Anda di halaman 1dari 7

Kisah Umar Bin Khattab

Biografi Umar bin Khattab

Ya Allah, jadikanlah Islam ini kuat dengan masuknya salah satu dari kedua orang ini. Amr bin Hisham atau Umar
bin Khattab. Salah satu dari doa Rasulullah pada saat Islam masih dalam tahap awal penyebaran dan masih
lemah. Doa itu segera dikabulkan oleh Allah. Allah memilih Umar bin Khattab sebagai salah satu pilar kekuatan
islam, sedangkan Amr bin Hisham meninggal sebagai Abu Jahal.

Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya
bernama Khatamah. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan
tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan.

Beliau dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu kaum dari suku Quraisy. Beliau merupakan khalifah
kedua di dalam Islam setelah Abu Bakar. Nasabnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin
Riyah bin Abdullah bin Qarth bin Razah bin Adiy bin Kaab bin Luay bin Ghalib. Nasab beliau bertemu dengan
nasab Rasulullah pada kakeknya Kaab. Antara beliau dengan Rasulullah selisih 8 kakek. lbu beliau bernama
Khatamah binti Hasyim bin al Mughirah al Makhzumiyah. Rasulullah memberi beliau kunyah Abu Hafsh (bapak
Hafsh) karena Hafshah adalah anaknya yang paling tua dan memberi laqab (julukan) al Faruq.

Umar bin Khattab Masuk Islam

Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang yang keras permusuhannya dengan kaum
Muslimin, bertaklid kepada ajaran nenek moyangnya, dan melakukan perbuatan-perbuatan jelek yang umumnya
dilakukan kaum Jahiliyah, namun tetap bisa menjaga harga diri. Beliau masuk Islam pada bulan Dzulhijah tahun
ke-6 kenabian, tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam.

Ringkas cerita, pada suatu malam beliau datang ke Masjidil Haram secara sembunyi-sembunyi untuk
mendengarkan bacaan shalat Rasulullah. Waktu itu Rasulullah membaca surat al Haqqah. Umar bin Khattab
kagum dengan susunan kalimatnya lantas berkata pada dirinya sendiri- Demi Allah, ini adalah syair sebagaimana
yang dikatakan kaum Quraisy. Kemudian beliau mendengar Rasulullah membaca ayat 40-41 (yang menyatakan
bahwa Al Quran bukan syair), lantas beliau berkata, Kalau begitu berarti dia itu dukun. Kemudian beliau
mendengar bacaan Rasulullah ayat 42, (Yang menyatakan bahwa Al-Quran bukan perkataan dukun.) akhirnya
beliau berkata, Telah terbetik lslam di dalam hatiku. Akan tetapi karena kuatnya adat jahiliyah, fanatik buta,
pengagungan terhadap agama nenek moyang, maka beliau tetap memusuhi Islam.

Kemudian pada suatu hari, beliau keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Rasulullah. Dalam
perjalanan, beliau bertemu dengan Nu`aim bin Abdullah al Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah. Lekaki itu
berkata kepada Umar bin Khattab, Mau kemana wahai Umar? Umar bin Khattab menjawab, Aku ingin
membunuh Muhammad. Lelaki tadi berkata, Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah,
kalau kamu membunuh Muhammad? Maka Umar menjawab, Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah
meninggalkan agama nenek moyangmu. Tetapi lelaki tadi menimpali, Maukah aku tunjukkan yang lebih
mencengangkanmu, hai Umar? Sesugguhnya adik perampuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang
kamu yakini.

Kemudian dia bergegas mendatangi adiknya yang sedang belajar Al Quran, surat Thaha kepada Khabab bin al
Arat. Tatkala mendengar Umar bin Khattab datang, maka Khabab bersembunyi. Umar bin Khattab masuk
rumahnya dan menanyakan suara yang didengarnya. Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya
berkata, Kami tidak sedang membicarakan apa-apa. Umar bin Khattab menimpali, Sepertinya kalian telah
keluar dari agama nenek moyang kalian. Iparnya menjawab, Wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu
bukan berada pada agamamu? Mendengar ungkapan tersebut Umar bin Khattab memukulnya hingga terluka dan
berdarah, karena tetap saja saudaranya itu mempertahankan agama Islam yang dianutnya, Umar bin Khattab
berputus asa dan menyesal melihat darah mengalir pada iparnya.

Umar bin Khattab berkata, Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya. Maka adik
perempuannya berkata, Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah
terlebih dahulu! Lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya. Ketika
dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan isinya, kemudian minta ditunjukkan keberadaan Rasulullah.

Tatkala Khabab mendengar perkataan Umar bin Khattab, dia muncul dari persembunyiannya dan berkata, Aku
akan beri kabar gembira kepadamu, wahai Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang didoakan Rasulullah
pada malam Kamis, Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam.
Waktu itu, Rasulullah berada di sebuah rumah di daerah Shafa. Umar bin Khattab mengambil pedangnya dan
menuju rumah tersebut, kemudian mengetuk pintunya. Ketika ada salah seorang melihat Umar bin Khattab datang
dengan pedang terhunus dari celah pintu rumahnya, dikabarkannya kepada Rasulullah. Lantas mereka berkumpul.
Hamzah bin Abdul Muthalib bertanya, Ada apa kalian? Mereka menjawab, Umar datang! Hamzah bin Abdul
Muthalib berkata, Bukalah pintunya. Kalau dia menginginkan kebaikan, maka kita akan menerimanya, tetapi
kalau menginginkan kejelekan, maka kita akan membunuhnya dengan pedangnya. Kemudian Rasulullah
menemui Umar bin Khattab dan berkata kepadanya, Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan
Islam dengan Umar bin Khattab. Dan dalam riwayat lain, Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar.

Seketika itu pula Umar bin Khattab bersyahadat, dan orang-orang yang berada di rumah tersebut bertakbir dengan
keras. Menurut pengakuannya dia adalah orang yang ke-40 masuk Islam. Abdullah bin Masud berkomentar,
Kami senantiasa berada dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam.

Kepemimpinan Umar bin Khattab

Keislaman beliau telah memberikan andil besar bagi perkembangan dan kejayaan Islam. Beliau adalah pemimpin
yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan selalu memperhatikan urusan kaum muslimin. Pemimpin yang
menegakkan ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan sunnah dan
mematikan bidah. Beliau adalah orang yang paling baik dan paling berilmu tentang al Quran dan as Sunnah
setelah Abu Bakar.

Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat meragukannya. Seorang tokoh besar setelah
Rasulullah dan Abu Bakar. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan Islam bertambah luas. Beliau berhasil
menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan
Kairo.

Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab itulah, penaklukan-penaklukan penting dilakukan
Islam. Tak lama sesudah Umar bin Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam
menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium. Dalam pertempuran
Yarmuk (636 M), pasukan Islam berhasil memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu
juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641 M, pasukan Islam telah menguasai
seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639 M, pasukan
Islam menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan
Mesir diselesaikan dengan sempurna.

Penyerangan Islam terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia telah mulai bahkan
sebelum Umar bin Khattab naik jadi khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiya tahun
637 M, terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641 M, seseluruh Irak sudah berada di
bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya itu, pasukan Islam bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam
pertempuran Nehavend (642 M), mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia.
Menjelang wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644 M, sebagian besar daerah barat Iran sudah terkuasai
sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala Umar bin Khattab wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat
menaklukkan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang Afrika Utara.

Selain pemberani, Umar bin Khattab juga seorang yang cerdas. Dalam masalah ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim
dan Thabrani dari Ibnu Masud berkata, Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang
satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar bin Khattab
lebih berat dibandingkan ilmu mereka. Mayoritas sahabat pun berpendapat bahwa Umar bin Khattab menguasai 9
dari 10 ilmu. Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep-konsep baru, seperti menghimpun Al Quran
dalam bentuk mushaf, menetapkan tahun Hijriyah sebagai kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul
Maal), menyatukan orang-orang yang melakukan shalat sunah Tarawih dengan satu imam, menciptakan lembaga
peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai pengobatan, membangun tempat penginapan,
memanfaatkan kapal laut untuk perdagangan, menetapkan hukuman cambuk bagi peminum khamr (minuman
keras) sebanyak 80 kali cambuk, mencetak mata uang dirham, audit bagi para pejabat serta pegawai dan juga
konsep yang lainnya.

Namun dengan begitu beliau tidaklah menjadi congkak dan tinggi hati. Justru beliau seorang pemimpin yang
zuhud dan wara. Beliau berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat
Qatadah berkata, Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang
sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang khalifah, sambil
memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang. Abdullah, puteranya berkata,
Umar bin Khattab berkata, Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka umar merasa
takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah.

Beliaulah yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang. Beliau berjanji tidak akan makan minyak
Samin dan daging hingga seluruh kaum muslimin kenyang memakannya.

Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil dalam
mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi menjaga
kepercayaan masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan negara. Bahkan Umar bin Khattab sering
terlambat salat Jumat hanya menunggu bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju.

Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini dilandasi oleh kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya
kepada Allah. Sehingga jauh-jauh hari Umar bin Khattab sudah mempersiapkan penggantinya jika kelak dia wafat.
Sebelum wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam
orang yang telah mendapat ridha Allah dan Rasulullah. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib,
Thalhah bin Ubaidilah, Zubair binl Awwam, Saad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf. Umar menolak
menetapkan salah seorang dari mereka dengan berkata, Aku tidak mau bertanggung jawab selagi hidup sesudah
mati. Kalau Allah menghendaki kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan mereka
(keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh Nabimu.

Wafatnya Umar bin Khattab

Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat. Beliau ditikam ketika sedang melakukan
shalat Subuh oleh seorang Majusi yang bernama Abu Luluah (al Fairus dari Persia), budak milik al Mughirah bin
Syubah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab dimakamkan di samping Rasulullah
dan Abu Bakar, beliau wafat dalam usia 63 tahun.
Biografi dan Sejarah Abu Bakar ash-Shiddiq ra - Sejarah Kepemimpinan - Sejarah Masa Khalifah -
Sejarah Masuk Islam. Assabiqunal Awwalun

Biografi dan Riwayat Hidup Abu Bakar As-Sidiq. Nama Asli Abu Bakar sebelum masuk Islam adalah Abdul
Ka'bah. Ia termasuk diantara orang-orang yang pertama memeluk agama Islam. Oleh sebab itu, setelah memeluk
agama islam ia di beri gelar oleh Rasulullah dengan gelar Nama Abu Bakar. Jadi nama Abu Bakar merupakan
nama gelar yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Selain diberi gelar nama Abu bakar, ia juga diberi gelar
oleh Rasulullah dengan gelar nama As-siddiq yang artinya "amat membenarkan". Gelar As-Siddiq diberikan
padanya karena ia orang paling cepat dalam meyakini dan membenarkan beberapa peristiwa yang dialami
Rasulullah, terutama peristiwa "Isra Mi'raj" yang banyak diragukan orang.

Sebenarnya nama lengkap Abu bakar as-Siddiq adalahAbdullah bin Kuhafah At-Tamimi. Ia lahir tahun 572
Masehi dua tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad. Ia termasuk dalam garis keturunan suku Quraisy. Ayah Abu
Bakar yang bernama Usman bin Sa'ad (yang juga disebut Abi Khufaha). Sedangkan Ibunya bernama Ummu Khair
Salma binti Sakhar berasal dari keturunan suku Quraisy.

Jika dilihat dari garis keturunan asal muasal garis keturunan ayah dan ibunya yang bertemu pada neneknya yang
bernama Ka'ab bin Sa'ad bin taim bin Mura, Abu Bakar termasuk keturunan Bani ta'im, suku yang banyak
melahirkan tokoh-tokoh terhormat. Sedangkan dengan silsilah garis keturunan Nabi Muhammad, bertemu pada
Mura bin Ka'ab.

Sejak kecil Abu Bakar terkenal sebagai anak yang baik, jujur dan lemah lembut. Dengan sifatnya yang mulia
tersebut, Abu bakar disenangi banyak orang atau masyarakat pada waktu itu. Abu bakar dan Nabi Muhammad
merupakan sahabat sejak mereka masih remaja. Setelah dewasa, Abu Bakar memilih jalan hidupnya menjadi
seorang pedagang atau saudagar. Sebagai pedagang, ia sangat sukses dan kaya. Ia terkenal karena kejujuran,
kedisiplinan, dan sifat kedermawanannya. Oleh sebab itu, setelah dia memeluk agama islam, hampir seluruh harta
kekayaannya ia relakan untuk membantu Rasulullah dalam menyiarkan agama islam.

Selain itu, abu bakar terkenal sebagai seorang yang ahli dalam ilmu nasab (ilmu pengetahuan mengenai silsilah
keturunan). Ia sangat memahami dan menguasai dengan baik berbagai nasab kabilah dan suku-suku arab. sebagai
seorang yang terkenal ahli ilmu nasab, Abu Bakar mengetahui ketinggian dan kerendahan derajat masing-masing
bangsa Arab, apalagi suku-suku arab Quraisy.

Dengan sifat mulia dan tingkat kecerdasannya yang tinggi, maka tidak sulit bagi Abu Bakar untuk meyakini dan
memahami ajaran-ajaran yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW. Semenjak nabi diangkat menjadi Rasul
Allah, apalagi ia sudah mengenal betul sifat, keagungan dan kemuliaan Nabi Muhammad sejak mereka masih
remaja. Oleh sebab itu, setelah masuk islam, ia dikenal sebagai sahabat nabi yang paling dekat dengan Nabi.

Abu bakar menjadi sahabat yang paling dipercaya oleh Nabi Muhammad. selain itu, Abu bakar merupakan sahabat
yang paling gigih membantu perjuangan Rasulullah. bahkan, Abu Bakar dapat dikatakan sebagai sahabat yang
paling banyak berkorban, paling teguh, dan paling patuh diantara para sahabat yang lain. ia tidak pernah absen
menemani dan mendampingi rasulullah dalam berbagai peperangan. bahkan dalam menghadapi perang tabuk dan
saat Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah, tidak hanya jiwa dan Raganya, seluruh hartanya ia
sumbangkan untuk membantu perjuangan Rasulullah.

Melihat begitu besarnya jasa Abu Bakar dalam membantu perjuangan Nabi Muhammad dalam mengembangkan
agama islam, maka sangan wajar setelah nabi Wafat, pada tahun 632 M, ia dipilih dan dipercaya oleh umat islam
menjadi penerus rasulullah sebagai Khalifah atau Khulafaur rasyidin yang pertama.

Kepribadian Abu Bakar Ash - Siddiq

Sebelum masuk islam, Abu Bakar telah memiliki kepribadian yang bersih. walaupun dia lahir dari keluarga
bangsawan yang pada saat itu sangat gemar berpesta pora, berjudi, meminum minuman keras, dan berzina. Abu
bakar tidak pernah meniru kebiasaan buruk bangsa Arab pada umumnya saat itu. Abu bakar merupakan orang yang
selalu merindukan kebenaran.

Ia selalu bergaul dengan orang-orang yang ahli dalam kitab suci, seperti Waraqah bin Naufal, Qus bin sa'idah, dan
zaid bin Naufal. Oleh sebab itu, walaupun agama islam belum terlahir saat itu, abu bakar tidak menyembah berhala
seperti yang dilakukan bangsa Arab pada umumnya saat itu.

sebagai seorang keturunan bangsawan, Abu Bakar terkenal sebagai seorang yang pandai bergaul, peramah, dan
suka menolong orang. Rumah Abu Bakar senantiasa dikunjungi orang, tidak hanya karena dia seorang pedagang
dan keahliannya dalam ilmu nasab, tetapi karena keramahan dan sopan santunnya serta sifatnya yang suka
menolong orang.

Selain sebagai bangsawan, Abu Bakar merupakan seorang pedagang yang sukses. Dalam suatu riwayat, dijelaskan
bahwasebelum masuk islam, dari hasil berdagangnya ia memiliki simpanan kekayaan 40.000 dirham. Kalau zaman
sekarang Abu bakar termasuk konglomerat sukses. Kesuksesannya dalam berdagang tersebut desebabkan karena ia
terkenal sebagai seorang yang jujur dan disiplin. Banyak rekan-rekan dagangnya yang sangat percaya pada Abu
bakar, sehingga mereka tidak takut untuk bekerja sama dengan Abu Bakar dalam berdagang.

Sebagai seorang yang memiliki kepribadian yang disiplin, Abu bakar mampu membedakan dengan urusan-urusan
dagang dengan urusan-urusan pribadinya. Oleh sebab itu, walaupun dia terkenal sebagai pedagang sukses dan
kaya, ia juga terkenal dermawan dan suka menolong orang yang membutuhkannya.

Sifat kepribadian yang lain yang membuat Abu bakar disukai orang, terutama rekan-rekan dagangnya, karena ia
terkenal sebagai orang yang selalu menepati janji. Abu Bakar tergolong sebagai jenis orang yang takut jika
mengecewakan orang lain. Namun, saat ia dikecewakan orang lain, Abu Bakar sangat pemaaf dan penyabar.

Setelah Abu Bakar Masuk masuk Agama Islam, serta ikut berjuang bersama Nabi Muhammad SAW, dalam
menyiarkan agama islam, Sifat dan kepribadiannya yang mulia tersebut tidak surut atau berkurang, akan tetapi
semakin meningkat.

Abu Bakar dapat dengan cepat menerima ajaran-ajaran Islam, karena memiliki kepribadian yang bersih dan cerdas.
bahkan ia tidak pernah ragu-ragu dalam meyakini apa yang diajarkan nabi. Seperti yang disabdakan Nabi
Muhammad sebagai berikut :

"Tiap-tiap orang yang saya ajak kepada Islam tidak ada yang menyatakan keraguan dan berfikir terlebih dahulu,
kecuali Abu Bakar, ia terus menerima dengan tidak ragu-ragu dan tidak menunggu-nunggu".

Rasa percaya Abu Bakar pada nabi Muhammad, sehingga apa yang diajarkan nabi pada dirinya merupakan suatu
kebenaran hakiki. Muncul pada diri Abu Bakar sifat rela berkorban yang sangat tinggi demi kepentingan agama
islam. Hampir seluruh harta kekayaannya ia relakan dan ia korbankan untuk membantu perjuangan nabi dalam
menyiarkan agama islam. Tidak Hanya pada harta bendanya saja, bahkan jiwa dan raganya pun ia relakan untuk
membantu perjuangan nabi. Oleh sebab itu, abu bakar tidak pernah absen dalam berbagai peperangan,
mendampingi, membantu dan melindungi rasulullah.Artikel : Biografi dan Sejarah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra

Sifat rela berkorban dan sifat kedermawanan yang dimiliki Abu Bakar, membuat ia tidak segan-segan
mengeluarkan hartanya untuk membebaskan para budak yang mengalami penderitaan. Budak-budak yang berhasil
ia bebaskan diantaranya : Bilal bin Rabbah, Abu Fukaifah, Amir bin Fahairah, labibah dan Lain-lain. Sebagai
seoreng bangsawan, ia sangat memperhatikan kaum yang lemah dan tertindas.

Selama membantu perjuangan Rasulullah, abu bakar terkenal sangat pemberani. Sifatnya tidak hanya
menggetarkan dan menciutkan hati kaum kafir, tetapi juga sangat dikagumi oleh sahabat-sahabat nabi yang lain.
bahkan sahabat Ali bin abi thalib berkata : "orang yang paling berani diantara kita adalah Abu bakar. ketika di hari
badar setelah kami mendirikan sebuah gubuk untuk nabi, kami tanyakan siapa yang akan menjaga nabi dalam
gubuk ini? Di saat itu tidak ada yang mau menjawab selain Abu bakar. setiap musuh yang berusaha mendekati
tempat Nabi, Abu bakar yang menghantam orang itu dengan pedangnya. selain itu banyak sekali pertolongan yang
diberikan Abu Bakar kepada para sahabat nabi dan hamba sahaya yang teraniaya kafir Quraisy".

Abu bakar orang yang selalu merakyat dan sederhana. Sebelum beliau diangkat menjadi khalifah setelah nabi
wafat, Abu Bakar sudah terbiasa memerah susu kambing milik orang kampung. Sustu ketika Abu Bakar mengetuk
rumah seorang penduduk yang sering ia datangi untuk memerah susu kambingnya. Anak pemilik rumah itu
berteriak; "Ibu..., ini tukang perah susu kambing datang!" ibunya keluar untuk mengetahui yang datang
kerumahnya. Begitu mengetahui yang datang itu adalah Khalifah Abu Bakar, ibu itu marah pada anaknya dan
menjelaskan bahwa yang datang adalah khalifah mereka. "tak apa, aku suka dengan sebutan tukang perah susu itu"
kata Khalifah Abu bakar pada ibu itu sambil tersenyum.Artikel : Biografi dan Sejarah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra

Sebagai seorang pemimpin Abu Bakar selalu teguh pendirian dan bermental baja. Walaupun Abu Bakar hanya dua
tahun menjabat sebagai khalifah, ia mampu menyelesaikan dan meredam berbagai yang terjadi sepeninggal
Rasulullah. Bahkan Khalifah Abu Bakar siddiq mampu memperluas wilayah kekuasaan Islam keluar Jazirah Arab,
yakni Irak dan Suriah.

Selama menjabat sebagai Khalifah, Abu Bakar selalu meneladani perilaku Nabi Muhammad saw. Prinsip
musyawarah dalam mengambil suatu keputusan seperti yang dijalankan Nabi Muhammad saw, selalu
dipraktekannya. sebagai Khalifah, ia sangat memperhatikan rakyatnya dan tidak segan-segan turun langsung
membantu rakyatnya yang mendapat kesulitan. Untuk meningkatkan kesejahteraan umum, ia membentuk lembaga
Bait al-mal, atau semacam lembaga keuangan negara.

Abu Bakar merupakan orang yang tidak mementingkan dirinya sendiri. Dalam mengakhiri jabatannya sebagai
khalifah, Abu Bakar menetapkan calon pengganti dirinya untuk dimusyawarahkan dan dipilih bukan dari anak-
anaknya atau para kerabatnya, melainkan orang yang dianggap mampu untuk mengemban amanat sebagai
khalifah. Mampu meneruskan perjuangan nabi Muhammad saw. dalam menegakkan agama Islam sebagai agama
yang menjadi rahmat bagi seluruh manusia dan alam serta isinya.

Proses Terpilihnya Abu Bakar Menjadi Khalifah

Semasa hidupnya Nabi Muhammad tidak pernah mewasiatkan pada para sahabatnya maupun keluarga dekatnya,
siapa yang harus menggantikannya setelah Nabi Wafat. Oleh sebab itu, setelah Nabi Muhammad wafat, terjadi
ketegangan dan timbul perselisihan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin, mengenai siapa yang pantas
menggantikan kepemimpinan Nabi.

Kaum Anshar menganggap bahwa golongan merekalah yeng lebih berhak untuk menjadi pemimpin umat islam.
Kaum Anshar merasa bahwa jasa mereka dalam membantu perjuangan Nabi sangat besar, terutama saat membantu
Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.

Untuk membahas permasalahan tersebut, kaum anshar mengadakan musyawarah di Balai Bani Saidah. Hasil
musyawarah itu, mereka menetapkan dan memilih Sa'ad bin Ubadah sebagai pemimpin Kaum Muslimin pengganti
Nabi Muhammad.

Sedangkan, kaum Muhajirin yang berasal dari suku Quraisy, sangat terkejut mendengar berita kaum Anshar telah
bermusyawarah dan telah menentukan Sa'ad bin Ubadah sebagai pemimpin Kum Muslimin pengganti Nabi. sa'at
itu mereka sedang mengurus proses pemakaman Nabi Muhammad. Mendengar berita kaum Anshar telah
mengadakan musyawarah sendiri, beberapa pemuka kaum Muhajirin menjadi marah. Mereka menganggap kaum
Muhajirin lah yang yang justru lebih pantas sebagai pemimpin umat islam pengganti Nabi. Sejak dulu orang
Quraisy selalu menjadi pemimpin bangsa Arab. Mereka merasa telah dipilih Tuhan menjadi pengawal Ka'bah
secara turun temurun.

Untuk mencegah perselisihan semakin meruncing, Abu Bakar Siddiq, Ummar bin Khattab, dan Abu Ubaidah
mewakili kaum Muhajirin segera menemui kaum Anshar. Ketiga pembesar kaum Muhajirin ini ingin menanyajan
kebenaran dan alasan mengapa kaum anshar mengadakan musyawarah sendiri.

Pada saat terjadi perdebatan antara para pembesar Kaum anshar dan Muhajirin, abu Bakar As Siddiq menengahi
dan berpidato dihadapan kaum anshar. abu Bakar As siddiq menjelaskan bahwa betapa besarnya jasa-jasa kaum
Anshar dalam perjuangan umat islam. Selain itu juga abu Bakar menjelaskan kedudukan dan jasa kaum muhajirin
yang tidak mungkin dikesampingkan oleh kaum Anshar.

Setelah suasana ketegangan sedikit mereda, Abu Bakar berkata, "Marilah kita semua bermusyawarah dan kita pilih
bersama siapa yang pantas menjadi pemimpin kita semua. Saya ingatkan pilihlah mereka yang tidak maminta
kekuasaan, seperti yang rasulullah telah menyatakan kepada Pamannya Abbas, saat ia meminta untuk menjadi
gubernur, Rasulullah menjawab, "Sesungguhnya kamu tidak memeberikan kekuasaan ini kepada orang yang
memintanya."

Saat itu Abu Bakar melanjutkan perkataannya; "Sesungguhnya orang yang pantas menjadi Khalifah hanya satu,
diantara dua Orang, yaitu Umar bin Khattab dan Ubaidah bin Jarrah." Mendengar usulan Abu Bakar tersebut Abu
Ubaidah bin Jarrah sepontan kaget dan bergetar hatinya, seperti tersambar petir disiang bolong. Begitu juga Umar
bin Khattab, mereka malu berhadapan dengan orang besar seperti Abu Bakar. Berteriaklah Umar bin Khattab;
"Demi Allah..., lebih baik aku maju dan dipukul leherku tanpa dosa, daripada aku diminta memimpin kaum
sementara masih ada Abu Bakar di dalamnya".

Sementara itu Abu Ubaidah bin Jarah maju kedepan Abu Bakar, sambil berkata; "Mana mungkin saya dikatakan
pantas! Demi Allah, kami yakin hanya engkaulah hai Abu Bakaryang pantas memimpin umat Islam pengganti
Rasulullah! Engkaulah orang yang kami anggap paling mulia di kalangan Muhajirin dan Tsaniu-Itsnain. Engkaulah
yang menemani Rasulullah saat Hijrah, dan engkaulah yang pernah menggantikan Rasulullah dalam imam salat
ketika Rasulullah sakit. Padahal salat merupakan hal utama sebagai tiang atau landasan tegaknya agama. Lantas
siapa yang mampu membelakangimu dan siapa yang paling layak darimu/ Silahkan ulurkan tanganmu dan kami
akan mengangkat ba'it terhadapmu."

Pada saat itu Umar bin Khattab berdiri di depan Abu Bakar sambil berkata "wahai Amirul Mukminin! Engkaulah
yang paling pantas dan berhak menjadi khalifah. Kami akan memilih dan mendukungmu sebagai khalifah, karena
engkaulah orang yang paling dekat dan paling dikasihi oleh Rasulullah".

Kemudian Abu Ubaidah dan Basyir bin Saad, menjabat tangan Abu BAkar dan mengucapkan bai'at diikuti Umar
bin Khattab serta tokoh-tokoh kaum Anshar yang lainnya menyatakan persetujuannya atas pengangkatan Abu
Bakar sebagai khalifah. Seluruh yang hadir dalam pertemuan tersebut kemudian ikut membaiat Abu BAkar.
Kemudian mereka merengek beramai-ramai abu Bakar menuju Masjid Nabawi. Di Masjid Nabawi sekali lagi Abu
BAkar dibaiat di depan khalayak umum. Dengan demikian Abu Bakar dinyatakan sah sebagai khalifah pengganti
Rasulullah.

Menjelang Shalat Isya, setelah selesai proses pemakaman Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar kemudian naik ke
mimbar dan mengucapkan pidato yang pertama dalam kedudukannya sebagai khalifah.

Pidato pertama dan singkat Abu Bakar sebagai kalifah tersebut, menunjukkan bahwa Abu Bakar merupakan
seorang pemimpin yang jujur, rendah hati, demokratis serta memiliki sikap tegas dalam menegakkan kebenaran.
Pidato Pertama Abu Bakar Ash Siddiq

Pidato Abu Bakar As-Siddiq pertama kali dilakukan setelah beliau dibai'at menjadi khalifah yang pertama,
bertepatan dengan setelah selesainya proses pemakaman Nabi Muhammad SAW.

Berikut pidato singkatnya.


Wahai Kaum Muslimin!
Sekarang aku telah kalian pilih sebagai khalifah dan aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian semua.
Bantulah aku jika aku berada pada jalan yang salah. Kebenaran adalah suatu amanat dan kebohongan adalah
merupakan penghianatan. Yang terlemah diantara kamu, aku anggap yang terkuat sampai aku mengambil dan
memulangkan haknya. Yang terkuat diantara kamu aku anggap yang terlemah sampai aku mengambil hak si lemah
dari tangannya. Janganlah kalian menghentikan jihad karena yang meninggalkan jihad akan ditimpa kehinaan oleh
Allah. Patuhlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasulullah Jika aku melanggar perintah Allah dan
rasullullah, janganlah kalian patuh padaku,Kini mari kita menunaikan shalat. Semoga Allah melimpahkan
rahmatnya pada kalian.

Anda mungkin juga menyukai