Anda di halaman 1dari 4

REVIEW BIROKRASI MARTIN ALBROW

Di dalam buku Martin Albrow tampak penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh para
tokoh seperti M.de , Gourney, Balzac, Johan Gorres, John Stuart Mill, Herbert Spencer, Gaetano
Mosca , Robert Michels, Max Weber , dan . Para tokoh tersebut banyak memberikan penjelasan
dan wawasan mengenai birokrasi. Istilah birokrasi terbentuk tidak secara langsung melainkan
melalui penyerapan dan perpaduan antar bahasa. Istilah birokrasi pertama kali di perkenalkan
oleh de Gourney berkaitan dengan istilah ”bureau” yang berarti, meja tulis tempat dimana para
pejabat berkerja. Tambahan sisipan ”cracy” dari bahasa yunani ( kratein ) berari mengatur ,
menghasilkan istilah yang memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.

Pada awal abad ke-19, Balzac memaparkan citra birokrasi dan mempopulerkanya di
Perancis. Demikian dengan John Gorres, melihat birokrasi sebagai institusi sipil yang mirip
dengan kedudukan tentara. Bahkan prinsip-prinsipnya sama dengan tentara : disiplin,kelompok,
promosi, sentralisasi,dan penghargaan. Bahwasanya birokrasi telah berhasil memperluas prinsip
subordinasi yang menjadi dasar dalam perkembangan birokrasi itu sendiri.

John Stuart Mill, dalam teori politiknya, birokrasi memiliki arti penting yaitu, keterampilan
dan kemampuan poilitik yang tinggi. Rumusan-rumusan Mill sangat singkat, tetapi sangat
berpengaruh pada ajaran Mosca . Pada tahun 1884 di Inggris, kebebasan parlemen, peradilan,
dan kota praja memberi keyakinan bahwa administrasi dan komunitas bisa di kenal.sebaliknya
birokrasi di tolak. Selain itu, sejarahwan Ramsay Muir mengatakan bahwa birokrasi berarti ”
penyelenggaraan kekuasaan oleh administrator yang professional”.

Berdasarkan perbandingan perfektif yang luas, semua negara Eropa bertipe sama, yakni
diperintah oleh para pejabat. Di Jerman, gagasan tentng birokrasi sangat tekait dengan perubahan-
perubahan radikal dalam teori politik dan administrasi, Karl Heinze mendefenisikan birokrasi lebih
bersikap netral, yaitu sebagai ” suatu struktur organisasi yang di dalamnya seorang pejabat tunggal
yang mengontrol administrasi”. Lain lagi menurutRobert von Mohl birokrasi merupakn ”sistem
biro” lebih diprioritaskan dan memiliki variasi konotasi, tergantung kelompok social yang
menyampaikan keluhan. Birokratisme sebagai tingkah laku pejabat professional yang
menyakitkan warga Negara. Setidaknya ada tiga konsep pokok yang di bedakan dengan monarki,
emokrasi, dan aristokrasi serta birokrasi sebagai efisiensi dan inefisiensi administrasi.

Terdapat dua tokoh penting dalam rumusan klasik yaitu Gaetano Mosca dan Robert
Michels. Menurut Mosca tentang birokrasi dan ketidakpuasannya terhadap tipe pemerintahan pola
tradisional menjadi suatu pola analisa perbandingan politik yang utama. Dalam terminologi logika
tradisional, Mosca mencari suatu landasan yang mendasar atau fundamental divisionis yang baru,
suatu asas klasifikasi yang menjungkir balikan para ahli dan menjelaskan tentang realitas proses
politik. Mosca sangat tidak percaya pada pendapat yang mengatakan bahwa kelas yang berkuasa
harus monolitik. Apabila suatu birokrasi memonopoli kekayaan dan kekuatan militer, ia menyebut
sebagai absolutisme birokratik.

Berbeda dengan Michels yang bersifat aporistik. Dengan menunjukkan bagaimana para
pemimpin badan-badan yang memiliki ribuan anggota itu merasa perlu untuk merekrut pejabatfull
time yang digaji. Penyederhanaan konsep birokrasi Mosca dan Michels merupakan penolakan
mereka terhadap struktur pemikiran demokratis konstitusional yang kompleks.

Max Weber dalam teori organisasi, menulis tentang birokrasi adalah sebagai bagian dari
usaha yang luar biasa untuk membukukan konsep-konsep ilmu sosial. Weber memandang bahwa
tingkah laku manusia cenderung diorientasikan kepada seperangkat aturan. Organisasi ala Weber
menunjukan adanya staf administrasi pada pembedaan yang dibuat antara kekuasaan dan otoritas.
Ia menekankan bahwa kepatuhan atas perintah terutama tergantung pada keyakinan atas adanya
legitimasi, suatu keyakinann bahwa tatanan tersebut harus di patuhi. Dengan kata lain, ia menolak
pandangan bahwa setiap pegawai negeri adalah anggota kelas yang berkuasa.

1. Prinsip yang harus dijalankan birokrasi menurut Weber


Hal yang perlu disampaikan, Max Weber sendiri tidak pernah secara definitif menyebutkan
makna Birokrasi. Weber menyebut begitu saja konsep ini lalu menganalisis ciri-ciri apa yang
seharusnya melekat pada birokrasi. Gejala birokrasi yang dikaji Weber sesungguhnya birokrasi-
patrimonial. Birokrasi-Patrimonial ini berlangsung di waktu hidup Weber, yaitu birokrasi yang
dikembangkan pada Dinasti Hohenzollern di Prussia.

Birokrasi tersebut dianggap oleh Weber sebagai tidak rasional. Banyak pengangkatan pejabat yang
mengacu pada political-will pimpinan Dinasti. Akibatnya banyak pekerjaan negara yang “salah-
urus” atau tidak mencapai hasil secara maksimal. Atas dasar “ketidakrasional” itu, Weber
kemudian mengembangkan apa yang seharusnya (ideal typhus) melekat di sebuah birokrasi.

Weber terkenal dengan konsepsinya mengenai tipe ideal (ideal typhus) bagi sebuah otoritas legal
dapat diselenggarakan, yaitu:

1.Tugas-tugas pejabat diorganisir atas dasar aturan yang berkesinambungan

2. Tugas-tugas tersebut dibagi atas bidang-bidang yang berbeda sesuai dengan fungsi-fungsinya,
yang masing-masing dilengkapi dengan syarat otoritas dan sanksi-sanksi

3. Jabatan-jabatan tersusun secara hirarkis, yang disertai dengan rincian hak-hak kontrol dan
pengaduan (complaint)

4. Aturan-aturan yang sesuai dengan pekerjaan diarahkan baik secara teknis maupun secara legal.
Dalam kedua kasus tersebut, manusia yang terlatih menjadi diperlukan

5. Anggota sebagai sumber daya organisasi berbeda dengan anggota sebagai individu pribadi

6. Pemegang jabatan tidaklah sama dengan jabatannya

7. Administrasi didasarkan pada dokumen-dokumen tertulis dan hal ini cenderung menjadikan
kantor (biro) sebagai pusat organisasi modern
8. Sistem-sistem otoritas legal dapat mengambil banyak bentuk, tetapi dilihat pada bentuk aslinya,
sistem tersebut tetap berada dalam suatu staf administrasi birokratik.

2. Prinsip mana yang sulit untuk diterapkan di Indonesia

Untuk menggambarkan organisasi dalam pemerintahan negara Indonesia, maka birokrasi bisa
didefinisikan sebagai keseluruhan organisasi pemerintah, yang menjalankan tugas-tugas negara
dalam berbagai unit organisasi pemerintah dibawah Departemen dan Lembaga-lembaga Non
Departemen, baik di tingkat pusat maupun di daerah seperti di tingkat Propinsi, Kabupaten, dan
Kecamatan, bahkan pada tingkat Kelurahan dan Desa. Sedangkan Birokrat dalam arti pejabat
pimpinan tingkat atas dan menengah dalam suatu struktur organisasi pemerintah umum. Jadi
birokrat terdiri dari unsur-unsur pimpinan yaitu para pejabat dalam organisasi pemerintahan baik
di pusat maupun di daerah.
Dari 8 prinsip max weber yang masih sulit diterapkan diindonesia terkait “Anggota sebagai
sumber daya organisasi berbeda dengan anggota sebagai individu pribadi” , bisa ditarik benang
merah bahwa sebenarnya secara umum birokrasi adalah tata kerja pemerintahan agar tujuan
negara bisa tercapai secara efektif dan efisien. Oleh karena itu kita harus objektif dan terbuka,
dan tata kerja ini untuk tujuan bersama (bukan per individu atau per orang).

Anda mungkin juga menyukai