Anda di halaman 1dari 25

Sistem pembagian

Macam-macam
Kekuasaan Negara
kekuasaan Negara
Republik Indonesia

Kedudukan serta
Nilai Pancasila dalam
fungsi Kementerian Tugas Kementrian RI
kerangka Praktik
Negara indonesia dan dan Pemerintah Non
penyelenggaraan
Lembaga Pemerintah Kementrian
Pemerintahan Negara non kementerian

Nilai yang terkandung


Nilai Pancasila dlm dalam Pancasila dlm
penyelenggaraan Penyelenggaraan
Pemerintahan Pemerintahan
 KEKUASAAN
Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain supaya melakukan tindakan-
tindakan yang dikehendakinya.
 NEGARA

Adalah suatu wilayah yang dihuni oleh sekelompok


penduduk, dan terdapat sistem pemerintahan
didalamnya.
MACAM-MACAM KEKUASAAN NEGARA
John Locke (1632-1704),
FilsufInggris dalam bukunya 2 Treaties on Civil Government (1690)
 Mengkritik kekuasaan absolut raja-raja Stuart
Mendukung Revolusi Gemilang (Glorius Revolution) pada 1688 yang

telah dimenangkan oleh Parlemen Inggris

Kekuasaan negara dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :


Legislatif
(Membuat UU, termasuk fungsi mengadili/judicial)
•Eksekutif
(Melaksanakan UU)
•Federatif
(Kekuasaan yg meliputi segala tindakan utk menjaga
keamanan negara dlm hub dgn negara lain
MACAM-MACAM KEKUASAAN NEGARA
Montesquieu (1689-1755)
(Mantan Hakim Perancis yang lari ke Inggris)

TRIAS POLITICA Separation of Powers (Pemisahan Kekuasaan):


•Kekuasaan Legislatif : Membuat UU
•Kekuasaan Eksekutif : Melaksanakan UU: termasuk Fungsi
pertahanan & diplomasi (hublu)
•Kekuasaan Yudikatif/Yudisial : Mengawasi Pelaksanaan UU (Menjalankan
peradilan/menghakimi)

Pembagian oleh Montesquieu ini bertolak pada HAM


Pendapat ini dikemukakan dalam bukunya :
L ‘Esprit de Lois (Jiwa dari Hukum):1748 Mengikuti pemikiran John Locke
Maksudnya :
Mengkritik & Menggulingkan Louis XIV yang pernah menyatakan
“L ‘Etat C’est Moi”
SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN DI
INDONESIA

Sistem kekuasaan negara di Indonesia menganut TRIAS POLITICA


Separation of Powers (Pemisahan Kekuasaan):
•Kekuasaan Legislatif : Membuat UU
•Kekuasaan Eksekutif : Melaksanakan UU
•Kekuasaan Yudikatif/Yudisial : Mengawasi Pelaksanaan UU
(Menjalankan peradilan/menghakimi)

Sesuai UUD 1945 dijelaskan bahwa kekuasaan negara dipisah-pisahkan


dan masing-masing kekuasaan negara tersebut pelaksanaanya diserahkan
kepada suatau alat kelengkapan negara.
membicarakan
Susunan Organisasi Negara
(Horizontal & Vertikal)
berarti

membicarakan
bagaimana

pembagian kekuasaan
serta
hubungan antara lembaga-lembaga negara
yang menjalankan kekuasaan-kekuasaan negara
dalam rangka menyelenggarakan kepentingan rakyat.
Hubungan yang bersifat horizontal:
Hubungan antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Contoh :
Indonesia :
MPR (anggota DPR + anggota DPD), DPR, DPD, Pres, MA, MK, BPK,
Hubungan horizontal antara pemegang kekuasaan negara dapat melahirkan berbagai sistem
pemerintahan (Parlementer atau Presidensial)

Hubungan yang bersifat vertikal:


Hubungan yang bersifat atasan dan bawahan, dalam arti antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Di dalamnya terdapat semacam pembagian kerja antara pusat dan daerah.
Contoh:
Indonesia:
Presiden

Menteri Gubernur Bupati


Berdasarkan Amandemen UUD 1945
Kekuasaan negara yang tadinya 3 (Tiga) berubah menjadi 6 (Enam)

KONSTITU
YUDIKATIF
TIF
(MA, MK)
(MPR)

EKSEKUT Kekuasaan
EKSAMINA
IF negara
INDONESI TIF
(PRESIDE A (BPK)
N)

LEGISLATI MONETER
F (BANK
(DPR) SENTRAL)
 MPR :DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
 DPR :DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
 DPD :DEWAN PERWAKILAN DAERAH
 DPA :DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
 MK : MAHKAMAH KONSTITUSI
 MA : MAHKAMAH AGUNG
 KY : KOMISI YUDISIAL
 BPK : BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
KPU : KOMISI PEMILIHAN UMUM
Dalam Dewan Perwakilan Rakyat DPR,
terdapat 11 komisi yang berasal dari Partai
Politik peserta pemilu yang menang dalam
perolehan suara.
KOMISI I Bidang Pertahanan Luar Negeri dan Informasi

Bidang Pemerintahan Dalam Negeri, Ekonomi


KOMISI II Daerah, Aparatur Negara dan Agraria

Bidang Hukum, Perundang-undangan, HAM dan


KOMISI III Keamanan

Bidang Pertanian, Perkebunan Kehuanan, Kelautan,


KOMISI IV Perikanan dan Pangan

Bidang Perhubungan, Telekomunikasi, Pekerjaan Umum, Perumahan


KOMISI V Rakyat, Pembangunan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal

Bidang Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, UKM,


KOMISI VI Investasi, dan BUMN

Bidang Energi, Sumber Daya Mineral, Riset dan


KOMISI VII Teknologi serta Lingkungan Hidup

Bidang Agama, Sosial dan Pemberdayaan Perempuan


KOMISI VIII

Bidang Kependudukan, Kesehatan, Tenaga Kerja, dan


KOMISI IX Transmigrasi

Bidang Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata,


KOMISI X Kesenian dan Kebudayaan

Bidang Keuangan, Perencanaan Nasional, Perbankan


KOMISI XI dan Lembaga Keuangan bukan Bank.
1. Mengubah dan menetapkan (Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia 1945), (Undang-Undang Dasar
2. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil
pemilihan umum.
3. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan (Mahkamah
Konstitusi) untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden
dalam masa jabatannya.
4. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya dalam masa jabatannya.
5. Memilih Wakil Presiden dari 2 calon yang diajukan Presiden
apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa
jabatannya.
6. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti
secara bersamaan dalam masa jabatannya.
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL dan AU (Pasal 10).
2. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
Negara lain dengan persetujuan DPR, terutama yang menimbulkan
akibat yang luas dan mendasar bagi Negara (Pasal 11).
3. Menyatakan keadaan bahaya, yang syarat dan akibatnya ditetapkan
dengan UU (Pasal 12).
4. Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 13).
5. Presiden memberikan grasi dengan pertimbangan MA, dan memberikan
amnesty dan abolisi dengan pertimbangan DPR (Pasal 14).
6. Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan
menurut UU (Pasal 15).
7. Presiden membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberi
nasehat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16).
8. Presiden juga berhak mengangkat menteri-menteri sebagai pembantu
Presiden (Pasal 17).
1. Membentuk Undang-Undang yang dibahas
dengan Presiden untuk mendapat persetujuan
bersama
2. Membahas dan memberikan persetujuan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
3. Menerima dan membahas usulan RUU yang
diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang
tertentu dan mengikutsertakannya dalam
pembahasan
4. Menetapkan APBN bersama Presiden dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan dibawah UU,dan
mempunyai wewenang lainnya yang di berikan oleh
UU.

- Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi.


- Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden
memberikan grasi dan rehabilitasi.
Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang keputusannya bersifat final untuk menguji UU
terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan
lembaga Negara yang kewenangannya diberikan
kepada UUD 1945, memutus pembubaran Partai
Politik, dan memutus hasil perselisihan hasil Pemilihan
Umum.

- Wajib memberi putusan atas pendapat DPR


mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut UUD 1945.
Melakukan Pemeriksaan keuangan negara
yang dilakukan ini mencakup keuangan pada :
*.Pemerintah Pusat
*.Pemerintah Daerah
*.Lembaga Negara lainnya
*.Bank Indonesia
*.Badan Usaha Milik Negara
*.Badan Layanan Umum
*.Badan Usaha Milik Daerah
1. menjaga kestabilan nilai rupiah yang meliputi
kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang
dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang
rupiah dibandingkan dengan mata uang lain.
2. mengatur sistem pembayaran yang tujuan akhirnya
untuk mewujudkan kesehatan sistem pembayaran
dan infrastruktur keuangan
Berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim
Agung dan wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
Fungsi Legislasi
*.Dapat mengajukan rancangan undang-undang (RUU)
kepada DPR
*.Ikut membahas RUU
Fungsi Pertimbangan
*.Memberikan pertimbangan kepada DPR
Fungsi Pengawasan
*.Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang dan menyampaikan hasil pengawasannya
kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk
ditindaklanjuti.
*.Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang
dilakukan BPK
1. merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan
Umum;
2. menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang
berhak sebagai peserta Pemilihan Umum;
3. membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut
PPI dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari
tingkat pusat sampai di Tempat Pemungutan Suara yang
selanjutnya disebut TPS;
4. menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II
untuk setiap daerah pemilihan;
5. menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah
pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II;
6. mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil
Pemilihan Umum;
7. memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.
TUGAS RUMAH :

1). Carilah materi tentang kedudukan dan fungsi :


a). Kementerian Negara Indonesia
b). Lembaga Pemerintah Non Kementerian
2.) Tulis di Buku Tugas kalian
3). Pelajari karena Minggu depan akan di lakukan penilaian

Tes Pemahaman

Anda mungkin juga menyukai