Pertemuan III
Teori Fungsionalisme
Lahir sebagai kritik terhadap teori evolusi, yang dikembangkan
oleh Robert Merton dan Talcott Parsons.
Teori fungsional memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang
terdiri atas bagian yang saling berkaitan (agama, pendidikan,
struktur politik, keluarga, dsb.)
Parsons mengatakan masyarakat ini seperti organ tubuh. Ada
mekanisme fungsional antar masy.Yg berfungsi sebagai stabilitas
dan pertumbuhan masy.Yang secara terus menerus mencarai
keseimbangan (equilibrium) dan harmony.
Bagi penganut teori ini, masy. Berubah tp perubahan dalam suatu
bagian masy. Akan diikuti oleh perubahan pada bagian yang lain.
Sistem sebagai Struktur dan Fungsi
Di tahun 1956, tiga tahun setelah Easton menerbitkan buku sistem politik pertamanya.
Almond, menerapkan tipologi sederhana sistem-sistem politik nasional.
Almond mengajukan perumusan baru dengan memanfaatkan sistem politik sebagai satu
basis dan pijakan menuju satu konsep yang berhubungan dengan struktur dan fungsi.
Konsep sistem politik Almond berkembang melalui 3 fase.
1. fase awal
almond menarik gagasan ini dari sistem politik Easton. Sistem lebih berguna daripada
proses, menyiratkan totalitas, interaksi antara unit dalam totalitas, dan stabilitas. Almond
menyandarkan teori ini pada Parsons danWeber. Almond menekankan pada sistem
politik tindakan (menghindari penggambaran sistem hy sbg entitas formal.
menurutnya, ada peran dan struktur dalam sistem politik. Peran merupakan unit yang
berinteraksi, dan struktur sebagai pola interaksi.Almond memperkenalkan konsep
Budaya Politik pada sistem politik. Baginya, budaya politik melekat pada pola-pola
orientasi tertentu dari tindakan politik, yang biasanya meluas melebihi batas-batas sistem
politik.
Fase 2
Almond mengajukan tesis bahwa sistem politik memiliki ciri-ciri universal:
1. semua sistem politik memiliki struktur politik
2. fungsi yang sama muncul dalam seluruh sistem politik
3. seluruh struktur politik adalah multi-fungsional
4. seluruh sistem politik bercampur dengan pengertian budaya
Fungsi fungsi input:
Sosialisasi dan perekrutan politik
Artikulasi kepentingan
Penggabungan kepentingan
Komunikasi politik
Fungsi output:
Pembuatan aturan
Penerapan aturan
Penilaian aturan
Almond berpendapat fungsi input lebih penting ketimbang output politik. Fungsi
ini mencerminkan unsur2: siapa yg mengenali masalah, identifikasi, pertimbangan,
pemecahan isu, solusi, dan tindakan. (aliran politik).
Fase 3
pada fase ketiga ini Almond berupaya menampung kritik
terhadap karyanya.
1. konsep sistem politiknya adalah konsep saling
ketergantungan bukan harmonisasi.
2. sistem politiknya bersifat dinamis bukan statis dan
konservatif.
3. Almond mencari suatu sistem holistik ketimbang parsial.
Sistem Politik menurut G. Almond:
Struktur harus dikaitkan dengan fungsi, sehingga kita dapat memahami bagaimana fungsi
berproses dalam menghasilkan kebijakan dan kinerja. Fungsi proses terdiri dari urutan aktifitas
yang dibutuhkan dalam merumuskan kebijakan dan implementasinya dalam tiap sistem politik,
antara lain: artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, pembuatan kebijakan, dan
implementasi dan penegakan kebijakan. Proses fungsi perlu dipelajari karena mereka
memainkan peranan dalam mengarahkan pembuatan kebijakan. Sebelum kebijakan dirumuskan,
beberapa individu ataupun kelompok dalam pemerintahan atau masyarakat harus memutuskan
apa yang mereka butuhkan dan harapkan dari politik. Proses politik dimulai ketika kepentingan
tersebut diungkapkan atau diartikulasikan.
Namun demikian, pendekatan struktural-fungsional ternyata belum cukup lengkap
dalam menjelaskan fenomena perubahan politik yang ada. Faktor budaya politik
(political culture) sebagai bagian penting dari sistem politik yang sangat berkaitan erat
dengan sejarah perjalanan suatu bangsa. Terpisah dari siapa yang memaknai dan
mendominasi bahasa sejarah, tetap nilai-nilai historis akan berperan penting sebagai
pertanda lahirnya suatu peradaban ataupun budaya masyarakat tertentu.
Oleh karena itu penggabungan antara pendekatan analisa sistem, pendekatan struktural-
fungsional dengan sejarah akan melengkapi pemahaman kita akan sistem politik
Indonesia yang sedang dipelajari. Sehingga struktur dan fungsi terkandung dalam sistem
politik sekarang: partai politik; kelompok kepentingan; lembaga eksekutif, lembaga
legislatif; jajaran birokrasi; dan lembaga pengadilan dapat kita prediksi
kecenderungannya di masa mendatang.
Ciri-ciri Sistem Politik Gabriel Almond
Menurut Gabriel A. Almond sistem politik memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
2. Struktur, yaitu organisasi formal dalam masyarakat yang digunakan untuk menjalankan
keputusan-keputusan yang berwenang.
3. Kelompok, yaitu bentuk-bentuk social dan ekonomi, baik formal maupun nonformal,
yang berpartisipasi dalam mengajukan tuntutan-tuntutan terhadap struktur politik
5. Kebijakan, yaitu pola-pola kegiatan pemerintahan yang secara sadar terbentuk untuk
mempengaruhi distribusi keuntungan dalam masyarakat