Anda di halaman 1dari 70

MANAJEMEN SDMK

DI PUSKESMAS

Tarsi Jelalu
WI UPTD Latnakes
Dinas Kesehatan, Kependudukan Dan Pencatatan Sipil NTT
HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu melakukan
Pengelolaan SDMK di Puskesmas
Setelah mengikuti pembelajaran ini,
peserta dapat :

1 Menyusun rencana kebutuhan


INDIKATOR
SDMK di Puskesmas
HASIL
BELAJAR 2 Menyusun pengembangan
kompetensi SDMK di
Puskesmas

3 Melakukan pengorganisasian
SDMK di Puskesmas
MATERI POKOK

1 Perencanaan kebutuhan SDMK di


Puskesmas

Pengembangan kompetensi SDMK di


2 Puskesmas

Pengorganisasian SDMK di
3 Puskesmas
Materi Pokok 1

Perencanaan
Kebutuhan SDMK
Di Puskesmas
LATAR BELAKANG

Pemerintah mengatur perencanaan,


UU NO. 36 / 2009 pengadaan, pendayagunaan,
TENTANG pembinaan, dan pengawasan mutu
KESEHATAN tenaga kesehatan dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan
kesehatan (pasal 21 ayat 1)
Pasal 3 :
Komponen Pengelolaan Kesehatan dikelompokan
dalam beberapa sub system :
 Upaya Kesehatan
 Penelitian dan pengembangan Kesehatan
PERPRES NO.72
/2012  Pembiayaan Kesehatan
TENTANG  Sumber daya manusia Kesehatan
SKN
 Sediaan farmasi, alat Kesehatan dan makanan
 Manajemen, sistem informasi dan regulasi
Kesehatan
 Pemberdayaan masyarakat.
Pasal 13 UU Nakes :
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi
kebutuhan Tenaga Kesehatan, baik dalam jumlah,
jenis, maupun dalam kompetensi secara merata untuk
UU NO. 36 /2014 menjamin keberlangsungan pembangunan kesehatan.
TENTANG
TENAGA Pasal 14 ayat 2 UU Nakes :
KESEHATAN
Perencanaan Tenaga Kesehatan disusun secara
berjenjang (dimulai dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Pemerintah daerah kabupaten/kota,
Pemerintah daerah provinsi, sampai dengan
Pemerintah secara nasional) berdasarkan ketersediaan
Tenaga Kesehatan dan kebutuhan penyelenggaraan
pembangunan dan Upaya Kesehatan.
Pasal 18 :

Puskesmas harus menghitung


kebutuhan ideal terhadap
jumlah dan jenjang jabatan
dokter dan/atau dokter layanan
Permenkes 43/2019 primer, dokter gigi, dan masing-
Tentang masing jenis Tenaga Kesehatan
lainnya serta tenaga
Puskesmas nonkesehatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan
pelayanan kesehatannya.
PERMENKES NO.33/
2015
Acuan
TENTANG
Perencanaan
PEDOMAN
SDM Kesehatan
PENYUSUNAN
PERENCANAAN
KEBUTUHAN SDMK
11

KONSEP DASAR PERENCANAAN SDM KESEHATAN

Jumlah
SDM

Perencanaan Proses Yang Jenis


Kebutuhan Sistematis SDMK
SDMK
Kualifika
si SDMK

PERIODIK :
BERJENJANG
DISUSUN SECARA  1 tahun (JP)
 5/10 tahun (JM)
PENDEKATAN PENYUSUNAN PERENCANAAN
KEBUTUHAN- SDMK
- Menetapkan kebijakan Renbut Merekapitulasi hasil Renbut Prov
SDMK Nas (Agregat)
- Sosialisasi & Advokasi Kebij - Mengevaluasi hasil Rekap
Renbut SDMK Rennbut SDMK Prov
- Menetapkan - Menghitung Renbut
kebijakan Prov SDMK
- Sosialisasi dan Institusi / UPTD Proviinsi
- Merekapitulasi hasil
advokasi
- Memfasilitasi Metode perhitungan Renbut SDMK
Institusi / Faskes
Renbut SDMK

- Menghitung Renbut
- Memfasilitasi Metode SDMK Institusi Kab/Kota
Renbut SDMK kpd
Institusi/ - Merekapitulasi hasil
Faskes
Institusi dan Faskes perhitungan Renbut
- Menghitung Renbut
SDMK Faskes dan
SDMK Institusi
- Menyusun Renbut SDMK
METODE PERENCANAAN SDMK

Metode ABK

Secara
Standar
Institusi Ketenagaan
JENIS Minimal
METODE
Meode
Rasio
Secara Penduduk
Wilayah
…….lanjutan METODE PERENCANAAN SDMK

Standar Rasio
ABK Ketenagaan Penduduk
Minimal
 Rencana  Rencana Menghitung
pemenuhan pemenuhan kecukupan nakes
kebutuhan kebutuhan SDMK
utk Faskes
dibadingkan
SDMK secara
real berdasarkan (RS,Pusk) : jumlah penduduk
beban kerja.  yg akan atau secara global
 Pengajuan baru terbentuk. (Provinsi dan
formasi CPNS,  Daerah Nasional)
terpencil,
sangat
terpencil,
HANYA 2 METODE perbatasan dan
DIPAKAI PUSKESMAS tidak diminati
UTK PERENCANAAN  Digunakan pd tkt
KEBUTUHAN SDM institusi
PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK
DENGAN METODE ABK
Metode ABK
 Metode ABK Kes adalah suatu metode perhitungan
kebutuhan SDMK berdasarkan pada beban kerja yang
dilaksanakan oleh setiap jenis SDMK pada tiap Fasyankes
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
 Metode ini menghasilkan ketersediaan, kebutuhan, dan
kesenjangan jenis dan jumlah SDM kesehatan di Puskesmas
saat ini.
Latar Belakang

SE MENPAN NO 6 TAHUN 2012  Point 5a no 1  Perhitungan beban


kerja dlm rangka penyusunan formasi PNS ditindaklanjuti dengan pedoman
perhitungan tenaga kesehatan yang dikeluarkan Menkes

PMK No. 33/2015 Ttg Pedoman Perencanaan Kebutuhan SDMK


Langkah-langkah
perencanaan SDMK dengan Metode ABK
Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
1

2 Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)

Menetapkan Komponen Beban Kerja dan


3 Norma Waktu

4 Menghitung Standar Beban Kerja (SBK)

5
Menghitung Standar Tugas Penunjang
(STP)
6 Menghitung Kebutuhan SDMK
LANGKAH 1 Jenis SDMK
sesuai
Menetapkan Faskes dan Jenis SDMKstandar

No. Faskes Jenis SDMK


1 Puskesmas “A” Dokter
Dokter gigi
Perawat
Bidan




dst

Catatan :
• Kolom 1, 2 dan 3 utk Dinkes
• Kolom 1 dan 3 Untuk Puskesmas
LANGKAH 2
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) DALAM 1 TAHUN

Jam Kerja Instansi Pemerintah 37,5


jam/minggu (5 hari kerja /minggu
maupun 6 hari kerja/minggu)

Waktu yang
digunakan oleh Kepres No.68 Tahun 1995 Tentang
SDMK untuk Hari Kerja di lingkungan Lembaga
Pemerintahan
melaksanakan
WKT tugas dan Permen PAN-RB No. 26 Tahun 2011
kegiatannya Tentang Pedoman Perhitungan
dalam kurun Jumlah Kebutuhan PNS untuk
Daerah
waktu 1 tahun

Jam Kerja Efektif (JKE) sebesar


1.200 jam/tahun atau 72.000
menit/tahun
KODE KOMPONEN KETERANGAN RUMUS JUMLAH SATUAN
A B C D E F
1 5 hari kerja/minggu 52 (mg) 5x52 =260 hari/thn
A Hari Kerja
2 6 hari kerja/minggu 52 (mg) 6x52 = 312 hari/thn
3 B Cuti Pegawai Peraturan Kepeg. 12 hari/thn
4 C Libur Nasional 1 tahun (kalender) 19 hari/thn
5 D Mengikuti Pelatihan Rata2 (1 tahun) 5 hari/thn
6 E Absen (sakit, dll) Rata2 (1 tahun) 12 hari/thn
7 F Waktu kerja (1 mg) Kepres No.68/1995 37,5 jam/mg
8 G Jam Kerja Efektif (JKE) Permen PAN-RB 70% x 37,5 26,25 jam/mg
26/2011
9 Waktu Kerja : 5 hari kerja/minggu E8/5 = 26,25/5 5,25 jam/hr
WK ……. Jam/ hari
10 6 hari kerja/minggu E8/6 = 26,25/6 4,375 jam/hr
11 Waktu Kerja Tersedia : 5 hari kerja/minggu E1-(E3+E4+E5+E6) 212 hari/thn
…… hari/thn
12 WKT 6 hari kerja/minggu E2-(E3+E4+E5+E6) 264 hari/thn
13 Waktu Kerja Tersedia : 5 hari kerja/minggu E1-(E3+E4+E5+E6)xE9 1113 jam/thn
…… jam/thn
14 6 hari kerja/minggu E2-(E3+E4+E5+E6)xE10 1155 jam/thn

 WKT dibulatkan dlm jam : 1.200 jam/tahun


 WKT dibulatkan dalam menit : 1.200 jam x 60 menit = 72.000 menit/tahun
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan
Norma Waktu
KOMPONEN Jenis tugas/uraian tugas yg secara nyata dilaksnakan
BEBAN oleh jenis SDMK tertentu sesuai dengan TUPOKSI yang
KERJA ditetapkan (uraian tugas pokok dan tugas penunjang)

 Rata-rata waktu yg dibutuhkan oleh seorang SDMK untuk


melaksanakan suatu kegiatan (lihat uraian tugas) secara
normal sesuai dengan standar pelayanan yg berlaku pada
NORMA suatu faskes (SOP), baik tugas pokok maupun tugas
penunjang)
WAKTU  Kebutuhan waktu dapat bervariasi antara Faskes,
tergantung : SOP, Sarpras, kompetensi teknis SDMK
bersangkutan
 Rata-rata waktu berdasarkan anjab (kalau ada),
pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan
ditetapkan bersama
 Mulai langkah 3 s/d langkah 6 harus diuraikan per jenis Tenaga pada
langkah 1
 Contoh : penetapan komponen beban kerja dan norma waktu untuk
Bidan
NO Jenis Tugas Kegiatan Norma waktu Satuan
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn
Tugas
1 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps
Pokok
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps
         

1. Melaksanakan RR 20 Mnt/hr
2. Melaksanakan KR 2 Jam/mg
3. Memberikan Yan
Tugas
2 Posyandu 2 Jam/bln
Penunjang
4. Melaksanakan Keg.UKS 2 Jam/bln
5. Mengikuti pertemuan
bulanan 2 Jam/bln
LANGKAH 4
Menetapkan Standar Beban Kerja (SBK)

Volume kerja dalam 1 tahun utk setiap SDMK (hanya


SBK tugas pokok)

Waktu Kerja Tersedia (WKT)


SBK =
Norma Waktu Per Kegiatan Pokok
Contoh : penetapan SBK untuk Bidan (INGAT….BUATKAN UTK SEMUA
TENAGA)
Norma
Jenis Satuan WKT SBK
NO Kegiatan Waktu
Tugas mnt/Ps menit (6)/(4)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400
2. Pertolongan
600 menit/ps 72000 120
Persalinan
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-
60 mnt/psn 72000 1200
Tugas 3)
1
Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 72000 2400
LANGKAH 5
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)

Proporsi waktu yg digunakan untuk menyelesaikan setiap


STP kegiatan dlm uraian kegiatan penunjang per satuan waktu (per
hari, per minggu, per bulan atau per semester)

TIGA LANGKAH MENETAPKAN STP:


1. Tentukan WAKTU KEGIATAN untuk setiap kegiatan penunjang yg tercantum
pada langkah 3 dalam …… …….. menit/tahun (berdasarkan komponen
beban kerja dan norma waktu untuk kegiatan penunjang) .
Contoh : 1). Melaksanakan RR (record & Report) : 20 menit/hari
Waktu kegiatan yg dibutuhkan : 20 menit x 260 hari
= 5.200 menit/tahun
2). Melaks Kunj Rumh (KR) : 2 jam/minggu
Waktu kegiatan yg dibutuhkan : 2 X 60 mnt/minggu
= 120 menit/minggu
= 120 menit x 52 minggu
= 6.240 menit/thn
……lanjutan LANGKAH-LANGKAH MENETAPKAN STP:

2. Menentukan Faktor Tugas Penunjang (FTP)

Waktu Kegiatan
FTP = WKT X 100%

3. Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)

1
STP =
1-(FTP/100)
FTP
Waktu WKT %
Jenis Rata-rata
NO Kegiatan Satuan Keg (6)/((7)
Tugas waktu
(mnt/th) mnt/th x 100%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1. Melaksanakan RR 20 mnt/hr 5200 72000 7.3
2. Melaksanakan KR 120 mnt/mg 6240 72000 8.7
3.Yan Posyandu 180 mnt/bln 2160 72000 3.0

Tugas 4. Melaks Keg.UKS 180 mnt/bln 2160 72000 3.0


2
Penunjang 5. Pertemuan bln 240 mnt/bln 2880 72000 4.0
6. Pengob.Sederhn 20 mnt/hr 5280 72000 7.3
7. Mini Lokakarya 120 mnt/bln 1440 72000 2.0
8. Penyul.ASI ekskl 120 mnt/mg 6240 72000 8.7
Faktor Tugas Penunjang (Jumlah FTP semua kegiatan) dalam % 55.0
Standar Tugas Penunjang (STP) =(1/(1 – FTP/100)) 2.22
LANGKAH 6 28
Menghitung Kebutuhan SDMK

DATA DAN INFORMASI YG DIBUTUHKAN UNTUK HITUNG JUMLAH SDM


CONTOH : BIDAN

 Standar Beban Kerja (SBK) : diambil dari data SBK pd langkah 4


 Standar Tugas Penunjang (STP) : diambil dari hasil perhitungan
langkah 5
 Data Capaian(cakupan tugas Pokok dan Kegiatan) : diambil dari
data cakupan kegiatan selama 1 tahun terakhir
 Contoh : Pelayanan ANC selama 1 tahun = 845 Bumil
Lajutan langkah 6
Langkah-langkah Perhitungan Kebutuhan SDMK
1. Hitung cakupan setiap tugas pokok : berdasarkan data cakupan
masing-masing kegiatan pokok dalam 1 tahun (misal : Kegiatan
pelayanan ANC : cakupannya 845 Bumil
2. Hitung kebutuhan tenaga pada setiap kegiatan tugas pokok untuk
dapat melaksnakan setiap kegiatan tugas pokok, dgn Rumus :

Cakupan

SBK

3. Hitung Jumlah Kebutuhan Tenaga (JKT) Tugas Pokok untuk


melaksanakan seluruh tugas pokok : Jumlah total kebutuhan tenaga
dari semua kegiatan pokok pd angka 2 di atas.

4. Hitung Total kebutuhan SDMK (utk laksanakan tugas pokok dan tugas
penunjang), dgn Rumus :
JKT X STP
30
Contoh :
Perhitungan Kebutuhan SDMK (Bidan) Pusk "A”Th 2014
Jenis Capaian Kebutuhan SDMK
Tugas
Kegiatan SBK (Bidan)
(1 th)
(1) (2) (3) (4) (5) =(3)/(4)
1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35
2. Pertolongan Persalinan 197 120 1.64
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 342 1200 0.29
A. Tugas
Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0.27
5. Yan. Gadar Obstetri 35 1200 0.03
6. Yan. Gadar Neonatus 31 1200 0.03
7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0.19

JKT = Jumlah Kebutuhan Tenaga Tugas Pokok (Bidan) 2.79


Standar Tugas Penunjang (hasil dari Langkah 5)
B. Tugas Penunjang 2.22

Total Kebutuhan SDMK (Bidan)= (JKT x STP) 6.19


Pembulatan 6
DENGAN MELAKSANAKAN LANGKAH 1 S/D 6
MAKA DILAKUKAN ANALISIS KEBUTUHAN
TENAGA BERDASARKAN ABK UNTUK
MASING-MASING TENAGA
HASIL ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA
BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA
SDM PUSKESMAS ……….TAHUN 2018

No. Jenis Ketenagaan Jumlah saat Jumlah yg Kesenjangan Ket.


ini dibutuhkan
1 Dokter 2 4 -2 Kurang
2
2 Dokter gigi 1 2 -1 Kurang 1
3 Perawat 12 13 -3 Kurang
3
4 Bidan 5 6 -1 Kurang 1
5 Sanitarian 2 3 -1 Kurang 1
6 Apoteker 1 2 -1 Kurang 1
7 Asisten Apoteker 1 3 -2 Kurang
2
8 dll 1 1 0 Sesuai
Jumlah 30 38 -10
BERDASARKAN HASIL ANALISIS
KEBUTUHAN TENAGA DGN
METODE ABK MAKA PUSKESMAS
HARUS BUAT RENCANA
PEMENUHAN KEBUTUHAN SDM
PUSKESMAS
RENCANA PEMENUHAN KEBUTUHAN SDMK
PUSKESMAS ……….TAHUN …..S/D ……

No. Jenis Ketenagaan 2020 2021 2022 2023 2024


1 Dokter ….. …. ….. ….. ….
2 Dokter gigi ….. …. ….. ….. ….
3 Perawat ….. …. ….. ….. ….
4 Bidan ….. …. ….. ….. ….
5 Sanitarian ….. …. ….. ….. ….
6 Apoteker ….. …. ….. ….. ….
7 …………………. ….. …. ….. ….. ….
8 Dst…………. ….. …. ….. ….. ….
Jumlah …………. ……… ……… ……. …….

BUAT USULAN KE PEMENUHAN SDMK PUSKESMAS KE


DINKES KAB/KOTA
Rekapitulasi Kebutuhan SDMK BIdan Dengan Metode ABK
Di Kabupaten/Kota “X” Tahun 2018
No Juml.SDMK Kebutuhan SDMK Kesenjang
Puskesma
(Bidan) saat (Bidan) an Keadaan
s
ini seharusnya (6)=(4)-(5)
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
1 A 4 6 -2 Kurang
2 B 8 8 0 Sesuai
3 C 9 11 -2 Kurang
4 D 8 7 +1 Lebih
5 E 16 16 0 Sesuai
6 F 10 8 +2 Lebih
7 G 8 7 +1 Lebih
8 H 5 6 -1 Kurang
9 I 15 14 +1 Lebih
Kab/kota “X” 126 138 -12 Kurang

Demikian juga utk rekapitulasi Kebutuhan SDMK lainya……


36

DINKES MELAKSANAKAN REKAPITULASI


KEBUTUHAN SDMK UNTUK :

Redistribusi SDM
Usulan formasi CPNS
PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK
DENGAN METODE
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL
Metode standar ketenagaan minimal

 Perencanaan kebutuhan SDMK Kesehatan yang mengacu pada


Permenkes no.43/2019 Tentang Puskesmas
 Digunakan untuk :
 Pendirian Fasyankes Baru sebagai persyaratan ijin
pendirian
 Peningkatan klasifikasi Fasyankes (Non Ranap jadi Ranap)
 Standar pemenuhan Puskesmas terpencil, sangat terpencil,
perbatasan dan tidak diminati
 Hasil analisis metode ini utk redistribusi SDMK oleh Dinkes
 Tidak dapat diusulkan untuk alokasi formasi ke Kementerian
PAN-RB melalui BKD kabupaten/kota atau BKD provinsi atau
langsung ke Kemen PAN-RB
Data yg diperlukan utk perencanaan
kebutuhan dengan metode standar ketenagaan
minimal

1. Jenis dan jumlah SDMK yang ada saat ini (tahun


terakhir)
2. Informasi tentang klasifikasi Puskesmas
3. Informasi standar ketenagaan minimal di
Puskesmas sesuai PMK no. 43/2019 tentang
Puskesmas
Standar Ketenegaan Puskesmas
(Permenkes No. 43/2019 Tentang Puskesmas)

1. Tenaga Kesehatan

Puskesmas
Puskesmas Puskesmas kawasan Terpencil
Kawasan Kawasan dan Sangat
No. Jenis Tenaga Perkotaan Pedesaan Terpencil
Non RI Non RI RI Non RI RI

1 Dokter dan /atau 1


1 2 1 2
dokter layanan primer
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 5 8 5 8
4 Bidan 4 4 7 4 7
5 Tenaga Promkes 2 1 1 1 1
Dan Ilmu Perilaku
…………lanjutan Tenaga Kesehatan

Puskesmas
Puskesmas Puskesmas kawasan Terpencil
Kawasan Kawasan dan Sangat
No. Jenis Tenaga Pedesaan Pedesaan Terpencil
Non RI Non RI RI Non RI RI

6 Tenaga Sanitasi lingk. 1 1 1 1 1


7 Nutrisionis 1 1 2 1 2
8 Tenaga Apoteker dan/atau 1
Tenaga Teknis Kefarmasian 1 1 1 1
9 Ahli Teknologi 1
Laboratorium Medik 1 1 1 1
2. Tenaga Non Kesehatan
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas kawasan Terpencil
Kawasan Kawasan dan Sangat
No. Jenis Tenaga Perkotaan Pedesaan Terpencil
Non RI Non RI RI Non RI RI

10 Tenaga Sistem 1
Informasi Kesehatan 1 1 1 1
11 Tenaga Administrasi 1
Keuangan 1 1 1 1
12 Tenaga Ketatausahaan 1
13 Pekarya 2 1 1 1 1
Jumlah 23 20 28 20 28
Keterangan :
• merupakan kondisi minimal yang diharapkan agar Puskesmas dapat terselenggara dengan baik.
• belum termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan tempat praktik bidan desa.
• jumlah dan jenis kebutuhan ideal tenaga di Puskesmas ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan analisis
beban kerja.
Metode Standar Ketenagaan Minimal menghasilkan:
1. ketersediaan, kebutuhan, dan kesenjangan Jenis dan
Jumlah SDMK di puskesmas.
2. rekapitulasi ketersediaan, kebutuhan, dan
kesenjangan jenis dan jumlah SDMK di puskesmas
dilakukan oleh kabupaten/kota dan selanjutnya
dilakukan rekapitulasi oleh Provinsi (secara
berjenjang)
LANGKAH-LANGKAH METODE
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL
LANGKAH-01
Tentukan jenis SDMK Puskesmas baik Nakes maupun Non nakes
sesuai PMK 43/2019 Tentang Puskesmas :

LANGKAH-02
Identifikasi jumlah SDMK Puskesmas yang ada saat ini (tahun
terakhir) pada setiap jenis SDMK pada Langkah 1  

LANGKAH-03
Tentukani standar jumlah SDMK Puskesmas pada setiap jenis SDMK
sesuai kategori Puskesmas (acuan PMK 43/2019 ttg Puskesmas)

LANGKAH-04
Tentukani kesenjangan SDMK pada setiap jenis SDMK.
ANALISIS KEBUTUHAN SDMK
BERDASARKAN STANDAR
Sesuai dengan
KETENAGAAN MINIMAL kategori Puskesmas
PUSKESMAS ……….TAHUN …..
No. Jenis Ketenagaan Jumlah saat Standar Kesenjangan Ket.
ini
1 Dokter 2 4 -2 Kurang
2
2 Dokter gigi 1 2 -1 Kurang 1
3 Perawat 12 13 -3 Kurang
3
4 Bidan 5 6 -1 Kurang 1
5 Sanitarian 2 3 -1 Kurang 1
6 Apoteker 1 2 -1 Kurang 1
7 …………………. 1 3 -2 Kurang
2
8 Dst…………. 1 1 0 Sesuai
Jumlah …………. ……… ………
46

BERDASARKAN HASIL ANALISIS


KEBUTUHAN SDMK BERDASARKAN
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL
SELANJUTNYA BUATLAH RENCANA
PEMENUHAN KEBUTUHAN SDMK
PUSKESMAS
RENCANA PEMENUHAN KEBUTUHAN SDMK
PUSKESMAS ……….TAHUN …..

No. Jenis Ketenagaan 2020 2021 2022 2023 2024


1 Dokter ….. …. ….. ….. ….
2 Dokter gigi ….. …. ….. ….. ….
3 Perawat ….. …. ….. ….. ….
4 Bidan ….. …. ….. ….. ….
5 Sanitarian ….. …. ….. ….. ….
6 Apoteker ….. …. ….. ….. ….
7 …………………. ….. …. ….. ….. ….
8 Dst…………. ….. …. ….. ….. ….
Jumlah …………. ……… ……… ……. …….

BUAT USULAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SDM KE DINAS


KESEHATAN KABUPATEN
Rekapitulasi Kebutuhan SDMK BIdan Dengan Metode ABK
Di Kabupaten/Kota “X” Tahun 2018
No Juml.SDMK Kebutuhan SDMK Kesenjang
Puskesma
(Bidan) saat (Bidan) an Keadaan
s
ini seharusnya (6)=(4)-(5)
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
1 A 4 6 -2 Kurang
2 B 8 8 0 Sesuai
3 C 9 11 -2 Kurang
4 D 8 7 +1 Lebih
5 E 16 16 0 Sesuai
6 F 10 8 +2 Lebih
7 G 8 7 +1 Lebih
8 H 5 6 -1 Kurang
9 I 15 14 +1 Lebih
Kab/kota “X” 126 138 -12 Kurang

Demikian juga utk rekapitulasi Kebutuhan SDMK lainya……


49

 REKAPITULASI BERDASARKAN METODE


STANDAR KETENAGAAN MINIMAL BUKAN
UNTUK USULAN FORMASI PEGAWAI BARU.

SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN BAGI


DINKES UNTUK MELAKUKAN REDISTRIBUSI
SDMK
Materi Pokok 2
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
SDMK DI PUSKESMAS
Pasal 16 :
DASAR HUKUM setiap Jabatan ditetapkan sesuai
dengan kompetensi yang
UU No. 5/ 2014 dibutuhkan.
Pasal 68 :
Tentang ASN Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dalam jabatan tertentu
ditentukan berdasarkan
perbandingan obyektif antara
 PP NO. 17/2020 Tentang kompetensi, kualifikasi, dan
Perubahan Atas PP persyaratan yang dibutuhkan oleh
11/2017 Tentang jabatan dengan yang dimiliki oleh
Manajemen ASN pegawai.
 PERMENPAN-RB NO.
38/2017 TTG Standar Pasal 69 :
Kompetensi ASN Pengembangan karir PNS dilakukan
 PERMENKES No. 18/2017 berdasarkan kualifikasi, kompetensi,
Tentang Penyelenggaraan penilaian kinerja dan kebutuhan
UKOM Jabfungkes instansi pemerintah.
APA ITU KOMPETENSI ?
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku seorang PNS yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan dalam melaksanakan tugas jabatannya

APA PENTINGNYA KOMPETENSI SDMK BAGI


PUSKESMAS ?

ADMEN
KOMPETENSI UKM
KINERJA
SDMK PUSKESMAS
UKP
KOMPETENSI ASN :
Diukur dari tingkat dan
spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional,
dan pengalaman kerja
Kompetensi Teknis
Diukur dari tingkat pendidikan
, pelatihan struktural
Kompetensi Manajerial /manajemen dan pengalaman
kepemimpinan

Kompetensi Sosial Kultural


Diukur dari pengalaman kerja berkaitan
dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan
KEGIATAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDMK

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

EVALUASI
Perencanaan Pengembangan Kompetensi
1. Menetapkan standar kompetensi setiap jabatan
(pimpinan, pengelola dan pelaksana/fungsional)
2. Melakukan pemetaan standar kompetensi
3. Melakukan analisis kompetensi
4. Menyusun rencana pengembangan kompetensi
Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi

 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN


mengamanahkan bahwa setiap ASN berhak untuk
mendapatkan pengembangan kompetensi, dengan jumlah
minimal 20 jam setiap tahun untuk PNS (PP Nomor 11 tahun
2017 tentang Manajemen PNS) atau maksimal 24 jam per
tahun untuk PPPK (PP Nomor 49 tahun 2019 tentang PPPK),
termasuk pegawai di Puskesmas
 Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan melalui
pendidikan dan pelatihan.
 Pelatihan sendiri dapat dilaksanakan melalui pelatihan
klasikal dan nonklasikal.
…….lanjutan pelaksanaan
• Pengembangan kompetensi dapat dibiayai dari dana
kapitasi maupun BOK.
• Hal ini berdasarkan Permenkes 21/2016 tentang
Penggunaan Dana Kapitasi JKN untuk Jasa Pelayanan
Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada
FKTP milik Pemda, dana kapitasi dapat digunakan
untuk Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kesehatan, dalam rangka meningkatkan kemampuan
kapasitas SDM petugas di FKTP milik pemerintah
daerah.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN (UU 5/2014)

1.
Pendidikan 2. Seminar
dan Latihan

4.
3. Kursus Penataran

6.
5. Praktik Kerja Pertukaran
Di Instansi Pusat
PNS dan
dan Daerah selama
Swasta
1 tahun

INSTANSI PEMERINTAH WAJIB MENYUSUN


RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI &
TERTUANG DALAM RENCANA KERJA
ANGGARAN TAHUNAN INSTANSI
Evaluasi Pengembangan Kompetensi

 Kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan


pengembangan kompetensi,
 Kesesuaian antara pengembangan kompetensi dengan
peningkatan kinerja.
 Evaluasi pasca pengembangan kompetensi dapat dilakukan
3-6 bulan setelah kegiatan.
Pokok Bahasan 3

PENGORGANISASIAN SDMK
DI PUSKESMAS
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
KEPALA
PUSKESMAS
KEPALA
TATA USAHA

PJ UKM PJ UKM PJ UKP, PJ PJ BANGUNAN PJ MUTU


ESENSIAL PENGEMBANGAN KEFARMASIAN JARINGAN PRASARANA
DAN DAN DAN DAN
PERKESMA LABORATORIUM JEJARING PERALATAN
S PUSK

KOORD. TIM KOORD TIM KOORD TIM KOORD. TIM KOORD TIM PPI KOORD. TIM KP
MUTU ADEMEN MUTU UKM MUTU UKP AUDIT INTERN
Struktur Organisasi Puskesmas

• Mengacu pd Permenkes 43/2019 Tentang


Puskesmas
• Ada Perbedaan struktur organisasi antara Puskesmas
Perkotaan, Pedesaan dan daerah terpencil dan
sangat terpencil
PENGERTIAN PENGORGANISASIAN

 Pengorganisasian adalah langkah utk menetapkan,


menggolongkan dan mengatur berbagai macam
kegiatan, menetapkan tugas pokok, wewenang dan
pendelegasian wewenang utk dapat mencapai
tujuan organisasi

 Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi


manajemen yg mempunyai peranan penting seperti
fungsi manajemen lainnya dalam rangka untuk
mencapai tujuan organisasi
MENGAPA PERLU PENGORGANISASIAN
DALAM PENGELOLAAN SDM?

Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh


sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi (manusia
dan bukan manusia) akan diatur penggunaannya
secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
MANFAAT PENGORGANISASIAN
1. Adanya kelompok orang yang bekerjasama.
2. Adanya tujuan tertentu yang akan dicapai.
3. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan
4. Adanya penetapan dan pengelompokan
pekerjaan.
5. Adanya wewenang dan tanggungjawab.
6. Adanya pendelegasian wewenang.
7. Adanya hubungan kerjasama satu sama lain
8. Adanya penempatan orang–orang yang akan
melakukan pekerjaan.
9. Adanya tata tertib yang harus ditaati.
LANGKAH-LANGKAH
PENGORGANISASIAN
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf.
2. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
3. Mengelompokkan kegiatan pokok dalam suatu
kegiatan yang praktis ke dalam elemen kegiatan.
4. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
staf & menyediakan fasilitas pendukung yang
diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.
5. Penugasan personel yang dipandang mampu
melaksanakan tugas.
6. Mendelegasikan wewenang.
PENGORGANISASIAN
OLEH KEPALA PUSKESMAS

1. Mengatur orang–orang yang merupakan staf atau tim


kerja di puskemas
2. Mengatur kegiatan yang harus dilaksanakan atau yang
menjadi tanggung jawab puskesmas.
3. Mengadakan pembagian kerja (uraian tugas masing-
masing staf).
4. Menempatkan orang–orang dalam organisasi
5. Menetapkan batasan–batasan wewenang
KESIMPULAN
1. Pengelolaan SDM di Puskesmas merupakan bagian
yang saling terhubung mulai dari perencanaan
kebutuhan, pengembangan serta
pengorganisasiannya.
2. Perencanaan SDMK Puskesmas merupakan salah satu
fungsi manajemen untuk dapat memenuhi jenis, jumlah
dan kompetensi SDMK Puskesmas.
3. Kompetensi dapat dikembangkan melalui Pendidikan
maupun pelatihan.
4. Pengorganisasian SDMK Puskesmas sangat penting
dalam mencapai tujuan Puskesmas walaupun dengan
keterbatasan sumber daya.
REFERENSI
• UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
• UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
• UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
• UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
• PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 12 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN
ANALISIS BEBAN KERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN
PEMERINTAH DAERAH
• PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NO. 19 TAHUN 2011 TENTANG
ANALISIS BEBAN KERJA
• PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI NO. 26 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN JUMLAH
KEBUTUHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL UNTUK DAERAH
• PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO.75 TAHUN 2014 TENTANG PUSKESMAS
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 33 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN
PENYUSUNAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
• PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN, MENTERI PAN RB, DAN MENTERI
DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2014, NOMOR 08/SKB/MENPAN-RB/10/2014,
NOMOR 68 TAHUN 2014
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai