Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pergaulan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari norma dan aturan
yang berlaku di masyarakat. Apabila semua angota masyarakat mentaati norma dan
aturan tersebut, niscaya kehidupan masyarakat akan tenteram, aman, dan damai.
Namun dalam kenyataannya, sebagian dari anggota masyarakat ada yang melakukan
pelanggaran-pelanggaran terhadap norma dan aturan tersebut.salah satunya adalah
perjudian, ini yang sering kita jumpai di masyarakat. Beberapa fenomena perilaku
perjudian, sebagai salah satu penyakit sosial masyarakat yang akan diurai dan
diharapkan memberikan kontribusi konstruktif dalam penyelesaiannya akan
diterangkan dalam makalah ini, antara lain; Pertama,hukum perjudian di dalam islam
Kedua, judi sebagai diasosiatif yang mengakibatkan terjadinya penyakit sosial
masyarakat, dan ketiga upaya pendekatan untuk menyelesaikan dan merehabilitasi
penyakit sosial judi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perjudian ?
2. Apa hukum perjudian dalam islam ?
3. Apa saja yang termasuk dalam perjudian ?
4. Apa dampak dari perjudian ?
5. Bagaimana cara menghindari perjudian?

BAB II

1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perjudian
QS.Al-Maidah 90-91
       
         
       
           

90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah (434), adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. (434).

Menurut Ibnu abbas berkata : al-maisir adalah al-qimaar yang artinya


taruhan atau judi. Menurut imam syaukani: setiap permainan yang dilakukan
dengan cara tidak lepas dari merampas harta orang lain atau merugikan
dinamakan al-maisir atau berjudi.Dari keterangan diatas maka berjudi alah adalah
o suatu aktifitas yang direncanakan ataupun tidak dengan melakukan spekulasi
ataupun rekayasa untuk mendapatkan kesenangan dengan menggunakk
jaminan
o ataupun taruhan yang tidak dibenarkan, bagi yang menang diuntungkan dan
bagi yang kalah dirugikan.

Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu


pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan
menjadi pemenang.. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya
kepada si pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan
dimulai.
Undian dapat dipandang sebagai perjudian dimana aturan mainnya adalah
dengan cara menentukan suatu keputusan dengan pemilihan acak. Undian biasanya
diadakan untuk menentukan pemenang suatu hadiah.
Contohnya adalah undian di mana peserta harus membeli sepotong tiket yang
diberi nomor. Nomor tiket-tiket ini lantas secara acak ditarik dan nomor yang ditarik

2
adalah nomor pemenang. Pemegang tiket dengan nomor pemenang ini berhak atas
hadiah tertentu.
Meskipun masalah perjudian sudah diatur dalam peraturan perundang-
undangan, tetapi baik dalam KUHP maupun UU No. 7 tahun 1974 ternyata masih
mengandung beberapa kelemahan. Kelemahan ini yang memungkinkan masih
adanya celah kepada pelaku perjudian untuk melakukan perjudian. Adapun beberapa
kelemahannya adalah :
Perundang-undangan hanya mengatur perjudian yang dijadikan mata
pencaharian, sehingga kalau seseorang melakukan perjudian yang bukan sebagai
mata pencaharian maka dapat dijadikan celah hukum yang memungkinkan perjudian
tidak dikenakan hukuman pidana.

B. Macam-Macam Judi
 Togel.
Permainan togel adalah permainan menebak angka yang akan dikeluarkan
bandar / rumah judi pada saat tertentu dengan imbalan yang sangat fantastis
tergantung ketepatan dan jumlah angka benar yang menjadi tebakan kita,togel
banyak disebut toto gelap.
 Sabung Ayam.
Sabung Ayam adalah kegiatan mengadu keberanian dan daya tempur juga
nyali dari ayam ayam yang menjadi jago atau gaco dengan cara mengadu dengan
ayam jago atau gaco orang lain,kegiatan adu ayam belum tentu langsung menjadi
kegiatan perjudian tergantung ada unsur taruhan atau tidak,karena ada orang yang
mengadu ayam hanya untuk kesenangan atau malah karena adat istiadat yang turun
temurun
 SDSB
Permainan ini sama dengan togel tapi sekarang SDSB sudah tidak lagi
beraktifitas karena sudah ditutup oleh negara,awalnya SDSB ini untuk sumbangan
olah raga liat saja kepanjangan dari SDSB yaitu Sumbangan Dana Sosial Berhadiah.
 Dadu

3
Dadu dalam bahasa arab dadu diberi nama an-narod atau zahrotutowilah Imam
nawawi berkata an-narod adalah dadu orang asing yang telah dikenal bangsa arab,
bentuknya berupa kayu atau batu perisai ditandai permukaannya dengan titik bulat.
Berdasarkan hadis nabi yang berbunyi : barangsiapa yang bermain dadu maka
seolah-olah dia mencelupkan tangannya di dalam daging babi dan darahnya
(HR.Muslim: 4194)
 Kartu remi
Kartu remi dikenal dalam bahasa arab dikenal dengan nama laba tulwaraqah
permainan ini tersebar dimana-dimana utamanya diwarung kopi pinggir jalan raya
pos kampling dll. Syaikh manshur bin hasan alu salman : kalau kita tinjau permainan
resmi menurut pendapat yang benar hukumnya haram dengan tinjauan:
a. Permainan remi sama dengan dadu karena keduanya dilakukan dengan taksiran
dan secara kebetulan dan tiba-tiba
b. Permainan remi menyerupai orang kafir, orang fasik dan orang gila
c. Permainan remi masuk dalam kaidah ahli fiqh ; semua permainan yang berkisar
dengan taksiran, keraguan dan tiba-tiba hukumnya sama dengan permainan dadu

C. Hukum Judi dalam Islam


Dalam al-Qur'an, kata maysir disebutkan sabanyak tiga kali, yaitu dalam surat
al-Baqaraħ (2) ayat 219, surat al-Mâ`idaħ (5) ayat 90 dan ayat 91. Ketiga ayat ini
menyebutkan beberapa kebiasaan buruk yang berkembang pada masa jahiliyah,
yaitukhamar, al-maysir, al-anshâb (berkorban untuk berhala), dan al-azlâm
(mengundi nasib dengan menggunakan panah).
Penjelasan tersebut dilakukan dengan menggunakan jumlah khabariyyah dan
jumlah insya`iyyah. Dengan penjelasan tersebut, sekaligus al-Qur'an sesungguhnya
menetapkan hukum bagi perbuatan-perbuatan yang dijelaskan itu. Di dalam surat al-
Baqaraħ (2) ayat 219 disebutkan sebagai berikut:
‫يسألونك عن الخمر والميسر قل فيهما إثم كبير ومنافع للناس وإثمهما أكبر من نفعهمسسا ويسسسألونك‬
‫ماذا ينفقون قل العفو كذلك يبين ا لكم اليات لعلكم تتفكرون‬
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya." Dan mereka bertanya kepadamu apa yang

4
mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
Sehubungan dengan judi, ayat ini merupakan ayat pertama yang diturunkan
untuk menjelaskan keberadaannya secara hukum dalam pandangan Islam. Setelah
ayat ini, menurut al-Qurthubiy kemudian diturunkan ayat yang terdapat di dalam
surat al-Ma'idah ayat 91 (tentang khamar ayat ini merupakan penjelasan ketiga
setelah surat al-Nisa` ayat 43). Terakhir Allah menegaskan pelarangan judi dan
khamar dalam surat al-Ma'idah ayat 90.
Al-Thabariy menjelaskan bahwa "dosa besar" (‫ )إثم كبير‬yang terdapat pada judi
yang dimaksud ayat di atas adalah perbuatan judi atau taruhan yang dilakukan
seseorang akan menghalangi yang hak dan, konsekwensinya, ia melakukan
kezaliman terhadap diri, harta dan keluarganya atau terhadap harta, keluarga dan
orang lain.
Di dalam surat al-Mâ`idaħ (5) ayat 90 dan ayat 91 Allah berfirman sebagai
berikut:

‫يا أيها الذين آمنوا إنما الخمر والميسر والنصساب والزألما رجسس مسن عمسل الشسيطان فساجتنبوه‬

‫لعلكم تفلحون إنما يريد الشيطان أن يوقع بينكم العداوة والبغضسساء فسسي الخمسسر والميسسسر ويصسسدكم‬

‫عن ذكر ا وعن الصلة فهل أنتم منتهون‬

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi
itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”.

D. Akibat Perjudian
Dalam surat al-Baqaraħ (2) ayat 219, Allah SWT menjelaskan bahwa khamar
dan al-maysir mengandung dosa besar dan juga beberapa manfaat bagi manusia. akan
tetapi dosanya lebih besar dari manfaatnya. Manfaat yang dimaksud ayat itu,

5
khususnya mengenai al-maysir, adalah manfaat yang hanya dinikmati oleh pihak
yang menang, yaitu beralihnya kepemilikan sesuatu dari seseorang kepada orang lain
tanpa usaha yang sulit. Kalaupun ada manfaat atau kesenangan lain yang
ditimbulkannya, maka itu lebih banyak bersifat manfaat dan kesenangan semu.
Pada bentuk permainan al-mukhâtharaħ, pihak yang menang bisa
memperoleh harta kekayaan yang dijadikan taruhan dengan mudah dan bisa pula
menyalurkan nafsu biologisnya dengan isteri pihak yang kalah yang juga dijadikan
sebagai taruhan. Sedang pada bentuk al-tajzi`aħ, pihak yang menang merasa bangga
dan orang-orang miskin juga bisa menikmati daging unta yang dijadikan taruhan
tersebut. Akan tetapi, al-maysir itu sendiri dipandang sebagai salah satu di antara
dosa-dosa besar yang dilarang oleh agama Islam.
Penegasan yang dikemukakan pada suat al-Baqaraħ (2) ayat 219 bahwa dosa
akibat dari al-maysir lebih besar daripada manfaatnya memperjelas akibat buruk
yang ditimbulkannya. Di antara dosa atau risiko yang ditimbulkan oleh al-maysir itu
dijelaskan dalam surat al-Mâ`idaħ (5) ayat 90 dan 91. Kedua ayat tersebut
memandang bahwa al-maysir sebagai perbuatan setan yang wajib dijauhi oleh orang-
orang yang beriman. Di samping itu, al-maysir juga dipergunakan oleh setan sebagai
alat untuk menumbuhkan permusuhan dan kebencian di antara manusia, terutama
para pihak yang terlibat, serta menghalangi konsentrasi pelakunya dari perbuatan
mengingat Allah dan menunaikan shalat. Al-Alusiy menjelaskan bahwa kemudaratan
yang dapat ditimbulkan oleh perjudian antara lain, selain perbuatan itu sendiri
merupakan cara peralihan (memakan) harta dengan cara yang batil, adalah membuat
para pecandunya memiliki kecenderungan untuk mencuri, menghancurkan harga diri,
menyia-nyiakan keluarga, kurang pertimbangan dalam melakukan perbuatan-
perbuatan yang buruk, berperangai keji, sangat mudah memusuhi orang lain.
Semua perbuatan itu sesungguhnya adalah kebiasaan-kebiasaan yang sangat
tidak disenangi orang-orang yang berfikir secara sadar (normal), tapi orang yang
sudah kecanduan dengan judi tidak menyadarinya, seolah-olah ia telah menjadi buta
dan tuli. Selain itu, perjudian akan membuat pelakunya suka berangan-angan dengan
taruhannya yang mungkin bisa memberikan keuntungan berlipat ganda .

E. Menghindari Perjudian dan Hikmahnya

6
1. Hendaknya ikhlas karena Allah untuk benar-benar tidak melakukan perbuatan
judi, dan memohon kepada-Nya setiap saat agar dijauhkan dari perbuatan tersebut.
2. Meyakini bahwa perbuatan judi hukumnya haram. Setiap perbuatan yang haram
bila dilanggar pasti akan membahayakan, baik di dunia maupun di akhirat. Allah
'Azza wa Jalla berfirman, artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khomer, berjudi, (berqurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah perbuatan keji yang termasuk amalnya setan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. al-Maidah
[5]: 90)
3. Hendaknya memahami bahwa bila penghasilannya haram maka do'anya tidak
akan diterima atau dikabulkan oleh Alloh Subhana wa Ta'ala.
4. Memahami bahwa penghasilannya dari hasil judinya itu tidak akan berbarokah.

Hikmah menghindari perjudian :


a. Orang akan istiqomah menjalankan tanggung jawab yang diemban dalam
kaitannya dengan Allah ataupun sesama manusia
b. Perekonomian kelauarga akan dapat distabilkan dengan berbagai usaha yang
nyata-nyata hala; dan menhasilkan rizki yang barokah
c. Mantap dan khusu dalam berdzikir dan beribadah kepada Allah SWT
d. Menyebabkan orang konsisten menjalankan kewajiban terhadap diri, orang lain
dan penciptanya
e. Menjadikan orang tekun dan bersemangat untuk terus berusaha sesuai dengan
kebenaran yang diyakini
f. Meninggalkan perbuatan berjudi menjadi motivasi untuk mengamalkan agama
atau berkarya bagi nusa dan bangsa
g. Banguna kehidupan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya menjadi kokoh
dan mandiri karena jauh dari persengketaan
h. Memupuk perasaan malu dan kasih sayang terhadap sesama manusia
i. Menumbuhkan kedamaian dan kebahagiaan sebab meninggalkan
perbuatanjudidapat meningkatkan kepemilikan harta benda dan menjaga harga diri
seseorang.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku perjudian jelas sangat bertentangan dengan norma, nilai, dan hukum yang
bersumber dari agama dan hukum positif yang berlaku di Indonesia. Motif berjudi
sebenarnya terobsesi oleh adanya insentif ekonomi yang bagi pelaku diekspektasikan
akan memperoleh keuntungan yang berlipat-lipat maka dengan tercetuslah perilaku
judi yang bila dianggap sebagai adiksi maka kemudian berubah menjadi kompulsif.
Dari uraian tersebut, dapat dberikan kesimpulan, bahwa:
1. Individu yang melakukan tindakan berjudi terdorong motif untuk memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya (utility maximitation) bagi kesejahteraannya.
Sekuensial dari perilaku tersebut akan berefek kepada tindakan-tindakan yang
menyimpang lainnya (disfungtional behavior), tidak lagi mematuhi pranata-
pranata social, norma, nilai, dan hukum positif sehingga akan menimbulkan
virus dalam masyarakat. Bagi kajian psikologi sosial, perilaku berjudi dapat
dianggap sebagai gangguan kejiwaaan yang termasuk dalam Impulse Control
Disorders bilamana perilaku tersebut cenderung melakukannya secara masif dan
intens dan sifatnya menetap dan sulit untuk dikendalikan ketergantungan
terhadap judi dapat dikategorikan sebagai adiksi kompulsif.
2. Perjudian merupakan penyakit sosial yang berimplikasi buruk terhadap
lingkungan sosial masyarakat. Kemenangan yang diperoleh dari perjudian tidak
akan bertahan lama justru akan berakibat pada pengrusakan karakter individu
dan kehidupannya. Banyak sudah fakta menceritakan bahwa pemenang judi
tidak selalu memiiki hidup yang sejahtera, sebagian besar mengalami
kemiskinan yang begitu parah dan mengalami alianasi (keterasingan) dari
keluarga dan masyarakat. Kehidupan yang semestinya dapat diperoleh dan
dinikmati dengan keluarga dapat berubah menjadi keburukan. Benar adanya
bilamana Allah dalam al-Quran surat al-Maidah [5]:90-91 menfirmankan bahwa
judi adalah perilaku syaitan, bila tidak dijauhi maka akan menimbulkan
permusuhan dan kebencian.
3. Karena keburukan yang ditimbulkannya maka diperlukan suatu perencanaan
yang strategis antar komponen, baik instansi pemerintah, aparat penegak hukum,
dan tokoh-tokoh masyarakat untuk selalu berikhtiar mengeliminir perilaku judi
dan berbagai media judi dengan berbagai tindakan. Tindakan yang dilakukan
harus menyentuh akar masalah, dengan melakukan kajian yang komrehensif

8
akan memberikan gambaran secara holistik persoalan dan bagaimana untuk
mencegahnya. Terdapat beberapa alternatif produktif dalam mengendalikan dan
merehabilitasi perilaku perjudian tersebut. Namun langkah yang kecil tetapi
dapat memberikan kontribusi yang sangat besar adalah dengan memberikan
edukasi dan pemahaman dari orang tua kepada anak dan didukung dengan
pemahaman agama yang baik akan menjadi imunitas yang kuat untuk menangkal
penyakit judi yang dianggap sebagai patologi sosial.

B. Saran
Sesuai arti dalam surah AL MAIDAH yaitu “Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah (434), adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”

DAFTAR PUSTAKA

9
https://plus.google.com/113433339776683516327/posts/hWoqg76giF5
http://mbahdaur.blogspot.com/2012/05/macam-macam-perjudian-di- indonesia.html

10

Anda mungkin juga menyukai