Anda di halaman 1dari 47

METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN

SDMK BERDASARKAN PERMENKES RI


NOMOR 33 tahun 2015 tentang pedoman
penyusunan perencanaan kebutuhan sumber
daya manusia kesehatan

PUSRENGUN SDMK
Latar Belakang
Pasal 28H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
UUD 1945 mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

UU NO. 36 TAHUN 2009 UU NO. 36 TAHUN 2014


TENTANG TENTANG TENAGA
KESEHATAN KESEHATAN
 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga
Pemerintah mengatur
Kesehatan, baik dalam jumlah, jenis, maupun dalam kompetensi secara merata
perencanaan, pengadaan, untuk menjamin keberlangsungan pembangunan kesehatan (Pasal 13 UU
pendayagunaan, pembinaan, Nakes)
dan pengawasan mutu tenaga
Perencanaan Tenaga Kesehatan disusun secara berjenjang (dimulai dari
kesehatan dalam rangka
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pemerintah daerah kabupaten/kota, Pemerintah
penyelenggaraan pelayanan
daerah provinsi, sampai dengan Pemerintah secara nasional) berdasarkan
kesehatan (pasal 21 ayat 1
ketersediaan Tenaga Kesehatan dan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan
UU Nakes)
dan Upaya Kesehatan (pasal 14 ayat 2 UU Nakes)
PBM (MENKES, MENDAGRI, MENPAN) TTG PERENCANAAN DAN
PEMERATAAN NAKES DI FASYANKES MILIK PEMDA
Adanya review thd Kepmenkes 81/2004 Tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan SDMK di Tingkat Provinsi, Kab/Kota ,
serta RS
Konsideran dan dasar hukum dalam kepmenkes 81 tahun 2014 sudah tidak
sesuai lagi dengan perubahan dan perkembangan kebijakan peraturan
perundang-undangan yang baru dalam rangka menghadapi tantangan
permasalahan kesehatan masa kini dan mendatang.
Substansi metode perlu diperjelas tujuan penggunaan, pemanfaatan dan
langkah penggunaan metode sehingga tepat sasaran, sehingga diperlukan
penyesuaian metode dan tools
Penetapan Permenkes yang
baru
Diperlukan pedoman yang baru PMK No.33/2015
PERMENKES NO.33 TAHUN 2015 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan
Diterangkan Mengenai
Berisi Pedoman
Metode Yang digunakan
Perencanaan Dilengkapi dengan
dlm Menghitung
Kebutuhan SDMK
Kebutuhan SDMK

Pedoman umum ABK Kes


Buku Manual
Pedoman tk. Standar Kebutuhan
Provinsi Minimal
Proyeksi Aplikasi
Pedoman tk.
Kebutuhan Nakes
Kab/Kota
thd Jml Penduduk
Penggunaan Metode Perhitungan
Kebutuhan SDMK yg Terdapat dalam
Permenkes 33/2015
ABK Kes  Dapat menjadi Dakung Pengajuan formasi
CPNS

Standar Kebutuhan Minimal  Dapat menjadi Dakung


Pemenuhan Nakes secara temporary
Proyeksi Kebutuhan Nakes thd Jml Penduduk 
Menghitung kecukupan nakes dibadingkan jumlah
penduduk secara global (Provinsi dan Nasional)
PENDEKATAN PENYUSUNAN PERENCANAAN
KEBUTUHAN SDMK

- Menetapkan kebijakan Renbut SDMK - Merekapitulasi hasil Renbut Prov


Nas (Agregat)
- Sosialisasi & Advokasi Kebij Renbut - Mengevaluasi hasil Rekap Rennbut
SDMK SDMK Prov

- Menetapkan kebijakan Prov - Menghitung Renbut SDMK


- Sosialisasi dan advokasi - Institusi / UPTD Proviinsi
- Memfasilitasi Metode Renbut - Merekapitulasi hasil perhitungan
SDMK Renbut SDMK Institusi / Faskes

- Memfasilitasi Metode Renbut - Menghitung Renbut SDMK Institusi


Institusi/ Kab/Kota
SDMK kpd Institusi dan Faskes - Merekapitulasi hasil perhitungan
Faskes
Renbut SDMK Faskes dan Institusi
- Menghitung Renbut SDMK
- Menyusun Renbut SDMK
BUKU MANUAL 1
 
Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan
Berdasarkan Metode Analisis Beban
Kerja Kesehatan (ABK Kes)
Analisis Beban Kerja (ABK)
Kesehatan
menghasilkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan riil di tingkat institusi baik di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan maupun non Fasyankes sesuai dengan beban kerja
organisasi dan kompetensi jabatan yang dipegangnya

Latar Belakang
SE MENPAN NO 6 TAHUN 2012  Point 5a no 1  Perhitungan beban kerja dlm rangka
penyusunan formasi PNS ditindaklanjuti dengan pedoman perhitungan tenaga kesehatan
yang dikeluarkan Menkes
Data yang dibutuhkan dalam ABK Kesehatan :
 Jenis & Jml. Jabatan SDMK yang ada
 Jenis Pekerjaan

a. Tugas Pokok, Uraian Tugas, dan Norma Waktu;


b. Tugas Penunjang, Uraian Tugas, dan Norma Waktu
 Capaian / cakupan program tiap tahun

Langkah-langkah dalam ABK Kesehatan :


1. Menetapkan Faskes dan Jenis Jabatan SDMK
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3. Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan Tugas Penunjang)
serta Norma Waktu
4. Menghitung Standar Beban Kerja
5. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
6. Menghitung Kebutuhan per Jabatan SDMK di Institusi / Faskes
Langkah 1
Menetapkan Faskes dan Jenis Jabatan SDMK
No. Faskes Jenis Jabatan SDMK
1 Puskesmas “A” Dokter Ahli Muda
Sanitarian penyelia
Perawat terampil
Bidan pelaksana lanjutan




dst
Sumber: 1. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
Langkah 1 (Lanjutan...)
Menetapkan Faskes dan Jenis Jabatan SDMK
No. Faskes Unit / instalasi Jenis Jabatan SDMK
1 Rumah Instalasi Bedah 1.Dokter ahli madya
Sakit Sentral 2. Perawat ahli muda
Umum “P” 3. Perawat ahli madya
4. Penata anestesi ahli pertama
  dst
Instalasi Gawat 1. Dokter ahli madya
Darurat 2. Perawat ahli muda
3. Bidan pelaksana lanjutan
4. dst
Sumber: 1. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Permenkes No. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Ijin RS
3. Permenkes No. 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi dan Ijin RS (RS Khusus)
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)

1. Hari kerja ditentukan oleh kebijakan pemerintah yakni 5 hari atau 6 hari kerja
per minggu, sehingga dalam 1 tahun maka jumlah hari kerja 260 hari (5 x 52
minggu) dan 312 hari (6 x 52 minggu)-A.
2. Cuti pegawai (tahunan), sesuai ketentuan yang berlaku (B)
3. Hari libur nasional + cuti bersama, keputusan bersama oleh Menteri terkait (C)
4. Mengikuti pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku, rata-rata 5 hari (D)
5. Absen, merupakan data rata-rata untuk semua pegawai di Fasyankes
bersangkutan (E).
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) – DALAM 1 TH

Kode Faktor Keterangan Penghitungan  Jumlah Satuan


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5 hr kerja / mg 52 260 hr/th
A Hari Kerja 6 hr kerja / mg 52 312 hr/th
B Cuti pegawai Hak Pegawai   12 hr/th
C Llibur Nasional + Cuti bersama Dalam 1 th (Kalender)   19 hr/th
D Mengikuti Pelatihan Dalam 1 th   5 hr/th
E Absen (Sakit, dll) Dalam 1 th   12 hr/th
F Waktu Kerja (dalam 1 minggu) Kepres No. 68/1995   37,5 Jam/mg
Permendagri 12/2008; Permen
G Jam Kerja Efektif (JKE) PAN-RB 26/2011
70% x 37.5 26,25 Jam/mg
5 hr kerja / mg (5) / (3) 5,25 Jam/hr
WK Waktu kerja (dalam 1 hari) 6 hr kerja / mg (5) / (3) 4,375 Jam/hr
5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 212 Hari/th
Waktu Kerja Tersedia (hari) 6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 264 Hari/th
WKT 5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x7.5 1113 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (jam) 6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x6.25 1155 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 1200 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 72000 mnt/th

(Waktu Kerja Tesedia) : Jam Kerja Efektif bagi setiap SDMK untuk melaksanakan kewajiban pekerjaannya sesuai
dengan Tugas Pokok dan Fungsinya (hari/th; jam//th; menit/th)
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
(utk tugas pokok dan tugas penunjang)
Norma
NO Jenis Tugas Kegiatan Satuan Norma waktu Satuan Capaian dalam 1 tahun
waktu
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps 845

2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 600 menit/ps 197

1 Tugas Pokok 3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 60 mnt/psn 342


4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 60 menit/ps 326
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 60 menit/ps 35
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 60 menit/ps 31
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps 452
Tugas 1. Mengikuti seminar 12 Jam/th 720 Menit/th
2
Penunjang 2. Menjadi anggota OP 1 Jam/bln 60 Menit/bln
Tugas Pokok
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh SDMK yang terdidik dan terampil sesuai
dengan profesi SDMK yang bersangkutan, yang hasil kerjanya dilaporkan secara
teratur (rutin)  referensi bisa diambil dari peraturan tentang JFT dan JFU
Satuan: Ps, Spesimen, Resep, Sasaran, Sampel, Rumah, Kegiatan, Laporan,
Berkas, Surat,dll
Tugas Penunjang
Kegiatan-kegiatan yang menunjang kegiatan Tugas Pokok baik yang terkait langsung
maupun tidak terkait langsung dengan Tugas Pokok
Satuan: waktu per waktuMenit/hr; jam/mg; jam/bln; jam/triwulan; jam/smt, Jam/th

CAPAIAN
Target yang akan di capai dalam tahun tersebut utk tiap kegiatan  bisa dilihat dari
capaian tahun sebelumnya ditambah dengan perkiraan penambahan capaian
LANGKAH-04
Menetapkan Standar Beban Kerja (SBK)

Norma
Jenis Satuan WKT SBK
NO Kegiatan Waktu
Tugas mnt/Ps menit (6)/(4)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 72000 120
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 72000 1200
Tugas
1 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200
Pokok
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 72000 2400
LANGKAH-05
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)

FTP

Rata-
Jenis Waktu Keg WKT FTP
NO Kegiatan rata Satuan
Tugas (mnt/th) mnt/th %
waktu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Mengikuti
720 mnt/th 72000 1
Tugas seminar 720
2
Penunjang 2. Menjadi anggota
60 mnt/bln 72000 1
OP 720
Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 2.0
Standar Tugas Penunjang (STP) =(1/(1 – FTP/100)) 1.02
L-06 Perhitungan Kebut SDMK (Bidan) Pusk "A”Th 2014
Capaian Kebutuhan SDMK
Jenis Tugas Kegiatan SBK (Bidan)
(1 th)
(1) (2) (3) (4) (5) =(3)/(4)
1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35
2. Pertolongan Persalinan 197 120 1.64
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 342 1200 0.29
A. Tugas
Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0.27
5. Yan. Gadar Obstetri 35 1200 0.03
6. Yan. Gadar Neonatus 31 1200 0.03
7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0.19

JKT = Jumlah Kebutuhan Tenaga Tugas Pokok (Bidan) 2.79


Standar Tugas Penunjang (hasil dari Langkah 5)
B. Tugas Penunjang 1.02
Total Kebutuhan SDMK (Bidan)= (JKT x STP) 2.84
REKAPITULASI
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kebutuhan SDMK
(contoh: Bidan Puskesmas) di Kabupaten/Kota “X” Tahun 2014

No Juml.SDMK Kebutuhan SDMK Kesenjangan


Puskesmas Keadaan
(Bidan) saat ini (Bidan) seharusnya (6)=(4)-(5)
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
1 A 4 6 -2 Kurang
2 B 8 8 0 Sesuai
3 C 9 11 -2 Kurang
4 D 8 7 +1 Lebih
5 E 16 16 0 Sesuai
6 F 10 8 +2 Lebih
7 G 8 7 +1 Lebih
8 H 5 6 -1 Kurang
9 I 15 14 +1 Lebih
Kab/kota “X” 126 138 -12 Kurang
BUKU MANUAL 2
 
Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan Berdasarkan
Standar Ketenagaan Minimal
PENGGUNAAN
Metode Standar Ketenagaan Minimal tepat digunakan untuk Pendirian Faskes Baru
sebagai persyaratan ijin pendirian, dan Peningkatan Status / Kelas Faskes (RS,
RSK, Puskesmas, RS Swsta, UPT / UPTD)  Sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan (sumber: Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan
Klasifikasi Rumah Sakit dan Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas)
MANFAAT
1. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDMK dapat digunakan untuk
melaksanakan redistribusi di dalam rumah sakit yang bersangkutan atau
redistribusi antar rumah sakit.
2. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDM kesehatan tdk dapat diusulkan
untuk alokasi formasi ke Kementerian PAN-RB melalui BKD
kabupaten/kota atau BKD provinsi atau langsung ke Kemen PAN-RB

Kemenkes  direncanakan untuk pemenuhan kebutuhan secara temporary 


penugasan khusus individu, WKS dr. Spesialis
DATA dan INFORMASI yg DIPERLUKAN
1. Informasi Permenkes No. 56 Tahun 2014 dan lampiran permemnkes no. 340
Tahun 2010 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah Sakit (tercantum Standar
Kebutuhan Minimal Tenaga Kesehatan untuk Rumah Sakit menurut Klas A, B,
C, dan D dan Standar Kebutuhan Minimal Tenaga Kesehatan untuk Rumah
Sakit Khusus)
2. Informasi Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
3. Data jenis, jumlah, dan kualifikasi SDMK sebagai data kondisi saat ini atau
tahun terakhir untuk dibandingkan dengan Standar Kebutuhan Minimal (sumber
data: Sekretariat rumah sakit atau Puskesmas atau sekretariat Dinkes
Kabupaten/kota).
LANGKAH-LANGKAH METODE STANDAR
KETENAGAAN MINIMAL

Langkah-01
Penetapan Standar Ketenagaan Minimal Faskes (Standar Ketenagaan
Minimal Puskesmas dan Standar Ketenagaan Minimal Rumah Sakit)
a. Standar Ketenagaan Minimal SDMK Puskesmas menurut
Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
b. Standar Ketenagaan Minimal Rumah Sakit (Permenkes No. 56
tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit) +
Lampiran Permenkes 340/2010 tentang Rumah Sakit Khusus
Langkah-02
Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Fasyankes (Puskesmas, Rumah Sakit Umum, dan Rumah
Sakit Khusus)  Membandingkan antara jumlah standar dengan jumlah SDMK yang ada di fasyankes
sehingga terlihat apakah SDMK yang ada sudah sesuai dengan standar atau belum. Output dari
perhitungan dengan menggunakan standar ini bisa berupa :
 
a. Perhitungan Kebutuhan SDMK Puskesmas
i. Puskesmas Kawasan Perkotaan
ii. Puskesmas Kawasan Pedesaan
iii. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
b. Perhitungan Kebutuhan SDMK Rumah Sakit Umum
c. Perhitungan Kebutuhan SDMK Rumah Sakit Khusus

Telah dikembangkan aplikasi metode Standar Ketenagaan Minimal yang melengkapi buku manual 1
ini. Prinsip SKM ini adalah membandingkan antara standar dengan jumlah SDMK yang saat ini ada
Standar Ketenagaan Puskesmas Berdasarkan Permenkes 75/2014
Puskesmas
Puskesmas Kawasan Puskesmas Kawasan kawasan Terpencil
Perkotaan Pedesaan dan Sangat
Terpencil
No. Jenis Tenaga
Non RI RI Non RI RI Non RI RI

1 Dokter / dokter layanan primer


1 2 1 2 1 2

2 Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga Kesmas 2 2 1 1 1 1
6 Tenaga kesling 1 1 1 1 1 1
7 Ahli teknologi Lab. medic 1 1 1 1 1 1
8 Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10 Tenaga Adminintrasi 3 3 2 2 2 2
11 Pekarya 2 2 1 1 1 1

Jumlah 22 31 19 27 19 27
Standar Ketenagaan Minimal SDMK
Rumah Sakit Umum kelas A, B, C, dan D Berdasarkan Permenkes 56/2014

RS
NO. JENIS TENAGA
A B C D
1. Dokter Umum   18 12 9 4
2. Dokter Gigi   4 3 2 1
3. Dokter Spesialis Dasar   24 12 8 4
  a. Spesialis Penyakit Dalam   6 3 2 1*
  b. Spesialis Kesehatan Anak   6 3 2 1*
  c. Spesialis Bedah   6 3 2 1*
  d. Spesialis Obstetri dan Ginekolog 6 3 2 1*
 
    Ket: *) dari 4 jenis spesialis dasar, wajib terisi 2 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
4. Spesialis Penunjang Medik   15 10 3  
  a. Spesialis Anestesiologi   3 2 1  
  b. Spesialis Radiologi   3 2 1
  c.   3 2 1
Spesialis Patologi Klinik
  d. Spesialis Patologi Anatomi   3 2    
  e. Spesialis Rehabilitasi Medik   3 2    
5. Dokter Spesialis Lain   36 8    
  a. Spesialis Mata   3 1*    
  b. Spesialis THT   3 1*    
  c. Spesialis Syaraf   3 1*    
  d. Spesialis Jantung & Pembuluh 3 1*    
Darah  
  e. Spesialis Kulit & Kelamin   3 1*    
  f. Spesialis Kedokteran Jiwa   3 1*    
  g. Spesialis Paru   3 1*    
  h. Spesialis Orthopedi   3 1*    
  i. Spesialis Urologi   3 1*    
  j. Spesialis Bedah Syaraf   3 1*    
  k. Spesialis Bedah Plastik   3 1*    
  l. Spesialis Kedokteran Forensik   3 1*    
    Ket: *) dari 12 jenis spesialis lain, wajib terisi 8 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
 
NO.
JENIS TENAGA A B

Lanjutan
6. Dokter Sub Spesialis   32 2    
  a. Sub Spesialis Bedah   2 1*    
  b. Sub Spesialis Penyakit Dalam   2 1*    
  c. Sub Spesialis Kesehatan Anak   2 1*    
  d. Sub Spesialis Obstetri & Ginekolog   2 1*    
  e. Sub Spesialis Mata   2      
  f. Sub Spesialis THT   2      
  g. Sub Spesialis Syaraf   2      
  h. Sub Spesialis Jantung & Pembuluh   2      
Darah
  i. Sub Spesialis Kulit & Kelamin   2      
  j. Sub Spesialis Jiwa   2      
  k. Sub Spesialis Paru   2      
  l. Sub Spesialis Orthopedi   2      
  m. Sub Spesialis Urologi   2      
  n. Sub Spesialis Bedah Syaraf   2      
  o. Sub Spesialis Bedah Plastik   2      
  p. Sub Spesialis Gigi Mulut   2      
    Ket: *) dari 4 jenis sub spesialis dasar, wajib terisi 2 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
7. Spesialis Medik Gigi dan Mulut   7 3 1  
  a. Spesialis Bedah Mulut   1 1 1*  
  b. Spesialis Konservasi/ Endodonsi   1 1 1*  
  c. Spesialis Periodonti   1   1*  
  d. Spesialis Orthodonti   1 1 1*  
  e. Spesialis Prosthodonti   1   1*  
  f. Spesialis Pedodonsi   1   1*  
  g. Spesialis Penyakit Mulut   1   1*  
    Ket: *) dari 7 jenis spesialis medik gigi dan mulut, wajib terisi 1 jenis pelayanan, minimal 1 tenaga
RS
NO. A B C D
JENIS TENAGA
8. Tenaga Kefarmasian          
 
 
 
a. Apoteker
  Kepala Instansi Farmasi RS
  Rawat Jalan
  15
1
5
13
1
4
8
1
2
3
1 Lanjutan
1
    Rawat Inap 5 4 4
    Instansi Gawat Darurat 1 1    
    Ruang ICU 1 1    
    Koordinator penerimaan dan distribusi farmasi 1 1
1 1
    Koordinator produksi farmasi 1 1
  b. Tenaga Teknis Kefarmasian
    Rawat Jalan 10 8 4
2
    Rawat Inap 10 8 8
    Instansi Gawat Darurat 2 2    
    Ruang ICU 2 2    
    Membantu tugas koordinator penerimaan dan distribusi farmasi Disesuaikan Disesuaikan
dengan beban dengan beban
kerja kerja
Disesuaikan Disesuaikan
    Membantu tugas koordinator produksi farmasi Disesuaikan Disesuaikan dengan beban dengan beban
dengan beban dengan beban kerja kerja
kerja kerja

8. Keperawatan (Perawat dan Bidan) 1:1 1:1 2:3 2:3


  Ket:
- Untuk RS Tipe A dan B; 1 tenaga keperawatan untuk 1 tempat tidur (2/3 tenaga tetap)
- Untuk RS Tipe C dan D; 2 tenaga keperawatan untuk 3 tempat tidur (2/3 tenaga tetap)
10. Gizi P P P P
11. Keterapian Fisik P P P P
12. Radiografer P P P P
13. Fisikawan Medik  P P
14. Petugas Proteksi Radiasi Medik P P
15. Tenaga Elektromedik P P
16. Keteknisian Medis P P P P
17. Rekam Medik P P P P
18. Petugas IPSRS P P P P
19. Petugas Pengelola Limbah P P P P
20. Petugas Kamar Jenazah P P P P
Hasil
WHAT’s
perhitungan
NEXT??
kebutuhan

Susun
Dokumen Perencanaan Kebutuhan SDMK
OLEH
Tim perencana kebutuhan SDMK : Terdiri dari Pemangku Kepentingan Terkait di masing-masing Tingkat
Administrasi Pemerintahan dgn koordinasi dari Dinkes (berdasarkan Permenkes 33/2015)
Hasil
perhitungan
masing-masing
institusi
Dok Ren-
But Proses Keadaan
Analisis geografis,
Kab/Kota sosio-kultural
masyarakat
Kebijakan
local setempat,
dan
pertimbangan
lainnya
Dok Ren-But
Provinsi
OUTLINE Dok RENBUT KAB/KOTA
BAGIAN I PENDAHULUAN
 Berisi Latar Belakang
 Isi  Mengapa rencana ini harus dibuat di Kab/Kota tersebut? Kaitkan dengan :
 Tujuan pembangunan kesehatan (kebijakan)

 Keadaan / masalah kesehatan sampai dengan saat ini (garis besar)

 Keadaan SDM Kesehatan s/d saat ini (garis besar)


 Maka diperlukan adanya perencanaan KEBUTUHAN SDM Kesehatan
BAGIAN II TUJUAN, Antara lain : BAGIAN III KEADAAN
 Memberikan gambaran singkat tentang ketersediaan SDM
SDM KESEHATAN
kesehatan menurut jenis dan jumlahnya di Faskes di wilayah  Isi Keadaan SDM
kerjanya
 Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDM
Kesehatan (jenis, jumlah
Kesehatan dibandingkan dengan hasil perhitungan dan status tenaga) untuk
perencanaan kebutuhan SDMK dengan menggunakan metode tiap-tiap faskes yang ada
ABK kes dan Standar Minimal Ketenagaan di kab/kota
 Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDM tersebut(Institusi Dinkes
Kesehatan melalui PNS, penugasan khusus, kontrak, Kab/Kota, Puskesmas,
pendelegasian kewenangan kepada tenaga dengan kualifikasi Rumah Sakit Umum,
lebih rendah (task shifting), atau model pendayagunaan lainnya. UPTD, dan faskes2
 Menjadi acuan dalam meningkatkan pemerataan SDM
lainnya)  Data SDMK
Kesehatan. disesuaikan dengan data
 Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan.
yang dientry dalam
 Menjadi acuan dalam penyesuaian kapasitas pendidikan tenaga
dokumen deskripsi SDMK.
kesehatan
BAGIAN IV RENCANA KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
1. Tuliskan Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan yang digunakan

a. Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK kes) (Permenkes No. 33 Tahun 2015 / Permen
PAN RB No. 26 tahun 2011 / Permendagri No.12 tahun 2008)

b. Metode Standar Ketenagaan Minimal (Permenkes No. 56 tahun 2014 (Untuk RS umum),
Permenkes No. 340 Tahun 2010 (Untuk RS khusus), Permenkes No.75 tahun 2014, Permen
PANRB No. 26 tahun 2011)

2. Hasil perhitungan kebutuhan SDMK

a. Berdasarkan ABK Kesehatan  dilampirkan sesuai dengan format excel di aplikasi

b. Berdasarkan Standar Ketenagaan Minimal  dilampirkan sesuai dengan format excel di


aplikasi
BAGIAN V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dan Rekomendasi berisi

A. Kesimpulan kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan, penyebaran atau distribusi, dan
pengadaan SDMK;

B. Rekomendasi berisi rencana pemenuhan kebutuhan, distribusi, redistribusi, dan lainnya sesuai
dengan prioritas masalah yang ditemukan.

Disampaikan ke Provinsi sebagai salah satu


bahan penyusunan dok Renbut Provinsi

KAPAN????
Dok Ren-But idealnya disusun oleh Kab/Kota 9 bulan sebelum th dimaksud, yang kemudian direkap di Prov 6
bulan sebelum th dimaksud shg menjadi Dok Ren-But Nasional 3 bulan sebelum tahun dimaksud
s i
v i n BUKU MANUAL 3
r o
l P al  
v e on
L e si Perencanaan Kebutuhan SDM
u k N a
n t n Kesehatan Berdasarkan rasio
U da
tenaga kesehatan terhadap
Penduduk
Metode ini mempertimbangkan beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah kebutuhan SDMK yang
direncanakan, sebagai berikut:
Pegawai Masuk, terdiri dari:
a.Pengangkatan SDMK baru
b.Pengangkatan (pindah masuk)
Pegawai Keluar, terdiri dari:
c.SDMK yang pensiun
d.SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu bekerja karena
sakit / cacat
e.SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat
TUJUAN
Menghasilkan data proyeksi kebutuhan SDMK
di suatu wilayah pemerintah daerah Provinsi
dan Pemerintah (Nasional).
DATA dan INFORMASI yg DIPERLUKAN
1. Data penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir)
2. Data angka pertumbuhan penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir).
3. Data jenis dan jumlah SDMK tahun terakhir (Sumber data: BKD, institusi kesehatan swasta).
4. Data target ratio SDMK terhadap penduduk tahun 2014, 2019, dan 2025 (sumber data:
Kepmenko Kesra No. 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan
(RPTK) Tahun 2011-2025).
5. Data pengangkatan baru (jumlah dan jenis) tahun terakhir (Sumber data: BKN, BKD, institusi
kesehatan swasta).
6. Data pindahan jenis dan jumlah Nakes yg pindah masuk tahun terakhir. (Sumber data: BKN,
BKD, institusi swasta).
7. Data Nakes yang pensiun, SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu bekerja karena sakit /
cacat (Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta).
8. Data SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat (Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta).
9. Data pertambahan SDMK jenis tertentu per tahun, 3 tahun terakhit (Sumber: BKD dan BKN)
LANGKAH-LANGKAH METODE RASIO NAKES THD
JUMLAH PENDUDUK
Langkah 1
Terget Ratio per 100.000 penduduk
Menetapkan Target
No. Jenis Nakes (Kepmenko Bidang Kesra No.54 Tahun 2013)
Rasio Kebutuhan
SDMK Berdasarkan 2014 2019 2025
Penduduk 1 Dokter Spesialis 10 11 12
2 Dokter Umum 40 45 50
(contoh utk
3 Dokter Gigi 12 13 14
nasional  RPTK).
4 Perawat 158 180 200
Utk prov jika ada
5 Bidan 100 120 130
target tersendiri,
6 Perawat Gigi  15 18   21
maka memakai
7 Apoteker  9  12  15
target tsb, jika tdk
8 Ass. Apoteker  18  24  30
maka memakai
9 SKM  13 16  18
RPTK ini
10 Sanitarian 15 18 20
11 Nutrisionis / Ahli Gizi 10 14 18
12 Keterapian Fisik  4  5  6
13 Keterapian Medis  14  16  18
Langkah 2
Menetapkan Data (asumsi) SDMK masuk (pengangkatan baru dan pindah masuk) dan SDMK keluar
( pensiun, meninggal/tidak mampu bekerja karena sakit/cacat, dan pindak ke tempat lain)  contoh
tabel utk nasional dan prov Jatim
No Komponen Indonesia Jawa Timur
(1) (2) (3) (4)
Tahun 2010-2015 1.38 % per th 0.67 % per th
Laju Pertemubuhan
1 Tahun 2015-2020 1.19 % per th 0.53 % per th
Penduduk ( r )
Tahun 2020-2025 1.00 % per th 0.38 % per th
a. Pengangkatan baru 6.8 % per th 6.8 % per th
2 Pegawai masuk
b. Pindah masuk 0.5 % per th 0.5 % per th
a. Pensiun 1.0 % per th 1.0 % per th
b. Meninggal dan tidak
3 Pegawai keluar mampu bekerja karena 0.5 % per th 0.5 % per th
sakit / cacat
c. Keluar, cuti besar, dipecat 1.0 % per th 1.0 % per th
LANGKAH 3  Perhitungan proyeksi penduduk, secara manual dpt
dicontohkan
Perhitungan Proyeksi sbb : Indonesia Tahun 2014 – 2025 (10 tahun)
Penduduk

Tabel 3 : Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2014-2025

Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2014-2025


Tahun 2010-2015 Tahun 2015-2020 Tahun 2020-2025
r (Laju Pertumbuhan
1.38 1.19 1.19 1.19 1.19 1.19 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Penduduk)

Pt = Po(1+r)
t → (1+r)
t
1.01 1.02 1.04 1.05 1.01 1.02 1.03 1.04

Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Proyeksi Penduduk 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000

1 P2023 dan
4 5 P2024 dengan Penduduk th.2020
Penduduk th.2014, P2017, P2018, P2019 Penduduk th.2020 rumus yg (BPS Jakarta Ind.
hasil perhitungan dengan rumus yg sama (BPS Jakarta sama Pt = th.2013)
dari proyeksi 2010- Pt = Po x (1+r)t Indonesia th.2013) Po x (1+r)t
9
2015 8 -2015
-2015
Penduduk th.2015 P2016 = P2015 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)3
2 (BPS Jakarta 3 = 256,461,700 +(+1.19/100)2 = 271066400 x (1+1.00/100)2 = 256,461,700 x (1+1.00/100)3
Indonesia th.2013) = 258,501,694 = 273777064 = 276,514,835
6
7

Keterangan: Langkag dari no. 1 s/d no. 9 adalah langkah perhitungan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2014-2025
LANGKAH 4  Perhitungan proyeksi pada kolom2, dgn keterangan sbb:
Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia sebagai berikut:

1. Penduduk G4 = Laju pertumbuhan penduduk th 2010-2015


2. Pengangkatan Baru G7 = % pengangkatan baru
Pegawai masuk (pindah masuk) G8 = %.pindah masuk
3. Pegawai Pensiun G10= % pensiun
Pegawai yang meninggal, sakit / cacat G11= %meninggal & tdk.mamp bekerja karena sakit/cacat
Peawai keluar, cuti besar, dipecat G12= %keluar, cuti
4. Penduduk pada baris ke 14 (D14-E14-F14- Baris dicopy dari tabel 3
G14-H14-I14-J14-K14-L15-M14-N14-O14) ke 14
5. Standar Target Rasio SDMK thd.penduduk D15 = Standar Target Rasio tahun 2015
6. Kebutuhan SDMK berdasarkan Rasio D16 = (D15/100,000) x D14
Penddk
7. Jumlah SDMK (Perawat) awal tahun (saat D17 = diisi jumlah SDMK (Perawat) awal tahun (saat ini)
ini)
8. Kebutuhan SDMK berdasarkan Rasio D18 = (G6) x (D17) =(6.81/100) x 346,086 =23,568; D29=(G7) x D17)
Penddk
9. Pegawai Pensiun D21 = (G9) x (D17)
Pegawai meninggal, tidak mampu bekerja D22 = (G10) x (D17)
karena sakit / cacat D23 = (G11)x (D17)
10. Jumlah pegawai masuk D20 = D18+D19
Jumlah pegawai keluar D24 = D21+D22+D23
11. SDMK (Perawat) akhir tahun D25 = D17+D20–D24
12. SDMK (Perawat) di awal tahun berikutnya E17 = Copy penduduk akhir th.2014 pada D25; demikian F17, dst
13. Kesenjangan kebutuhan SDMK (Perawat) D26 = D17 – D25
Dengan cara perhitungan yang sama, maka hasil perhitungan seperti pada Tabel 4b berikut.
Contoh :
Tabel 4b
Hasil Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (Contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025
Tabel 3 : Lembar Proyeksi Kebutuhan SDMK (Contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025
1 B C D E F G H I J K L M N O
2 Sasaran: Proyeksi kebutuhan tenaga (Contoh: Perawat) 2014-2025
3 Asumsi yang digunakan: Penduduk tahun 2010-2015 2015-2020 Satuan 2020-2025 Satuan
4 Laju Pertumbuhan penduduk ( r ) 1.38 % per th 1.19 % per th 1.00 % per th
5 Pegawai masuk
6 1 Pengangkatan baru 6.81 % per th
7 2 0.50 % per th
8 Pegawai keluar
9 1 Pensiun 1.00 % per th
Meninggal dan tidak mampu
10 2
bekerja karena sakit / cacat 0.50 % per th
11 3 Keluar, cuti besar, dipecat 1.00 % per th
12
13 Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
14 Penduduk pada awal tahun 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000
15 Target Rasio Nakes 2014, 2019, 2025 158 162 167 171 176 180 183 187 190 193 197 200
16 Kebutuhan Nakes berdasarkan Rasio Penddk
398,097 414,870 431,181 447,821 464,797 482,113 496,955 511,051 525,378 539,941 554,743 569,658
17 Jumlah tenaga (Perawat) di awal th (saat ini)
346,086 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248
18 Pengangkatan baru 23,568 24,702 25,890 27,136 28,441 29,809 31,243 32,745 34,320 35,971 37,701 39,515
19 Pindah masuk 1,730 1,814 1,901 1,992 2,088 2,189 2,294 2,404 2,520 2,641 2,768 2,901
20 Keseluruhan masuk 25,299 26,516 27,791 29,128 30,529 31,997 33,536 35,150 36,840 38,612 40,470 42,416
21 Pensiun 3,461 3,627 3,802 3,985 4,176 4,377 4,588 4,808 5,040 5,282 5,536 5,802
22 Meninggal dan tdk mampu bekerja karena sakit
1,730 1,814 1,901 1,992 2,088 2,189 2,294 2,404 2,520 2,641 2,768 2,901
23 Keluar-cuti besar-dipecat 3,461 3,627 3,802 3,985 4,176 4,377 4,588 4,808 5,040 5,282 5,536 5,802
24 Keseluruhan keluar 8,652 9,068 9,505 9,962 10,441 10,943 11,469 12,021 12,599 13,205 13,840 14,506
25 Tenaga (Perawat) yang ada diakhir tahun 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248 608158
26 Kesenjangan Kebutuhan Nakes 35,364 34,690 32,714 30,188 27,076 23,337 16,112 7,079 - 2,834 - 13,678 - 25,505 - 38,500
LANGKAH 5  Resume hasil perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan
berdasarkan rasio thd jumlahpenduduk :
5. Langkah 5
Dari Tabel Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) di Indonesia tahun 2014-2025 diatas, maka Kebutuhan dan Ketersedian serta
Kesenjangan SDMK (Perawat) sebagai berikut:
Tabel 5
Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Penduduk pada awal tahun 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000
Target Rasio SDMK 2014, 2019,
2 158 162 167 171 176 180 183 187 190 193 197 200
2025
Kebutuhan SDMK berdasarkan
3
Rasio Penddk 398,097 414,870 431,181 447,821 464,797 482,113 496,955 511,051 525,378 539,941 554,743 569,658
4 Jumlah SDMK (Perawat) di awal th (saat
346,086
ini) 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248
SDMK (Perawat) yang ada diakhir
5
tahun 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248 608,158
6 Kesenjangan Kebutuhan SDMK 35,364 34,690 32,714 30,188 27,076 23,337 16,112 7,079 - 2,834 - 13,678 - 25,505 - 38,500

Penjelasan:
1. Proyeksi Penduduk Provinsi (contoh : Provinsi Jawa Timur) tahun 2014-2025
2. Target Rasio SDMK (contoh : Perawat) terhadap Jumlah Penduduk, tahun 2014, 2019, dan 2025 (Kepmenko Bidang Kesra No.54
Tahun 2013)
3. Proyaksi Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan Target Rasio SDMK (Perawat) terhadap Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014-
2025
4. Jumlah SDMK (contoh: Perawat) diawal tahun (data existing / saat ini)
5. Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) Tahun 2014-2025 yang dihitung dari [Jumlah SDMK (Perawat) yang ada saat ini ditambah
dengan SDMK yang masuk (Pengangkatan baru dan Pindah masuk)] dikurang ((SDMK (Perawat) Pensiun, yang meninggal, sakit /
cacat, dan keluar, cuti besar dan dipecat)].
6. Kesenjangan SDMK (Perawat) adalah selisih Jumlah Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan rasio penduduk dengan Jumlah
SDMK (Perawat) di akhir tahun
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai