i
s
Pasal 2
(1). Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 72
(1). Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan seba-
gaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,-
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda
paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).
(2). Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta atau Hak Terkait sebagai-mana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1),
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
i ii
POLITIK MAJELIS ZIKIR
Studi Kasus Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah
Wilayah Jawa Tengah pada Pilleg 2009
Penerbit:
AKFI media
Jl. Taman Beringin Mulia 35 Ngaliyan Semarang 50185
Telp. [024] 703-55117
http://akfi-media.blogspot.com
e-mail:akfimedia@asia.com
ISBN 978-602-8572-07-1
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Cetakan Pertama, Desember 2009
iii iv
kesinambungan dan dilakukan oleh semua pihak. Salah satu lem-
baga yang cukup efektif untuk berpartisipasi dalam menyemaikan
pendidikan politik di kalangan masyarakat kelas menengah ke
bawah adalah majelis-majelis zikir ”tradisional”, sekadar untuk
membedakannya dari majelis-majelis zikir yang lahir di kota-kota
besar dengan jamaah yang hampir semuanya kelas menengah ke
atas. Karena di samping para jamaahnya memang banyak berasal
dari kalangan menengah ke bawah, tingkat kepatuhan jamaah
terhadap pimpinan jamaah masih sangat kuat. Dalam konteks ini,
PENGANTAR PENULIS Majelis Zikir atau Jamaah al-Khidmah bisa menjadi salah satunya.
Penelitian ini difokuskan pada perilaku politik Jamaah al-
Khidmah Wilayah Jawa Tengah pada pemilu legislatif 2009. Istilah
”Jamaah al-Khidmah”, meminjam ungkapan Magniz Suseno,
adalah istilah konstruksi, bukan deskripsi. Sebab Jamaah al-Khid-
.
mah yang sebenarnya tentu jauh dari yang dikemukakan di dalam
penelitian ini. Jamaah al-Khidmah mengacu kepada keluaraga besar
Segala puji bagi Allah swt., yang telah memberikan per- al-Khidmah yang terdiri dari dewan penasehat, pengurus dan
tolongan-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan penulisan buku ini. jamaah.
Hambatan-hambatan yang ada relatif dapat teratasi. Shalawat dan Penelitian ini merupakan upaya awal untuk mengenal lebih
salam semoga tercurah ke pangkuan Nabi Muhammad saw. yang jauh tentang majelis zikir yang telah menjadi unsur penting di Jawa
warisannya tidak pernah usai dan usang untuk diteliti, termasuk Tengah ini. Sebab di samping jumlah jamaahnya yang semakin
warisan spiritualnya. Mudah-mudahan melalui penelitian yang se- besar, majelis zikir ini juga memiliki fleksibilitas dan inklusifitas
rius dan berkelanjutan, kesalahpahaman terhadap warisan beliau, yang cukup tinggi. Sehingga majelis zikir semacam ini berpotensi
yang akhir-akhir ini sering dijumpai, semakin dapat diminimalisir. besar untuk menjadi bagian penting dari upaya bersama mem-
Buku yang ada di tangan pembaca ini mulanya merupakan bangun Jawa Tengah khususnya dan Indonesia umumnya agar
sebuah hasil penelitian yang mendapatkan bantuan biaya dari DIPA menjadi lebih baik lagi. Apalagi bila dikaitkan dengan kenyataan
Balitbang Agama Semarang tahun 2009. Penelitian ini bermula dari akhir-akhir ini, bahwa Jawa Tengah ternyata menjadi tempat yang
adanya kegelisahan tentang masih rendahnya kesadaran politik di subur bagi berkembangnya sel-sel terorisme.
kalangan masyarakat, termasuk masyarakat Jawa Tengah, terutama
Jamaah al-Khidmah berpotensi besar untuk tidak sekedar
kelas menengah ke bawah. Indikasinya antara lain masih banyak
menjadi majelis zikir dalam pengertian terminologisnya, melainkan
konflik di tingkat akar rumput yang disebabkan oleh perbedaan
zikir dalam pengertian yang lebih luas, yakni menyemaikan ke-
pilihan politik. Karena itu dibutuhkan pendidikan politik yang ber-
sadaran ketuhanan di muka bumi ini. Hal ini tentu saja menjadi
v vi
salah satu upaya meneruskan perjuangan besar yang selama ini pembahas, audiens dan nara sumber, dan semaksimal mungkin
sebenarnya telah diemban oleh tarekat-tarekat terdahulu, dimana hasil penelitian ini telah saya adakan perbaikan, sesuai dengan
al-Khidmah ini merupakan salah satu penyangga tarekat, yakni masukan-masukan itu. Namun demikian, tanggung jawab substan-
Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah yang ber- sial dari hasil penelitian ini tetap ada pada saya.
pusat di al-Fithrah Kedinding Surabaya. Pada tanggal 18 Agustus 2009, Hadhratusy Syeikh Romo Kyai
Selanjunya, penelitian ini tidak mungkin terlaksana tanpa ban- Ahmad Asrori al-Ishaqi wafat dalam usia 58 tahun, karena beliau di-
tuan dari semua pihak. Untuk itu, saya ingin menyampaikan terima perkirakan lahir pada tanggal 17 Agustus 1951. Untuk itu, saya ber-
kasih yang tak terhingga kepada Prof. Dr. Muslich Shabir, M.A. harap agar buku ini menjadi salah satu bentuk ta‘zhim saya kepada
selaku kepala Balitbang Agama Semarang yang telah memberikan beliau. Mudah-mudahan apa yang telah beliau tinggalkan tetap
kesempatan kepada saya untuk mendapatkan bantuan penelitian berjalan dan semakin berkembang.
kompetitif ini, para Dewan Penasehat, para Pengurus dan sejumlah Akhirnya, saya sadari bahwa masih banyak sekali kekurangan
jamaah al-Khidmah Jawa Tengah yang telah memberikan informasi dalam penelitian ini di setiap tahapannya. Untuk itu, saran dan
berharga bagi penelitian ini, terutama Ustadz H. Ali Musyafak, kritik konstruktif masih tetap saya harapkan demi perbaikan pe-
salah seorang imam khushushi, yang berkenan rawuh tiap bulan di nelitian ini dan penelitian-penelitian saya selanjutnya. Atas semua
tempat saya untuk memimpin zikir bersama jamaah ibu-ibu saran dan kritik konstruktif itu saya sampaikan banyak terima kash.
“Uswatun Hasanah”. Melalui beliau, saya mendapatkan informasi
yang sangat berharga dan melalui beliau pula saya dipertemukan
dengan pihak-pihak yang sangat memahami al-Khidmah Jawa
.
Tengah ini. Juga kepada semua pihak yang tidak sempat saya sebut-
kan satu per satu. Atas semua jasa mereka itu, saya hanya bisa Semarang, Desember 2009
berdoa semoga menjadi amal saleh yang akan mengiringi langkah
sampai ke akhirat kelak, bersama para orang tua, para guru, para
Penulis
nabi dan terutama Baginda Rasulullah saw. Amin, amin, amin,
Allahumma amin.
Hasil penelitian ini telah saya seminarkan di dalam forum
Seminar Hasil Penelitian Kompetitif Individual: “Peran Agama
dalam Peningkatan Kualitas Perpolitikan di Indonesia” yang di-
selenggarakan oleh Balai Litbang Agama Semarang, pada hari Sabtu
8 Agustus 2009 bertepatan dengan penyergapan seorang teroris
yang diduga kuat sebagai Noordin Mohd. Top di Desa Beji Kedu
Temanggung Jawa Tengah. Sejumlah masukan telah diberikan oleh
vii viii
Ada tiga masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu: Pertama,
bagaimana pandangan Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa
Tengah tentang pemilu legislatif tahun 2009? Masalah ini akan
dirinci menjadi tiga, yaitu tentang bagaimana hukum memilih dan
tidak memilih (golput), tentang fungsi pilleg untuk menghasilkan
ABSTRAK anggota dewan yang aspiratif dan tentang kriteria memilih caleg.
Kedua, bagaimana perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah Wila-
yah Jawa Tengah dalam pemilu legislatif tahun 2009? Masalah ini
Mulai dekade 90-an, ada sejumlah pergeseran pada majelis- juga akan dirinci menjadi tiga, yaitu tentang perilaku memilih
majelis zikir, mulai dari segi pengelolaan sampai heterogenitas jamaah al-Khidmah, tentang perilaku para caleg dalam meng-
jamaahnya. Salah satunya adalah Majelis Zikir al-Khidmah atau kampanyekan diri, dan tentang relasi antara caleg dengan Majelis
yang lebih dikenal Jamaah al-Khidmah. Majelis zikir ini tidak bisa Zikir ini. Ketiga, bagaimana implikasi dari pandangan dan perilaku
dilepaskan dari sebuah varian baru dari Tarekat Qadiriyyah wa politik Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa Tengah? Masalah ini
Naqsyabandiyyah (TQN), yaitu Tarekat Qadiriyyah wa Naqsya- akan dirinci menjadi dua, yaitu implikasi internal yakni implikasi
bandiyyah Usmaniyyah (TQN-U). Meski cikal bakalnya sudah ada pandangan dan perilaku politik para dewan penasehat terhadap
bersamaan dengan majelis tarekat di Sawahpulo pada tahun 1980- para pengurus, implikasi pandangan dan perilaku politik para
an yang diasuh oleh Romo Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi, dan di era dewan penasehat dan para pengurus terhadap jamaah dan terhadap
1990-an sudah dibentuk kepengurusan secara relatif modern, Majelis Zikir ini secara kelembagaan; dan implikasi eksternal yakni
namun secara formal keorganisasian, Majelis Zikir al-Khidmah ini implikasi pandangan dan perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah
baru diresmikan pada tanggal 25 Desember 2005 di Pesantren al- terhadap masyarakat dan pemerintah.
Fithrah Meteseh Semarang Jawa Tengah. Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam
Di Jawa Tengah jamaah al-Khidmah ini mencapai ratusan ribu. (depth interview), observasi dan dokumentasi. Selanjutnya data
Maka menarik untuk mengkaji, bagaimana perilaku politik mereka dianalsis secara kualitatif, yakni proses mengatur urutan data,
pada pemilu legislatif tanggal 9 April 2009 lalu, karena beberapa mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan
alasan. Pertama, secara individual masing-masing jamaah adalah uraian dasar. Setelah itu dilakukan interpretasi, yakni menjelaskan
warga yang memiliki hak politik dan sekaligus menjadi bagian dari pola uraian dan menjelaskan hubungan-hubungan di antara
organisasi kerohanian, dimana hubungan hierarkis dengan para dimensi uraian. Metode interpretasi yang digunakan adalah metode
guru atau mursyid sangat kuat. Kedua, dalam skala regional, perilaku hermeneutik, dengan mengambil paradigma kritis sebagai metode
politik jamaah majelis ini akan sangat menentukan iklim politik di utamanya. Hermeneutika kritis berprinsip bahwa untuk menafsir-
Jawa Tengah. Ketiga, secara kelembagaan majelis zikir ini memiliki kan sebuah teks, tidak cukup hanya didasarkan pada apa yang ter-
jamaah yang cukup besar, sehingga sangat berpotensi untuk kait dengan kebahasaan (intralinguistic), melainkan juga harus
mengambil peran strategis bagi keberlangsungan proses demokrasi merambah ke faktor-faktor di luar teks (extralinguistic).
yang lebih baik. Keempat, heterogenitas jamaah dilihat dari berbagai Penelitian ini menemukan beberapa hal, yaitu pertama, pan-
segi, termasuk latar belakang keagamaan. dangan Majelis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah tentang pemilu
ix x
legislatif 2009 dapat dikategorikan sebagai pandangan yang mo-
derat. Sebab, terkait dengan hukum memilih pada pilleg 2009
tersebut, tidak ada yang mengatakan wajib mutlak atau haram
mutlak. Namun demikian, sebagian besar menyatakan bahwa kecil
sekali peranan pilleg dalam menciptakan masyarakat adil dan
makmur. Kedua, perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah Jawa
Tengah pada pilleg 2009 dapat dikategorikan sebagai perilaku po-
litik yang akomodatif. Indikasinya adalah kemampuan Jamaah al-
Khidmah untuk berkompromi dengan partai-partai politik, namun
tetap berjarak. Perilaku seperti ini juga mempengaruhi perilaku
para caleg dalam mengkampanyekan diri di dalam Jamaah al-
Khidmah ini. Hanya cara-cara yang sangat halus yang mereka
gunakan dalam mengkampanyekan diri. Selanjutnya, dari sejumlah
kemungkinan bentuk relasi yang terbangun antara seorang caleg
dengan al-Khidmah, sampai saat ini barulah satu bentuk, yakni
seorang caleg yang berstatus sebagai jamaah, tidak ada yang
menjadi pengurus ataupun dewan penasehat. Ketiga, pandangan
dan perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah ini membawa
implikasi positif, baik secara internal maupun eksternal. Secara
internal, al-Khidmah tetap konsisten dengan sikap netral yang sejak
awal memang telah dipilih. Yakni al-Khidmah bukan sebagai partai
atau cikal bakal partai, melainkan sebagai majelis zikir. Sedang
secara eksternal, banyak lembaga pemerintah maupun non-
pemerintah yang menjadikan al-Khidmah sebagai partner yang
baik. Di samping itu, keinginan untuk memasuki jamaah ini juga
sangat tinggi, tanpa ada kekhawatiran perbedaan baju politik.
xi xii
1. Jaringan Internal al-Thariqah dan al-Khidmah—37
2. Jaringan Eksternal al-Thariqah dan al-Khidmah—43
3. Jaringan Internal dan Eksternal al-Khidmah Jawa
Tengah—47
D. Kegiatan Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng—49
DAFTAR ISI 1. Kegiatan-kegiatan Baku—49
2. Standard Operating Procedure (SOP)—54
3. Kegiatan-kegiatan Tambahan—61
xiii xiv
3. Pengaruh Dewan Penasehat dan Pengurus terhadap
Lembaga—111
C. Implikasi Eksternal—113
1. Pengaruh terhadap Lembaga dan Masyarakat di luar
al-Khidmah—113
2. Pengaruh terhadap Pemerintah—114
BAB V: PENUTUP—117
A. Kesimpulan—117
B. Rekomendasi—119
C. Kata Penutup—119
Daftar Pustaka—121
Tentang Penulis—125
Pengalaman Penelitian—127
xv xvi
tetapi juga mulai merambah ke masyarakat kelas menengah ke atas;
tidak hanya dari kalangan pengusaha, tetapi juga birokrat dan
pejabat.
Salah satu majelis zikir yang mengalami pergeseran seperti itu
adalah Majelis Zikir al-Khidmah. Majelis zikir ini tidak bisa di-
lepaskan dari sebuah varian baru dari Tarekat Qadiriyyah wa
Naqsyabandiyyah (TQN), yaitu Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyaban-
diyyah Usmaniyyah (TQN-U). Nama Usmaniyyah diambil dari
nama salah seorang murid Kyai Musta‘in Romli, yaitu Hadhratus
Syeikh Romo Kyai Usman al-Ishaqi. Kyai Usman ini termasuk
BAB I seorang murid yang mengambil sikap netral dalam konflik antara
mereka yang pro dan yang kontra dengan perilaku politik Kyai
PENDAHULUAN Musta‘in Romli masuk ke dalam partai Golkar ketika itu. Pada
tahun 1984 Kyai Usman al-Ishaqi wafat. Namun sebelum wafat,
beliau sudah menunjuk salah seorang putranya, Kyai Ahmad Asrori
al-Ishaqi, sebagai penggantinya dalam tarekat. Gus Asrori bukan
A. Latar Belakang anak sulung, tetapi di mata ayahnya dialah yang paling pantas
mengajar fiqih dan tasawuf. Tiga putra lainnya diberikan tugas
Mulai dekade 1990-an, ada beberapa pergeseran yang cukup masing-masing di bidang lain. Kyai Asrori sebetulnya sudah di-
signifikan dari sejumlah majelis zikir “tradisional”1. Antara lain, per- lantik sebagai khalifah oleh ayahnya pada tahun 1978. Namun Kyai
tama, dari segi pengelolaan, majelis-majelis zikir itu mulai dikelola Asrori saat itu masih muda, sehingga tidak semua murid ayahnya
dengan mengakomodasi konsep manajemen modern, lengkap de- menerimanya sebagai guru. Ada yang berpindah kepada Kyai
ngan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. Ini jelas Maksoem Djafar di Porong, dan ada yang berhenti sama sekali.
berbeda dengan majelis-majelis zikir yang sebelumnya dikelola se-
Tetapi tampaknya jumlah murid tarekat Kyai Asrori tetap cukup
cara konvensional dan cenderung menghindari, untuk tidak me-
banyak. Pengajian tarekatnya, sebulan sekali di pesantren Sawah-
ngatakan melarang menggunakan, teknologi modern. Kedua, me-
pulo dihadiri ribuan orang.2 Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiy-
ningkatnya heterogenitas para jamaah, yakni tidak hanya terdiri dari
yah yang dipimpin oleh Kyai Asrori inilah yang kemudian diberi
masyarakat pedesaan, tetapi juga mulai merambah ke masyarakat
tambahan nama Usmaniyyah.
perkotaan; tidak hanya masyarakat kelas menengah ke bawah,
______________
1
______________
Istilah tradisional di sini digunakan sekadar untuk membedakan dari
2
majelis zikir modern, yang memang sejak berdirinya sudah dikekola secara Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Mizan,
modern, bahkan mirip seperti lembaga bisnis. Bandung, 1992, hlm. 178-182
4. Metode Analisis dan Interpretasi Data Hasil dari penelitian ini dilaporkan dengan sistematika sebagai
Metode analisis dalam penelitian ini dibedakan dari metode berikut:
interpretasi data. Yang pertama dimaksudkan sebagai proses meng- Bab I, Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah,
atur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kate- Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Kerangka Teori, Telaah
gori dan satuan uraian dasar. Sedang yang kedua dimaksudkan se- Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Laporan
bagai upaya memberi arti terhadap analisis, menjelaskan pola Bab II, Gambaran Umum Majelis Zikir Al-Khidmah Wilayah
uraian dan menjelaskan hubungan-hubungan di antara dimensi Jateng, meliputi Sejarah Singkat, Kondisi Sosio Politik Jamaah,
uraian.22 Analisis ini dilakukan terhadap masalah pokok, yaitu peri- Jaringan Majelis Zikir al-Khidmah Jateng dan Kegiatan Majelis Zikir
laku politik Majelis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah, dimana perilaku al-Khidmah
ini tidak bisa dilepaskan dari pandangan dan tentu saja memiliki Bab III, Perilaku Politik Majelis Zikir Al-Khidmah Jateng pada
implikasi. Ketiga masalah ini kemudian akan diurai ke dalam kate- Pilleg 2009, meliputi Latar Belakang Politik Berdirinya al-Khidmah,
gori dan satuan uraian dasar tertentu, sebagaimana telah dikemuka- Pandangan Politik al-Khidmah Jateng yang terdiri dari Pilleg dalam
kan pada sub masalah pokok di atas. Perspektif Hukum Islam dan Pilleg sebagai Sarana Menciptakan
Untuk menginterpretasikan data, akan digunakan metode Masyarakat Adil Makmur, Pilihan Politik dan Relasi Para Caleg
hermeneutik, dengan mengambil paradigma kritis sebagai metode dengan al-Khidmah Jateng.
utamanya. Hermeneutika kritis berprinsip bahwa untuk menafsirkan Bab IV, Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir Al-Khidmah
sebuah teks, tidak cukup hanya didasarkan pada apa yang terkait Jateng Pada Pilleg 2009, meliputi Implikasi Internal dan Implikasi
dengan kebahasaan (intralinguistic), melainkan juga harus merambah Eksternal.
ke faktor-faktor di luar teks (extralinguistic).23 Metode penafsiran ini Bab V, Penutup, meliputi Kesimpulan, Rekomendasi dan Kata
______________ Penutup.[]
22
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosda Karya, _______________
Bandung, 1999, hlm. 103
23
Richard E. Palmer, Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi, karta, 2005, hlm. 190. Lihat pula Ilham B. Sainong, Hermeneutika Pem-
terjemahan Musnur Hery dan Damanhuri Muhammad, Pustaka Pelajar, Yogya- bebasan, Teraju, Jakarta, 2002, hlm. 42-45
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 17 18 ║Politik Majelis Zikir
Kelima, makin terselubung, kabur dan suramnya untuk mem- Kesebelas, makin sedikit dan berkurangnya para tokoh agama,
bedakan antara yang haq dan yang batil, dengan beraninya selalu tokoh masyarakat dan para pemimpin yang saleh, yang bisa men-
membawa-bawa nama: “Demi Allah swt., demi Rasulullah saw., jadi suri tauladan dan panutan yang baik secara lahir dan batin.
demi agama dan demi kebenaran yang mutlak serta demi bangsa Kedua belas, makin banyak kelompok, golongan yang sesat dan
dan negara.” menyesatkan dengan terang-terangan menampakkan dirinya de-
Keenam, makin terbaliknya pemikiran-pemikiran dan sudut ngan segala aneka warna yang mengaburkan dan menyilaukan, dan
pandang, yang baik dikatakan munkar, sebaliknya yang munkar dengan segala macam raut muka yang berbeda-beda.2
dikatakan baik. Persoalan ijtihadiyah, khilafiyah dan furu‘iyah yang Atas dasar alasan-alasan tersebut, maka terbentuklah Jamaah al-
seharusnya untuk saling mengerti, menyayangi dan menghargai, Khidmah. Secara ringkas, alasan-alasan tersebut dapat dikemukakan
memuliakan dan menaungi serta melindungi sesama umat, lebih- menjadi beberapa butir, yaitu:
lebih umat Islam, disejajarkan dengan persoalan munkar dan di- Pertama, merosotnya penghayatan keagamaan, yang ditandai
tuduh sebagai perkara bid‘ah yang sesat dan menyesatkan, yang me- oleh makin meningkatkan semangat sektarianisme dan formalisme.
nyebabkan makin jauhnya persatuan dan kesatuan umat, lebih- Kedua, melemahnya dimensi spiritualisme yang ditandai oleh
lebih ukhuwwah Islamiyyah. pendewaan terhahadap rasionalisme, positivisme dan ilmu penge-
Ketujuh, makin terjerat hanya oleh kekuatan daya pikiran dan tahuan.
wawasan, dan tersekap hanya oleh kemampuan ilmu pengetahuan, Ketiga, melemahnya kesalehan sosial yang ditandai oleh me-
tanpa disadari hampa dan kosongnya rahasia dan cahaya dari Allah lemahnya semangat saling menghargai, saling menyayangi dan
swt., yang mengiringi, menuntun dan membimbing ke satu titik saling menolong antar sesama manusia.
“shidq al- tawajjuh” (kebenaran, ketepatan, kemantapan dan kesung- Bila dibandingkan dengan alasan-alasan yang dikemukakan
guhan dalam mengabdi dan berkhidmah kepada Allah swt.). oleh para cendekiawan berkenaan dengan urgensi spiritualitas pada
umumnya dan sufisme serta tarekat pada khususnya, maka tampak
Kedelapan, makin berani dalam menangani persoalan, men-
sekali ada kesamaan. Ahmad Najib Burhani, misalnya, menge-
duduki kedudukan dan dalam menguasai segala kekuasaan, lebih-
mukakan bahwa di samping memberi kemudahan bagi manusia,
lebih yang berkaitan dengan persoalan agama, di luar ilmu, keahlian
manusia juga terasing dari dimensi spiritualitasnya. Ketika manusia
dan kemampuannya.
melepaskan diri dari koneksi spiritualitas, maka ia akan seperti
Kesembilan, makin banyak yang membanggakan dan yang
layang-layang yang putus dari benangnya, tidak menyangkut ke
mengagungkan pikiran, wawasan dan pendapatnya sendiri, seakan- langit dan tidak pula ke bumi.3 Karena itu wajar bila kehidupan
akan yang paling benar secara mutlak.
______________
Kesepuluh, makin banyak yang menuhankan dan menganggap 2
Achmad Asrory Oesman al-Ishaqy, Tuntunan dan Bimbingan, al-Khid-
hawa nafsu dan kepentingan pribadi, kelompok dan golongan di mah, Semarang, 2006, hlm. d-f
3
atas segala-galanya. Ahmad Najib Burhani, Sufisme Kota: Berfikir Jernih Menemukan
Spiritualitas Positif, Serambi, Jakarta, 2001, hlm. 166
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 19 20 ║Politik Majelis Zikir
modern sekarang ini tampil dengan wajah antagonistik. Di satu disi utuh maupun tidak utuh. Sebab sufisme dan tarekat, dalam arti
pihak modernisme telah mendatangkan kemajuan spektakuler da- spiritualismenya, merupakan bagian tak terpisahkan dari keber-
lam bidang material. Tetapi di lain pihak modernisme menghasil- adaan manusia.
kan wajah kemanusiaan yang buram, seperti terlihat pada akibat- Majelis Zikir al-Khidmah juga sering dikenal dengan sebutan
akibat kemanusiaan yang ditimbulkannya. Beberapa akibat tersebut Jamaah4 al-Khidmah. Ada dua istilah yang perlu mendapat per-
antara lain, manusia modern semakin tidak mengenal dan terasing hatian di sini, yaitu istilah “Jamaah” dan istilah “al-Khidmah”. Isti-
dari dirinya sendiri dan Tuhannya setelah mengalami kehidupan lah Jamaah yang secara harfiah berarti perkumpulan biasanya di-
yang sedemikian mekanistik; munculnya kegelisahan dan ke- bedakan dari istilah “jam‘iyyah” yang secara harfiah berarti orga-
gersangan batiniah dan krisis tentang makna dan tujuan hidup.
nisasi. Yang kedua biasanya ditandai dengan tertib administrasi dan
Dengan demikian, mendesak bagi tiap individu untuk mene- pengelolaan yang lebih baik dibanding dengan yang pertama.
mukan dirinya secara utuh, mulai dari dimensi fisik, mental dan Agaknya hal ini berlaku pada kasus Jamaah al-Khidmah ini di masa-
spiritual. Namun demikian, mereka tidak memiliki keberanian yang masa awal pembentukannya. Tetapi di kemudian hari, tepatnya
cukup untuk memasuki tarekat, karena sejumlah alasan yang telah sejak tahun 2005, istilah Jamaah dalam kasus al-Khidmah ini
disebutkan di atas. Maka berdirinya Jamaah al-Khidmah ini bisa identik dengan istilah Jam‘iyyah. Sebab al-Khidmah telah diupaya-
menjadi salah satu jawabannya. Secara umum, jamaah ini bertujuan kan untuk dikelola secara profesional, seperti dikatakan oleh Kyai
untuk mewadahi mereka yang belum siap secara mental dan spi- Asrori: “Maka kita perlu pengaturan dan penanganan yang khusus
ritual untuk masuk ke dalam tarekat, tetapi sangat membutuhkan secara profesional...”5 Atau lebih tepatnya, istilah Jamaah di sini
zikir-zikir dengan bimbingan orang-orang yang memiliki genealogi merujuk kepada seluruh keluarga, sedang istilah yang merujuk
spiritual yang jelas. pada aspek keorganisasiannya tidak ditampakkan. Seakan-akan
Baik alasan-alasan yang dikemukakan oleh Romo Kyai Asrori istilah lengkapnya berbunyi Jamaah Jam‘iyyah al-Khidmah.
maupun para cendekiawan pada umumnya berkenaan dengan Sementara istilah al-Khidmah mengacu kepada pelayanan
urgensi sufisme dan tarekat di era modern ini, sama-sama ber- yang memang sangat ditekankan di dalam jamaah ini. Baik pelayan-
tumpu pada sisi negatif kemanusiaan. Dengan kata lain, sufisme an dalam pengertian rohaniah, maupun pelayanan dalam bentuk
dan tarekat dibutuhkan pada saat manusia kehilangan salah satu di- material. Dalam berbagai kegiatan yang memerlukan dana besar,
mensi kemanusiaannya. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa ketika biasanya khidmah dari para jamaah sangat ditekankan, dalam pe-
manusia mampu menemukan dirinya secara utuh, maka sufisme
______________
dan tarekat tidak dibutuhkan. Kesimpulan ini ada benarnya. Se-
4
Term Jamaah, yang ditulis dengan ”J” (huruf besar) menunjuk kepada
hingga beberapa orang menganggap bahwa sufisme dan apalagi organisasi atau keluarga besar yang meliputi dewan penasehat, pengurus dan
tarekat tidak diperlukan. Namun demikian, akan lebih tepat kiranya jamaah (dengan j huruf kecil). Sedang jamaah dengan ”j” (huruf kecil) me-
nunjuk pada anggota al-Khidmah, yang dikategorikan menjadi muridin-
bila dinyatakan bahwa sufisme dan tarekat diperlukan dalam kon- muridat, muhibbin-muhibbat dan mu‘taqidn-mu‘taqidat.
disi apapun, baik dalam kondisi senang maupun susah, dalam kon- 5
Achmad Asrory Oesman al-Ishaqi, op. cit., hlm. j
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 21 22 ║Politik Majelis Zikir
ngertian pemberian bantuan material. Pemberian bantuan material lambangkan, berkperibadian dan berperilaku rendah hati, mawas
ini diyakini juga akan dapat meningkatkan kualitas spiritual diri dan toleransi serta arif bijaksana demi meraih rahmat dan ridha
pemberinya. serta keutamaan dan kemuliaan di sisi Allah swt.7
Lebih lanjut, makna Jamaah al-Khidmah ini dapat dilihat dari Meski Majelis Zikir al-Khidmah ini cikal bakalnya sudah ada
arti, lambang dan maknanya yang dikemukakan sendiri oleh Romo bersamaan dengan majelis tarekat di Sawahpulo pada tahun 1980-
Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi. Menurut beliau, “al-Fithrah”6 dan “al- an yang diasuh oleh Romo Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi, dan di era
Khidmah” mengandung arti dan makna: 1) menjunjung tinggi ke- 1990-an sudah dibentuk kepengurusan secara relatif modern,
Fithrah-an; 2) mengabdi ke haribaan Allah swt.; 3) mensuri- namun secara formal keorganisasian, Majelis Zikir al-Khidmah ini
tauladani Rasulullah saw.; 4) menegakkan dan meneruskan amali- baru diresmikan pada tanggal 25 Desember 2005 di Pesantren al-
yah Ulama’ Aslafuna al-Shalihun; 5) berbakti kepada Nusa dan Bangsa; Fithrah Meteseh Semarang Jawa Tengah. Peresmian Majelis Zikir
dan 6) dalam naungan dan lindungan Ahlis Sunnah wal Jamaah. ini dihadiri oleh masyarakat dengan beragam latar belakang orga-
Adapun lambang “al-Fithrah” dan “al-Khidmah” terdiri dari gam-
nisasi keagamaan, termasuk Muhammadiyyah, dan oleh sejumlah
bar: 1) pena, alat untuk menulis; 2) arah pena yang menunjuk ke
pejabat, termasuk Menkominfo, yaitu Dr. M. Nuh. Latar belakang-
arah bawah; 3) kitab, empat buah; 4) bintang, tiga buah; 5) tasbih;
nya adalah sulitnya mencetak generasi saleh yang dapat me-
6) pentolan tasbih, yang mengarah ke dalam lingkaran; dan 7) pen-
tolan tasbih yang panjang yang berada di bawah mengarah ke atas. nyenangkan kedua orang tua, sahabat, tetangga, guru-guru sampai
Adapun arti simbolik dari lambang tersebut adalah: 1) pena, sebagai Baginda Rasulullah saw.8 Ini adalah kepengurusan al-Khidmah
lambang mencari ilmu; 2) arah pena ke bawah melambangkan tingkat pusat. Demikian pula pembentukan kepengurusan al-
menuntut dan menambah ilmu sejak lahir hingga kembali ke liang Khidmah wilayah Jawa Tengah dan DIY. Di tingkat wilayah ini,
lahat; 3) empat buah kitab melambangkan landasan al-Qur’an, al- para sesepuh yang terlibat antara lain KH. Masduri, KH. Munir
Hadis, al-ijma dan al-qiyas; 4) tiga buah bintang melambangkan, Abdullah dan Habib Thahir.9
memantapkan dan menyempurnakan al-Islam, al-Iman dan al- Struktur organisasi al-Khidmah minimal terdiri dari ketua, se-
Ihsan; 5) tasbih melambangkan, mengikuti ketetapan dan amaliyah kretaris, bendahara, koordinator dan seksi-seksi sesuai kebutuhan.
Ulama’ Aslafuna al-Shalihun; 6) pentolan tasbih yang mengarah ke Ketua al-Khidmah memiliki tugas: 1) bertanggung jawab kepada
dalam melambangkan kesungguhan dan keikhlasan dalam meng- Dewan Penasehat dan Pengurus Thariqah; 2) melaksanakan segala
abdi dan berkhidmah kepada Allah swt.; dan 7) pentolan tasbih
keputusan yang telah ditetapkan oleh Pengurus al-Thariqah ber-
yang panjang yang berada di bawah dan mengarah ke atas me-
______________ ______________
7
6
Al-Fithrah ini adalah nama pesantren tempat tarekat dan jamaah al- Achmad Asrory Oesman al-Ishaqy, op. cit., hlm. g-h.
8
Khidmah mengembangkan diri. Pusatnya terletak di Kedinding Lor Surabaya. Di Penjelasan Drs. H. Hasanuddin pada acara Haul Akbar Kabupaten Ken-
Jawa Tengah, pesantren Al-Fithrah terletak di Meteseh Semarang, dan dal di Desa Nawangsari Weleri Kendal pada Senin, 26 Januari 2009. Menurut-
menjadi pusat kegiatan bagi jamaah yang ada di wilayah Jawa Tengah dan nya, jamaah al-Khidmah saat ini telah merambah ke sejumlah negara lain,
Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya tiap tanggal sebelas bulan qamariyah, seperti Malaysia, Singapura, Philipina, bahkan Arab Saudi.
9
yang lebih dikenal dengan istilah “Sewelasan”. Wawancara dengan Ustadz Musyafak, Senin 29 Juni 2009.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 23 24 ║Politik Majelis Zikir
sama Pengurus al-Khidmah; 3) mengadakan kegiatan lain yang kolektif, bukan individual. Namun demikian, dalam prakteknya,
tidak bertentangan dengan ketentuan hukum syariat; dan 4) meng- yang paling dihormati adalah yang telah disepakati sebagai para
arahkan sesama pengurus untuk menyukseskan kegiatan sesuai de- sesepuh inti di setiap tingkatannya.
ngan bidang dan tanggung jawab masing-masing. Sekretaris me-
B. Kondisi Sosio Politik Jamaah al-Khidmah Wilayah
miliki tugas: 1) bertanggung jawab kepada ketua al-Khidmah; 2)
Jateng
melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan oleh Pe-
ngurus al-Thariqah dan Pengurus al-Khidmah; 3) mengadminis- Secara garis besar, jamaah (dengan j huruf kecil) al-Khidmah
trasikan segala kegiatan Pengurus al-Khidmah; dan 4) mengadakan bisa dibedakan ke dalam sejumlah kategori. Yang pertama adalah
koordinasi dengan sesama pengurus dalam rangka menyukseskan muridin-muridat, yaitu jamaah pria dan wanita yang telah melakukan
kegiatan yang telah ditetapkan. Sedang bendahara memiliki tugas: bai‘at untuk mengamalkan secara konsisten zikir-zikir dalam
1) bertanggung jawab kepada ketua al-Khidmah; 2) merencanakan Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah. Dengan kata
biaya dan pendapatan setiap kegiatan yang telah ditetapkan; 3) lain, muridin-muridat adalah mereka yang telah memasuki tarekat.
mencatat setiap pendapatan dan pengeluaran; dan 4) melaporkan Untuk menjadi murid dengan kategori ini, seseorang harus me-
hasil kerja kepada Dewan Penasehat, Pengurus al-Thariqah dan lakukan bai‘at khushush (al-bai‘ah al-khashshah) yang disebut dengan
Pengurus al-Khidmah.10 Bai‘at Tarbiyah. Selain jenis bai‘at ini, ada dua jenis bai‘at lain, yaitu
Dengan demikian, kepengurusan al-Khidmah tidak bisa di- Bai‘at tasyabbuh dan Bai‘at Tabarruk. Yang pertama adalah bai‘at
lepaskan dari kepengurusan al-Thaqirah, meskipun bisa dibedakan. karena sikap husnuzh-zhan kepada Romo Yai atau terhadap tarekat
Di samping kepengurusan thariqah yang lebih tinggi kedudukan- ini. Dasarnya adalah “man tasyabbaha bi qaumin fa huwa minhum.”
nya, juga ada Dewan Penasehat yang kedudukannya di atas pe- (siapa yang meniru suatu masyarakat, maka ia termasuk ke dalam
ngurus al-Khidmah dan al-Thariqah. Dengan kata lain, kunci al- golongan mereka). Sedang yang kedua adalah bai‘at karena ingin
Khidmah dan al-Thariqah sebenarnya terletak pada Dewan Pe- mendapatkan berkah, biasanya oleh mereka yang sudah memiliki
nasehat ini. Namun demikian, Dewan Penasehat juga harus mem- amalan tarekat di luar tarekat ini.11
berikan kebebasan kepada para pengurus al-Khidmah maupun al- Yang kedua adalah kategori muhibbin-muhibbat, yaitu mereka
Thariqah untuk membuat keputusan sepanjang masih berada di yang memiliki rasa cinta terhadap tarekat ini, tetapi belum memiliki
jalur organisasi. Yang dimaksud Dewan Penasehat adalah imam kesiapan mental dan spiritual untuk memasukinya. Mereka ini
khushushi, kyai, ustadz dan sesepuh yang tinggal di satu kawasan biasanya menjadi anggota dari jamaah al-Khidmah. Mereka juga
atau wilayah atau kota atau kabupaten. Dewan Penasehat bersifat sudah mulai terlibat secara aktif dan intensif di dalam berbagai
kegiatan al-Khidmah, terutama kegiatan-kegiatan yang bersifat
______________
10
______________
Achmad Asrory Oesman al-Ishaqy, Pedoman Kepemimpinan dan Ke-
11
pengurusan dalam Kegiatan dan Amaliah al-Thariqah dan al-Khidmah, al- Penjelasan Ustadz H. Musyafak seusai memimpin zikir di Pengajian al-
Khidmah, Semarang, 2006, hlm. 13-15 Barzanji Uswatun Hasanah Jatisari Asri Mijen, Senin, 21 Januari 2009
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 25 26 ║Politik Majelis Zikir
massif. Bila dibandingkan dengan jamaah kategori muridin-muridat, Tabel 1:
di samping belum memasuki tarekat, jamaah ini juga memiliki ting- Karakteristik Jamaah al-Khidmah Jateng
kat fanatisme yang lebih rendah. Hal ini disebabkan, jargon yang Kategori Bai‘at Partisipasi Loyal Prosentase
berbunyi “seorang murid di hadapan seorang syaikh haruslah Muridin/at Tarbiyah Seluruh aktivitas Total 25 %
seperti mayat di tangan orang yang memandikannya”12 belum ber- (1) tarekat dan al-
laku bagi mereka. Bila dikaitkan dengan jenis bai‘at, maka umum- Khidmah
nya jamaah dengan kategori ini melakukan bai‘at tasyabuh. Itulah Muhibbin/at Tasyabbuh Seluruh aktivitas Besar 50 %
sebabnya, jamaah ini juga mulai menyukai berbagai atribut yang (2) al-Khidmah
menjadi ciri khas dari al-Khidmah, seperti baju koko, peci warna Mu‘taqidin/at Tabarruk Sebagian aktivitas Kecil 25 %
putih, tasbih, foto-foto Romo Kyai Asrori, dan berbagai pernak- (3) al-Khidmah
pernik yang mengandung logo al-Khidmah.
Dan yang ketiga adalah kategori mu‘taqidin-mu‘taqidat, yaitu Apabila ketiga kategori jamaah tersebut dibandingkan dari segi
mereka yang memiliki keyakinan bahwa tarekat dan zikir-zikir yang jumlah, maka yang paling besar adalah jamaah dengan kategori
diajarkan oleh Romo Kyai sangat baik. Tetapi karena satu dan lain muhibbin-muhibbat. Sedang jamaah dengan kategori muridin-muridat
hal, mereka tidak menjadi anggota al-Khidmah apalagi anggota dan mu‘taqidin-mu‘taqidat jumlahnya relatif sama. Maka dalam se-
tarekat. Salah satu alasannya adalah karena mereka sudah memiliki buah majelis zikir yang bersifat massif, yang diselenggarakan oleh
keterikatan dengan tarekat tertentu di luar Tarekat Qadiriyyah wa al-Khidmah, pengikut terbesar adalah jamaah dengan kategori
Naqsyabandiyyah Usmaniyyah. Alasan lainnya adalah bahwa muhibbin-muhibbat. Jamaah ini, bersama dengan jamaah dengan
mereka hanya menyukai jenis-jenis zikir yang tidak mengikat. Se- kategori muridin-muridat rela mengikuti kegiatan al-Khidmah meski
hingga ketika ada kegiatan al-Khidmah yang bersifat massif dan di tempat yang sangat jauh dan harus mengeluarkan biaya.13 Bila
lokasinya mudah dijangkau, maka mereka akan mengikutinya. dibuat prosentasi, maka kurang lebih dalam sebuah acara Haul
Dilihat dari segi fanatismenya, jamaah dengan kategori ini relatif Akbar misalnya, lima puluh persen pesertanya adalah jamaah de-
tidak memiliki fanatisme. Terhadap berbagai atribut yang berkaitan ngan kategori muhibbin-muhibbat. Sedangkan lima puluh persen sisa-
dengan al-Khidmah mereka juga tidak terlalu memiliki kegairahan nya adalah jamaah dengan kategori muridin-muridat dan mu‘taqidin-
untuk memilikinya.
______________ ______________
12 13
Ungkapan ini mula-mula dikemukakan oleh al-Ghazali. Ungkapan ini Hal ini antara lain karena di dalam setiap Majelis Khushushi selalu di-
sering disalahpahami sebagai pangkal dari kemandegan umat Islam dalam hal tekankan betapa pentingnya mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggara-
ilmu pengetahuan. Iihat misalnya Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas kan oleh al-Khidmah, apalagi bila kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh
atau Historisitas?, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, hlm. 46. Namun Romo Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqy. Ditekankan bahwa melihat wajah beliau
demikian, hal ini telah diklarifikasi oleh Zurkani Jahya, bahwa ungkapan itu akan dapat mendatangkan sinar spiritual dalam diri seseorang. Hasil notulasi
konteksnya adalah dalam masalah spiritual. Lihat Zurkani Jahya, Teologi al- dari beberapa kali Majelis Khushushi di Masjid Agung Boja, tiap malam Sabtu
Ghazali, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, hlm. 150 ba‘da Isya‘.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 27 28 ║Politik Majelis Zikir
mu‘taqidat. Selengkapnya mengenai ketika kategori jamaah dan dikaitkan dengan tabel di atas. Hanya saja, karena peran mereka
karakteristiknya masing-masing dapat dilihat pada tabel 1. cukup besar dan menonjol, maka sepintas tampak bahwa jamaah
Dengan demikian, yang dimaksud dengan jamaah al-Khidmah al-Khidmah ini didominasi oleh kalangan menengah ke atas. Paling
sebenarnya adalah mereka yang berstatus sebagai muridin-muridat tidak bila dibandingkan dengan jamaah-jamaah sejenis, jamaah al-
dan muhibbin-muhibbat. Atau dalam sebuah kegiatan massif, jumlah Khidmah ini memang relatif lebih banyak pengikutnya yang berasal
mereka adalah sekitar tujuh puluh lima persen. Jamaah ini relatif dari kalangan dengan ekonomi menengah ke atas. Mereka yang
berasal dari kelas menengah ke atas secara keseluruhan sebenarnya
mengenal tradisi yang berlaku di dalam jamaah, termasuk berbagai
tidak lebih dari lima puluh persen dari keseluruhan jamaah, tetapi
jenis zikir, bahkan hampir bisa mengidentifikasi para sesepuhnya.
karena keterlibatan mereka cukup menonjol dan dominan, maka
Tabel 2: kesan di atas tidak bisa dihindari. Selengkapnya bisa dilihat pada
Ragam Mata Pencaharian Jamaah al-Khidmah Jateng tabel 3.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 29 30 ║Politik Majelis Zikir
dalam pengertiannya yang sangat umum. Yakni mereka yang secara Polemik ini ternyata masih berimbas sampai ke level bawah,
historis lahir dan besar di lingkungan Nahdlatul Ulama’, atau me- sesuai dengan jenjangnya. Misalnya, muncul keinginan dari NU di
nurut istilah yang sering digunakan adalah NU kultural dan awwam. tingkat Cabang (kabupaten atau kota) agar al-Khidmah di tingkat
Hanya sebagian kecil yang merupakan Nahdliyyin struktural dan kabupaten atau kota menjadi bagian dari NU secara struktural, se-
khawwash. Barangkali inilah sebabnya, sempat terjadi polemik perti yang diutarakan oleh Ketua NU Cabang Kabupaten Kendal
antara pengurus al-Khidmah dengan pengurus Nahdlatul Ulama’. pada akhir tahun 2008. Tampaknya jalan tengah telah diambil untuk
Sejumlah petinggi NU struktutal pernah melontarkan pernyataan menyelesaikan polemik ini, setidaknya di wilayah Jawa Tengah.
bahwa al-Khidmah tidak lagi mengikuti paham keagamaan NU. Yakni dengan merekrut para pengurus al-Khidmah secara per-
Pernyataan ini kemudian ditanggapi secara serius oleh Romo Kyai seorangan ke dalam NU struktural. Di Jawa Tengah misalnya, H.
sendiri dalam sebuah ceramah rutinnya di Kedinding. Selengkapnya Hasanuddin dan H. Ali Musyafak direkrut untuk menjadi ketua dan
anggota Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Wilayah Jawa Tengah.
bisa dilihat pada tabel 4.
H. Hasanuddin adalah pemilik Radio Rasika yang sekaligus me-
Tabel 4: rupakan Ketua al-Khidmah Pusat. Sedang Ustadz Musyafak adalah
Latar Belakang Sosial Keagamaan Jamaah al-Khidmah Jateng salah seorang imam khushushi yang sudah sering terlibat di dalam
kegiatan bertaraf Jawa Tengah.
Ormas Keagamaan Prosentase Relasi Kategori
Karena itu agak disayangkan, bahwa dalam sejumlah kegiatan,
Kultural, pembawa acara secara spesifik menyebut para peserta kegiatan al-
Nahdlatul Ulama’ 70 % 1, 2. 3
awwam
Khidmah dengan sebutan nahdliyyin-nahdliyyat, padahal acara tersebut
Muhammadiyyah 10 % Awwam 3 jelas-jelas tidak difasilitasi oleh lembaga NU. Misalnya pada kegiatan
Nasionalis 20 % - 3, 2, 1 Haul Akbar di Perumahan Permata Puri, pada tanggal 31 Mei 2009.
Sebab penyebutan seperti itu hanya akan mempersempit ruang
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi polemik tersebut. lingkup al-Khidmah. Meskipun dalam kenyataannya, sebagian besar
Antara lain, bahwa pihak NU struktural merasa cemburu karena jamaahnya adalah berlatar berlakang Nahdlatul Ulama’.
massa NU masuk ke dalam jamaah ini dan mengikuti berbagai Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara umum
kegiatannya, tetapi al-Khidmah dan tarekat ini tidak mau masuk ke jamaah al-Khidmah ini memiliki pilihan politik yang tidak terlalu
dalam wadah organisasi tarekat yang telah dibentuk oleh NU jauh dengan warga NU pada umumnya. Variasi kecil terjadi ber-
struktural (Jam‘iyyah Ahl ath-Thariqah al-Mu‘tabarah al-Nadliyyah). Di kenaan dengan jamaah yang berasal dari luar NU, baik yang berasal
sisi lain, al-Khidmah beralasan bahwa jamaah ini tidak hanya dari warga Muhammadiyah atau kaum nasionalis. Sebagaimana
warga NU yang sudah tidak lagi mengikuti suara dari para kyai,14
melayani kaum Nahdliyyin, tetapi siapa saja yang ingin berzikir.
Dalam kenyataannya, ada jamaah yang berasal dari luar NU, seperti ______________
warga Muhammadiyah, meski jumlahnya sangat sedikit, dan juga 14
Bukti sederhana dari hal ini antara lain, bahwa menjelang pemilu
mereka yang bukan NU dan bukan Muhammadiyah. legislative, Kyai Haji Haris Sodaqoh, yang memiliki ribuan jamaah pada
pengajian tafsirnya tiap Ahad pagi, mengumpulkan para kyai di sekitar
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 31 32 ║Politik Majelis Zikir
jamaah al-Khidmah juga relatif memiliki pilihan sendiri dengan nengah ke bawah.16 Namun dalam konteks TQNU dan al-Khidmah
logikanya sendiri, khususnya para jamaah dengan kategori muhibbin- ini, jamaahnya sudah bergeser ke jamaah yang berasal dari kelas
muhibbat. Sedang para jamaah dengan kategori muridin-muridat relatif menengah ke atas. Pergeseran ini tentu saja membawa implikasi
cenderung mendengar pilihan dari para sesepuhnya. Meskipun yang cukup beragam, antara lain pada corak pilihan politiknya.
demikian, dalam konteks pemilu legislatif, para sesepuh relatif tidak Romo Kyai Achmad Asrori sendiri mengakui, bahwa al-Khidmah
mengemukakan pilihan politiknya. Berbeda dengan pemilu pre- telah diikuti oleh jamaah dari semua kalangan, mulai dari kalangan
siden, dimana para sesepuh bersepakat untuk mendukung JK-WIN. bawah, menengah sampai atas.17
Bahkan dukungan itu disertai dengan semacam gerakan, yakni
dengan mensosialisasikan dukungan itu kepada semua lapisan C. Jaringan Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng
jamaah. Namun, sekali lagi, terbukti bahwa suara dari para sesepuh
itu tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jamaah.15 Ada sejumlah argumen mengenai pentingnya pembentukan
Selanjutnya, corak sosio politik jamaah al-Khidmah itu juga jaringan, antara lain, pertama, argumen teologis dan normatif, yakni
tidak bisa dilepaskan dari corak sosio ekonomi jamaah. Meski tidak ajaran silaturrahmi. Dalam berbagai kesempatan, baik secara lisan
mayoritas, jamaah al-Khidmah ini sangat diwarnai, untuk tidak me- maupun tulisan, Romo Kyai Achmad Asrori selalu menekankan
ngatakan sangat didominasi, oleh kalangan menengah ke atas. Ada pentingnya mengembangkan silaturrahmi. Memang harus diteliti
pergeseran yang cukup signifikan berkenaan dengan corak sosio lebih lanjut, sebenarnya apa yang beliau maksud dengan silatur-
ekonomi jamaah al-Khidmah umumnya dan jamaah TQNU rahmi tersebut, apakah sebatas dalam pengertiannya yang seder-
khususnya bila dibandingkan dengan jamaah TQN sebelumnya. hana atau sudah mengarah pada pengertiannya yang lebih luas yang
Menurut Martin, ciri khas TQN ini dibanding kedua cabang Tarekat mendekati arti istilah jaringan. Tetapi dengan mengamati apa yang
Naqsyabandiyyah lainnya, yakni Khalidiyyah dan Mazhariyyah, ada- dilakukan oleh beliau melalui pesantren, tarekat dan al-Khidmah,
lah pada jamaahnya yang lebih banyak menjangkau kelas me- tampak jelas bahwa silaturrahmi yang beliau maksud tidak terbatas
dalam pengertiannya yang sederhana.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 33 34 ║Politik Majelis Zikir
Maka, gugah, dorong dan bangkitkan hati para jamaah, para yang terlibat aktif dalam jaringan itu adalah kelompok sufi umum-
pencinta serta para simpatisan dan masyarakat, lebih-lebih
nya dan tarekat khususnya. Ada dua unsur pokok dalam tarekat
para penerus generasi muda kita, untuk merasa saling
memiliki, menyayangi, menaungi dan melindungi “Jamaah al- yang menguatkan jaringan itu. Pertama, konsep silsilah yang dikem-
Khidmah” ini dengan cara didik, ajar, tuntun dan bimbing bangkan dari konsep isnad dalam ilmu hadis. Seperti diketahui,
dengan penuh kasih sayang, kearifan, kebijakan, kesabaran salah satu indikasi mu’tabarah dan tidaknya suatu tarekat adalah
dan ketekunan yang mendalam, diiringi dengan: ajak bersama-
sama dan posisikan serta dudukkan pada posisi dan ke- pada adanya jalur yang tidak terputus sampai kepada Nabi Mu-
dudukan yang sesuai dengan ilmu, tenaga, keahlian dan hammad saw. Kedua, dimensi keorganisasian dari tarekat. Se-
kemampuan mereka, secara lahir dan batin.18 bagaimana diketahui, bahwa tarekat merupakan pelembagaan dari
Kedua argumen itulah yang kemudian tertanam kuat dalam tasawuf. Dengan kata lain, tarekat merupakan wadah dimana
benak semua komponan pengurus al-Thariqah dan al-Kidmah, ajaran-ajaran tasawuf dapat dilaksanakan secara kolektif dan ber-
sehingga mereka semua tergerak untuk meluaskan jaringan. Tentu kesinambungan. Atas dasar argumen ini, maka perlu dipertanyakan
saja semakin luas jaringan itu, semakin luas pula daya dakwah dan kembali adanya ungkapan “tasawuf tanpa tarekat”.20 Sebab ber-
nilai kemanfaatan dari al-Khidmah. Sehingga jaringan yang di- dasarkan argumen ini, ajaran-ajaran tasawuf tidak mungkin bisa
bentuk bukan dalam konteks membesarkan kelompok secara dilaksanakan tanpa tarekat, tentu saja tarekat dalam pengertiannya
internal, tetapi lebih kepada dorongan tanggung jawab dakwah dan yang lebih genuine.
sosial yang lebih luas. Itulah sebabnya, dalam berbagai kegiatan Kembali pada persoalan jaringan al-Khidmah, maka berdasar-
yang diselenggarakan oleh al-Khidmah, mulai dari tingkat yang kan uraian singkat tersebut, dapat ditambahkan adanya argumen
paling kecil sampai yang paling besar, tingkat partisipasi jamaah ketiga, yaitu argumen teknis. Maksudnya, jaringan merupakan
sedemikian besar. Sebab motivasi mereka sudah sangat kuat dan suatu keniscayaan teknis agar ajaran-ajaran tasawuf dapat di-
utuh. laksanakan dengan baik, berkesinambungan dan di bawah bim-
Berbicara tentang jaringan, maka dalam konteks jaringan bingan seseorang yang mumpuni. Tarekat dalam hal ini bisa di-
ulama di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari penelitian yang telah ibaratkan sebagai sebuah sekolah tasawuf. Memang bisa saja sese-
dilakukan oleh Azyumardi Azra, yakni tentang Jaringan Ulama orang belajar tanpa memasuki sebuah sekolah formal, tetapi dalam
Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII.19 belajar dia tetaplah menggunakan sebuah metode, betapapun
Dalam penelitian itu, Azyumardi berusaha menunjukkan bahwa sederhananya. Tentu saja hasilnya akan lebih baik apabila yang ber-
pembaruan Islam tidak bisa dilepaskan dari adanya jaringan ulama sangkutan mau belajar dengan perangkat teknis yang lebih me-
Nusntara dan Timur Tengah. Jaringan itu sedemikian rumit dan madai.
kompleks. Tetapi yang sering luput dari perhatian, menurutnya, Sebelum membicarakan jaringan Majelis Zikir al-Khidmah
adalah jaringan keilmuan yang sedemikian intensif. Di antara unsur Wilayah Jateng, terlebih dahulu akan dibicarakan mengenai jaring-
______________ an majelis ini dan tarekat yang didukungnya, yakni Qadiriyyah wa
18
Ibid., hlm. j
______________
19 20
Edisi revisi dari buku ini diterbitkan oleh Kencana, Jakarta, cet II, Misalnya yang dikemukakan oleh Amin Syukur, Guru Besar Tasawuf
2005 Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo, dalam berbagai ceramah dan tulisannya.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 35 36 ║Politik Majelis Zikir
Naqsyabandiyyah Usmaniyyah secara umum. Untuk memudahkan pun al-Khidmah sendiri. Sejauh yang dapat ditemukan melalui pe-
pembahasan, maka jaringan yang dimaksud akan dikategorikan ke nelitian ini, ada beberapa hal yang dilakukan, baik oleh Romo Kyai
dalam dua jenis jaringan, yaitu jaringan internal dan jaringan secara individu maupun bersama-sama dengan para pengurus al-
eksternal. Thariqah dan al-Khidmah untuk mengembangkan jaringan. Hal-hal
yang dimaksud adalah:
1. Jaringan Internal al-Thariqah dan al-Khidmah
Yang dimaksud al-Thariqah di sini adalah Tarekat Qadiriyyah Pertama, pembenahan kelembagaan
wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah. Nama Usmaniyyah diambil dari Sebagaimana telah disebutkan, Tarekat Qadiriyyah wa Naq-
nama salah seorang murid Kyai Musta‘in Romli, yaitu Hadhratus syabandiyyah (Usmaniyyah) sudah dirintis sejak tahun 1980-an.
Syeikh Romo Kyai Usman al-Ishaqi. Kyai Usman ini termasuk Bersamaan dengan itu, terbentuk pula jamaah al-Khidmah. Namun
seorang murid yang mengambil sikap netral dalam konflik antara demikian, kelembagaan keduanya masih sangat sederhana. Antara
mereka yang pro dan yang kontra dengan perilaku politik Kyai lain, karena ketika itu perhatian harus diberikan secara lebih ekstra
Musta‘in Romli masuk ke dalam partai Golkar ketika itu. Pada untuk melakukan konsolidasi internal akibat adanya pihak-pihak
tahun 1984 Kyai Usman al-Ishaqi wafat. Namun sebelum wafat, yang tidak setuju dengan pengangkatan Romo Kyai Asrori sebagai
beliau sudah menunjuk salah seorang putranya, Kyai Ahmad Asrori mursyid tarekat ini. Meskipun jumlah jamaah cukup besar untuk
al-Ishaqi, sebagai penggantinya dalam tarekat. Gus Asrori bukan ukuran waktu itu, tetapi pembenahan kelembagaan belum di-
anak sulung, tetapi di mata ayahnya dialah yang paling pantas lakukan. Baru pada dekade 90-an, pembenahan mulai dilakukan.
mengajar fiqih dan tasawuf. Tiga putra lainnya diberikan tugas Mulai dibentuk kepengurusan, baik untuk al-Thariqah maupun al-
Khidmah. Pembenahan kelembagaan ini dilakukan seiring dengan
masing-masing di bidang lain. Kyai Asrori sebetulnya sudah di-
masuknya orang-orang terdidik ke dalam tarekat maupun al-
lantik sebagai khalifah oleh ayahnya pada tahun 1978. Namun Kyai
Khidmah.
Asrori saat itu masih muda, sehingga tidak semua murid ayahnya
Puncak dari pembenahan kelembagaan itu adalah dibentuknya
menerimanya sebagai guru. Ada yang berpindah kepada Kyai
Maksoem Djafar di Porong, dan ada yang berhenti sama sekali. kepengurusan secara formal dari tingkat pusat sampai desa, baik
Tetapi tampaknya jumlah murid tarekat Kyai Asrori tetap cukup untuk al-Thariqah maupun al-Khidmah di Pesantren al-Fithrah
banyak. Pengajian tarekatnya, sebulan sekali di pesantren Sawah- Meteseh Tembalang Jawa Tengah pada bulan Desember 2005. Kyai
pulo dihadiri ribuan orang.21 Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandi- Asrori menyebut upaya ini sebagai suatu pengelolaan secara pro-
yyah yang dipimpin oleh Kyai Asrori inilah yang kemudian diberi fesional, mengingat semakin besarnya jumlah jamaah, yang
tambahan nama Usmaniyyah. mencapai puluhan ribu dan bahkan ratusan ribu peserta pada even-
Sedang yang dimaksud jaringan internal adalah jaringan yang even besar. Secara khusus Romo Kyai juga memberikan tuntunan
terbentuk di antara komponen-komponen dalam al-Thariqah mau- dan bimbingan secara tertulis serta pedoman kepemimpinan dan
______________ kepengurusan dalam kegiatan al-Thariqah dan al-Khidmah. Terpilih
21
Martin, op. cit., hlm. 178-182 sebagai ketua umum pengurus pusat al-Khidmah adalah H.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 37 38 ║Politik Majelis Zikir
Hasanuddin dari Semarang. Sosok kelahiran Weleri Kendal ini sampai karya ilmiah. Yang paling monumental adalah karya Romo
sejak dulu telah nyantri di Jombang dan tahu betul polemik politik Kyai Ahmad Asrori dalam bahasa Arab yang berjudul “al-Munta-
yang terjadi berkenaan dengan masuknya Kyai Musta‘in ke Golkar, khabat fi Rabithah al-Qalbiyyah wa Shilah al-Ruhiyyah”.24 Karya ini terbit
dan kemudian memutuskan untuk menjadi pengikut setia Kyai dalam dua jilid tebal, dan mendapat apresiasi cukup tinggi dari se-
Asrori. jumlah kalangan, dan dianggap sebagai salah satu karya yang me-
nempatkan beliau sebagai salah seorang ulama’ terkemuka era ini.25
Kedua, pemanfaatan media Tidak berlebihan memang apresiasi tersebut. Sebab jarang mursyid
Di Kedinding Surabaya, tepatnya di Pesantren al-Fithrah, ada thariqah yang memiliki karya tulis, dan sebaliknya jarang penulis-
kegiatan zikir, maulid dan manaqib serta ta‘lim yang dilakukan setiap penulis tasawuf yang menjadi mursyid thariqah. Beliau merupakan
ahad kedua bulan qamariah. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan ribu, satu di antara sedikit tokoh yang memiliki karya tulis sekaligus
bahkan ratusan ribu jamaah. Mereka berasal dari berbagai dearah di menjadi mursyid thariqah. Memperhatikan karya tersebut, terlihat
Jawa Timur, bahkan dari luar Jawa Timur. Al-Khidmah Jawa betapa luas bacaan dan betapa dalam pengetahuan beliau tentang
Tengah selalu mengadakan rombongan, yang jumlahnya mencapai ilmu-ilmu keislaman, khususnya tasawuf.26 Bisa dikatakan, bahwa
puluhan bus. Mulai dekade 90-an, ta‘lim yang diberikan oleh Romo TQNU ini adalah satu di antara sedikit tarekat yang menerbitkan
Kyai Ahmad Asrori direkam secara audio, yang di kemudian hari tuntunan zikir dan wiridnya. Hal ini tentu saja memudahkan ke-
juga secara audio visual. Rekaman itu kemudian diputar ulang di pada jamaah untuk mengamalkannya, di samping membantu se-
sejumlah radio, yang dimiliki oleh mereka yang telah bergabung makin tersebar luasnya tarekat ini. Sampai saat ini, karya-karya ter-
dengan majelis ini, di antaranya Radio Rasika FM Ungaran, Rasika bitan yang berisi tuntunan zikir sudah mencapai lebih dari sepuluh
Wafa Semarang, Citra FM Kendal, Amarta FM Pekalongan dan buah karya.
Suara Tegal AM Tegal.22 Melalui radio-radio inilah, al-Khidmah Keempat, pembentukan unit usaha
berkembang semakin pesat, yang akan dibahas kemudian.23
Bermula dari penerbitan buku-buku tuntunan zikir tarekat
Ketiga, penerbitan karya-karya dan al-Khidmah, berkembang pula model pengembangan jaringan
Hal lain yang ditempuh untuk mengembangkan jaringan al- internal melalui pembentukan unit-unit usaha. Dalam tuntunan
Thariqah dan al-Khidmah secara internal adalah penerbitan karya- dan bimbingannya secara tertulis, beliau memang menegaskan
karya, mulai dari karya-karya yang berisi tuntunan zikir dan wirid betapa pentingnya pembentukan unit usaha ini sebagai upaya
______________ untuk menguatkan jamaah. Dalam hal ini, beliau mengatakan:
22
Ahmad Amir Aziz “Sufisme dan Tarekat Kota: Signifikansi dan Ke- ______________
kuatannya di Era Kontemporer” dalam, Teologia, Vol 20 No 1, Fakultas Ushu-
24
luddin, Semarang, Januari 2009, hlm. 178 Ahmad Asrori ibn Muhammad Usman al-Ishaqi, al-Muntakhabat fi
23 Rabithah al-Qalbiyyah wa Shilah al-Ruhiyyah, al-Khidmah, Surabaya, 2007,
Kajian terhadap pengajian di Radio Rasika telah dilakukan oleh Mokh
Sya‘rani, “Pemikiran Tasawuf KH. Ahmad Asrori al-Ishaqi: Kajain terhadap dua jilid
25
Pengajian Tasawuf Program Mutiara Hikmah Radio Rasika FM Semarang”, Lihat sejumlah kata pengantar dari kitab tersebut.
26
thesis Pasca Sarjana IAIN Walisongo, Semarang, 2003 Perhatikan gaya bahasanya dan kekayaan referensinya.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 39 40 ║Politik Majelis Zikir
Dalam kita meniti dan melangkah menjalani hidup dan ke- ngan menyediakan air minum dalam kemasan yang dibuka tutup-
hidupan ini, tentu tidak bisa lepas dari tuntutan untuk me- nya, seakan-akan sedang menangkap berkah dari zikir-zikir yang
menuhi segala perangkat kebutuhan hidup, dan begitu pula
dalam kita menjalankan roda perjuangan dan segala kegiatan sedang dibaca. Usai zikir, air tersebut kembali ditutup dan dibawa
Jamaah al-Khidmah ini. Tentu diperlukan kesiapan dan dana pulang untuk diminum di rumah atau dicampurkan dengan air-air
yang banyak dan besar untuk meraih kesuksesan yang prima, lain yang ada di rumah. Sekali lagi, hal ini didasarkan pada ke-
lebih-lebih yang sempurna. yakinan yang kuat terhadap konsep tabarrukan. Jauh sebelum
Maka di sini ibarat seekor burung yang ingin terbang tinggi, munculnya, dan bahkan sangat sedikit di antara mereka yang telah
kita kembangkan dan gerakkan kedua sayap ini, satu sayap mengetahui, konsep “The True Power of Water” yang dikemukakan
untuk kesejahteraan dan kemakmuran keluarga dan lingkung-
an sekitarnya, dan sayap yang satu lagi untuk mengabdi dan oleh Masaru Emoto.29 Ketiga, mini market, terletak di kompleks
berkhidmah kepada Allah swt., dengan memenuhi zakat, ber- Pesantren al-Fithrah Kedinding Surabaya, menyediakan berbagai
infaq, bersedekah dan memberi bantuan dan pertolongan. macam barang sebagaimana layaknya mini market. Serbuan
Alangkah baik dan mulianya bila kedua sayap ini bisa dikem- pembeli terutama terjadi ketika ada kegiatan-kegiatan massif di
bangkan dan digerakkan bersama-sama antara jama‘atina Jama- pesantren ini, seperti kegiatan bulanan dan Haul Akbar yang di-
ah al-Khidmah dan para mu’taqidin wal muhibbin, lebih-lebih laksanakan menjelang Ramadhan.30 Para pembelinya tidak sekadar
bila bisa terbentuk dalam satu wadah dan sarana, seperti
koperasi “al-Khidmah” atau “al-Wafa” dan sebagainya.27 membeli untuk memenuhi kebutuhan, tetapi ada dorongan
spiritual, yakni “ngalap berkah” dari Romo Kyai. Apalagi di majelis-
Sampai saat ini, sudah ada sejumlah unit usaha yang dikelola majelis khushushi juga ditekankan agar ketika datang ke Kedinding
oleh al-Khidmah, antara lain, pertama, penerbit al-Khidmah dan al- sebisa mungkin membeli sesuatu, meski sekadar stiker. Maksudnya
Wafa,28 untuk menerbitkan buku-buku pedoman zikir baik bagi tidak lain adalah “tabarrukan” dan berkhidmah kepada pesantren.
mereka yang sudah masuk ke dalam tarekat maupun mereka yang Keempat, rumah produksi atau dapur rekaman. Kegiatannya adalah
baru memasuki al-Khidmah. Jumlah terbitannya sangat besar, merekam ceramah-ceramah Romo Kyai khususnya dan kegiatan al-
karena memenuhi kebutuhan seluruh jamaah dengan berbagai Khidmah pada umumnya. Hasilnya adalah rekaman audio dan
kategorinya. Kedua, pabrik air minum dalam kemasan dengan merk audio visual yang siap diserbu pula oleh para jamaah. Masih banyak
al-’Ajwa. Di samping telah didistribusikan ke sejumlah daerah, lagi unit usaha lainnya yang dikelola oleh al-Khidmah. Di luar itu,
permintaan terhadap air minum ini juga sangat tinggi pada waktu banyak sekali manfaat yang diambil oleh para pedagang eceran,
ada acara-acara besar di Kedinding. Sebagaimana diketahui, bahwa yang menjajakan produk-produk al-Khidmah tersebut.
ada keyakinan dari para jamaah untuk mendapatkan berkah dari
zikir-zikir yang berlangsung, terutama di pesantren ini. Caranya de-
______________ ______________
27 29
Achmad Asrory al-Ishaqy, Tuntunan…, op. cit., hlm. m-n Masaru Emoto, The True Power of Water: Hikmah Air dalam Olah
28
Ada dua nama penerbit yang menerbitkan buku-buku karya Kyai Asrori, Jiwa, terjemahan Azam Translator, MQ Publishing, Bandung, 2006
30
yaitu al-Khidmah dan al-Wafa. Maksudnya, ada buku yang diterbitkan oleh Tahun ini, Haul Akbar dilaksanakan pada hari Sabtu dan Ahad, 25-26
Penerbit al-Khidmah dan ada yang diterbitkan oleh al-Wafa. Juli 2009.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 41 42 ║Politik Majelis Zikir
Kelima, penanaman kesadaran ukhuwwah melalui Kyai Ahmad Asrori sendiri. Yakni bahwa al-Khidmah ini adalah
majelis-majelis khushushi
sebuah organisasi yang terbuka, harus bekerjasama dengan pihak-
Dalam setiap majelis khushushi selalu disediakan waktu untuk pihak lain secara proporsional. Dalam hal ini, beliau menekankan:
menyampaikan sejumlah hal, seperti pengumuman-pengumuman “Maka itu, sayangi, hargai dan naungi serta lindungi Jamaah al-
kegiatan al-Khidmah dan yang lebih penting lagi adalah taushiyah Khidmah ini, jangan dibawa kemana-mana, tetapi selalu berada
untuk menguatkan hati para jamaah. Salah satu materi yang hampir dimana-mana.”32 Jaringan ini dibentuk antara lain, pertama, dengan
selalu diulang adalah pentingnya untuk mengikuti kegiatan- tarekat-tarekat lain. Sebagaimana diketahui bahwa di Jawa Timur
kegiatan yang diadakan oleh al-Khidmah. Bahkan keaktifan khususnya dan di Indonesia umumnya, jumlah tarekat sangat
seseorang dalam mengikuti kegiatan-kegiatan al-Khidmah juga banyak sekali, baik yang muktabarah maupun yang tidak. Yang pa-
menjadi salah satu indikator lahiriah tingginya pencapai spiritual ling menonjol antara lain Qadiriyyah, Syadziliyah, Naqsyabandiy-
seseorang.31 Seperti telah dikemuakakan di atas, tampak bahwa yah, Khalwatiyah, Syattariyah, Sammaniyah, Tijaniyah dan Qadiriy-
kegiatan-kegiatan itu membentuk sebuah sistem jaringan yang yah wa Naqsyabandiyyah.33 Juga terdapat organisasi antar tarekat,
sangat kuat sejak dari tingkat yang terendah sampai yang tertinggi. yang sebenarnya berusaha menaungi tarekat-tarekat yang muk-
tabarah. Pada waktu Kyai Musta‘in Romli masuk ke partai Golkar,
Keenam, pembentukan titik-titik khanaqah
kemudian terjadi perpecahan,34 muncul dua organisasi yang ber-
Misalnya, di Semarang telah didirikan Pesantren al-Fithrah di beda. Yang pertama adalah Jam‘iyyah Ahlit Tariqah al-Muktabarah
Meteseh Tembalang, yang dijadikan sebagai pusat kegiatan bulanan Indonesia (JATMI) yang diidentifikasi sebagai kelanjutan dari
bagi semua jamaah al-Khidmah dan al-Thariqah yang berada di organisasi yang dipimpin oleh Kyai Musta‘in, dan Jamiyyah Ahlit
wilayah Jawa Tengah dan DIY. Mengikuti kegiatan di tempat ini Tariqah al-Muktabarah al-Nahdliyyah (JATMA) yang diidentifikasi
juga sangat ditekankan pentingnya bagi setiap jamaah. Di tempat telah keluar dari kepemimpinan Kyai Musat‘in dan secara lebih
ini, masing-masing jamaah baik secara individu maupun ke- tegas merapat ke NU. Yang kedua ini berdiri pada waktu Muk-
lembagaan dari setiap daerah dapat saling berbaur dan saling tamar NU tahun 1979 di Magelang, yang pimpinan utamanya ada-
bertukar pengalaman, khususnya mengenai penanganan al-
Khidmah. ______________
32
Achmad Asrory al-Ishaqy, Tuntunan.., op. cit., hlm. p
2. Jaringan Eksternal al-Thariqah dan al-Khidmah 33
Gambaran umum tentang kedelapan tarekat tersebut bisa dilihat
misalnya Sri Mulyati (et.al), Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia, Ken-
Selain jaringan internal, al-Khidmah juga menciptakan jaring- cana, Jakarta, 2006
an eksternal. Landasannya sudah dibuat secara jelas oleh Romo 34
Dalam kasus Kyai Musta‘in itu, tarekat Rejoso Jombang kemudian
______________ terpisah menjadi tiga, yaitu tarekat Rejoso yang berkompromi dengan Golkar,
tarekat Cukir yang berkompromi dengan PPP, dan tarekat Kedinding Lor yang
31
Salah satu buktinya adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh bersikap netral. Tarekat Kedinding Lor inilah yang dipimpin oleh Kyi Usman al-
calon imam khushushi. Lihat Ahmad Asrori al-Ishaqiy, Pedoman…, op. cit., Ishaqi. Lihat uraian lengkapnya pada Mahmud Suyuti, Politik Tarekat Qadiriyah
hlm. 20 wa Naqsyabandiyah Jombang, Galang Press, Yogyakarta, 2001
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 43 44 ║Politik Majelis Zikir
lah Kyai Adlan Ali. Terhadap kedua organisasi ini, TQN-U dan al- Banyak pola yang ditempuh oleh al-Thariqah dan al-Khidmah
Khidmah juga menjalin komunikasi, tetapi tanpa masuk menjadi untuk membuka jaringan eksternal ini. Yang paling menonjol
anggota keduanya atau salah satunya. Itulah sebabnya, pernah ter- adalah pertama, mengadakan acara zikir bersama. Misalnya pada
jadi polemik antara TQN-U dengan sejumlah petinggi NU. saat pemerintahan tertentu memperingati hari ulang tahun, atau
Kedua, dengan ormas-ormas keagamaan dan parpol, terutama ada suatu lembaga yang mengadakan even tertentu, dan lain-lain.
yang memiliki paham keagamaan berdekatan, seperti Nahdlatul Kedua, mengundang tokoh-tokoh penting untuk memberikan kata
Ulama’ dan Muhammadiyah. Namun demikian, hubungan itu te- sambutan mewakili lembaga yang dipimpinnya, atau jamaahnya.
tap dilakukan dengan model kesetaraan, tidak dengan mensub- Menarik untuk dicatat di sini, bahwa panggung kegiatan al-
ordinasikan diri. Dalam hal ini, model komunikasi dilakukan de- Khidmah dibuat sedemikian rupa, dan bahkan telah distandarkan.
ngan cara masuknya jamaah al-Khidmah secara personal ke dalam Salah satu fungsinya adalah untuk mengajak duduk di depan orang-
lembaga-lembaga tersebut. Tampaknya model seperti inilah yang orang yang dianggap sesepuh, baik formal maupun non-formal.
terbaik. Sebab, TQNU tentu pernah belajar dari kasus yang terjadi Tidak sedikit tokoh-tokoh yang kemudian berkenan untuk diajak
pada Kyai Musta‘in. Bahkan Kyai Usman, sebagai tokoh utama menjadi bagian dari al-Khidmah, yakni melalui unsur Dewan
tarekat ini, telah memberikan contoh dengan cara bersikap netral. Penasehat. Ketiga, mengadakan acara sosial bersama, misalnya pem-
Di samping itu, tarekat ini juga berkeinginan agar bisa menampung bentukan lembaga yang bergerak di bidang pengembangan pen-
siapa saja yang ingin berzikir dengan baik di bawah bimbingan didikan. Selengkapnya bisa dilihat pada tabel 5.
seorang guru. Dekat tetapi tetap mengambil jarak, inilah barangkali Baik internal maupun eksternal, pembentukan jaringan itu
ungkapan yang menggambarkan pola jaringan ini. tentu saja mengalami hambatan-hambatan. Secara internal, sering
Ketiga, dengan lembaga-lembaga pemerintahan. Yang terakhir terjadi kompetisi yang “kurang sehat” di antara sesama jamaah.
ini biasanya dilakukan secara sejajar sesuai dengan tingkat ke- Secara eksternal, tidak sedikit pimpinan dari organisasi-organisasi
pengurusannya. Al-Thariqah dan al-Khidmah di tingkat wilayah atau jamaah-jamaah yang sudah lebih dulu mapan di suatu tempat,
akan bekerjasama dengan pemerintahan provinsi, al-Thariqah dan merasakan “kecemburuan” karena banyak jamaahnya yang ke-
al-Khidmah di tingkat kabupaten/kota akan bekerjasama dengan mudian beralih ke dalam jamaah al-Khidmah. Bahkan tidak sedikit
pemerintahan kabupaten/kota, begitu seterusnya. Kerjasama se- orang-orang yang tadinya sudah memiliki tarekat, beralih masuk ke
perti ini telah berjalan cukup lama dan cukup harmonis, mem- dalam tarekat ini, meski tentu saja tetap melalui prosedur yang
bentuk hubungan yang mutualis. Bagi al-Thariqah dan al-Khidmah, baku. Bagi al-Khidmah sendiri, ada ungkapan untuk mereka yang
hubungan itu memungkinkan para ulama memberikan advis ke- memiliki keyakinan terhadap tarekat ini, tetapi tidak memasukinya,
pada pemerintah dengan cara yang bijaksana. Bagi pemerintah, yakni ungkapan mu‘taqidin-mu‘taqidat. Ungkapan ini sudah menjadi
mereka dapat memberikan himbauan kepada masyarakat yang bagian dari solusi yang cukup. Umumnya, bila terjadi konflik,
hadir dalam jumlah besar, terutama terkait dengan upaya menjaga solusinya akan ditempuh secara alamiah. Masing-masing pihak
keamanan dan ketentraman serta menanamkan wawasan ke- akan berusaha untuk menuju pada titik perdamaian. Tidak ada
bangsaan. mediator khusus atau model khusus resolusi konflik.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 45 46 ║Politik Majelis Zikir
Tabel 5: al-Khidmah Jawa Tengah, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
Jaringan Jamaah al-Khidmah Jateng
yang ditempuh oleh al-Khidmah pusat. Sebab pola-pola itu telah
Jaringan Unsur Pola Pengembangan menjadi semacam pola baku. Namun demikian, tidak semua pola
Internal Silsilah, kelembagaan Pembenahan kelembagaan, bisa ditempuh oleh al-Khidmah Jawa Tengah. Berikut ini akan di-
tarekat, kelembagaan pemanfaatan media, pe- kemukakan sebagian pola yang telah berhasil ditempuh.36
al-Khidmah nerbitan karya, pembentukan Pertama, pembenahan kelembagaan. Sampai saat ini, di semua
unit usaha, pembentukan kabupaten/kota di Jawa Tengah telah ada kepengurusan al-Khid-
majelis khushushi
mah. Secara internal, mereka ini bertemu setiap tanggal sebelas
Eksternal Tarekat-tarekat (bukan Mengadakan acara zikir ber- bulan qamariyah di Pesantren al-Fithrah Meteseh, bersama dengan
anggota JATMI/JATMA), sama, mengundang untuk
para pengurus dan jamaah dari DIY. Di samping penguatan ke-
ormas keagamaan dan mengisi acara, membuat
parpol, pemerintah kegiatan soaial bersama pengurusan, proses pembentukan pengurus baru masih terus ber-
langsung untuk tingkat di bawahnya, seperti di tingkat kecamatan
Saat ini, Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah dan desa. Kedua, pemanfaatan media. Dibanding dengan wilayah
dan al-Khidmah telah tersebar luas, memiliki jamaah ratusan ribu. lain, barangkali baru Jawa Tengah yang memiliki radio yang me-
Menurut H. Hasanuddin,35 jamaah al-Khidmah saat ini telah me- nyiarkan banyak sekali hal terkait dengan al-Khidmah, mulai dari
rambah ke sejumlah negara lain, seperti Malaysia, Singapura, jurnal al-Khidmah, zikir dan ceramah yang disebut dengan acara
Philipina, bahkan Arab Saudi. Jamaah yang berada di luar negeri ini Mutiara Hikmah. Ketiga, pembentukan unit usaha. Dalam hal ini,
biasanya menyempatkan diri untuk bisa datang ke Kedinding unit usahanya baru sebatas menyediakan stand-stand untuk men-
minimal satu tahun sekali, yakni pada Haul Akbar yang diadakan jual produk-produk al-Khidmah pusat, seperti CD, VCD, air mi-
menjelang Ramadhan. num, baju koko, stiker dan lain-lain. Keempat, penanaman ke-
sadaran ukhuwah melalui majelis-majelis khushushi. Di Jawa Tengah
3. Jaringan Internal dan Eksternal al-Khidmah Jawa terdapat sekitar seratusan titik majelis khushushi. Semuanya me-
Tengah miliki pola yang hampir sama. Sebab sudah ada panduan bagi ke-
Selanjutnya, berkenaan dengan jaringan internal dan eksternal giatan khushushi tersebut.
al-Khidmah Jawa Tengah ini, akan dijelaskan pola-pola pembentuk- Sedangkan secara eksternal, al-Khidmah Jawa Tengah telah
an jaringan. Pola-pola pembentukan jaringan yang ditempuh oleh menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga, antara pertama,
______________ dengan Nahdlatul Ulama’ Wilayah Jawa Tengah. Kerjasama ini ke-
35
Penjelasan disampaikan pada acara Haul Akbar Kabupaten Kendal di
mudian diikuti oleh lembaga di tingkat bawahnya. Meski terkadang
Desa Nawangsari Weleri Kendal pada Senin, 26 Januari 2009. Di tahun 2001, sering terjadi hambatan, khususnya berkenaan dengan masih
Romo Kyai Achmad Asrori menyebutkan bahwa al-Thariqah dan al-Khidmah ______________
telah diterima di Pula Jawa, luar Jawa, Makkah al-Mukarramah, Malaysia dan
36
Singapura. Jadi waktu itu belum ada Philipina. Lihat Ahmad Asrori al-Ishaqiy, Uraian mengenai hal ini didasarkan pada wawancara dengan Ustadz
al-Faidh al-Rahmani li Man Yadhillu tahta al-Saqfi al-Utsmani fi al-Irthibath bi Musyafak dan H. Joko, Ketua Umum al-Khidmah Jawa Tengah dalam sejumlah
al-Ghauts al-Jilani, al-Khidmah, Surabaya, cet.V, 2006 kesempatan.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 47 48 ║Politik Majelis Zikir
adanya keinginan untuk memasukkan al-Khidmah menjadi sub b. Majelis Khushushi
organisasi NU. Kedua, dengan pemerintah provinsi, yang juga Majelis Khushushi adalah majelis zikir, bertawajjuh, bersimpuh,
diikuti oleh tingkat di bawahnya. Ketiga, dengan sejumlah perguru- bermunajat dan berdoa ke hadirat Allah swt., bagi para murid yang
an tinggi, seperti Unissula, IAIN Walisongo dan lain-lain. Umum- telah berbaiat secara khusus kepada Guru Thariqah, yang dilakukan
nya kerjasama itu dalam bentuk menghadirkan al-Khidmah ber- secara bersama-sama setiap satu minggu sekali, pada waktu dan
sama seluruh jamaahnya untuk berzikir di tempat yang meng- tempat yang telah diputuskan bersama dan disampaikan atau
undang berkenaan dengan even-even penting tertentu. dihaturkan kepada Guru Thariqah.39
D. Kegiatan Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng
c. Majelis Khushushi Kubra
Jamaah al-Khidmah memiliki dua jenis kegiatan, yaitu Majelis Khushushi Kubra adalah majelis khushushi gabungan,
kegiatan-kegiatan baku dan kegiatan-kegiatan tambahan. Yang di- yang dilakukan bersama-sama antar kelompok khushushi di suatu
maksud kegiatan baku adalah kegiatan yang formatnya sudah kawasan tertentu pada waktu dan tempat yang telah disepakati para
ditetapkan berdasarkan pedoman yang telah disepakati. Sedangkan pengurus Thariqah.
kegiatan tambahan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk me-
lengkapi upaya jamaah ini untuk berkiprah di tengah-tengah ma- d. Majelis Dzikir, Maulid dan Manaqib serta Ta‘lim
syarakat, meski formatnya juga distandarkan, tetapi dalam praktek- Majelis zikir, maulid dan manaqib serta ta‘lim adalah majelis
nya lebih banyak diserahkan kepada rapat. Berikut ini akan di-
yang mengamalkan bacaan al-Fatihah, istighatsah, maulid Nabi
kemukakan kegiatan-kegiatan baku berdasarkan buku pedoman
Besar Muhammad saw. dan manaqib al-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani
yang telah dikeluarkan oleh jamaah al-Khidmah disertai dengan
r.a. Majelis ini dipimpin oleh seorang Imam Majelis Zikir, Maulid
Standard Operating Procedure (SOP)-nya.37
dan Manaqib serta Ta‘lim.
1. Kegiatan-kegiatan Baku
e. Majelis Zikir, Maulid dan Manaqib Kubra serta
a. Majelis Mubaya‘ah Ta‘lim
Majelis Mubaya‘ah adalah majelis yang dilaksanakan oleh Guru
Majelis zikir, maulid dan manaqib kubra serta ta‘lim adalah
Thariqah kepada calon murid pada waktu dan tempat yang telah
kegiatan gabungan dari majelis yang sama dari beberapa tempat
diputuskan bersama oleh para Dewan Pengurus Thariqah dan
dan daerah atau wilayah pada waktu dan tempat yang telah di-
disampaikan atau dihaturkan kepada Guru Thariqah.38
putuskan bersama dengan para pengurus Thariqah dan para pe-
______________
ngurus al-Khidmah.
37
Rujukan utama sub bab ini adalah Pedoman Kepemimpinan dan Ke-
pengurusan dalam Kegiatan dan Amaliah al-Thariqah dan al-Khidmah. Catatan-
catatan tambahan akan diberikan di sela-sela uraian disertai dengan rujukan-
______________
nya. 39
Dalam prakteknya, Majelis Khushushi ini tidak hanya diikuti oleh
38
Guru Thariqah yang dimaksud di dalam sub bab ini, sekarang ini, ada- muridin-muridat, tetapi juga oleh muhibbin-muhibbat atau jamaah al-
lah Romo Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqiy. Khidmah.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 49 50 ║Politik Majelis Zikir
f. Majelis Haul a. Penetapan Imam Khushushi
Majelis haul adalah majelis zikir, maulidur Rasul saw. dan 1) Penjaringan Imam Khushushi dilakukan melalui be-
kirim doa kepada para guru-guru, ‘ibadillahish-shalihin, serta untuk berapa cara, antara lain:
mengirim doa kepada kedua orang tua, pinisepuh, juga kepada a) Memilih kyai atau ustadz atau sesepuh se-
arwahul muslimin wal muslimat, wal mu’minin wal mu’minat. Majelis ini tempat
dilaksanakan dalam kawasan wilayah terbatas pada waktu dan b) Calon tersebut adalah orang yang istiqamah
menjalankan kewajiban amaliyah sebagai mu-
tempat yang telah diputuskan oleh para Dewan Penasehat, Pe-
rid dan istiqamah menjalankan khushushi.40
ngurus Thariqah dan Pengurus al-Khidmah.
c) Calon tersebut istiqamah mendatangi majelis-
g. Majelis Haul Akbar majelis yang diadakan atau dianjurkan oleh
Guru Thariqah.
Majelis haul akbar adalah majelis haul yang melibatkan jama-
d) Berperilaku tawadhu‘ (rendah hati) dan tasamuh
ah dari berbagai wilayah kota atau kabupaten pada waktu dan
(toleran) terhadap para kyai, ustadz, sesepuh
tempat yang telah diputuskan bersama oleh para Dewan Penasehat,
dan sesama hamba Allah swt.
Pengurus Thariqah dan Pengurus al-Khidmah dan disampaikan e) Mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap
atau dihaturkan kepada Guru Thariqah. sesama murid atau jamaah maupun seluruh
Di samping itu, ada kegiatan yang sangat penting bagi setiap kegiatan yang diadakan atau dianjurkan oleh
jamaah, yakni kegiatan bulanan setiap ahad kedua bulan qamariyah Guru Thariqah.
di Pesantren al-Fithrah Kedinding Surabaya. Dalam berbagai ke- 2) Setelah pengurus thariqah memilih 2-3 orang calon
sempatan majelis khushushi, selalu ditekankan pentingnya meng- imam khushushi, selanjutnya pengurus thariqah
ikuti kegiatan ini. Sebab kegiatan ini dipimpin langsung oleh Romo dapat membawa para calon imam khushushi tersebut
Kyai Ahmad Asrori. Ditekankan, bahwa melihat beliau dapat me- ke hadapan majelis dimana Guru Thariqah dapat
ningkatkan kualitas spiritual seseorang, terutama bagi mereka yang bertemu dengan para calon tersebut.
sudah menjadi murid. Biasanya jamaah al-Khidmah Jawa Tengah 3) Calon imam khushushi yang disampaikan atau di-
mengadakan rombongan untuk pergi ke sana dengan mengguna- haturkan kepada Guru Thariqah, kemudian ditetap-
kan sejumlah bus. Puncak dari kegiatan ini adalah kegiatan bulanan kan dan diumumkan kepada para murid atau
sebelum Ramadhan. Biasanya kegiatan ini diikuti oleh hampir jamaah khushushi.41
semua jamaah, termasuk yang berasal dari luar negeri, seperti ______________
Malaysia, Singapura dan Philipina. 40
Dalam sebuah majelis khushushi di Masjid Agung Boja Kendal, Ustadz
Musyafak menjelaskan bahwa seorang imam khushushi harus istiqamah me-
2. Standard Operating Procedure (SOP) mimpin majelis khushushi dalam kondisi apapaun dan bagaimanapun. Bahkan
ketika sakit pun, selama masih bisa ditandu untuk datang ke majelis khu-
Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut prosedur operasional shushi, ia tetap harus datang.
41
baku bagi kegiatan-kegiatan di atas. Di sini tidak dinyatakan dengan tegas, apakah para calon imam
khushushi itu diangkat semua sebagai imam khushushi oleh Guru Thariqah atau
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 51 52 ║Politik Majelis Zikir
b. Majelis Mubaya‘ah 3) Pengurus al-Khidmah bertanggung jawab untuk
1) Imam khushushi mendata para ikhwan dan akhawat mencari beberapa alternatif calon tempat majelis
khushushi dengan memperhatikan beberapa per-
yang akan berbaiat.
timbangan sebagai berikut:
2) Hasilnya dilaporkan kepada Pengurus Thariqah ting-
a) Mendapat restu dari pinisepuh, kepala desa, dan
kat desa, kecamatan, kota/kabupaten atau provinsi.
masyarakat setempat, dan apabila di masjid
3) Atas laporan tersebut, Pengurus Thariqah tersebut
atau mushalla maka harus mendapat restu dari
melaporkan kepada Pengurus Pusat untuk men- takmir atau nadhir.42
dapatkan jadwal pelaksanaan mubaya‘ah di wilayah- b) Luas tempatnya dapat menampung seluruh
nya. calon jamaah majelis khushushi.
4) Jika sudah mendapat jawaban tertulis dari pengurus c) Mudah dijangkau dari berbagai jurusan atau
pusat, maka akan segera dibentuk kepanitiaan khu- arah dan tempat.
sus untuk kegiatan majelis mubaya‘ah. d) Tidak bersamaan atau terganggu dengan acara
5) Publikasi kegiatan majelis mubaya‘ah dilaksanakan atau kegiatan lain.
pada H-15 ke seluruh koordinator desa, kecamatan e) Jarak dengan tempat majelis khushushi lainnya
sampai kota atau kabupaten. minimal tiga km.
6) Biaya pelaksanaan kegiatan majelis mubaya‘ah menjadi
tanggung jawab bersama dari jamaah Thariqah dan d. Pelaksanaan Majelis Khushushi
al-Khidmah di seluruh kawasan tersebut serta me- 1) Setelah tempat dan waktu khushushi disampaikan
nerima sumbangsih dan tali asih dari para dermawan, atau dihaturkan kepada Guru Thariqah dan beliau
perorangan atau lembaga yang tidak mengikat. menerima penetapannya, maka para murid atau ja-
c. Penetapan Tempat Majelis Khushushi maah di desa dan daerah yang terdekat harus segera
melaksanakan majelis khushushi.
1) Pengurus thariqah mengajukan penetapan tempat
2) Pada putaran 1-5, yang menjadi imam khushushi ada-
kepada Guru Thariqah melalui pengurus pusat.
lah imam khushushi yang ditunjuk oleh Guru Tha-
2) Tempat majelis khushushi harus segera ditempati
riqah atau imam khushushi dari daerah terdekat de-
setelah disampaikan atau dihaturkan kepada Guru
Thariqah. ngan sepengetahuan dan persetujuan pengurus
Thariqah wilayahnya.
_______________
hanya satu di antaranya. Namun dalam prakteknya, tiap majelis khushushi
terdapat hanya satu imam khushushi. Menurut Ustadz Musyafak, hal ini ______________
berbeda dengan kebijakan Romo Kyai Usman, dimana dalam tiap majelis
42
khushushi terdapat lebih dari satu imam khushushi. Kebijakan hanya satu Menurut Ustadz Musyafak, Romo Kyai Asrori pernah berpesan agar
imam khushushi ini diambil oleh Romo Kyai Asrori dengan pertimbangan agar sebisa mungkin majelis khushushi diadakan di Masjid atau bahkan di Masjid
seorang imam khushushi tidak dengan mudah berdalih mewakilkan tugasnya Agung, agar masyarakat tahu bahwa kegiatan majelis khushushi itu bukan
kepada imam khushushi yang lain. sesuatu yang dilarang atau rahasia.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 53 54 ║Politik Majelis Zikir
3) Selanjutnya pengurus thariqah memilih 2-3 orang 5) Urutan Acara Majelis Khushushi Tujuh Harian (Shu-
calon imam khushushi setempat, lalu disampaikan ghra):
atau dihaturkan kepada Guru Thariqah. a) Al-Fatihah;
b) Pengajian Tauhid, Fiqih atau Tasawuf;
e. Majelis Khushushi Kubra
c) Doa; dan
1) Tujuan Majelis Khushushi Kubra d) Khushushi
a) Untuk mempererat dan memperkuat tali ikat- 6) Yang Berperan dalam Majelis Khushushi Tujuh
an silaturrahmi dan rohani antar para murid Harian (Shughra):
atau jamaah sehingga makin tumbuh rasa per- a) Al-Fatihah dan pengajian oleh para imam
saudaraan dan kebersamaannya. khushushi atau kyai atau ustadz atau pinisepuh;
b) Untuk menimbulkan rasa saling memiliki ter- b) Khushushi oleh imam khushushi setempat; dan
hadap keberadaan majelis thariqah dengan se- c) Bagi desa yang berdekatan yang majelis
gala kegiatan dan amaliyahnya. khushushi-nya bergiliran, pengajiannya oleh
c) Agar mendapatkan tuntunan dan bimbingan imam khushushi atau kyai atau ustadz atau
yang merata dari para Dewan Penasehat, imam pinisepuh dari desa lain, sedang imam khushushi-
khushushi, kyai dan ustadz serta pinisepuh. nya adalah imam khushushi desa yang ke-
2) Penetapan Wilayah Majelis Khushushi Kubra. tempatan.
Penetapan wilayah majelis khushushi kubra dilaksana- 7) Urutan Acara Majelis Khushushi Kubra:
a) Al-Fatihah;
kan berdasarkan rapat yang dilaksanakan oleh de-
b) Istighatsah;
wan penasehat, para pengurus thariqah dan para
c) Tahlil (menggunakan panduan Iklil);
pengurus al-Khidmah.
d) Maulidur Rasul saw. (fi hubbi);
3) Penetapan Waktu Majelis Khushushi Kubra.
e) Pengajian; dan
Penetapan waktu majelis khushushi kubra dilaksana-
f) Khushushi
kan berdasarkan rapat yang dilaksanakan oleh de-
8) Yang Berperan dalam Majelis Khushushi Kubra
wan penasehat, para pengurus thariqah dan para
a) Para imam khushushi atau kyai atau ustadz atau
pengurus al-Khidmah.
sesepuh, sedang yang menjadi tuan rumah
4) Kewajiban Para Murid/Jamaah Khushushi Kubra tidak boleh mengambil peran apapun dalam
a) Seluruh murid/jamaah yang ber-khushushi di kegiatan majelis khushushi kubra tersebut.
wilayah tersebut wajib mengikuti majelis khu- b) Para imam khushushi atau kyai atau ustadz atau
shushi kubra. sesepuh dari tempat majelis khushushi lain
b) Pada minggu tersebut seluruh kegiatan majelis mengambil peran secukupnya secara berganti-
khushushi di wilayah tersebut diliburkan. an atau bergilir, yakni: al-Fatihah dan istighatsah
1 orang; Surat Yasin dan doa 1 orang; tahlil dan
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 55 56 ║Politik Majelis Zikir
doa 1 orang; maulid dan doa maulid 1 orang; 4) Diutamakan dan diharapkan yang memberi mau’i-
pengajian 1 orang dan khushushi 1 orang. zhah hasanah dan doa Surat Yasin, doa tahlil dan doa
c) Materi pengajain diambil dari kitab-kitab yang maulid serta doa penutup adalah kyai, ustadz atau
kuat dan masyhur baik mengenai tauhid, fiqih pinisepuh yang diundang dari luar murid thariqah dan
maupun tasawuf. selain jamaah al-Khidmah.
d) Topik pengajian harus jelas dan dibawakan 5) Majelis tersebut terbuka untuk umum dan meng-
oleh imam khushushi atau kyai atau ustadz atau undang para kyai, ustadz, pinisepuh dan tokoh ma-
sesepuh yang sesuai dengan bidang keahlian- syarakat setempat.
nya. 6) Urutan acaranya adalah:
e) Waktu pengajian tidak boleh lebih dari 60 a) Al-Fatihah;
menit atau satu jam. b) Istighatsah;
9) Biaya Majelis Khushushi Kubra
c) Surat Yasin;
a) Seluruh biaya khushushi kubra harus dihitung
d) Doa Yasin;
secara detail oleh pengurus al-Khidmah di wi-
e) Manaqib;
layah tersebut.
f) Doa Manaqib;
b) Seluruh biaya khushushi kubra ditanggung oleh
semua murid dan jamaah al-Khidmah yang g) Tahlil;
berada di wilayah tersebut. h) Doa Tahlil;
c) Menerima sumbangsih dan taliasih dari para i) Mau’izhah Hasanah (bisa atau tidak diadakan);
dermawan, perorangan atau lembaga yang dan
tidak mengikat. j) Doa.
7) Yang berperan dalam acara tersebut adalah:
f. Majelis Zikir, Maulid dan Manaqib serta Ta‘lim a) Al-Fatihah dan Istighatsah 1 orang;
1) Setiap majelis khushushi wajib menyelenggarakan b) Surat Yasin 1 orang;
majelis zikir, maulid dan manaqib serta ta‘lim mini- c) Manaqib oleh tim;
mal sebulan sekali. d) Doa Manaqib 1 orang;
2) Di setiap desa boleh diadakan secara istiqamah dan s- e) Tahlil dan doanya 1 orang;
ecara bergiliran, antar tempat per tempat atau f) Mau’izhah Hasanah 1 orang; dan
rumah per rumah. g) Doa 1 orang.
3) Majelis zikir, maulid dan manaqib serta ta‘lim dipim-
g. Majelis Zikir, Maulid dan Manaqib Kubra serta
pin oleh seseorang yang telah dipilih dan ditetapkan Ta‘lim
oleh jamaah dari imam khushushi atau kyai atau
ustadz atau pinisepuh secara bergantian atau bergilir 1) Majelis zikir, maulid dan manaqib kubra serta ta‘lim
dalam berperan. adalah gabungan dari beberapa majelis yang sama
dari beberapa daerah atau wilayah.
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 57 58 ║Politik Majelis Zikir
2) Penetapan cakupan wilayah gabungan, waktu dan e) Tahlil dan doa 1 orang;
tempat penyelenggaraan ditetapkan oleh rapat yang f) Maulidur Rasul saw. oleh tim;
dihadiri oleh para penasehat dan para pengurus g) Sambutan sahibul bait atau pinisepuh 1 orang;
thariqah serta pengurus al-Khidmah di wilayah ter- h) Sambutan mewakili pejabat 1 orang;
sebut. i) Mau’izhah Hasanah 1 orang; dan
3) Tempat pelaksanaan berpindah-pindah sesuai ke- j) Doa maulidur Rasul saw. 1 orang.
sepakatan rapat bersama. 8) Pedoman sambutan tuan rumah atau pinisepuh
4) Kegiatan majelis ini dilaksanakan minimal setiap adalah:
tiga bulan sekali atau melihat kadar kebutuhan dan a) Ucapan syukur;
manfaat serta hikmahnya. b) Memohon maaf atas segala kekurangsem-
5) Majelis ini terbuka untuk umum dan mengundang purnaan dalam berkhidmah; dan
para kyai, ustadz, pinisepuh, para pejabat pemerintah- c) Memohon doa agar majelis zikir, maulid dan
an, kumpulan-kumpulan dan lembaga-lembaga serta manaqib serta ta‘lim dapat berjalan dengan tertib,
organisasi-organisasi dari dalam dan luar wilayahnya. istiqamah dan thuma‘ninah dan manfaat serta maq-
bul dan diridhai oleh Allah swt. di dunia dan
6) Urutan acaranya adalah:
akhirat.
a) Al-Fatihah;
9) Pedoman sambutan mewakili pejabat adalah:
b) Istighatsah;
a) Ucapan syukur;
c) Surat Yasin;
b) Mohon doa dari para jamaah dan masyarakat
d) Doa Yasin;
agar dalam menjalankan amanat dan tugas ke-
e) Manaqib;
wajibannya mendapatkan pertolongan, naung-
f) Doa Manaqib;
an dan lindungan serta petunjuk dari Allah
g) Tahlil;
swt.; dan
h) Doa Tahlil;
i) Maulidur Rasul saw. (fi hubb atau asyraqal); c) Mendorong agar majelis ini makin bertambah
j) Sambutan Sahibul Bait atau Pinisepuh; syiar dan memperoleh pertolongan, naungan
k) Sambutan mewakili Pejabat; dan lindungan serta maqbul dan diridhai oleh
l) Mau’izhah Hasanah; dan Allah swt. di dunia dan akhirat.
m) Doa Maulidur Rasul saw. 10) Pedoman Mau’izhah Hasanah majelis ini adalah:
7) Yang berperan dalam acara tersebut adalah: a) Menguatkan dan mengokohkan serta meman-
a) Al-Fatihah dan Istighatsah 1 orang; tapkan iman dan i‘tiqad serta membesarkan hati
b) Surat Yasin dan doa 1 orang; para jamaah yang hadir dan masyarakat umum;
c) Manaqib oleh tim; b) Tidak menyinggung soal politik; dan
d) Doa Manaqib 1 orang;
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 59 60 ║Politik Majelis Zikir
c) Tidak menyinggung dan menyakiti perasaan c. Majelis Asyura (sepuluh Muharram);
dan hak serta menjelek-jelekkan orang dan d. Majelis Nishfu Sya‘ban;
kelompok lain. e. Majelis Tahlil;
h. Majelis Haul/Haul Akbar: f. Majelis Lamaran;
g. Majelis Akad Nikah;
1) Majelis haul/haul akbar ditetapkan dalam rapat ber-
sama antara Dewan Penasehat, pengurus thariqah h. Majelis Walimatul Arus;
dan pengurus al-Khidmah. i. Majelis Walimatul hamli (tujuh bulan masa kehamilan);
2) Waktu dan tempat ditetapkan secara musyawarah. j. Majelis walimatut tasmiyah (pemberian nama); dan
3) Disampaikan atau dihaturkan kepada Guru Thari- k. Kegiatan al-Khidmah atas undangan pribadi atau lem-
qah. baga lain.[]
4) Waktu penyelenggaraan haul/haul akbar ditetapkan
satu tahun sekali.
5) Biaya penyelenggaraan haul akbar ditanggung ber-
sama oleh seluruh murid dan jamaah al-Khidmah
serta menerima sumbangsih dan taliasih dari para
dermawan, perorangan atau lembaga yang tidak
mengikat, dan
6) Tata cara dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
penyelenggaraan dan amaliyah, mengacu kepada pe-
laksanaan majelis zikir, maulid dan manaqib kubra
serta ta‘lim di atas.
3. Kegiatan-kegiatan Tambahan
Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 61 62 ║Politik Majelis Zikir
memiliki rasionalitas yang beragam. Menurut Johnson, rasionalitas
tindakan-tindakan itu dapat digolongkan menjadi empat, yaitu
rasionalitas instrumental, rasionalitas nilai, rasionalitas tradisional
dan rasionalitas afektif.2
Dalam penelitian ini, perilaku politik diartikan sebagai ke-
giatan yang dilakukan oleh keluarga besar Majelis Zikir al-Khidmah,
mulai dari dewan penasehat, para pengurus sampai para jamaah
yang berkaitan dengan politik. Kegiatan-kegiatan itu merupakan
wujud partisipasi mereka sebagai warga negara dan dapat terjadi
dalam berbagai bentuk. Dalam penelitian ini, perilaku itu dikate-
gorikan ke dalam dua perilaku utama, yaitu perilaku memilih dan
BAB III dipilih.
PERILAKU POLITIK MAJELIS ZIKIR Menurut Budihardjo, perilaku memilih bagi kyai pesantren
AL-KHIDMAH WILAYAH JATENG PADA akan terkait dengan empat faktor, yaitu kekuasaan, kepentingan,
kebijakan dan budaya politik.3 Pertama, faktor kekuasaan meliputi
PILLEG 2009
cara untuk mencapai hal yang diinginkan melalui sumber-sumber
kelompok yang ada di masyarakat. Kekuasaan ini merupakan do-
rongan manusia dalam berperilaku politik termasuk perilaku me-
milih. Kedua, faktor kepentingan merupakan tujuan yang dikejar
Menurut terminologi politik, perilaku politik diartikan sebagai oleh pelaku-pelaku atau kelompok politik. Dalam hal ini, Laswell
kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksana- menyatakan bahwa pada dasarnya dalam mengejar kepentingan
an keputusan politik. Kegiatan politik ada yang dilakukan oleh tersebut, manusia membutuhkan nilai-nilai: kekuasaan, pendidik-
pemerintah berkaitan dengan fungsi pemerintah dan ada kegiatan an, kekayaan, kesehatan, ketrampilan, kasih sayang, keadilan dan
politik yang dilakukan oleh masyarakat berkaitan dengan fungsi kejujuran. Ketiga, faktor kebijakan sebagai hasil dari interaksi antara
politik.1 Perilaku politik keluarga besar Majelis Zikir al-Khidmah, kekuasaan dan kepentingan yang biasanya berbentuk perundang-
undangan. Kebijakan akan memiliki implikasi penting dalam
baik dalam kapasitas sebagai pribadi maupun kelompok memiliki
perilaku politik. Keempat, budaya politik, yaitu orientasi subyektif
arti subyektif, memiliki tujuan tertentu dan bukan merupakan
perilaku yang muncul secara kebetulan. Tindakan-tindakan mereka ______________
2
Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Jilid I, Gramedia Jakarta, 1986,
______________ hlm. 219-222
1 3
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1992, Miriam Budihardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1998,
hlm. 131 hlm. 49
______________
29
Achmad Asrory Oesman al-Ishaqy, Tuntunan, op. cit., hlm. i
30
Tepatnya pada acara Haul Akbar di Nawangsari Kecamatan Weleri
Kabupaten Kendal, pada tanggal 26 Januari 2009
Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 99 100 ║Politik Majelis Zikir
tumbuh subur di dalam masyarakat. Namun dewasa ini, wibawa
itu mulai dan bahkan semakin memudar. Dalam konteks politik,
sejumlah kasus menunjukkan bahwa suara, bahkan fatwa seorang
kyai untuk memilih calon tertentu ternyata tidak cukup efektif
mempengaruhi masyarakat. Hal inipun memunculkan sejumlah
analisis di kalangan para pengkaji. Sebagian besar berpendapat
bahwa faktor utamanya adalah modernitas, yang menyebabkan
masyarakat semakin rasional dan pragmatis.
Tampaknya di luar pendapat mayoritas tersebut, ada faktor yang
sebenarnya lebih tepat. Yaitu bahwa kuatnya wibawa kyai pada
BAB IV masa-masa dahulu diakibatkan karena kyai menjadi tempat “ber-
sandar” masyarakat dalam memenuhi hampir semua kebutuhannya,
IMPLIKASI PERILAKU POLITIK
mulai kebutuhan fisik, mental sampai spiritual. Ketika tidak memiliki
MAJELIS ZIKIR AL-KHIDMAH WILAYAH
pekerjaan, maka seseorang datang kepada kyai, dan kyai memberinya
JATENG PADA PILLEG 2009 pekerjaan, entah di ladangnya atau memberinya tempat usaha.
Ketika sakit, seseorang datang kepada kyai untuk meminta peng-
obatan, dan kyai pun memberinya jampi-jampi tanpa dikenakan
biaya tertentu. Begitu seterusnya. Karena itu wajar, bila masyarakat
A. Pergeseran Wibawa Kyai memiliki kepatuhan dan ketaatan total kepada kyai. Bila analisis ini
digunakan, maka sebenarnya ketaatan itu pun sebenarnya rasional
Sebelum memaparkan implikasi perilaku politik jamaah al- dan pragmatis semata. Dengan alasan rasional dan pragmatis pula,
Khidmah, baik secara internal maupun eksternal, terlebih dahulu
fenomena memudarnya wibawa kyai akhir-akhir ini dapat dipahami
akan diulas secara singkat adanya fenomena pergeseran, atau lebih
dengan baik. Yaitu bahwa kyai sudah tidak lagi menjadi tempat
tepatnya memudarnya wibawa dan kharisma kyai. Sudah dimak-
bersandar masyarakat dalam memenuhi hampir semua kebutuhan
lumi, bahwa kyai memiliki kedudukan yang tinggi di tengah ma-
mereka. Dalam memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat masih
syarakat, khususnya masyarakat santri.1 Sebagian besar peneliti
sangat bergantung kepada kyai. Tetapi dalam memenuhi
mengatakan bahwa hal ini terkait dengan budaya paternalistik yang
kebutuhan-kebutuhan yang lain, praktis sudah banyak institusi lain.
______________
1
Misalnya dalam memenuhi kebutuhan kesehatan, masyarakat tidak
Pada masyarakat santri, ilmu dan akhlak menjadi ukuran untuk me-
nentukan kelas seseorang. Dalam hal ini, kyai mendapatkan posisi tertinggi lagi datang kepada kyai untuk memohon “pengobatan”, tetapi
karena ukuran tersebut. Tentang ukuran-ukuran kelas sosial ini, lihat misalnya datang kepada dokter. Sebagian kyai yang memiliki kemampuan
Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta, 1991,
hlm. 263 pengobatan alternatif pun sudah menerapkan model transaksi
Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 101 102 ║Politik Majelis Zikir
seperti lembaga pengobatan modern.2 Begitu pula dengan penting harus dihaturkan kepada beliau. Banyak unsur yang me-
kebutuhan-kebutuhan yang lain. nopang wibawa dan kharisma tokoh ini, antara lain, pertama, garis
Dalam banyak kasus, terbukti bahwa wibawa dan kharisma keturunan. Beliau adalah keturunan salah seorang khalifah utama
kyai mulai tercabut dari aspek-aspek di luar agama dan spiritualitas. Kyai Romli yang sangat disegani, yang sejak awal oleh sebagian
Bila kesimpulan ini benar, maka rasionalitas dan pragmatisme yang muridnya diyakini memiliki kedudukan spiritual yang lebih tinggi
terjadi di masyarakat terhadap kyai, sebagaimana yang telah di- dibanding Kyai Romli sendiri.4 Nenek dari jalur ayah beliau adalah
sebutkan di atas ada benarnya. Dalam soal-soal yang terkait dengan keturunan Maulana Muhammad Ainul Yaqin al-Mulaqqab bi
agama dan spiritualitas, kyai masih menjadi rujukan sentral bagi Sunan Giri bin Maula Ishaq al-Husaini. Sedang kakek dari jalur
masyarakat. Tetapi menyangkut masalah-masalah di luar itu, ayahnya adalah keturunan Sunan Gunung Jati, juga keturunan al-
mereka mempunyai logika tersendiri. Sebab perolehan dan pen- Husaini.5 Bahkan berdasarkan salah satu brosur yang ditulis sendiri
capaian mereka terhadap hal-hal tersebut tidak banyak berkaitan oleh Kyai Asrori, garis keturunan itu dapat diketahui secara lengkap
dengan kyai. Itulah sebabnya, ketika seorang kyai yang disegani sampai kepada Nabi Muhammad saw. Dalam brosur itu, Kyai
sekalipun, memerintahkan agar memilih seseorang dalam suatu Usman adalah keturunan Nabi Muhammad saw. yang ketiga puluh
pilkada, misalnya, ternyata tidak banyak mendapat tanggapan enam.6 Kedua, akhlak dan spiritualitas. Oleh para jamaah, di sam-
positif dari masyarakat.3 Namun hal itu tidak berarti masyarakat ping memiliki akhlak yang sangat mulia, beliau juga diyakini telah
anti terhadap kyai tersebut, melainkan hanya dalam aspek tertentu mencapai derajat kewalian. Beliau sangat istiqamah dalam me-
mereka menghormatinya. mimpin zikir dan pengajian. Ketiga, kualitas keilmuan. Di samping
Di dalam al-Khidmah ini, garis koordinasinya juga sangat di- istiqamah dalam menyampaikan pengajian-pengajian, beliau juga
tentukan oleh wibawa dan kharisma kyai. Manajemen al-Khidmah menulis banyak sekali karya, dimulai dari menulis tuntutan-
juga menempatkan kyai pada posisi yang sangat sentral, yakni tuntunan zikir sampai karya ilmiah. Di buku-buku tuntunan zikir
menjadi bagian dari dewan penasehat. Yang paling sentral tentu yang beliau tulis juga terdapat kata pengantar yang sangat men-
saja Sang Guru Thariqah, yakni Romo Kyai Ahmad Asrori Oesman dalam isinya berkenaan dengan tasawuf dan tarekat.
al-Ishaqi, karena di samping forum rapat, hampir semua keputusan
______________
2
______________
Bahkan ada kecenderungan, bahwa mereka yang menekuni profesi
4
pengobatan dengan doa-doa, cenderung tidak diposisikan sebagai kyai oleh Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Mizan,
masyarakat, apalagi bila prosedurnya sama dengan pengobatan modern, se- Bandung, 1992, hlm. 179
5
perti tarif dan lain-lain. Mokh Sya‘roni, “Pemikiran Tasawuf KH. Ahmad Asrori al-Ishaqi: Kajian
3
Kasus Pilkada Jawa Timur tahun 2008 lalu barangkali bisa menjadi terhadap Pengajian Tasawuf Program Mutiara Hikmah Radio Rasika FM
contoh terbaik, dimana Khafifah yang oleh para kyai khash diperintahkan Semarang”, thesis Pasca Sarjana IAIN Walisongo, Semarang, 2003, hlm. 47,
untuk tidak dipilih, ternyata masih mendapatkan suara yang sangat tinggi, tidak diterbitkan.
6
bahkan disinyalir seandainya tidak ada “upaya sistematis”, dialah yang Brosur itu dicetak dalam jumlah besar dan dapat dibeli seperi membeli
menang. foto-foto Kyai Asrori.
Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 103 104 ║Politik Majelis Zikir
Berikut ini akan dikemukakan implikasi perilaku politik c. Dewan penasehat bertugas melaksanakan kontrol dan
jamaah al-Khidmah ini, baik secara internal maupun eksternal. Di mengistiqamahkan serta men-thuma‘ninah-kan pelaksana-
sela-sela pemaparan ini akan terlihat pula sejauhmana pergeseran an amaliyah para murid atau jamaah, khususnya tentang:
wibawa kyai terjadi di dalam jamaah al-Khidmah ini. 1) amaliyah wajib, yaitu harian dan mingguan; dan 2)
amaliyah sunnah, yaitu harian, mingguan, bulanan dan
B. Implikasi Internal tahunan.
d. Menerima laporan dari pengurus al-Thariqah dan pe-
Yang dimaksud implikasi internal adalah pengaruh perilaku
ngurus al-Khidmah.
politik dewan penasehat terhadap para pengurus, pengaruh peri-
e. Mendukung segala keputusan pengurus al-Thariqah atau
laku politik dewan penasehat dan pengurus terhadap jamaah dan al-Khidmah yang sesuai dengan petunjuk pengurus
pengaruh perilaku politik dewan penasehat dan pengurus terhadap pusat.
lembaga. f. Jika timbul hal-hal yang dirasa menyimpang, maka
1. Pengaruh Dewan Penasehat terhadap Pengurus dewan penasehat dapat memanggil pengurus al-Thariqah
dan pengurus al-Khidmah untuk mendapatkan pen-
Yang dimaksud dewan penasehat adalah para imam khushushi,
jelasan secara detail dalam forum rapat dewan penasehat
para kyai, para ustadz dan para sesepuh yang disepakati oleh para
dengan pengurus al-Thariqah atau pengurus al-Khidmah
murid atau jamaah dan disampaikan kepada Guru Thariqah.7 atau bersama-sama.
Secara normatif kelembagaan, posisi dewan penasehat ini sangat g. Keputusan dewan penasehat harus bersifat kolektif, tidak
tinggi, berada di atas pengurus al-Thariqah dan al-Khidmah. Secara bersifat pribadi atau perorangan.
rinci status dewan penasehat dapat dilihat dari uraian tugas mereka h. Dewan penasehat, baik secara kolektif maupun personal
sebagai berikut: tidak boleh menginterfensi keputusan-keputusan pe-
a. Dewan penasehat terdiri dari imam khushushi, kyai, ngurus al-Thariqah atau al-Khidmah.8
ustadz dan sesepuh yang tinggal di kawasan tempat ke-
Berdasarkan uraian tersebut, maka status dewan penasehat
pengurusan berada.
memang tinggi, tetapi terbatas. Sebab mereka tidak bisa meng-
b. Tugas rutin dewan penasehat adalah: memimpin khu-
interfensi keputusan-keputusan yang diambil oleh pengurus al-
shushi, memimpin zikir, memimpin maulid, memimpin
Thariqah maupun al-Khidmah. Uraian tersebut juga menunjukkan
manaqib, memimpin pengajian dan lain-lain yang ber-
bahwa wewenang tertinggi selain Sang Guru thariqah bersifat
kaitan dengan amaliyah murid atau jamaah.
kolektif keorganisasian. Ini menjadi bukti bahwa, kelembagaan al-
______________ Khidmah dan al-Thariqah ini relatif modern, karena tidak ada
7
Achmad Asrori Oesman al-Ishaqi, Pedoman Kepemimpinan dan ______________
Kepengurusan dalam Kegiatan dan Amaliah ath-Thariqah dan al-Khidmah, al-
8
Khidmah, Semarang, 2006, hlm. 5 Ibid., hlm. 10-12
Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 105 106 ║Politik Majelis Zikir
sentralitas kewenangan secara personal, melainkan secara ke- murid-murid yang telah dipilih dan ditetapkan oleh rapat para
lembagaan yang didasarkan pada hasil rapat. murid dan disampaikan atau dihaturkan kepada Guru Thariqah,
Dapat disimpulkan bahwa dewan penasehat tidak memiliki untuk mengurusi kagiatan dan amaliyah thariqah. Sedang pengurus
pengaruh kuat terhadap para pengurus, baik pengurus al-Thariqah al-Khidmah adalah orang-orang yang telah dipilih dan ditetapkan
maupun al-Khidmah. Satu-satunya kewenangan yang paling kuat oleh rapat al-Khidmah untuk memfasilitasi terselenggaranya ke-
adalah berkenaan dengan amaliyah murid atau jamaah, baik amali- giatan dan amaliyah yang telah ditetapkan dan diamalkan oleh
yah harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Karena itu, di Guru Thariqah atau para ulama’ salaf al-shalih. Baik pengurus al-
dalam masalah politik, secara normatif kelembagaan, perilaku Thariqah maupun al-Khidmah memiliki sejumlah syarat yang
dewan penasehat tidak memiliki implikasi yang signifkan terhadap
sama, sebagaimana telah disebutkan, yaitu: 1) sudah baligh; 2) sehat
pengurus. Hal ini sekaligus menjadi bukti, bahwa secara normatif
wal afiat, jasmani dan rohani; 3)mempunyai keahlian dan ke-
kelembagaan, jamaah al-Khidmah ini memang disiapkan sedemi-
mampuan di bidangnya; 4) mempunyai kemauan yang tinggi untuk
kian rupa agar tidak masuk terlalu jauh secara kelembagaan ke
dalam wilayah di luar wilayah spiritual. Wilayah-wilayah non- berkhidmah; 5) mempunyai waktu yang cukup untuk berkhidmah;
spiritual itu hanya boleh dimasuki dalam kapasitas sebagai pribadi. dan 6) bersungguh-sungguh dalam menjalankan amanat, tugas dan
Dapat disimpulkan pula, bahwa pedoman kelembagaan ini benar- kewajibannya.9 Bedanya, untuk menjadi pengurus al-Thariqah
benar sesuai dan sejalan dengan tuntunan yang diberikan oleh haruslah sudah menjadi murid tarekat, sedang untuk menjadi
Romo Kyai Asrori. pengurus al-Khidmah tidak harus sudah menjadi murid tarekat.
Dalam prakteknya, perilaku politik dewan penasehat juga Selanjutnya hubungan antara pengurus al-Thariqah dan pe-
tidak memiliki implikasi terhadap perilaku politik pengurus. Kalau ngurus al-Khidmah adalah 1) pengurus al-Thariqah berhak meng-
pun ada implikasi, sifatnya hanya informal dan biasanya sudah ada awasi pengurus al-Khidmah dalam jabatan yang sama (ketua al-
hubungan jauh sebelum mereka masuk ke dalam al-Khidmah. Thariqah mengawasi ketua al-Khidmah, sekretaris al-Thariqah
Misalnya karena mereka memiliki latar belakang sosio-politik yang mengawasi sekretaris al-Khidmah, begitu seterusnya); dan 2) pe-
sama. Namun demikian, hubungan dan komunikasi politik di ngurus al-Thariqah tidak boleh mengintervensi kegiatan pengurus
antara sesama jamaah yang memiliki latar belakang sosio politik
al-Khidmah.10 Dengan demikian, pengurus al-Thariqah memiliki
yang sama tidak sampai membentuk kelompok-kelompok baru di
kedudukan yang lebih tinggi dibanding pengurus al-Khidmah. Hal
dalam jamaah al-Khidmah ini. sehingga warna-warni perilaku
ini boleh jadi disebabkan karena para pengurus tarekat telah me-
politik di kalangan dewan penasehat dan pengurus tidak membawa
lampaui jenjang spiritual yang lebih berat dan lebih tinggi dibanding
dampak negatif terhadap lembaga.
para pengurus al-Khidmah. Namun demikian, pengurus al-Thariqah
2. Pengaruh Dewan Penasehat dan Pengurus terhadap tetap tidak boleh mengintervensi pengurus al-Khidmah. Pengawasan
Jamaah
______________
Yang dimaksud pengurus di sini mencakup pengurus al- 9
Ibid., hlm. 9-10
Thariqah dan pengurus al-Khidmah. Pengurus al-Thariqah adalah 10
Ibid., hlm. 9
Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 107 108 ║Politik Majelis Zikir
dilakukan hanyalah untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan yang mena itu justru dimaknai betapa terbukanya Kyai dengan semua
dilakukan oleh pengurus yang sejajar jabatannya itu sejalan dengan pihak. Karena posisi beliau adalah yang didatangi, bukan yang
apa yang telah digariskan atau tidak. Seandainya terjadi sesuatu yang mendatangi. Apalagi bila dikaitkan dengan munculnya fenomena
menurut pengurus al-Thariqah tidak sesuai, maka keputusannya menjelang pilpres, yakni penolakan sejumlah dewan penasehat
haruslah diambil secara kolektif. Oleh karena itu, pengaruh terhadap SBY yang disinyalir mendapat restu dari Sang Guru
pengurus al-Thariqah terhadap pengurus al-Khidmah sangat kecil. Thariqah. Sehingga menerima kehadiran seseorang tidak otomatis
Bahkan dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki kedudukan mengandung pengertian dukungan.
yang sejajar secara kolektif kepengurusan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku dewan
penasehat yang di dalamnya terdapat para kyai dan para pengurus
Persoalannya kemudian, bagaimana pengaruh perilaku politik
tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap jamaah. Kalau pun
dewan penasehat dan pengurus-pengurus tersebut terhadap
ada pengaruh, pastilah sudah dimulai jauh sebelum mereka masuk
jamaah? Sebagaimana telah dikemukakan, ada tiga kategori jamaah
ke dalam al-Khidmah. Misalnya karena mereka memiliki latar
di dalam majelis zikir ini, yaitu mu‘taqidin-mu‘taqidat, muhibbin-
belakang sosio politik yang sama. Di samping itu, besar kecilnya pe-
muhibbat dan muridin-muridat. Terhadap semua kategori jamaah itu,
ngaruh tersebut juga terkait dengan kategori jamaah. semakin ting-
perilaku politik dewan penasehat dan para pengurus tidak ber-
gi jenjang jamaah, samakin tinggi pula potensi pengaruh itu. Sekali
pengaruh signifikan secara formal kelembagaan. Sebab, di satu sisi
lagi, hal ini juga mengandung makna bahwa dalam urusan-urusan
para dewan penasehat dan para pengurus itu memahami betul
di luar keagamaan dan spiritualitas, jamaah al-Khidmah memiliki
rambu-rambu perilaku politik yang telah digariskan oleh Guru
rasionalitas dan logika tersendiri yang terkadang berbeda dengan
Thariqah. Dalam hal ini, pengaruh Guru Thariqat terhadap mereka rasionalitas dan logika para kyai.
jauh lebih kuat. Sedang di sisi lain, para jamaah juga memiliki
Kesimpulan ini semakin kuat bila dikaitkan dengan rasio-
rasionalitas tersendiri. Pada kasus pilleg 2009 lalu, para jamaah me-
nalitas dan logika politik jamaah al-Khidmah pada pemilu berikut-
miliki rasionalitas tersendiri, yang tidak terkait dengan rasionalitas
nya, yaitu pilpres, meskipun sebenarnya antara pilleg dan pilpres
para pengurus dan dewan penasehat. Jangankan para dewan pe- memiliki perbedaan signifikan. Tetapi pilpres 2009 dapat dijadikan
nasehat, bahkan Sang Guru Thariqah sendiri pun dalam masalah sebagai bukti tambahan atas kesimpulan tersebut. Menjelang
pilihan politik tidak berpengaruh signifikan terhadap jamaah. Se- pilpres, ada instruksi dari sejumlah kyai agar menjatuhkan pilihan
bagai contoh, ketika SBY hadir di Pesantren al-Fithrah pada acara kepada JK-WIN, dengan argumen bahwa JK-WIN lah yang lebih
Mubaya‘ah Kubra, sejumlah jamaah memilih tidak hadir, karena membawa kemaslahatan bagi jamaah dan umat Islam pada umum-
secara politik tidak setuju dengan partai Demokrat, dimana SBY nya. Di samping itu, ada informasi bahwa SBY akan memberikan
merupakan simbolnya. Memang ada beberapa penafsiran terhadap dukungan terhadap PKS dan MTA (Majelis Tafsir Al-Qur’an) de-
sikap politik Kyai Asrori dalam kasus hadirnya SBY tersebut. Bagi ngan mengembangkan radio yang telah dimilikinya.11 Bahkan se-
yang menolak hadir, diterimanya SBY dalam acara itu sudah me- ______________
nyiratkan dukungan yang jelas dari Kyai Asrori terhadap SBY. 11
Pada hari Sabtu tanggal 4 Juli 2009, sewaktu berangkat menuju Ke-
Tetapi bagi yang tetap hadir, meski tidak setuju dengan SBY, feno- dinding untuk mengikuti pengajian rutin, para sesepuh mensosialisasikan
Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 109 110 ║Politik Majelis Zikir
jumlah petinggi al-Khidmah di Jawa Tengah ini juga sempat ber- jadi serbuan masyarakat, tetapi tiba-tiba meredup karena terjun ke
koordinasi dengan salah satu organisasi Islam untuk menyiapkan dalam politik praktis. Dalam konteks tarekat, kasus yang dialami
langkah-langkah strategis bagi sikap politik tersebut. Tetapi semua oleh tarekat Rejoso Jombang di bawah kepemimpinan Kyai
itu ternyata tidak mempengaruhi jamaah al-Khidmah. Justru Musta‘in Romli menjadi contoh yang sangat nyata. Kedua, apabila
perolehan suara JK-WIN jauh dari yang diperkirakan. Tentu saja pemimpinnya melakukan poligami. Dalam hal ini, Darut Tauhid
banyak analisis yang bisa dikemukakan, tetapi dalam konteks ini, menjadi contoh yang paling nyata. Hanya saja, mengenai hal kedua
tidak terlalu jauh kiranya bila dimaknai sebagai tidak adanya ini, tampaknya ada perbedaan yang cukup mendasar, antara lem-
pengaruh signifikan antara perilaku politik dewan penasehat dan baga semisal Darut Tauhid dan Jamaah al-Khidmah ini. Agaknya,
pengurus terhadap jamaah. seandainya pemimpin dari lembaga yang disebut terakhir ini ber-
3. Pengaruh Dewan Penasehat dan Pengurus terhadap poligami, maka tidak akan terlalu membawa pengaruh. Karena di
Lembaga samping lembaga semacam ini tumbuh dari bawah, penolakan
Selanjutnya, berkenaan dengan pengaruh perilaku politik de- jamaah terhadap konsep poligami tidak seekstrim massa Darut
wan penasehat dan pengurus terhadap al-Khidmah secara ke- Tauhid.
lembagaan, dapat dikemukakan beberapa hal. Pertama, berkenaan Kedua, berkenaan dengan soliditas lembaga. Sebagaimana
dengan karakter lembaga. Perilaku politik dari dewan penasehat telah dikemukakan, jamaah ini memiliki latar belakang yang sangat
dan pengurus itu memberikan dampak positif bagi semakin jelas- beragam secara ideologi dan politik. Maka apabila perilaku politik
nya karakter lembaga. Yakni bahwa lembaga ini benar-benar fokus dari para dewan penasehat dan pengurus tidak dibawa ke level
kepada masalah spiritual. Sedang masalah-masalah lain diserahkan kelembagaan, tetapi tetap pada wilayah individual, maka siapapun
sepenuhnya kepada masing-masing individu jamaah. Dengan jamaahnya akan merasa nyaman. Hal ini pada gilirannya akan
demikian, perilaku mereka itu dapat memperkuat apa yang telah berdampak pada soliditas jamaah. Di samping itu, kondisi semacam
digariskan oleh Hadhratus Syaikh sendiri. ini juga bisa menjadi contoh yang baik bagi pendidikan politik di
Ada pendapat yang umum berkembang, bahwa kelemahan tanah air. Sebab, salah satu agenda penting bangsa ini berkenaan
sebuah organisasi keagamaan atau majelis zikir yang pokok ada dengan pendidikan politik adalah bagaimana menumbuhkan ke-
dua. Pertama, bila sudah terjun ke dalam kancah politik praktis. sadaran dan kedewasaan berpolitik. Berapa banyak kasus konflik
Berapa banyak tokoh dan organisasi keagamaan yang tadinya men- dan pertikaian yang berpangkal pada masalah perbedaan politik. Di
_______________ kalangan warga NU misalnya, munculnya sejumlah partai yang
dukungan itu kepada semua imam khushushi agar diteruskan kepada jamaah.
memiliki basis massa yang sama sering menyebabkan timbulnya
Alasannya adalah bahwa SBY akan memberikan peluang cukup besar kepada konflik, bahkan bentrokan fisik. Yang paling keras adalah konflik
PKS dan kepada radio MTA (Majelis Tafsir Al-Qur’an). Wawancara dengan
Ustadz Musyafak pada tanggal 4 Juli 2009 pukul 09.00 WIB. Menarik pula untuk
antara massa PKB dengan massa PPP, seperti yang terjadi di
disebutkan di sini, bahwa ketua umum pengurus pusat al-Khidmah adalah Pekalongan dan Jepara pada pemilu di awal reformasi. Jamaah al-
seorang pengusaha radio swasta yang sangat intensif menyiarkan jurnal dan
kegiatan al-Khidmah.
Khidmah dalam hal ini, sedikit banyak memberikan sumbangan
Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 111 112 ║Politik Majelis Zikir
terhadap kedewasaan politik di wilayah ini. Pilihan politik boleh selenggarakan atas undangan dari instansi tertentu, jamah al-
berbeda, tetapi hubungan baik harus tetap terjalin. Khidmah juga memiliki agenda untuk mengadakan kegiatan-ke-
giatan dalam skala besar, sebagaimana telah dikemukakan di bab
C. Implikasi Eksternal sebelumnya. Tentu saja kegiatan-kegiatan seperti ini membutuhkan
Tak diragukan lagi, bahwa jamaah al-Khidmah ini sudah men- biaya yang tidak sedikit. Di sinilah, terlihat berapa antusias ma-
jadi salah satu komponen penting di tanah air,12 termasuk di syarakat untuk memberikan dukungan.
Wilayah Jawa Tengah ini. Karena itu, apa yang dilakukan oleh Ketiga, semakin tumbuh kesadaran tentang pentingnya ber-
keluarga besar jamaah al-Khidmah ini pasti membawa implikasi zikir, bahkan terhadap tarekat. Tumbuhnya kesadaran ini bukan
eksternal pula. Yang dimaksud implikasi eksternal di sini adalah saja karena adanya sejumlah dampak modernitas yang dianggap
pengaruh perilaku politik al-Khidmah Jawa Tengah terhadap lem- mengesampingkan dimensi terdalam manusia, melainkan karena
baga dan masyarakat di luar al-Khidmah serta terhadap pemerintah. zikir memang perlu untuk memberikan makanan bagi rohani, apa-
1. Pengaruh terhadap Lembaga dan Masyarakat di Luar pun kondisinya dan seperti apapun situasinya. Dalam kaitan ini,
al-Khidmah agaknya lebih tepat menyatakan bahwa zikir pada umumnya, serta
Penelitian ini menemukan bahwa ada pengaruh yang positif tasawuf dan tarekat pada khususya menemukan urgensinya bukan
dari jamaah al-Khidmah terhadap lembaga-lembaga di luar al- hanya di era modern ini, tetapi di era manapun. Meminjam ke-
Khidmah dan masyarakat pada umumnya di wilayah Jawa Tengah terangan Kyai Asrori, keadaan manusia itu ada empat macam, yaitu
ini. Hal-hal positif yang bisa dicatat antara lain, pertama, semakin sehat atau sakit, dan taat atau durhaka. Dalam semua keadaan itu,
banyak lembaga yang mengundang jamah al-Khidmah ini pada zikir tetap diperlukan. Bagi yang sehat, spiritualitas berfungsi men-
even-even penting mereka. Undangan-undangan seperti itu tentu dayagunakan kesehatan itu untuk hal-hal yang positif. Bagi yang
mengandung makna bahwa mereka memiliki respon positif ter- sakit, spiritualitas itu berfungsi menumbuhkan kesabaran. Bagi
hadap jamaah al-Khidmah ini. Bahkan undangan juga mulai
yang taat, spiritualitas berfungsi menjaga agar ketaatan itu tidak
muncul dari perseorangan.
ternodai oleh penyakit hati. Sedang bagi yang durhaka, spiritualitas
Kedua, apresiasi yang cukup tinggi terhadap lembaga ini, yang
menumbuhkan optimisme untuk memperbaiki diri.
terbukti melalui dukungan mereka, baik moril maupun materiil
terhadap kegiatan-kegiatan besar yang dilaksanakan oleh lembaga 2. Pengaruh terhadap Pemerintah
ini. Di luar kegiatan-kegiatan besar jamaah al-Khidmah yang di- Setidaknya ada dua hal penting yang ditemukan berkenaan de-
ngan implikasi perilaku politik jamaah al-Khidmah terhadap pe-
______________
12
merintah. Antara lain, pertama, pemerintah merasakan tidak ada ke-
Pada tahun 2003 saja, Mokh. Sya‘roni mencatat bahwa al-Khidmah
sudah berkembang di sejumlah kota besar, seperti di Jawa Timur sebagai pu- khawatiran untuk menjadikan jamaah al-Khidmah ini sebagai
sat perkembangannya, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, partner dalam mensosialisasikan program-program pemerintah
NTT, Kalimantan Barat, Ujung Pandang, Lampung, Palembang dan Medan.
Mokh Sya‘roni, op. cit., hlm. 49 kepada masyarakat luas, dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 113 114 ║Politik Majelis Zikir
Hal ini biasanya dilakukan oleh pemerintah dengan cara meng- yang mengatasnamakan Islam. Tentu saja hal ini terlepas dari
adakan acara zikir bersama, sesuai dengan wilayah pemerintahan adanya analisis bahwa munculnya sejumlah organisasi Islam garis
yang bersangkutan. Pemerintah merasakan tidak ada kekhawatiran keras adalah karena adanya desain dari pihak-pihak tertentu, dan
kalau dianggap membawa massa jamaah al-Khidmah ke dalam analisis bahwa sejumlah teror bom itu tidak terlepas dari adanya
partai politik tertentu. Ini berbeda dengan majelis-majelis di masa- desain besar dari pihak di luar Islam.[]
masa dahulu, dimana ketika diajak berzikir dengan pemerintah,
maka semacam ada kesan sedang diajak untuk mendukung partai
tertentu. Berbeda pula dengan majelis-majelis zikir yang memang
secara eksplisit berafiliasi kepada partai tertentu.
Kedua, semakin berkurangnya phobi sebagian pejabat pe-
merintah terhadap organisasi-organisasi Islam. Di zaman Orde
Baru pernah muncul phobi terhadap Islam akibat bisikan-bisikan
yang diberikan kepada tokoh sentral rezim Orde Baru. Dikhawatir-
kan bahwa Islam akan menjadi ancaman besar bagi kelangsungan
kekuasaannya. Namun phobi itu di masa-masa akhir kekuasaannya
sudah sangat berkurang. Bahkan di masa-masa akhir rezim tersebut
muncul program “penghijauan”, semakin banyaknya umat Islam
yang duduk di pemerintahan dan semakin dekatnya pemerintahan
kepada Islam. Sementara di era reformasi sekarang ini juga muncul
phobi yang baru terhadap Islam, termasuk pesantren. Karena di satu
sisi, muncul organisasi-organisasi Islam yang ditengarai sebagai
Islam garis keras, seperti Front Pembela Islam (FPI), Majelis
Mujahidin Indonesia (MMI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)13 dan
lain-lain. Di sisi lain, banyak teror bom yang dilakukan oleh mereka
______________
13
Dibandingkan dengan organisasi Islam garis keras yang lain, HTI me-
miliki identitas tersendiri. Sekeras apapun sikap HTI, kecil kemungkinannya
untuk menggunakan cara-cara kekerasan. Sebab yang menjadi senjata utama
mereka adalah pemikiran. Uraian lengkap mengenai HTI ini antara lain bisa
dilihat pada Ahmad Musyafiq, Spiritualitas Kaum Fundamental: Studi Kasus
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Tengah, IAIN Walisongo, Semarang, 2008,
laporan penelitian, tidak diterbitkan.
Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 115 116 ║Politik Majelis Zikir
eksekutif dalam menciptakan masyarakat adil dan makmur masih
rendah. Sedang berkenaan dengan kriteria caleg yang layak dipilih,
semuanya menyatakan bahwa caleg yang berakhlak-lah yang layak
dipilih. Tentu saja, syarat itu bagi mereka hanyalah dalam wilayah
idealitas. Sedang dalam kenyataannya, mereka menyadari bahwa
caleg yang terbaik dari yang terburuklah yang mereka pilih.
Kedua, perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah
pada pilleg 2009 dapat dikategorikan sebagai perilaku politik yang
akomodatif. Indikasinya adalah kemampuan Jamaah al-Khidmah
untuk berkompromi dengan partai politik tertentu, namun tetap
tidak mengintegrasikan diri. Dengan kata lain, mereka dekat, tetapi
BAB V tetap berjarak. Perilaku politik seperti ini antara lain dipengaruhi
oleh faktor sejarah, di mana di satu sisi ada majelis zikir yang ber-
PENUTUP
sikap integratif dan di sisi lain ada yang bersikap konfrontatif. Peri-
laku Jamaah al-Khidmah yang seperti ini pada gilirannya juga mem-
pengaruhi perilaku para caleg dalam mengkampanyekan diri di
dalam Jamaah al-Khidmah ini. Hanya cara-cara yang sangat halus
A. Kesimpulan yang mereka gunakan dalam mengkampanyekan diri. Selanjutnya,
dari sejumlah kemungkinan bentuk relasi yang terbangun antara
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil beberapa
seorang caleg dengan al-Khidmah, sampai saat ini barulah satu
kesimpulan:
bentuk. Itu pun pada tahap yang paling sederhana, yakni seorang
Pertama, pandangan Majelis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah ten-
caleg yang berstatus sebagai jamaah, tidak ada yang menjadi pe-
tang pemilu legislatif 2009 dapat dikategorikan sebagai pandangan
ngurus ataupun dewan penasehat.
yang moderat. Sebab, terkait dengan hukum memilih pada pilleg
2009 tersebut, tidak ada yang menyatakan bahwa memilih hukum- Ketiga, pandangan dan perilaku politik Majelis Zikir al-
nya adalah wajib mutlak atau haram mutlak. Selanjutnya, terkait de- Khidmah ini membawa implikasi positif, baik secara internal mau-
ngan fungsi pilleg sebagai salah satu sarana untuk menciptakan pun eksternal. Secara internal, al-Khidmah tetap konsisten dengan
masyarakat yang adil dan makmur, sebagian besar menyatakan sikap netral yang sejak awal memang telah dipilih. Yakni al-
bahwa kecil sekali peranan pilleg dalam menciptakan masyarakat adil Khidmah bukan sebagai partai atau cikal bakal partai, melainkan
dan makmur. Bagi mereka, keadilan dan kemakmuran lebih terkait sebagai majelis zikir. Secara eksternal, banyak lembaga pemerintah
dengan etos kerja masing-masing individu. Hal ini menunjukkan maupun non-pemerintah yang menjadikan al-Khidmah sebagai
bahwa kepercayaan jamaah al-Khidmah terhadap legislatif dan partner yang baik. Di samping itu, keinginan untuk memasuki
C. Kata Penutup