Anda di halaman 1dari 3

TATA TERTIB KELAS ONLINE ANTIKORUPSI RAHARJO INSTITUT

Assalamualaikum wr wb
Perkenalkan nama saya Agus Nirwanto Dari Kalimantan Utara Kota Tarakan
Saya ucapkan terimakasih kepada RAIN yang telah memberi saya kesempatan
Terimakasih juga ucapkan pada sahabat yang telah bergabung dalam kelas ini.
izinkan saya untuk menyampaikan materi mengenai "Perbedaan Gratifikasi, Uang Pelicin,
Pemerasan, dan Suap"
1️. Gratifikasi
Menurut Pasal 12B Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, yaitu pemberian dalam arti luas,
yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Sanksi :
Pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan
pidana denda paling sedikit Rp200juta dan
paling banyak Rp1milyar
2️. Pemerasan
Yang dimaksud pemerasan yaitu Pegawai negeri atau penyelenggara negara menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan, membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri. (Pasal 12 UU No. 20
Tahun 2001)
Sanksi :
Pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp200juta dan
paling banyak Rp1milyar
3️. Uang Pelicin
Sejumlah pemberian (biasanya dalam bentuk uang) untuk memulai, mengamankan,
mempercepat akses pada terjadinya suatu layanan. Pemberian uang pelicin merupakan salah
satu bentuk tindakan suap dalam kecil, untuk mempercepat dan mengurangi ketidaknyamanan
terkait dengan proses administrasi.
Sanksi :
Pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 5 (lima) tahun, dan pidana
denda paling sedikit Rp50juta dan paling
banyak Rp250juta
4️. Suap
Merupakan suatu bentuk pemberian oleh korporasi dan pihak swasta berupa barang, uang,
janji, maupun bentuk lainnya, yang bertujuan memengaruhi pengambilan keputusan dari pihak
penerima suap.
Sanksi :
Pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 5 (lima) tahun, dan pidana
denda paling sedikit Rp50juta dan paling
banyak Rp 250 juta

Inti unsurnya :
1. Gratifikasi
- tidak berlaku umum
- bertentangan dengan
- diluar batas nilai wajar

2. Pemerasan
- pelaku sadar akan perbuatannya memaksa
- bertujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain

3. Uang Pelicin
- bentuk tindakan suap skala kecil
- biasanya dalam bentuk uang
- mempercepat dan mengurangi ketidaknyamanan terkait proses administrasi

4. Suap
- menerima hadiah atau janji
- berkaitan dengan kekuasaan yang melekat pada jabatan
- bertentangan dengan kewajiban atau tugasnya
- suap = gratifikasi + jabatan
Menurut ketentuan Pasal 5 jo. Pasal 12 huruf a dan huruf b UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (“UU
Tipikor”), baik pelaku pemberi maupun penerima gratifikasi diancam dengan hukuman pidana.

Pasal 5 UU Tipikor
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun
dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) setiap orang yang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak
berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya; atau
b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau
berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak
dilakukan dalam jabatannya.

(2) Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau janji
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf b, dipidana dengan pidana yang sama
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
2. Diatur dalam Peraturan KPK RI No 2 Tahun 2019
Tentang Pelaporan Gratifikasi Pasal 2 ayat 3 huruf l
Pada dasarnya gratifikasi adalah pemberian yang bersifat netral.
Gratifikasi yang dilarang adalah yang diterima dan berpotensi memiliki keterkaitan dengan
jabatan. Nah dalam kasus mahasiswa memberi makanan ini, penerimaannya dilarang oleh
peraturan yang berlaku, karena bertentangan dengan kode etik, dapat menimbulkan konflik
kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai