Anda di halaman 1dari 3

Nilai Penting Memahami Contoh Memori Kasasi

Bagi Anda yang belum tahu, kasasi adalah salah satu upaya hukum
biasa. Selain kasasi, masih terdapat upaya hukum biasa lain seperti
banding dan juga verzet.
Upaya hukum biasa merupakan upaya hukum yang pada asasnya
mampu menangguhkan eksekusi. Berikut ini adalah beberapa hal yang
perlu Anda pahami terkait kasasi serta memori kasasi.

1. Pengertian Kasasi
Kasasi adalah upaya hukum biasa yang bisa diajukan oleh pihak
berperkara terhadap suatu putusan Pengadilan Tinggi. Kasasi bisa
diajukan jika salah satu atau kedua belah pihak tidak puas terhadap
putusan.
Permohonan kasasi dapat diajukan hanya jika pemohon terhadap
perkaranya telah menggunakan upaya hukum banding kecuali
ditentukan lain oleh Undang- undang sebagaimana ketentuan dalam
Pasal 43 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1984 tentang Mahkamah
Agung.
Kasasi sendiri berasal dari kata casser yang berarti membatalkan atau
memecah. Pengajuan kasasi dilakukan oleh pemohon sebagai pihak
yang tidak puas dengan putusan Pengadilan Tinggi ke Mahkamah
Agung.

2. Syarat Pengajuan Kasasi


Terdapat beberapa syarat untuk bisa mengajukan kasasi. Salah satunya
adalah waktu pengajuan kasasi tidak boleh lebih dari 14 hari setelah
putusan diberikan. Selain itu pemohon juga harus memberikan memori
kasasi.
Memahami contoh memori kasasi pidana maupun perdata sangat
penting bagi Anda. Sebab pengajuan permohonan kasasi pada kasus
pidana maupun perdata sama-sama membutuhkan memori kasasi
sebagai syaratnya.

3. Alasan Pengajuan kasasi


Pengajuan kasasi tidak akan langsung disetujui oleh Mahkamah Agung.
Setidaknya, ada tiga alasan yang membuat pengajuan kasasi bisa
diterima. Pastikan Anda memahami ketiga alasan tersebut sebelum
mengajukan kasasi.
Pasal 30 UU 14/1984 tentang Mahkamah Agung yang telah diubah
dengan UU Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung mengatur
mengenai 3 alasan pengajuan kasasi.
Alasan pertama pengajuan kasasi adalah pengadilan melampaui batas
wewenang. Alasan kedua adalah pengadilan keliru menerapkan atau
melanggar hukum yang berlaku. Alasan ketiga pengadilan lalai
memenuhi syarat yang diwajibkan peraturan perundang-undangan.
Memahami Prosedur Pengajuan Permohonan Kasasi
Selain memahami contoh memori kasasi perdata maupun pidana,
Anda juga harus memahami prosedur pengajuan kasasi. Simak
penjelasan berikut ini untuk mengetahui bagaimana proses
mengajukan permohonan kasasi sebagaimana diatur dalam Pasal 46-
54 UU Mahkamah Agung.
1. Penyampaian permohonan kasasi secara tertulis atau lisan pada Panitera
Pengadilan Negeri dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari sesudah
putusan atau penetapan Pengadilan yang dimaksudkan diberitahukan kepada
pemohon. Apabila tenggang waktu 14 (empat belas) hari tersebut telah lewat
tanpa ada permohonan kasasi yang diajukan oleh pihak berperkara, maka pihak
yang berperkara dianggap telah menerima putusan;

2. Melunasi biaya kasasi;

3. Pengadilan Negeri akan melakukan pencatatan permohonan kasasi dan pada


hari itu juga membuat akta permohonan kasasi yang dilampirkan pada berkas
perkara;

4. Pengadilan Negeri akan memberitahukan secara tertulis pada pihak lawan


mengenai permohonan kasasi paling lambat 7 hari setelah permohonan
didaftarkan;

5. Memori kasasi wajib diberikan paling lambat 14 hari setelah permohonan kasasi
dicatat;

6. Penyampaian salinan memori kasasi pada lawan oleh Panitera Pengadilan


Negeri paling lambat setelah 30 hari;

7. Pengajuan kontra memori kasasi oleh pihak lawan paling lambat 14 hari sejak
diterimanya salinan memori kasasi;
8. Pengiriman memori kasasi dan kontra memori kasasi oleh Panitera Pengadilan
Negeri ke Mahkamah Agung dalam jangka waktu 30 hari;

9. Mahkamah Agung melakukan penelitian terkait kelengkapan berkas


permohonan kasasi;

10.Pencatatan serta pemberian nomor registrasi perkara kasasi;

11.Pemberitahuan kepada pemohon dan termohon kasasi bahwa perkara sudah


diregistrasi;

12.Penetapan tim oleh Ketua Mahkamah Agung;

13.Penetapan Majelis Hakim Agung oleh ketua tim untuk memeriksa perkara
kasasi;

14.Penyerahan berkas perkara ke panitera pengganti;

15.Distribusi berkas perkara ke Majelis Hakim Agung;

16.Majelis Hakim Agung memutuskan perkara;

17.Pengiriman salinan putusan perkara kepada pihak pemohon dan termohon


melalui pengadilan tingkat pertama yang menerima permohonan kasasi.

Anda mungkin juga menyukai