Anda di halaman 1dari 12

PAPARAN

ASPEK HUKUM PUNGUTAN LIAR DAN SANKSI


HUKUM

OLEH :
KEJAKSAAN NEGERI HALMAHERA UTARA
APA ITU PUNGUTAN LIAR?
 Perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau
Pegawai Negeri atau Pejabat Negara dengan
cara meminta pembayaran sejumlah uang
yang tidak sesuai atau tidak berdasarkan
peraturan yang berkaitan dengan pembayaran
tersebut. Hal ini sering disamakan dengan
perbuatan pemerasan, penipuan atau korupsi
UNSUR OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF
DALAM PUNGLI

 Unsur Objektif yaitu unsur-unsur yang ada hubungannya


dengan keadaan, di dalam keadaan mana tindakan dari pelaku
itu haru dilakukan

 Unsur-unsur Subjektif yaitu unsur yang melekat pada diri


si pelaku atau yang berhubungan dengan diri si pelaku, dan
termasuk ke dalamnya segala sesuatu yang terkandung
didalam hatinya.
UNSUR OBJEKTIF PUNGLI
1. Pegawai Negeri atau penyelenggara negara
(dreamtenaar);
2. Menyalahgunaakan kekuasaan (misbruik van gezaq)
3. Memaksa seseorang (iemans dwigen om) untuk:
- Meberikan sesuatu (iets of geven);
- Membayar (uitbetaling);
- Menerima pembayran dengan potongan, atau (eene
terughouding geneogen nemenbij eene uitbetling);
- Mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri (een persoonlijken
dienst verrichten).
UNSUR SUBJEKTIF PUNGLI
1. ATAU dengan maksud untuk (met het
oogmerk om) menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum
(zch of een ander weddechtelijk te
bevoordelen) ;
2. Menguntungkan secara melawan hukum
(werrechtelijk te bevordelen)
AKAR MASALAH
PUNGLI
.

PROSEDUR BIROKRASI LEMAHNYA


YANG TERLALU BERBELIT- PENGAWASAN INTERNAL
BELIT

PERLU MEREFORMASI PERLU MENINGKATKAN


ATAU MEMANGKAS PERAN APIP UNTUK
BIROKRASI AGAR LEBIH MENCEGAH PENYIMPANGAN
SINGKAT DAN EFISIAN
SANKSI HUKUM / TINDAK PIDANA PUNGUTAN LIAR

 DELIK PUNGLI
Sebelum adanya Undang-undang Tindak
Pidana Korupsi, delik, pungutan liar telah
diatur di dalam beberapa pasal KUHP

1. KUHP :
2. UU No. 11/1980 tentang Tindak Pidana Suap pasal 3 Penerima Suap;
3. UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Korupsi pasal 5 ayat 1 dan ayat 2
Memberi/menjanjikan pada pegawai negeri/ penyelenggara negara dan ayat (2)
Pengawai Negeri atau Penyelenggara Negara penerima pemberi/ janji;
4. UU No.20/2001 pasal 11 Pegawai Negeri atau penyelenggara negara penerima
hadiah/ janji padahal diketahui karena kekuasaan / kewenangan;
5. UU No.20/2001 pasal 12B Pegawai Negeri atau penyelenggara negara yang
menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut
diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;
6. UU No. 20/2001 Pasal 12 E Pegawai Negeri atau Penyelenggara negara yang dingan
maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum , atau
dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa sesorang memberikan sesuatu,
membayar atau menerima pembayaran dengan potongan atau untuk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri
Dalam kasus tindak pidana pungutan liar tidak terdapat secara
pasti dalam KUHP, namun demikian pungutan liar dapat
disamakan dengan perbuatan pidana penipuan, pemerasan dan
korupsi yang diatur dalam KUHP sebagai berikut:

Pasal 368 KUHP: "Barang siapa Pasal 415 KUHP: "Seorang pegawai
dengan maksud untuk negeri atau orang lain yang
menguntungkan diri sendiri atau ditugaskan menjalankan suatu
orang lain secara melawan hukum, jabatan umum terus-menerus atau
memaksa orang lain dengan untuk sementara waktu, yang dengan
kekerasan atau ancaman sengaja menggelapkan uang atau
kekerasan, untuk memberikan surat-surat berharga yang disimpan
sesuatu barang, yang seluruhnya karena jabatannya, atau membiarkan
atau sebagian adalah milik orang uang atau surat berharga itu diambil
lain, atau supaya memberikan atau digelapkan oleh orang lain, atau
hutang maupun menghapus menolong sebagai pembantu dalam
piutang, diancam, karena melakukan perbuatan tersebut,
pemerasan, dengan pidana penjara diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan tahun".  paling lama tujuh tahun".
Pasal 418 KUHP: "Seorang pegawai Pasal 423 KUHP: "Pegawai negeri yang
negeri yang menerima hadiah atau dengan maksud menguntungkan diri
janji padahal diketahui atau sendiri atau orang lain secara melawan
sepatutnya harus diduganya, bahwa hukum, dengan menyalahgunakan
hadiah atau janji itu diberikan karena kekuasaannya memaksa orang lain
kekuasaan atau kewenangan yang untuk menyerahkan sesuatu,
berhubungan dengan jabatannya, melakukan suatu pembayaran,
atau yang menurut pikiran orang melakukan pemotongan terhadap suatu
yang memberi hadiah atau janji itu pembayaran atau melakukan suatu
ada hubungan dengan jabatannya, pekerjaan untuk pribadi sendiri,
diancam dengan pidana penjara dipidana dengan pidana penjara
paling lama enam bulan atau pidana selama-lamanya enam tahun".
denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah". 
 Dalam rumusan korupsi pada Pasal 12 huruf e UU No. 20
Tahun 2001 berasal dari Pasal 423 KUHP yang dirujuk
dalam Pasal 12 UU No.31 Tahun 1999 sebagai tindak
pidana korupsi, yang kemudian dirumuskan ulang pada
UU No.20 Tahun 2001 (Tindak Pidana Korupsi),
menjelaskan definisi pungutan liar adalah suatu
perbuatan yang dilakukan pegawai negeri atau
penyelenggara yang dengan maksud menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau
dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.
 Berdasarkan ketentuan pidana tersebut, kejahatan pungutan liar dapat dijerat
dengan tindak pidana di bawah ini:

a. Tindak pidana penipuan


 Penipuan dan pungutan liar adalah tindak pidana yang mana terdapat unsur-unsur yang sama dan
saling berhubungan, antara lain untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum dengan rangkaian kebohongan untuk atau agar orang lain menyerahkan barang atau
sesuatu kepadanya.

b. Tindak pidana pemerasan


 Penipuan dan pungutan liar adalah tindak pidana yang mana terdapat unsur-unsur yang sama dan
saling berhubungan, antara lain untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum dengan rangkaian kekerasan atau dengan ancaman agar orang lain menyerahkan barang
atau sesuatu kepadanya.

c. Tindak pidana korupsi


 Tindak pidana korupsi yang sangat erat kaitannya dengan kajahatan jabatan
ini, karena rumusan pada pasal 415 pasal penggelapan dalam KUHP
diadopsi oleh UU No. 31 tahun 1999 yang kemudian diperbaiki oleh
UU No. 20 tahun 2001, yang dimuat dalam pasal 8.
Sekian, terima kasih

KEJAKSAAN NEGERI HALMAHERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai