Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Umar bin Khattab merupakan salah seorang sahabat Nabi dan Khalifah kedua
setelah wafatnya Abu Bakar As-Sidiq. Umar bin Khattab bergelar Al-Faruq yang berarti
bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Umar bin al-Khattab lahir di Mekkah dari Bani Adi yang masih satu rumpun dari
suku Quraisy dengan nama lengkap Umar bin al-Khattab bin abdul Uzza. Keluarga Umar
tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu
merupakan sesuatu yang sangat jarang terjadi.
Umar bin Khattab dikenal memiliki fisik yang kuat, sehingga ia amat disegani dan
ditakuti pada masa itu. Beliau memiliki watak yang keras hingga dijuluki sebagai “Singa
Padang Pasir”. Sebelum memeluk agama Islam beliau di kenal sebagai orang yang
gemar meminum-minuman keras, namun setelah menjadi muslim beliau tidak lagi
menyentuh alkohol sama sekali..

1.1.1 Umar bin Khattab Memeluk Agama Islam


Ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam di Mekkah, Umar
menanggapinya dengan amat antipati. Pada puncak kebenciannya, Umar
mencoba membunuh Nabi. Namun dalam perjalanannya, Umar bertemu dengan
salah seorang pengikut Nabi yang bernama Nu’aim bin Abdullah dan memberikan
kabar bahwa saudara perempuan Umar telah memeluk Islam. Mengetahui hal
tersebut, Umar merasa marah dan kembali ke rumahnya dengan maksud untuk
menghukum adiknya. Sesampainya di rumah, Umar menjumpai saudarinya yang
sedang membaca Al-Quran Surat Thoha ayat 1-8, Umar menjadi semakin marah
dan ingin memukul saudarinya.
Umar kemudian meminta agar ia melihat bacaan saudarinya tersebut.
Beliau merasa sangat takjub melihat isi Al-Quran dan merasa terenyuh ketika
adiknya kembali membaca Al-Quran. Setelah itu, Umar menyatakan untuk
memeluk agama Islam. Keputusan tersebut membuat seluruh masyarakat Mekkah
terkejut dan merasa heran, karena seorang yang terkenal memiliki watang yang
keras dan pernah membenci Nabi Muhammad SAW  bisa tersentuh hatinya
melalui lantunan ayat suci Al-Qur’an. 

1
1.1.2 Umar bin Khattab Berhijrah ke Madinah
Pada tahun 622 Masehi, Umar ikut bersama Nabi Muhammad SAW untuk
berhijrah ke Yastrib Madinah. Umar juga terlibat dalam beberapa peperangan,
seperti perang Badar, perang Uhud, perang Khaybar. Pada saat hijrah ke
Madinah, Umar dikenal sebagai orang yang selalu membela Nabi Muhammad
SAW dan ajaran Islam. Bahkan beliau tanpa ragu menentang kawan-kawan
lamanya yang dulu bersama-sama ikut menyiksa para pengikut Nabi Muhammad
SAW.

1.1.3 Masa Kekhalifahan Umar bin Khattab


Pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab
menjadi salah satu penasehatnya. Setelah Abu Bakar meninggal pada tahun 634,
Umar bin Khattab di tunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah ke-2
dalam sejarah Islam.
Selama dibawah pemerintahan Umar bin Khattab, kekuasaan Islam tumbuh
dengan sangat pesat. Islam disebarkan ke Mesopotamia dan Persia, Mesir,
Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia. Saat melakukan proses Islamisasi, ada
dua negara yang terkenalamat kuat yaitu Persia dan Romawi, namun keduanya
berhasil di taklukkan oleh ke Khalifahan Umar bin Khattab.
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab banyak dilakukan perubahan
secara administratif terhdap daerah yang baru di taklukkan. Umar memerintahkan
agar diselenggarakan sensus diseluruh wilayah kekuasaan Islam. Pada tahun 638
Masehi, kekhalifahan Umar memperluas dan merenovasi Masjidil Haram (Mekkah)
dan Masjid Nabawi  (Madinah).
Umar bin Khattab dikenal sebagai orang yang hidup dengan
kesederhanaan. Beliau tidak mengikuti gaya hidup yang glamour layaknya para
penguasa di zaman itu. Sekitar tahun ke-17 H yang merupakan tahun ke-4 ke
khalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam
hendaknya mulai dihitung saat peristiwa Hijriah.

1.1.4 Wafatnya Umar bin Khattab


Umar bin Khattab wafat karena dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz) seorang
budak yang, Umar  wafat saat akan memimpin shalat subuh. Diketahui Abu Lukluk
adalah orang yang Persia di mana Persia saat itu berhasil di taklukkan oleh Umar,
jadi terdapat dendam tersendiri dalam Abu Lukluk. Fairuz merasa sakit hati atas
kekalahan Persia yang pada masa itu merupakan negara Adidaya. Umar bin
2
Khattab Wafat pada hari Rabu, 644 Masehi. Setelah wafat, jabatan Khalifah
dipegang oleh Ustman bin Affan.

1.2. Rumusan Masalah


Melalui paparan di atas, penulis ingin merumuskan beberapa permasalahan yang akan
diuraikan. Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Memiliki Loyalitas Tinggi dalam Berdakwah
2. Pemberani dalam Segala Situasi
3. Selalu Bersikap Adil
4. Hidup dalam Kesederhanaan
5. Bertanggung Jawab

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun Yang Menjadi Tujuan Penulisan Adalah :
1. Mengetahui Sifat Memiliki Loyalitas Tinggi dalam Berdakwah
2. Mengetahui Sifat Pemberani dalam Segalah Situasi
3. Mengetahui Sifat Selalu Bersikap Adil
4. Mengetahui Sifat Hidup dalam Kesederhanaan
5. Mengetahui Sifat Bertanggung Jawab

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Memiliki Loyalitas Tinggi dalam Berdakwah


Umar adalah tipikal orang yang setia dan loyal dalam memperjuangkan agama
Islam. Hal ini terwujud melalui loyalitasnya kepada Allah dan Rasulullah di berbagai
situasi dan kondisi.
Meskipun memiliki sikap keras dan tegas, Umar selalu menghormati Rasulullah
dan mengikuti ajarannya. Umar juga sosok umat yang taat beribadah dan senantiasa
mengingat Allah.

2.2. Pemberani dalam Segala Situasi


Umar bin Khattab memiliki karakter tegas dan pemberani, meskipun demikian, ia
adalah orang yang berhati lembut dan mudah berempati dengan orang lain. Sifat tersebut
dapat kita teladani dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun
sudah memiliki sikap percaya diri dan pemberani, kita juga tetap harus memiliki rasa
empati atau kepedulian terhadap orang lain.

2.3. Selalu Bersikap Adil


Umar merupakan sosok khalifah yang adil dan bijaksana. Ia tidak ragu untuk
memberi hadiah ataupun hukuman bagi siapa saja yang layak mendapatkannya. Dengan
bersikap adil, maka kehidupan dapat lebih seimbang dan setiap orang mendapatkan apa
yang menjadi haknya.

2.4. Hidup dalam Kesederhanaan


Umar bin Khattab dari adalah seorang khalifah yang selalu hidup dalam
kesederhanaan. Ia selalu merasa cukup dengan rezeki yang Allah berikan setiap harinya.
Dengan hidup secara sederhana, maka kita akan lebih mudah bersyukur dan tidak perlu
tergiur dengan harta yang bergelimang.

2.5. Bertanggung Jawab


Keteladan Umar bin Khattab juga terpancar lewat caranya memimpin umat Islam.
Ia adalah sosok pemimpin selalu memikirkan nasib umatnya, sehingga hal ini tercermin
lewat setiap kebijakan yang dibuatnya. Umar telah menerapkan pembaharuan di berbagai
struktur pemerintahan dan mengedepankan efisiensi. Hal ini dilakukan semata-mata untuk
meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan umat Islam

4
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Keteladanan Umar bin Khattab sangat patut dicontoh, apalagi bagi kita yang ingin
menjadi Seorang pemimpin. Sebelum memimpin orang lain, hendaknya kita belajar untuk
memimpin diri sendiri dengan meneladani sifat Umar bin Khattab seperti yang telah
dijelaskan di atas.
Keteladanan yang di miliki Umar bin Khattab juga bias kita terapkan di dalam
kehidupan bermasyarakat.

3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masi banyak kekurangan oleh
karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan dalam membuat
makalah.

Anda mungkin juga menyukai