Oleh :
MADE SUWANDI MSoc.Sc, Ph.D
Hp.0823-1225-4342
EMAIL: made_suwandi@yahoo.co.id
1
INDIKATOR PEMDA YG EFEKTIP
2
TATARAN FILOSOFIS
1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah?
3
BAGAIMANA MENCIPTAKAN
KESEJAHTERAAN OLEH PEMERINTAH
SENTRALISASI / DEKONSENTRASI
(PEMERINTAH WILAYAH/FIELD ADMINISTRATION)
FUNCTIONAL FIELD
ADMINISTRATION;
KANDEP/KANWIL
INTEGRATED FIELD
ADMINISTRATION;
KEPALA WILAYAH
PEMERINTAH PUSAT
POWER SHARING
1. OTONOMI TERBATAS
(ULTRA VIRES)
2. OTONOMI LUAS (GENERAL
COMPETENCE)
DESENTRALISASI
(PEMERINTAH DAERAH)
UNDANGUNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Preambule)
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
5
POSISI DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN NKRI
DALAM KORIDOR UUD 1945
Lingkungan
PROVINSI Peradilan PERWAKILAN
DAERAH Umum BPK PROV
KDH DPRD
Agama
Militer
KAB/KOTA TUN
KDH DPRD
6
Pola Organisasi Perangkat Daerah.
Provinsi
GUBERNUR
Garis komando DPRD
Garis koordinasi WAKIL GUB
Garis pertanggungjawaban
SEKDA
STAF AHLI
INSPEKTORAT BAPPEDA
(unsur pengawas) (unsur perencana)
SEKDA
STAF AHLI
INSPEKTORAT BAPPEDA
(unsur perencana)
(unsur pengawas)
KECAMATAN
KELURAHAN/
DESA
KONSEP HDI
12
DASAR HUKUM PENJABAT KDH DALAM UU
10/2016 tentang PILKADA
PASAL 201
8. Pemungutan suara serentak nasional dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dilaksanakan pada bulan
November 2024.
9. Untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota yang berakhir masa
jabatannya tahun 2022 dan yang berakhir masa jabatannya pada tahun 2023,
diangkat penjabat Gubernur, penjabat Bupati, dan penjabat Walikota sampai
dengan terpilihnya Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
serta Walikota dan Wakil Walikota melalui Pemilihan serentak nasional pada
tahun 2024.
10. Untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur, diangkat penjabat Gubernur
yang berasal dari jabatan pimpinan tinggi madya sampai dengan pelantikan
Gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11. Untuk mengisi kekosongan jabatan Bupati/Walikota, diangkat penjabat
Bupati/Walikota yang berasal dari jabatan pimpinan tinggi pratama sampai
dengan pelantikan Bupati, dan Walikota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. 13
TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DAERAH
DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMDA
Pasal 65
Kepala daerah mempunyai tugas:
1. memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
2. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
3. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan
rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas
bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD;
4. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD,
rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD
untuk dibahas bersama;
14
TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DAERAH
DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMDA
Pasal 65
Kepala daerah mempunyai tugas:
5. mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan;
6. mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan
7. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
15
TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DAERAH
DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMDA
Pasal 65
Dalam melaksanakan tugas, kepala daerah berwenang:
1. mengajukan rancangan Perda;
2. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama
DPRD;
3. menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah;
4. mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang
sangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat;
5. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
CATATAN:
PJ Kepala Daerah mempunyai kewenangan yang sama dengan Kepala
Daerah definitive PUTUSAN MK No. 15/PUU-XX/2022
16
KEWENANGAN PEMDA DALAM SISTEM
PEMERINTAHAN NKRI
17
ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN
URUSAN PEMERINTAHAN
CONCURRENT
ABSOLUT (Urusan bersama
(Mutlak urusan Pusat) Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)
19 KOMINFO
20 KOPERASI , USAHA KECIL DAN MENENGAH
21 PENANAMAN MODAL
22 PEMUDA DAN OLAH RAGA
23 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
24 STATISTIK
25 PERSANDIAN
26 PERPUSTAKAAN
27 ARSIP
28 KELAUTAN DAN PERIKANAN
29 PARAWISATA DAN EKONOMI KREATIF
30 ENERJI DAN SUMBER DAYA MINERAL
31 PERDAGANGAN
32 PERINDUSTRIAN
20
DISTRIBUSI URUSAN PEMERINTAHAN
ANTAR TINGKAT PEMERINTAHAN
Kriteria Distribusi Urusan Pmerintahan Antar Tingkat Pemerintahan :
1. Externalitas (Spill-over)
Siapa kena dampak, mereka yang berwenang mengurus
2. Akuntabilitas
Yang berwenang mengurus adalah tingkatan pemerintahan yang
paling dekat dengan dampak tersebut (sesuai prinsip demokrasi)
3. Efisiensi
Kurikulum Penetapan kurikulum nasional Penetapan kurikulum muatan lokal Penetapan kurikulum muatan
pendidikan menengah, pendidikan pendidikan menengah dan muatan lokal pendidikan dasar,
dasar, pendidikan anak usia dini, dan lokal pendidikan khusus. pendidikan anak usia dini, dan
pendidikan nonformal. pendidikan nonformal.
Pendidik dan a. Pengendalian formasi pendidik, Pemindahan pendidik dan tenaga Pemindahan pendidik dan tenaga
Tenaga pemindahan pendidik, dan kependidikan lintas Daerah kependidikan dalam Daerah
Kependidikan pengembangan karier pendidik. kabupaten/kota dalam 1 (satu) kabupaten/kota
b. Pemindahan pendidik dan tenaga Daerah provinsi.
kependidikan lintas Daerah
provinsi.
Perizinan a. Penerbitan izin perguruan tinggi a. Penerbitan izin pendidikan a. Penerbitan izin pendidikan
Pendidikan swasta yang diselenggarakan menengah yang diselenggarakan dasar yang diselenggarakan
oleh masyarakat. oleh masyarakat. oleh masyarakat.
b. Penerbitan izin penyelenggaraan b. Penerbitan izin pendidikan b. Penerbitan izin pendidikan
satuan pendidikan asing. khusus yang diselenggarakan oleh anak usia dini dan pendidikan
masyarakat. nonformal yang
diselenggarakan oleh
masyarakat. 23
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG
KESEHATAN
SUB PUSAT PROVINSI KAB/KOTA
URUSAN
Upaya a. Pengelolaan upaya kesehatan perorangan (UKP) rujukan nasional/lintas a. Pengelolaan UKP rujukan a. Pengelolaan UKP Daerah tingkat
Kesehatan Daerah provinsi. tingkat Daerah kabupaten/kota dan rujukan tingkat
b. Pengelolaan upaya kesehatan masyarakat (UKM) nasional dan rujukan provinsi/lintas Daerah Daerah kabupaten/kota.
nasional/lintas Daerah provinsi. kabupaten/kota. b. Pengelolaan UKM Daerah
c. Penyelenggaraan registrasi, akreditasi, dan standardisasi fasilitas b. Pengelolaan UKM Daerah kabupaten/kota dan rujukan tingkat
pelayanan kesehatan publik dan swasta. provinsi dan rujukan tingkat Daerah kabupaten/kota.
d. Penerbitan izin rumah sakit kelas A dan fasilitas pelayanan kesehatan Daerah provinsi/lintas c. Penerbitan izin rumah sakit kelas C
penanaman modal asing (PMA) serta fasilitas pelayanan kesehatan Daerah kabupaten/kota. dan D dan fasilitas pelayanan
tingkat nasional. c. Penerbitan izin rumah sakit kesehatan tingkat Daerah
kelas B dan fasilitas kabupaten/kota.
pelayanan kesehatan tingkat
Daerah provinsi.
Sumber a. Penetapan standardisasi dan registrasi tenaga kesehatan Indonesia, Perencanaan dan a. Penerbitan izin praktik dan izin kerja
Daya tenaga kesehatan warga negara asing (TK-WNA), serta penerbitan pengembangan SDM tenaga kesehatan.
rekomendasi pengesahan rencana penggunaan tenaga kerja asing kesehatan untuk UKM dan b. Perencanaan dan pengembangan
Manusia (RPTKA) dan izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA). UKP Daerah provinsi. SDM kesehatan untuk UKM dan
(SDM) b. Penetapan penempatan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis bagi UKP Daerah kabupaten/kota.
Kesehatan Daerah yang tidak mampu dan tidak diminati.
c. Penetapan standar kompetensi teknis dan sertifikasi pelaksana Urusan
Pemerintahan bidang kesehatan.
d. Penetapan standar pengembangan kapasitas SDM kesehatan.
e. Perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan UKP
Nasional.
Sediaan a. Penyediaan obat, vaksin, alat kesehatan, dan suplemen kesehatan a. Penerbitan pengakuan a. Penerbitan izin apotek, toko obat,
Farmasi, program nasional. pedagang besar farmasi toko alat kesehatan dan optikal.
b. Pengawasan ketersediaan pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat (PBF) cabang dan cabang b. Penerbitan izin usaha mikro obat
Alat kesehatan. penyalur alat kesehatan tradisional (UMOT).
Kesehatan, c. Pembinaan dan pengawasan industri, sarana produksi dan sarana (PAK) . c. Penerbitan sertifikat produksi alat
dan distribusi sediaan farmasi, obat tradisional, alat kesehatan dan b. Penerbitan izin usaha kecil kesehatan kelas 1 (satu) tertentu
Makanan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT), bahan obat, bahan baku obat tradisional (UKOT). dan PKRT kelas 1 (satu) tertentu
Minuman alam yang terkait dengan kesehatan. perusahaan rumah tangga.
d. Pengawasan pre-market obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, d. Penerbitan izin produksi makanan
PKRT, dan makanan minuman. dan minuman pada industri rumah
e. Pengawasan post-market obat, obat tradisional, kosmetika, alat tangga.
kesehatan, PKRT, dan makanan minuman. e. Pengawasan post-market produk
makanan minuman industri
24 rumah
tangga.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
WAJIB
PILIHAN
berkaitan dengan tidak berkaitan dengan
pelayanan dasar pelayanan dasar
1. penataan ruang;
2. lingkungan hidup;
3. ketahanan pangan;
4. administrasi kependudukan dan 1. kelautan dan
pencatatan sipil; perikanan;
5. Pengendalian penduduk dan keluarga
1. Pendidikan; berencana; 2. pariwisata;
2. kesehatan; 6. Perhubungan; dan
3. pertanian;
3. Pekerjaan umum; 7. tenaga kerja;
4. sosial;
8. pertanahan; 4. kehutanan;
9. Komunikasi dan informatika;
5. Perumahan Rakyat; 10. Koperasi, usaha kecil, dan menengah; 5. energi dan
6. ketentraman dan 11. Penanaman modal; sumberdaya
ketertiban umum serta 12. Kepemudaan dan olah raga;
13. Pemberdayaan masyarakat desa; mineral;
perlindungan masyarakat; 14. Pemberdayaan perempuan perlindungan
anak;
6. perdagangan;
15. Statistik; 7. perindustrian;
16. Persandian;
17. Kebudayaan; dan
18. Perpustakaan; dan 8. transmigrasi.
19. Kearsiapan. 25
Pasal 22
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
URUSAN PEMERINTAHAN
dilimpahkan kepada
GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA 26
WILAYAH KERJA ADMINISTRASI
PERAN PENJABAT KDH DALAM
MENYELENGGARAKAN PEMDA UNTUK
KESEJAHTERAAN RAKYAT
27
TUJUAN OTONOMI DAERAH
• menciptakan kesejahteraan.
bagaimana menjadikan Pemda sebagai instrumen untuk
menciptakan kesejahteraan
28
ELEMEN DASAR PEMERINTAH DAERAH
29
HUBUNGAN DALAM PENATAAN URUSAN
PEMERINTAHAN PEMDA
ARGUMEN:
1. Pemda ada karena rakyat
2. Tugas Pemda mensejahterakan warganya
3. Pilih urusan pemerintahan yang berkaitan dengan kesejahteraan
rakyat
4. Urusan pemerintahan yang tidak terkait dengan kesejahteraan
warga dirumpunkan kedalam urusan2 yg terpilih
5. Hal ini akan mengurangi overhead cost dan banyak dana untuk
pelayanan public
6. Setiap urusan akan bermuara pada output; public good dan public
regulations
7. Urusan Pemerintahan wajib yg terkait dengan pelayanan dasar
wajib untuk dilaksanakan (Kesehatan, Pendidikan, social, PUPR,
tramtib Linmas)
30
HUBUNGAN KERJA KDH DAN DPRD DALAM
PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN PEMDA
1. Penetapan Urusan Pemerintahan yang akan dipilih dituangkan
dalam Perda
2. DPRD mempunyai peran dalam penyusunan Perda Urusan
Pemerintahan
3. Sejauhmana DPRD memahami perannya dalam penyusunan Perda
Urusan Pemerintahan Daerah.
4. Rancangan perda nya berasal dari mana
5. Kalau dari pihak Eksekutif apakah DPRD berperan alktif dalam
perumusannya agar Perda tsb pro Kesejahteraan Rakyat.
31
EXERCISE KEBUTUHAN RAKYAT DAERAH
PELAYANAN DASAR
1. INFRASTUKTUR DASAR; JALAN BAGUS, TIDAK BANJIR, AIR BERSIH, LISTRIK ,
LINGKUNGAN BERSIH, PERUMAHAN; URUSAN PU
2. AKSES TRANSPORTASI; TERSEDIA ANGKUTAN UMUM YG BAIK – URUSAN PERHUBUNGAN
3. ADANYA RASA AMAN; URUSAN TRAMTIB DAN LINMAS
4. AKSES KESEHATAN; URUSAN KESEHATAN
5. AKSES KE PENDIDIKAN; URUSAN PENDIDIKAN
6. AKSES KE KETRAMPILAN; URUSAN TENAGA KERJA
7. AKSES PELAYANAN SOSIAL; URUSAN SOSIAL
PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN
8. RUMPUN PERTANIAN
9. RUMPUN PERDAGANGAN (UMUKM)
10. RUMPUN INDUSTRI DAN JASA
SUPPORT STAFF
11. TECHNOSTRUCTURE (PEMIKIR); BAPPEDA
12. KEPEGAWAIAN
13. KEUANGAN
14. LOGISTIK
15. PENGAWASAN
32
HUBUNGAN DALAM PENATAAN KELEMBAGAAN
(OPD)
ARGUMEN:
1. OPD yang dibentuk adalah untuk mewadahi urusan pemerintahan
terpilih terkait kesejahteraan rakyat
2. Rumpunkan urusan pemerintahan lainnya dalam rumpun yang
terdekat. Semua urusan akan ada OPD yang bertanggung jawab.
Ramping struktur multi fungsi.
3. Akan ada OPD berfungsi sebagai Operating Core, ada Supporting
Staff, dan Ada yg berperan dalam Techno Structure dan
Inspectorate.
4. Struktur OPD yang ramping akan mengurangi Overhead Cost
administrasi
5. Dana untuk pelayanan public akan bertambah untuk kesejahteraan
masyarakat.
33
HUBUNGAN KDH DAN DPRD DPRD DALAM
PENATAAN KELEMBAGAAN (OPD)
34
HUBUNGAN DALAM MANAJEMEN PERSONIL (ASN)
ARGUMEN:
1. Manajemen ASN berbasis meritokrasi
2. Lakukan analisis beban kerja untuk menentukan berapa ASN yg
dibutuhkan untuk mengawaki OPD yang ada
3. Lakukan peningkatan kompetensi terhadap ASN untuk
mengimbangi perubahan dalam pelayanan public karena
berkembangnya tuntutan masyarakat dan perkembangan teknologi
4. Ciptakan ASN yang professional dan tidak diseret dalam ranah
politik
5. Promosi dan mutasi berbasis kompetensi dan non diskriminatif
6. Adanya hubungan yang sehat antara pejabat politik dan pejabat
karir
35
HUBUNGAN KDH DGN DPRD DALAM
PENATAAN PERSONIL (ASN)
1. Manajemen ASN berbasis meritokrasi
2. Adalah kewenangan Kepala Daerah sebagai Pembina ASN untuk
melakukan manajemen ASN
3. Persoalannya adalah apakah KDH sebagai Pembina ASN telah
menerapkan prinsip2 meritokrasi.
4. Pemberlakuan prinsip meritokrasi akan menjamin kinerja ASN
yang lebih optimal.
5. Apakah DPRD telah melakukan pengawasan atas diberlakukannya
Prinsip Meritokrasi dalam manajemen ASN di daerahnya. KDH
tidak bisa sesukanya memberhentikan, memindahkan, mengangkat
ASN dalam jabatan karena melanggar UU 5/2014 tt ASN.
6. Apabila ada pelanggaran, apakah DPRD membiarkannya atau
melakukan dengar pendapat dengan pihak Eksekutif
mempertanyakan hal tsb.
7. Apakah DPRD dilibatkan dalam Proses Seleksi Sekwan 36
PERBEDAAN ANTARA PEJABAT POLITIK DAN KARIR
STRATEGIC APEX
JABATAN POLITIS
JABATAN KARIR
MIDLLE LINE
SEKDA
TECHNO STRUCTURE
SUPPORT STAFF
BAPPEDA
PERSONIL KEUANGAN UMUM
OPERATING CORE
DINAS-DINAS
PELAYANAN SEKTOR
DASAR UNGGULAN
37
HUBUNGAN KEUANGAN DAERAH
ARGUMEN:
1. Susun prioritas anggaran terutama yg terkait pelayanan dasar dan
pengembangan sector unggulan
2. Kenali lokus atau lokasi Kecamatan dan Desa dimana masalah
Kemiskinan tsb terjadi
3. Kenali apa yang menjadi focus permasalahan; apa dana kurang,
sarpras kurang, kesadaran kurang atau sebab2 lainnya/
4. Diskusikan antara Eksekutif/Pemerintah dan Legislatif/ DPRD
tentang KUA dan PPAS. Pokir hasil reses DPRD di integrasikan
dalam OPD yg ada. Kepentingan politis terakomodasikan dalam
program dan kegiatan OPD terkait
5. Peran Sekwan urgen untuk menjembatani sinerji antara
kepentingan eksekutif dan legislative
6. Sekwan selaku pimpinan OPD berperan untuk mengakomodasikan
biaya2 yg terkait hak2 keuangan dan kegiatan DPRD
38
HUBUNGAN KDH DENGAN DPRD DALAM
PENATAAN KEUANGAN DAERAH
1. Apakah DPRD ikut terlibat dalam Penyusunan Perda RPJMD
sebagai penjabaran dari Visi dan Misi KDH terpilih
2. Apakah DPRD mengusulkan isu2 terkait dengan program2
peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam Penyusunan RPJMD
3. Apakah Komisi Terkait paham bahwa ada keterkaitan antara
Renstra OPD sebagai penjabaran dari RPJMD
4. Apakah Anggota DPRD melakukan Reses yang menghasilkan
usulan2 kegiatan untuk kesejahteraan masyarakat di Dapil nya
5. Apakah Usulan Kegiatan tsb diserahkan ke Banggar untuk
Dimasukkan dalam Kegiatan OPD terkait dalam pembahasan
anggaran
6. Apakah Anggota DPRD dan khususnya Banggar paham akan KUA
dan PPAS sebagai penjabaran RKPD sudah sejalan dengan
RPJMD
7. Apakah DPRD melakukan evaluasi terhadap PAD 39
SINERJI PENYUSUNAN APBD ANTARA KDH DAN DPRD
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 23/2014, UU 33/2004)
RPJMD RPJM
5 tahun 5 tahun
Renstra
SKPD
5 tahun
1 tahun 1 tahun
Renja
RKPD RKP
SKPD
1 tahun 1 tahun
Dibahas
bersama
KUA PPAS DPRD
PEDOMAN
RKA-SKPD PENYUSUNAN
RKA-SKPD
TAPD
RAPERDA
1 tahun 40
APBD
PENATAAN HUBUNGAN KDH DAN DPRD
41
PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
DAERAH
42
PEMBAGIAN PERAN
46
TINDAK LANJUT LKPJ
47
HUBUNGAN DALAM PELAYANAN PUBLIK
ARGUMEN:
1. Setiap urusan akan bermuara pada pelayanan public
2. Ada dua kategori pelayanan public yaitu penyediaan public goods
(hard ware) seperti jalan, terminal, pasar, sekolah, RSUD dll.
Kedua adalah pembuatan public regulations untuk mengatur
masyarakat untuk tertib seperti KTP, KK, IMB, Ijin Usaha, Ijin
Lokasi dll
3. Public goos dan public regulations yg dihasilkan haruslah benar2
yg dibutuhkan masyarakat untuk menjadi sejahtera (IPM bagus)
4. Public Regulations yg dibutuhkan masyarakat adalah yg better,
cheaper, faster dan simpler prosedurnya. Public Goods yg
dibutuhkan masyarakat yg berkualitas bagus dan terpelihara
dengan baik seperti pasar, terminal, RSUD, sekolah dll
5. Pelayanan public yang terkait pelayanan dasar harus mengikuti
Standard Pelayanan Minimal (SPM)
6. Bisa bekerjasama dengan swasta dalam berbagai skema; BOT,
48
BOO dll
HUBUNGAN KDH DAN DPRD DALAM
PENATAAN PELAYANAN PUBLIK
1. Apakah DPRD memahami pelayanan2 public apa saja yang
diberikan OPD sbg mitra kerja komisinya kepada masyarakat.
2. Bagaimana reaksi DPRD kalau ada pelayanan public yg tidak
sesuai dengan apa yg diatur dalam Perdanya.
3. Apakah DPRD melakukan evaluasi periodic terhadap pelayanan
yg diberikan OPD thd masyarakat
4. Apakah DPRD membuat instrument untuk menerima pengaduan
masyarakt atas pelayanan public yg diberikan Pemda.
5. Apakah DPRD pernah mengadakan survey kepuasan masyarakat
atas Pelayanan public oleh Pemda
49
HUBUNGAN PENGAWASAN
ARGUMEN:
1. Pengawasan politis oleh DPRD menyangkut pelaksanaan
kebijakan2 Daerah yg telah disepakati bersama.
2. Pengawasan Inspektorat bersifat internal sebagai perpanjangan
mata dan telinga KDH. Jadi tidak bisa untuk mengawasi KDH.
3. Pengawasan ada yng bersifat Umum dan ada yg bersifat tehnis
4. Kabupaten/Kota diawasi oleh Gubernur sebagai Wakil Pem Pusat
(GWPP) baik secara umum maupun tehnis
5. Provinsi diawasi oleh Kemdagri dan K/L. Kemdagri melakukan
pengawasan umum, K/L melakukan pengawasan tehnis
6. BPKP merupakan perpanjangan mata dan telinga Presiden yg
bertugas mengawasi seluruh jajaran eksekutif secara nasional
7. BPK melakukan pengawasan Konstitusional thd semua Lembaga
negara
8. Pengawasan Sosial oleh masyarakat
50
HUBUNGAN KDH DAN DPRD DALAM
PENGAWASAN
1. Apakah DPRD melalukan evaluasi atas efektifitas Pengawasan yang dilakukan
terhadap pihak eksekutif secara keseluruhan.
2. Apakah DPRD lebih focus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan atau kepada tehnis pelaksanaan kegiatan dari eksekutif
3. Apakah hasil pengawasan disampaikan kepada OPD terkait
4. Dalam hal hasil pengawasan tidak ditindak lanjuti oleh OPD mitra kerjanya,
apakah dilaporkan kepada Kepala daerah
5. Dalam hal pihak Eksekutif (KDH dan OPD) melalaikan hasil pengawasan apa
yang selanjutnya dilakukan oleh DPRD
6. Bagaimana sikap DPRD apabila ada program atau kegiatan yang dilakukan
eksekutif diluar kesepakatan anggaran yg ditetapkan Bersama antara KDH dan
DPRD.
7. Apakah DPRD menindak lanjuti temuan dari BPK yg disampaikan ke Daerah .
51
INDIKATOR EVALUASI KINERJA PJ. KDH
52
URGENSI PENYUSUNAN INDIKATOR MINIMAL
PJ KDH
Mengingat masa kerja Pj KDH adalah maksimal 2 tahun maka indicator minimal yg
perlu dicapai adalah:
1. Minimal penyelenggaraan pemerintahan daerah bisa berjalan tanpa adanya
gejolak social, ekonomi dan politik
2. Minimal APBD bisa tersusun tanpa keterlambatan dan hambatan
3. Minimal pelayanan public tetap berjalan dan terpelihara khususnya yang terkait
pelayanan dasar seperti Pendidikan, Kesehatan, social, PUPR, dan Tramtib
4. Pelayanan perijinan tetap berjalan sesuai ketentuan Per UU an
5. Hubungan dengan DPRD dapat berjalan dengan harmonis tanpa
mengorbankan mekanisme Checks and Balances
6. Sebaiknya jangan melakukan perubahan dalam ASN seperti mutasi, promosi,
demosi dll. Kecuali untuk mengisi kekosongan karena pension, meninggal atau
diberhentikan karena masalah hukum.
7. Sebaiknya jangan melakukan perubahan2 dalam kelembagaan (SOTK/OPD)
karena dampaknya jangka Panjang
8. Untuk melakukan kebijakan2 strategis berdampak Panjang sebaiknya atas
persetujuan DPRD dan bila perlu dikonsultasikan ke Pusat (Kemdagri)
53
TERIMA KASIH