Anda di halaman 1dari 57

MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS

PELATIHAN
MANAJEMEN PUSKESMAS
RETNO WIDYANINGTYAS
BAPELKES PROV. JAWA TENGAH
No Hp.082325000785

2
KONSENTRASI
PASSWORD :

TEPUK TANGAN

3
TUJUAN
• Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta mampu memahami Perencanaan SDM Kesehatan Pusk
esmas
• Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Menjelaskan Perencanaan SDM Kesehatan Puskesmas
2. Menjelaskan Pengorganisasian SDM Puskesmas
3. Menjelaskan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
4. Menjelaskan Pengembangan SDM Puskesmas
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 4
I. PERENCANAAN KEBUTUHAN
SDM PUSKESMAS
Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas:
1. Latar Belakang
2. Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Puskesmas Berdasarkan
Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes)
3. Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Puskesmas Berdasarkan S
tandar Ketenagaan Minimal

Pokok Bahasan Pengorganisasian


Pokok Bahasan Pengembangan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 5


1. LATAR BELAKANG
SUB POKOK PERENCANAAN SDM KESEHATAN PUSKESMAS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 6


Pasal 28H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
UUD 1945 bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
UU NO. 36
Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan,
TAHUN 2009
pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka
TENTANG penyelenggaraan pelayanan kesehatan (pasal 21 ayat 1 UU Nakes)
KESEHATAN

- Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga


Kesehatan, baik dalam jumlah, jenis, maupun dalam kompetensi secara
UU NO. 36
merata untuk menjamin keberlangsungan pembangunan kesehatan (Pasal
TAHUN 2014
13 UU Nakes)
TENTANG - Perencanaan Tenaga Kesehatan disusun secara berjenjang (dimulai dari
TENAGA Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pemerintah daerah kabupaten/kota,
KESEHATAN Pemerintah daerah provinsi, sampai dengan Pemerintah secara nasional)
berdasarkan ketersediaan Tenaga Kesehatan dan kebutuhan
penyelenggaraan pembangunan dan Upaya Kesehatan (pasal 14 ayat 2
PBM (MENKES, UU Nakes)
MENDAGRI, MENPAN) TTG PERENCANAAN DAN PEMERATAAN
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 7
NAKES DI FASYANKES MILIK PEMDA
• Permenkes No. 75 tahun 2014 (pasal 9 ayat 4):
Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, banguna
n, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan la
boratorium.
• Permenkes No. 75 tahun 2014 (pasal 16 ayat 2):
Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan dihit
ung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan
jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan per
sebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersed
iaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilaya
h kerja, dan pembagian waktu kerja.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 8
PENDEKATAN PENYUSUNAN
PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK
- Menetapkan kebijakan Renbut SDMK - Merekapitulasi hasil Renbut Prov
Nas (Agregat)
- Sosialisasi & Advokasi Kebij Renbut - Mengevaluasi hasil Rekap Renbut SDMK
SDMK Prov

- Menetapkan kebijakan Prov - Menghitung Renbut SDMK


- Sosialisasi dan advokasi - Institusi / UPTD Proviinsi
- Memfasilitasi Metode - Merekapitulasi hasil perhitungan
Renbut SDMK Institusi / Faskes
Renbut SDMK

- Menghitung Renbut SDMK


- Memfasilitasi Metode Renbut Institusi Kab/Kota
Institusi/
SDMK kpd Institusi dan Faskes - Merekapitulasi hasil perhitungan
Faskes Renbut SDMK Faskes dan
- Menghitung Renbut SDMK Institusi
- Menyusun Renbut SDMK
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 9
PERMENKES NO.33 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUS
UNAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
Pedoman Perencanaan Kebutuhan SDMK, Lingkup terdiri dari :
1. Pedoman Umum
2. Pedoman Utk Tk. Propinsi
3. Pedoman Untuk Tk Kab/Kota

Metode Yang digunakan :


4. ABK-Kes  Dapat menjadi Dakung Pengajuan formasi CPNS, sebagai bahan untuk penata
an SDMK
5. Standar Ketenagaan Minimal  Dapat menjadi Dakung Pemenuhan Nakes secara temporar
y, untuk proses akreditasi dan pendirian faskes baru
6. Proyeksi Kebutuhan Nakes thd Jumlah Penduduk  Menghitung kecukupan nakes dibadingkan ju
mlah penduduk secara global (Provinsi dan Nasional)

Dilengkapi dengan :
7. Buku Manual
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 10
8. Aplikasi
2. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATA
N BERDASARKAN METODE ANALISIS BEBAN K
ERJA KESEHATAN
(ABK KES)
SUB POKOK PERENCANAAN SDM KESEHATAN PUSKESMAS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 11


Analisis Beban Kerja (ABK)
Kesehatan
menghasilkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan riil di tingkat institusi baik di F
asilitas Pelayanan Kesehatan maupun non Fasyankes sesuai dengan beban kerja
organisasi dan kompetensi jabatan yang dipegangnya

Latar Belakang
SE MENPAN NO 6 TAHUN 2012  Point 5a no 1  Perhitungan beban kerja dlm rang
ka penyusunan formasi PNS ditindaklanjuti dengan pedoman perhitungan tenaga ke
sehatan yang dikeluarkan Menkes
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 12
Data yang dibutuhkan dalam ABK Kesehatan :
• Jenis & Jumlah Jabatan
• Jenis Pekerjaan
a. Tugas Pokok, Uraian Tugas, dan Norma Waktu;
b. Tugas Penunjang, Uraian Tugas, dan Norma Waktu
• Capaian / cakupan program tiap tahun

Langkah-langkah dalam ABK Kesehatan :


1. Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3. Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan Tugas Penunjang) serta
Norma Waktu
4. Menghitung Standar Beban Kerja
5. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 13
6. Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi / Faskes
LANGKAH 1
Menetapkan Faskes dan Jenis Jabatan
No. Faskes Jenis Jabatan
1 Puskesmas “A” Dokter
Dokter gigi
Perawat
Bidan




dst
Sumber: 1. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 14
LANGKAH 2
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) – DALAM 1 TAHUN

Kode Faktor Keterangan Penghitungan  Jumlah Satuan


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5 hr kerja / mg 52 260 hr/th
A Hari Kerja 6 hr kerja / mg 52 312 hr/th
B Cuti pegawai Hak Pegawai   12 hr/th
C Llibur Nasional + Cuti bersama Dalam 1 th (Kalender)   19 hr/th
D Mengikuti Pelatihan Dalam 1 th   5 hr/th
E Absen (Sakit, dll) Dalam 1 th   12 hr/th
F Waktu Kerja (dalam 1 minggu) Kepres No. 68/1995   37,5 Jam/mg
Permendagri 12/2008; Permen
G Jam Kerja Efektif (JKE) PAN-RB 26/2011
70% x 37.5 26,25 Jam/mg
5 hr kerja / mg (5) / (3) 5,25 Jam/hr
WK Waktu kerja (dalam 1 hari) 6 hr kerja / mg (5) / (3) 4,375 Jam/hr
5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 212 Hari/th
Waktu Kerja Tersedia (hari) 6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 264 Hari/th
WKT 5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x7.5 1113 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (jam) 6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x6.25 1155 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 1200 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 72000 mnt/th
WKT (Waktu Kerja Tesedia) : Jam Kerja Efektif bagi setiap SDMK untuk melaksanakan kewajiban pekerjaannya sesuai
dengan Tugas Pokok dan Fungsinya (hari/th; jam//th; menit/th)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 15
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
NO Jenis Tugas Kegiatan Norma waktu Satuan Norma waktu Satuan
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 600 menit/ps
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 60 mnt/psn
1 Tugas Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 60 menit/ps
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 60 menit/ps
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 60 menit/ps
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps
             

1. Melaksanakan RR 20 Mnt/hr 5280 menit/th


2. Melaksanakan KR 2 Jam/mg 6240 menit/th
Tugas
2 3. Memberikan Yan Posyandu 2 Jam/bln 1440 menit/th
Penunjang
4. Melaksanakan Keg.UKS 2 Jam/bln 1440 menit/th
5. Mengikuti pertemuan bulanan 2 Jam/bln 1440 menit/th

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 16


LANGKAH 4
Menetapkan Standar Beban Kerja (SBK)

Norma
Jenis Satuan WKT SBK
NO Kegiatan Waktu
Tugas mnt/Ps menit (6)/(4)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 72000 120
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 72000 1200
Tugas
1 Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menit/ps 72000 2400
17
LANGKAH 5
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)
WKT
Rata-rata Waktu Keg FTP
NO Jenis Tugas Kegiatan Satuan
waktu (mnt/th) %=7/6*100
mnt/th
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Melaksanakan RR 20 mnt/hr 5280 72000 7.3
2. Melaksanakan KR 120 mnt/mg 6240 72000 8.7
3.Yan Posyandu 180 mnt/bln 2160 72000 3.0
Tugas 4. Melaks Keg.UKS 180 mnt/bln 2160 72000 3.0
2
Penunjang 5. Pertemuan bln 240 mnt/bln 2880 72000 4.0
6. Pengob.Sederhn 20 mnt/hr 5280 72000 7.3
7. Mini Lokakarya 120 mnt/bln 1440 72000 2.0
8. Penyul.ASI ekskl 120 mnt/mg 6240 72000 8.7
Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 55.0
Standar Tugas Penunjang (STP) =(1/(1 – FTP/100)) 2.22
= 1/1-0.55= 1/0.45
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 18
PERHITUNGAN STANDAR TUGAS PENUNJANG
• SESUAIKAN SATUAN WAKTU MENJADI MENIT / TAHUN
• WAKTU KEGIATAN DIJADIKAN 1 TAHUN
– JIKA HARIAN X 264
– JIKA MINGGUAN X 52
– JIKA BULANAN X 12
– JIKA SEMESTERAN X 2

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 19


LANGKAH 6
Perhitungan Kebutuhan SDMK (Bidan) Pusk "A”Th 2014
Capaian (1 Kebutuhan SDMK
Jenis Tugas Kegiatan SBK (Bidan)
th)
(1) (2) (3) (4) (5) =(3)/(4)
1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35
2. Pertolongan Persalinan 197 120 1.64
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 342 1200 0.29
A. Tugas
Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0.27
5. Yan. Gadar Obstetri 35 1200 0.03
6. Yan. Gadar Neonatus 31 1200 0.03
7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0.19

JKT = Jumlah Kebutuhan Tenaga Tugas Pokok (Bidan) 2.79


Standar Tugas Penunjang (STP) (hasil dari Langkah 5)
B. Tugas Penunjang 2.22

Total Kebutuhan SDMK (Bidan)= (JKT x STP) 6.21


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Pembulatan 6 20
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kebutuhan SDMK
(contoh: Bidan Puskesmas) di Kabupaten/Kota “X” Tahun 2014

No Juml.SDMK Kebutuhan SDMK Kesenjangan


Puskesmas Keadaan
(Bidan) saat ini (Bidan) seharusnya (6)=(4)-(5)
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
1 A 4 6 -2 Kurang
2 B 8 8 0 Sesuai
3 C 9 11 -2 Kurang
4 D 8 7 +1 Lebih
5 E 16 16 0 Sesuai
6 F 10 8 +2 Lebih
7 G 8 7 +1 Lebih
8 H 5 6 -1 Kurang
9 I 15 14 +1 Lebih
Kab/kota “X” 126 138 -12 Kurang

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 21


ABK Kes ONLINE
• www. pusrengun.info
• Username : kode puskesmas masing-masing : MISAL p3301180
101
• Pasword : 123456
• Pilih ABK Kes
• Pilih daftar puskesmas –sampai kirim
• Isikan semua jabatan, tugas pokok, tugas penunjang, norma wa
ktu , waktu kerja tersedia sampai hasil ABK kes muncul
• Kabid perencanaan SDM kemenkes emilia 081367725822
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 22
3. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEH
ATAN BERDASARKAN STANDAR KETENAG
AAN MINIMAL
SUB POKOK PERENCANAAN SDM KESEHATAN PUSKESMAS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23


PENGGUNAAN
Metode Standar Ketenagaan Minimal tepat digunakan untuk:
• Pendirian Faskes Baru sebagai persyaratan ijin pendirian, dan
Peningkatan Status / Kelas Faskes (RS, RSK, Puskesmas, RS Sws
ta, UPT / UPTD)  Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
(sumber: Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah Sa
kit dan Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 24


MANFAAT
1. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDMK dapat digunakan untuk
melaksanakan redistribusi di dalam rumah sakit yang bersangkutan atau
redistribusi antar rumah sakit.
2. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDM kesehatan tdk dapat diusulkan
untuk alokasi formasi ke Kementerian PAN-RB melalui BKD kabupaten/kota
atau BKD provinsi atau langsung ke Kemen PAN-RB

Kemenkes  direncanakan untuk pemenuhan kebutuhan secara temporary  penugasan khusus


individu, WKS dr. Spesialis
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 25
DATA DAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN UNTUK
MENYUSUN STANDAR KETENAGAAN MINIMAL
1. Informasi Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
2. Data jenis, jumlah, dan kualifikasi SDMK sebagai data kondisi sa
at ini atau tahun terakhir untuk dibandingkan dengan Standar Ke
butuhan Minimal (sumber data: Sekretariat rumah sakit atau Pus
kesmas atau sekretariat Dinkes Kabupaten/kota).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 26


LANGKAH-LANGKAH METODE
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL
LANGKAH-01
Penetapan Standar Ketenagaan Minimal Faskes :
• Standar Ketenagaan Minimal SDMK Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas
LANGKAH-02
Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK di Puskesmas  Membandingkan antara jumlah standar dengan
jumlah SDMK yang ada di puskesmas sehingga terlihat apakah SDMK yang ada sudah sesuai dengan standar
atau belum. Output dari perhitungan dengan menggunakan standar ini bisa berupa :
 
Perhitungan Kebutuhan SDMK Puskesmas:
i. Puskesmas Kawasan Perkotaan
ii. Puskesmas Kawasan Pedesaan
iii. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
Telah dikembangkan aplikasi metode Standar Ketenagaan Minimal yang melengkapi buku manual 1 ini. Prinsip
SKM ini adalah membandingkan antara standar dengan jumlah SDMK yang saat ini ada
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 27
STANDAR KETENAGAAN PUSKESMAS BERDASARKAN PERMENKES 75/2014
Puskesmas
Puskesmas Kawasan Puskesmas Kawasan kawasan Terpencil
Perkotaan Pedesaan dan Sangat
Terpencil
No. Jenis Tenaga
Non RI RI Non RI RI Non RI RI

1 Dokter / dokter layanan primer


1 2 1 2 1 2

2 Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga Kesmas 2 2 1 1 1 1
6 Tenaga kesling 1 1 1 1 1 1
7 Ahli teknologi Lab. medic 1 1 1 1 1 1
8 Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10 Tenaga Adminintrasi 3 3 2 2 2 2
11 Pekarya 2 2 1 1 1 1

Jumlah 22 31 19 27 19 27
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 28
KEBUTUHAN KETENAGAAN PUSKESMAS BERDASARKAN PERMENKES 75/2014
USULAN
Puskesmas GAP (KURANG /
Kawasan KONDISI LEBIH)
Perkotaan
No. Jenis Tenaga RI
RI RI

1 Dokter / dokter layanan primer


2 1 -1 1

2 Dokter gigi 1 1 0 0
3 Perawat 8 5 -3 3
4 Bidan 7 7 0 0
5 Tenaga Kesmas 2 1 -1 1
6 Tenaga kesling 1 1 0 0
7 Ahli teknologi Lab. medic 1 1 0 0
8 Tenaga gizi 2 1 -1 1
9 Tenaga kefarmasian 2 1 -1 1
10 Tenaga Adminintrasi 3 2 -1 1
11 Pekarya 2 2 0 0

Jumlah 31 19 --8 8
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
29
REFERENSI
• UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
• UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
• UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
• UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
• PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 12 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ANALISIS BEBAN KERJA DI
LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH
• PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NO. 19 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS BEBAN KERJA
• PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NO. 26 TAHUN 201
1 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL UNTUK DAERAH
• PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO.75 TAHUN 2014 TENTANG PUSKESMAS
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 33 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN KEB
UTUHAN SDM KESEHATAN
• PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN, MENTERI PAN RB, DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 T
AHUN 2014, NOMOR 08/SKB/MENPAN-RB/10/2014, NOMOR 68 TAHUN 2014

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 30


II. PENGORGANISASIAN

Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas


Sub Pokok Bahasan Pengorganisasian
1. Organisasi Puskesmas
2. Jabatan Fungsional
Sub Pokok Bahasan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
Sub Pokok Bahasan Pengembangan SDM Puskesmas

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 31


1. ORGANISASI PUSKESMAS
SUB POKOK PENGORGANISASIAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 32


PENGORGANISASIAN SDM
• Pengorganisasian adalah langkah menetapkan, menggolongkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-
tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang
wewenang oleh pimpinan pimpinan kepada staf dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
• Fungsi pengorganisasian  (sinkronisasi) dan mengatur  per
sonil, finansial, materil dan tata cara untuk mencapai tujuan or
ganisasi yang telah disepakati bersama

10/16/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 33


Sumber Daya Manajemen Puskesmas
Dokter/Dokter
Layanan Primer

Tenaga
Kefarmasian Dokter Gigi

Tenaga Gizi Perawat


Tenaga
Kesehatan

Ahli
Teknologi Bidan
Laboratorium

Tenaga Tenaga
Kesehatan Kesehatan
Lingkungan Masyarakat

10/16/2021 34
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sumber Daya Manajemen Puskesmas
Pendukung
Kegiatan
ketatausahaan

Tenaga
Non
Kesehatan
Sistem
Informasi dan
Kegiatan Administrasi
Operasional Keuangan
Lain di
Puskesmas

10/16/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 35


Organisasi Puskesmas
KepalaPuskesmas, dengan kriteria sebagai berikut:
• tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat
• masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun
• telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas

Kepala sub bagian Tata Usaha

Penanggung Jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium

Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Iformasi


Pelayanan Kesehatan
10/16/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 36
10/16/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 37
2. JABATAN FUNGSIONAL
SUB POKOK PENGORGANISASIAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 38


Jabatan Fungsional
• Kondisi lainnya untuk masing-masing jabatan fungsional, dapat di lihat pada tabel di
bawah ini ;
PERSYARATAN
NAMA
NO PERATURAN PENDIDIK PANGKAT & MASA USIA KEPANG NILAI PAK
JABFUNG
AN GOL MIN KERJA PENSIUN KATAN
1 DOKTER KEPMENPAN NOMOR 139/KEP/ IJAZAH PENATA 2 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR
(AHLI) M.PAN/11/2003 TENTANG JABATAN DOKTER MUDA TK I/ SEBELUM DENGAN UTAMA &
FUNGSIONAL DOKTER DAN ANGKA IIIb PENSIUN YANG PENUNJANG
KREDITNYA DIMILIKI
2 DOKTER KEPMENPAN NO: 41/KEP/M.PAN/11 IJAZAH PENATA 2 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR
GIGI (AHLI) /2003 TENTANG JABATAN FUNGSI- DOKTER MUDA TK I/ SEBELUM DENGAN UTAMA &
ONAL DOKTER GIGI DAN ANGKA GIGI IIIb PENSIUN YANG PENUNJANG
KREDITNYA DIMILIKI
3 DOKTER PERMENPAN NO: PER/17/M.PAN/9/ IJAZAH PENATA - MAKSIMAL SAMA UNSUR
PENDIDIK 2008 TENTANG JABATAN FUNGSI- DOKTER MUDA TK I/ USIA 50 DENGAN UTAMA &
KLINIS ONAL DOKTER PENDIDIK KLINIS SPESIALIS IIIb TAHUN YANG PENUNJANG
(AHLI) DAN ANGKA KREDITNYA DIMILIKI
4 PERAWAT PERMENPAN NO: 25 TAHUN 2014 IJAZAH D- PENGATUR/ 1 TH MAKSIMAL SAMA UNSUR
(TERAMPIL) TENTANG JABATAN FUNGSIONAL III KEPERA- IIc USIA 50 DENGAN UTAMA &
PERAWAT DAN ANGKA KREDITNYA WATAN TAHUN YANG PENUNJANG
DIMILIKI
PERAWAT PERMENPAN NO: 25 TAHUN 2014 IJAZAH PENATA 1 TH MAKSIMAL SAMA UNSUR
(AHLI) TENTANG JABATAN FUNGSIONAL NERS MUDA/IIIa USIA 50 DENGAN UTAMA &
10/16/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
PERAWAT DAN ANGKA KREDITNYA TAHUN YANG PENUNJANG 39
DIMILIKI
4

PERAWAT PERMENPAN NO: 25 TAHUN 2014 IJAZAH PENATA 1 TH MAKSIMAL SAMA UNSUR
(AHLI) TENTANG JABATAN FUNGSIONAL NERS MUDA/IIIa PERSYARATAN
USIA 50 DENGAN UTAMA &
NAMA
NO PERATURAN
PERAWAT DAN ANGKA KREDITNYA PENDIDIK PANGKAT & MASA TAHUNUSIA KEPANG
YANG NILAI PAK
PENUNJANG
JABFUNG
AN GOL MIN KERJA PENSIUN KATAN
DIMILIKI
1
5 DOKTER
BIDAN KEPMENPAN
PERMENPAN NOMOR 139/KEP/
NO: 1/PER/M.PAN/1/ IJAZAH
IJAZAH PENATA
PENGATUR 2 TH 5
2 TH TAHUN
MAKSIMAL SAMA
SAMA UNSUR
UNSUR
(AHLI) M.PAN/11/2003 TENTANG JABATAN DOKTER MUDA TK I/ SEBELUM DENGAN UTAMA &
(TERAMPIL) 2008 TENTANG JABATAN FUNGSI- SEKOLAH MUDA/ IIa USIA 50 DENGAN UTAMA &
FUNGSIONAL DOKTER DAN ANGKA IIIb PENSIUN YANG PENUNJANG
ONAL BIDAN & ANGKA KREDITNYA
KREDITNYA BIDAN/D-I TAHUN YANG
DIMILIKI PENUNJANG
2 BIDAN DIMILIKI
BIDAN PERMENPAN NO: 1/PER/M.PAN/1/ IJAZAH S- PENATA 2 TH MAKSIMAL SAMA UNSUR
(AHLI) 2008 TENTANG JABATAN FUNGSI- 1/ D-IV MUDA/IIIa USIA 50 DENGAN UTAMA &
ONAL BIDAN & ANGKA KREDITNYA BIDAN TAHUN YANG PENUNJANG
3
DIMILIKI
6 EPIDEMIO- KEPMENPAN NO: 17/KEP/M.PAN/11 IJAZAH D-I PENGATUR 1 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR
LOG KES /2000 TENTANG JABATAN FUNGSI- EPID MUDA/ IIa SEBELUM DENGAN UTAMA &
4 (TERAMPIL) ONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENSIUN YANG PENUNJANG
DAN ANGKA KREDITNYA DIMILIKI
EPIDEMIO- KEPMENPAN NO: 17/KEP/M.PAN/11 IJAZAH S- PENATA 1 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR
LOG KES /2000 TENTANG JABATAN FUNGSI- 1 / D-IV MUDA/IIIa SEBELUM DENGAN UTAMA &
(AHLI) ONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN BIOLOGI PENSIUN YANG PENUNJANG
DAN ANGKA KREDITNYA /KES DIMILIKI
7 PEMBIM- PERMENPAN NO: 47 TAHUN 2013 IJAZAH S- PENATA 2 TH MAKSIMAL SAMA UNSUR
5
BING KES TENTANG PERUBAHAN ATAS PER- 1/D-IV MUDA/IIIa USIA 50 DENGAN UTAMA &
KERJA MENPAN NO: 13 TAHUN 2013 TTG JURUSAN TAHUN YANG PENUNJANG
(AHLI) JABATAN FUNGSIONAL PEMBIM- KES DIMILIKI
BING KESEHATAN KERJA DAN ANGKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 40
KREDITNYA
6

EPIDEMIO- KEPMENPAN NO: 17/KEP/M.PAN/11 IJAZAH S- PENATA 1 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR


LOG KES /2000 TENTANG JABATAN FUNGSI- 1 / D-IV MUDA/IIIa SEBELUM DENGAN UTAMA &
PERSYARATAN
NAMA
(AHLI) ONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN BIOLOGI
NO PERATURAN PENDIDIK PANGKAT & MASA PENSIUN
USIA YANG
KEPANG PENUNJANG
NILAI PAK
JABFUNG
DAN ANGKA KREDITNYA /KESAN GOL MIN KERJA PENSIUN KATAN
DIMILIKI
1 DOKTER KEPMENPAN NOMOR 139/KEP/ IJAZAH PENATA 2 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR
7 PEMBIM-
(AHLI) PERMENPAN NO:TENTANG
M.PAN/11/2003 47 TAHUNJABATAN
2013 IJAZAH
DOKTER S- PENATA
MUDA TK I/ 2 TH MAKSIMAL
SEBELUM SAMA
DENGAN UNSUR
UTAMA &
BING KES FUNGSIONAL
TENTANG DOKTER DAN
PERUBAHAN ATASANGKA
PER- 1/D-IV IIIb
MUDA/IIIa PENSIUN
USIA 50 YANG
DENGAN PENUNJANG
UTAMA &
KREDITNYA DIMILIKI
2 KERJA MENPAN NO: 13 TAHUN 2013 TTG JURUSAN TAHUN YANG PENUNJANG
(AHLI) JABATAN FUNGSIONAL PEMBIM- KES DIMILIKI
BING KESEHATAN KERJA DAN ANGKA
3 KREDITNYA
8 PENYULUH KEPMENPAN NO: 58/KEP/M.PAN/8 IJAZAH D- PENGATUR - - SAMA UNSUR
KESEHATAN /2000 TENTANG JABATAN FUNGSIO- III MUDA TK DENGAN UTAMA &
4
MASY NAL PENYULUH KESEHATAN MASY. I/IIb YANG PENUNJANG
(TERAMPIL) DAN ANGKA KREDITNYA DIMILIKI
PENYULUH KEPMENPAN NO: 58/KEP/M.PAN/8 IJAZAH S- PENATA - - SAMA UNSUR
KESEHATAN /2000 TENTANG JABATAN FUNGSIO- 1/D-IV MUDA/IIIa DENGAN UTAMA &
MASYARAK NAL PENYULUH KESEHATAN MASY. YANG PENUNJANG
5 AT (AHLI) DAN ANGKA KREDITNYA DIMILIKI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 41


Kualifikasi Pengangkatan Pertama Jabatan Fung
sional di Puskesmas
Persyaratan Umum :
– Tersedianya formasi jabatan fungsional
– SK pengangkatan menjadi PNS atau SK kenaikan pangkat terakhir
– Penetapan angka kredit yang mencukupi
– Surat pernyataan melaksanakan pada bidangnya
– DP3 / SKP satu tahun terakhir bernilai baik
– Kartu pegawai

10/16/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 42


III. Pemantauan dan Penilaian Kinerja
Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas
Sub Pokok Bahasan Pengorganisasian
Sub Pokok Bahasan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
1. Variabel Penilaian Kinerja
2. Evaluasi
3. Pemanfaatan Hasil Penilaian
Sub Pokok Bahasan Pengembangan SDM Puskesmas

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 43


1. VARIABEL PENILAIAN KINERJA
SUB POKOK PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KINERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 44


VARIABEL PENILAIAN KINERJA
• Kelompok SDM : tugas pokok dan fungsinya
• Pendidikan : semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi bobot
penilaian
• Masa Kerja : semakin lama semakin tinggi nilai
• Kehadiran : semakin rajin semakin tinggi nilai
• Pengurangan : ada tidaknya pelanggaran disiplin
• Penambahan : ada tidaknya penghargaan / prestasi
• Produktivitas : disesuaikan tugas pokok dan tugas tambahan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 45
2. EVALUASI
SUB POKOK PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KINERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 46


Evaluasi
 Evaluasi Hasil Penilaian
• Hasil penilaian kinerja diperoleh berdasarkan hasil total skor individu yang me
rupakan penjumlahan penilaian atas variabel-variabel, tercantum dalam form
ulir A. Hasil penilaian kinerja tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi kinerja
SDM Puskesmas yang bersangkutan terkait beban kerja dan pemberian rewa
rd/penghargaan.
 Evaluasi Metode Penilaian
• Evaluasi ini perlu dilakukan secara berkala untuk terus menerus mend
apatkan masukan mengenai :
– Pola penilaian
– Variabel dan unsur-unsur yang dinilai
– Kesesuaian dengan target dan sasaran Puskesmas
10/16/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 47
3. PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN
SUB POKOK PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KINERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 48


Pemanfaatan Hasil Penilaian
Penghargaan Non Finansial
– ikuti pelatihan/seminar/lokakarya dengan didanai ol
eh Puskesmas
– Kesempatan untuk diusulkan mengikuti tugas belaja
r
– Pengembangan karir
Penghargaan Finansial
Penghargaan finansial dapat berupa pemberian i
nsentif sesuai dengan anggaran tersedia.
10/16/2021 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 49
IV. Pengembangan SDM Puskesmas
Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas
Sub Pokok Bahasan Pengorganisasian
Sub Pokok Bahasan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
Sub Pokok Bahasan Pengembangan SDM Puskesmas
1. Training Need Analysis
2. Pengembangan Kompetensi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 50


KOMPETENSI MELIPUTI:
Diukur dari tingkat dan spesialisasi
pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan
pengalaman kerja
Kompetensi Teknis
Diukur dari tingkat pendidikan ,
pelatihan struktural /manajemen dan
Kompetensi Manajerial pengalaman kepemimpinan

Kompetensi Sosial Kultural


Diukur dari pengalaman kerja
berkaitan dengan masyarakat
Pasal 69
majemuk dalam hal agama, suku, dan
UU 5 /2014 (ASN)
budaya sehingga memiliki wawasan
kebangsaan
Analisis Pengembangan Kompetensi

STANDAR
Biro Kepegawaian KOMPETENSI
JABATAN

ANALISIS DESAIN KURIKULUM DIKLAT BERBASIS


GAP KEBUTUHAN DIKLAT KOMPETENSI
KELOMPOK BAKAT
PENGEMBANGAN

(TALENT)
KARIER/

PROFIL
KOMPETENSI
PEGAWAI
Puslat
SDMK
POLA PIKIR TNA
(Training Need Assessment)
TAHAPAN Pengkajian Kebutuhan Pengembangan Ko
mpetensi

20 jpl/tahun
1

2
Standar Rencana
Kompetensi Profil Pengemban
Pengemban 3
Analisis Gap gan
Jabatan/ Pegawai gan
Kompetensi 4
Teknis Kompetensi
5

6
Pedoman Analisis Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Pegawai

Pedoman Pengembangan Kompetensi


ASN di Lingkungan Kemenkes
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
MENURUT RPP MANAJEMEN ASN
Klasikal:
Pendidikan:
1. Pelatihan
Tugas Belajar/ Izin
2. Seminar
Pengembangan Belajar
3. Kursus
Kompetensi 4. Penataran
Pelatihan:
1.Pelatihan Klasikal Non Klasikal:
2.Pelatihan Non 1. E-Learning
Klasikal 2. Bimbingan di
tempat Kerja
3. PJJ
4. Pertukaran
Pegawai
REFERENSI
 UU 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
 UU 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
 Undang Undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 Poin-poin Dalam Nawa Cita Pemerintahan Jokowi JK
 Perpres No. 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;
 Permenpan RB No.20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
 Permenkes No 64 tahun 2015 tentang Organisasi & Tata Kerja
 Perka BKN Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pedoman Penilaian Kompetensi PNS
 Perka BKN No. 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
 Perka BKN No. 22 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Pengembangan Pegawai Negeri Sipil;
 Permenkes No. 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
 Permenkes No. 75 tahun 2012 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
 Pedoman Pengembangan Kompetensi ASN DiLingkungan Kementerian Kesehatan Melalui Kegiatan Non Pelatihan, Puslat SDM
Kesehatan Juni 2016
 Pedoman Analisis Kebutuhan PengembanganKompetensi, Puslat SDM Kesehatan Maret 2016
 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi), Jakarta : 2009
TERIMA KASIH
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 57

Anda mungkin juga menyukai