Kelas : 4C MPI
Mata Kuliah : Kepemimpinan Pendidikan
Hijrah ke Madinah
Pada tahun 622 Masehi, Umar ikut bersama Nabi Muhammad SAW untuk berhijrah ke Yastrib
Madinah. Umar juga terlibat dalam beberapa peperangan, seperti perang Badar, perang Uhud,
perang Khaybar. Pada saat hijrah ke Madinah, Umar dikenal sebagai orang yang selalu
membela Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam. Bahkan beliau tanpa ragu menentang
kawan-kawan lamanya yang dulu bersama-sama ikut menyiksa para pengikut Nabi
Muhammad SAW.
Umar bin Khatab dikenal sebagai orang yang hidup dengan kesederhanaan. Beliau tidak
mengikuti gaya hidup yang glamour layaknya para penguasa di zaman itu. Sekitar tahun ke-17
H yang merupakan tahun ke-4 ke khalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa
penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa Hijriah.
Wafatnya Umar bin Khatab
Umar bin Khatab wafat karena dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz) seorang budak yang fanatik,
Umar wafat saat akan memimpin shalat subuh. Diketahui Abu Lukluk adalah orang Persia
yang masuk Islam setelah Persia di taklukkan oleh Umar, jadi terdapat dendam tersendiri dalam
Abu Lukluk. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia yang pada masa itu merupakan
negara Adidaya. Umar bin Khatab Wafat pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23H/644M.. Setelah
wafat, jabatan Khalifah dipegang oleh Ustman bin Affan.
b). Apa yang membuat pemimpin tersebut menjadi pemimpin yang hebat?
1)Penduduk Surga yang berjalan di Muka Bumi
Rasul memuliakan kedudukan Umar. Dalam sebuah riwayat Said bin al-Musayyib bahwa Abu
Hurairah berkata, ketika kamu sedang berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda:
“Sewaktu tidur, aku bermimpi seolah-olah aku berada di Surga. Kemudian aku melihat seorang
wanita berwudhu di samping sebuah istana, maka aku bertanya, ‘Milik siapa istana ini?’
Mereka menjawab, ‘Milik umar’. Maka aku teringat akan kecemburuan Umar sehingga aku
menjauhi istana itu”. Umar menangis dan berkata, “Demi Allah mana mungkin aku akan
cemburu kepadamu wahai Rasulullah”. (HR. Bukhari).
Saat masih menjadi pemimpin kaum kafir, Umar bin Khattab memang sudah terkenal di
kalangan Umat Muslim sebagai musuh yang patut diperhitungkan. Mengingat Ia-lah yang
menjadi pemimpin terdepan untuk menyakiti umat muslim.
Hidayah Allah untuk meluluhkan hati Umar yang begitu keras amat mudah untuk diluluhkan.
Penggalan surat Thaha membuat hati Umar luluh lantah dan segera memeluk Islam. Ini juga
berkat doa Rasulullah SAW kepada Allah atas Amirul Mukminin.
Islam semakin kuat setelah Umar masuk agama Allah ini. Ia terkenal cakap dalam mengatur
strategi perang, kekuasaan islam meluas dengan cepat.
Ia menjadi manusia yang amat ditakuti oleh setan. Dalam salah satu riwayat dari ‘Aisyah r.a
bahwa Rasulullah pernah bersabda, ”Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar”
Rasulullah bersabda yang berbunyi:
“Wahai Ibnul Khattab, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan bertemu
dengannmu di suatu jalan melainkan ia akan mengambil jalan yang lain dari jalanmu.” (HR.
Bukhari, no.3480)
Umar bin Khattab dalam sirah Islam dikenal sebagai sosok yang pemberani dan seorang
mujtahid yang banyak mengeluarkan fatwa. Beliau juga seorang khalifah yang kharismatik.
Sebagai seorang khalifah, sudah barang tentu beliau adalah pemimpin atau leader. Leadership
atau kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk bisa mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan bersama. Kemampuan untuk mempengaruhi inilah yang menjadi pangkal
utama dan pertama penyebab daripada kegiatan, proses atau kesediaan untuk merubah
pandangan atau sikap kelompok orang-orang, baik dalam hubungan organisasi formal maupun
nonformal.
Sosok pribadi Umar adalah sosok yang penuh tanggung jawab. Ini terbukti ketika Abu Bakar
membaiatnya untuk jadi khalifah, sebenarnya Umar merasa keberatan karena sadar akan resiko
yang akan dipikulnya. Namun karena rasa tanggung jawabnya terhadap umat dan agama Islam,
akhirnya beliau bersedia menjadi khalifah.
Umar juga seorang pemimpin yang humanis. Beliau telah mengharamkan bagi dirinya
kesenangan-kesenangan sebagai seorang khalifah karena sikap empatinya terhadap rakyatnya.
Di samping itu, belau juga seorang pemimpin yang futuristik, mempunyai ketajaman
pandangan jauh ke masa depan, pemimpin yang demokratis, dan pemimpin yang mempunyai
kemampuan prima dalam berkomunikasi dengan massa. Sebagai khalifah beliau juga
mempunyai kesempatan untuk melakukan dakwah struktural melalui kebijakan-kebijakan
politik yang dijalankannya.
1. Musyawarah
Gaya kepemimpinan pertama Umar bin Khattab yang patut ditiru yaitu senang bermusyawarah.
Dalam musyawarah itu pun Umar bin Khattab tidak pernah menempatkan dirinya pada posisi
penguasa, melainkan hanya manusia biasa dengan kedudukan sama seperti anggota
musyawarah lain.
Bahkan Umar menyatakan bahwa anggota musyawarah yang lain merupakan guru yang akan
menunjukkan jalan melalui pendapat yang diutarakan untuk memperjelas kebenaran.
Umar pun yakin cara tersebut dapat menyelamatkannya dari pertanggungjawaban hisab di
akhirat kelak.
Pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab , kekayaan negara digunakan untuk melayani
rakyat. Pada waktu itu sesuai dengan kebutuhan, Umar membangun benteng dan tembok besar
guna melindungi umat muslim.
Kota-kota juga dikembangkan untuk mensejahterakan rakyat. Umar sama sekali tidak pernah
berpikir untuk mengambil keuntungan dari pribadi atau keluarganya.
Malah bisa dibilang kehidupan Umar cukup zuhud dan tidak terlena dengan kenikmatan dan
kemewahan.
Umar pernah berkata pada dirinya sendiri untuk tidak memperbudak manusia karena pada
hakikatnya manusia dilahirkan dalam kondisi bebas merdeka.
Menurut Umar setiap orang memiliki kebebasan. Umar sama sekali tidak takut akan kebebasan
bangsanya karena kebebasan yang diberikan cukup sederhana dan bersifat universal.
Bagi umar kebebasan yaitu kebebasan kebenaran yang berarti ada di atas semua peraturan.
Kebenaran yang dimaksud itu sendiri adalah Islam dan bukan kebebasan atas dasar logika
logika liberalis.
Seorang pemimpin juga harus siap mendengar dan menerima kritik. Hal ini pun termasuk
dalam salah satu gaya kepemimpinan Umar bin Khattab.
Pernah suatu saat Umar terlibat dalam percakapan dengan seorang rakyatnya. Rakyat tersebut
sangat bersikukuh atas pendapatnya pribadi sampai-sampai orang tersebut berulang kali
mengatakan “takutlah engkau kepada Allah” yang ditujukan kepada Umar.
Melihat hal tersebut salah satu sahabat Umar membentak balik rakyat tadi. Melihat tindakan
sahabatnya, Umar malah bersikap rendah hati dan mengucapkan “Biarkan dia, sungguh tak ada
pujian di dalam diri kita, dan tidak ada pujian di dalam diri kita bila tidak mendengarkannya.”
5. Terjun Langsung Mengatasi Masalah Rakyat
Umar bin Khattab sangat populer sebagai seorang pemimpin yang tidak sungkan untuk terjun
langsung mengatasi masalah rakyatnya. Di saat orang lain tidur lelap, Umar pun melakukan
patroli guna memastikan kondisi rakyatnya. Umar khawatir bilamana ada rakyatnya yang tidak
bisa tidur karena stres. Benar saja.
Suatu waktu pernah Umar menemukan seorang ibu yang anak-ankanya menangis karena itu.
Sementara sang ibu tidak memiliki bahan makanan untuk dimasak. Maka Umar pun menuju
Baitul Maal dan membawakan gandum untuk keluarga tersebut.
4) Rajin bersedekah