REPUBLIK INDONESIA
Oleh:
Drs. MAKMUR MARBUN, M.Si
DIREKTUR FASILITASI KELEMBAGAAN DAN KEPEGAWAIAN PERANGKAT DAERAH
DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH
UUD 1945
PUSAT
Lingkungan
PROVINSI Peradilan PERWAKILAN
DAERAH Umum BPK PROV
KDH DPRD
Agama
Militer
KAB/KOTA TUN
KDH DPRD
2
K EB I J A K A N D ESE N T R A L I S A S I
D A R I M A SA K E M A S A
UU 32 /’04
MASA REFORMASI
mencari keseimbangan
3
TUJUAN OTDA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH
Memperkuat status
urusan otonomi daerah mencegah tumpang
tindih kewenangan
5
URUSAN
PEMERINTAHAN
URUSAN
URUSAN
WAJIB & TIDAK SETIAP PENUNJANG
PILIHAN URUSAN
DIBENTUK DALAM
ORGANISASI
TERSENDIRI
Diwadahi dalam Diwadahi dalam
DINAS BADAN
6 Urusan Meliputi:
6 Urusan
• politik luar negeri Pemerintahan Wajib • pembinaan wawasan kebangsaan &
• pertahanan Pelayanan Dasar ketahanan nasional
• keamanan • pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa
• yustisi 18 Urusan • pembinaan kerukunan antarsuku & antar
• moneter dan fiskal Pemerintahan Wajib suku, umat beragama, ras, dan golongan
nasional Non Pelayanan Dasar lainnya guna mewujudkan stabilitas
• Agama kemanan lokal, regional, dan nasional
• Konflik sosial
8 Urusan
Pemerintah Pusat: • koordinasi pelaksanaan tugas
• melaksanakan sendiri Pemerintahan Pilihan.
• pengembangan kehidupan demokrasi
• melimpahkan kpd
• pelaksanaan semua Urusan pemerintahan
Instansi Vertikal di
yg bukan merupakan kewenangan Daerah
Daerah atau Gubernur
sebagai wakil
Pemerintah
8
URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
( Pasal 11 UU 23/2014)
Lama Baru
Perubahan Mendasar
UU 32/2004 UU 23/2014 Tidak ada lagi SKPD
yang berupa “LTD”
Perangkat daerah
Psl. 120 s.d Psl. 128 Psl. 209
dibedakan dalam
Perangkat Daerah Provinsi: Perangkat Daerah Provinsi: 3 Tipologi (A, B, C)
a. Sekretariat Daerah; a. sekretariat daerah;
b. Sekretariat DPRD; b. sekretariat DPRD; Rumah Sakit menjadi
c. Dinas Daerah; c. inspektorat; UPT Dinas Kesehatan
d. Lembaga Teknis Daerah; d. dinas; dan
e. badan. Pembentukan Cabang
Perangkat Daerah Kab/Kota: Dinas bersifat khusus
a. Sekretariat Daerah; Perangkat Daerah Kab/Kota: (hanya yg diotonomikan
b. Sekretariat DPRD; a. sekretariat daerah; ke Provinsi) (Kehutanan,
b. sekretariat DPRD;
c. Dinas Daerah; Pendidikan Menengah,
d. Lembaga Teknis Daerah; c. inspektorat;
d. dinas; Kelautan dan ESDM)
e. Kecamatan;
f. Kelurahan. e. badan; dan
f. Kecamatan. “Kelurahan” tidak
menjadi Perangkat
Kab/Kota, tetapi
menjadi Perangkat
PP 41 / 2007 PP 18/2016 Kecamatan
10
PENATAAN PERANGKAT DAERAH
Perangkat
Daerah Pemetaan berdasarkan perbandingan
objektif antara kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan
Skj
Tipe A Pimpinan PD yang dibutuhkan oleh
(Kewenangan, jabatan dengan yang
Tugas&Fungsi) dimiliki oleh pegawai.
Tipe B
Kabid/Kabag
Skj
(Kewenangan,
Pengisian PEGAWAI ASN
Tipe C Tugas&Fungsi) DALAM JABATAN
Nomenklatur Kasi/Kasubbag
Skj
(Kewenangan,
berdasarkan Formasi Pegawai
Tugas&Fungsi)
pendekatan ASN
Pelaksana
fungsi pada (Kewenangan, Tugas,
Skj
setiap sub urusan Fungsi)
dan kewenangan
Jabatan Fungsional
dari Urusan
Pemerintahan Analisis Jabatan & Beban Kerja
PENGGUNAAN HASIL PEMETAAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAN LAYANAN PEMERINTAHAN DAERAH
PELAYANAN URUSAN
PEMERINTAHAN
KONKUREN YANG
MENJADI
KEWENANGAN
DAERAH
RPP PUPK
Maklumat Layanan:
1. Standar Layanan
2. SOP Layanan
SOP
MASYARAKAT
Komponen Penataan
Perangkat Daerah
Meliputi:
1 Pemetaan Urusan Pemerintahan
2 Penentuan Susunan Perangkat Daerah Berdasarkan Hasil Pemetaan
3 Penyunan Perkada tentang Nomenklatur Perangkat Daerah dan Unit Kerja Perangkat
Daerah
4 Pelaksanaan Analisis Jabatan dan Analsis Beban Kerja Perangkat Daerah beserta Unit
Kerja di bawahnya
5 Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan (Kompetensi Teknis, Pemerintahan,
Sosisokultural dan Manajerial)
6 Penyusunan SOP Perangkat Daerah
7 Evaluasi Kelembagaan Perangkat Daerah
INDIKATOR PENGUKURAN ORGANISASI
FAKTOR UMUM FAKTOR TEKNIS
• jumlah penduduk; 1. beban tugas utama pada
masing-masing urusan
• luas wilayah;
pemerintahan yang
• jumlah APBD. menjadi kewenangan
pada setiap susunan
pemerintahan; dan
2. unsur penunjang
penyelenggaraan urusan
Bobot 20 % (persen) pemerintahan
Bobot 80 % (persen)
14
PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH
1. Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan
Perda setelah mendapat persetujuan dari Menteri Dalam Negeri
bagi Perangkat Daerah Provinsi dan dari gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota.
2. Persetujuan tersebut diberikan berdasarkan pemetaan Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan.
3. Ketentuan mengenai kedudukan, susunan organisasi, perincian
tugas dan fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah ditetapkan
dengan Perkada.
15
PRINSIP PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH
2 1
tepat fungsi dan tepat ukuran 5 (lima) elemen, yaitu :
(rightsizing) berdasarkan beban 1. kepala Daerah (strategic apex);
kerja yang sesuai dengan kondisi
nyata di masing-masing Daerah. 2. sekretaris Daerah (middle
line);
3. dinas Daerah (operating core);
4. badan/fungsi penunjang
rasional, proporsional, efektif dan (technostructure); dan
efisien. 5. staf pendukung (supporting
staff).
3
17
DINAS
fungsi:
PROVINSI
a. perumusan kebijakan sesuai dengan
lingkup tugasnya;
tugas : b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan
membantu gubernur lingkup tugasnya;
melaksanakan Urusan
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
Pemerintahan yang
menjadi kewenangan sesuai dengan lingkup tugasnya;
Daerah dan tugas d. pelaksanaan administrasi dinas
pembantuan yang Daerah provinsi sesuai dengan
ditugaskan kepada lingkup tugasnya; dan
Daerah provinsi
e. pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh gubernur terkait
dengan tugas dan fungsinya.
18
DINAS
KAB/KOTA fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan
lingkup tugasnya;
tugas : b. pelaksanaan kebijakan sesuai
membantu dengan lingkup tugasnya;
bupati/wali kota c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
melaksanakan Urusan sesuai dengan lingkup tugasnya;
Pemerintahan yang d. pelaksanaan administrasi dinas
menjadi kewenangan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
Daerah dan tugas
pembantuan yang e. pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan kepada diberikan oleh bupati/wali kota
kabupaten/kota. terkait dengan tugas dan fungsinya.
19
BADAN
fungsi:
PROVINSI
a. penyusunan kebijakan teknis sesuai
dengan lingkup tugasnya;
tugas : b. pelaksanaan tugas dukungan teknis
membantu gubernur sesuai dengan lingkup tugasnya;
melaksanakan fungsi c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
penunjang Urusan pelaksanaan tugas dukungan teknis
Pemerintahan yang sesuai dengan lingkup tugasnya;
menjadi kewenangan
Daerah provinsi. d. pembinaan teknis penyelenggaraan
fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah sesuai dengan
lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh gubernur sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
20
BADAN fungsi:
KAB/KOTA a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan
lingkup
b. tugasnya;
tugas : c. b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai
membantu bupati/wali kota dengan
dalam melaksanakan fungsi d. lingkup tugasnya;
penunjang Urusan e. c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
Pemerintahan yang menjadi pelaksanaan tugas
kewenangan Daerah
kabupaten/kota. f. dukungan teknis sesuai dengan lingkup
tugasnya;
g. d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-
fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
sesuai dengan
h. lingkup tugasnya; dan
i. e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
bupati/wali
j. kota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
21
JABATAN PERANGKAT DAERAH
PROVINSI KAB/KOTA
• kepala dinas Daerah provinsi / eselon • kepala dinas Daerah kab/kota / eselon
IIa atau jabatan pimpinan tinggi IIb atau jabatan pimpinan tinggi
pratama pratama
• sekretaris dinas Daerah provinsi tipe A • sekretaris dinas Daerah kab/kota tipe
dan tipe B, kepala bidang,/eselon IIIa A dan tipe B//eselon IIIa atau jabatan
atau jabatan administrator. administrator.
• Kepala cabang dinas Daerah provinsi • Kepala Bidang/ eselon IIIb atau
tipe A, kepala UPT dinas provinsi tipe A/ jabatan administrator.
eselon IIIb atau jabatan administrator.
• Kepala subbagian, kepala seksi, dan
• Kepala subbagian, kepala seksi, kepala kepala UPT dinas/eselon IV atau
cabang dinas Daerah provinsi, dan jabatan pengawas.
kepala UPT dinas tipe B/eselon IV atau
jabatan pengawas. 22
KELEMBAGAAN LITBANG DI DAERAH
23
NOMENKLATUR DAN TUGAS
1. Nomenklatur
a. Balitbangda Provinsi; dan
b. Balitbangda kabupaten/kota
2. Bidang
a. Pemerintahan dan Pengkajian Peraturan;
b. Sosial dan Kependudukan;
c. Ekonomi dan Pembangunan;
d. Inovasi dan Teknologi
3. Tugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten, dan kota sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan
24
FUNGSI
4. Fungsi
a. Penyusunan kebijakan teknis penelitian dan pengembangan pemerintahan provinsi,
kabupaten, dan kota;
b. Penyusunan program dan anggaran penelitian dan pengembangan pemerintahan
provinsi, kabupaten, dan kota;
c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di pemerintahan provinsi, kabupaten, dan
kota;
d. Pelaksanaan pengkajian kebijakan lingkup urusan pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota;
e. Fasilitasi dan pelaksanaan inovasi daerah;
f. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan penelitian dan
pengembangan di provinsi, kabupaten, dan kota;
g. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan lingkup
pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kota;
h. Pelaksanaan administrasi penelitian dan pengembangan daerah provinsi, kabupaten,25
dan kota;
REKAPITULASI HASIL PEMETAAN LITBANG
1. Provinsi
a. Tipe A 25
b. Tipe B 8
c. Tipe C 1
2. Kabupaten/Kota
a. Tipe A 48
b. Tipe B 217
c. Tipe C 198
d. Setingkat Bidang 20
e. Setingkat sub bidang 1
26
EVALUASI PERANGKAT DAERAH (2018)
1. Kesesuaian Perangkat Daerah yang dibentuk dengan hasil
pemetaan;
2. Keseuaian Departementasi (nomenklatur dan uraian tugas)
Perangkat Daerah dengan fungsi yang harus dilaksanakan
berdasarkan kewenangan penyelenggaraan urusan
pemerintahan;
3. Efektivitas Perangkat Daerah, dengan melakukan evaluasi
beban kerja dan efektivitas layanan publik masing-masing
Perangkat Daerah;
4. Pemenuhan ASN pada perangkat daerah dalam jumlah yang
cukup dengan kompetensi yang sesuai.
27
PENGUATAN KELEMBAGAAN LITBANG DI DAERAH
1. Mendorong agar hasil pemetaan unsur penunjang bidang litbang dapat disesuaikan
dengan penetapan perangkat daerahnya
2. Apabila dilakukan penggabungan fungsi penelitian dan pengembangan pada Bappeda,
maka harus terdapat Bidang yang melaksanakan fungsi Balitbangda dengan
menggunakan perumpunan dan tugas sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor
5 Tahun 2017
3. Menyusun standar kompetensi Jabatan yang melaksanakan fungsi Kelitbangan daerah;
4. Pemenuhan pejabat fungsional peneliti dengan memfasilitasi akreditasinya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan memberikan pembinaan kompetensi
peneliti di daerah;
5. Pemenuhan jumlah ASN non peneliti dan kompetensi yang sesuai;
6. Mendorong penggunaan sistem informasi kelembagaan dan kepegawaian daerah
dalam mendukung penataan lembaga yang melaksanakan fungsi Kelitbangan Daerah;
28
PERMENDAGRI NOMOR 110 TAHUN 2017
TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
TAHUN 2018
29
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
WAS PEMDA
MENDAGRI
-Pengawasan Umum dan teknis
“Secara Nasional dikoordinasikan MENDAGRI”
-Penjatuhan sanksi administrasi
Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018
PRIORITAS KEGIATAN PENGAWASAN PENGAWASAN UMUM
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018
PRIORITAS KEGIATAN PENGAWASAN
PENGAWASAN UMUM
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
34
REPUBLIK INDONESIA