Anda di halaman 1dari 67

SISTEM PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN NEGARA
KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
(HUBUNGAN Pusat dan Daerah)

OLEH
DR. T. SAIFUL BAHRI JOHAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TUJUAN DIBENTUK NEGARA RI
Alinea 2, Pembukaan UUD 45 (VISI)(CITA2)
Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur

Alinea 4, Pembukaan UUD 45 (MISI)(TUJUAN)


Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah
Negara Indonesia yang
a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk
b. memajukan kesejahteraan umum,
c. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
d. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu UUD negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
2
Indonesia.
Eksistensi NKRI
Terkait dgn Amandemen UUD 1945
1. Salah satu kesepakatan dasar, MPR dlm melakukan
perubahan UUD 1945 adalah tetap mempertahankan
bentuk Negara Kesatuan (Pasal 1 Ayat (1) dan Pasal 37
Ayat (5) UUD 1945.
 faktor beragamnya etnis, daerah, golongan, agama, &
adat istiadat bangsa.
 proses lahirnya negara berbeda dg negara federal.
2. Dibentuk (DPD) sebagai pilar penyalur aspirasi daerah,
melengkapi DPR dlm sistem perwakilan Indonesia.
 kedudukannya yg khas dibanding DPR & kewe-
nangannya yg spesifik utk kepentingan daerah.
 merupakan titiktemu dari pergumulan pemikiran &
cara pandang sistem unikameral & bikameral selama
proses perubahan UUD 1945 berlangsung.
1. UU No. 27/2009 menempatkan MPR bukan sebagai
joint session tetapi sebagai lembaga permusyawa-
ratan rakyat yg berkedudukan sebagai lembaga
negara.
2. Perlu dipahami bahwa sistem perwakilan Indonesia,
terutama hub antara DPR-DPD-MPR adalah khas
Indonesia sesuai latar belakang kondisi negara.
3. Konstitusi suatu negara merupakan cerminan cara
pandang perumusnya dlm suatu kondisi lingkungan
tertentu. Itulah mengapa pola sistem perwakilan di
banyak negara ber-bedas,
4. Pada akhirnya harus diyakini bahwa kesempurnaan
dari suatu pilihan sistem pemerintahan negara, tdk
bergantung pd kecanggihan teori & wacana akademik
yg menyertainya, tetapi bergantung pd konsistensi
antara desain tatanilai ideal dg terapannya di
lapangan.
Asas-Asas Pokok Sistem
Pemerintahan
• RI negara hukum (psl 1/ay 3)
• Konstitusional (Berdasarkan UUD) (psl 1 / ay 2)
• Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat bukan di MPR
• Presiden pemegang kekuasaan pemerintahan
• Presiden dibantu oleh Menteri2
• Presiden/Wk menjabat 5 tahun, dpt dipilih kembali 1 x

• Kedudukan DPR kuat


• DPR tidak dapat dibubarkan Presiden
• Anggota DPR  Anggota MPR
• TAP no VII/MPR/2000: pengangkatan Panglima TNI &
Kapolri oleh Presiden, UU no 23/1999 begitu juga dengan
pengangkatan Gubernur BI
5
SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA

MPR DPR PRESIDEN BPK MA MK DPD DAN


LEMBAGA NEGARA
LAINNYA

DEKONSENTRASI DESENTRALISASI TUGAS DELEGASI


(DESENTRALISASI FUNGSIONAL)
PEMBANTUAN

PEMERINTAHAN BADAN PENGELOLA


GUBERNUR & DAERAH/ BUMN, OTORITA,DLL
INSTANSI DAERAH PEMERINTAHAN
VERTIKAL OTONOM DESA
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN RI
Menurut UUD 1945
PUSAT
UUD 1945

BPK Presiden DPR MPR DPD MA MK


kpu bank
sentral
kementerian
badan-badan lain
yang fungsinya KY
negara
berkaitan dengan
dewan kekuasaan
pertimbangan
kehakiman
TNI/POLRI

DAERAH
Perwakilan Pemerintahan Daerah
BPK Provinsi Lingkungan
Provinsi Peradilan Umum
Gubernur DPRD

Lingkungan
Peradilan Agama

Pemerintahan Daerah Lingkungan


Kabupaten/Kota Peradilan Militer
Bupati/
DPRD Peradilan
Walikota
TUN
Sistem Pemerintahan Presidensiil

 Pemisahan cabang eksekutif & legislatif, kekuasaan


eksekutif berada di luar lemb. Legislatif;

 Eksekutif relatif independen dari legislatif;

 Independensi relatif eksekutif dari legislatif,


dimanifestasikan dlm pemilu secara langsung yg
terpisah antara kepala eksekutif (pemerintahan) dan
anggota2 legislatif, serta dlm pelaksanaan tugas
masings. “Kerjasama” di antara keduanya dlm bentuk
terlaksananya mekanisme konsultatif & koordinatif;

 Anggota2 badan eksekutif (kabinet) tdk merangkap/


direkrut sebagai / dari anggota legislatif.
Bandingkan
Sistem Pemerintahan Parlementer

 Lembaga legislatif = ajang utama penyusunan


UU (melalui keputusan mayoritas);

 Dlm menyusun kekuatan eksekutif, tdpt


interdependensi & interelasi dlm kapasitass
legislatif & eksekutif;

 Kepala pem-an (PM) dipilih dari anggota


legislatif yg didukung suara mayoritas;

 Anggota2 kabinet direkrut dari anggotas


legislatif.
Kedudukan Presiden
 Masa jabatan Presiden fixed term selama 5 tahun & tidak
dapat diberhentikan kecuali melanggar hukum/apabila
terbukti tidak lagi memenuhi syarat.
 Psl 7 amandemen I UUD 1945: Pres/Wapres memegang
jabatan selama 5 tahun, & sesudahnya dpt dipilih kembali
dlm jabatan yg sama, hanya untuk 1 kali masa jabatan.
 DPR tidak dapat dibubarkan Presiden.
 Proses impeachment jauh lebih sulit, karena walaupun telah
ada pendapat DPR bahwa Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum, maka MPR tidak langsung dpt meng-
impeach Presiden sebelum terlebih dahulu harus dibuktikan
oleh MK. Hal ini mempertegas amanat UUD 1945 bahwa
negara kita berdasar atas hukum (rechtsstaat) & tdk
berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat)
 Adanya MK mengukuhkan penerapan
supremasi hukum, juga menghindarkan
adanya politicking dlm impeachment
Presiden, sekaligus menciptakan
keseimbangan antar cabang kekuasaan
negara.
 Presiden berkedudukan sebagai Kepala
Negara & sekaligus Kepala Pem-an.
 Presiden memegang kekuasaan yg tertinggi
atas AD, AL, dan AU (Pasal 10 UUD 1945), =
Panglima Tertinggi atas ketiga angkatan
bersenjata / ketiga angkatan TNI.
PRESIDEN
Atribut:

a. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD

b. Dalam menjalankan tugasnya Presiden dibantu oleh satu


orang wakil presiden. Keduanya dipilih dalam satu pasang-
an secara langsung oleh rakyat
c. Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan oleh
MPR dalam masa jabatannya menurut UUD
d. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atasAngkatan
darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara
e. Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang ,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
f. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara
12
Sistem Penyelenggaraan
Pemerintah (Negara)

• Hakikatnya merupakan uraian tentang bgm


mekanisme pemerintahan negara dijalankan oleh
Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan

• Sistem penyelenggaraan pemerintahan merupakan


bagian integral dari sistem penyelenggraan negara

• Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan  mekanisme


bekerjanya lembaga eksekutif yang dipimpin Presiden
13
Aparatur Pemerintah Pusat
1. Kemeterian negara :
1. Kementerian Koordinator (Kemenko)
2. Kementerian Departemen
3. Kementerian Negara

2. Kemenko Bidang Polhukkam:


Depdagri, Deplu, Dephan, Dephukham, Kejagung, BIN, TNI, POLRI, Dll

3. Kemenko Bidang Perekonomian:  (Hampir semua Departemen Ek)

4. Kemenko Bidang Kesra:


Kes, Diknas, Sos, Agama, Budpar, Lingk Hidup, PP, PAN, Perumra, Pemuda OR

5. Departemen

6. Kementerian Negara:
- Riset & Tek, Kop & UKM, Lingk Hidup, PP, PAN, DT,
- PP/Bappenas, BUMN, Perumra, Pemuda & OR 14
LANDASAN YURIDIS
SISTEM PEM-AN RI
Dasar Konstitusional : UUD 1945

“Presiden adalah kepala negara


dan sekaligus kepala
pemerintahan”
Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensiil.
LEMBAGA NEGARA YANG
MEMEGANG KEKUASAAN MENURUT UUD

DPR Presiden MA MK

Pasal 24 (1)***
Pasal 4 (1) Kekuasaan kehakiman
Pasal 20 (1)*
Memegang merupakan kekuasaan
Memegang
kekuasaan yang merdeka untuk
kekuasaan
pemerintahan menyelenggarakan
membentuk UU
peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Kementerian Negara dan Dewan Pertimbangan

Presiden

dibantu
menteri-menteri negara Pembentukan,
membentuk suatu [Pasal 17 (1)]
dewan pertimbangan pengubahan, dan
yang bertugas yang diangkat dan pembubaran
diberhentikan oleh Presiden kementerian negara
memberikan nasihat
[Pasal 17 (2)*] diatur dalam undang-
dan pertimbangan
kepada Presiden membidangi urusan tertentu undang
(Pasal 16) **** dalam pemerintahan [Pasal 17 (4) ***]
[Pasal 17 (3)*]
SISTEM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN NEGARA

PENGERTIAN
Mekanisme bekerjanya lembaga eksekutif,
yang dipimpin oleh Presiden baik selaku
Kepala Pemerintahan maupun sebagai
Kepala Negara

Dalam melakukan kewajibannya, Presiden dibantu oleh satu orang


Wakil Presiden. Selain itu, dalam menjalankan fungsinya Presiden
dibantu oleh Menteri-Menteri Negara, dimana setiap Menteri Negara
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Menteri-Menteri
Negara ini diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Hak Presiden Sebagai
Kepala Negara

1. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan


Udara, dan Angkatan Laut.
2. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
negara lain dengan persetujuan DPR.
3. Dalam membuat perjanjian lainnya yang menimbulkan akibat luas
dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara, dan / atau mengharuskan perubahan atau
pembentukan Undang-Undang harus dengan persetujuan DPR.
4. Menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibat keadaan
bahaya ditetapkan dengan Undang-Undang.
5. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta,
memperhatikan pertimbangan DPR.
6. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR.
Hak Presiden Sebagai
Kepala Negara
Lanjutan . . . 1
7. Memberi grasi (pembatalan atau perubahan hukman) dan rehabilitasi
(pengembalian dlm keadaan semula) dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung (MA).
8. Memberi abolisi (pengguguran atau pembatalan tuntutan pidana)
dan amnesti (pemberian ampunan pada orang banyak karena
memberontak) dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
9. Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang
diatur dengan Undang-Undang.
10.Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasehat
dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur
dengan Undang-Undang.
11.Membahas rancangan undang-undang untuk mendapatkan
persetujuan bersama DPR.
12.Mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui
bersama DPR untuk menjadi Undang-Undang.
Hak Presiden Sebagai
Kepala Negara
Lanjutan . . . 2

13.Dalam hal ikhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak


menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti Undang-
Undang.
14.Mengajukan rancangan undang-undang APBN untuk dibahas
bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD (Dewan
Perwakilan Daerah).
15.Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah dipilih
oleh DPR atas dasar pertimbangan DPD.
16.Menetapkan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial dan
telah mendapat persetujuan DPR untuk menjadi hakim agung.
17.Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR.
18.Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.
B. PEMERINTAH DAERAH

Pemerintah Daerah adalah


Gubernur, Bupati, atau Walikota,
dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan
daerah. Penyelenggara
Pemerintahan Daerah adalah
Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
LEMBAGA
PEMERINTAH TINGKAT
DAERAH
PERANGKAT DAERAH PROVINSI
1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat DPRD
3. Dinas Daerah
4. Lembaga Teknis Daerah

PERANGKAT DAERAH KABUPATEN / KOTA


1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat DPRD
3. Dinas Daerah
4. Lembaga Teknis Daerah
5. Kecamatan
6. Kelurahan
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
PROVINSI,
KABUPATEN / KOTA

URUSAN PEMERINTAHAN

ABSOLUT CONCURRENT
(Mutlak Urusan (Urusan Bersama
Pemerintah Pusat) antara Pemerintah, Provinsi,
dan Kabupaten / Kota)

• Politik Luar Negeri


• Pertahanan WAJIB PILIHAN
(Obligatory) (Optional)
• Keamanan
• Moneter dan Fiskal
• Yustisi
• Agama
TUJUAN
DESENTRALISASI

KEBIJAKAN PEMERINTAH PELAYANAN


DESENTRALISASI DAERAH PUBLIK
Akuntabel
Efektif
Efisien
Ekonomis

Tujuan Politis
Tujuan Kesejahteraan
APA ITU OTONOMI LUAS ?
ISI OTONOMI
FILOSOFI PELAYANAN RAKYAT
1. PELAYANAN KEBUTUHAN
1.PEMDA ADA KARENA
POKOK
ADA RAKYAT 2. PELAYANAN
PENGEMBANGAN
2. RAKYAT MEMBERIKAN SEKTOR UNGGULAN
POLITICAL LEGITIMASI
PADA WAKIL RAKYAT

OUTPUT
1. PUBLIC GOODS
2. PUBLIC REGULATIONS
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH
SEBAGAI DAERAH OTONOM

PEMERINTAH PUSAT

TERGANTUNG & SUBORDINASI

DAERAH OTONOM DAERAH OTONOM


PROVINSI KAB / KOTA
KEBIJAKAN DESENTRALISASI
DARI WAKTU KE WAKTU
UU 32 /2004
UU 22 / 1999
desentralisasi dominan
UU 5 / 1974
dekonsentrasi dominan
UU 18 / 1965
desentralisasi dominan
PENPRES 6 / 1959
dekonsentrasi dominan
UU 1 / 1957
desentralisasi dominan
UU 22 / 1948
desentralisasi dominan
UU 1 / 1945
dekonsentrasi dominan
DESENTRALISATIE WET 1903
dekonsentrasi dominan
PERAN GUBERNUR
SEBAGAI
GUBERNUR WAKIL PEMERINTAH
(WAKIL PEMERINTAH)

Pembinaan,
Pengawasan,
Supervisi,
Monev
Fasilitasi

Kab/Kota PELAYANAN
melaksanakan Otda OPTIMAL
ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

URUSAN PEMERINTAHAN

CONCURRENT
ABSOLUT (Urusan bersama
(Mutlak urusan Pusat) Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)

- Pertahanan PILIHAN/OPTIONAL WAJIB/OBLIGATORY


(Sektor Unggulan) (Pelayanan Dasar)
- Keamanan
Contoh: kesehatan,
- Moneter Contoh: pertanian,
pendidikan, lingkungan
industri, perdagangan,
hidup, pekerjaan umum,
- Yustisi pariwisata, kelautan dsb
dan perhubungan

- Politik Luar Negeri


- Agama
SPM
(Standar Pelayanan Minimal)
ANATOMI PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

URUSAN PEMERINTAHAN

Urusan pemerintahan dikelola bersama


Urusan Pemerintahan yang Absolut (konkuren) (Pemerintah, Prov,
Pemerintah : Kab/Kota) (di luar Psl 10 (3))
• Politik Luar Negeri
• Pertahanan
• Keamanan Dibagi dgn kriteria :
• Yustisi Eksternalitas, Akuntabilitas Efisiensi Psl
• Moneter & Fiskal Nasional 11 (1) :
• Agama
{Psl 10 (1) & (3)}
Urusan Pemerintahan Daerah Urusan Pemerintahan

Psl 10 (5)

Standar • Menyelenggarakan sendiri


WAJIB PILIHAN
Pelayanan • Melimpahkan sebagai ur kpd
Pelayanan Dasar Potensi Unggulan
Minimal Gub
(Psl 11 (3) (Psl 11 (3)
(Psl 11 (4) • Menugaskan sebagian
urusan kpd Pemda dan/atau
Pemdes

Diselenggarakan berdasarkan asas otonomi & tugas


pembantuan (Psl 10 (2)
PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
MELAKSANAKAN KEBIJAKAN

DESENTRALISASI

DAERAH
OTDA
OTONOM

Hub. Pusat & Daerah


{Psl 2 (4), (5), (6), (7)}
• Kewenangan
• Keuangan
• Pelayanan Umum
• Pemanfaatan SDA dan SD lainnya
• Administrasi dan Kewilayahan
Hubungan Dalam Bidang Keuangan Antar Tingkat
Pemerintahan

Hubungan dalam Bidang Keuangan

Antara Pemerintah dan Antar Pemerintahan Daerah


Pemerintahan Daerah {Psl 15 (1)} {Psl 15 (2) }

• Pemberian sumber2 keuangan utk • Bagi hasi pajak dan non pajak
menyelengg. Urusan antara pemerintahan daerah prov
pemerintahan yg menjadi & pemerintahan daerah Kab/Kota.
kewenangan pemerintahan
• Pendanaan urusan pemerintahan
daerah.
yg menjadi tanggung jawab
• Pengalokasian dana perimbangan bersama.
kepada pemerintahan daerah.
• Pembiayaan (pendanaan)
• Pemberian pinjaman dan/atau bersama atas kerjasama antar
hibah kepada pemerintahan daerah.
daerah.
• Pinjaman dan/atau hibah antar
pemerintahan daerah.
Hubungan Dalam Bidang Pelayanan Umum Antar Tingkat
Pemerintahan

Hubungan dalam Bidang Pelayanan Umum

Antara Pemerintah dan Antar Pemerintahan Daerah


Pemerintahan Daerah {Psl 16 (1)} {Psl 16 (2) }

• Kewenangan, tanggung jawab • Pelaksanaan bidang pelayanan


dan penentuan standar pelayanan umum yg menjadi kewenangan
minimal. daerah.
• Pengalokasian pendanaan • Kerjasama antar pemerintahan
pelayanan umum yg menjadi dlm penyelenggaraan pelayanan
kewenangan daerah. umum.
• Fasilitasi pelaksanaan kerjasama • Pengelolaan perizinan bersama
antar pemerintahan daerah dlm bidang pelayanan umum.
penyelenggaraan pelayanan
umum.
Hubungan Dalam Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Sumber
Daya Lainnya Antar Tingkat Pemerintahan

Hubungan dalam Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya
Lainnya

Antara Pemerintah dan Antar Pemerintahan Daerah


Pemerintahan Daerah {Psl 17 (1)} {Psl 17 (2) }

• Kewenangan, tanggung • Pelaksanaan pemanfaatan SDA


jawab,pemeliharaan, dan sumber daya lainnya yg
pengendalian dampak, budidaya menjadi kewenangan daerah.
& pelestarian.
• Kerjasama dan bagi hasil atas
• Bagi hasil atas pemanfaatan SDA pemanfaatan SDA dan sumber
dan sumber daya lainnya. daya lainnya antar pemerintahan
daerah.
• Penyerasian lingkungan dan tata
ruang serta rehabilitasi lahan. • Pengelolaan perizinan bersama
dlm pemanfaatan SDA dan
sumber daya lainnya.
Kewenangan Daerah di Wilayah Laut

Kwenangan Daerah di Wilayah Laut

Mengelola Sumber Daya di Wilayah Mendapatkan bagi hasil atas


Laut {Psl 18 (1)} Pengelolaan SDA di bawah dasar
da/atau di bawah laut {Psl 18 (2)}

• Eksplorasi, eksploitasi, konservasi &


pengelolaan kekayaan laut Paling jauh 12 mil laut diukur dari
• Pengaturan administratif garuis pantai ke arah laut lepas
dan/atau ke arah perairan kepulauan
• Pengaturan tata ruang untuk provinsi dan 1/3 dari wilayah
kewenangan prov utk kab/kota {Psl Pengaturan ini
• Pnegakan hukum thdp peraturan yg 18 (4)} tidak berlaku
dikeluarkan oleh daerah atau yg thdp
dilimpahkan kewenangannya oleh penangkapan
pemerintah ikan oleh
Apabila wil 2 laut prov kurang dari 24
• Ikut serta dlm pemeliharaan mil, kewenangan utk mengelola nelayan kecil
sumber daya di wilayah laut dibagi {Psl 18 (6)}
keamanan
sama jarak atau diukur seuai prinsip
• Ikut serta dlm pertahanan kedaulatan garis tengah dari wil 2 prov, dan utk
negara kb/kota memperoleh 1/3 dari wil
kewenangan prov dimaksud
Psl 18 (3)
{Psl 18 (5)}
KERJASAMA DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Kerjasama (KS)

Dalam rangka meningkatkan kesra, KS diwujudkan dalam bentuk


daerah dapat mengadakan KS dengan BKAD yang diatur dengan KB
daerah lain yg didasarkan {Psl 195 (2)}
pertimbangan efisiensi dan efektifitas
yan publik, sinergi dan saling
untungkan {Psl 195 (1)}

Dlm yan publik, daerah dapat KS KS yang bebani masyarakat


dengan pihak ketiga & daerah hrs dapatkan
{Psl 195 (3)} persetujuan DPRD
{Psl 195 (4)}
Pelaksanaan urusan
pemerintahan yg mengakibatkan
dampak lintas daerah dikelola
bersama oleh daerah terkait Apabila daerah tdk
{Psl 196 (1)} melaksanakan KS,
pengelolaan yan
Untuk kelola KS, publik dpt
daerah membentuk dilaksanakan oleh
BKS pemerintah
{Psl 196 (3)} {Psl 196
(4)}
Untuk ciptakan efisiensi, daerah
wajib kelola yan publik secara
bersama dengan daerah
sekitarnya utk kepentingan
masyarakat
{Psl 196 (2)}

Tata cara pelaksanaan KS diatur lebih lanjut dengan PP (Psl 197)


2. Penyelesaian Perselisihan

Apablia terjadi perselisihan dlm


penyelenggaraan fungsi pemerintahan
antar Kab/Kota dlm suatu Provinsi,
Gubernur menyelesaikan perselisihan
dimaksud
{Psl 198 (1)}
Keputusan
Gubernur dan
Mendagri
bersifat final
{Psl
Apablia terjadi perselisihan antar 198 (3)}
Provinsi, antara Provinsi dan Kab/Kota
di luar wilayahnya, Mendagri
menyelesaikan perselisihan
{Psl 198 (2)}
PUSAT:
 Lebih fokus pada pembuatan kebijakan.
 Melaksanakan monitoring, evaluasi dan
supervisi.
 Melakukan fasilitasi memberdayakan daerah
(capacity building).
 Kegiatan ”implementasi” terbatas pada urusan
pemerintahan yg berskala nasional (lintas
Provinsi) dan atau internasional.

PROVINSI:
 Melaksanakan urusan pemerintahan skala
Provinsi (lintas Kab/Kota) dalam koridor
kebijakan (norma, standard dan prosedur) yang
ditetapkan Pusat.
 Khusus Gubernur sebagai wakil Pusat,
melaksanakan monev, supervisi dan fasilitasi
terhadap Kab/Kota yg ada di wilayah Provinsi
ybs.

KABUPATEN/KOTA:
 Melaksanakan urusan pemerintahan skala
Kab/Kota dalam koridor kebijakan yg ditetapkan
Pusat.
 Melakukan monev, supervisi dan fasilitasi
terhadap Pemerintahan Desa.
ELEMEN DASAR PEMERINTAH DAERAH

1. KEWENANGAN
2. KELEMBAGAAN
3. PERSONIL
4. KEUANGAN DAERAH
5. PERWAKILAN
6. PELAYANAN PUBLIK
7. PENGAWASAN
PENATAAN KEWENANGAN

FILOSOFI OTONOMI DAERAH:


 Eksistensi pemda adalah untuk menciptakan kesejahteraan
secara demokratis
 Setiap kewenangan yang diserahkan ke daerah harus mampu
menciptakan kesejahteraan dan demokrasi
 Kesejahteraan dicapai melalui pelayanan publik
 Pelayanan publik ada yang bersifat pelayanan dasar (basic
services) dan ada yang bersifat pengembangan sektor
unggulan (core competence)
 Core competence merupakan sinthesis dari pdrb,
employment dan pemanfaatan lahan
Lanjutan

 Pelayanan publik menghasilkan outputs;


 public goods dan
 public regulations
 Public goods; jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit, pasar,
terminal, irigasi dll
 Public regulations; akte perkawinan, akte kelahiran, KTP,
KK, IMB, HO, sertifikat tanah dll

 PERTANYAAN:
Apakah pemda sudah menghasilkan public goods dan public
regulations yang sesuai dengan kebutuhan rakyat yaitu;
pelayanan dasar dan pengembangan sektor unggulan ?
Lanjutan

KEWENANGAN:
1. Kewenangan absolut (distinctive); hanya dimiliki
pusat; hankam, luar negeri, agama, moneter,
peradilan dan politik luar negeri
2. Kewenangan bersama (concurrent); dikerjakan
bersama antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota
3. Kewenangan concurrent ada yang bersifat wajib
(obligatory) dan ada yang bersifat optional (core
competence)
4. Kewenangan wajib diikuti oleh SPM
Lanjutan

KRITERIA PEMBAGIAN KEWENANGAN:


1. Eksternalitas;  siapa kena dampak dia yang berwenang
mengurus
2. Akuntabilitas;  yang berwenang mengurus adalah unit
pemerintahan yang paling dekat dengan dampak tersebut
3. Efisiensi;  bahwa otonomi harus menciptakan efisiensi
dengan memperhatikan economies of scale. Untuk itu
perlu mempertimbangkan catchment area pelayanan

Adanya inter-relasi dan inter-dependensi antar tingkatan


pemerintahan dalam melaksanakan kewenangan masing-
masing
PENATAAN KELEMBAGAAN
 Kelembagaan adalah untuk mengakomodasikan
kewenangan yang dilaksanakan oleh daerah
 Kelembagaan untuk menyediakan pelayanan dasar dan
pengembangan sektor unggulan
 Susun strategi kelembagaan masa transisi akibat tekanan
birokrasi yang terlalu banyak
 Kejelasan tupoksi camat, kepala desa, dan hubungan
kerjanya
 Keseimbangan antara strategic apex, middle line, operating
core, support staff dan techno structure;
PENATAAN PERSONIL
 Tentukan standard kompetensi untuk setiap jabatan
 Lakukan rekrutmen, promosi, mutasi berbasis standard
kompetensi
 Pengembangan pegawai & training berbasis need
assessment untuk memenuhi standard kompetensi yang
ditetapkan
 Tentukan minimal performance yang harus dicapai pegawai
 Adanya kejelasan antara posisi pejabat karir dengan
pejabat politik
 Manajemen kepegawaian perpaduan antara separated dan
integrated system
 Pns masih dianggap sebagai alat perekat bangsa
PENATAAN KEUANGAN DAERAH
 Penerapan prinsip money follows functions
 Penataan cost centres dengan menentukan
pelayanan dasar dan pengembangan sektor
unggulan apa yang dilakukan daerah
 Dengan SPM dapat ditentukan sisa dari setiap
pelayanan dasar yang dilaksanakan
 Akan terdeteksi biaya setiap pelayanan
 Dengan cara yang sama dapat dihitung biaya
seluruh pelayanan yang merupakan “fiscal need
dari daerah”
PENATAAN PERWAKILAN
 Hubungan eksekutif dengan legislatif
 Posisi perangkat daerah yang netral
 Rencana pemilihan kepala daerah secara langsung
 Hubungan checks and balances antara kepala daerah
dengan DPRD
 Kemungkinan impeachment DPRD dan kepala daerah
 Adanya mekanisme “recall” oleh parpol dan badan
kehormatan DPRD
 Penggantian LPJ dengan keterangan pertanggung jawaban
 Posisi keuangan DPRD
PENATAAN PELAYANAN PUBLIK
 Pelayanan dasar mengacu pada SPM
 Dengan SPM dapat ditentukan:
1 Biaya pelayanan
2 Kebutuhan SOTK
3 Kebutuhan personil
4 Anggaran kinerja
5 Transparansi dan akuntabilitas pemda kepada rakyat
6 Obyektivitas lpj kepala daerah ke DPRD
7 Fasilitasi pusat terhadap daerah
8 Pengawasan dan supervisi terhadap daerah
9 Perimbangan keuangan pusat dan daerah
PENATAAN PENGAWASAN

1. Rancunya pembagian pengawasan antara


pengawasan internal dan external
2. Terlalu banyaknya unit pengawasan; external,
internal, pengawasan DPRD
3. Lemahnya mekanisme checks and balances
karena belum terbentuknya civil society
4. Tidak adanya mekanisme reward and
punishment
5. Tidak jelasnya interface Kemdagri sebagai
pembina umum dengan departemen/LPND
sebagai pembina tehnis
PERENCANAA
N

Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional adalah satu kesatuan
tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan
rencana pembangunan dalam
?
? jangka panjang, jangka menengah,
dan tahunan yang dilaksanakan
oleh unsur penyelenggara
pemerintahan di pusat dan daerah
dengan melibatkan masyarakat.
PERENCANAA
N

Penyusunan Rencana

Penetapan Rencana
Tahap-Tahap
Perencanaan
Pengendalian Pelaksanaan Rencana

Evaluasi Pelaksanaan Rencana


PELAKSANAA
N

Pelaksanaan tugas umum


pemerintahan dan
pembangunan pada dasarnya
terbagi habis kepada setiap
aparat pemerintah atau
lembaga-lembaga
pemerintah.
PELAKSANAA
N

1. Jenis Koordinasi
a. Koordinasi Hierarkis
b. Koordinasi Fungsional
- Fungsional Horizontal
- Fungsional Diagonal
- Fungsional Teritorial
4. Pelaksanaan Koordinasi Dalam Sistem
2. Pedoman Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
a. Sidang Kabinet (Paripurna dan Terbatas)
3. Sarana Atau Mekanisme
b. Rapat di Lingkungan Menko
Koordinasi
c. Koordinasi Antar Departemen / Instansi
a. Kebijakan Pemerintah Pusat
b. Rencana d. Koordinasi Aparatur Pemerintah Pusat
c. Prosedur dan Tata Kerja Di Luar Negeri
d. Rapat e. Koordinasi Pemerintah Pusat Terhadap
e. SKB / SEB Pemerintah Daerah
f. Tim, Panitia, Gugus Tugas f. Koordinasi Tingkat Daerah
atau
Satuan Tugas 5. Koordinasi dan Hubungan Kerja
g. Dewan atau Badan
h. SAMSAT dan Sistem
Pelayanan
Satu Pintu
PENGAWASA Pengawasan adalah salah
N
satu fungsi organik
manajemen, yang
merupakan proses kegiatan
pimpinan untuk
memastikan dan menjamin
bahwa tujuan dan sasaran
serta tugas-tugas organisasi
akan dan telah terlaksana
dengan baik sesuai dengan
rencana, kebijakan,
instruksi dan ketentuan-
ketentuan yang telah
ditetapkan.
PENYELENGGARAAN TATA
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
(GOOD GOVERNANCE)

Tata kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi


tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis,
dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu
masyarakat madani.
CIRI – CIRI
Good Governance

1. Partisipasi
2. Aturan Hukum
3. Transparansi
4. Ketanggapan
5. Orientasi Pada Konsensus
6. Kesetaraan
7. Efektifitas dan Efisiensi
PRINSIP GOOD GOVERNANCE

1. Wawasan ke Depan
2. Keterbukaan dan Transparansi
3. Partisipasi Masyarakat
4. Tanggung Gugat
5. Supremasi Hukum
6. Demokrasi
7. Profesionalisme dan Kompetensi
8. Daya Tanggap
9. Keefisienan dan Keefektifan
10. Desentralisasi
11. Kemitraan Dengan Dunia Usaha Swasta dan Masyarakat
12. Komitmen Pada Pengurangan Kesenjangan
13. Komitmen Pada Lingkungan Hidup
14. Komitmen Pada Pasar Yang Fair
Asas Umum Penyelenggara
Negara yg Baik
(Good Governance)

1. Kepastian Hukum  uu, patut &adil


2. Tertib Pnylnggara Negara  teratur, serasi,
seimbang
3. Kepentingan Umum kesjhtrn umum
4. Keterbukaan  info yg benar, hak, rhs ngr
5. Proporsionalitas  hak & kewajiban
6. Profesionalitas  keahlian
7. Akuntabilitas  dpt dipertgg jwbkn 59
Koordinasi & Hubungan Kerja
Koordinasi hierarkis (vertikal)
Koordinasi fungsional
Koordinasi fungsional horizontal
Koordinasi fungsional diagonal
Koordinasi fungsional teritorial

Sarana/Mekanisme:
Kebijakan
Rencana
Prosedur
Rapat & Briefing
SK/SE Bersama
Panitia
Dewan
Satu Atap
60
Aparatur Daerah
(UU No 32 / 2004 & 33 / 2004 Keu)

UU No 18/2001  NAD & UU No 21/2001  Papua

• Otonomi Daerah  hak & wewenang daerah mengatur & mengurus


sendiri urusan pem & kepentinagn masyarakat

• Desenralisasi  penyerahan wewenang pem kpd daerah otonom,


mengurus pemerintahan dalam SNKRI

• Dekonsentrasi  pelimpahan wewenang pemerintah kpd Gubernur atau


Instansi vertikal

• Tugas Pembantuan  penugasan dari pemerintah kepada daerah

• Pemda memiliki DPRD (Prop & Kab/Kota)  Pemda berhak


menetapkan peraturan daerah

61
Peletakan Dasar-2
Sistem Pemdagri

2 pijakan utama :
 berlandaskan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan
 berlangsungnya check and balances.
Penguatan NKRI Terkait
Pemerintahan Daerah
UUD 1945 2 nilai dasar yg esensial :
 Nilai Unitaris
 diwujudkan dlm pandangan bahwa Indonesia tdk
akan mempunyai kesatuan pemerintah lain di
dlmnya pd "magnitude" Negara.
 Artinya, kedaulatan yg melekat pd rakyat, bangsa
& negara RI tdk akan terbagi di antara kesatuans
pem-an.

 Nilai Desentralisasi Teritorial


 diwujudkan dlm penyelenggaraan pem-an di
daerah dlm bentuk otda.
Perangkat Daerah ( Ps. 120 )
1. Provinsi terdiri atas: (ps. 120 (1)
@ Setda,
@ Set DPRD,
@ Dinda, dan
@ LTD
2. Kab/Kota terdiri atas: (ps. 120 (2)

# Setda,
# Set DPRD,
# Dinas Daerah,
# LTD,
# Kec, dan
# Kel
Unit Kerja Pengangkatan & Pertg jawaban /
& Tugas & Kewajiban Pemberhentian Ketentuan LL
Pimpinan
KEC Melaksanakan Pelimpahan Sebag. Diangkat oleh Dibentuk diwil
Wewenang Bup/Walkot utk tangani Bup/Walkot atas Kab/Kota dgn
urusan Otda {(Ps.126(2)} usul Sekda dari Perda
Selain itu menyelenggarakan tugas PNS kuasai berpedoman PP
umpem {(Ps.126(3)} penget teknis pem {(Ps.126(1)}
CAMAT
Mengkoordinasikan Kegiatan : & penuhi syarat
{Ps.126 (2)}
1. Pemberdayaan Masy sesuai per Bertg jawab kpd
2. Upaya penyeleng. trantib umum perUUan Bup/Walkot
3. Penerapan & penegakan perUUan {(Ps.126(4)} melalui Sekda
4. Pemeliharaan pras & fas umum {(Ps.126(5)}
5. Penyeleng keg pem di Kec
6. Membina penyelengg Pem- Perangkat Kec
desa/Kel bertg jawab kpd
7. Melaks yan masy yg jadi ruang Camat
lingkup tgsnya dan/atau blm dpt {(Ps.126(6)}
dilaks oleh Pemdes/Kel Pelaks ketentuan
Dlm jalankan tgs dibantu Kec ditetapkan
Perangkat Kec {(Ps.126(5)} dgn Per
Bup/Walkot
berpedoman PP
{(Ps.126(7)}
Unit Kerja Pengangkatan & Pertg jawaban /
& Pimpinan Tugas & Kewajiban Pemberhentian Ketentuan LL

KEL Melaksanakan Pelimpahan dr Diangkat oleh Kel dibentuk diwil


Bup/Walkot Bup/Walkot usul Kec dgn Perda
{Ps.127(2)} Camat dari PNS berpedoman pd
LURAH Selain itu mempunyai tugas : yg kuasai penget PP {Ps.127(1)}
{Ps.127(2)} 1. Pelaks keg pem Kel teknis pem & Bertg jawab
2. Pember masy. penuhi syarat Bup/Walkot
3. Pelayanan Masy. sesuai per melalui Camat
4. Penyeleng. trantibum perUUan {Ps.127(5)}
5. Pemeliharaan pras & fas yan {Ps.127(4)} Perangkat Kel
umum {Ps.127(3)} bertg jawab kpd
Lurah
Dlm pelaks tugasnya dibantu {Ps.127(7)}
Perangkat Kel {Ps.127(6)} Pelaks ketentuan
ttg Kel ditetapkan
Utk kelanc tgs Lurah dpt dgn Per
dibentuk Lemb lain (RT, RW, Bup/Walkot
PKK, KrT dan LPM) {Ps.127(8)} sesuai per
perUUan
{Ps.127(9)}

Anda mungkin juga menyukai