Anda di halaman 1dari 3

BAB I

KELAHIRAN KONSEP

Asal Usul Istilah


Istilah birokrasi pertama ditemukan dalam surat-surat Baron de Grimm,
seorang philosof Perancis tahun 1764. Kata birokrasi mempunyai gagasan yang
mendalam bila dikaitkan tentang pemerintah. Pemerintah menginginkan adanya
aturan-aturan, yang seharusnya pemerintahan yang besar berkonsentrasi terhadap hal
ini. Namun dalam kurun waktu yang panjang, belum secara jelas didefinisikan apa
itu birokrasi. (Martin Albrow 1989, 1-3)
1.1.

Konsep-konsep pada Abad ke-19 Awal


Pada kurun waktu ini (1836) ditemukan bahwa istilah birokrasi telah
dikenal dalam Kamus Politik Prancis sebenarnya berasal dari Jerman, namun lebih
populer di Prancis istilah birokrasi oleh Balzac. Kamus Littre (1873) menganggap
istilah birokrasi merupakan neologisme (kata baru) yang sedikit saja kebenarannya.
Cristian Kraus (1799) menemukan bahwa di Prussia terdapat aturan-aturan
yang berbeda dengan sistem pemerintahan monarki yang ada seperti di Inggris.
Meskipun belum didefinisikan, namun telah menerapkan unsur baru birokrasi. Hal
ini birokrasi masih sebatas kajian (dialog dan berita-berita di surat-surat kabar) dan
istilah birokrasi ini masih kurang populer di masyarakat.
Johan Gorres sebagai pendiri surat kabar Rheinische Merkur, yang juga
merupakan oposisi pemerintahan monarki yang terusir di Prussia mengatakan bahwa
untuk membentuk kesatuan nasional, maka unsur monarki dan demokrasi harus
bekerja sama antara yang memerintah dan yang diperintah, dimana salah satunya
dengan jalan birokrasi. Karena birokrasi seperti kesatuan tentara yang menerapkan
disiplin, kenaikan pangkat (promosi) dan sentralistik. (Martin Albrow 1989, 3-5)
1.2.

1.3.

Teori Inggris
1

Pemerintah Inggris, pembahasan istilah birokrasi tidak begitu dipersoalkan.


Berbeda halnya seperti yang terjadi di Eropa yang lebih mempersoalkan penerimaan
penggunaan istilah birokrasi.
John Stuart Mill di dalam karyanya Principles of Political Economy (1848),
mengatakan bahwa kekuasaan yang mengorganisasikan tindakan di dalam
masyarakat terhadap pemerintahan yang terlalu besar harus dicegah karena akan
menimbulkan adanya birokrasi yang dominan, seperti ketidakmampuan setiap urusan
pemerintahan, seperti di dalam unsur ekonomi, sehingga menyebabkan antara
memerintah dan yang diperintah tidak dimungkinkan adanya perubahan dan akan
diperbudak oleh birokrasi itu sendiri.
Esensi dan arti birokrasi yang diterapkan oleh orang-orang yang memerintah
di dalam menjalankan pekerjaannya secara profesional. Ketika monarki dan
aristokrasi dijalankan fungsinya maka bentuk birokrasi mempunyai ketrampilan dan
kemampuan yang tinggi pada bidang politik.
J.S. Mill membandingkan antara birokrasi dan demokrasi di dalam
mengelompokkan pemerintahan dengan isu pokok tentang hubungan-hubungan
sistem administrasi dengan demokrasi konstitusional, terdapat konsep birokrasi di
dalamnya. Sebenarnya, pengambilan keputusan dan kekuasaan sebagai penekanan
yang dilakukan oleh Mill dalam membandingkan birokrasi dan demokrasi.
Berbeda dengan Mill, Bagehot di dalam The English Constitution (1867)
menilai bahwa birokrasi merupakan kerutinan, dalam situasi tertentu. Bagehot
menilai bahwa administrasi yang baik merupakan bentuk dari pergantian pejabatpejabat pemerintahan agar tidak terjebak ke dalam kerutinan. (Martin Albrow 1989,
6-12)
Teori Kontinental
Perbedaan-perbedaan yang sangat luas antara birokrasi di Jerman dan Inggris,

1.4.

yaitu:
1. Birokrasi dalam tipe pemerintahan Inggris jauh dari perdebatan istilah, karena

jauh dari tipe kontinental sehingga tidak secara mendetail membahas istilah
birokrasi karena negara-negara Eropa bertipe sama diperintah oleh para
pejabat.

2. Pemerintahan Jerman bersifat sentralistik, diperintah oleh pejabat-pejabat

profesional berdasarkan doktrin tentang administrasi. Birokrasi berkaitan


dengan gagasan pada tingkat yang radikal secara teori dan praktek di Jerman
itu dikarenakan kekalahan yang diderita Prussia oleh Napoleon (1806).
Pemerintah Jerman menerapkan konsep collegium yang seperangkat pegawai
yang tugasnya memberikan nasihat kepada penguasa dan fungsi pelaksana
hukum, keuangan, dan tatanan hukum.
Perbedaan dua sistem ini tergambar dalam bentuk administrasi. Kebebasan
pegawai berpendapat berakibat pada kelambatan dalam pengambilan keputusan. Hal
ini dapat membatasi kesewenang-wenangan, dan mengembangkan norma-norma
yang ada.
1.5.

Tema-tema Pokok Abad ke-19


Ada tiga konsep pokok tentang birokrasi pada abad ke-19 adalah:
1. J.S. Mill mengatakan bahwa birokrasi merupakan bentuk yang utama
pemerintahan yang bertentangan dengan monarki dan demokrasi.
2. Para ahli Jerman mendefinisikan bahwa birokrasi sebagai bentuk aturan dari
administrasi Jerman pada abad ke-19.
3. Sedangkan, Von Mohl berpendapat mengenai ketidakpuasan kepada
pemerintah serta tidak berfungsinya pemerintah yang menyebabkan birokrasi
bagi masyarakat sebagai hal yang tidak sesuai dengan keadaan. (Martin
Albrow 1989, 17)

Anda mungkin juga menyukai