2
Ibid, hal. 65
C. Pengangkatan Khalifah Umar bin Khattab
Tatkala sakit Abu Bakar semakin parah, ia mengumpulkan beberapa orang dari
kalangan sahabat. Di hadapan mereka, Abu bakar mengatakan, “kalian telah melihat
keadaan saya seperti ini. Aku kira sakit yang aku derita ini akan mengantarkanku kepada
ajalku. Oleh karena itu, hendaklah kalian memilih orang yang kalian cintai, untuk
menjadi pemimpin kalian. Bila kalian memilihnya selagi aku masih hidup, maka yang
dicalonkan dan malah mencalonkan sahabat yang lain yang dianggap layak menjadi
Khalifah. Karna musyawarah ini tidak membuahkan hasil, maka mereka menyerahkan
kembali persoalan ini kepada Abu Bakar As-Shiddiq.kemudian kepada Abu Bakar
Anda saja.” Abu Bakar menjawab tunggu dulu sampai aku menemukan calon khalifah
yang tepat.”
Setelah itu Abu Bakar memanggil Abdurrahman bin Auf dan bertanya,
“Bagaimana pendapat Anda mengenai Umar bin Khattab?” Abdurrahman bin Auf
menjawab, “Anda lebih tahu tentang dia disbanding saya”. Lalu Abu Bakar memanggil
Usman bin-Affan dan bertanya, “Bagaimana pendapat Anda mengenai Umar bin
Khattab?” Abu Bakar bertanya lagi, “Bagaimana pendapat Anda jika dia saya calonkan
3
DR. Muhammad Ash-Shalabi, 2010 the great leader of Umar bin Al-Khattab,cet. I (Jakarta : PT. Pustaka Litera) ,
Semua sahabat dari golongan Muhajirin dan Ansar memiliki persepsi yang sama
mengenai Umar bin Khattab, kecuali Talha bin Abdullah. Talha hawatir mengenai sikap
umar yang berwatak keras. Abu Bakar berkata, “Umar bersikap demikian, karena dia
melihatku terlalu bersikap lemah. Sekiranya dia menjabat sebagai khalifah, niscaya dia
akan meninggalkan banyak dari sifatnya itu. 4 maka pada saat itulah diumumkan bahwa
Pada saat Umar resmi menjabat sebagai kahlifah, Umar lalu naik ke mimbar dan
berpidato ada beberapa yang meriwayatkan bahwa pidato Umar bin Khattab berbunyi, “
Ya Allah, aku ini orang yang keras, maka jadikanlah aku orang yang lemah lembut. Aku
ini orang yang lemah, maka jadikanlah aku orang yang kuat. Aku ini orang yang kikir
D. Perluasan Wilayah
A. Penaklukan Syiria.
Salah satu kota penting di Siria, yaitu Damaskus. Penaklukan kota ini, sudah
dimulai pada masa Khalifah Abu Bakar, tetapi kota ini mampu direbut pada saat
kepemimpinan Umar bin Khattab. Sebelum masuk dalam kedalam wilayah kekuasaan
Islam sepenuhnya, Syiria dan Palestina berada dalam situasi yang sangat
memprihatinkan, karena mereka selalu dibebani dengan berbagai pungutan dan pajak
ini tentu membuat rakyatnya menderita, tidak hanya menderita lahir, namun juga
menderita batin.
4
Ibid hlm. 117.
5
Ibid hlm. 123.
Selain itu, mereka dipaksa untuk mengikuti aliran agama yang tidak sepaham
dengan mazhab yang dianut oleh kebanyakan masyarakat Syiria dan Palestina. Para
sedangkan mayoritas masyarakat Syiria dan Palestina meganut paham monofosit, yaitu
Dengan keadaan tersebut tentu saja membuat masyarakat Syiria dan Palestina
menanti kehadiran sang pembela yang akan memebebaskan mereka dari cengkraman
sangat diperlukan. Sehingga kedua kota tersebut dapat di taklukkan pada masa khalifah
tahun 13 H, Abu Ubaidah bin Jarrah mencoba menaklukkan beberapa wilayah di Syiria
dan Palestina. Setahun kemudian yaitu pada tahun 14 H, Damaskus dapat dikuasai.pada
tahun 16 H tentara Islam dibawah pimpinan Amr bin Ash dapat menaklukkan tentara
romawi di Ajnadin. Secara berturut-turut beberapa kota di Syiria dan Palestina dapat
dikuasai, seperti Baitul Maqdis dikuasai Umat Islam pada tahun 18 H. dengan jatuhnya
Baitul Maqdis, maka seluruh wilayah Syiria dan Palestina berada di bawah wilayah
kekuasaan Islam.
Setelah Syiria dan Palestina berhasil dikuasai, maka selanjutnya Khalifah Umar melanjutkan
perluasan wilayah ke Irak dan Persia. Sebenarnya Irak sudah dapat dikuasai pada masa
Khalifah Abu bakar di bawah komando panglima perang Khalid bin Walid. Akan tetapi
pasukan Khalid meninggalkan Irak dan membantu pasukan Islam lainnya di Syiria,
kesempatan itu dipergunakan oleh orang-orang Persia untuk mengusir umat Islam keluar
dari Irak dibawah pimpinan panglima Rustum. Oleh karena itu, Umar mengirim Sa’ad bin
Abi Waqqash untuk menundukkan kembali Irak dan Persia. Setelah melalui peperangan
yang dasyat, ahirnya Irak dan Persia dapat dikuasai kembali pada tahun 21 H, dalam
Jatuhnya Qadisia merupakan pertanda kemenangan Umat Islam karena kota ini
merupakan pusat pertahanan terakhir dari tentara Persia. Sejak saat itu, perkembangan
Islam di Persia semakin maju, karena semua masyarakatnya memiliki peradaban yang
cukup tinggi.6
Sama halnyan dengan di Syiria dan Palestina, korban penjajahan yang dilakukan
masyarakat mesir meminta bantuan kepada penguasa Muslim di Madinah. Untuk itu,
Umar bin Khattab pada tahun ke 18 H atau 639 M memerintahkan pasukan muslim yang
Waktu itu berada di bawah komando Amr bin Ash yang memimpin 4000 tentara. Mula-
mula Amar bin Ash memperoleh kemenangan, namun pada saat dia sampai di dinding
Babilon, suatu pusat Byzantium yang sangat besar. Amr merasa kekurangan pasukan.
Untunglah Zubair bin Al-awwam seorang pemimpin Muhajirin dating membantu dengan
6
Dr. H. Murodi, MA. 2008, Sejarah Kebudayaan Islam.. Pendidikan madrasah Aliyah XII. Hlm.58
6.000 tentara bantuan.7 Dengan datangnya bantuan ini, pasukan Islam mendapatkan
2) Memperluas Kekuasaan Islam Ke Afrika serta runtuhnya Kerajaan Persia dan Romawi
Dalam rangka ingin menuntaskan sisa kekuatan Persai yang telah dikalahkan pada
masa Abu Bakar, Umar meneruskan perjuangannya Dallam pertempuran Al-Jisr (13
H/634 M) dan pertempuran Al-Buwayb (13 H/634 M). Setelah memperoleh kemenangan,
Abu Ubaidah Al-Jarrah, penggati Khalid bin Walid, dengan bala tentaranya mengepung
kota Damaskus. Damaskus dapat di kuasai tanpa perlawan tahun 14H, demikian juga
pada tahun yang sama tentara Islam menguasai Qadisiyah dan Mada’in yang menjadi ibu
kota Persia. Dengan jatuhnya Mada’in ketangan kaum musilimin, sejarah menutup
lembaran hitam umat manusia dibawah penguasa yang dzalim.
Setelah menguasi Persia, pasukan Islam beralih ke Byzantium. Penguasaan
pasukan Islam terhadap romawi (Byzantium) ditandai dengan kekalahan mereka di
pertempuran ‘Ayn Asy-Syams’ pasukan romawi berlindung di benteng Babilonia Mesir
yang kemudian dikepung oleh pasukan Islam yang dipimpin oleh Amr bin Ash. Pasukan
Romawi yang berlidung di dalam benteng tersebut akhirnya menyerah dan meminta
berdamai. Namun romawi masih punya kota Iskandariyah ( Alexandria) yang merupakan
ibu kota mereka di Mesir. Amr bin Ash berpikir bahwa Mesir tidak akan aman dari
7
Syed Mahmudunnasir, 2013 ISLAM,Konsepsi dan Sejarahnya.cet. ke-4.(Bandung : Pustaka setia) Hlm. 154.
Romawi selama merekan masih menguasai Iskandariyah. Oleh sebab itu, pasukan Islam
melanjutkan pengepungan ke Iskandariyah. Heraclius, kaisar Romawi meninggal,
pengepugan Iskaandariyah pun tidak berlangsung lama. Romawi meminta berdamai dan
bersedia meninggalkan sebagian besar wilayah Mesir secara permanen.
Setelah berhasil membebaskan Mesir dari kekuasaan Romawi
(Byzantium), Amr bin Ash dan tentaranya melanjutkan perjalanan ke barat. Mereka
menguasai Barqah di Libya tahun 21H/ 643 M. Kemudia Tripolli (ibu kota Libya
sekarang) pada tahun 22 H/ 634 M. Perluasan ini menjadi perluasan terakhir di masa
Khalifah Umar bin Khattab.
Pada tahun 16 H/636 M kota Basrah dibangun setelah tentara Islam pimpinan
Sa’ad bin Abi Waqash menguasai Irak. Pemilihan tempat tersebut dilakukan sendiri oleh
khalifah Umar, yaitu sebuah tempat dekat dengan kota pelabuhan Ubullah di teluk Persia.
Selama pemerintahan khalifah Umar, kota Basrah dijadikan markas tentara Islam.
Untuk mengajarkan Islam kepada penduduk Basrah, khalifah Umar mengirim ulama-
ulama dari Madinah ke kota itu, diantaranya Hasan al-Basri. Sejak itu Basrah menjadi
salah satu pusat pendidikan di dunia Islam. Untuk memenuhi kebutuhan air bagi
masyarakat Basrah, khalifah Umar memerintahkan untuk membuat saluran dari sungai
Tigris ke kota itu.
Kejayaan dan kemuliaan Umar bin Khattab telah membuat panji-panji islam berkibar
tinggi. Keadaan itu membuat musuh-musuh islam makin membencinya. Mereka adalah
orang-orang Persia serta beberapa kalangan Yahudi. Mereka kemudian menyusun rencana
untuk membunuh Umar Bin Khattab.
Mereka kemudian mengutus seorang budak persia yang bernama Abu Lu’luah al-Majusi
untik melakukan tipu muslihat kepada Umar bin Khattab. Suatu hari, Abu Lu’luah datang
kepada Umar bin Khattab. Ia mengadu kepada Umar bin Khattab bahwa majikannya telah
membebankan kepadanya pajak yang sangat berat. Umar berjanji akan memutuskan hal itu.
Pada hari berikutnya, Abu Lu’luah menyelinap masuk ke Mesjid Madinah. Saat itu
Umar bin Khattab hendak mengejarkan sholat berjamaah bersama kaum muslimin. Baru saja
Umar bin Khattab mengejrjakan sholat, Abu Lu’luah menusuk Umar dari belakang. Akibat
tusukan itu, Umar bin Khattab menderita luka parah. Ia terbaring sakit selama 3 hari fdan
8
Mahrus As’ad , 2013, Ayo Memahami Sejarah Kebudayaan Islam untuk Mts Kelas VII, (Bandung:Erlangga,). Hal. 42-
43.
akhirnya meninggal pada hari Sabtu, 1 Muharram 23 H atau 644 M. Kekhalifahannya
berlangsung selama 10 tahun 6 bulan 4 hari. Ketika sakit, Umar bin Khattab telah memeilih
para sahabatnya agar menentukan salah satu diantara mereka sebagai khalifah pengganti
dirinya. Mereka adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair
bin Awwam, Abdurrahman bin ‘Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqas. Demikianlah pemerintahan
khalifah yang mulia itu. Beliau meninggal pada usia 63 tahun. Akan tetapi, Umar
mewariskan pemerintahan yang besar dan menjadi kekuatan utama di dunia ketika itu.9
Daftrar pustaka
Muhammad Amin Thohari, Sejarah Kebudayaan Islam ,( 2014, PT Tiga Serangkai
9
Sugeng Sugiharto, Bingkai Sejarah Kebudayaa Islam, ( 2013, Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,). Hal. 48-
49