Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suprastruktur politik merupakan suatu lembaga formal yang menjadi suatu
keharusan untuk kelengkapan sistem bernegara. Sistem adalah suatu kebulatan atau
keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. Suprastruktur dibagi menjadi 3
kelompok seiring adanya perubahan sosial dan politik pada masa revolusi perancis
1789-1799 kala itu, sehingga pada dasarnya negara tidak boleh dikuasai oleh satu
tangan saja. Hal itulah yang mengidikasikan dalam menjalankan suatu pemerintahan
perlu adanya pembagian tugas. Selain suprastruktur politik ada juga yang dinamakan
dengan infrastruktur politik, yaitu suatu lembaga yang lahir, tumbuh berkembang
pada masyarakat. Contohnya LSM, parpol, media massa,dan tokoh masyarakat.
Sistem politik adalah kelembagaan dari hubungan antara supra struktur dan infra
struktur politik, supra struktur sering disebut juga bangunan.
Suasana kehidupan politik pemerintah ini merupakan kompleks hal-hal yang
bersangkut paut dengan kehidupan lembaga-lembaga negara yang ada, fungsi dan
wewenang antara lembaga yang satu dengan yang lainya. Suasana ini pada umumnya
di ketahui dalam konstitusi atau UUD nya serta peraturan perundangan lainnya.
Indonesia dalam hal ini tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan, tetapi
menganut sistem pembagian kekuasaan artinya antara lembaga negara yang satu
dengan lembaga negara yang lain masih ada hubungan tata kerja.
Suprastruktur politik di Indonesia sebelum di adakanya amandemen UUD 1945
terdiri atas : Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Dewan
Pertimbangan Agung (DPA), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mahkamah Agung
(MA), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). MPR yang merupakan perwujudan
aspirasi rakyat, merupakan badan konstitutif dan pemegang kedaulatan rakyat,
karena itu menjadi lembaga tertinggi negara. Presiden adalah pemegang kekuasaan
eksekutif, kepala negara dan sekaligus mandataris MPR. Presiden dapat bekerja sama
dengan DPR sebagai badan legislatif dalam pembuatan Undang-Undang. BPK
sebagai badan inspektif bertugas memeriksa serta mengawasi penggunaan keuangan
negara. DPA dan MA adalah pemegang kekuasaan Yudikatif.
Infrastruktur di Indonesia di buktikan dengan suasana kehidupan politik rakyat
yang kompleks, hal-hal yang bersangkut paut dengan pengelompokan warganegara
atau anggota masyarakat dalam berbagai macam golongan yang biasa di sebut
dengan kekuatan sosial politik dalam masyarakat. Kelompok-kelompok masyarakat
yang merupakan kekuatan politik di sebut sebagai infrastruktur politik. Yang
termasuk dalam infrastruktur politik ada lima komponen yang terdiri atas : partai
politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, media komunikasi politik dan
tokoh politik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan supra struktur politik dan infra struktur politik ?
2. Apa tugas dari Dewan Perwakilan Daerah ( DPD ) ?
3. Apakah yang di maksud dengan sistem pembagian kekuasaan yang dianut
oleh indonesia ?
4. Apa yang di maksud dengan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi
Yudisial (KY) ?
2

C.Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan struktur politik dan infra
struktur politik.
Untuk mengetahui tugas dari Dewan Perwakilan Daerah
Untuk mengatahui maksud dari sistem pembagian kekuasaan yang di anut
oleh Indonesia
Untuk mengetahui pengartian dari Mahkamah Konstitusi dan Komisi
Yudisial.








































3

BAB III
PEMBAHASAN

SUPRASTRUKTUR POLITIK DAN INFRASTRUKTUR POLITIK

A. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik adalah sistem politik dalam sebuah negara dan
merupakan penggerak politik formal. Ada juga yang berpendapat bahwa sistem
politik adalah kelembagaan dari hubungan antar manusia yang berupa hubungan
antara suprastruktur dan infrastruktur politik. Sistem politik tersebut
menggambarkan hubungan antara dua lembaga yang ada di dalam Negara , yaitu
lembaga supra dan infra struktur politik. Supra struktur politik sering disebut
sebagai bangunan atas atau mesin politik resmi, atau lembaga pembuat keputusan
politik yang sah. Lembaga tersebut bertugas mengkonversikan input yang berupa
tuntutan dan dukungan yang menghasilkan suatu output berupa kebijakan publik.
Montesquieu, membagi lembaga dalam 3 kelompok :

1. Eksekutif
Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden, kalau di Indonesia
presiden adalah kepala Negara dan sekaligus sebagai kepala pemerintahan.
Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintahan Negara. Presiden
Indonesia (nama jabatan resmi: Presiden Republik Indonesia) adalah kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia. Sebagai kepala negara,
Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala
pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam
kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk
satu kali masa jabatan.

2. Legeslatif
Sistem perwakilan di Indonesia saat ini menganut sistem bikameral. Itu
ditandai dengan adanya dua lembaga perwakilan, yaitu Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dengan merujuk asas
trias politika, di Indonesia kekuasaan terbagi menjadi eksekutif, legislatif, dan
yudikatif. Dalam hal ini, DPR dan DPD merepresentasikan kekuasaan
legislatif. Kekuasaan legeslatif terletak pada, Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR ). Yang anggota-angotanya terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR
) dan Dewan Perwakilan Daerah ( DPD).

Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR )
MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih secara langsung.
Pasal 3 UUD 1945 menyebutkan kewenangan MPR sebagai berikut:
a) Mengubah dan menetapkan UUD
b) Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
c) Hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut UUDPemegang dan pelaksana sepenuhnya
kedaulatan rakyat. ( pasal 1 ayat 2 )
4

Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )
Tugas-tugas DPR adalah sebagai berikut:
a) Membentuk undang-undang
b) Membahas rancangan RUU bersama Presiden
c) Membahas RAPBN bersama presiden

Fungsi DPR adalah sebagai berikut :
a) Fungsi legislasi berkaitan dengan wewenang DPR dalam pembentukan
undang-undang
b) Fungsi anggaran, berwenang menyusun dan menetapkan RAPBN bersama
presiden
c) Fungsi pengawasan, melakukan pengawasan terhadap pemerintah

DPR diberikan hak-hak yang diatur dalam pasal-pasal UUD 1945, antara lain:
a) Hak interpelasi, hak DPR untuk meminta keterangan pada presiden
b) Hak angket, hak DPR untuk mengadakan penyelidikan atas suatu
kebijakan Presiden/ Pemerintahc) Hak menyampaikan pendapat
c) Hak mengajukan pertanyaan
d) Hak Imunitas, hak DPR untuk tidak dituntut dalam pengadilan
e) Hak mengajukan usul RUU

Dewan Perwakilan Daerah ( DPD )
Dewan Perwakilan Daerah (disingkat DPD) adalah lembaga tinggi negara
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan
perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum.

DPD memiliki fungsi:
a) Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan
yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu
b) Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu.

Anggota DPD dari setiap provinsi adalah 4 orang. Dengan demikian jumlah
anggota DPD saat ini adalah 128 orang. Masa jabatan anggota DPD adalah 5
tahun, dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPD yang baru
mengucapkan sumpah/janji.

3. Yudikatif
Kekuasaan Kehakiman Pasal 24 UUD 1945 menyebutkan bahwa kekuasaan
kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hokum dan keadilan. Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh:
1. Mahkamah Agung (MA)
Tugas MA adalah mengawasi jalannya undang-undang dan memberi sanksi
terhadap segala pelanggaran terhadap undang-undang.
2. Mahkamah Konstitusi (MK)

5

Adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah
Agung.

Kewenangan MK adalah sebagai berikut:
a) Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
b) Menguji undang-undang terhadap UUD
c) Memutuskan sengketa lembaga Negara
d) Memutuskan pembubaran partai politik
e) Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilu
f) Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

3. Komisi Yudisial (KY)

Lembaga ini berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon
hakim agung. Lembaga ini berwenang mengusulkan pengangkatan hakim.Dan
kalau di Indonesia ditambah dengan satu lembaga lagi yakni : Insfektif


B. Infrastruktur Politik
1. Pengertian Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang
berhubungan dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam
kegiatannya dapat memengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadapa kebijakan lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi
serta kekuasaannya masing-masing. Untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan
rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Infrastruktur politik sering disebut sebagai bangunan bawah, atau mesin
politik informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri dari berbagai
kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan social, ekonomi, kesamaan tujuan,
serta kesamaan lainnya.
2. Fungsi Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik adalah suatu set struktur yang menggabungkan antara satu
dengan yang lain, lalu membentuk satu rangkaian yang membantu berdirinya
keseluruhan struktur tertentu.
Fungsi infrastruktur politik ialah :
1. Pendidikan politik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan
agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya.
6

Sesuai dengan paham demokrasi atau kedaulatan rakyat. Rakyat harus
mampu menjalankan tugas partisipasi.
2. Mempertemukan kepentingan yang beraneka ragam dan kenyataan hidup
dalam masyarakat.
3. Agregasi kepentingan, yaitu menyalurkan segala hasrat, aspirasi, dan
pendapat masyarakat kepada pemegang kekuasaan atau pemegang kekuasaan
yang berwenang agar tuntutan atau dukungan menjadi perhatian dan menjadi
bagian dari keputusan politik.
4. Seleksi kepemimpinan, yaitu menyelenggarakan pemilihan pemimpin atau
calon pemimpin bagi masyarakat.

3. Unsur Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik mempunyai 6 unsur diantaranya:
1. Partai Politik
2. Kelompok Kepentingan
3. Kelompok Penekan
4. Media Komunikasi Politik
5. Organisasi Masyarakat
6. Tokoh Politik
Dalam infrasruktur politik dibentuk partai-partai politik. Selain partai
politik, terdapat juga organisasi abstrak tidak resmi. Kelompok ini disebut
kelompok penekan dan kelompok yang mempunyai kepentingan Antara bagian-
bagian suprastruktur politik dengan unsur-unsur infrastruktur politik terdapat
hubungan saling memengaruhi sehingga menumbuhkan suasana kehidupan politik
yang serasi. Unsur-unsur infrastruktur politik berfungsi memberikan masukan
kepada suprastruktur politik.

4. Peranan Masing-masing Unsur Infrastruktur Politik
1. Partai Politik (Political Party)
a. Pengertian
Pengertian partai politik secara mendasar adalah sebuah organisasi atau
institusi yang mewakili beberapa golongan masyarakat yang memiliki tujuan
7

sama, yang kemudian bersama-sama berusaha untuk mencapai tujuannya tersebut.
Oleh karena itu dalam sebuah Negara yang berdemokrasi partai politik sebagai
sebuah lembaga yang memiliki peranan yang penting dalam Negara demokrasi
khususnya pada masa sekarang ini.

b. Fungsi Partai Politik
Prof. Miriam Budiardjo menyatakan bahwa partai politik memiliki fungsi
sebagai berikut:
a. Tugas pokok partai politik adalah menjadi penghubung antara rakyat dan
pemerintah
b. Berfungsi mendidik warga negara menjadi manusia sebagai makhluk
sosial
c. Berfungsi mengajak warga negara berperan serta dalam melakukan
kegiatan-kegiatan kenegaraan
d. Berperan dalam mengatur pertikaian politik yang terjadi dalam
masyarakat Negara

c. Peranan
o Berpartisipasi dalam sektor pemerintahan, dalam arti mendudukkan orang-
orangnya menjadi pejabat pemerintah, sehingga dapat turut serta
mengambil atau menentukan keputusan politik atau out out pada
umumnya.
o Berusaha melakukan pengawasan, bahkan bila perlu oposisi terhadap
kelakuan, tindakan, kebijakan para pemegang otoritas (terutama dalam
keadaan mayoritas pemerintahan tidak berada di tangan partai politik yang
bersangkutan)
o Berperan untuk menyerap tuntutan-tuntutan yang masih mentah, sehingga
partai politik bertindak sebagai penafsir kepentingan dengan
mencanangkan isu-isu politik yang dapat dicerna dan dapat diterima oleh
masyarakat secara luas.


8

2. Kelompok Kepentingan (Interest Group)
A. Pengertian
Kelompok kepentingan merupakan kelompok yang berusaha mempengaruhi
kebijakan pemerintah tanpa berkehendak memperoleh jabatan publik, kelompok
ini tidak berusaha menguasai pengelolaan pemerintahan secara langsung.
Masyarakat bergabung untuk kepentingan dan keuntungan warganya. Kelompok
ini tempat menampung saran, kritik, dan tuntutan kepentingan bagi anggota
masyarakat, serta menyampaikannya kepada sistem politik yang ada. Kelompok
ini penting bagi anggota masyarakat.

B. Pembagian
Gabriel A. Almond mengidentifikasi kelompok kepentingan ke dalam jenis-jenis
kelompok :
(1) Interest Group Asosiasi
Interest group khusus didirikan untuk memeperjuangkan kepentingan-
kepentingan tertentu dari masyarakat atau golongan, namun masih mencakup
beberapa yang luas. Yang termasuk kelompok ini adalah Ormas. misalnya NU,
Muhamadiyah, Kadin, SPSI, dll
(2) Interest Group Institusional
Interest group pada umumnya terdiri atas berbagai kelompok manusia berasal dari
lembaga yang ada, dengan tujuan untuk memperjuangkan kepentingan-
kepentingan orang-orang yang menjadi anggota lembaga yang dimaksudkan.
Misalnya PGRI, IDI, dan organisasi seprofesinya.
(3) Interest Group Nonasosiasi
Interest group ini didirikan secara khusus dan kegiatannya juga tidak dijalankan
secara teratur, tetapi aktivitasnya kelihatan dari luar apabila masyarakat
memerlukan dan dalam keadaan mendesak. Yang dimaksud dengan masyarakat
dalam hal ini, dapat berwujud masyarakat setempat tinggal, masyarakat seasal
pendidikan, masyarakat seketurunan, dll.
(4) Interest Group Anomik
Interest group inidapat terjadi secara mendadak dan tidak bernama. Aktivitas pada
umumnya berupa aksi-aksi demontrasi atau aksi-aksi bersama. Apabila
9

kegiatannya tidak terkendalikan, dapat menimbulkan keresahan dan kerusuhan
yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat secara stabilitas
nasional. Untuk mencegah dampak aktivitas buruk kelompok ini, pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang nomor 9 tahun 1998 tentang hak mengeluarkan
pendapat dimuka umum.

C. Peranan
Kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah dapat menguntungkan maupun
merugikan masyarakat. Kepentingan dan kebutuhan rakyat dapat dipenuhi namun
dapat pula terabaikan dan tidak terpenuhi. Oleh karena itu rakyat berkepentingan
dan perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh
pemerintahnya. Oleh sebab di atas, mereka dapat mengartikulasikan kepentingan
dan kebutuhan mereka kepada pemerintah melalui kelompok-kelompok yang
mereka bentuk bersama atas dasar kepentingan yang sama.
Kelompok kepentingan ini berbeda dengan partai politik, karena tujuan
partai politik adalah menduduki jabatan publik.
Kelompok kepentingan memberikan input yang digunakan pemerintah untuk
memutuskan kebijakan yang akan diambil terhadap rakyatnya. Input yang mereka
berikan bertujuan agar pandangan-pandangan mereka dipahami oleh para pembuat
keputusan dan agar mendapat output yang sesuai dengan tuntutan mereka. Dalam
tulisannya Gabriel A. Almond, mengatakan untuk memberikan input pada
pembuat kebijakan, salueran-saluran yang penting dan biasa digunakan adalah
demonstrasi dan tindakan kekerasan; tindakan ini biasa digunakan untuk
menyatukan tuntutan kepada pembuat kebijakan. Hubungan pribadi; hubungan
langsung akan memudahkan dalam pencapaian tujuan, akan lebih mudah
menerima saran teman, keluarga, atau orang lain yang dikenal daripada mendapat
tuntutan dari orang yang tidak dikenal meskipun itu melalui sarana formal.
Perwakilan langsung; perwakilan langsung dalam struktur pembuatan keputusan
akan memungkinkan suatu kelompok kepentingan untuk mengkomunikasikan
secara langsung dan kontinyu kepentingan-kepentingannya melalui seorang
anggota aktif struktur tersebut.
10

Saluran formal dan institusional lainnya; media massa merupakan alat yang
cukup efektif untuk menyalurkan tuntutan politik, selain itu adalah partai politik,
kemudian adalah badan legislatif, kabinet, dan birokrasi, dengan menjadi bagian
di dalamnya, aktifitas melobi untuk mencapai tuntutan kelompok kepentingannya
akan dapat dilakukan.
Peran dan saluran-saluran yang digunakan kelompok kepentingan ini
berbeda di setiap negara, mereka melakukan peranannya sesuai dengan tujuan
yang mereka ingin capai, demikian pula dengan saluran-saluran yang mereka
gunakan. Satu saluran yang dianggap efektif bagi satu kelompok kepentingan
belum tentu efektif bagi yang lain.

3. Kelompok Penekan (Pressure Group)
a. Pengertian
Yang dimaksud golongan penekan adalah sekelompok manusia yang tergabung
menjadi anggota suatu lembaga kemasyarakatan dengan aktivitas yang tampak
dari luar sebagai golongan yang sering mempunyai kemauan untuk memaksakan
kehendaknya kepada pihak penguasa.

b. Peranan
Kelompok ini melontarkan kritikan-kritikan untuk para pelaku politik lain.
Dengan tujuan membuat perpolitikan maju.
Kelompok penekan juga dapat memengaruhi atau bahkan membentuk
kebijaksanaan pemerintah melalui cara-cara persuasi, propaganda, atau cara lain
yang lebih efektif.
Mereka antara lain : industriawan dan asosiasi-asosiasi lainnya.
Salah satu institusi politik yang dapat dipergunakan oleh rakyat untuk
menyalurkan aspirasi dan kebutuhannya dengan sasaran akhir adalah untuk
mempengaruhi atau bahkan membentuk kebijakan pemerintah.
Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi yaitu :
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan,
c. Organisasi Kepemudaan,
11

d. Organisasi Lingkungan Hidup,
e. Organisasi Pembela Hukum dan HAM, serta
f. Yayasan atau Badan Hukum lainnya.

4. Media Komunikasi Politik (Political Communication Media)
A. Pengertian
Media komunikasi politik adalah salah satu instrumen politik yang berfungsi
menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah
kepada masyarakat maupun sebaliknya. Merupakan benda mati yang sebagai
perantara penyebaran dan pemberitaan (singkat kata alat komunikasi) politik.
Komunikasi politik yaitu menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam
masyarakat baik pikiran intragolongan, institusi, asosiasi ataupun sector
kehidupan politik masyarakat dengan sektor pemerintah.
Kelompok infrastruktur politik ini, secara nyata menggerakkan sistem,
memberikan input, terlibat dalam proses politik, memberikan pendidikan politik,
melekukan sosialisasi politik, menyeleksi kepemimpinan, menyelesaikan sengketa
politik, yang terjadi diantara berbagai pihak baik di dalam maupun di luar. Serta
mempunyai daya ikat baik secara ke dalam maupun keluar.
Alat komunikasi dapat mendukung terciptanya suasana politik rakyat karena alat
komunikasi tersebut merupakan sarana perhubungan dan pemersatu bagi masing-
masing golongan, terutama golongan politik. Alat komunikasi tersebut berfungsi
sebagai alat penyebarluasan konsep-konsep, ajaran-ajaran, doktrin-doktrin,
ideologi-ideologi politik tertentu, dasn program-program kerja golongan kepada
seluruh anggota dan simpatisannya.

B. Posisi
MC Luhan Medium is the extension of man (media adalah sesungguhnya
perpanjangan instrument indra manusia). Media ditempatkan sebagai alat untuk
sarana akses informasi apapun dalam lingkunganmasyarakat, termasuk politik.
Medium is the message (media adalah pesan itu sendiri). Dalam konteks politik
yang dapat mempengaruhi khalayak, bukan hanya apa yang dikatakan media,
12

tetapi media apa yang digunakan juga mempengaruhi keefektifan komunikasi
politik.

D. Fungsi
Fungsi Informasi
Media dijadikan sarana diseminasi informasi yang terkait dengan politik dengan
kekuasaan, serta sosialisasi politik.
Fungsi Edukasi
Media dijadikan sebagai sarana pendidikan politik melalui pesan-pesan politik
yang disampaikan media.
Fungsi Korelasi
Media dijadikan penghubung antara aktor politik dan khalayak melalui isi media
yang berkaitan dengan aktivitas aktor poltik.
Fungsi Kontrol Sosial
Media sebagai agen kritik atau koreksi terhadap aktor politik atau kegiatan politik.
Fungsi Pembentukan Opini Publik berkaitan dengan Persoalan Politik

F. Peranan
Membantu pembentukan memori publik melalui penyampaian informasi yang
menambah pengetahuan masyarakat.
Membantu menyusun agenda kehidupan yang berhubungan dengan politik dan
kepentingan umum.
Membantu berhubungan dengan kelompok diluar dirinya (media menjadi
mediasi antara aktor politik dengan aktor politik lainnya). Media dalam hal ini
menjadi fasilitator.
Membantu menyosialisasikan pribadi seseorang, termasuk nilai-nilai yang
diajarkan oleh orang tersebut.
Membujuk khalayak untuk menemukan kelebihan dari pesan-pesan politik yang
diterima.



13

5. Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)
a. Pengertian
Dalam Pasal 1 UU No. 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan,
organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota
masyarakat warga Negara republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, untuk berperanserta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan
nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.
Organisasi kemasyarakatan dibentuk dengan tujuan-tujuan dalam bidang sosial
dan budaya. Organisasi ini tidak melibatkan diri untuk ikut serta dalam dalam
peserta untuk memperoleh kekuasaan dalam Pemilu.
b. Ciri Khusus
Salah satu ciri penting dalam organisasi kemasyarakatan adalah kesuka-relaan
dalam pembentukan dan keanggotaannya. Anggota masyarakat warga negara
republik Indonesia bebas untuk membentuk, memilih, dan bergabung dalam
organisasi kemasyarakatan yang dikehendaki dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama,
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi kemasyarakatan
dapat mempunyai satu atau lebih dari satu sifat kekhususan yaitu kesamaan
kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk secara sukarela oleh anggota
masyarakat warga Negara republik Indonesia yang keanggotaannya terdiri dari
warga negara republik Indonesia dan warganegara asing, termasuk dalam
pengertian organisasi kemasyarakatan.
c. Fungsi
Dalam Pasal 5 UU No. 8 Tahun 1985,
Organisasi Kemasyarakatan berfungsi sebagai :
a. wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya;
b. wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha
mewujudkan tujuan organisasi;
c. wadah peranserta dalam usaha menyukseskan pembangunan
14

nasional;
d. sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi
sosial timbal balik antar anggota dan/atau antar Organisasi
Kemasyarakatan, dan antara Organisasi Kemasyarakatan dengan
organisasi kekuatan sosial politik, Badan Permusyawaratan/Perwakilan
Rakyat, dan Pemerintah.
d. Peranan
Organisasi Kemasyarakatan sebagai sarana untuk menyalurkan pendapat dan
pikiran bagi anggota masyarakat warga negara republik Indonesia, mempunyai
peranan yang sangat penting dalam meningkatkan keikutsertaan secara aktif
seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat Pancasila berdasarkan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam rangka menjamin pemantapan persatuan dan
kesatuan bangsa, menjamin keberhasilan pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila, dan sekaligus menjamin tercapainya tujuan nasional.

6. Tokoh Politik (Political Figure)
a. Pengertian
Tokoh politik adalah rang-orang yang lalu lalang, atau yang bekerja di dunia
politik, dan eksis di kalangan masyarakat, berperang penting dalam mengambil
keputusan-keputusan yang berpengaruh dalam suatu wilayah.
Pengangkatan tokoh politik merupakan proses transformasi seleksi terhadap
anggota masyarakat dari berbagai sub-kultur dan kualifikasi tertentu yang
kemudian memperkenalkan mereka pada peranan khusus dalam sistem politik.
Pengangkatan tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran sektor
infrastruktur politik, organisasi, asosiasi, kelompok kepentingan serta derajat
politisasi dan partisipasi masyarakat.
Menurut Letser G. Seligman, proses pengangkatan tokoh politik akan
berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu :
a. Legitimasi elit politik,
b. Masalah kekuasaan,
c. Representativitas elit politik, dan
d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.
15

b. Peranan
Tokoh politik khususnya yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
mempunyai peranan bagi masyarakat. Peranan itu yaitu menyaurkan aspirasi atau
suara rakyat. Anggota DPR harus mengetahui untuk apa mereka dipilih, yang
tidak lain agar suara rakyat dapat tersalurkan dalam rangka penyelenggaraan
negara.







































16

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Suprastukur dan infrastruktur politik sangat diperlukan bagi berkembangnya
suatu negara dalam menjalankan suatu pemerintahannya khususnya suprastruktur
dan infrastuktur politik yang ada di indonesia. Dalam hal ini yang dimaksud
suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Yang dimana
suprastruktur sebagai penggerak politik formal yang bersangkut paut dengan
kehidupan lembaga-lembaga negara yang ada, fungsi, dan wewenang antar
lembaga negara yang satu dengan yang lainnya. Lembaga-lembaga tersebut di
Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil
Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-
lembaga ini yang akan membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
kepentingan umum. Sedangkan infrastruktur yang bersangkut paut dengan
pengelompokan warga negara atau anggota masyarakat ke dalam berbagai macam
golongan yang biasa disebut dengan kekuatan sosial politik dalam masyarakat.
Yaitu badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa,
Kelompok kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group),
Alat/Media Komunikasi Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata
politik lainnya adalah merupakan infrastruktur politik, melalui badan-badan inilah
masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan sebagai input
dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakt
diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi dan
kehendak rakyat.Pada dasarnya negara tidak boleh dikuasai oleh satu tangan saja
oleh karena itu dalam menjalankan suatu pemerintahan perlu adanya pembagian
tugas.
Lembaga-lembaga negara merupakan lembaga kenegaraan yang berdiri
sendiri yang satu tidak merupakan bagian dari yang lain. Akan tetapi, dalam
menjalankan kekuasaan atau wewenangnya, lembaga Negara tidak terlepas atau
terpisah secara mutlak dengan lembaga negara lain.

B. Saran

Memenuhi tugas dan tujuan dari suprastruktur dan infrastruktur politik
Tidak menyalahgunakan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa
Pelaksanaan pemerintahan di Indonesia secara kelembagaan harus melibatkan
lembaga-lembaga negara baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
kekuasaan-kekuasaan sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama,
untuk mencegah penyalahugunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa jadi
harus ada pemisahan kekuasaan






17

DAFTAR PUSTAKA


http://aniszaqiyatun.wordpress.com/2013/05/20/sistem-politik-indonesia-
suprastruktur-dan-infrastruktur-politik-indonesia/
http://amirnaya.blogspot.com/p/blog-page.html

Anda mungkin juga menyukai