Anda di halaman 1dari 34

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENATAAN KELEMBAGAAN


BERDASARKAN PP NO. 18 TAHUN 2016 TENTANG
PERANGKAT DAERAH

Oleh:
Drs. MAKMUR MARBUN, M.Si
DIREKTUR FASILITASI KELEMBAGAAN DAN KEPEGAWAIAN PERANGKAT DAERAH
DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH

Jakarta, 19 Desember 2017 1


LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UUD 1945
PUSAT

LEGISLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF

DPR MPR DPD


PRESIDEN/ MA MK BPK
WAPRES
KPU Kementerian KY
Negara
BANK dewan
SENTRAL pertimbangan
TNI/POLRI

Lingkungan
PROVINSI Peradilan PERWAKILAN
DAERAH Umum BPK PROV
KDH DPRD
Agama
Militer
KAB/KOTA TUN

KDH DPRD

2
K EB I J A K A N D ESE N T R A L I S A S I
D A R I M A SA K E M A S A

UU 32 /’04
MASA REFORMASI
mencari keseimbangan

UU 22 / 1999 Dominan Desentralisasi

UU 5 / 1974 Dominan Sentralisasi


MASA KEMERDEKAAN/ORDE BARU
UU 18 / 1965 Dominan Desentralisasi

Presidential Edict 6 / 1959 Dominan Sentralisasi

UU 1 / 1957 Dominan Desentralisasi

UU 22 / 1948 Dominan Desentralisasi

UU 1 / 1945 Dominan Sentralisasi

MASA KOLONIAL DESENTRALISATIE WET 1903 Dominan Sentralisasi

3
TUJUAN OTDA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH

• MEMPERPENDEK RENTANG PELAYANAN


URUSAN
PADA MASYARAKAT.
ADMINISTRASI OTDA
• MENGHADIRKAN PEMERINTAHAN YANG
LEBIH RESPONSIF DAN AKUNTABEL
ASN PADA
TUJUAN PERANGKAT
PERANGKAT
DAERAH
OTDA DAERAH

• MENINGKATKAN KUALITAS DAN


TATA KELOLA
MEMPERCEPAT DEMOKRATISASI DI
DAERAH
POLITIK • MENINGKATKAN PERAN-SERTA DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PARTISIPASI
KEPEMERINTAHAN MASYARAKAT
PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN

Pembagian urusan pemerintahan diatur dalam lampiran


UU sehingga memberikan status otonomi yang lebih
kuat kepada daerah otonom;

Ditentukan suatu pola pembagian urusan pemerintahan


antar tingkatan/susunan pemerintahan sehingga
terhindar dari tumpang-tindih dan ketidakjelasan
PENATAAN kewenangan;
URUSAN
PEMERINTAHAN Terdapat keseimbangan beban urusan berdasarkan
kriteria dan prinsip pembagian urusan pemerintahan
yang sudah ditentukan;

Urusan yang mempunyai dampak ekologis yang serius


hanya diotonomikan sampai ke daerah provinsi
(kehutanan, kelautan dan pertambangan) sehingga
relatif mudah dikendalikan.

Memperkuat status
urusan otonomi daerah mencegah tumpang
tindih kewenangan
5
URUSAN
PEMERINTAHAN
URUSAN
URUSAN
WAJIB & TIDAK SETIAP PENUNJANG
PILIHAN URUSAN
DIBENTUK DALAM
ORGANISASI
TERSENDIRI
Diwadahi dalam Diwadahi dalam
DINAS BADAN

UPT DINAS UPT BADAN

Nomenklatur Perangkat Daerah berpedoman pada Peraturan Menteri K/L yang


membidangi Urusan Pemerintahan tersebut. (Pasal 211 Ayat 2 UU 23/2014) 6
DASAR HUKUM
DAN TUJUAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH

1. UU No 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan daerah


2. PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
DASAR HUKUM PENATAAN
Daerah
PERANGKAT DAERAH
3. Permendagri No. 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan
UPT Daerah

1. Membentuk perangkat daerah yang


Tujuan Penataan rasional, proporsional, efektif dan efisien,
Perangkat Daerah sehingga tepat fungsi dan tepat ukuran;
2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik,
melalui pengurangan belanja pegawai dan
memperbesar belanja modal.
7
URUSAN PEMERINTAHAN
( Pasal 9 s.d Pasal 26)

ABSOLUT KONKUREN PEMERINTAHAN UMUM

Sepenuhnya menjadi Dibagi antara Kewenangan Presiden


kewenangan Pemerintah Pemerintah Pusat & sebagai Kepala Pemerintahan
Pusat provinsi & kab/kota.

6 Urusan Meliputi:
6 Urusan
• politik luar negeri Pemerintahan Wajib • pembinaan wawasan kebangsaan &
• pertahanan Pelayanan Dasar ketahanan nasional
• keamanan • pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa
• yustisi 18 Urusan • pembinaan kerukunan antarsuku & antar
• moneter dan fiskal Pemerintahan Wajib suku, umat beragama, ras, dan golongan
nasional Non Pelayanan Dasar lainnya guna mewujudkan stabilitas
• Agama kemanan lokal, regional, dan nasional
• Konflik sosial
8 Urusan
Pemerintah Pusat: • koordinasi pelaksanaan tugas
• melaksanakan sendiri Pemerintahan Pilihan.
• pengembangan kehidupan demokrasi
• melimpahkan kpd
• pelaksanaan semua Urusan pemerintahan
Instansi Vertikal di
yg bukan merupakan kewenangan Daerah
Daerah atau Gubernur
sebagai wakil
Pemerintah
8
URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
( Pasal 11 UU 23/2014)

Urusan Pemerintahan Wajib Urusan Pemerintahan


Urusan Pemerintahan Non Pelayanan Dasar Pilihan
Wajib Pelayanan Dasar
18 URUSAN 8 URUSAN:
• Tenaga kerja
• pemberdayaan perempuan dan • kelautan dan
6 URUSAN: perikanan
pelindungan anak
• pendidikan • pangan • pariwisata
• kesehatan • pertanahan • pertanian
• lingkungan hidup • kehutanan;
• pekerjaan umum • administrasi kependudukan dan
dan penataan ruang pencatatan sipil • energi dan sumber
• perumahan rakyat • pemberdayaan masyarakat dan daya mineral;
dan kawasan Desa • perdagangan;
permukiman • pengendalian penduduk dan
keluarga berencana • perindustrian; dan
• ketenteraman, • perhubungan; • transmigrasi.
ketertiban umum, • komunikasi & informatika
dan pelindungan • koperasi, usaha kecil, dan
menengah
Masyarakat
• penanaman modal
• sosial. • kepemudaan dan olah raga
• statistik
• persandian
• kebudayaan;
• perpustakaan;
• kearsipan.
9
PERBEDAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
(PP 41/2007 dan PP 18/2016)

Lama Baru
Perubahan Mendasar
UU 32/2004 UU 23/2014 Tidak ada lagi SKPD
yang berupa “LTD”

Perangkat daerah
Psl. 120 s.d Psl. 128 Psl. 209
dibedakan dalam
Perangkat Daerah Provinsi: Perangkat Daerah Provinsi: 3 Tipologi (A, B, C)
a. Sekretariat Daerah; a. sekretariat daerah;
b. Sekretariat DPRD; b. sekretariat DPRD; Rumah Sakit menjadi
c. Dinas Daerah; c. inspektorat; UPT Dinas Kesehatan
d. Lembaga Teknis Daerah; d. dinas; dan
e. badan. Pembentukan Cabang
Perangkat Daerah Kab/Kota: Dinas bersifat khusus
a. Sekretariat Daerah; Perangkat Daerah Kab/Kota: (hanya yg diotonomikan
b. Sekretariat DPRD; a. sekretariat daerah; ke Provinsi) (Kehutanan,
b. sekretariat DPRD;
c. Dinas Daerah; Pendidikan Menengah,
d. Lembaga Teknis Daerah; c. inspektorat;
d. dinas; Kelautan dan ESDM)
e. Kecamatan;
f. Kelurahan. e. badan; dan
f. Kecamatan. “Kelurahan” tidak
menjadi Perangkat
Kab/Kota, tetapi
menjadi Perangkat
PP 41 / 2007 PP 18/2016 Kecamatan
10
PENATAAN PERANGKAT DAERAH

Daerah Otonom Urusan Pemerintahan


Program Pengembangan
Kompetensi ASN Pemda

Perangkat
Daerah Pemetaan berdasarkan perbandingan
objektif antara kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan

Skj
Tipe A Pimpinan PD yang dibutuhkan oleh
(Kewenangan, jabatan dengan yang
Tugas&Fungsi) dimiliki oleh pegawai.
Tipe B
Kabid/Kabag

Skj
(Kewenangan,
Pengisian PEGAWAI ASN
Tipe C Tugas&Fungsi) DALAM JABATAN

Nomenklatur Kasi/Kasubbag

Skj
(Kewenangan,
berdasarkan Formasi Pegawai
Tugas&Fungsi)
pendekatan ASN
Pelaksana
fungsi pada (Kewenangan, Tugas,

Skj
setiap sub urusan Fungsi)
dan kewenangan
Jabatan Fungsional
dari Urusan
Pemerintahan Analisis Jabatan & Beban Kerja
PENGGUNAAN HASIL PEMETAAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAN LAYANAN PEMERINTAHAN DAERAH

PELAYANAN URUSAN
PEMERINTAHAN
KONKUREN YANG
MENJADI
KEWENANGAN
DAERAH
RPP PUPK

Maklumat Layanan:
1. Standar Layanan
2. SOP Layanan
SOP
MASYARAKAT
Komponen Penataan
Perangkat Daerah

Meliputi:
1 Pemetaan Urusan Pemerintahan
2 Penentuan Susunan Perangkat Daerah Berdasarkan Hasil Pemetaan
3 Penyunan Perkada tentang Nomenklatur Perangkat Daerah dan Unit Kerja Perangkat
Daerah
4 Pelaksanaan Analisis Jabatan dan Analsis Beban Kerja Perangkat Daerah beserta Unit
Kerja di bawahnya
5 Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan (Kompetensi Teknis, Pemerintahan,
Sosisokultural dan Manajerial)
6 Penyusunan SOP Perangkat Daerah
7 Evaluasi Kelembagaan Perangkat Daerah
INDIKATOR PENGUKURAN ORGANISASI
FAKTOR UMUM FAKTOR TEKNIS
• jumlah penduduk; 1. beban tugas utama pada
masing-masing urusan
• luas wilayah;
pemerintahan yang
• jumlah APBD. menjadi kewenangan
pada setiap susunan
pemerintahan; dan
2. unsur penunjang
penyelenggaraan urusan
Bobot 20 % (persen) pemerintahan
Bobot 80 % (persen)

14
PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH
1. Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan
Perda setelah mendapat persetujuan dari Menteri Dalam Negeri
bagi Perangkat Daerah Provinsi dan dari gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota.
2. Persetujuan tersebut diberikan berdasarkan pemetaan Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan.
3. Ketentuan mengenai kedudukan, susunan organisasi, perincian
tugas dan fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah ditetapkan
dengan Perkada.

15
PRINSIP PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH
2 1
tepat fungsi dan tepat ukuran 5 (lima) elemen, yaitu :
(rightsizing) berdasarkan beban 1. kepala Daerah (strategic apex);
kerja yang sesuai dengan kondisi
nyata di masing-masing Daerah. 2. sekretaris Daerah (middle
line);
3. dinas Daerah (operating core);
4. badan/fungsi penunjang
rasional, proporsional, efektif dan (technostructure); dan
efisien. 5. staf pendukung (supporting
staff).
3

faktor keuangan, jumlah penduduk, kemampuan 4


keuangan Daerah serta besaran beban tugas sesuai
dengan Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada
Daerah 16
FUNGSI PERANGKAT DAERAH

Dinas Daerah merupakan Badan Daerah


pelaksana fungsi inti (operating melaksanakan fungsi
core) yang melaksanakan tugas penunjang (technostructure)
dan fungsi sebagai pembantu yang melaksanakan tugas
kepala Daerah dalam dan fungsi sebagai
melaksanakan fungsi mengatur pembantu kepala Daerah
dan mengurus sesuai bidang dalam melaksanakan fungsi
Urusan Pemerintahan yang mengatur dan mengurus
diserahkan kepada Daerah, untuk menunjang
baik urusan wajib maupun kelancaran pelaksanaan
urusan pilihan fungsi inti (operating core).

17
DINAS
fungsi:
PROVINSI
a. perumusan kebijakan sesuai dengan
lingkup tugasnya;
tugas : b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan
membantu gubernur lingkup tugasnya;
melaksanakan Urusan
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
Pemerintahan yang
menjadi kewenangan sesuai dengan lingkup tugasnya;
Daerah dan tugas d. pelaksanaan administrasi dinas
pembantuan yang Daerah provinsi sesuai dengan
ditugaskan kepada lingkup tugasnya; dan
Daerah provinsi
e. pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh gubernur terkait
dengan tugas dan fungsinya.
18
DINAS
KAB/KOTA fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan
lingkup tugasnya;
tugas : b. pelaksanaan kebijakan sesuai
membantu dengan lingkup tugasnya;
bupati/wali kota c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
melaksanakan Urusan sesuai dengan lingkup tugasnya;
Pemerintahan yang d. pelaksanaan administrasi dinas
menjadi kewenangan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
Daerah dan tugas
pembantuan yang e. pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan kepada diberikan oleh bupati/wali kota
kabupaten/kota. terkait dengan tugas dan fungsinya.

19
BADAN
fungsi:
PROVINSI
a. penyusunan kebijakan teknis sesuai
dengan lingkup tugasnya;
tugas : b. pelaksanaan tugas dukungan teknis
membantu gubernur sesuai dengan lingkup tugasnya;
melaksanakan fungsi c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
penunjang Urusan pelaksanaan tugas dukungan teknis
Pemerintahan yang sesuai dengan lingkup tugasnya;
menjadi kewenangan
Daerah provinsi. d. pembinaan teknis penyelenggaraan
fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah sesuai dengan
lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh gubernur sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
20
BADAN fungsi:
KAB/KOTA a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan
lingkup
b. tugasnya;
tugas : c. b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai
membantu bupati/wali kota dengan
dalam melaksanakan fungsi d. lingkup tugasnya;
penunjang Urusan e. c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
Pemerintahan yang menjadi pelaksanaan tugas
kewenangan Daerah
kabupaten/kota. f. dukungan teknis sesuai dengan lingkup
tugasnya;
g. d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-
fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
sesuai dengan
h. lingkup tugasnya; dan
i. e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
bupati/wali
j. kota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

21
JABATAN PERANGKAT DAERAH

PROVINSI KAB/KOTA
• kepala dinas Daerah provinsi / eselon • kepala dinas Daerah kab/kota / eselon
IIa atau jabatan pimpinan tinggi IIb atau jabatan pimpinan tinggi
pratama pratama
• sekretaris dinas Daerah provinsi tipe A • sekretaris dinas Daerah kab/kota tipe
dan tipe B, kepala bidang,/eselon IIIa A dan tipe B//eselon IIIa atau jabatan
atau jabatan administrator. administrator.
• Kepala cabang dinas Daerah provinsi • Kepala Bidang/ eselon IIIb atau
tipe A, kepala UPT dinas provinsi tipe A/ jabatan administrator.
eselon IIIb atau jabatan administrator.
• Kepala subbagian, kepala seksi, dan
• Kepala subbagian, kepala seksi, kepala kepala UPT dinas/eselon IV atau
cabang dinas Daerah provinsi, dan jabatan pengawas.
kepala UPT dinas tipe B/eselon IV atau
jabatan pengawas. 22
KELEMBAGAAN LITBANG DI DAERAH

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2017 tentang


Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan
Daerah Kabupaten/Kota Yang Melaksanakan Fungsi
Penunjang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

23
NOMENKLATUR DAN TUGAS
1. Nomenklatur
a. Balitbangda Provinsi; dan
b. Balitbangda kabupaten/kota
2. Bidang
a. Pemerintahan dan Pengkajian Peraturan;
b. Sosial dan Kependudukan;
c. Ekonomi dan Pembangunan;
d. Inovasi dan Teknologi
3. Tugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten, dan kota sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan
24
FUNGSI
4. Fungsi
a. Penyusunan kebijakan teknis penelitian dan pengembangan pemerintahan provinsi,
kabupaten, dan kota;
b. Penyusunan program dan anggaran penelitian dan pengembangan pemerintahan
provinsi, kabupaten, dan kota;
c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di pemerintahan provinsi, kabupaten, dan
kota;
d. Pelaksanaan pengkajian kebijakan lingkup urusan pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota;
e. Fasilitasi dan pelaksanaan inovasi daerah;
f. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan penelitian dan
pengembangan di provinsi, kabupaten, dan kota;
g. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan lingkup
pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kota;
h. Pelaksanaan administrasi penelitian dan pengembangan daerah provinsi, kabupaten,25
dan kota;
REKAPITULASI HASIL PEMETAAN LITBANG
1. Provinsi
a. Tipe A 25
b. Tipe B 8
c. Tipe C 1

2. Kabupaten/Kota
a. Tipe A 48
b. Tipe B 217
c. Tipe C 198
d. Setingkat Bidang 20
e. Setingkat sub bidang 1
26
EVALUASI PERANGKAT DAERAH (2018)
1. Kesesuaian Perangkat Daerah yang dibentuk dengan hasil
pemetaan;
2. Keseuaian Departementasi (nomenklatur dan uraian tugas)
Perangkat Daerah dengan fungsi yang harus dilaksanakan
berdasarkan kewenangan penyelenggaraan urusan
pemerintahan;
3. Efektivitas Perangkat Daerah, dengan melakukan evaluasi
beban kerja dan efektivitas layanan publik masing-masing
Perangkat Daerah;
4. Pemenuhan ASN pada perangkat daerah dalam jumlah yang
cukup dengan kompetensi yang sesuai.
27
PENGUATAN KELEMBAGAAN LITBANG DI DAERAH
1. Mendorong agar hasil pemetaan unsur penunjang bidang litbang dapat disesuaikan
dengan penetapan perangkat daerahnya
2. Apabila dilakukan penggabungan fungsi penelitian dan pengembangan pada Bappeda,
maka harus terdapat Bidang yang melaksanakan fungsi Balitbangda dengan
menggunakan perumpunan dan tugas sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor
5 Tahun 2017
3. Menyusun standar kompetensi Jabatan yang melaksanakan fungsi Kelitbangan daerah;
4. Pemenuhan pejabat fungsional peneliti dengan memfasilitasi akreditasinya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan memberikan pembinaan kompetensi
peneliti di daerah;
5. Pemenuhan jumlah ASN non peneliti dan kompetensi yang sesuai;
6. Mendorong penggunaan sistem informasi kelembagaan dan kepegawaian daerah
dalam mendukung penataan lembaga yang melaksanakan fungsi Kelitbangan Daerah;
28
PERMENDAGRI NOMOR 110 TAHUN 2017
TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
TAHUN 2018

29
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

WAS PEMDA

MENDAGRI
-Pengawasan Umum dan teknis
“Secara Nasional dikoordinasikan MENDAGRI”
-Penjatuhan sanksi administrasi

MENTERI (K/L) KDH DPRD GWPP MASYARAKAT


Pengawasan Teknis ✓Pengendalian Pemda ✓Pelaksanaan Perda/Perkada Pengawasan Umum & ✓Sbg bentuk partisipasi
✓Pengawasan ✓Peraturan perundang- teknis Kab/ Kota serta dalam pemerintahan
Perangkat Daerah undangan sanksi ✓Pengawasan pelayanan
✓Tindak Lanjut Hasil publik
Pemeriksaan LKPD oleh BPK
PRIORITAS KEGIATAN PENGAWASAN PENGAWASAN UMUM
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

A. Pembagian Urusan Pemerintahan,


dengan sasaran: B. Kelembagaan Daerah,
dengan sasaran:
Evaluasi penyerahan Personil, Perlengkapan, 1. Pelaksanaan/tindaklanjut hasil evaluasi
Pembiayaan dan Dokumen (P3D) sebagai organisasi perangkat daerah; dan
tindak lanjut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2. Evaluasi penjabaran uraian jabatan
2014 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu sesuai dengan Perkada SOTK.
berupa evaluasi P3D terhadap sub urusan
pemerintahan yang dialihkan antar tingkatan
pemerintahan, dengan fokus sasaran
penyerahan aset.

Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018
PRIORITAS KEGIATAN PENGAWASAN PENGAWASAN UMUM
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

C. Kepegawaian Daerah, D. Keuangan Daerah, E. Perencanaan Pembangunan Daerah,


dengan sasaran: dengan sasaran: dengan sasaran:
1. Penerapan sistem aplikasi e-budgeting dan
1. Penerapan sistem seleksi sistem aplikasi e-reporting; 1. Penerapan sistem aplikasi e-planning;
terbuka untuk Jabatan 2. Kebijakan pengelolaan pajak daerah dan 2. Penyusunan/penetapan dan perubahan
Pimpinan Tinggi; retribusi daerah untuk menunjang dokumen rencana pembangunan
Pendapatan Asli Daerah; daerah (RPJMD dan RKPD) dan rencana
2. Penempatan PNS dalam 3. Kebijakan transparansi Pengelolaan Hibah kerja Perangkat Daerah (Renstra PD dan
Jabatan Administrasi dan dan Bantuan Sosial; Renja PD) tepat waktu;
Pengawas. 4. Kebijakan transparansi Pengadaan Barang 3. Konsistensi program dan kegiatan
3. Pendidikan dan pelatihan dan Jasa; dalam dokumen perencanaan dan
bagi Kepala Daerah, DPRD, 5. Kebijakan pengalokasian Belanja Perjalanan penganggaran; dan
dan PNS; dan Dinas; dan 4. Kepatuhan Pemerintah Daerah terhadap
4. Pembinaan Jabatan 6. Kepatuhan Pemerintah Daerah terhadap tindak lanjut hasil klarifikasi Rencana
tindak lanjut hasil evaluasi Rancangan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), hasil
Fungsional khususnya Peraturan Daerah tentang Anggaran reviu APIP dan pelaksanaannya.
binaan Kementerian Dalam Pendapatan dan Belanja Daerah
Negeri. (APBD)/Perubahan APBD dan
pelaksanaannya.

Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018
PRIORITAS KEGIATAN PENGAWASAN
PENGAWASAN UMUM
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

F. Pelayanan Publik Daerah, G. Kebijakan Daerah, H. Pengawasan Lainnya,


dengan sasaran: dengan sasaran: dengan sasaran:
1. Informasi, standar dan maklumat
pelayanan publik; 1. Pembentukan produk hukum 1. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
2. Pelayanan Perizinan Terpadu Satu daerah; dan Keuangan Desa;
Pintu (PTSP); 2. Pelaksanaan kebijakan inovasi 2. Koordinasi, supervisi dan pencegahan
3. Pembinaan dan Pengawasan daerah guna peningkatan korupsi;
Gubernur sebagai Wakil kinerja pemerintahan daerah. 3. Verifikasi Aksi Pencegahan dan
Pemerintah Pusat terhadap
Pemberantasan Korupsi Daerah/Anti
Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN); Korupsi; dan
4. Informasi Penyelenggaraan 4. Pengawasan Berakhirnya Masa Jabatan
Pemerintahan Daerah; dan Kepala Daerah.
5. Pelaksanaan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (EPPD).

Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
34
REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai