Anda di halaman 1dari 106

ANTI KORUPSI

yolanlaman@yahoo.com
yolanlaman@yahoo.com
yolanlaman@yahoo.com
TUJUAN PEMBELAJARAN

HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti
pembelajaran ini,
peserta diharapkan mampu
menerapkan Anti Korupsi
dalam melakukan kegiatan
di instansinya
INDIKATOR HASIL BELAJAR
SETELAH SELESAI MENGIKUTI MATERI INI
PESERTA DIHARAPKAN DAPAT :
A. Menjelaskan konsep pemberantasan korupsi
B. Menjelaskan strategi pemberantasan korupsi
C. Menjelaskan upaya penindakan
D. Menjelaskan upaya pencegahan
Korupsi secara Etimologi
• Istilah korupsi berasal dari bahasa
latin “corrumpere”, “corruptio”
atau “corruptus”
• Dari bahasa latin tersebut
kemudian diadopsi oleh beberapa
bangsa di dunia
• Beberapa bangsa di dunia
memiliki istilah tersendiri
mengenai korupsi
Etimologi…(cont’d)
Bahasa inggris Bahasa perancis Bahasa belanda

Corruption, Corruptie,
Corruption
Corrupt Korruptie

Jahat, rusak,
Rusak
curang

Istilah “korupsi” yang dipakai di indonesia


merupakan turunan dari bahasa belanda
Beberapa terminologi korupsi
• Korup = busuk, palsu, suap (kamus
besar bahasa indonesia, 1991)
• Korup = suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang/barang milik
perusahaan atau negara, menerima
uang dengan menggunakan jabatan
untuk kepentingan pribadi (kamus
hukum, 2002)
• Korup = kebejatan, ketidakjujuran, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian
(the lexicon webster dictionary, 1978)
Terminologi … (cont’d)
o David M. Chalmers:
Tindakan-tindakan manipulasi dan
keputusan mengenai keuangan yang
membahayakan ekonomi (financial
manipulations and decision injurious to the
economy are often libeled corrupt).
o J.J. Senturia:
Penyalahgunaan kekuasaan pemerintahan
untuk keuntungan pribadi (the misuse of
public power for private profit).
Terminologi … (cont’d)
o Syed Husein Alatas:
Tindakan yang meliputi penyuapan
(bribery), pemerasan (extortion)
dan nepotisme.
o Transparency International:
Extortion Penyalahgunaan kekuasaan (a
misuse of power), kekuasaan yang
dipercayakan (a power that is
entrusted), dan keuntungan pribadi
(a private benefit) baik sebagai
pribadi, anggota keluarga, maupun
kerabat dekat lainnya.

Bribery
UU Nomor 20 Tahun 2001

TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 19 9


TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
yolanlaman@yahoo.com
Pasal 5

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama
5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah) setiap orang yang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau
penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya; atau
b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.
yolanlaman@yahoo.com
Ayat 2

Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian


atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf b,
dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1). yolanlaman@yahoo.com
Pasal 6

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama
15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 750.000.000,00
(tujuh ratus lima puluh juta rupiah) setiap orang yang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud
untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya
untuk diadili; atau
b. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat
untuk menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk
mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung
dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili.
yolanlaman@yahoo.com
Ayat 2

Bagi hakim yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud


dalam ayat (1) huruf a atau advokat yang menerima pemberian atau janji
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana
yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
yolanlaman@yahoo.com
Pasal 7 ayat 1
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama
7 (tujuh) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 350.000.000,00 (tiga ratus lima
puluh juta rupiah):
a. pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau
penjual bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan
bangunan, melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan
keamanan orang atau barang, atau keselamatan negara dalam
keadaan perang;
b. setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau
penyerahan bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang
sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

yolanlaman@yahoo.com
Lanjutan pasal 7 ayat 1
a. setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara
Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia
melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan
keselamatan negara dalam keadaan perang; atau
b. setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan
Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik
Indonesia dengan sengaja membiarkan perbuatan curang
sebagaimana dimaksud dalam huruf c.
yolanlaman@yahoo.com
Pasal 7 ayat 2

Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang yang
menerima penyerahan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia
dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dan membiarkan
perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau
huruf c, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1). yolanlaman@yahoo.com
Pasal 8
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah), pegawai negeri
atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu
jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu,
dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang
disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat
berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau
membantu dalam melakukan perbuatan tersebut.
yolanlaman@yahoo.com
Pasal 9
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) pegawai negeri atau
orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu
jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu,
dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar-daftar yang khusus
untuk pemeriksaan administrasi.
yolanlaman@yahoo.com
Pasal 10
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan
paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp
350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) pegawai negeri atau
orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu
jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu,
dengan sengaja:
a. menggelapkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak
dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar yang digunakan untuk
meyakinkan atau membuktikan di muka pejabat yang berwenang,
yang dikuasai karena jabatannya; atau
yolanlaman@yahoo.com
Lanjutan pasal 10

a. membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan,


merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat,
atau daftar tersebut; atau
b. membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan,
merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat,
atau daftar tersebut.
yolanlaman@yahoo.com
Pasal 11
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal
diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan
jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah
atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.
yolanlaman@yahoo.com
Pasal 12

Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara


paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah):
a. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah
atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau
janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan
dengan kewajibannya;
yolanlaman@yahoo.com
Lanjutan pasal 12
a. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima
hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut
diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan
atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya;
b. hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau
patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk
diadili; yolanlaman@yahoo.com
Lanjutan pasal 12
a. seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang
pengadilan, menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau
patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut untuk mempengaruhi
nasihat atau pendapat yang akan diberikan, berhubung dengan
perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili;
b. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu
bagi dirinya sendiri;
yolanlaman@yahoo.com
Lanjutan pasal 12
a. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu
menjalankan tugas, meminta, menerima, atau memotong
pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
yang lain atau kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang lain atau kas umum tersebut
mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui bahwa hal
tersebut bukan merupakan utang;
b. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu
menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan, atau
penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya,
padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;
yolanlaman@yahoo.com
Lanjutan pasal 12
a. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu
menjalankan tugas, telah menggunakan tanah negara yang di
atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, telah merugikan orang yang berhak,
padahal diketahuinya bahwa perbuatan tersebut bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan; atau
pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung dengan
sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat
dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau
mengawasinya.
yolanlaman@yahoo.com
Di antara Pasal 12 dan Pasal 13 disisipkan 3 (tiga) pasal baru yakni Pasal 12
A, Pasal 12 B, dan Pasal 12 C, yang berbunyi sebagai berikut:

yolanlaman@yahoo.com
Pasal 12 A

Pasal 12 A
(1) Ketentuan mengenai pidana penjara dan pidana denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8,
Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal 12 tidak berlaku bagi tindak
pidana korupsi yang nilainya kurang dari Rp 5.000.000,00 (lima juta
rupiah).
(2) Bagi pelaku tindak pidana korupsi yang nilainya kurang dari Rp
5.000.000,00 (lima juta rupiah) sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).

yolanlaman@yahoo.com
Pasal 12 B ayat 1

Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara


dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan
jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih,
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah),
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh
penuntut umum.
yolanlaman@yahoo.com
Pasal 12 B ayat 2

Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
yolanlaman@yahoo.com
Pasal 12 C

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B ayat (1) tidak


berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya
kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
dilakukan oleh penerima gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh)
hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima.
yolanlaman@yahoo.com
Lanjutan pasal 12 C

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu paling


lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal menerima laporan
wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau
milik negara.
(1) Ketentuan mengenai tata cara penyampaian laporan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan penentuan status gratifikasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dalam Undang-
undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
yolanlaman@yahoo.com
3 tingkatan KORUPSI
Material benefit
(Mendapatkan keuntungan material yang bukan
haknya melalui kekuasaan)

Abuse of power
(Penyalahgunaan kekuasaan)

Betrayal of trust
(Pengkhianatan kepercayaan)
Pengkhianatan terhadap kepercayaan
(betrayal of trust)
• penghianatan merupakan bentuk
korupsi paling sederhana
• Semua orang yang berkhianat atau
mengkhianati kepercayaan atau
amanat yang diterimanya adalah
koruptor.
• Amanat dapat berupa apapun, baik
materi maupun non materi (ex:
pesan, aspirasi rakyat)
• Anggota DPR yang tidak
menyampaikan aspirasi
rakyat/menggunakan aspirasi
untuk kepentingan pribadi
merupakan bentuk korupsi
Penyalahgunaan kekuasaan
(abuse of power)
• Abuse of power merupakan korupsi
tingkat menengah
• Merupakan Segala bentuk
penyimpangan yang dilakukan melalui
struktur kekuasaan, baik pada tingkat
negara maupun lembaga-lembaga
struktural lainnya, termasuk lembaga
pendidikan, tanpa mendapatkan
keuntungan materi.
Penyalahgunaan kekuasan untuk mendapatkan
keuntungan material (material benefit)

• Penyimpangan kekuasaan untuk


mendapatkan keuntungan material baik
bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
• Korupsi pada level ini merupakan tingkat
paling membahayakan karena
melibatkan kekuasaan dan keuntungan
material.
• Ini merupakan bentuk korupsi yang
paling banyak terjadi di indonesia
Unsur-unsur yang dapat
menentukan sesuatu dapat
dianggap sebagai korupsi

1. Secara melawan hukum


2. Memperkaya diri
sendiri/orang lain
3. Merugikan keuangan/
perekonomian negara
MERUGIKAN KEUANGAN/ PEREKONOMIAN NEGARA

1. Korupsi menghambat pembangunan & kegiatan


usaha di Indonesia
2. Setiap kegiatan perekonomian harus melewati
“pintu-pintu” korupsi
3. Perkembangan kegiatan usaha terhambat,
pengangguran makin banyak, harga barang & jasa
menjadi melambung
4. Pendidikan dan kesehatan sangat mahal
Salah satu hal mengapa di indonesia
korupsi semakin sulit diberantas
• Karena korupsi sudah “mendarah
daging”, sehingga perilaku korupsi
sudah menjadi hal yang biasa dan
bukan lagi dianggap sebagai
“penyakit”yang harus segera
disembuhkan.
• Dengan demikian, semakin sulitnya
membedakan mana perilaku korupsi
dan mana yang bukan korupsi
• Ibarat maling teriak maling
PRINSIP-PRINSIP
ANTI KORUPSI
Transparansi

Akuntabilitas Kewajaran
PRINSIP-
PRINSIP
ANTI-
KORUPSI

Kontrol Aturan
Aturan Main
Main
Akuntabilitas
• Akuntabilitas mengacu pada kesesuaian antara
aturan dan pelaksanaan kerja
• Semua lembaga mempertanggungjawabkan
kinerjanya sesuai aturan main baik dalam
bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi
(de jure), baik pada level budaya (individu
dengan individu) maupun pada level lembaga.
Bagaimana mengukur Akuntabilitas ?

1. Akuntabilitas harus dapat diukur dan


dipertanggungjawabkan melalui Mekanisme
pelaporan dan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan semua kegiatan.
2. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses
pelaksanaan, dampak dan manfaat yang
diperoleh masyarakat baik secara langsung
maupun manfaat jangka panjang dari sebuah
kegiatan.
Transparansi
 Transparansi merupakan prinsip yang
mengharuskan semua proses kebijakan
dilakukan secara terbuka, sehingga segala
bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh
publik.
 Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus
kontrol bagi seluruh proses dinamika
struktural kelembagaan.
 Dalam bentuk yang paling sederhana,
transparansi mengacu pada keterbukaan dan
kejujuran untuk saling menjunjung tinggi
kepercayaan (trust).
Perlunya Keterlibatan masyarakat dalam
proses transparansi:
 Proses penganggaran yang bersifat bottom up, mulai dari perencanaan,
implementasi, laporan pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi)
terhadap kinerja anggaran.
 Proses penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan. Hal ini terkait
pula dengan proses pembahasan tentang sumber-sumber pendanaan
(anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran belanja).
 Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan peraturan yang
berkaitan dengan strategi penggalangan (pemungutan) dana, mekanisme
pengelolaan proyek mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis,
pelaporan finansial dan pertanggungjawaban secara teknis.
 Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan proyek
pembangunan yang berkaitan dengan kepentingan publik dan yang lebih
khusus lagi adalah proyek-proyek yang diusulkan oleh masyarakat sendiri.
 Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan proyek yang dilakukan secara
terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara administratif, tapi
juga secara teknis dan fisik dari setiap out put kerja-kerja pembangunan.
Kontrol masyarakat sangat diperlukan
Proses Perencanaan
Program Pembangunan,
Anggaran Pendapatan
dan Anggaran Belanja Negara
atau Daerah

Evaluasi dan Penilaian Implementasi


Kinerja Anggaran
Kontrol Alokasi Sektor,
Out Come Jangka Pendek Masyarakat Pelaksanaan,
& Jangka Panjang serta Pengawasan Format

Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknisi Fisik dan Administrasi)
Kebijakan Anti-Korupsi
• Kebijakan anti korupsi mengatur tata interaksi agar tidak
terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat.
• Kebijakan anti korupsi tidak selalu identik dengan undang-
undang anti-korupsi, namun bisa berupa undang-undang
kebebasan mengakses informasi, undang-undang
desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun
lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui
sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan
anggaran negara oleh para pejabat negara.
Cara terbaik untuk menghukum orang
yang berbuat salah kepada kita adalah
berbuat baik dan bijak selalu pada nya

Ni komang nesawati
POTRET KEMISKINAN
Gaya Hidup Mewah….
Harta Berlimpah…
DAMPAK KORUPSI BERSIFAT MASIF
Korupsi tidak hanya
berdampak terhadap
satu aspek
kehidupan saja.
Korupsi
menimbulkan
efek domino yang
meluas terhadap
eksistensi bangsa
06/11/2013 dan negara. 59
77 Tahun Kemerdekaan
AK
TA

KORUPSI
MENGHAMBAT

KEMAJUAN
BANGSA

KOREA
INDONESIA
NEGARA SELATAN NEGARA
BERKEMBAN MERDEKA MAJU
G MERDEKA
17-08-1945
15-08-1945
Suap
Menyuap

Suap menyuap
(Sesuatu/Janji)

Memberi atau menjanjikan sesuatu kpd PNS karena


kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan
dengan jabatannya
APA ITU GRATIFIKASI?
Penjelasan Pasal 12B Ayat (1) UU No.31 Thn 1999
Juncto UU No.20 Tahun 2001

Uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga

tiket perjalanan dinas, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,


pengobatan cuma cuma, dan fasilitas lainnya

yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri


elektronik atau
yang dilakukan dengan menggunakan sarana

tanpa sarana elektronik”


yolanlaman@yahoo.com
sebuah pemberian
yang diberikan atas
diperolehnya suatu
bantuan atau
keuntungan
KAPAN GRATIFIKASI DIKATAKAN SBG TIPIKOR?
• UU No.20 th 2001 Pasal 12 B ayat 1
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan dan berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya
 Pasal 12 C ayat (1)
Bahwa Pasal 12 B ayat (1) tidak berlaku jika penerima
melaporkan gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh)
hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut
diterima.
SANKSI GRATIFIKASI
SANKSI GRATIFIKASI
FAKTOR INTERNAL DAN
EKSTERNAL PENYEBAB KORUPSI
Faktor Internal

Moral yang
kurang kuat
Sifat Gaya hidup
tamak/rakus yang
manusia. konsumtif

Aspek
Perilaku
Individu
Aspek sikap
masyarakat Aspek Ekonomi
terhadap korupsi
Faktor
Eksternal

Aspek Politis Aspek Organisasi


Kurang adanya sikap Tidak adanya kultur
keteladanan pimpinan organisasi yang benar

ASPEK
ORGANISAS
I
Kelemahan sistim
Kurang memadainya sistem pengendalian manajemen
akuntabilitas dan Lemahnya pengawasan
Korupsi karena kebutuhan Korupsi karena ada peluang

MOTIVASI
KORUPSI
Korupsi karena ingin
Korupsi karena ingin menjatuhkan pemerintah dan
memperkaya diri sendiri Korupsi karena ingin
menguasai suatu negara
HAL-HAL YANG MENJADI PEMBENARAN

• Sekedar Ucapan “Terimakasih”


• Lumrah dan wajar
• Memuliakan Tamu
• “Adat ketimuran”
• Uang pulsa, sekedar uang minum
• Membina hubungan baik
• dll
Dampak Korupsi
Bidang Kehidupan Dampak Korupsi
Hukum 1. Sistem hukum tidak lagi berdasarkan pada
prinsip-prinsip keadailan hukum.
2. Besarnya peluang eksekutif mencampuri
badan peradilan.
3. Hilangnya kepastian hukum dan rasa
keadilan masyarakat
4. Sistem hukum dan peradilan dapat
dikendalikan dengan uang
5. Hilangnya perlindungan hukum terhadap
rakyat terutama rakyat miskin
6. Peradilan dan kepastian hukum menjadi
bertele-tele karena disalahgunakan oleh
aparat penegak hukum.

yolanlaman@yahoo.com
Dampak Korupsi
Bidang Kehidupan Dampak Korupsi
Politik 1. Terpusatnya kekuasaan pada pejabat
negara tertentu (pemeritah pusat).
2. Daerah dan pemerintah daerah sangat
bergantung pada pemerintah pusat.
3. Lemahnya sikap dan moralitas para
penyelenggara negara.
4. Terhambatnya kaderisasi dan
pengembangan sumber daya manusia
indonesia.
5. Terjadinya ketidakstabilan politik karena
rakyat tidak percaya terhadap pemerintah.
6. Diabaikannya pembangunan nasional
karena penyelenggara negara disibukkan
dengan membuat kebijakan popilis bukan
realistis.
yolanlaman@yahoo.com
Bidang Kehidupan Dampak Korupsi
Ekonomi 1. Pembangunan dan sumber-sumber ekonomi
dikuasai orang yang berada di lingkaran
kekuasaan.
2. Munculnya para pengusaha yang mengandalkan
kebijakan pemerintah bukan berdasarkan
kemandirian.
3. Rapuhnya dasar ekonomi nasional karena
pertumbuhan ekonomi bukan didasarkan pada
kondisi sebenarnyaMunculnya para
4. konglomerat yang tidak memiliki basis ekonomi
kerakyatan.
5. Munculnya spekulan ekonomi yang menjatuhkan
ekonomi secara keseluruhan
6. Hilangnya nilai moralitas dalam berusaha, yakni
diterapkannya sistem ekonomi kapitalis yang
sangat merugikan pengusaha menengah dan
kecil.
7. Terjadinya tindak pencucian uang

yolanlaman@yahoo.com
Dampak Korupsi
Bidang Kehidupan Dampak Korupsi
Sosial Budaya 1.Hilangnya nilai-nilai moral sosial.
2.Hilangnya figur pemimpin dan contoh
teladan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
3.Berkurangnya tindakan menjunjung
tinggi hukum, berkurangnya kepedulian
dan kesetiakawanan
4.Lunturnya nilai-nilai budaya bangsa.

yolanlaman@yahoo.com
EDUKASI ANTI KORUPSI


Integritas Diri

Teladan
Keluarga

Budaya
Organisasi

87
3 NILAI UTAMA
(STRATEGIS INSTRUMENTAL)

• Kesesuaian antara apa yang dikatakan


dengan apa yang diperbuat, berkata dan
INTEGRITAS berlaku jujur, dapat dipercaya, berpegang
tegus dengan prinsip-prinsip kebenaran,
moral dan etika

• Sebuah sikap yang berorientasi pada hasil

ETOS KERJA terbaik, semangat tinggi dalam bersaing,


optimmis dan selalu mencari cara-cara
yang produktif dan inovatif

• Sebuah keyakinan mengenai pentingnya


GOTONG melakukan kegiatan secara bersama-sama
dan bersifat sukarela supaya kegiatan yang
ROYONG dikerjakan dapat berjalan cepat, efektif
dan efisien
SASARAN NILAI

• KEJUJURAN
• DAPAT DIPERCAYA
INTEGRITAS •

BERKARAKTER
TANGGUNG JAWAB
• KONSISTEN

• DAYA SAING
• OPTIMIS
ETOS KERJA • INOVATIF
• PRODUKTIF

• KERJA SAMA
GOTONG •

SOLIDARITAS
TOLONG MENOLONG
ROYONG • PEKA KOMUNAL
• ORIENTASI PADA KEMASYARAKATAN
PERBEDAAN SUAP DAN
GRATIFIKASI MENURUT
PAKAR
Ada meeting Tidak ada
of mind meeting of
mind
Perbuatan
yang Pelaporan
mengindikasik G R AT I F I K A S I ditekankan
an meeting of
SUAP pada
mind telah kesadaran
dilakukan Niat jahat
Niat jahat
(mens rea) (mens rea)
telah ada dianggap ada
saat setelah 30
Perbaikan manusia

Peran keluarga
Mengoptimalkan peran agama
dalam memberantas korupsi
Memperbaiki moral suatu bangsa 
menolak korupsi karena secara
moral sudah salah
Meningkatkan kesadaran hukum
Meningkatkan kesejahteraan
Pemimpin jujur, bersih, dan anti korupsi
Langkah-langkah Pemberantasan
Korupsi
• Upaya yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah :

1. Pemberlakuan berbagai UU yang mempersempit peluang


korupsi
2. Pembentukan berbagai lembaga yang diperlukan untuk
mencegah korupsi
3. Pelaksanaan sistem rekruitmen aparat secara adil dan terbuka
4. Peningkatan kualitas kerja berbagai lembaga independen
masyarakat untuk memantau kinerja para penyelenggara
negara
5. Pemberian gaji dan kesejahteraan pegawai yang memadai.

yolanlaman@yahoo.com
• Cara yang kedua yang ditempuh untuk menindak lanjuti korupsi
adalah :
1. Pemberian hukum secara sosial dalam bentuk isolasi kepada para
koruptor
2. Penindakan secara tegas dan konsisten terhadap setiap aparat
hukum yang bersikap tidak tegas dan meloloskan koruptor dari
jerat hukum
3. Penindakan secara tegas tanpa diskriminasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap para
pelaku korupsi
4. Memberikan tekanan langsung kepada pemerintah dan lembaga-
lembaga penegak hukum untuk segera memproses secara hukum
para pelaku korupsi
yolanlaman@yahoo.com
Upaya Pemberantasan Korupsi
• Upaya yang paling tepat untuk memberantas
korupsi adalah dengan memberikan pidana
atau menghukum seberat-beratnya pelaku
korupsi. Dengan demikian bidang hukum
khususnya hukum pidana akan dianggap
sebagai jawaban yang paling tepat untuk
memberantas korupsi.
• Benarkah demikian?
Strategi Komunikasi Pemberantasan
Korupsi (PK)
• Adanya Regulasi
• Perbaikan Sistem
• Perbaikan manusianya
Adanya Regulasi
• KEPMENKES No: 232 Menkes/Sk/Vi/2013,
Tentang Strategi Komunikasi Pemberantasan
Budaya Anti Korupsi Kementerian Kesehatan
Tahun 2013.
• Penyusunan dan sosialisasai Buku panduan
Penggunaan fasilitas kantor
• Penyusunan dan sosialisasi Buku Panduan
Memahami Gratifikasi
• Workshop/ pertemuan peningkatan
pemahaman tentang antikorupsi dengan topik
tentang gaya hidup PNS, kesederhanaan,
perencanaan keuangan keluarga sesuai dengan
kemampuan lokus
• Penyebarluasan nilai-nilai anti korupsi (disiplin
dan tanggung jawab) berkaitan dengan
kebutuhan pribadi dan persepsi gratifikasi
• Penyebarluasan informasi tentang peran
penting dann manfaat whistle blower dan
justice collaborator
Perbaikan Sistem

• Memperbaiki peraturan perundangan yang


berlaku, untuk mengantisipasi perkembangan
korupsi dan menutup celah hukum atau pasal-
pasal karet yang sering digunakan koruptor
melepaskan diri dari jerat hukum.
• Memperbaiki cara kerja pemerintahan
(birokrasi) menjadi simpel dan efisien.
Menciptakan lingkungan kerja yang anti
korupsi. Reformasi birokrasi.
• Memisahkan secara tegas kepemilikan negara
dan kepemilikan pribadi, memberikan aturan
yang jelas tentang penggunaan fasilitas negara
untuk kepentingan umum dan penggunaannya
untuk kepentingan pribadi.
• Menegakkan etika profesi dan tata tertib
lembaga dengan pemberian sanksi secara
tegas.
• Penerapan prinsip-prinsip Good Governance.
• Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi,
memperkecil terjadinya human error.
Perbaikan manusianya
• KPK terus berusaha melakukan pencegahan
korupsi sejak dini. Berdasarkan studi yang
telah dilakukan, ditemukan bahwa ada peran
penting keluarga dalam menanamkan nilai
anti korupsi.
Bagaimana cara penanggulangan korupsi?

• Preventif
• Represif.
Preventif
• menumbuhkan dan membangun etos kerja
• mengusahakan perbaikan penghasilan (gaji),
menumbuhkan kebanggaan-kebanggaan dan atribut
kehormatan diri setiap jabatan dan pekerjaan,
teladan dan pelaku pimpinan atau atasan lebih
efektif dalam memasyarakatkan pandangan,
penilaian dan kebijakan, terbuka untuk kontrol,
• adanya kontrol sosial dan sanksi sosial,dan
pendidikan dapat menjadi instrumen penting bila
dilakukan dengan tepat bagi upaya pencegahan
tumbuh dan berkembangnya korupsi.
Represif
• penegakan hukum dan hukuman yang berat
perlu dilaksanakan dan apabila terkait dengan
implementasinya maka aspek individu
penegak hukum menjadi dominan, dalam
perspektif ini pendidikan juga akan berperan
penting di dalamnya.
4 Hal yang dapat dilakukan masyarakat
untuk turut berantas korupsi

1. Terus berlatih menjadi pribadi yang berintegritas


2. Pantang terlibat Tindak Pidana Korupsi
3. Aktif dalam gerakan antikorupsi (penindakan,
pencegahan, edukasi, kerjasama internasional)
4. Ajak yang lain untuk melakukan hal yang sama
Terima Kasih
• ke tanah abang beli celana
• pulangnya naik taxi
• lebih baik hidup sederhana
• daripada harus korupsi

Anda mungkin juga menyukai