Anda di halaman 1dari 10

CERITA UMAR BIN

KHATAB

Disusun Oleh :
Nama : Raka Aditya Setyawan
No : 7A

SMP NEGERI 1 GODONG


2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setelah Nabi Muhammad saw wafat,umat islam kemudian memilih seorang


pemimpin atau khalifah sebagai pengganti nabi untuk memimpin umat islam. Para
khalifah pengganti nabi Muhammad saw tersebut dikenal dengan sebutan Khulafaur
Rasyidin. Khulafaur Rasyidin terdiri dari Abu Bakar As-siddiq, Umar bin Khattab,
Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Abu Bakar As-siddiq menjabat sebagai khalifah hanya 2 tahun, karena beliau sakit
lalu wafat. Setelah itu beliau digantikan oleh seorang sahabat nabi yang terkenal
dengan keberaniannya yaitu bernama Umar bin Khattab. Umar bin khattab menjabat
sebagai khalifah cukup lama, sekitar sepuluh tahun. Selama beliau memimpin,
banyak sekali jasa-jasa yang dilakukannya untuk kemajuan umat Islam. Oleh karena
itu di dalam makalah ini, kami akan menguraikan kisah singkat khalifah Umar bin
Khattab sebagai khalifah kedua umat islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kepribadian Umar bin Khattab ?

2. Bagaimana proses diangkatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua umat
Islam?

3. Apa saja hal-hal yang telah dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab selama ia
menjadi khalifah?

4. Bagaimana akhir dari kepemimpinan Umar bin Khattab?


C. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui kepribadian Umar bin khattab.

2. Agar mahasiswa mengetahui proses diangkatnya Umar bin Khattab sebagai


khalifah kedua umat Islam.

3. Agar mahasiswa mengetahui hal-hal yang telah dilakukan oleh khalifah Umar
bin Khattab selama ia menjadi khalifah.

4. Agar mahasiswa mengetahui akhir dari kepemimpinan Umar bin Khattab.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepribadian Umar bin Khattab

1. Sebelum memeluk Islam

Menurut Imam al-Dzahabi, Umar bin Khattab lahir pada tahun ke-13 setelah Tahun
Gajah. Anak dari Khattab (Banu Adi) seorang yang pemberani, cerdas, & sangat
dihormati Quraisy dan Ibunya bernama Hantamah bin Hisyam ibn al-Mughirah.
Perekonomiannya menengah-bawah, sejak kecil dia harus membantu ayahnya untuk
menggembalakan unta atau kambing, dan mengangkat kayu bakar. Sejak kecil dia
dididik dengan baca tulis, puisi, berkuda,dan teknik pedang. Ayahnya mendidiknya
dengan keras (tidak ada kompromi untuk suatu kesalahan). Hobinya adalah bergulat,
minum khamr, bersama wanita2 dan menunggang kuda. Dia sebenarnya pedagang,
tapi tidak bisa kaya sebab kurang bisa bergaul dengan baik. Dia adalah orang yang
sangat membenci Islam sebab Islam telah memecah bangsanya. Ia sering berlaku
kasar dan tidak segan-segan menyiksa terhadap siapa saja yang mengikuti agama
islam.

2. Setelah masuk Islam

Menurut Imam al-Dzahabi, Umar masuk Islam pada usia 27 tahun. Masuk islamnya
adalah saat dia mendengarkan kebenaran ayat-ayat Allah (QS. Thaha (20): 1 – 8) dan
QS.Al-Haqqah (69): 42-47).

Setelah masuk islam, Umar bin Khattab menjadi sahabat Nabi Muhammad saw,dan
selalu membela agama Islam dengan gigih, sehingga ia sangat dikagumi oleh para
sahabat lain. Bahkan Rasulullah saw menjulukinya sebagai al-Faruq, karena ia dapat
membedakan antara yang haq dan yang bathil.

Umar bin Khattab merupakan orang yang pertama kali membaiat Abu Bakar· Ia
menjadi Wazir/wakil dari Abu Bakar, yang seringkali memberikan sumbangan saran/
pendapat kepada Khalifah Abu Bakr dalam memecahkan masalah.
B. Proses pengangkatan Umar bin Khattab sebagai khalifah

Pada saat sakit, Abu Bakar sadar bahwa potensi hidupnya tidak lama lagi, dan dia
harus segera memilih pemimpin penggantinya, karena dia tidak ingin peristiwa
Tsaqifah Bani Saidah terjadi lagi. Kemudian Abu Bakr yang sudah mengantongi
calonnya yakni Umar bin Khattab, mengajak diskusi beberapa sahabat penting saat
itu. Berikut ini beberapa tanggapan sahabat :

- Abdurrahman ibn ‘Awf : “Dialah yang mempunyai pandangan terbaik, tetapi dia
terlalu keras.”

- Utsman ibn Affan : “Isi hatinya lebih baik daripada lahirnya. Tak ada orang yang
seperti dia di kalangan kita.”.

-Thalhah ibn Ubaidillah : “Sudah Anda lihat bagaimana ia menghadapi orang


padahal Anda ada di sampingnya. Bagaimana pula kalau sudah Anda tinggalkan?”

Juga dengan Sa’id ibn Zaid ibn Amr, Usaid ibn Hudzair, dan beberapa pemuka
Muhajirin dan Anshar juga memberikan tanggapan yang hampir sama. Keluhan Abu
Bakar: “Saya menyerahkan persoalan ini kepada orang yang terbaik dalam hatiku.
Tetapi, kalian merasa kesal, karenanya menginginkan yang lain. Ya Allah, yang
kuinginkan untuk mereka hanyalah yang terbaik untuk mereka. Aku khawatir mereka
dilanda kekacauan”.

Sejumlah sahabat sudah mendukung pilihannya. Namun, para Sahabat belum dapat
sama sekali menanggalkan persepsi mereka masing-masing terhadap Umar bin
Khattab, yang pada intinya mereka agak keberatan dengan sikap umar yang terlalu
keras. Akhir cerita, Abu Bakar pun tetap berwasiat agar Umar bin Khattab menjadi
penggantinya.

Umar menangkap adanya keberatan dari sahabat Nabi terhadap sikapnya yang keras,
oleh karena itu, dalam pidato politiknya Umar berusaha meyakinkan kepada umat
islam akan kepemimpinannya, dan ternyata dengan komunikasi yang baik, Umar
berhasil meyakinkan umat islam saat itu yang kemudian mendukungnya.
Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara
beramai-ramai membaiat Umar.
C. Hal-Hal yang Telah dilakukan Umar bin Khattab

1. Perluasan wilayah

Di zaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi,


ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara
Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah
kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir
di bawah pimpinan 'Amr bin 'Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa'ad bin Abi
Waqqash. Iskandariah (Alexandria), ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M.
Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota
dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu
kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Moshul
dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar Radhiallahu
‘anhu, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria,
sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.

2. Perbaikan sistem pemerintahan

Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur tata
pemerintahan negara. Sistem pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi:
Makkah, Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa
departemen yang dipandang perlu, didirikan. Pada masanya mulai diatur dan
ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Untuk menjaga keamanan dan
ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum.

3. Menetapkan mata uang dan mendirikan baitul mal

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, dirham dan dinar memiliki standart
sebagai mata uang.

4. Menetapkan kalender Islam dan lambang negara

Kalender hijriah dihitung berdasarkan peredaran bulan qamariyah. Umar bin Khattab
juga menetapkan lambang bulan dan bintang sebagai lambang resmi negara.
5. Pola kepemimpinan sosial yang baik

Selain kebijakan-kebijakan yang progressif, umar juga mengendalikan islam saat itu
dengan pola kepemimpinan sosial yang baik, seperti pola hidup Umar yang
sederhana, dan sangat mengutamakan kesejahteraan umatnya khususnya orang fakir
miskin daripada keluarganya sendiri. Bahkan pada kasus saat paceklik Umar hidup
prihatin sama seperti rakyatnya, dan senantiasa mengontrol keadaan umatnya,
bahkan pada suatu malam ada seorang ibu yang memasak batu untuk menenangkan
anaknya karena tidak punya makanan, ketika Umar tahu hal itu, maka dia langsung
turun tangan menyelesaikannya saat itu juga. Karena takut akan pertanggung
jawaban nantinya diakherat.

D. Akhir dari kepemimpinan Umar bin Khattab

Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa


jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang majusi bernama
Abdul Mughirah yang biasa dipanggil Abu Lu’lu’ah.

Kemudian Umar berwasiat kepada putranya yang bernama Abdullah untuk


memeriksa hutang-hutang Umar dan menyuruh anaknya itu untuk menemui Aisyah
untuk meminta izin dikubur berdampingan dengan kedua sahabatnya (Nabi
Muhammad saw dan Abu Bakar). Mendengar permintaan itu Aisyah berkata
“sebetulnya tempat itu kuinginkan untuk diriku sendiri, tetapi biarlah sekarang
kuberikan padanya”.

Lalu sebagian sahabat berkata kepada Umar ,tunjuklah orang yang engkau
pandang berhak menggantikanmu. Kemudian Umar menjadikan urusan ini
sepeninggalnya sebagai hal yang disyurakan antara enam orang yaitu : Ustman bin
Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin
Abi waqash dan Abdurrahman bin Auf ra. Umar berkeberatan menunjuk salah
seorang diantara mereka secara tegas. Dengan demikian Umar merupakan orang
pertama yang membentuk “team” dari para sahabat dan dinamakan dengan Ahli
Syura, kemudian menyerahkan urusan khilafah sepeninggalnya kepadanya. Secara
demikian, mereka ini merupakan “lembaga politik” tertinggi dalam pemerintahan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebelum masuk islam, Umar bin Khattab ialah orang yang sangat membenci Islam
sebab Islam telah memecah bangsanya. Ia sering berlaku kasar dan tidak segan-segan
menyiksa terhadap siapa saja yang mengikuti agama islam. Namun setelah masuk
islam ,ia adalah seorang sahabat nabi yang sangat gigih dalam membela islam.

Umar bin Khattab adalah khalifah kedua umat islam setelah Abu Bakar As-siddiq.
Umar dipilih berdasarkan wasiat yang diberikan oleh Abu Bakar As-siddiq. Selama
Umar bin Khattab memimpin, banyak sekali hal-hal yang telah dilakukannya untuk
kemajuan Islam, diantaranya perluasan wilayah, perbaikan sistem pemerintahan,
menetapkan mata uang, membuat baitul mal, menetapkan kalender Islam dan
lambang negara, serta dalam memimpin ia juga menunjukkan pola kepemimpinan
sosial yang baik, seperti hidup sederhana dan lebih mementingkan kesejahteraan
umatnya.

Masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab diakhiri dengan kematian. Ia


dibunuh oleh seorang majusi bernama Abu Lu’lu’ah. Sebelum beliau meninggal , ia
berwasiat kepada anaknya Abdullah untuk memeriksa hutangnya, dan menyuruhnya
meminta izin kepada Aisyah agar ia dikubur diantara dua sahabatnya. Dan wasiat
terpenting yangbeliau tinggalkan ialah menunjuk 6 orang sahabatnya untuk
bermusyawarah tentang siapa pengganti beliau diantara 6 orang sahabatnya tersebut.

B. Saran

Setelah kita mempelajari makalah ini, semoga kita dapat meneladani sikap
kepemimpinan yang baik yang telah dicontohkan oleh khalifah kedua umat Islam
yaitu, Umar bin Khattab. Beliau adalah salah satu contoh pemimpin yang tegas dan
bijaksana, dan berhukum pada Al-quran dan Sunnah. Inilah salah satu sikap
pemimpin yang kita harapkan, agar negeri kita ini aman dan makmur,serta mendapat
berkah dan rahmat dari Allah swt.
DAFTAR PUSTAKA

Anggi Niken Saputri S.Pd.I.Pendidikan Agama Islam untuk SD semester 2 kelas 5.


Klegen : CV.Hasan Pratama.

Dr.Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi.1999.Sirah Nabawiyah.Jakarta : Robbani


Press.

Http://id.wikipedia.org/wiki/Khulafaur_Rasyidin

Https://www.facebook.com/permalink.php?id=211336989014466&story_fbid=2113
4063234743

Anda mungkin juga menyukai