALAM KONPENSI
DALAM EKSPSI
- Menolak eksepsi TERGUGAT;

DALAM POKOK PERKARA


- Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk sebahagian;
- Menyatakan TERGUGAT telah melakukan wanprestasi;
- Menghukum TERGUGAT untuk mengembalikan uang PENGGUGAT sebesar
Rp. .....................................ditambah bunga 1 ½ % perbulan terhitung sejak gugatan
didaftar sampai perkara ini berkekuatan hukum tetap;
- Menolak gugatan yang selebihnya.

DALAM REKONPENSI
- Menolak gugatan PENGGUGAT REKONPENSI untuk seluruhnya;

DALAM KONPENSI dan REKONPENSI


- Menghukum PENGGUGAT dalam REKONPENSI/TERGUGAT dalam KONPENSI
untuk membayar biaya perkara yang hingga kini ditaksir sebesar ..........................

2. Bahwa PEMBANDING tetap pada dalil-dalil semula pada persidangan di Pengadilan Negeri
Bekasi dan menolak dengan tegas seluruh Putusan Pengadilan Negeri Bekasi karena tidak
tepat dan tidak benar, berat sebelah dan tidak berdasarkan hukum sehingga bertentangan
dengan ketentuan pasal 23 ayat (1) Undang Undang No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi :
“(1) segala putusan pengadilan harus memuat alasan-alasan dan dasar-dasar putusan itu,
juga harus memuat pula pasal-pasal tertentu dari peraturan-peraturan yang
bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili.”

3. Bahwa dalam pemeriksaan banding ini, PEMBANDING mengajukan bukti baru berupa
bukti yang diberi nomor bukti T-11 dan T-12, yaitu :
3.1. Bukti T-11 : ............................................

7
3.2. Bukti T-12 : ..............................................
DALAM KONPENSI
DALAM EKSEPSI :

1. Bahwa PEMBANDING tetap pada dalil-dalil eksepsi semula dalam pemeriksaan perkara di
persidangan, dan menolak dengan tegas seluruh dalil yang diajukan TERBANDING,
kecuali terhadap dalil-dalil yang diakui secara tegas kebenarannya oleh PEMBANDING.

2. Bahwa PEMBANDING menolak dengan tegas pertimbangan hukum Judex Factie pada
halaman 19 alinia 4 dan 5 yang isinya sebagai berikut :
Menimbang , ......................................................
Menimbang........................................................

3. Bahwa pertimbangan hukum Judex Factie tersebut tidak berdasarkan hukum, dimana dalam
memberikan pertimbangan hukumnya Judex Factie tidak menguraikan alasan dan dasar
hukum pemberian pertimbangan bahwa gugatan TERBANDING tidak obscuur Libel.

4. Bahwa judex Factie dalam memberikan pertimbangannya telah melanggar hukum acara
perdata mengenai ketentuan formil suatu gugatan yaitu mengenai suatu gugatan yang
Obscuur Libel.
4.1. Bahwa Judex Factie sama sekali tidak memeriksa dan mempertimbangkan bahwa
gugatan TERBANDING terdapat obscuur Libel, yaitu :
A. Bahwa Posita gugatan tidak menjelaskan dasar hukum yang mendasari
gugatan (Rechts Gronden). Bahwa seluruh posita gugatan TERBANDING
hanya mendalilkan fakta kejadian mengenai adanya perbuatan wanprestasi yang
dilakukan oleh PEMBANDING, tanpa menjelaskan maupun menguraikan dasar
hukum (rechtsgrond) yang mendasari gugatan TERBANDING. Bahwa sesuai
dengan syarat formil suatu gugatan, gugatan harus memenuhi asas JELAS dan
TEGAS. Gugatan TERBANDING telah terbukti tidak memenuhi asas JELAS
dan TEGAS yang menyebabkan gugatan TERBANDING menjadi kabur
(Obscuur Libel). Oleh karenanya adalah tepat apabila gugatan TERBANDING
untuk ditolak atau tidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
B. Bahwa terdapat penggabungan dua atau beberapa gugatan yang masing-
masing berdiri sendiri (Akumulasi gugatan). ..........................................
Pernyataan tersebut membuktikan antara kedua permasalahan tersebut tidak ada
keterkaitan. Dengan demikian terbukti antara kedua perbuatan tersebut terpisah
dan berdiri sendiri. (Vide pasal 174 HIR, “pengakuan merupakan bukti
terkuat dan terpenuh yang tidak dapat disangkal kebenarannya”).
Bahwa terhadap penggabungan suatu gugatan, dimana antara kedua gugatan
tersebut tidak ada keterkaitan erat dan mendasar serta merupakan suatu peristiwa
hukum yang berbeda adalah merupakan suatu akumulasi gugatan yang tidak
dibenarkan. Oleh karenanya adalah tepat apabila gugatan TERBANDING untuk
ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (vide Yurisprudensi
MA RI 29 April 1986, No. 1875 K/Pdt/1984).

8
C. Bahwa terdapat pencampuradukan antara gugatan wanprestasi dengan
gugatan perbuatan melawan hukum. Bahwa telah terjadi pencampuradukan
antara gugatan perbuatan melawan hukum dan gugatan wanprestasi. Bahwa hal
ini telah terbukti dari dari pengakuan TERBANDING dalam Repliknya (Vide
pasal 174 HIR, “pengakuan merupakan bukti terkuat dan terpenuh yang
tidak dapat disangkal kebenarannya”) .

5. Bahwa Judex Factie telah tidak mempertimbangkan dalil yang PEMBANDING sampaikan
dalam kesimpulan bagian eksepsi yang menyatakan bahwa pemeriksaan gugatan
TERBANDING bukan merupakan wewenang PENGADILAN NEGERI BEKASI
melainkan merupakan wewenang PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN
(Kompetensi Relatif).
5.1. Bahwa Judex Factie telah tidak memeriksa seluruh berkas perkara, sehingga
merugikan PEMBANDING. Dengan demikian Judex Factie telah memberikan putusan
yang sama sekali tidak berdasarkan hukum.
5.2. Bahwa terbukti dari bukti P-1, para pihak telah sepakat memilih domisili
hukum di kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Bahwa sesuai dengan
ketentuan pasal 1338 KUHPerdata (Vide Pacta Sunt Servanda) Perjanjian yang dibuat
oleh para pihak (TERBANDING dan PEMBANDING) merupakan undang-undang
bagi mereka .
5.3. Sehingga secara kompetensi relatif yang berhak dan yang berwenang untuk
mengadili adalah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sesuai dengan domisili yang telah
ditentukan oleh TERBANDING maupun PEMBANDING. Bahwa oleh karenanya
seharusnya Pengadilan Negeri Bekasi tidak berwenang mengadili perkara ini. Untuk itu
adalah terpat apabila gugatan TERBANDING dinyatakan tidak dapat diterima.

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa dalil-dalil yang telah dikemukakan dalam bagian eksepsi juga termasuk dalam pokok
perkara yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan bagian pokok perkara
ini.
2. Bahwa PEMBANDING tetap pada dalil pokok perkara semula dalam pemeriksaan perkara
di persidangan, dan menolak seluruh dalil-dalil TERBANDING, kecuali terhadap dalil-
dalil yang diakui secara tegas kebenarannya oleh PEMBANDING.
3. Bahwa PEMBANDING menolak dengan tegas pertimbangan hukum Judex Factie halaman
... alinia .....yang berbunyi
Menimbang.......................................................
3.1. Bahwa Judex Factie telah tidak cermat memeriksa berkas perkara dan tidak
mempertimbangkan keterangan saksi. Padahal keterangan saksi a quo memperkuat dalil
PEMBANDING.
3.2. ....................................................
3.3. ......................................................

9
DALAM REKONPENSI

1. Bahwa dalil-dalil yang telah dikemukakan dalam bagian eksepsi dan pokok perkara juga
termasuk dalam Rekonpensi yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
bagian pokok perkara ini.
2. Bahwa PEMBANDING/PENGUGAT dalam REKONPENSI tetap pada dalil rekonpensi
semula dalam pedalam pemeriksaan perkara di persidangan, dan menolak seluruh dalil-dalil
TERBANDING/TERGUGAT dalam REKONPENSI, kecuali terhadap dalil-dalil yang
diakui secara tegas kebenarannya oleh PEMBANDING/PENGUGAT dalam
REKONPENSI .
3. Bahwa PEMBANDING/PENGUGAT dalam REKONPENSI menolak pertimbangan
Judex Factie pada halaman ................ alenia ........................... yang menyatakan,
Menimbang, ..................................

3.1. Bahwa Judex Factie telah salah memberikan pertimbangan hukumnya dan sama
sekali telah tidak memeriksa seluruh berkas perkara dan mengabaikan seluruh bukti baik
tertulis maupun keterangan saksi yang PEMBANDING sampaikan.
3.2. Bahwa telah terbukti dari keterangan saksi ..................................
3.3. Bahwa dengan demikian tuntutan TERBANDING/TERGUGAT dalam
REKONPENSI agar PEMBANDING/PENGGUGAT dalam REKONPENSI kepada
TERBANDING/ TERGUGAT dalam REKONPENSI merupakan suatu hal yang tidak
berdasarkan hukum..................................
3.4. Bahwa dengan demikian telah terbukti perbuatan TERBANDING/TERGUGAT
dalam REKONPENSI merupakan perbuatan ingkar janji (wanprestasi) sebagaimana
ketentuan Pasal 1239 jo 1243 KUHPerdata yang menimbulkan kerugian bagi
PEMBANDING/PENGGUGAT dalam REKONPENSI baik kerugian materil dan
immateril yang keseluruhannya adalah berjumlah Rp. ................................, dimana
jumlah tersebut masih ditambah bunga morotoir sebesar 6 % (enam persen) pertahun
terhitung sejak putusan perkara ini diucapkan sampai dibayar lunas seketika dan
sekaligus oleh TERBANDING/TERGUGAT REKONPENSI.

4. Bahwa oleh karena terbukti TERBANDING/TERGUGAT dalam REKONPENSI telah


melakukan wanprestasi maka haruslah diletakkan sita jaminan (coservatoir beslag) atas harta
kekayan TERBANDING/TERGUGAT dalam REKONPENSI yang meliputi :
...................................
....................................................

MAKA, atas dasar hal-hal tersebut di atas, sudilah BAPAK KETUA PENGADILAN TINGGI
JAWA BARAT memberikan putusan sebagai berikut :

1. Menerima permohonan banding PEMBANDING untuk seluruhnya;


2. Menolak seluruh Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Reg. No. 418/Pdt.G/2005/ PN.Bks.
tanggal 6 Juni 2006;

10
MENGADILI SENDIRI

DALAM KONPENSI
DALAM EKSEPSI
1. Menerima eksepsi PEMBANDING untuk seluruhnya;
2. Menyatakan gugatan TERBANDING tidak dapat diterima;

DALAM POKOK PERKARA


1. Menolak gugatan TERBANDING untuk seluruhnya;
2. Mencabut serta menyatakan tidak sah sita jaminan yang telah diletakkan tersebut

DALAM REKONPENSI
1. Menerima gugatan rekonpensi PEMBANDING/PENGGUGAT dalam REKONPENSI
untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas harta kekayaan TERBANDING/
TERGUGAT dalam REKONPENSI yang telah diletakan tersebut;
3. Menyatakan TERGUGAT dalam REKONPENSI telah melakukan ingkar janji
(wanprestasi);
4. Menghukum TERBANDING/TERGUGAT dalam REKONPENSI untuk membayar
ganti rugi kepada PEMBANDING/PENGGUGAT dalam REKONPENSI yang
seluruhnya berjumlah .......................................
Bahwa jumlah tersebut masih ditambah bunga morotoir sebesar 6 % (enam persen)
pertahun terhitung sejak putusan diucapkan sampai dibayar lunas seketika dan sekaligus.
5. Menyatakan putusan dapat dijalankan terlebih dahulu mesti ada banding, kasasi maupun
bantahan (uit voerbaar bij voeraad).

DALAM KONPENSI dan DALAM REKONPENSI :


Menghukum TERBANDING/TERGUGAT dalam REKONPENSI untuk membayar biaya
berkara.

Atau apabila MAJELIS berpendirian lain mohon putusan yang seadil-adilnya menurut hukum
dan kepatutan (ex Aaequo et Bono).

Hormat kami,
Kuasa Hukum PEMBANDING/
PENGGUGAT dalam REKONPENSI

.....................................................

11
2. Membuat Memori kasasi
MEMORI KASASI

Atas Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Reg No. 215/Pdt/2002/PT.DKI tanggal 26 Januari
2003 jo Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Reg No. 415/Pdt.G/2002/ PN.Jak.Sel.
tanggal 16 Juni 2002, dalam perkara antara :

................................................ ______________________ PEMOHON KASASI/dahulu


TERBANDING/PEMBANTAH
Lawan
............................................... _______________________ TERMOHON KASASI / dahulu
PEMBANDING/TERBANTAH

Jakarta, 18 Agustus 2003


Kepada yang Terhormat
BAPAK KETUA MAHKAMAH AGUNG R.I.
Jl. Merdeka Utara No. 9-13
JAKARTA PUSAT
Disampaikan melalui :
PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN
Jl. Ampera Raya No. 133, Ragunan
JAKARTA SELATAN

Dengan hormat,

Untuk dan atas nama Klien kami ,

........................................., beralamat di Jl. ............................................, dalam hal ini memilih


domisili dan memberi kuasa penuh kepada ............................. dari kantor
......................... berkantor di ........................, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus (terlampir) diberi kuasa untuk mengajukan dan menandatangani
MEMORI KASASI ini dan lain-lain surat selanjutnya disebut sebagai
PEMOHON KASASI.

Bahwa Surat pemberitahuan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Reg. No.
215/Pdt/2002/PT.DKI tanggal 26 Januari 2003 telah diberitahukan kepada PEMOHON
KASASI pada tanggal 26 Juli 2003.
Bahwa PEMOHON KASASI telah mengajukan Pernyataan Permohonan Kasasi atas Putusan
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Reg. No. 215/Pdt/2002/PT.DKI tanggal 26 Januari 2003 pada
tanggal 5 Agustus 2003. Dan Selanjutnya bahwa atas Pernyataan Permohonan Kasasi a quo,
PEMOHON KASASI telah mengajukan MEMORI KASASI pada tanggal 18 Agustus 2003.

12
Bahwa Pernyataan Permohonan Kasasi dan MEMORI KASASI telah PEMOHON KASASI
ajukan dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang. Oleh karenanya sudah
sepatutnya untuk dapat diterima.

Bahwa MEMORI KASASI ini diajukan oleh PEMOHON KASASI dengan didasarkan atas
alasan-alasan sebagai berikut :

1. Bahwa PERMOHON KASASI menolak dengan tegas Putusan Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta Reg. No. 215/Pdt/2002/PT.DKI tanggal 26 Januari 2003 yang amarnya berbunyi
sebagai berikut :
MENGADILI :
 Menerima permohonan pemeriksaan dalam tingkat banding dari Pembanding semula
Terbantah;
 Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 16 Juni 2002 Reg. No.
415/Pdt.G/2002/ PN.Jak.Selyang dimohonkan pemeriksaan dalam tingkat banding
tersebut, dengan;

MENGADILI SENDIRI :
Dalam Eksepsi
 Menerima Eksepsi dari Pembanding semula Terbantah;
Dalam Pokok Perkara
 Menyatakan Bantahan Terbanding semula Pembantah tidak dapat diterima;
 Menghukum Terbanding semula Pembantah untuk membayar biaya perkara dalam kedua
tingkat peradilan, yanga dalam tingkat banding ditetapkan sebesar Rp. 150.000,- (seratus
lima puluh ribu rupiah);
2. Bahwa alasan yang dijadikan dasar Permohonan Kasasi yang diajukan oleh PEMOHON
KASASI merupakan alasan-alasan yang ditentukan oleh ketentuan pasal 30 Undang
Undang No. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung yang menyatakan :
“Mahkamah Agung dalam tingkat Kasasi membatalkan putusan atau penetapan pengadilan-
pengadilan dari semua Lingkungan Peradilan karena :
a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;
b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;
c. Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang undangan
yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan”
3. Bahwa putusan dan pertimbangan hukum MAJELIS HAKIM Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta adalah tidak benar, berat sebelah dan tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku. Sehingga Judex Factie Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah salah dalam
menerapkan hukum dan tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan. Oleh karenanya Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta a quo haruslah
dibatalkan.
4. Bahwa PEMOHON KASASI tetap pada dalil-dalil yang telah dikemukakan dan pemeriksaan
perkara pada tingkat Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
5. Bahwa Judex Factie telah salah menerapkan hukum pembuktian sebagaimana pertimbangan
hukumnya pada halaman ................. alenia .............. yang berbunyi :
“Dalam Eksepsi :
Menimbang, ..........................................

13
Bahwa dalam hal ini Judex Factie telah jelas-jelas salah menerapkan hukum dengan
menyatakan bahwa tuntutan yang seharusnya diajukan oleh PEMOHON KASASI
adalah harus dalam bentuk gugatan dan bukan bantahan karena terhadap objek
gugatan telah dilakukan eksekusi, dengan alasan sebagai berikut :
5.1. Bahwa Judex Factie tidak cermat dalam meneliti dan menerapkan
bukti ........................alam memberikan pertimbangan hukumnya tanpa
mempertimbangkan dan meneliti bukti T....................
5.2. Bahwa pertimbangan Judex Factie Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta ..........................................adalah merupakan suatu pertimbangan hukum
yang sangat keliru dan salah.
5.3. ...................................................
5.4. Berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka ....................................... adalah melawan
hukum. Oleh karenanya mengakibatkan eksekusi menjadi cacat hukum dan harus
dibatalkan.
6. Bahwa Putusan Judex Factie Pengadilan Tinggi DKI Jakarta cacat hukum karena tidak
memenuhi syarat-syarat putusan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan,
yaitu suatu putusan harus memberikan pertimbangan hukum yang benar. Sehingga putusan
tersebut cacat hukum dan tidak mengikat. .............................................
Bahwa dalam pertimbangan hukum yang menjadi dasar putusan Judex Factie telah salah
menyebutkan kepemilikan dana rekening.................................................. Oleh karena
putusann a quo cacat hukum, maka menyebabkan putusan menjadi tidak mempunyai
kekuatan hukum dan harus dibatalkan.
7. Bahwa Judex Factie Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah salah menerapkan hukum dan
salah memberikan pertimbangan, sebagaimana pertimbangan hukum Judex Factie
halaman ................................... yang menyatakan :
“menimbang ..........................................
8. Bahwa Judex Factie Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tidak memberikan pertimbangan yangan
cukup dan putusan tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan
perundangan, dimana Pengadilan Tinggi sebagai Pengadilan Ulangan seharusnya memeriksa
seluruh berkas perkara baik dalam eksepsi maupun dalam pokok perkara. Dalam hal ini
Judex Factie tidak memeriksa pokok perkara yang merupakan rangkaian kejadian yang
mendasari timbulnya permasalahan ekskusi yang merugikan PEMOHON KASASI.
9. Bahwa berdasarkan dalil-dalil di atas terbukti bahwa Judex Factie Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta telah salah menerapkan hukum dan telah tidak memenuhi syarat-syarat yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan. Sehingga adalah tepat apabila putusan Judex Factie
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Reg. No. 215/Pdt/2002/PT.DKI tanggal 26 Januari 2003
untuk dibatalkan dan selanjutnya Judex Yuris Mahkamah Agung RI mengadili sendiri
perkara ini dan menyatakan menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Reg No.
415/Pdt.G/2002/ PN.Jak.Sel. tanggal 16 Juni 2002..

MAKA, berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, mohon kiranya BAPAK KETUA


MAHKAMAH AGUNG R.I. sudi memberikan putusan sebagai berikut :

1. Menerima permohonan kasasi PEMOHON KASASI untuk seluruhnya;


2. Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Reg. No. Reg. 215/Pdt/2002/PT.DKI
tanggal 26 Januari 2003.

14
MENGADILI SENDIRI :

1. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Reg. No. 415/Pdt.G/2002/


PN.Jak.Sel. tanggal 16 Juni 2002.
2. Menetapkan biaya-biaya menurut hukum.

Hormat kami,
Kuasa Hukum PEMOHON KASASI

.................................................................

15

Anda mungkin juga menyukai