Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMAI SLAM

tentang

Kliping Biografi Empat Khalifah Rasyidin

OLEH :

RIO

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SD..
SAMARINDA

2017

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas serta

dapat menyusunnya dalam bentuk makalah. Adapun pengkajian ini yaitu tentang Kliping

Biografi Empat Khalifah Rasyidin sebagai tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan tugas ini berkat bantuan dan tuntunan

Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam

kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan tugas ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan tugas ini masih dari jauh dari

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah

berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai

dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka

menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan tugas ini.

Penulis
Samarinda, April 2017

Sejarah dan Biografi Singkat Abu Bakar As-


Siddiq Khalifa Khulafaur Rasyidin ke 1

Kota Islam - Sejarah dan Biografi Singkat Abu Bakar As-Siddiq Khalifa Khulafaur

Rasyidin Pertama. Abu Bakar ash-Shiddiq adalah merupakan sahabat Nabi yang paling awal

memeluk Islam. Ia dikenal sebagai khalifa pertama yang meneruskan perjuangan Nabi

Muhammad SAW dalam memimpin ummat islam. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW

beliau menjadi khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Dan
merupakan satu di antara empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau khalifah

yang diberi petunjuk.

Khalifah Islam Ke-1


Abu Bakar
Khulafaur Rasyidin
Lahir Oktober 573
Mekkah, Jazirah Arab
Meninggal 23 Agustus 634
Madinah
Ibu Salma Ummul Khair
Tempat peristirahatan Sebelah kanan makam Nabi Muhammad, Al-Masjid al-
Nabawi, Madinah
Nama lain Ash-Shiddiq, Sahabat gua, Sahabat makam, Syekh Akbar, Al-`Atiq
Dikenal karena Sahabat Nabi
Agama Islam
Pasangan Qutaylah binti Abdul Uzza (cerai)
Um Ruman
Asma binti Umays
Habibah binti Kharijah

Silsilah kekeluargaan
Nama lengkap Abu Bakar adalah 'Abdullah bin 'Utsman bin Amir bi Amru bin Ka'ab
bin Sa'ad bin Tayyim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy. Bertemu
nasabnya dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai, dan ibu dari abu Bakar
adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang
berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim. Abu Bakar merupakan ayah dari
Aisyah yang merupakan istri Nabi Muhammad SAW. Nama sebelum masuk islam adalah
Abdul Ka'bah yang artinya 'hamba Ka'bah'. Setelah masuk islam namanya diubah oleh
Muhammad menjadi Abdullah yang artinya 'hamba Allah. Selain itu Nabi Muhammad SAW
juga memberinya gelar Ash-Shiddiq yang artinya 'yang berkata benar' setelah beliau
membenarkan dan mempercayai peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan oleh Nabi Muhammad
SAW kepada para pengikutnya. Dan dari situlah ial lebih dikenal dengan nama "Abu Bakar
ash-Shiddiq". Abu Bakar ash-Shiddiq merupakan keturunan Bani Taim, sub-suku bangsa
Quraisy. Dan menurut beberapa catatan sejarawan Islam ia adalah seorang pedagang, hakim
dengan kedudukan tinggi, seorang yg terpelajar, serta dipercaya sebagai orang yg bisa
menafsirkan mimpi.

Masa mengenal Nabi dan memeluk islam


Saat Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, ia pindah dan hidup
bertetangga bersama Abu Bakar. Sejak saat itulah mereka saling berkenalan. Usia mereka
berdua sama dan sama-sama seorang pedagang dan ahli berdagang.Dalam kitab
Hayatussahabah, bab Dakwah Muhammad kepada perorangan, dituliskan bahwa Abu bakar
memeluk Islam oleh ajakan nabi. Dan setelah itu ia meneruskan dakwah islaminya kepada
Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqas dan
beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.
Namun istri beliau Qutaylah binti Abdul Uzza dan anaknya Abd Rahman bin Abu
Bakar tidak mau memeluk Islam sehingga Abu Bakar menceraikannya dan berpisah dengan
anaknya. Tetapi istrinya yang lain, Ummu Ruman, menjadi Muslimah.
Saat Nabi Muhammad hijrah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang
yang menemaninya. Setelah beberapa saat Hijra, Nabi Muhammad SAW menikah dengan
anak Abu Bakar, sehingga ikatan kekeluargaannya makin erat.

Masa wafat Nabi dan diangkatnya Abu Bakar menjadi Khalifa pertama
Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu Bakar
ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yg menganggap ini sebagai
indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Bahkan setelah Nabi SAW telah
meninggal dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat Nabi yang paling tabah
menghadapi meninggalnya Nabi SAW ini. Setelah kematian Nabi, dilakukanlah musyawarah
di kalangan para pemuka kaum Anshar& Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan
penunjukan Abu Bakar sbgi pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun 632
M.
Namun hasil musyawarah tersebut menjadi perdebatan dan menjadi sumber
perpecahan pertama dalam Islam. Saat itu umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan
Syi'ah. Kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi
Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah sendiri,
sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah menolak untuk menunjuk
penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Muhammad mengedepankan musyawarah
untuk penunjukan pemimpin. Sementara muslim syi'ah berpendapat bahwa nabi dalam hal-
hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dan lain-lain, tidak pernah
meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat
terahir.
Banyak hadits yang menjadi rujukan dari kaum Sunni maupun Syi'ah tentang siapa
khalifah sepeninggal rasulullah, serta jumlah pemimpin Islam yang dua belas. Terlepas dari
kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal
menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar
bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai
pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara
kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma,
mengingat ia berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istrinya yang berbulan bulan lamanya dan
setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.

Perang Ridda
Masa kepemimpinan Abu Bakar terjadi beberapa masalah yang mengancam persatuan
diantara umat Islam saat itu. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed
membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa di antaranya menolak
membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain
kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku
tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad dan dengan
kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan
perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Riddah. Dalam perang Ridda
peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan
nama Musailamah al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai
nabi baru menggantikan Nabi Muhammad.
Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin
Walid. Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi, seorang mantan budak
yang dibebaskan oleh Hindun istri Abu Sufyan karena telah berhasil membunuhHamzah
Singa Allah dalam Perang Uhud. Al Wahsyi kemudian bertaubat dan memeluk Islam serta
mengakui kesalahannya atas pembunuhan terhadap Hamzah. Al Wahsyi pernah berkata,
"Dahulu aku membunuh seorang yang sangat dicintai Rasulullah (Hamzah) dan kini aku telah
membunuh orang yang sangat dibenci rasulullah (yaitu nabi palsu Musailamah al-Kazab)."
Selama dua tahun masa kepemimpinan Abu Bakar, masyarakat Arab di bawah Islam
mengalami kemajuan pesat dalam bidang sosial, budaya dan penegakan hukum. Selama masa
kepemimpinannya pula, Abu bakar berhasil memperluas daerah kekuasaan islam ke Persia,
sebagian Jazirah Arab hingga menaklukkan sebagian daerah kekaisaran Bizantium.

Ekspedisi ke utara
Setelah masalah dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar Arabia.
Khalid bin Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah al-Hirah pada tahun 634 M.
Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yaitu Abu Ubaidah ibnul
Jarrah, Amr ibnul 'Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil.Sebelumnya pasukan dipimpin
oleh Usamah bin Zaid yang masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid
bin Walid diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia
sampai ke Syria. Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran
Bizantium dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah
sementara ekspedisi ke Suriah juga meraih sukses.

Penyusunan kitab suci Al Qur'an


Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Setelah kemenangan
yang sangat sulit saat melawan Musailamah al-kadzab dalam perang Riddah, banyak para
penghafal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Umar kemudian meminta Abu
Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. Dibentuklah sebuah tim yang diketuai
oleh sahabat Zaid bin Tsabit, mulailah dikumpulkan lembaran-lembaran al-Qur'an dari para
penghafal al-Qur'an dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit
dan lain sebagainya, setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar.
setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian
disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad. Kemudian pada
masa pemerintahan Usman bin Affan teks teks Al Quran tersebut menjadi dasar penulisan
teks al-Qur'an yang dikenal saat ini.

Wafat
Abu Bakar wafat pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah karena sakit yang dideritanya pada
usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat Masjid Nabawi, di
samping makam Nabi Muhammad SAW.
Sejarah dan Biografi Singkat Umar Bin Khattab
Khalifa Khulafaur Rasyidin ke 2

Kota Islam - Sejarah dan Biografi Singkat Umar bin Khattab. Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul

Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab (581 - November 644) merupakan salah seorang

sahabat Nabi Muhammad SAW yang juga adalah khalifah kedua Islam pada periode 634 - 644 M.

Beliau juga merupakan satu di antara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang

diberi petunjuk atau yang biasa disebut sebagai Khulafaur Rasyidin.


Biodata Umar bin Al-Khattab

Pemimpin Orang-Orang Beriman (Amir al-Mu'minin)


Masa kekuasaan 23 Agustus 634 November 7 644
Nama lengkap 'Umar bin al-Khattab
Gelar al-Faruq ("Pemisah antara yang benar dan batil")
Amir al-Mu`miniin ("Pemimpin Orang-Orang Beriman")
Ayah Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi

Ibu Hantamah binti Hasyim

Lahir c.586-590
Mekkah, Jazirah Arab
Meninggal 7 November 644
Madinah, Jazirah Arab
Dimakamkan Sebelah kiri makam Nabi Muhammad, Al-Masjid al-
Nabawi, Madinah
Pendahulu Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pengganti Utsman bin Affan

Asal

Lahir di kota Mekkah dari suku Bani Adi yang merupakan salah satu rumpun suku Quraisy, suku

terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya

Hantamah binti Hasyim berasal dari marga Bani Makhzum. Beliau diberi gelar oleh Nabi Muhammad

sebagai Al-Faruq yang artinya orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Keluarga

Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah yang bisa membaca dan menulis dan pada masa itu

merupakan sesuatu yang langka.

Biografi
Ketika belum memeluk agama Islam, Umar orang yang sangat disegani dan dihormati oleh

penduduk Mekkah. Ia juga menjalankan tradisi yang dijalankan oleh kaum jahiliyah Mekkah saat itu

yaitu mengubur putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari pelaksanaan adat Mekkah yang masih

barbar. Setelah memeluk Islam di bawah Nabi Muhammad SAW, Umar dikabarkan menyesali

perbuatannya dan menyadari kebodohannya saat itu sebagaimana diriwayatkan dalam satu hadits.

Umar juga dikenal sebagai seorang yang suka minum anggur dan merupakan peminum berat. Setelah

menjadi seorang Muslim, ia tidak lagi menyentuh minuman beralkohol.

Dahulu umar merupakan orang yang menentang keras ajaran islam yang dibawah oleh

Rasulullah SAW, kaum Muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka

perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik

sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia

lalui. Umar juga dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan

kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad SAW.

Awal Memeluk Islam

Umar pernah memutuskan untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad SAW, namun saat

dalam perjalanannya ia bertemu dengan salah seorang pengikut Nabi

Muhammad SAW bernama Nu'aim bin Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudara

perempuan Umar telah memeluk Islam, ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang ingin

dibunuhnya saat itu. Karena berita itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan dengan maksud

untuk menghukum adiknya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang

membaca Al Qur'an surat Thoha ayat 1-8, ia semakin marah akan hal tersebut dan memukul

saudarinya.

Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta

agar bacaan tersebut dapat ia lihat, diriwayatkan Umar menjadi terguncang oleh apa yang ia baca

tersebut, beberapa waktu setelah kejadian itu Umar menyatakan memeluk Islam, tentu saja hal ini

membuat masyarakat Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal paling keras menentang dan

paling kejam dalam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad SAW kemudian memeluk ajaran yang
sangat dibencinya tersebut, akibatnya Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang

atau tidak dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.

Kehidupan di Madinah

Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad SAW dan pemeluk Islam

lain berhijrah ke Madinah. Beliau juga telah mengikuti perang Badar, Uhud, Khaybar serta

penyerangan ke Syria. Ia disegani oleh kaum Muslim karena reputasinya sebelum dan setelah masuk

islam yang terkenal. Beliau juga merupakan orang terdepan yang selalu membela Nabi

Muhammad SAW dan ajaran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu menentang

kawan-kawan lamanya yang dulu bersama menyiksa para pengikutnya Nabi Muhammad SAW.

Menjadi khalifah

Sebelum menjadi khalifa, umar merupakan penasehat Abu Bakar yang saat itu menjabat

sebagai khalifah. Beliau ditunjuk menggantikan Abu Bakar setelah wafatnya Abu Bakar pada

tahun 634, Umar ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah

Islam.Masa pemerintahannya, kekuasaan Islam tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat. Islam

mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang

mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika

Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu

Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah pimpinan

Umar. Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini

Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan

publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga

memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia

memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid

Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.

Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan

penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.Pada sekitar tahun ke 17
Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam

hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.

Wafatnya

Umar bin Khattab wafat kaerna dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang

fanatik pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang

masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam

pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar karena sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu

merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644

M. Setelah belia wafat, jabatan khalifah kemudian diteruskan ole salah satu sahabat Rasulullah SAW

yaitu Usman bin Affan.

Wasiat
Wasiat yang ditinggalkan umar semasa hidupnya :
1. Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka
cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena
tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia
pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia.
Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena jika
engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi, dan penuh penyesalan.
6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak
akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.

Biografi Singkat Kisah Utsman bin Affan


Khalifa Khulafaur Rasyidin ke 3
Biografi singkat kisah Ustman bin Affan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW.

Utsman bin Affan lahir pada tahun 574 656 M atau 12 Dzulhijjah 35 H. beliau diperkirakan

berumur 8182 tahun. Ustman bin affan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW

yang termasuk Khulafaur Rasyidin yang ke-3 yang sangat pemalu. Beliau juga merupakan

seorang yang saudagar kaya dan dermawan. Selain itu beliau juga berjasa dalam hal

membukukan kitab suci Al-Qur'an.

Utsman bin Affan adalah khalifah Khulafaur Rasyidin yang ketiga dan memerintah

dari tahun 644 hingga 656. Saat beliau berumur 6970 tahun dan memerintah selama 1112

tahun. Ia banyak memberikan bantuan ekonomi kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia

menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum sehingga

mendapat julukan sebagai Dzunnurain yang artinya memiliki dua cahaya.

Profil Utsman bin Affan

Utsman bin Affan


Lahir 574
Ta'if, Jazirah Arab (Sekarang Saudi Arabia)
Meninggal Jumat 18 Dzulhijjah 35 H / 17 Juli 656 M

Tempat peristirahatan Madinah, Jazirah Arab


Dikenal karena Sahabat Nabi Muhammad
Agama Islam
Golongan Bani Umayyah
Ibu Arwa binti Kuriz bin Rabiah
Atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun
Masuk Islam
al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam).
Makam Kuburan Baqi Madinah

Khalifah ar-Rasyidin 'Utsman bin 'Affan Radhiyallahu 'anhu (wafat 35 H)

Ia adalah cucu dari Abu al Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Nasab

keturunannya bertemu dengan Rasulullah di Abdu Manaf, yang merupakan

kakek ke lima. Nama ibunya adalah Arwa binti Kuraiz bin Rabiah bin Habib bin Abdi Syams

bin Abdu Manaf yang kemudian menganut Islam yang baik dan teguh. Sementara Ibunya

adalah putri Ummul Hakim al Baidha binti Abdul Muthalib.

Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi Ash bin Umayah bin Abdi Syams bin

Abdi Manaf al Umawy al Qurasy, pada masa Jahiliyah ia dipanggil dengan Abu Amr dan

pada masa Islam nama julukannya (kunyah) adalah Abu Abdillah. Dan juga ia digelari

dengan sebutan Dzunnuraini, dikarenakan beliau menikahi dua puteri Rasulullah

shallallahu alaihi wassalam yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum. Utsman masuk islam pada

awal datangnya islam di Mekah. Melakukan hijrah 2 kali (Habasayah dan Madinah).

Mengemban kekhilafahan selama 12 tahun kurang 10 hari. Ada riwayat menyebutkan

kurang12 hari.

Keutamaannya

Imam Muslim telah meriwayatkan dari Aisyah, seraya berkata, Pada suatu hari

Rasulullah sedang duduk dimana paha beliau terbuka, maka Abu Bakar meminta izin kepada
beliau untuk menutupinya dan beliau mengizinkannya, lalu paha beliau tetap dalam keadaan

semula (terbuka). Kemudian Umar minta izin untuk menutupinya dan beliau

mengizinkannnya, lalu paha beliau tetap dalam keadaan semula (terbuka), ketika Utsman

meminta izin kepada beliau, maka beliau melepaskan pakaiannya (untuk menutupi paha

terbuka). Ketika mereka telah pergi, maka aku (Aisyah) bertanya,Wahai Rasulullah, Abu

Bakar dan Umar telah meminta izin kepadamu untuk menutupinya dan engkau mengizinkan

keduanya, tetapi engkau tetap berada dalam keadaan semula (membiarkan pahamu terbuka),

sedangkan ketika Utsman meminta izin kepadamu, maka engkau melepaskan pakaianmu

(dipakai untuk menutupinya). Maka Rasulullah menjawab, Wahai Aisyah, Bagaimana aku

tidak merasa malu dari seseorang yang malaikat saja merasa malu kepadanya.

Dari Abu Musa al-Asyari bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masuk ke

sebuah kebun dan memerintahkanku untuk menjaga pintu kebun tersebut. Kemudian datang

seorang lelaki untuk masuk, beliau bersabda, Izinkan dia masuk, kemudian beritakan

kepadanya bahwa ia masuk surga. Ternyata laki-laki tersebut adalah Abu Bakar. Setelah itu

datang laki-laki lain meminta diizinkan masuk, beliau bersabda, Izinkan dia masuk,

kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga. Ternyata lelaki itu adalah Umar bin

al-Khattab. Lalu datang lagi seorang lelaki meminta diizinkan masuk, beliau terdiam sejenak

lalu bersabda, Izinkan ia masuk, kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga

disertai dengan cobaan yang menimpanya. Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin Affan.

Dari Muadz bin Jabal radhiallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa

sallam bersabda, Sesungguhnya aku melihat bahwa aku di letakkan di sebuah daun

timbangan dan umatku diletakkan di sisi daun timbangan lainnya, ternyata aku lebih berat

dari mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar di satu daun timbangan dan umatku diletakkan

di sisi yang lainnya, ternyata Abu Bakar lebih berat dari umatku. Setelah itu diletakkan Umar

di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan di sisi yang lainnya, ternyata dia lebih berat
dari mereka. Lalu diletakkan Utsman di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan di sisi

lainnya, ternyata dia lebih berat dari mereka. (al-Marifatu wa at-Tarikh, 3: 357).

Hadis yang serupa juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari jalur Umar bin al-

Khattab.

Hadis ini menunjukkan kedudukan Abu Bakar, Umar, dan Utsman dibandingkan seluruh

umat Nabi Muhammad yang lain. Seandainya orang-orang terbaik dari umat ini

dikumpulkan, lalu ditimbang dengan salah seorang dari tiga orang sahabat Nabi ini, niscaya

timbangan mereka lebih berat dibanding seluruh orang-orang terbaik tersebut.

Ibnu Asakir dan yang lainnya menjelaskan dalam kitab Fadhail ash Shahabah bahwa Ali

bin Abi Thalib ditanya tentang Utsman, maka beliau menjawab, Utsman itu seorang yang

memiliki kedudukan yang terhormat yang dipanggil dengan Dzunnuraini, dimana Rasulullah

menikahkannya dengan kedua putrinya.

Kabar Tentang Kekhalifahan dan Orang-orang Yang Akan Memberontaknya

Dari Aisyah radhiallahu anha, ia berkata, Rasulullah pernah mengutus seseorang untuk

memanggil Utsman. Ketika Utsman sudah datang, Rasulullah menyambut kedatangannya.

Setelah kami melihat Rasulullah menyambutnya, maka salah seorang dari kami menyambut

kedatangan yang lain. Dan ucapan terakhir yang disampaikan Rasulullah sambil menepuk

pundak Utsman adalahWahai Utsman, mudah-mudahan Allah akan memakaikanmu sebuah

pakaian (mengamanahimu jabatan khalifah), dan jika orang-orang munafik ingin melepaskan

pakaian tersebut, jangalah engkau lepaskan sampai engkau bertemu denganku (meninggal).

Beliau mengulangi ucapan ini tiga kali. (HR. Ahmad).

Dan akhirnya perjumpaan yang disabdakan Rasulullah pun terjadi. Dari Abdullah bin

Umar bahwa Utsman bin Affan berbicara di hadapan khalayak, Aku berjumpa dengan Nabi

shallallahu alahi wa sallam di dalam mimpi, lalu beliau mengatakan, Wahai Utsman,
berbukalah bersama kami. Maka pada pagi harinya beliau berpuasa dan di hari itulah beliau

terbunuh. (HR. Hakim dalam Mustadrak, 3: 103).

Katsir bin ash-Shalat mendatangi Utsman bin Affan dan berkata, Amirul mukminin,

keluarlah dan duduklah di teras depan agar masyarakat melihatmu. Jika engkau lakukan itu

masyarakat akan membelamu. Utsman tertawa lalu berkata, Wahai Katsir, semalam aku

bermimpi seakan-akan aku berjumpa dengan Nabi Allah, Abu Bakar, dan Umar, lalu beliau

bersabda, Kembalilah, karena besok engkau akan berbuka bersama kami. Kemudian

Utsman berkata, Demi Allah, tidaklah matahari terbenam esok hari, kecuali aku sudah

menjadi penghuni akhirat. (Ibnu Saad dalam ath-Thabaqat, 3: 75).

Perjalanan hidupnya

Perjalanan hidupnya yang tidak pernah terlupakan dalam sejarah umat islam adalah

beliau membukukan Al-Quraan dalam satu versi bacaan dan membuat beberapa salinannya

yang dikirim kebeberapa negeri negeri Islam. Serta memerintahkan umat Islam agar

berpatokan kepadanya dan memusnahkan mushaf yang dianggap bertentangan dengan

salinan tersebut. Atas Izin allah Subhanahu wa taala, melalui tindakan beliau ini umat Islam

dapat memelihara ke autentikan Al-Quran samapai sekarang ini. Semoga Allah

membalasnya dengan balasan yang terbaik.

Diriwayatkan dari oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnadnya dari yunus

bahwa ketika al Hasan ditanya tentang orang yang beristirahat pada waktu tengah hari di

masjid ?. maka ia menjawab,Aku melihat Utsman bin Affan beristirahat di masjid, padahal

beliau sebagai Khalifah, dan ketika ia berdiri nampak sekali bekas kerikil pada bagian

rusuknya, sehingga kami berkata, Ini amirul mukminin, Ini amirul mukminin..

Diriwayatkan oleh Abu Naim dalam kitabnya Hulyah al Auliyah dari Ibnu Sirin

bahwa ketika Utsman terbunuh, maka isteri beliau berkata, Mereka telah tega

membunuhnya, padahal mereka telah menghidupkan seluruh malam dengan Al-Quran.


Ibnu Abi Hatim telah meriwayatkan dari Abdullah bin Umar, seraya ia berkata dengan

firman Allah. (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang

beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)

akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang

mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Qs Az-Zumar:9) yang dimaksud adalah Utsman

bin Affan.

Sejarah Singkat Perjalanan Utsman bin Affan Hijrah Bersama Rasulullah SAW

Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah SAW ke Habbasyiah karena

meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama istri dan kaum

muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari

kaum Quraisy reda. Tak lama tinggal di Mekah, Utsman mengikuti Nabi Muhammad SAW

untuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk

menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa

rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka'bah, lalu segera kembali ke Madinah,

bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana Rasullullah

SAW memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat walikota Madinah. Saat Perang Tabuk,

Utsman mendermakan 950 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan

pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. Utsman

bin Affan juga menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli mata air yang bernama

Rumah dari seorang lelaki suku Ghifar seharga 35.000 dirham. Mata air itu ia wakafkan

untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah

memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang

menderita di musim kering.

Pengangkatan Sebagai Khalifa


Wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua membuat posisi khalifa saat itu
kosong sehingga perlu diadakanlah musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada
enam orang kandidat khalifah yang diusulkan yaitu :
1. Ali bin Abi Thalib
2. Utsman bin Affan
3. Abdul Rahman bin Auf
4. Saad bin Abi Waqas
5. Zubair bin Awwam
6. Thalhah bin Ubaidillah

Namun Abdul Rahman bin Auff, Saad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan
Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang tertinggal.
Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka
diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta
yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H.
Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur.
Pada saat menjadi khalifah ia melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan
masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam
kelima (haji). ia mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya; membuat bangunan
khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid;
membangun pertanian, menaklukan Syiria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus,
Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat
mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.
Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak
cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel.
Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka
bersekongkol untuk membunuh khalifah.

Wafat

Khalifah Utsman wafat karena dibunuh oleh para pemberontak. Saat itu beliau

dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah.

Beliau diberi 2 ultimatum oleh pemberontak (Ghafiki dan Sudan), yaitu mengundurkan diri
atau dibunuh. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak,

namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Utsman akhirnya wafat

sebagai syahid pada bulan Dzulhijah 35 H ketika para pemberontak berhasil memasuki

rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang membaca Al-Quran.

Hal ini persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah SAW perihal kematian

Utsman yang syahid nantinya, peristiwa pembunuhan usman berawal dari pengepungan

rumah Utsman oleh para pemberontak selama 40 hari. Utsman wafat pada hari Jumat 18

Dzulhijjah 35 H.

Ia wafat pada tahun 35 H pada pertengahan tasyriq tanggal 12 Dzul Hijjah, dalam usia

80 tahun lebih, dibunuh oleh kaum pemberontak (Khawarij).

Sejarah dan Biografi Singkat Ali Bin Abi


Thalib Khalifa Khulafaur Rasydin 4
Kali kita akan mengenal sejarah dan biografi singkat Ali bin Abi Thalib Khalifa Khulafaur
Rasydin terakhir. Beliau merupakan orang pemeluk islam pertama dan juga sepupu dari
Muhammad, dan setelah menikah dengan Fatimah az-Zahra, ia menjadi menantu
Muhammad. Ada perbedaan pendapat antara islam Sunni dengan Syiah mengenai kedudukan
Ali bin Abi Thalib. Berikut perbedaan pandangan tersebut:

BIODATA

Ali bin Abi Thalib


Lahir 599
Mekkah, Jazirah Arab (Sekarang Saudi Arabia)
Meninggal 28 Januari 661
Tempat peristirahatan Najaf, Irak
Dikenal karena Sahabat dan Sepupu Nabi Muhammad
Agama Islam

Pendapat Syi'ah
Ali adalah khalifah yang berhak menggantikan Nabi Muhammad, dan sudah ditunjuk oleh
Beliau atas perintah Allah di Ghadir Khum. Syi'ah meninggikan kedudukan Ali atas Sahabat
Nabi yang lain, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab dan selalu menambahkan nama Ali
bin Abi Thalib dengan Alayhi Salam (AS) atau semoga Allah melimpahkan keselamatan dan
kesejahteraan.

Pendapat Ahlussunnah
Ali bin Abi thalib sebagai salah seorang sahabat rasulullah yang terpandang juga merupakan
seorang ahlul bait dari nabi shallallahu'alaihi wa sallam. Ahlussunnah juga mengakui Ali bin
abi thalib sebagai salah seorang khulafaurrasyidin (khalifah yang mendapat petunjuk).
Sunni menambahkan nama Ali dengan Radhiyallahu Anhu (RA) atau semoga Allah ridha
padanya. Tambahan ini sama sebagaimana yang juga diberikan kepada Sahabat Nabi yang
lain. Sunni tidak mengakui konsep Imamah mereka setuju memanggil Ali dengan sebutan
Imam, sehingga Ali menjadi satu-satunya Khalifah yang sekaligus juga Imam

Pendapat Sufi
Sufi menambahkan nama Ali bin Abi Thalib dengan Karramallahu Wajhah (KW) atau
semoga Allah me-mulia-kan wajahnya. Ali bin Abi Thalib dianggap oleh kaum Sufi sebagai
Imam dalam ilmu al-hikmah (divine wisdom) dan futuwwah (spiritual warriorship). Dari
beliau bermunculan cabang-cabang tarekat (thoriqoh) atau spiritual-brotherhood.

Riwayat Hidup
Ali dilahirkan dari ibu yang bernama Fatimah binti Asad di Mekkah, daerah Hejaz,
Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum
dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi atau 600 (perkiraan). Syi'ah
percaya bahwa Ali dilahirkan di dalam Ka'bah. Setelah mengetahui sepupu yang baru lahir
diberi nama Haydar, Nabi SAW memanggil dengan Ali yang berarti Tinggi (derajat di sisi
Allah).
Sejak kecil Ali di asuh oleh Nabi SAW bersama istri beliau Khadijah dan dijadikan
sebagai putra angkat. Hal ini sekaligus untuk membalas jasa kepada Abu Thalib yang telah
mengasuh Nabi sejak beliau kecil hingga dewasa.

Masa Remaja
Menurut riwayat-riwayat lama seperti Ibnu Ishaq menjelaskan Ali adalah lelaki
pertama yang mempercayai wahyu Nabi atau orang ke 2 yang percaya setelah Khadijah istri
Nabi sendiri. Saat itu Ali berusia sekitar 10 tahun.
Pada usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Nabi SAW
hingga beliau menjadi menantu Nabi. Hal inilah yang menjadi bukti bagi sebagian kaum Sufi
bahwa ada pelajaran-pelajaran tertentu masalah ruhani (spirituality dalam bahasa Inggris atau
kaum Salaf lebih suka menyebut istilah 'Ihsan') atau yang kemudian dikenal dengan istilah
Tasawuf yang diajarkan Nabi khusus kepada beliau tapi tidak kepada Murid-murid atau
Sahabat-sahabat yang lain. Yang kemudian membuat Ali menjadi seorang pemuda yang
sangat cerdas, berani dan bijak.

Perkawinan
Ali dinikahkan Nabi dengan putri Fatimah az-Zahra setelah masa hijrah dan tinggal di
Madinah.

Julukan
Nabi pernah memberi julukan Turab kepada Ali yang berarti debu atau tanah dalam bahasa
Arab. Julukan tersebut adalah julukan yang paling disukai oleh Ali.

Pertempuran yang diikuti pada masa Nabi saw


Perang Badar
Beberapa saat setelah menikah, pecahlah perang Badar, perang pertama dalam sejarah Islam.
Di sini Ali betul-betul menjadi pahlawan disamping Hamzah, paman Nabi.

Perang Khandaq
Perang Khandaq juga menjadi saksi nyata keberanian Ali bin Abi Thalib ketika memerangi
Amar bin Abdi Wud. Dengan satu tebasan pedangnya yang bernama dzulfikar, Amar bin Abdi
Wud terbelah menjadi dua bagian.

Perang Khaibar
Ali bin Abi Thalib yang mendapat kehormatan oleh Nabi Muhammad SAW untuk
menghancurkan benteng Khaibar dan berhasil membunuh seorang prajurit musuh yang berani
bernama Marhab lalu menebasnya dengan sekali pukul hingga terbelah menjadi dua bagian.
Hampir semua peperangan beliau ikuti kecuali perang Tabuk karena mewakili nabi
Muhammad untuk menjaga kota Madinah.

Setelah Nabi wafat


Sampai disini hampir semua pihak sepakat tentang riwayat Ali bin Abi Thalib, perbedaan
pendapat mulai tampak ketika Nabi Muhammad wafat. Syi'ah berpendapat sudah ada wasiat
(berdasar riwayat Ghadir Khum) bahwa Ali harus menjadi Khalifah bila Nabi SAW wafat.
Tetapi Sunni tidak sependapat, sehingga pada saat Ali dan Fatimah masih berada dalam
suasana duka orang-orang Quraisy bersepakat untuk membaiat Abu Bakar.

Sebagai khalifah
Saat peristiwa terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan mengakibatkan kegentingan di
seluruh dunia Islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara.
Pemberontak yang waktu itu menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin
Abi Thalib sebagai khalifah, waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair bin Awwam dan
Talhah bin Ubaidillah memaksa beliau, sehingga akhirnya Ali menerima bai'at mereka.
Menjadikan Ali satu-satunya Khalifah yang dibai'at secara massal, karena khalifah
sebelumnya dipilih melalui cara yang berbeda-beda.
Sebagai Khalifah ke-4 yang memerintah selama sekitar 5 tahun. Masa
pemerintahannya mewarisi kekacauan yang terjadi saat masa pemerintah Khalifah
sebelumnya, Utsman bin Affan. Untuk pertama kalinya perang saudara antara umat Muslim
terjadi saat masa pemerintahannya, Pertempuran Basra. 20.000 pasukan pimpinan Ali
melawan 30.000 pasukan pimpinan Zubair bin Awwam, Talhah bin Ubaidillah, dan Ummul
mu'minin Aisyah binti Abu Bakar, Istri Rasulullah. Perang tersebut dimenangkan oleh pihak
Ali.
Peristiwa pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan yang menurut berbagai kalangan
waktu itu kurang dapat diselesaikan karena fitnah yang sudah terlanjur meluas dan sudah
diisyaratkan (akan terjadi) oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau masih hidup, dan
diperparah oleh hasutan-hasutan para pembangkang yang ada sejak zaman Utsman bin Affan,
menyebabkan perpecahan di kalangan kaum muslim sehingga menyebabkan perang tersebut.
Tidak hanya selesai di situ, konflik berkepanjangan terjadi hingga akhir pemerintahannya.
Pertempuran Shiffin yang melemahkan kekhalifannya juga berawal dari masalah tersebut.

Wafat
Ali bin Abi Thalib wafat di usia 63 tahun karena pembunuhan yang dilakukan oleh
Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij (pembangkang). Itu
terjadi saat mengimami salat subuh di masjid Kufah, pada tanggal 19 Ramadhan, dan Ali
menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ali
dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa ia
dikubur di tempat lain.

Keturunan
Menurut riwayat, Ali bin Abi Thalib memiliki 36 orang anak yang terdiri dari 18 anak
laki-laki dan 18 anak perempuan. Sampai saat ini keturunan itu masih tersebar, dan dikenal
dengan Alawiyin atau Alawiyah. Sampai saat ini keturunan Ali bin Abi Thalib kerap digelari
Sayyid. Dua anak laki-lakinya yang terkenal, lahir dari anak Nabi Muhammad, Fatimah,
adalah Hasan dan Husain.
Keturunan Ali melalui Fatimah dikenal dengan Syarif atau Sayyid, yang merupakan
gelar kehormatan dalam Bahasa Arab, Syarif berarti bangsawan dan Sayyed berarti tuan.
Sebagai keturunan langsung dari Muhammad, mereka dihormati oleh Sunni dan Syi'ah.

Anda mungkin juga menyukai