Anda di halaman 1dari 74

i

i
s

POLITIK MAJELIS ZIKIR

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA NO. 19 TAHUN 2002

Pasal 2
(1). Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 72
(1). Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan seba-
gaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,-
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda
paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).
(2). Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta atau Hak Terkait sebagai-mana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1),
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

i ii
POLITIK MAJELIS ZIKIR
Studi Kasus Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah
Wilayah Jawa Tengah pada Pilleg 2009

Penulis: Ahmad Musyafiq, M.Ag


Editor: Drs. Darmuin, M.Ag
Layout dan Desain Sampul: hilya_ar

Penerbit:
AKFI media
Jl. Taman Beringin Mulia 35 Ngaliyan Semarang 50185
Telp. [024] 703-55117
http://akfi-media.blogspot.com
e-mail:akfimedia@asia.com

ISBN 978-602-8572-07-1
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Cetakan Pertama, Desember 2009

Sumber Pengambilan Gambar:


http://al-khidmah.org
http://alkhidmahsda.blogspot.com

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Ahmad Musyafiq
Politik Majelis Zikir: Studi Kasus Perilaku Politik Majelis Zikir al-
Khidmah Wilayah Jawa Tengah pada Pilleg 2009 / Ahmad Musyafiq,
editor: Darmuin / Cet. 1, -- Semarang: Akfi Media, 2009.
xvi + 128 hlm.; 21 cm.
ISBN 978-602-8572-07-1

iii iv
kesinambungan dan dilakukan oleh semua pihak. Salah satu lem-
baga yang cukup efektif untuk berpartisipasi dalam menyemaikan
pendidikan politik di kalangan masyarakat kelas menengah ke
bawah adalah majelis-majelis zikir ”tradisional”, sekadar untuk
membedakannya dari majelis-majelis zikir yang lahir di kota-kota
besar dengan jamaah yang hampir semuanya kelas menengah ke
atas. Karena di samping para jamaahnya memang banyak berasal
dari kalangan menengah ke bawah, tingkat kepatuhan jamaah
terhadap pimpinan jamaah masih sangat kuat. Dalam konteks ini,
PENGANTAR PENULIS Majelis Zikir atau Jamaah al-Khidmah bisa menjadi salah satunya.
Penelitian ini difokuskan pada perilaku politik Jamaah al-
Khidmah Wilayah Jawa Tengah pada pemilu legislatif 2009. Istilah
”Jamaah al-Khidmah”, meminjam ungkapan Magniz Suseno,
adalah istilah konstruksi, bukan deskripsi. Sebab Jamaah al-Khid-
.     
          
 

  mah yang sebenarnya tentu jauh dari yang dikemukakan di dalam
penelitian ini. Jamaah al-Khidmah mengacu kepada keluaraga besar
Segala puji bagi Allah swt., yang telah memberikan per- al-Khidmah yang terdiri dari dewan penasehat, pengurus dan
tolongan-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan penulisan buku ini. jamaah.
Hambatan-hambatan yang ada relatif dapat teratasi. Shalawat dan Penelitian ini merupakan upaya awal untuk mengenal lebih
salam semoga tercurah ke pangkuan Nabi Muhammad saw. yang jauh tentang majelis zikir yang telah menjadi unsur penting di Jawa
warisannya tidak pernah usai dan usang untuk diteliti, termasuk Tengah ini. Sebab di samping jumlah jamaahnya yang semakin
warisan spiritualnya. Mudah-mudahan melalui penelitian yang se- besar, majelis zikir ini juga memiliki fleksibilitas dan inklusifitas
rius dan berkelanjutan, kesalahpahaman terhadap warisan beliau, yang cukup tinggi. Sehingga majelis zikir semacam ini berpotensi
yang akhir-akhir ini sering dijumpai, semakin dapat diminimalisir. besar untuk menjadi bagian penting dari upaya bersama mem-
Buku yang ada di tangan pembaca ini mulanya merupakan bangun Jawa Tengah khususnya dan Indonesia umumnya agar
sebuah hasil penelitian yang mendapatkan bantuan biaya dari DIPA menjadi lebih baik lagi. Apalagi bila dikaitkan dengan kenyataan
Balitbang Agama Semarang tahun 2009. Penelitian ini bermula dari akhir-akhir ini, bahwa Jawa Tengah ternyata menjadi tempat yang
adanya kegelisahan tentang masih rendahnya kesadaran politik di subur bagi berkembangnya sel-sel terorisme.
kalangan masyarakat, termasuk masyarakat Jawa Tengah, terutama
Jamaah al-Khidmah berpotensi besar untuk tidak sekedar
kelas menengah ke bawah. Indikasinya antara lain masih banyak
menjadi majelis zikir dalam pengertian terminologisnya, melainkan
konflik di tingkat akar rumput yang disebabkan oleh perbedaan
zikir dalam pengertian yang lebih luas, yakni menyemaikan ke-
pilihan politik. Karena itu dibutuhkan pendidikan politik yang ber-
sadaran ketuhanan di muka bumi ini. Hal ini tentu saja menjadi

v vi
salah satu upaya meneruskan perjuangan besar yang selama ini pembahas, audiens dan nara sumber, dan semaksimal mungkin
sebenarnya telah diemban oleh tarekat-tarekat terdahulu, dimana hasil penelitian ini telah saya adakan perbaikan, sesuai dengan
al-Khidmah ini merupakan salah satu penyangga tarekat, yakni masukan-masukan itu. Namun demikian, tanggung jawab substan-
Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah yang ber- sial dari hasil penelitian ini tetap ada pada saya.
pusat di al-Fithrah Kedinding Surabaya. Pada tanggal 18 Agustus 2009, Hadhratusy Syeikh Romo Kyai
Selanjunya, penelitian ini tidak mungkin terlaksana tanpa ban- Ahmad Asrori al-Ishaqi wafat dalam usia 58 tahun, karena beliau di-
tuan dari semua pihak. Untuk itu, saya ingin menyampaikan terima perkirakan lahir pada tanggal 17 Agustus 1951. Untuk itu, saya ber-
kasih yang tak terhingga kepada Prof. Dr. Muslich Shabir, M.A. harap agar buku ini menjadi salah satu bentuk ta‘zhim saya kepada
selaku kepala Balitbang Agama Semarang yang telah memberikan beliau. Mudah-mudahan apa yang telah beliau tinggalkan tetap
kesempatan kepada saya untuk mendapatkan bantuan penelitian berjalan dan semakin berkembang.
kompetitif ini, para Dewan Penasehat, para Pengurus dan sejumlah Akhirnya, saya sadari bahwa masih banyak sekali kekurangan
jamaah al-Khidmah Jawa Tengah yang telah memberikan informasi dalam penelitian ini di setiap tahapannya. Untuk itu, saran dan
berharga bagi penelitian ini, terutama Ustadz H. Ali Musyafak, kritik konstruktif masih tetap saya harapkan demi perbaikan pe-
salah seorang imam khushushi, yang berkenan rawuh tiap bulan di nelitian ini dan penelitian-penelitian saya selanjutnya. Atas semua
tempat saya untuk memimpin zikir bersama jamaah ibu-ibu saran dan kritik konstruktif itu saya sampaikan banyak terima kash.
“Uswatun Hasanah”. Melalui beliau, saya mendapatkan informasi
yang sangat berharga dan melalui beliau pula saya dipertemukan
dengan pihak-pihak yang sangat memahami al-Khidmah Jawa
.     
          
 

 
Tengah ini. Juga kepada semua pihak yang tidak sempat saya sebut-
kan satu per satu. Atas semua jasa mereka itu, saya hanya bisa Semarang, Desember 2009
berdoa semoga menjadi amal saleh yang akan mengiringi langkah
sampai ke akhirat kelak, bersama para orang tua, para guru, para
Penulis
nabi dan terutama Baginda Rasulullah saw. Amin, amin, amin,
Allahumma amin.
Hasil penelitian ini telah saya seminarkan di dalam forum
Seminar Hasil Penelitian Kompetitif Individual: “Peran Agama
dalam Peningkatan Kualitas Perpolitikan di Indonesia” yang di-
selenggarakan oleh Balai Litbang Agama Semarang, pada hari Sabtu
8 Agustus 2009 bertepatan dengan penyergapan seorang teroris
yang diduga kuat sebagai Noordin Mohd. Top di Desa Beji Kedu
Temanggung Jawa Tengah. Sejumlah masukan telah diberikan oleh

vii viii
Ada tiga masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu: Pertama,
bagaimana pandangan Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa
Tengah tentang pemilu legislatif tahun 2009? Masalah ini akan
dirinci menjadi tiga, yaitu tentang bagaimana hukum memilih dan
tidak memilih (golput), tentang fungsi pilleg untuk menghasilkan
ABSTRAK anggota dewan yang aspiratif dan tentang kriteria memilih caleg.
Kedua, bagaimana perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah Wila-
yah Jawa Tengah dalam pemilu legislatif tahun 2009? Masalah ini
Mulai dekade 90-an, ada sejumlah pergeseran pada majelis- juga akan dirinci menjadi tiga, yaitu tentang perilaku memilih
majelis zikir, mulai dari segi pengelolaan sampai heterogenitas jamaah al-Khidmah, tentang perilaku para caleg dalam meng-
jamaahnya. Salah satunya adalah Majelis Zikir al-Khidmah atau kampanyekan diri, dan tentang relasi antara caleg dengan Majelis
yang lebih dikenal Jamaah al-Khidmah. Majelis zikir ini tidak bisa Zikir ini. Ketiga, bagaimana implikasi dari pandangan dan perilaku
dilepaskan dari sebuah varian baru dari Tarekat Qadiriyyah wa politik Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa Tengah? Masalah ini
Naqsyabandiyyah (TQN), yaitu Tarekat Qadiriyyah wa Naqsya- akan dirinci menjadi dua, yaitu implikasi internal yakni implikasi
bandiyyah Usmaniyyah (TQN-U). Meski cikal bakalnya sudah ada pandangan dan perilaku politik para dewan penasehat terhadap
bersamaan dengan majelis tarekat di Sawahpulo pada tahun 1980- para pengurus, implikasi pandangan dan perilaku politik para
an yang diasuh oleh Romo Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi, dan di era dewan penasehat dan para pengurus terhadap jamaah dan terhadap
1990-an sudah dibentuk kepengurusan secara relatif modern, Majelis Zikir ini secara kelembagaan; dan implikasi eksternal yakni
namun secara formal keorganisasian, Majelis Zikir al-Khidmah ini implikasi pandangan dan perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah
baru diresmikan pada tanggal 25 Desember 2005 di Pesantren al- terhadap masyarakat dan pemerintah.
Fithrah Meteseh Semarang Jawa Tengah. Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam
Di Jawa Tengah jamaah al-Khidmah ini mencapai ratusan ribu. (depth interview), observasi dan dokumentasi. Selanjutnya data
Maka menarik untuk mengkaji, bagaimana perilaku politik mereka dianalsis secara kualitatif, yakni proses mengatur urutan data,
pada pemilu legislatif tanggal 9 April 2009 lalu, karena beberapa mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan
alasan. Pertama, secara individual masing-masing jamaah adalah uraian dasar. Setelah itu dilakukan interpretasi, yakni menjelaskan
warga yang memiliki hak politik dan sekaligus menjadi bagian dari pola uraian dan menjelaskan hubungan-hubungan di antara
organisasi kerohanian, dimana hubungan hierarkis dengan para dimensi uraian. Metode interpretasi yang digunakan adalah metode
guru atau mursyid sangat kuat. Kedua, dalam skala regional, perilaku hermeneutik, dengan mengambil paradigma kritis sebagai metode
politik jamaah majelis ini akan sangat menentukan iklim politik di utamanya. Hermeneutika kritis berprinsip bahwa untuk menafsir-
Jawa Tengah. Ketiga, secara kelembagaan majelis zikir ini memiliki kan sebuah teks, tidak cukup hanya didasarkan pada apa yang ter-
jamaah yang cukup besar, sehingga sangat berpotensi untuk kait dengan kebahasaan (intralinguistic), melainkan juga harus
mengambil peran strategis bagi keberlangsungan proses demokrasi merambah ke faktor-faktor di luar teks (extralinguistic).
yang lebih baik. Keempat, heterogenitas jamaah dilihat dari berbagai Penelitian ini menemukan beberapa hal, yaitu pertama, pan-
segi, termasuk latar belakang keagamaan. dangan Majelis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah tentang pemilu

ix x
legislatif 2009 dapat dikategorikan sebagai pandangan yang mo-
derat. Sebab, terkait dengan hukum memilih pada pilleg 2009
tersebut, tidak ada yang mengatakan wajib mutlak atau haram
mutlak. Namun demikian, sebagian besar menyatakan bahwa kecil
sekali peranan pilleg dalam menciptakan masyarakat adil dan
makmur. Kedua, perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah Jawa
Tengah pada pilleg 2009 dapat dikategorikan sebagai perilaku po-
litik yang akomodatif. Indikasinya adalah kemampuan Jamaah al-
Khidmah untuk berkompromi dengan partai-partai politik, namun
tetap berjarak. Perilaku seperti ini juga mempengaruhi perilaku
para caleg dalam mengkampanyekan diri di dalam Jamaah al-
Khidmah ini. Hanya cara-cara yang sangat halus yang mereka
gunakan dalam mengkampanyekan diri. Selanjutnya, dari sejumlah
kemungkinan bentuk relasi yang terbangun antara seorang caleg
dengan al-Khidmah, sampai saat ini barulah satu bentuk, yakni
seorang caleg yang berstatus sebagai jamaah, tidak ada yang
menjadi pengurus ataupun dewan penasehat. Ketiga, pandangan
dan perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah ini membawa
implikasi positif, baik secara internal maupun eksternal. Secara
internal, al-Khidmah tetap konsisten dengan sikap netral yang sejak
awal memang telah dipilih. Yakni al-Khidmah bukan sebagai partai
atau cikal bakal partai, melainkan sebagai majelis zikir. Sedang
secara eksternal, banyak lembaga pemerintah maupun non-
pemerintah yang menjadikan al-Khidmah sebagai partner yang
baik. Di samping itu, keinginan untuk memasuki jamaah ini juga
sangat tinggi, tanpa ada kekhawatiran perbedaan baju politik.

Kata-kata Kunci: perilaku politik, Jamaah al-Khidmah, muridin-


muridat, muhibbin-muhibbat dan mu`taqidin-mu`taqidat.

xi xii
1. Jaringan Internal al-Thariqah dan al-Khidmah—37
2. Jaringan Eksternal al-Thariqah dan al-Khidmah—43
3. Jaringan Internal dan Eksternal al-Khidmah Jawa
Tengah—47
D. Kegiatan Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng—49
DAFTAR ISI 1. Kegiatan-kegiatan Baku—49
2. Standard Operating Procedure (SOP)—54
3. Kegiatan-kegiatan Tambahan—61

PENGANTAR PENULIS—v BAB III: PERILAKU POLITIK MAJELIS ZIKIR AL-KHIDMAH


ABSTRAK—ix WILAYAH JATENG PADA PILLEG 2009—63
DAFTAR ISI—xiii
A. Latar Belakang Politik Berdirinya al-Khidmah—65
BAB I: PENDAHULUAN—1 B. Pandangan Politik Majelis Zikir al-Khidmah
Wilayah Jateng—73
A. Latar Belakang—1 1. Pilleg dalam Perspektif Hukum Islam—74
B. Rumusan Masalah—8 2. Pilleg sebagai Sarana Menciptakan Masyarakat
C. Tujuan dan Manfaat—9 Adil Makmur—78
D. Tinjauan Pustaka—9 3. Kriteria Memilih Caleg—82
E. Metodologi—13 C. Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah Jateng—82
1. Jenis Data—13 1. Pilihan Politik Jamaah al-Khidmah Jateng—83
2. Sumber Data—13 2. Perilaku Kampanye Para Caleg—91
3. Metode Pengumpulan Data—14 D. Relasi Para Caleg dengan Majelis Zikir al-Khidmah
4. Metode Analisis dan Interpretasi Data—15 Wilayah Jateng—94
F. Sistematika Laporan—16
BAB IV: IMPLIKASI PERILAKU POLITIK MAJELIS ZIKIR
AL-KHIDMAH WILAYAH JATENG PADA PILLEG
BAB II: GAMBARAN UMUM MAJELIS ZIKIR AL-KHIDMAH
2009—101
WILAYAH JATENG—17
A. Pergeseran Wibawa Kyai—101
A. Sejarah Singkat—17
B. Implikasi Internal—105
B. Kondisi Sosio Politik Jamaah al-Khidmah Wilayah
1. Pengaruh Dewan Penasehat terhadap Pengurus—105
Jateng—26
2. Pengaruh Dewan Penasehat dan Pengurus terhadap
C. Jaringan Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng—34
Jamaah—107

xiii xiv
3. Pengaruh Dewan Penasehat dan Pengurus terhadap
Lembaga—111
C. Implikasi Eksternal—113
1. Pengaruh terhadap Lembaga dan Masyarakat di luar
al-Khidmah—113
2. Pengaruh terhadap Pemerintah—114

BAB V: PENUTUP—117

A. Kesimpulan—117
B. Rekomendasi—119
C. Kata Penutup—119

Daftar Pustaka—121

Tentang Penulis—125

Pengalaman Penelitian—127

xv xvi
tetapi juga mulai merambah ke masyarakat kelas menengah ke atas;
tidak hanya dari kalangan pengusaha, tetapi juga birokrat dan
pejabat.
Salah satu majelis zikir yang mengalami pergeseran seperti itu
adalah Majelis Zikir al-Khidmah. Majelis zikir ini tidak bisa di-
lepaskan dari sebuah varian baru dari Tarekat Qadiriyyah wa
Naqsyabandiyyah (TQN), yaitu Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyaban-
diyyah Usmaniyyah (TQN-U). Nama Usmaniyyah diambil dari
nama salah seorang murid Kyai Musta‘in Romli, yaitu Hadhratus
Syeikh Romo Kyai Usman al-Ishaqi. Kyai Usman ini termasuk
BAB I seorang murid yang mengambil sikap netral dalam konflik antara
mereka yang pro dan yang kontra dengan perilaku politik Kyai
PENDAHULUAN Musta‘in Romli masuk ke dalam partai Golkar ketika itu. Pada
tahun 1984 Kyai Usman al-Ishaqi wafat. Namun sebelum wafat,
beliau sudah menunjuk salah seorang putranya, Kyai Ahmad Asrori
al-Ishaqi, sebagai penggantinya dalam tarekat. Gus Asrori bukan
A. Latar Belakang anak sulung, tetapi di mata ayahnya dialah yang paling pantas
mengajar fiqih dan tasawuf. Tiga putra lainnya diberikan tugas
Mulai dekade 1990-an, ada beberapa pergeseran yang cukup masing-masing di bidang lain. Kyai Asrori sebetulnya sudah di-
signifikan dari sejumlah majelis zikir “tradisional”1. Antara lain, per- lantik sebagai khalifah oleh ayahnya pada tahun 1978. Namun Kyai
tama, dari segi pengelolaan, majelis-majelis zikir itu mulai dikelola Asrori saat itu masih muda, sehingga tidak semua murid ayahnya
dengan mengakomodasi konsep manajemen modern, lengkap de- menerimanya sebagai guru. Ada yang berpindah kepada Kyai
ngan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. Ini jelas Maksoem Djafar di Porong, dan ada yang berhenti sama sekali.
berbeda dengan majelis-majelis zikir yang sebelumnya dikelola se-
Tetapi tampaknya jumlah murid tarekat Kyai Asrori tetap cukup
cara konvensional dan cenderung menghindari, untuk tidak me-
banyak. Pengajian tarekatnya, sebulan sekali di pesantren Sawah-
ngatakan melarang menggunakan, teknologi modern. Kedua, me-
pulo dihadiri ribuan orang.2 Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiy-
ningkatnya heterogenitas para jamaah, yakni tidak hanya terdiri dari
yah yang dipimpin oleh Kyai Asrori inilah yang kemudian diberi
masyarakat pedesaan, tetapi juga mulai merambah ke masyarakat
tambahan nama Usmaniyyah.
perkotaan; tidak hanya masyarakat kelas menengah ke bawah,
______________
1
______________
Istilah tradisional di sini digunakan sekadar untuk membedakan dari
2
majelis zikir modern, yang memang sejak berdirinya sudah dikekola secara Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Mizan,
modern, bahkan mirip seperti lembaga bisnis. Bandung, 1992, hlm. 178-182

Pendahuluan ║ 1 2 ║Politik Majelis Zikir


Meski tidak bisa dipisahkan, namun Majelis Zikir al-Khidmah Meski Majelis Zikir al-Khidmah ini cikal bakalnya sudah ada
ini berbeda dengan TQN-U tersebut. Mereka yang menjadi jamaah bersamaan dengan majelis tarekat di Sawahpulo pada tahun 1980-
TQN-U adalah mereka yang sudah berbaiat secara khusus (al-bai‘ah an yang diasuh oleh Romo Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi, dan di era
al-khashshah)3 untuk mengamalkan zikir-zikir dengan segenap me- 1990-an sudah dibentuk kepengurusan secara relatif modern,
tode dan ketentuan yang ada. Sehingga secara spesifik mereka men- namun secara formal keorganisasian, Majelis Zikir al-Khidmah ini
dapat sebutan sebagai muridin-muridat. Sedang mereka yang belum baru diresmikan pada tanggal 25 Desember 2005 di Pesantren al-
mampu berbaiat secara khushush itu, tetapi ingin mengikuti dan Fithrah Meteseh Semarang Jawa Tengah. Peresmian Majelis Zikir
bahkan mungkin juga menyukai sejumlah istighatsah dan zikir yang ini dihadiri oleh masyarakat dengan beragam latar belakang orga-
tidak mengikat cukup menjadi anggota Majelis Zikir al-Khidmah. nisasi keagamaan, termasuk Muhammadiyyah, dan oleh sejumlah
Mereka ini biasanya disebut sebagai muhibbin-muhibbat (para sim- pejabat, termasuk Menkominfo, yaitu Dr. M. Nuh. Latar belakang-
nya adalah sulitnya mencetak generasi saleh yang dapat me-
patisan). Dalam prakteknya, tidak sedikit di antara jamaah kategori
nyenangkan kedua orang tua, sahabat, tetangga, guru-guru sampai
ini yang kemudian mengikuti bai‘at khusus dan menjadi murid
Baginda Rasulullah saw.5
tarekat. Itulah sebabnya, Majelis Zikir al-Khidmah ini bisa di-
Sejak itulah, struktur kepengurusan al-Khidmah disempurna-
katakan sebagai wadah untuk menjaring mereka yang menyukai
kan, mulai dari pengurus tingkat pusat, tingkat provinsi, tingkat
zikir-zikir model tarekat, tetapi belum berani mengikatkan diri
kabupaten/kota, tingkat kecamatan dan tingkat desa/kelurahan.6
terhadap tarekat. Di luar itu, ada satu kategori lagi, yakni mu‘taqidin-
Di Jawa Tengah, di semua kabupaten/kota telah terbentuk ke-
mu‘taqidat, yaitu mereka yang meyakini bahwa kegiatan Majelis
pengurusannya. Jumlah jamaahnya mencapai ratusan ribu.7 Maka
Zikir al-Khidmah itu baik, bahkan ada yang sudah memberikan du-
menarik untuk mengkaji, bagaimana perilaku politik mereka pada
kungan moril dan materiil, namun mereka belum bergabung.4
pemilu legislatif tanggal 9 April 2009 lalu, karena beberapa alasan.
Pertama, secara individual, di satu sisi masing-masing jamaah ini
adalah sebagai warga negara Indonesia yang memiliki hak politik,
______________
baik untuk memilih maupun dipilih. Di sisi lain mereka menjadi
3
Secara teknis dalam tarekat ini, bai‘at khusus seperti itu dikenal
dengan sebutan bai‘at Tarbiyah. Selain jenis bai‘at ini, ada dua jenis bai‘at
bagian dari sebuah organisasi keagamaan, lebih tepatnya organisasi
lain, yaitu bai‘at Tasyabuh dan bai‘at Tabarruk. Yang pertama adalah bai‘at kerohanian, dimana hubungan hierarkis dengan para guru atau
karena sikap husnuzh-zhan kepada Romo Yai atau terhadap tarekat ini.
Dasarnya adalah “man tasyabbaha bi qaumin fa huwa minhum.” Sedang yang ______________
kedua adalah bai‘at karena ingin mendapatkan berkah, biasanya oleh mereka
5
yang sudah memiliki amalan tarekat di luar tarekat ini. Penjelasan Ustadz H. Penjelasan Drs. H. Hasanuddin pada acara Haul Akbar Kabupaten Ken-
Musyafak seusai memimpin zikir di Pengajian al-Barzanji Uswatun Hasanah dal di Desa Nawangsari Weleri Kendal pada Senin, 26 Januari 2009. Menurut-
Jatisari Asri Mijen, Senin, 21 Januari 2009. nya, jamaah al-Khidmah saat ini telah merambah ke sejumlah negara lain,
4
Penjelasan Ustadz H. Musyafak seusai memimpin Majelis Khushushi di seperti Malaysia, Singapura, Philipina, bahkan Arab Saudi.
6
Masjid Agung Boja, Jumat 30 Januari 2009. Majelis Khushushi atau disebut Hasil Sarasehan al-Khidmah Indonesia, 2005 di Meteseh Semarang Jawa
juga Majelis Tawajjuhan adalah zikir rutin mingguan yang harus diikuti oleh Tengah.
7
mereka yang sudah menjadi murid tarekat. Namun demikian, mereka yang Haul Akbar di alun-alun Masjid Agung Demak di akhir tahun 2008 lalu
belum menjadi murid pun diperbolehkan mengikuti majelis ini. dihadiri tidak kurang dari dua ratus ribu jamaah.

Pendahuluan ║ 3 4 ║Politik Majelis Zikir


mursyid sangat kuat. Kedua, dalam skala regional, perilaku politik Akbar tahunan di Pesantren Kedinding Surabaya, menjelang bulan
jamaah majelis ini akan sangat menentukan iklim politik di Jawa Ramadhan tahun 2008 lalu, panitia secara sengaja mengundang
Tengah. Sebagaimana diketahui, Jawa Tengah merupakan salah para pasangan cagub-cawagub yang akan berlaga pada pilkada
satu provinsi yang memiliki tingkat kondusivitas paling tinggi Jatim,9 meskipun tidak ada pasangan yang sempat hadir. Kedua, saat
dalam menghadapi proses-proses demokrasi. Tentu iklim ini tidak Haul Akbar Kabupaten Kendal yang bertempat di Desa Nawangsari
bisa dilepaskan dari jamaah majelis ini sebagai bagian dari warga Kecamatan Weleri pada tanggal 26 Januari 2009, beberapa caleg
Jawa Tengah. Ketiga, secara kelembagaan Majelis zikir ini memiliki tingkat kabupaten turut hadir, para sesepuh dan pejabat juga turut
jamaah yang cukup besar, sehingga sangat berpotensi untuk dijadi- mengingatkan perlunya menyikapi pemilu secara bijaksana. Ketiga,
kan sebagai sarana politik, khususnya oleh para caleg, baik yang dalam skala nasional, momentum hadirnya SBY pada saat Mu-
berasal dari dalam maupun dari luar majelis zikir ini. Besarnya baya‘ah Kubra di Pesantren al-Fithrah Kedinding Surabaya juga me-
jumlah jamaah dari majelis zikir ini juga sangat signifikan untuk
rupakan peristiwa politik yang sangat penting. Tak pelak, peristiwa
mengambil peran strategis bagi keberlangsungan proses demokrasi
ini menimbulkan reaksi dari sejumlah jamaah, baik pro maupun
yang baik. Di samping itu, selama ini Majelis Zikir al-Khidmah ini
kontra. Keempat, di Kota Semarang, sebagai pusat kepengurusan
sudah sering melakukan kegiatan-kegiatan yang difasilitasi oleh
tingkat wilayah Jawa Tengah juga dilaksanakan sejumlah kegiatan,
para pejabat sesuai dengan tingkat kepengurusannya. Misalnya, ke-
yang difasilitasi oleh sejumlah caleg eksternal, seperti yang ber-
pengurusan al-Khidmah di tingkat kecamatan kegiatannya sering
langsung di Pesantren Unggulan Nurul Islami, Mijen Semarang
difasilitasi oleh para pejabat di tingkat kecamatan. Begitu seterus-
pada tanggal 29 Maret 2009. Ada sejumlah reaksi yang dapat dijadi-
nya. Keempat, heterogenitas jamaah dilihat dari segi latar belakang,
termasuk latar belakang ormas keagamaan. Sehingga peluang mun- kan sebagai salah satu contoh, bagaimana seorang caleg eksternal
culnya keragaman arah suara jamaah sangat besar. Ini berbeda de- berinteraksi dengan majelis zikir ini.
ngan majelis zikir yang secara spesifik berafiliasi kepada ormas ke- Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dilepas-
agamaan atau partai politik tertentu, yang memudahkan mempre- kan sama sekali dari konteks pemilu legislatif tahun 2009. Namun
diksi suara mereka.8 demikian, sejauh ini belum ada penelitian yang serius berkenaan
Bukti awal dari adanya pandangan dan perilaku politik yang dengan bagaimana sebenarnya pandangan Majelis Zikir al-Khidmah
Jawa Tengah ini terhadap pemilu legislatif tahun 2009, bagaimana
signifikan dari majelis zikir ini bisa ditelusuri dari rekam jejak dari
perilaku politik mereka dan bagaimana implikasinya. Inilah yang
kegiatan-kegiatan besar yang diselenggarakan dan sejumlah per-
menjadi fokus penelitian ini. Pemilihan wilayah Jawa Tengah di-
nyataan yang muncul dari para sesepuh serta sikap sejumlah caleg
dasarkan pada sejumlah pertimbangan teoretis maupun praktis.
baik internal maupun eksternal. Antara lain, pertama pada saat Haul
Secara teoretis, pandangan dan perilaku politik Majelis Zikir di
______________ ______________
8 9
Sebagai contoh Majelis Zikir SBY. Tentu saja sangat mudah untuk mem- Berdasarkan laporan panitia yang disampaikan pada saat memberikan
baca kemana arah suara para jamaah. Meski dalam prakteknya pasti tidak sambutan, jamaah yang hadir mencapai sekitar 300.000-an jamaah, yang
semua yang bergabung ke dalam majelis zikir tersebut memiliki suara yang datang dari berbagai provinsi, bahkan jamaah dari sejumlah negara lain, se-
sama, karena keragaman motif mereka. perti Malaysia, Singapura dan Philipina.

Pendahuluan ║ 5 6 ║Politik Majelis Zikir


tingkat wilayah dapat dijadikan sebagai indikator bagi pandangan laku para Guru Thariqah atau para ulama as-Salaf ash-Shalih dan Pini-
dan perilaku politik Majelis Zikir secara nasional. Sebab para dewan sepuh pendahulu kita.12 Sedang yang ketiga adalah mereka yang
penasehat dan para pengurus ini banyak berinteraksi dengan para telah memiliki i‘tiqad yang mantap dan kuat, tetapi belum bisa
dewan penasehat dan para pengurus dari wilayah-wilayah lain di bergabung dalam berbagai kegiatan al-Khidmah. Baik dewan pe-
tingkat nasional. Mereka jugalah yang lebih banyak menjadi juru nasehat, pengurus maupun jamaah yang dimaksud dalam peneliti-
bicara dari pandangan dan sikap yang berasal dari pengurus pusat di an ini adalah yang mereka yang berada di wilayah Jawa Tengah.
Kedinding. Sedang secara praktis, didasarkan pada kemungkinan
penelitian ini untuk dilakukan. Pertimbangan praktis juga diguna- B. Rumusan Masalah
kan untuk memilih pilleg ini sebagai obyek penelitian. Di samping
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
itu, pilleg tahun 2009 ini relatif unik bila dibandingkan dengan
ada tiga masalah pokok yang akan diangkat di dalam penelitian ini
pemilu-pemilu yang lain, baik dalam hal banyaknya partai politik
yang menjadi kontestan maupun dari segi sistemnya. dan masing-masing akan diurai untuk menghindari kekaburan pe-
Majelis Zikir al-Khidmah wilayah Jawa Tengah atau yang lebih mahaman. Ketiga masalah pokok itu adalah:
dikenal dengan sebutan Jamaah al-Khidmah (dengan J huruf besar) Pertama, bagaimana pandangan Majelis Zikir al-Khidmah
ini direpresentasikan oleh tiga unsur, yaitu Dewan Penasehat, Pe- Wilayah Jawa Tengah tentang pemilu legislatif tahun 2009? Masa-
ngurus dan jamaah. Yang dimaksud dewan penasehat adalah para lah ini akan dirinci menjadi tiga, yaitu tentang bagaimana hukum
imam khushushi, para kyai, para ustadz dan para sesepuh yang di- memilih dan tidak memilih (golput), tentang fungsi pilleg untuk
sepakati oleh para murid atau para jamaah dan disampaikan kepada menghasilkan anggota dewan yang aspiratif dan tentang kriteria
Guru Thariqah.10 Yang dimaksud pengurus adalah orang-orang memilih caleg.
yang telah dipilih dan ditetapkan oleh rapat al-Khidmah, untuk Kedua, bagaimana perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah
menfasilitasi terselenggaranya kegiatan dan amaliyah yang telah di- Wilayah Jawa Tengah dalam pemilu legislatif tahun 2009? Masalah
tetapkan dan diamalkan oleh Guru Thariqah atau para ulama as- ini juga akan dirinci menjadi tiga, yaitu tentang perilaku memilih
Salaf ash-Shalih, Pinisepuh pendahulu kita.11 Sedangkan jamaah dalam jamaah al-Khidmah, tentang perilaku para caleg dalam mengkam-
prakteknya dikategorikan menjadi tiga, yaitu muridin-muridat, panyekan diri, dan tentang relasi antara caleg dengan Majelis Zikir
muhibbin muhibbat dan mu‘taqidin mu‘taqidat. Sebagaimana telah di- ini.
singgung di muka, yang pertama adalah orang-orang yang telah Ketiga, bagaimana implikasi dari pandangan dan perilaku
menjadi murid tarekat. Yang kedua adalah orang-orang yang mem-
politik Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa Tengah? Masalah ini
punyai i‘tiqad yang kuat dan mantap, yang mencintai dan bersama-
akan dirinci menjadi dua, yaitu implikasi internal yakni implikasi
sama berkumpul dan mengikuti amaliyah serta akhlak atau peri-
perilaku politik para dewan penasehat terhadap para pengurus,
______________ implikasi perilaku politik para dewan penasehat dan para pengurus
10
Pedoman Kepemimpinan dan Kepengurusan dalam Kegiatan dan
Amaliah ath-Thariqah dan al-Khidmah, 2006, hlm. 5
______________
11 12
Ibid., hlm. 6 Ibid., hlm. 1-2

Pendahuluan ║ 7 8 ║Politik Majelis Zikir


terhadap jamaah dan terhadap Majelis Zikir ini secara kelembagaan; Pertama, tentang perilaku politik. Menurut terminologi politik,
dan implikasi eksternal yakni implikasi pandangan dan perilaku perilaku politik diartikan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan
politik Majelis Zikir al-Khidmah terhadap masyarakat dan peme- proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Kegiatan
rintah. politik ada yang dilakukan oleh pemerintah berkaitan dengan fungsi
pemerintah dan ada kegiatan politik yang dilakukan oleh masya-
C. Tujuan dan Manfaat rakat berkaitan dengan fungsi politik.13 Perilaku politik keluarga
besar Majelis Zikir al-Khidmah, baik dalam kapasitas sebagai pri-
Penelitian ini bertujuan: badi maupun kelompok memiliki arti subyektif, memiliki tujuan
a. Untuk mengetahui pandangan Majelis Zikir al-Khidmah tertentu dan bukan merupakan perilaku yang muncul secara ke-
Wilayah Jawa Tengah terhadap Pilleg 2009. betulan. Tindakan-tindakan mereka memiliki rasionalitas yang be-
b. Untuk mengetahui perilaku politik Majelis Zikir al-Khid- ragam. Menurut Johnson, rasionalitas tindakan-tindakan itu dapat
mah Wilayah Jawa Tengah dalam Pilleg 2009. digolongkan menjadi empat, yaitu rasionalitas instrumental, rasio-
c. Untuk mengetahui implikasi pandangan dan perilaku po- nalitas nilai, rasionalitas tradisional dan rasionalitas afektif.14
litik Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa Tengah da- Dalam penelitian ini, perilaku politik diartikan sebagai ke-
lam Pilleg 2009. giatan yang dilakukan oleh keluarga besar Majelis Zikir al-Khidmah,
Adapun manfaat penelitian ini adalah: mulai dari dewan penasehat, para pengurus sampai para jamaah
a. Secara teoretis, penelitian ini akan memberikan sum- yang berkaitan dengan politik. Kegiatan-kegiatan itu merupakan
bangan teoretik berkenaan dengan hubungan antara Ma- wujud partisipasi mereka sebagai warga negara dan dapat terjadi
jelis Zikir dengan politik dan menambahkan khazanah dalam berbagai bentuk. Dalam penelitian ini, perilaku itu dikate-
baru bagi pola-pola hubungan antara keduanya. gorikan ke dalam dua perilaku utama, yaitu perilaku memilih dan
b. Secara praktis, dengan mengetahui secara baik pan- dipilih.
dangan dan perilaku politik Majelis Zikir ini, maka pihak- Menurut Budihardjo, perilaku memilih bagi kyai pesantren
pihak yang berkepentingan untuk turut serta mem- akan terkait dengan empat faktor, yaitu kekuasaan, kepentingan,
bangun bangsa ini melalui sebuah proses demokrasi yang kebijaksanaan dan budaya politik.15 Pertama, faktor kekuasaan me-
baik, akan bisa mengambil sikap dengan baik terhadap liputi cara untuk mencapai hal yang diinginkan melalui sumber-
Majelis Zikir ini. sumber kelompok yang ada di masyarakat. Kekuasaan ini merupa-
kan dorongan manusia dalam berperilaku politik termasuk perilaku
D. Tinjauan Pustaka
______________
13
Untuk memperjelas ruang lingkup dan arah dari penelitian ini, Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1992,
hlm. 131
maka akan diuraikan terlebih dahulu tentang pengertian dari be- 14
Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi, Jilid I, Gramedia, Jakarta, 1986,
berapa istilah teknis dan sejumlah teori terkait, serta sejumlah pe- hlm. 219-222
15
nelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Miriam Budihardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1998,
hlm. 49

Pendahuluan ║ 9 10 ║Politik Majelis Zikir


memilih. Kedua, faktor kepentingan merupakan tujuan yang dikejar Kedua, sudah banyak penelitian yang dilakukan berkenaan
oleh pelaku-pelaku atau kelompok politik. Dalam hal ini, Laswell dengan perilaku politik para kyai. Tetapi selama ini, kyai yang
menyatakan bahwa pada dasarnya dalam mengejar kepentingan dimaksud lebih merupakan kyai pesantren secara umum atau kyai
tersebut, manusia membutuhkan nilai-nilai: kekuasaan, pendidik- dalam pengertian struktural dan kultural Nahdlatul Ulama’, bukan
an, kekayaan, kesehatan, ketrampilan, kasih sayang, keadilan dan kyai dalam pengertian sebagai pemimpin Majelis Zikir. Misalnya,
kejujuran. Ketiga, faktor kebijakan sebagai hasil dari interaksi antara penelitian yang dilakukan oleh Khoiru Ummatin, yang berjudul
kekuasaan dan kepentingan yang biasanya berbentuk perundang- “Perilaku Politik Kyai”. Padahal ada kekhasan pada diri kyai yang
undangan. Kebijakan akan memiliki implikasi penting dalam peri- menjadi pemimpin atau mursyid sebuah Majelis Zikir, apalagi yang
laku politik. Keempat, budaya politik, yaitu orientasi subyektif indi- berafiliasi kepada suatu tarekat. Tentang tarekat Qadiriyyah wa
vidu terhadap sistem politik. Kebudayaan politik sebagai orientasi Naqsyabandiyyah dan politik, ada sejumlah penelitian yang telah
nilai dan keyakinan politik yang melekat dalam diri individu dapat dilakukan. Antara lain, pertama “Politik Tarekat Qadiriyyah wa
dianalisis dalam beberapa orientasi, yaitu orientasi kognitif, afektif Naqsyabandiyyah” yang dilakukan oleh Mahmud Suyuthi.18 Pe-
dan evaluatif yang mendasari perilaku politik.16 Keempat faktor ini nelitian ini mengambil fokus pada perilaku politik Kyai Musta‘in
tentu saja dapat digunakan sebagai pisau analisis untuk melihat Romli masuk Golkar menjelang pemilu 1977. Menarik untuk di-
bagaimana perilaku memilih dari para dewan penasehat, para pe- catat, bahwa Majelis Zikir al-Khidmah ini juga memiliki hubungan
ngurus dan para jamaah Majelis Zikir ini. keguruan dengan Kyai Musta‘in Romli ini. Kedua, Gerakan Politik
Sebagaimana telah disinggung di atas, perilaku politik Majelis Kaum Tarekat, oleh Ajid Thohir.19 Penelitian terakhir ini masih ber-
Zikir ini tentu tidak terlepas dari sikap dan pandangan mereka ter- sifat umum berkenaan dengan peristiwa-peristiwa politik yang me-
hadap pilleg. Menurut Thaba, ada empat sikap politik umat Islam, libatkan tarekat tersebut.
yaitu: Pertama, kelompok yang berpandangan pragmatis dan cen- Ketiga, sejauh yang peneliti ketahui, setidaknya ada dua pe-
derung mengintegrasikan diri dengan kekuasaan serta meninggal- nelitian yang sudah dilakukan terhadap Majelis Zikir al-Khidmah
kan label ideologinya. Kedua, kelompok akomodatif, yakni ke- ini. Pertama, penelitian Ahmad Hanbali yang berjudul “Konsep
lompok yang sikap dan pemikiran politiknya reseptif dan kom- Spiritual Haflah Zikir Maulidurrasul saw.: Studi Pelaksanaan Istigha-
promis, namun tidak selalu berintegrasi. Ketiga, kelompok trans- tsah Jamaah al-Khidmah Jawa Tengah.” Penelitian ini baru meng-
formatif, yakni kelompok yang memiliki komitmen perubahan yang
angkat dimensi spiritualnya, belum menyentuh sama sekali
mendasar, tetapi menolak cara-cara yang radikal. Dan keempat, ke-
dimensi non-spiritualnya, termasuk perilaku politiknya. Di samping
lompok prinsipalis, yakni kelompok yang menghendaki ditegakkan-
itu, penelitian ini juga mengangkat salah satu jenis kegiatan al-
nya prinsip-prinsip dasar Islam.17
Khidmah saja, yakni Maulidurrasul saw., padahal masih banyak
______________ ______________
16 18
Khoiro Ummah, Perilaku Politik Kyai, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Mahmud Suyuthi, Politik Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah,
2002, hlm. 32-33 Galang Press, Yogyakarta, 2001
17 19
Abdul Aziz Thaba, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru, Gema Ajid Thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat, Pustaka Hidayah, Ban-
Insani Press, Jakarta, 1996, hlm. 334 dung, 2002

Pendahuluan ║ 11 12 ║Politik Majelis Zikir


jenis kegiatan lainnya yang juga sangat signifikan dan melibatkan dari para caleg ekternal, yakni yang baru berinteraksi dengan
jamaah dalam jumlah yang sangat besar. Kedua, penelitian Mokh. Majelis Zikir ini pada masa kampanye.
Sya‘rani yang berjudul “Pemikiran Tasawuf KH. Ahmad Asrori al- Tentang implikasinya, data akan diambil juga dari keluarga
Ishaqi: Kajian teradap Pengajian Tasawuf Program Mutiara Hikmah besar Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa Tengah. Yang di-
Radio Rasika FM Semarang”. Penelitian ini memang tidak secara maksud keluarga besar di sini adalah para dewan penasehat, pe-
spesifik mengambil lokus Jawa Tengah. Namun karena lokus dari ngurus dan jamaah.
Radio Rasika FM ini mencakup Jawa Tengah, maka penelitian ini Semua data yang telah dikumpulkan itu lebih bersifat primer.
Sebagai pendukung, data sekunder juga akan digunakan, dan di-
bisa dianggap sebagai representasi al-Khidmah Jawa Tengah. Di
ambil dari mereka yang berada di luar Majelis Zikir serta dari data-
samping itu, hampir menjadi kesepakatan umum, bahwa Radio
data tertulis yang terkait.
Rasika FM ini menjadi sarana komunikasi dan informasi berkenaan
Patut pula dikemukakan di sini, bahwa agar penelitian ini me-
dengan al-Khidmah yang ditujukan kepada para jamaah di tingkat
menuhi kualifikasi regionalnya, yakni Jawa Tengah, maka di samping
Jawa Tengah ini. Namun demikian, penelitian ini baru menying- sumber data diambil dari para pengurus di tingkat wilayah, juga akan
gung pemikiran tasawuf Guru Besar dari thariqah ini, yakni KH. diambil dari sejumlah pengurus di tingkat kabupaten/kota. Setidak-
Ahmad Asrori al-Ishaqi. tidaknya satu kabupaten atau kota di setiap Dapil (daerah pe-
milihan) yang ada di Jawa Tengah ini. Sebagaimana diketahui,
E. Metodologi
bahwa di Jawa Tengah ini terdapat sepuluh Dapil.
1. Jenis Data 3. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang akan dikumpulkan bersifat kualitif dan terdiri Pertama, wawancara mendalam (depth interview).20 Metode ini
dari tiga jenis, sesuai dengan pokok masalah yang diangkat dalam digunakan terutama berkenaan dengan data-data mengenai pan-
penelitian ini. Yaitu tentang pandangan terhadap Pilleg 2009, peri- dangan politik keluarga besar Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah
laku politik dan implikasinya. Jawa Tengah.
Kedua, observasi.21 Metode ini digunakan berkenaan dengan
2. Sumber Data
implikasi pandangan dan perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah
Tentang pandangan Majelis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah, Jawa Tengah. Sebab sampai penelitian ini dilakukan, implikasi itu
data akan diambil dari para dewan penasehat, para pengurus dan
para jamaah. Yang dimaksud dewan penasehat adalah para se-
sepuh, para kyai, para ustadz dan para imam khushushi. Sedang yang ______________
dimaksud jamaah adalah para mu‘taqidin-mu‘taqidat, muhibbin- 20
Mengenai metode ini secara rinci, dan yang akan dijadikan sebagai
pedoman utama dalam penelitian ini, antara lain lihat Sanapiah Faisal,
muhibbat dan muridin-muridat.
Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi, YA3, Malang, 1990, hlm. 61-77
Tentang perilaku para caleg, data akan diambil dari para caleg 21
Mengenai metode ini secara rinci dan yang akan dijadikan sebagai
internal, khususnya yang telah lama aktif di Majelis Zikir ini. Juga pedoman utama dalam penelitian ini, lihat Ibid., 77-81

Pendahuluan ║ 13 14 ║Politik Majelis Zikir


masih berlangsung dan akan terus berlangsung, setidak-tidaknya dipilih, agar masalah utama dari penelitian ini dapat dijawab dengan
sampai pilpres selesai. baik, tidak hanya didasarkan pada pernyataan-pernyataan dan
Ketiga, dokumentasi. Metode ini digunakan untuk menelaah perilaku para responden, melainkan juga dengan melibatkan faktor di
data-data tertulis, data audio, dan data audio visual berkaitan de- luar teks tersebut, misalnya latar belakang keagamaan, latar belakang
ngan berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh al-Khidmah Jawa pendidikan, latar belakang politik dan lain-lain.
Tengah yang memiliki signifikansi politik berkenaan dengan pilleg
2009 lalu. F. Sistematika Laporan

4. Metode Analisis dan Interpretasi Data Hasil dari penelitian ini dilaporkan dengan sistematika sebagai
Metode analisis dalam penelitian ini dibedakan dari metode berikut:
interpretasi data. Yang pertama dimaksudkan sebagai proses meng- Bab I, Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah,
atur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kate- Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Kerangka Teori, Telaah
gori dan satuan uraian dasar. Sedang yang kedua dimaksudkan se- Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Laporan
bagai upaya memberi arti terhadap analisis, menjelaskan pola Bab II, Gambaran Umum Majelis Zikir Al-Khidmah Wilayah
uraian dan menjelaskan hubungan-hubungan di antara dimensi Jateng, meliputi Sejarah Singkat, Kondisi Sosio Politik Jamaah,
uraian.22 Analisis ini dilakukan terhadap masalah pokok, yaitu peri- Jaringan Majelis Zikir al-Khidmah Jateng dan Kegiatan Majelis Zikir
laku politik Majelis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah, dimana perilaku al-Khidmah
ini tidak bisa dilepaskan dari pandangan dan tentu saja memiliki Bab III, Perilaku Politik Majelis Zikir Al-Khidmah Jateng pada
implikasi. Ketiga masalah ini kemudian akan diurai ke dalam kate- Pilleg 2009, meliputi Latar Belakang Politik Berdirinya al-Khidmah,
gori dan satuan uraian dasar tertentu, sebagaimana telah dikemuka- Pandangan Politik al-Khidmah Jateng yang terdiri dari Pilleg dalam
kan pada sub masalah pokok di atas. Perspektif Hukum Islam dan Pilleg sebagai Sarana Menciptakan
Untuk menginterpretasikan data, akan digunakan metode Masyarakat Adil Makmur, Pilihan Politik dan Relasi Para Caleg
hermeneutik, dengan mengambil paradigma kritis sebagai metode dengan al-Khidmah Jateng.
utamanya. Hermeneutika kritis berprinsip bahwa untuk menafsirkan Bab IV, Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir Al-Khidmah
sebuah teks, tidak cukup hanya didasarkan pada apa yang terkait Jateng Pada Pilleg 2009, meliputi Implikasi Internal dan Implikasi
dengan kebahasaan (intralinguistic), melainkan juga harus merambah Eksternal.
ke faktor-faktor di luar teks (extralinguistic).23 Metode penafsiran ini Bab V, Penutup, meliputi Kesimpulan, Rekomendasi dan Kata
______________ Penutup.[]
22
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosda Karya, _______________
Bandung, 1999, hlm. 103
23
Richard E. Palmer, Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi, karta, 2005, hlm. 190. Lihat pula Ilham B. Sainong, Hermeneutika Pem-
terjemahan Musnur Hery dan Damanhuri Muhammad, Pustaka Pelajar, Yogya- bebasan, Teraju, Jakarta, 2002, hlm. 42-45

Pendahuluan ║ 15 16 ║Politik Majelis Zikir


mikian, penjelasan atau tanggapan teoretis terhadap kesalah-
pamahan tersebut tentu masih jauh dari cukup. Setidak-tidaknya,
ketakutan orang untuk memasuki tarekat masih cukup tinggi. Ada
beberapa alasan yang sering dikemukakan berkenaan dengan ke-
takutan memasuki tarekat. Antara lain, pertama, amalan-amalan
tarekat sangat ketat dan berat, sehingga diperlukan waktu yang
cukup untuk mengamalkannya. Padahal, diyakini apabila seseorang
sudah berbaiat, kemudian tidak bisa melaksanakan amalan-amalan
tersebut, maka dia akan mendapatkan balasan-balasan tertentu,
termasuk yang paling ditakutkan adalah gangguan kejiwaan (gen-
BAB II deng). Kedua, untuk memasuki tarekat, seseorang haruslah memiliki
GAMBARAN UMUM MAJELIS ZIKIR tingkat kesucian lahiriah dan batiniah tertentu, sehingga hanya
AL-KHIDMAH WILAYAH JATENG sedikit orang yang bisa memasukinya.
Ketakutan dan kesalahpahaman seperti itu tentu saja juga
melanda tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah. Di
sisi lain, ada sejumlah alasan agar tarekat lebih memasyarakat, da-
lam arti diterima secara proporsional oleh lebih banyak masyarakat
A. Sejarah Singkat
tanpa kekhawatiran dan ketakutan yang tidak berdasar. Antara lain,
Selama ini ada sejumlah kesalahpahaman terhadap tarekat. sebagaimana dikemukakan oleh Romo Kyai Ahmad Asrori sendiri:
Antara lain, bahwa tarekat hanya layak dimasuki oleh mereka yang Pertama, makin susah dan beratnya memegang teguh aqidah,
telah berusia senja, tarekat akan membuat seseorang menderita keyakinan dan perjalanan agama yang benar, tegak dan lurus, se-
gangguan kejiwaan, tarekat tidak Islami, dan lain-lain. Dalam se- perti menggenggam bara api dalam telapak tangan.
buah ceramah di Masjid Baiturrahman Semarang, Romo Kyai Kedua, makin berkurangnya menyayangi dan menghargai diri,
Ahmad Asrori al-Ishaqi secara khusus memberikan tanggapan ter- dengan berkurang atau tiadanya rasa malu.
hadap kesalahpahaman-kesalahpahaman tersebut. Ceramah beliau Ketiga, makin banyaknya mencampuri urusan-urusan dan hak-
itu kemudian didokumentasi dalam rekaman audio dalam dua hak orang lain, sehingga selalu timbul dan bangkit kesalahpahaman
buah kaset dengan judul “Mendudukkan Tarekat.”1 Namun de- dan salah pengertian, sampai ke perpecahan dan permusuhan.
______________ Keempat, ahlul amanah dikhianati, sebaliknya ahlul khianah di-
1
Kedua kaset ini menjadi bagian dari kaset-kaset yang diputar secara percaya, menjadikan yang dekat jauh, sebaliknya yang jauh menjadi
berseri dan berulang di Radio Rasika Semarang setiap pukul 20.00 sampai dekat.
pukul 21.00 Wib.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 17 18 ║Politik Majelis Zikir
Kelima, makin terselubung, kabur dan suramnya untuk mem- Kesebelas, makin sedikit dan berkurangnya para tokoh agama,
bedakan antara yang haq dan yang batil, dengan beraninya selalu tokoh masyarakat dan para pemimpin yang saleh, yang bisa men-
membawa-bawa nama: “Demi Allah swt., demi Rasulullah saw., jadi suri tauladan dan panutan yang baik secara lahir dan batin.
demi agama dan demi kebenaran yang mutlak serta demi bangsa Kedua belas, makin banyak kelompok, golongan yang sesat dan
dan negara.” menyesatkan dengan terang-terangan menampakkan dirinya de-
Keenam, makin terbaliknya pemikiran-pemikiran dan sudut ngan segala aneka warna yang mengaburkan dan menyilaukan, dan
pandang, yang baik dikatakan munkar, sebaliknya yang munkar dengan segala macam raut muka yang berbeda-beda.2
dikatakan baik. Persoalan ijtihadiyah, khilafiyah dan furu‘iyah yang Atas dasar alasan-alasan tersebut, maka terbentuklah Jamaah al-
seharusnya untuk saling mengerti, menyayangi dan menghargai, Khidmah. Secara ringkas, alasan-alasan tersebut dapat dikemukakan
memuliakan dan menaungi serta melindungi sesama umat, lebih- menjadi beberapa butir, yaitu:
lebih umat Islam, disejajarkan dengan persoalan munkar dan di- Pertama, merosotnya penghayatan keagamaan, yang ditandai
tuduh sebagai perkara bid‘ah yang sesat dan menyesatkan, yang me- oleh makin meningkatkan semangat sektarianisme dan formalisme.
nyebabkan makin jauhnya persatuan dan kesatuan umat, lebih- Kedua, melemahnya dimensi spiritualisme yang ditandai oleh
lebih ukhuwwah Islamiyyah. pendewaan terhahadap rasionalisme, positivisme dan ilmu penge-
Ketujuh, makin terjerat hanya oleh kekuatan daya pikiran dan tahuan.
wawasan, dan tersekap hanya oleh kemampuan ilmu pengetahuan, Ketiga, melemahnya kesalehan sosial yang ditandai oleh me-
tanpa disadari hampa dan kosongnya rahasia dan cahaya dari Allah lemahnya semangat saling menghargai, saling menyayangi dan
swt., yang mengiringi, menuntun dan membimbing ke satu titik saling menolong antar sesama manusia.
“shidq al- tawajjuh” (kebenaran, ketepatan, kemantapan dan kesung- Bila dibandingkan dengan alasan-alasan yang dikemukakan
guhan dalam mengabdi dan berkhidmah kepada Allah swt.). oleh para cendekiawan berkenaan dengan urgensi spiritualitas pada
umumnya dan sufisme serta tarekat pada khususnya, maka tampak
Kedelapan, makin berani dalam menangani persoalan, men-
sekali ada kesamaan. Ahmad Najib Burhani, misalnya, menge-
duduki kedudukan dan dalam menguasai segala kekuasaan, lebih-
mukakan bahwa di samping memberi kemudahan bagi manusia,
lebih yang berkaitan dengan persoalan agama, di luar ilmu, keahlian
manusia juga terasing dari dimensi spiritualitasnya. Ketika manusia
dan kemampuannya.
melepaskan diri dari koneksi spiritualitas, maka ia akan seperti
Kesembilan, makin banyak yang membanggakan dan yang
layang-layang yang putus dari benangnya, tidak menyangkut ke
mengagungkan pikiran, wawasan dan pendapatnya sendiri, seakan- langit dan tidak pula ke bumi.3 Karena itu wajar bila kehidupan
akan yang paling benar secara mutlak.
______________
Kesepuluh, makin banyak yang menuhankan dan menganggap 2
Achmad Asrory Oesman al-Ishaqy, Tuntunan dan Bimbingan, al-Khid-
hawa nafsu dan kepentingan pribadi, kelompok dan golongan di mah, Semarang, 2006, hlm. d-f
3
atas segala-galanya. Ahmad Najib Burhani, Sufisme Kota: Berfikir Jernih Menemukan
Spiritualitas Positif, Serambi, Jakarta, 2001, hlm. 166

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 19 20 ║Politik Majelis Zikir
modern sekarang ini tampil dengan wajah antagonistik. Di satu disi utuh maupun tidak utuh. Sebab sufisme dan tarekat, dalam arti
pihak modernisme telah mendatangkan kemajuan spektakuler da- spiritualismenya, merupakan bagian tak terpisahkan dari keber-
lam bidang material. Tetapi di lain pihak modernisme menghasil- adaan manusia.
kan wajah kemanusiaan yang buram, seperti terlihat pada akibat- Majelis Zikir al-Khidmah juga sering dikenal dengan sebutan
akibat kemanusiaan yang ditimbulkannya. Beberapa akibat tersebut Jamaah4 al-Khidmah. Ada dua istilah yang perlu mendapat per-
antara lain, manusia modern semakin tidak mengenal dan terasing hatian di sini, yaitu istilah “Jamaah” dan istilah “al-Khidmah”. Isti-
dari dirinya sendiri dan Tuhannya setelah mengalami kehidupan lah Jamaah yang secara harfiah berarti perkumpulan biasanya di-
yang sedemikian mekanistik; munculnya kegelisahan dan ke- bedakan dari istilah “jam‘iyyah” yang secara harfiah berarti orga-
gersangan batiniah dan krisis tentang makna dan tujuan hidup.
nisasi. Yang kedua biasanya ditandai dengan tertib administrasi dan
Dengan demikian, mendesak bagi tiap individu untuk mene- pengelolaan yang lebih baik dibanding dengan yang pertama.
mukan dirinya secara utuh, mulai dari dimensi fisik, mental dan Agaknya hal ini berlaku pada kasus Jamaah al-Khidmah ini di masa-
spiritual. Namun demikian, mereka tidak memiliki keberanian yang masa awal pembentukannya. Tetapi di kemudian hari, tepatnya
cukup untuk memasuki tarekat, karena sejumlah alasan yang telah sejak tahun 2005, istilah Jamaah dalam kasus al-Khidmah ini
disebutkan di atas. Maka berdirinya Jamaah al-Khidmah ini bisa identik dengan istilah Jam‘iyyah. Sebab al-Khidmah telah diupaya-
menjadi salah satu jawabannya. Secara umum, jamaah ini bertujuan kan untuk dikelola secara profesional, seperti dikatakan oleh Kyai
untuk mewadahi mereka yang belum siap secara mental dan spi- Asrori: “Maka kita perlu pengaturan dan penanganan yang khusus
ritual untuk masuk ke dalam tarekat, tetapi sangat membutuhkan secara profesional...”5 Atau lebih tepatnya, istilah Jamaah di sini
zikir-zikir dengan bimbingan orang-orang yang memiliki genealogi merujuk kepada seluruh keluarga, sedang istilah yang merujuk
spiritual yang jelas. pada aspek keorganisasiannya tidak ditampakkan. Seakan-akan
Baik alasan-alasan yang dikemukakan oleh Romo Kyai Asrori istilah lengkapnya berbunyi Jamaah Jam‘iyyah al-Khidmah.
maupun para cendekiawan pada umumnya berkenaan dengan Sementara istilah al-Khidmah mengacu kepada pelayanan
urgensi sufisme dan tarekat di era modern ini, sama-sama ber- yang memang sangat ditekankan di dalam jamaah ini. Baik pelayan-
tumpu pada sisi negatif kemanusiaan. Dengan kata lain, sufisme an dalam pengertian rohaniah, maupun pelayanan dalam bentuk
dan tarekat dibutuhkan pada saat manusia kehilangan salah satu di- material. Dalam berbagai kegiatan yang memerlukan dana besar,
mensi kemanusiaannya. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa ketika biasanya khidmah dari para jamaah sangat ditekankan, dalam pe-
manusia mampu menemukan dirinya secara utuh, maka sufisme
______________
dan tarekat tidak dibutuhkan. Kesimpulan ini ada benarnya. Se-
4
Term Jamaah, yang ditulis dengan ”J” (huruf besar) menunjuk kepada
hingga beberapa orang menganggap bahwa sufisme dan apalagi organisasi atau keluarga besar yang meliputi dewan penasehat, pengurus dan
tarekat tidak diperlukan. Namun demikian, akan lebih tepat kiranya jamaah (dengan j huruf kecil). Sedang jamaah dengan ”j” (huruf kecil) me-
nunjuk pada anggota al-Khidmah, yang dikategorikan menjadi muridin-
bila dinyatakan bahwa sufisme dan tarekat diperlukan dalam kon- muridat, muhibbin-muhibbat dan mu‘taqidn-mu‘taqidat.
disi apapun, baik dalam kondisi senang maupun susah, dalam kon- 5
Achmad Asrory Oesman al-Ishaqi, op. cit., hlm. j

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 21 22 ║Politik Majelis Zikir
ngertian pemberian bantuan material. Pemberian bantuan material lambangkan, berkperibadian dan berperilaku rendah hati, mawas
ini diyakini juga akan dapat meningkatkan kualitas spiritual diri dan toleransi serta arif bijaksana demi meraih rahmat dan ridha
pemberinya. serta keutamaan dan kemuliaan di sisi Allah swt.7
Lebih lanjut, makna Jamaah al-Khidmah ini dapat dilihat dari Meski Majelis Zikir al-Khidmah ini cikal bakalnya sudah ada
arti, lambang dan maknanya yang dikemukakan sendiri oleh Romo bersamaan dengan majelis tarekat di Sawahpulo pada tahun 1980-
Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi. Menurut beliau, “al-Fithrah”6 dan “al- an yang diasuh oleh Romo Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi, dan di era
Khidmah” mengandung arti dan makna: 1) menjunjung tinggi ke- 1990-an sudah dibentuk kepengurusan secara relatif modern,
Fithrah-an; 2) mengabdi ke haribaan Allah swt.; 3) mensuri- namun secara formal keorganisasian, Majelis Zikir al-Khidmah ini
tauladani Rasulullah saw.; 4) menegakkan dan meneruskan amali- baru diresmikan pada tanggal 25 Desember 2005 di Pesantren al-
yah Ulama’ Aslafuna al-Shalihun; 5) berbakti kepada Nusa dan Bangsa; Fithrah Meteseh Semarang Jawa Tengah. Peresmian Majelis Zikir
dan 6) dalam naungan dan lindungan Ahlis Sunnah wal Jamaah. ini dihadiri oleh masyarakat dengan beragam latar belakang orga-
Adapun lambang “al-Fithrah” dan “al-Khidmah” terdiri dari gam-
nisasi keagamaan, termasuk Muhammadiyyah, dan oleh sejumlah
bar: 1) pena, alat untuk menulis; 2) arah pena yang menunjuk ke
pejabat, termasuk Menkominfo, yaitu Dr. M. Nuh. Latar belakang-
arah bawah; 3) kitab, empat buah; 4) bintang, tiga buah; 5) tasbih;
nya adalah sulitnya mencetak generasi saleh yang dapat me-
6) pentolan tasbih, yang mengarah ke dalam lingkaran; dan 7) pen-
tolan tasbih yang panjang yang berada di bawah mengarah ke atas. nyenangkan kedua orang tua, sahabat, tetangga, guru-guru sampai
Adapun arti simbolik dari lambang tersebut adalah: 1) pena, sebagai Baginda Rasulullah saw.8 Ini adalah kepengurusan al-Khidmah
lambang mencari ilmu; 2) arah pena ke bawah melambangkan tingkat pusat. Demikian pula pembentukan kepengurusan al-
menuntut dan menambah ilmu sejak lahir hingga kembali ke liang Khidmah wilayah Jawa Tengah dan DIY. Di tingkat wilayah ini,
lahat; 3) empat buah kitab melambangkan landasan al-Qur’an, al- para sesepuh yang terlibat antara lain KH. Masduri, KH. Munir
Hadis, al-ijma dan al-qiyas; 4) tiga buah bintang melambangkan, Abdullah dan Habib Thahir.9
memantapkan dan menyempurnakan al-Islam, al-Iman dan al- Struktur organisasi al-Khidmah minimal terdiri dari ketua, se-
Ihsan; 5) tasbih melambangkan, mengikuti ketetapan dan amaliyah kretaris, bendahara, koordinator dan seksi-seksi sesuai kebutuhan.
Ulama’ Aslafuna al-Shalihun; 6) pentolan tasbih yang mengarah ke Ketua al-Khidmah memiliki tugas: 1) bertanggung jawab kepada
dalam melambangkan kesungguhan dan keikhlasan dalam meng- Dewan Penasehat dan Pengurus Thariqah; 2) melaksanakan segala
abdi dan berkhidmah kepada Allah swt.; dan 7) pentolan tasbih
keputusan yang telah ditetapkan oleh Pengurus al-Thariqah ber-
yang panjang yang berada di bawah dan mengarah ke atas me-
______________ ______________
7
6
Al-Fithrah ini adalah nama pesantren tempat tarekat dan jamaah al- Achmad Asrory Oesman al-Ishaqy, op. cit., hlm. g-h.
8
Khidmah mengembangkan diri. Pusatnya terletak di Kedinding Lor Surabaya. Di Penjelasan Drs. H. Hasanuddin pada acara Haul Akbar Kabupaten Ken-
Jawa Tengah, pesantren Al-Fithrah terletak di Meteseh Semarang, dan dal di Desa Nawangsari Weleri Kendal pada Senin, 26 Januari 2009. Menurut-
menjadi pusat kegiatan bagi jamaah yang ada di wilayah Jawa Tengah dan nya, jamaah al-Khidmah saat ini telah merambah ke sejumlah negara lain,
Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya tiap tanggal sebelas bulan qamariyah, seperti Malaysia, Singapura, Philipina, bahkan Arab Saudi.
9
yang lebih dikenal dengan istilah “Sewelasan”. Wawancara dengan Ustadz Musyafak, Senin 29 Juni 2009.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 23 24 ║Politik Majelis Zikir
sama Pengurus al-Khidmah; 3) mengadakan kegiatan lain yang kolektif, bukan individual. Namun demikian, dalam prakteknya,
tidak bertentangan dengan ketentuan hukum syariat; dan 4) meng- yang paling dihormati adalah yang telah disepakati sebagai para
arahkan sesama pengurus untuk menyukseskan kegiatan sesuai de- sesepuh inti di setiap tingkatannya.
ngan bidang dan tanggung jawab masing-masing. Sekretaris me-
B. Kondisi Sosio Politik Jamaah al-Khidmah Wilayah
miliki tugas: 1) bertanggung jawab kepada ketua al-Khidmah; 2)
Jateng
melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan oleh Pe-
ngurus al-Thariqah dan Pengurus al-Khidmah; 3) mengadminis- Secara garis besar, jamaah (dengan j huruf kecil) al-Khidmah
trasikan segala kegiatan Pengurus al-Khidmah; dan 4) mengadakan bisa dibedakan ke dalam sejumlah kategori. Yang pertama adalah
koordinasi dengan sesama pengurus dalam rangka menyukseskan muridin-muridat, yaitu jamaah pria dan wanita yang telah melakukan
kegiatan yang telah ditetapkan. Sedang bendahara memiliki tugas: bai‘at untuk mengamalkan secara konsisten zikir-zikir dalam
1) bertanggung jawab kepada ketua al-Khidmah; 2) merencanakan Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah. Dengan kata
biaya dan pendapatan setiap kegiatan yang telah ditetapkan; 3) lain, muridin-muridat adalah mereka yang telah memasuki tarekat.
mencatat setiap pendapatan dan pengeluaran; dan 4) melaporkan Untuk menjadi murid dengan kategori ini, seseorang harus me-
hasil kerja kepada Dewan Penasehat, Pengurus al-Thariqah dan lakukan bai‘at khushush (al-bai‘ah al-khashshah) yang disebut dengan
Pengurus al-Khidmah.10 Bai‘at Tarbiyah. Selain jenis bai‘at ini, ada dua jenis bai‘at lain, yaitu
Dengan demikian, kepengurusan al-Khidmah tidak bisa di- Bai‘at tasyabbuh dan Bai‘at Tabarruk. Yang pertama adalah bai‘at
lepaskan dari kepengurusan al-Thaqirah, meskipun bisa dibedakan. karena sikap husnuzh-zhan kepada Romo Yai atau terhadap tarekat
Di samping kepengurusan thariqah yang lebih tinggi kedudukan- ini. Dasarnya adalah “man tasyabbaha bi qaumin fa huwa minhum.”
nya, juga ada Dewan Penasehat yang kedudukannya di atas pe- (siapa yang meniru suatu masyarakat, maka ia termasuk ke dalam
ngurus al-Khidmah dan al-Thariqah. Dengan kata lain, kunci al- golongan mereka). Sedang yang kedua adalah bai‘at karena ingin
Khidmah dan al-Thariqah sebenarnya terletak pada Dewan Pe- mendapatkan berkah, biasanya oleh mereka yang sudah memiliki
nasehat ini. Namun demikian, Dewan Penasehat juga harus mem- amalan tarekat di luar tarekat ini.11
berikan kebebasan kepada para pengurus al-Khidmah maupun al- Yang kedua adalah kategori muhibbin-muhibbat, yaitu mereka
Thariqah untuk membuat keputusan sepanjang masih berada di yang memiliki rasa cinta terhadap tarekat ini, tetapi belum memiliki
jalur organisasi. Yang dimaksud Dewan Penasehat adalah imam kesiapan mental dan spiritual untuk memasukinya. Mereka ini
khushushi, kyai, ustadz dan sesepuh yang tinggal di satu kawasan biasanya menjadi anggota dari jamaah al-Khidmah. Mereka juga
atau wilayah atau kota atau kabupaten. Dewan Penasehat bersifat sudah mulai terlibat secara aktif dan intensif di dalam berbagai
kegiatan al-Khidmah, terutama kegiatan-kegiatan yang bersifat
______________
10
______________
Achmad Asrory Oesman al-Ishaqy, Pedoman Kepemimpinan dan Ke-
11
pengurusan dalam Kegiatan dan Amaliah al-Thariqah dan al-Khidmah, al- Penjelasan Ustadz H. Musyafak seusai memimpin zikir di Pengajian al-
Khidmah, Semarang, 2006, hlm. 13-15 Barzanji Uswatun Hasanah Jatisari Asri Mijen, Senin, 21 Januari 2009

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 25 26 ║Politik Majelis Zikir
massif. Bila dibandingkan dengan jamaah kategori muridin-muridat, Tabel 1:
di samping belum memasuki tarekat, jamaah ini juga memiliki ting- Karakteristik Jamaah al-Khidmah Jateng

kat fanatisme yang lebih rendah. Hal ini disebabkan, jargon yang Kategori Bai‘at Partisipasi Loyal Prosentase
berbunyi “seorang murid di hadapan seorang syaikh haruslah Muridin/at Tarbiyah Seluruh aktivitas Total 25 %
seperti mayat di tangan orang yang memandikannya”12 belum ber- (1) tarekat dan al-
laku bagi mereka. Bila dikaitkan dengan jenis bai‘at, maka umum- Khidmah
nya jamaah dengan kategori ini melakukan bai‘at tasyabuh. Itulah Muhibbin/at Tasyabbuh Seluruh aktivitas Besar 50 %
sebabnya, jamaah ini juga mulai menyukai berbagai atribut yang (2) al-Khidmah
menjadi ciri khas dari al-Khidmah, seperti baju koko, peci warna Mu‘taqidin/at Tabarruk Sebagian aktivitas Kecil 25 %
putih, tasbih, foto-foto Romo Kyai Asrori, dan berbagai pernak- (3) al-Khidmah
pernik yang mengandung logo al-Khidmah.
Dan yang ketiga adalah kategori mu‘taqidin-mu‘taqidat, yaitu Apabila ketiga kategori jamaah tersebut dibandingkan dari segi
mereka yang memiliki keyakinan bahwa tarekat dan zikir-zikir yang jumlah, maka yang paling besar adalah jamaah dengan kategori
diajarkan oleh Romo Kyai sangat baik. Tetapi karena satu dan lain muhibbin-muhibbat. Sedang jamaah dengan kategori muridin-muridat
hal, mereka tidak menjadi anggota al-Khidmah apalagi anggota dan mu‘taqidin-mu‘taqidat jumlahnya relatif sama. Maka dalam se-
tarekat. Salah satu alasannya adalah karena mereka sudah memiliki buah majelis zikir yang bersifat massif, yang diselenggarakan oleh
keterikatan dengan tarekat tertentu di luar Tarekat Qadiriyyah wa al-Khidmah, pengikut terbesar adalah jamaah dengan kategori
Naqsyabandiyyah Usmaniyyah. Alasan lainnya adalah bahwa muhibbin-muhibbat. Jamaah ini, bersama dengan jamaah dengan
mereka hanya menyukai jenis-jenis zikir yang tidak mengikat. Se- kategori muridin-muridat rela mengikuti kegiatan al-Khidmah meski
hingga ketika ada kegiatan al-Khidmah yang bersifat massif dan di tempat yang sangat jauh dan harus mengeluarkan biaya.13 Bila
lokasinya mudah dijangkau, maka mereka akan mengikutinya. dibuat prosentasi, maka kurang lebih dalam sebuah acara Haul
Dilihat dari segi fanatismenya, jamaah dengan kategori ini relatif Akbar misalnya, lima puluh persen pesertanya adalah jamaah de-
tidak memiliki fanatisme. Terhadap berbagai atribut yang berkaitan ngan kategori muhibbin-muhibbat. Sedangkan lima puluh persen sisa-
dengan al-Khidmah mereka juga tidak terlalu memiliki kegairahan nya adalah jamaah dengan kategori muridin-muridat dan mu‘taqidin-
untuk memilikinya.

______________ ______________
12 13
Ungkapan ini mula-mula dikemukakan oleh al-Ghazali. Ungkapan ini Hal ini antara lain karena di dalam setiap Majelis Khushushi selalu di-
sering disalahpahami sebagai pangkal dari kemandegan umat Islam dalam hal tekankan betapa pentingnya mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggara-
ilmu pengetahuan. Iihat misalnya Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas kan oleh al-Khidmah, apalagi bila kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh
atau Historisitas?, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, hlm. 46. Namun Romo Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqy. Ditekankan bahwa melihat wajah beliau
demikian, hal ini telah diklarifikasi oleh Zurkani Jahya, bahwa ungkapan itu akan dapat mendatangkan sinar spiritual dalam diri seseorang. Hasil notulasi
konteksnya adalah dalam masalah spiritual. Lihat Zurkani Jahya, Teologi al- dari beberapa kali Majelis Khushushi di Masjid Agung Boja, tiap malam Sabtu
Ghazali, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, hlm. 150 ba‘da Isya‘.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 27 28 ║Politik Majelis Zikir
mu‘taqidat. Selengkapnya mengenai ketika kategori jamaah dan dikaitkan dengan tabel di atas. Hanya saja, karena peran mereka
karakteristiknya masing-masing dapat dilihat pada tabel 1. cukup besar dan menonjol, maka sepintas tampak bahwa jamaah
Dengan demikian, yang dimaksud dengan jamaah al-Khidmah al-Khidmah ini didominasi oleh kalangan menengah ke atas. Paling
sebenarnya adalah mereka yang berstatus sebagai muridin-muridat tidak bila dibandingkan dengan jamaah-jamaah sejenis, jamaah al-
dan muhibbin-muhibbat. Atau dalam sebuah kegiatan massif, jumlah Khidmah ini memang relatif lebih banyak pengikutnya yang berasal
mereka adalah sekitar tujuh puluh lima persen. Jamaah ini relatif dari kalangan dengan ekonomi menengah ke atas. Mereka yang
berasal dari kelas menengah ke atas secara keseluruhan sebenarnya
mengenal tradisi yang berlaku di dalam jamaah, termasuk berbagai
tidak lebih dari lima puluh persen dari keseluruhan jamaah, tetapi
jenis zikir, bahkan hampir bisa mengidentifikasi para sesepuhnya.
karena keterlibatan mereka cukup menonjol dan dominan, maka
Tabel 2: kesan di atas tidak bisa dihindari. Selengkapnya bisa dilihat pada
Ragam Mata Pencaharian Jamaah al-Khidmah Jateng tabel 3.

No. Mata Pencaharian Prosentasi Tabel 3:


Status Sosial Jamaah al-Khidmah Jateng
1 Pengusaha 35 %
2 Buruh 25 % Status Jamaah Prosentase Bentuk Partisipasi

3 Pegawai 20 % Menjadi dewan penasehat/


Kelas Atas 20 %
pengurus al-Khidmah
4 Petani 15 %
Menjadi pengurus al-Thariqah/al-
5 Lain-lain 5% Kelas Menengah 30 %
Khidmah
Menjadi pengurus al-Khidmah/
Selanjutnya, para jamaah al-Khidmah itu bila dilihat dari segi Kelas Bawah 50 %
jamaah
latar belakang ekonominya, sangat beragam. Dari seratus respon-
den yang diambil, yang terbesar, meski bukan sebagian besar ada- Dalam penelitian lebih lanjut, mereka yang memiliki latar
lah pengusaha, yakni sekitar 35 persen. Sisanya adalah buruh sekitar belakang ekonomi menengah ke atas tersebut sebagian besarnya
25 persen, pegawai sekitar 20 persen, petani sekitar 15 persen dan masuk ke dalam jamaah dengan kategori muhibbin-muhibbat. Arti-
lain-lain 5 persen. Selengkapnya bisa dilihat pada tabel 2. nya, sebagian besar mereka belum memasuki tarekat, tetapi telah
Pengusaha yang dimaksud tentu saja tidak semuanya pengu- menjadi pengikut setia Romo Kyai melalui sayap al-Khidmahnya.
saha besar. Hanya sebagian kecil saja yang berstatus pengusaha Mereka ini kemudian direkrut untuk menjadi pengurus al-Khidmah
besar. Sebagian besarnya adalah para pedagang biasa. Namun demi- di semua lininya. Mulai dari yang berada di tingkat pusat, tingkat
kian, keberadaan penguasa besar dan para pejabat cukup mewarnai wilayah, tingkat kabupaten atau kota dan tingkat kecamatan.
jamaah al-Khidmah ini. Sehingga ada kritik yang mengatakan Bila dilihat dari segi latar belakang ideologi keagamaan, tepat-
bahwa jamaah al-Khidmah ini lebih memperhatikan kalangan nya organisasi keagamaan, maka sebagian besar di antara mereka
menengah ke atas. Tentu saja kritik ini tidak memiliki alasan, bila adalah para penganut paham keagamaan Nahdlatul Ulama’, meski

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 29 30 ║Politik Majelis Zikir
dalam pengertiannya yang sangat umum. Yakni mereka yang secara Polemik ini ternyata masih berimbas sampai ke level bawah,
historis lahir dan besar di lingkungan Nahdlatul Ulama’, atau me- sesuai dengan jenjangnya. Misalnya, muncul keinginan dari NU di
nurut istilah yang sering digunakan adalah NU kultural dan awwam. tingkat Cabang (kabupaten atau kota) agar al-Khidmah di tingkat
Hanya sebagian kecil yang merupakan Nahdliyyin struktural dan kabupaten atau kota menjadi bagian dari NU secara struktural, se-
khawwash. Barangkali inilah sebabnya, sempat terjadi polemik perti yang diutarakan oleh Ketua NU Cabang Kabupaten Kendal
antara pengurus al-Khidmah dengan pengurus Nahdlatul Ulama’. pada akhir tahun 2008. Tampaknya jalan tengah telah diambil untuk
Sejumlah petinggi NU struktutal pernah melontarkan pernyataan menyelesaikan polemik ini, setidaknya di wilayah Jawa Tengah.
bahwa al-Khidmah tidak lagi mengikuti paham keagamaan NU. Yakni dengan merekrut para pengurus al-Khidmah secara per-
Pernyataan ini kemudian ditanggapi secara serius oleh Romo Kyai seorangan ke dalam NU struktural. Di Jawa Tengah misalnya, H.
sendiri dalam sebuah ceramah rutinnya di Kedinding. Selengkapnya Hasanuddin dan H. Ali Musyafak direkrut untuk menjadi ketua dan
anggota Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Wilayah Jawa Tengah.
bisa dilihat pada tabel 4.
H. Hasanuddin adalah pemilik Radio Rasika yang sekaligus me-
Tabel 4: rupakan Ketua al-Khidmah Pusat. Sedang Ustadz Musyafak adalah
Latar Belakang Sosial Keagamaan Jamaah al-Khidmah Jateng salah seorang imam khushushi yang sudah sering terlibat di dalam
kegiatan bertaraf Jawa Tengah.
Ormas Keagamaan Prosentase Relasi Kategori
Karena itu agak disayangkan, bahwa dalam sejumlah kegiatan,
Kultural, pembawa acara secara spesifik menyebut para peserta kegiatan al-
Nahdlatul Ulama’ 70 % 1, 2. 3
awwam
Khidmah dengan sebutan nahdliyyin-nahdliyyat, padahal acara tersebut
Muhammadiyyah 10 % Awwam 3 jelas-jelas tidak difasilitasi oleh lembaga NU. Misalnya pada kegiatan
Nasionalis 20 % - 3, 2, 1 Haul Akbar di Perumahan Permata Puri, pada tanggal 31 Mei 2009.
Sebab penyebutan seperti itu hanya akan mempersempit ruang
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi polemik tersebut. lingkup al-Khidmah. Meskipun dalam kenyataannya, sebagian besar
Antara lain, bahwa pihak NU struktural merasa cemburu karena jamaahnya adalah berlatar berlakang Nahdlatul Ulama’.
massa NU masuk ke dalam jamaah ini dan mengikuti berbagai Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara umum
kegiatannya, tetapi al-Khidmah dan tarekat ini tidak mau masuk ke jamaah al-Khidmah ini memiliki pilihan politik yang tidak terlalu
dalam wadah organisasi tarekat yang telah dibentuk oleh NU jauh dengan warga NU pada umumnya. Variasi kecil terjadi ber-
struktural (Jam‘iyyah Ahl ath-Thariqah al-Mu‘tabarah al-Nadliyyah). Di kenaan dengan jamaah yang berasal dari luar NU, baik yang berasal
sisi lain, al-Khidmah beralasan bahwa jamaah ini tidak hanya dari warga Muhammadiyah atau kaum nasionalis. Sebagaimana
warga NU yang sudah tidak lagi mengikuti suara dari para kyai,14
melayani kaum Nahdliyyin, tetapi siapa saja yang ingin berzikir.
Dalam kenyataannya, ada jamaah yang berasal dari luar NU, seperti ______________
warga Muhammadiyah, meski jumlahnya sangat sedikit, dan juga 14
Bukti sederhana dari hal ini antara lain, bahwa menjelang pemilu
mereka yang bukan NU dan bukan Muhammadiyah. legislative, Kyai Haji Haris Sodaqoh, yang memiliki ribuan jamaah pada
pengajian tafsirnya tiap Ahad pagi, mengumpulkan para kyai di sekitar

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 31 32 ║Politik Majelis Zikir
jamaah al-Khidmah juga relatif memiliki pilihan sendiri dengan nengah ke bawah.16 Namun dalam konteks TQNU dan al-Khidmah
logikanya sendiri, khususnya para jamaah dengan kategori muhibbin- ini, jamaahnya sudah bergeser ke jamaah yang berasal dari kelas
muhibbat. Sedang para jamaah dengan kategori muridin-muridat relatif menengah ke atas. Pergeseran ini tentu saja membawa implikasi
cenderung mendengar pilihan dari para sesepuhnya. Meskipun yang cukup beragam, antara lain pada corak pilihan politiknya.
demikian, dalam konteks pemilu legislatif, para sesepuh relatif tidak Romo Kyai Achmad Asrori sendiri mengakui, bahwa al-Khidmah
mengemukakan pilihan politiknya. Berbeda dengan pemilu pre- telah diikuti oleh jamaah dari semua kalangan, mulai dari kalangan
siden, dimana para sesepuh bersepakat untuk mendukung JK-WIN. bawah, menengah sampai atas.17
Bahkan dukungan itu disertai dengan semacam gerakan, yakni
dengan mensosialisasikan dukungan itu kepada semua lapisan C. Jaringan Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng
jamaah. Namun, sekali lagi, terbukti bahwa suara dari para sesepuh
itu tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jamaah.15 Ada sejumlah argumen mengenai pentingnya pembentukan
Selanjutnya, corak sosio politik jamaah al-Khidmah itu juga jaringan, antara lain, pertama, argumen teologis dan normatif, yakni
tidak bisa dilepaskan dari corak sosio ekonomi jamaah. Meski tidak ajaran silaturrahmi. Dalam berbagai kesempatan, baik secara lisan
mayoritas, jamaah al-Khidmah ini sangat diwarnai, untuk tidak me- maupun tulisan, Romo Kyai Achmad Asrori selalu menekankan
ngatakan sangat didominasi, oleh kalangan menengah ke atas. Ada pentingnya mengembangkan silaturrahmi. Memang harus diteliti
pergeseran yang cukup signifikan berkenaan dengan corak sosio lebih lanjut, sebenarnya apa yang beliau maksud dengan silatur-
ekonomi jamaah al-Khidmah umumnya dan jamaah TQNU rahmi tersebut, apakah sebatas dalam pengertiannya yang seder-
khususnya bila dibandingkan dengan jamaah TQN sebelumnya. hana atau sudah mengarah pada pengertiannya yang lebih luas yang
Menurut Martin, ciri khas TQN ini dibanding kedua cabang Tarekat mendekati arti istilah jaringan. Tetapi dengan mengamati apa yang
Naqsyabandiyyah lainnya, yakni Khalidiyyah dan Mazhariyyah, ada- dilakukan oleh beliau melalui pesantren, tarekat dan al-Khidmah,
lah pada jamaahnya yang lebih banyak menjangkau kelas me- tampak jelas bahwa silaturrahmi yang beliau maksud tidak terbatas
dalam pengertiannya yang sederhana.

_______________ Kedua, argumen sosiologis, dalam arti mendesaknya ke-


butuhan untuk melibatkan semakin banyak pihak agar jamaah al-
wilayahnya dan memberikan wejangan agar memilih caleg-caleg yang berlatar
belakang NU. Meski memerlukan kajian lebih lanjut, tetapi menurut peng- Khidmah khususnya dapat dikelola dengan lebih baik lagi. Me-
amatan sepintas, tampak bahwa wejangan tersebut tidak terlalu efektif. ngenai hal ini, beliau juga sering memberikan penekanan. Misalnya,
Bahkan salah seorang peserta ada yang berkomentar: ”Berarti Kyai Haris
belum bisa rahmatan lil alamin.” Wawancara dengan H. Mabrur, tetangga Kyai beliau mengatakan:
Haris Sodaqoh, pada tanggal 14 Juli 2009.
15
Pada hari Sabtu tanggal 4 Juli 2009, sewaktu berangkat menuju Ke-
dinding untuk mengikuti pengajian rutin, para sesepuh mensosialisasikan ______________
dukungan itu kepada semua imam khushushi agar diteruskan kepada jamaah.
16
Alasannya adalah bahwa SBY akan memberikan peluang cukup besar kepada Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Mizan,
PKS dan kepada radio MTA (Majelis Tafsir Al-Qur’an). Wawancara dengan Bandung, 1992, hlm. 30
17
Ustadz Musyafak pada tanggal 4 Juli 2009 pukul 09.00 WIB. Achmad Asrory Oesman al-Ishaqy, Tuntunan, op. cit., hlm i

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 33 34 ║Politik Majelis Zikir
Maka, gugah, dorong dan bangkitkan hati para jamaah, para yang terlibat aktif dalam jaringan itu adalah kelompok sufi umum-
pencinta serta para simpatisan dan masyarakat, lebih-lebih
nya dan tarekat khususnya. Ada dua unsur pokok dalam tarekat
para penerus generasi muda kita, untuk merasa saling
memiliki, menyayangi, menaungi dan melindungi “Jamaah al- yang menguatkan jaringan itu. Pertama, konsep silsilah yang dikem-
Khidmah” ini dengan cara didik, ajar, tuntun dan bimbing bangkan dari konsep isnad dalam ilmu hadis. Seperti diketahui,
dengan penuh kasih sayang, kearifan, kebijakan, kesabaran salah satu indikasi mu’tabarah dan tidaknya suatu tarekat adalah
dan ketekunan yang mendalam, diiringi dengan: ajak bersama-
sama dan posisikan serta dudukkan pada posisi dan ke- pada adanya jalur yang tidak terputus sampai kepada Nabi Mu-
dudukan yang sesuai dengan ilmu, tenaga, keahlian dan hammad saw. Kedua, dimensi keorganisasian dari tarekat. Se-
kemampuan mereka, secara lahir dan batin.18 bagaimana diketahui, bahwa tarekat merupakan pelembagaan dari
Kedua argumen itulah yang kemudian tertanam kuat dalam tasawuf. Dengan kata lain, tarekat merupakan wadah dimana
benak semua komponan pengurus al-Thariqah dan al-Kidmah, ajaran-ajaran tasawuf dapat dilaksanakan secara kolektif dan ber-
sehingga mereka semua tergerak untuk meluaskan jaringan. Tentu kesinambungan. Atas dasar argumen ini, maka perlu dipertanyakan
saja semakin luas jaringan itu, semakin luas pula daya dakwah dan kembali adanya ungkapan “tasawuf tanpa tarekat”.20 Sebab ber-
nilai kemanfaatan dari al-Khidmah. Sehingga jaringan yang di- dasarkan argumen ini, ajaran-ajaran tasawuf tidak mungkin bisa
bentuk bukan dalam konteks membesarkan kelompok secara dilaksanakan tanpa tarekat, tentu saja tarekat dalam pengertiannya
internal, tetapi lebih kepada dorongan tanggung jawab dakwah dan yang lebih genuine.
sosial yang lebih luas. Itulah sebabnya, dalam berbagai kegiatan Kembali pada persoalan jaringan al-Khidmah, maka berdasar-
yang diselenggarakan oleh al-Khidmah, mulai dari tingkat yang kan uraian singkat tersebut, dapat ditambahkan adanya argumen
paling kecil sampai yang paling besar, tingkat partisipasi jamaah ketiga, yaitu argumen teknis. Maksudnya, jaringan merupakan
sedemikian besar. Sebab motivasi mereka sudah sangat kuat dan suatu keniscayaan teknis agar ajaran-ajaran tasawuf dapat di-
utuh. laksanakan dengan baik, berkesinambungan dan di bawah bim-
Berbicara tentang jaringan, maka dalam konteks jaringan bingan seseorang yang mumpuni. Tarekat dalam hal ini bisa di-
ulama di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari penelitian yang telah ibaratkan sebagai sebuah sekolah tasawuf. Memang bisa saja sese-
dilakukan oleh Azyumardi Azra, yakni tentang Jaringan Ulama orang belajar tanpa memasuki sebuah sekolah formal, tetapi dalam
Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII.19 belajar dia tetaplah menggunakan sebuah metode, betapapun
Dalam penelitian itu, Azyumardi berusaha menunjukkan bahwa sederhananya. Tentu saja hasilnya akan lebih baik apabila yang ber-
pembaruan Islam tidak bisa dilepaskan dari adanya jaringan ulama sangkutan mau belajar dengan perangkat teknis yang lebih me-
Nusntara dan Timur Tengah. Jaringan itu sedemikian rumit dan madai.
kompleks. Tetapi yang sering luput dari perhatian, menurutnya, Sebelum membicarakan jaringan Majelis Zikir al-Khidmah
adalah jaringan keilmuan yang sedemikian intensif. Di antara unsur Wilayah Jateng, terlebih dahulu akan dibicarakan mengenai jaring-
______________ an majelis ini dan tarekat yang didukungnya, yakni Qadiriyyah wa
18
Ibid., hlm. j
______________
19 20
Edisi revisi dari buku ini diterbitkan oleh Kencana, Jakarta, cet II, Misalnya yang dikemukakan oleh Amin Syukur, Guru Besar Tasawuf
2005 Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo, dalam berbagai ceramah dan tulisannya.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 35 36 ║Politik Majelis Zikir
Naqsyabandiyyah Usmaniyyah secara umum. Untuk memudahkan pun al-Khidmah sendiri. Sejauh yang dapat ditemukan melalui pe-
pembahasan, maka jaringan yang dimaksud akan dikategorikan ke nelitian ini, ada beberapa hal yang dilakukan, baik oleh Romo Kyai
dalam dua jenis jaringan, yaitu jaringan internal dan jaringan secara individu maupun bersama-sama dengan para pengurus al-
eksternal. Thariqah dan al-Khidmah untuk mengembangkan jaringan. Hal-hal
yang dimaksud adalah:
1. Jaringan Internal al-Thariqah dan al-Khidmah

Yang dimaksud al-Thariqah di sini adalah Tarekat Qadiriyyah Pertama, pembenahan kelembagaan
wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah. Nama Usmaniyyah diambil dari Sebagaimana telah disebutkan, Tarekat Qadiriyyah wa Naq-
nama salah seorang murid Kyai Musta‘in Romli, yaitu Hadhratus syabandiyyah (Usmaniyyah) sudah dirintis sejak tahun 1980-an.
Syeikh Romo Kyai Usman al-Ishaqi. Kyai Usman ini termasuk Bersamaan dengan itu, terbentuk pula jamaah al-Khidmah. Namun
seorang murid yang mengambil sikap netral dalam konflik antara demikian, kelembagaan keduanya masih sangat sederhana. Antara
mereka yang pro dan yang kontra dengan perilaku politik Kyai lain, karena ketika itu perhatian harus diberikan secara lebih ekstra
Musta‘in Romli masuk ke dalam partai Golkar ketika itu. Pada untuk melakukan konsolidasi internal akibat adanya pihak-pihak
tahun 1984 Kyai Usman al-Ishaqi wafat. Namun sebelum wafat, yang tidak setuju dengan pengangkatan Romo Kyai Asrori sebagai
beliau sudah menunjuk salah seorang putranya, Kyai Ahmad Asrori mursyid tarekat ini. Meskipun jumlah jamaah cukup besar untuk
al-Ishaqi, sebagai penggantinya dalam tarekat. Gus Asrori bukan ukuran waktu itu, tetapi pembenahan kelembagaan belum di-
anak sulung, tetapi di mata ayahnya dialah yang paling pantas lakukan. Baru pada dekade 90-an, pembenahan mulai dilakukan.
mengajar fiqih dan tasawuf. Tiga putra lainnya diberikan tugas Mulai dibentuk kepengurusan, baik untuk al-Thariqah maupun al-
Khidmah. Pembenahan kelembagaan ini dilakukan seiring dengan
masing-masing di bidang lain. Kyai Asrori sebetulnya sudah di-
masuknya orang-orang terdidik ke dalam tarekat maupun al-
lantik sebagai khalifah oleh ayahnya pada tahun 1978. Namun Kyai
Khidmah.
Asrori saat itu masih muda, sehingga tidak semua murid ayahnya
Puncak dari pembenahan kelembagaan itu adalah dibentuknya
menerimanya sebagai guru. Ada yang berpindah kepada Kyai
Maksoem Djafar di Porong, dan ada yang berhenti sama sekali. kepengurusan secara formal dari tingkat pusat sampai desa, baik
Tetapi tampaknya jumlah murid tarekat Kyai Asrori tetap cukup untuk al-Thariqah maupun al-Khidmah di Pesantren al-Fithrah
banyak. Pengajian tarekatnya, sebulan sekali di pesantren Sawah- Meteseh Tembalang Jawa Tengah pada bulan Desember 2005. Kyai
pulo dihadiri ribuan orang.21 Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandi- Asrori menyebut upaya ini sebagai suatu pengelolaan secara pro-
yyah yang dipimpin oleh Kyai Asrori inilah yang kemudian diberi fesional, mengingat semakin besarnya jumlah jamaah, yang
tambahan nama Usmaniyyah. mencapai puluhan ribu dan bahkan ratusan ribu peserta pada even-
Sedang yang dimaksud jaringan internal adalah jaringan yang even besar. Secara khusus Romo Kyai juga memberikan tuntunan
terbentuk di antara komponen-komponen dalam al-Thariqah mau- dan bimbingan secara tertulis serta pedoman kepemimpinan dan
______________ kepengurusan dalam kegiatan al-Thariqah dan al-Khidmah. Terpilih
21
Martin, op. cit., hlm. 178-182 sebagai ketua umum pengurus pusat al-Khidmah adalah H.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 37 38 ║Politik Majelis Zikir
Hasanuddin dari Semarang. Sosok kelahiran Weleri Kendal ini sampai karya ilmiah. Yang paling monumental adalah karya Romo
sejak dulu telah nyantri di Jombang dan tahu betul polemik politik Kyai Ahmad Asrori dalam bahasa Arab yang berjudul “al-Munta-
yang terjadi berkenaan dengan masuknya Kyai Musta‘in ke Golkar, khabat fi Rabithah al-Qalbiyyah wa Shilah al-Ruhiyyah”.24 Karya ini terbit
dan kemudian memutuskan untuk menjadi pengikut setia Kyai dalam dua jilid tebal, dan mendapat apresiasi cukup tinggi dari se-
Asrori. jumlah kalangan, dan dianggap sebagai salah satu karya yang me-
nempatkan beliau sebagai salah seorang ulama’ terkemuka era ini.25
Kedua, pemanfaatan media Tidak berlebihan memang apresiasi tersebut. Sebab jarang mursyid
Di Kedinding Surabaya, tepatnya di Pesantren al-Fithrah, ada thariqah yang memiliki karya tulis, dan sebaliknya jarang penulis-
kegiatan zikir, maulid dan manaqib serta ta‘lim yang dilakukan setiap penulis tasawuf yang menjadi mursyid thariqah. Beliau merupakan
ahad kedua bulan qamariah. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan ribu, satu di antara sedikit tokoh yang memiliki karya tulis sekaligus
bahkan ratusan ribu jamaah. Mereka berasal dari berbagai dearah di menjadi mursyid thariqah. Memperhatikan karya tersebut, terlihat
Jawa Timur, bahkan dari luar Jawa Timur. Al-Khidmah Jawa betapa luas bacaan dan betapa dalam pengetahuan beliau tentang
Tengah selalu mengadakan rombongan, yang jumlahnya mencapai ilmu-ilmu keislaman, khususnya tasawuf.26 Bisa dikatakan, bahwa
puluhan bus. Mulai dekade 90-an, ta‘lim yang diberikan oleh Romo TQNU ini adalah satu di antara sedikit tarekat yang menerbitkan
Kyai Ahmad Asrori direkam secara audio, yang di kemudian hari tuntunan zikir dan wiridnya. Hal ini tentu saja memudahkan ke-
juga secara audio visual. Rekaman itu kemudian diputar ulang di pada jamaah untuk mengamalkannya, di samping membantu se-
sejumlah radio, yang dimiliki oleh mereka yang telah bergabung makin tersebar luasnya tarekat ini. Sampai saat ini, karya-karya ter-
dengan majelis ini, di antaranya Radio Rasika FM Ungaran, Rasika bitan yang berisi tuntunan zikir sudah mencapai lebih dari sepuluh
Wafa Semarang, Citra FM Kendal, Amarta FM Pekalongan dan buah karya.
Suara Tegal AM Tegal.22 Melalui radio-radio inilah, al-Khidmah Keempat, pembentukan unit usaha
berkembang semakin pesat, yang akan dibahas kemudian.23
Bermula dari penerbitan buku-buku tuntunan zikir tarekat
Ketiga, penerbitan karya-karya dan al-Khidmah, berkembang pula model pengembangan jaringan
Hal lain yang ditempuh untuk mengembangkan jaringan al- internal melalui pembentukan unit-unit usaha. Dalam tuntunan
Thariqah dan al-Khidmah secara internal adalah penerbitan karya- dan bimbingannya secara tertulis, beliau memang menegaskan
karya, mulai dari karya-karya yang berisi tuntunan zikir dan wirid betapa pentingnya pembentukan unit usaha ini sebagai upaya
______________ untuk menguatkan jamaah. Dalam hal ini, beliau mengatakan:
22
Ahmad Amir Aziz “Sufisme dan Tarekat Kota: Signifikansi dan Ke- ______________
kuatannya di Era Kontemporer” dalam, Teologia, Vol 20 No 1, Fakultas Ushu-
24
luddin, Semarang, Januari 2009, hlm. 178 Ahmad Asrori ibn Muhammad Usman al-Ishaqi, al-Muntakhabat fi
23 Rabithah al-Qalbiyyah wa Shilah al-Ruhiyyah, al-Khidmah, Surabaya, 2007,
Kajian terhadap pengajian di Radio Rasika telah dilakukan oleh Mokh
Sya‘rani, “Pemikiran Tasawuf KH. Ahmad Asrori al-Ishaqi: Kajain terhadap dua jilid
25
Pengajian Tasawuf Program Mutiara Hikmah Radio Rasika FM Semarang”, Lihat sejumlah kata pengantar dari kitab tersebut.
26
thesis Pasca Sarjana IAIN Walisongo, Semarang, 2003 Perhatikan gaya bahasanya dan kekayaan referensinya.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 39 40 ║Politik Majelis Zikir
Dalam kita meniti dan melangkah menjalani hidup dan ke- ngan menyediakan air minum dalam kemasan yang dibuka tutup-
hidupan ini, tentu tidak bisa lepas dari tuntutan untuk me- nya, seakan-akan sedang menangkap berkah dari zikir-zikir yang
menuhi segala perangkat kebutuhan hidup, dan begitu pula
dalam kita menjalankan roda perjuangan dan segala kegiatan sedang dibaca. Usai zikir, air tersebut kembali ditutup dan dibawa
Jamaah al-Khidmah ini. Tentu diperlukan kesiapan dan dana pulang untuk diminum di rumah atau dicampurkan dengan air-air
yang banyak dan besar untuk meraih kesuksesan yang prima, lain yang ada di rumah. Sekali lagi, hal ini didasarkan pada ke-
lebih-lebih yang sempurna. yakinan yang kuat terhadap konsep tabarrukan. Jauh sebelum
Maka di sini ibarat seekor burung yang ingin terbang tinggi, munculnya, dan bahkan sangat sedikit di antara mereka yang telah
kita kembangkan dan gerakkan kedua sayap ini, satu sayap mengetahui, konsep “The True Power of Water” yang dikemukakan
untuk kesejahteraan dan kemakmuran keluarga dan lingkung-
an sekitarnya, dan sayap yang satu lagi untuk mengabdi dan oleh Masaru Emoto.29 Ketiga, mini market, terletak di kompleks
berkhidmah kepada Allah swt., dengan memenuhi zakat, ber- Pesantren al-Fithrah Kedinding Surabaya, menyediakan berbagai
infaq, bersedekah dan memberi bantuan dan pertolongan. macam barang sebagaimana layaknya mini market. Serbuan
Alangkah baik dan mulianya bila kedua sayap ini bisa dikem- pembeli terutama terjadi ketika ada kegiatan-kegiatan massif di
bangkan dan digerakkan bersama-sama antara jama‘atina Jama- pesantren ini, seperti kegiatan bulanan dan Haul Akbar yang di-
ah al-Khidmah dan para mu’taqidin wal muhibbin, lebih-lebih laksanakan menjelang Ramadhan.30 Para pembelinya tidak sekadar
bila bisa terbentuk dalam satu wadah dan sarana, seperti
koperasi “al-Khidmah” atau “al-Wafa” dan sebagainya.27 membeli untuk memenuhi kebutuhan, tetapi ada dorongan
spiritual, yakni “ngalap berkah” dari Romo Kyai. Apalagi di majelis-
Sampai saat ini, sudah ada sejumlah unit usaha yang dikelola majelis khushushi juga ditekankan agar ketika datang ke Kedinding
oleh al-Khidmah, antara lain, pertama, penerbit al-Khidmah dan al- sebisa mungkin membeli sesuatu, meski sekadar stiker. Maksudnya
Wafa,28 untuk menerbitkan buku-buku pedoman zikir baik bagi tidak lain adalah “tabarrukan” dan berkhidmah kepada pesantren.
mereka yang sudah masuk ke dalam tarekat maupun mereka yang Keempat, rumah produksi atau dapur rekaman. Kegiatannya adalah
baru memasuki al-Khidmah. Jumlah terbitannya sangat besar, merekam ceramah-ceramah Romo Kyai khususnya dan kegiatan al-
karena memenuhi kebutuhan seluruh jamaah dengan berbagai Khidmah pada umumnya. Hasilnya adalah rekaman audio dan
kategorinya. Kedua, pabrik air minum dalam kemasan dengan merk audio visual yang siap diserbu pula oleh para jamaah. Masih banyak
al-’Ajwa. Di samping telah didistribusikan ke sejumlah daerah, lagi unit usaha lainnya yang dikelola oleh al-Khidmah. Di luar itu,
permintaan terhadap air minum ini juga sangat tinggi pada waktu banyak sekali manfaat yang diambil oleh para pedagang eceran,
ada acara-acara besar di Kedinding. Sebagaimana diketahui, bahwa yang menjajakan produk-produk al-Khidmah tersebut.
ada keyakinan dari para jamaah untuk mendapatkan berkah dari
zikir-zikir yang berlangsung, terutama di pesantren ini. Caranya de-
______________ ______________
27 29
Achmad Asrory al-Ishaqy, Tuntunan…, op. cit., hlm. m-n Masaru Emoto, The True Power of Water: Hikmah Air dalam Olah
28
Ada dua nama penerbit yang menerbitkan buku-buku karya Kyai Asrori, Jiwa, terjemahan Azam Translator, MQ Publishing, Bandung, 2006
30
yaitu al-Khidmah dan al-Wafa. Maksudnya, ada buku yang diterbitkan oleh Tahun ini, Haul Akbar dilaksanakan pada hari Sabtu dan Ahad, 25-26
Penerbit al-Khidmah dan ada yang diterbitkan oleh al-Wafa. Juli 2009.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 41 42 ║Politik Majelis Zikir
Kelima, penanaman kesadaran ukhuwwah melalui Kyai Ahmad Asrori sendiri. Yakni bahwa al-Khidmah ini adalah
majelis-majelis khushushi
sebuah organisasi yang terbuka, harus bekerjasama dengan pihak-
Dalam setiap majelis khushushi selalu disediakan waktu untuk pihak lain secara proporsional. Dalam hal ini, beliau menekankan:
menyampaikan sejumlah hal, seperti pengumuman-pengumuman “Maka itu, sayangi, hargai dan naungi serta lindungi Jamaah al-
kegiatan al-Khidmah dan yang lebih penting lagi adalah taushiyah Khidmah ini, jangan dibawa kemana-mana, tetapi selalu berada
untuk menguatkan hati para jamaah. Salah satu materi yang hampir dimana-mana.”32 Jaringan ini dibentuk antara lain, pertama, dengan
selalu diulang adalah pentingnya untuk mengikuti kegiatan- tarekat-tarekat lain. Sebagaimana diketahui bahwa di Jawa Timur
kegiatan yang diadakan oleh al-Khidmah. Bahkan keaktifan khususnya dan di Indonesia umumnya, jumlah tarekat sangat
seseorang dalam mengikuti kegiatan-kegiatan al-Khidmah juga banyak sekali, baik yang muktabarah maupun yang tidak. Yang pa-
menjadi salah satu indikator lahiriah tingginya pencapai spiritual ling menonjol antara lain Qadiriyyah, Syadziliyah, Naqsyabandiy-
seseorang.31 Seperti telah dikemuakakan di atas, tampak bahwa yah, Khalwatiyah, Syattariyah, Sammaniyah, Tijaniyah dan Qadiriy-
kegiatan-kegiatan itu membentuk sebuah sistem jaringan yang yah wa Naqsyabandiyyah.33 Juga terdapat organisasi antar tarekat,
sangat kuat sejak dari tingkat yang terendah sampai yang tertinggi. yang sebenarnya berusaha menaungi tarekat-tarekat yang muk-
tabarah. Pada waktu Kyai Musta‘in Romli masuk ke partai Golkar,
Keenam, pembentukan titik-titik khanaqah
kemudian terjadi perpecahan,34 muncul dua organisasi yang ber-
Misalnya, di Semarang telah didirikan Pesantren al-Fithrah di beda. Yang pertama adalah Jam‘iyyah Ahlit Tariqah al-Muktabarah
Meteseh Tembalang, yang dijadikan sebagai pusat kegiatan bulanan Indonesia (JATMI) yang diidentifikasi sebagai kelanjutan dari
bagi semua jamaah al-Khidmah dan al-Thariqah yang berada di organisasi yang dipimpin oleh Kyai Musta‘in, dan Jamiyyah Ahlit
wilayah Jawa Tengah dan DIY. Mengikuti kegiatan di tempat ini Tariqah al-Muktabarah al-Nahdliyyah (JATMA) yang diidentifikasi
juga sangat ditekankan pentingnya bagi setiap jamaah. Di tempat telah keluar dari kepemimpinan Kyai Musat‘in dan secara lebih
ini, masing-masing jamaah baik secara individu maupun ke- tegas merapat ke NU. Yang kedua ini berdiri pada waktu Muk-
lembagaan dari setiap daerah dapat saling berbaur dan saling tamar NU tahun 1979 di Magelang, yang pimpinan utamanya ada-
bertukar pengalaman, khususnya mengenai penanganan al-
Khidmah. ______________
32
Achmad Asrory al-Ishaqy, Tuntunan.., op. cit., hlm. p
2. Jaringan Eksternal al-Thariqah dan al-Khidmah 33
Gambaran umum tentang kedelapan tarekat tersebut bisa dilihat
misalnya Sri Mulyati (et.al), Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia, Ken-
Selain jaringan internal, al-Khidmah juga menciptakan jaring- cana, Jakarta, 2006
an eksternal. Landasannya sudah dibuat secara jelas oleh Romo 34
Dalam kasus Kyai Musta‘in itu, tarekat Rejoso Jombang kemudian
______________ terpisah menjadi tiga, yaitu tarekat Rejoso yang berkompromi dengan Golkar,
tarekat Cukir yang berkompromi dengan PPP, dan tarekat Kedinding Lor yang
31
Salah satu buktinya adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh bersikap netral. Tarekat Kedinding Lor inilah yang dipimpin oleh Kyi Usman al-
calon imam khushushi. Lihat Ahmad Asrori al-Ishaqiy, Pedoman…, op. cit., Ishaqi. Lihat uraian lengkapnya pada Mahmud Suyuti, Politik Tarekat Qadiriyah
hlm. 20 wa Naqsyabandiyah Jombang, Galang Press, Yogyakarta, 2001

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 43 44 ║Politik Majelis Zikir
lah Kyai Adlan Ali. Terhadap kedua organisasi ini, TQN-U dan al- Banyak pola yang ditempuh oleh al-Thariqah dan al-Khidmah
Khidmah juga menjalin komunikasi, tetapi tanpa masuk menjadi untuk membuka jaringan eksternal ini. Yang paling menonjol
anggota keduanya atau salah satunya. Itulah sebabnya, pernah ter- adalah pertama, mengadakan acara zikir bersama. Misalnya pada
jadi polemik antara TQN-U dengan sejumlah petinggi NU. saat pemerintahan tertentu memperingati hari ulang tahun, atau
Kedua, dengan ormas-ormas keagamaan dan parpol, terutama ada suatu lembaga yang mengadakan even tertentu, dan lain-lain.
yang memiliki paham keagamaan berdekatan, seperti Nahdlatul Kedua, mengundang tokoh-tokoh penting untuk memberikan kata
Ulama’ dan Muhammadiyah. Namun demikian, hubungan itu te- sambutan mewakili lembaga yang dipimpinnya, atau jamaahnya.
tap dilakukan dengan model kesetaraan, tidak dengan mensub- Menarik untuk dicatat di sini, bahwa panggung kegiatan al-
ordinasikan diri. Dalam hal ini, model komunikasi dilakukan de- Khidmah dibuat sedemikian rupa, dan bahkan telah distandarkan.
ngan cara masuknya jamaah al-Khidmah secara personal ke dalam Salah satu fungsinya adalah untuk mengajak duduk di depan orang-
lembaga-lembaga tersebut. Tampaknya model seperti inilah yang orang yang dianggap sesepuh, baik formal maupun non-formal.
terbaik. Sebab, TQNU tentu pernah belajar dari kasus yang terjadi Tidak sedikit tokoh-tokoh yang kemudian berkenan untuk diajak
pada Kyai Musta‘in. Bahkan Kyai Usman, sebagai tokoh utama menjadi bagian dari al-Khidmah, yakni melalui unsur Dewan
tarekat ini, telah memberikan contoh dengan cara bersikap netral. Penasehat. Ketiga, mengadakan acara sosial bersama, misalnya pem-
Di samping itu, tarekat ini juga berkeinginan agar bisa menampung bentukan lembaga yang bergerak di bidang pengembangan pen-
siapa saja yang ingin berzikir dengan baik di bawah bimbingan didikan. Selengkapnya bisa dilihat pada tabel 5.
seorang guru. Dekat tetapi tetap mengambil jarak, inilah barangkali Baik internal maupun eksternal, pembentukan jaringan itu
ungkapan yang menggambarkan pola jaringan ini. tentu saja mengalami hambatan-hambatan. Secara internal, sering
Ketiga, dengan lembaga-lembaga pemerintahan. Yang terakhir terjadi kompetisi yang “kurang sehat” di antara sesama jamaah.
ini biasanya dilakukan secara sejajar sesuai dengan tingkat ke- Secara eksternal, tidak sedikit pimpinan dari organisasi-organisasi
pengurusannya. Al-Thariqah dan al-Khidmah di tingkat wilayah atau jamaah-jamaah yang sudah lebih dulu mapan di suatu tempat,
akan bekerjasama dengan pemerintahan provinsi, al-Thariqah dan merasakan “kecemburuan” karena banyak jamaahnya yang ke-
al-Khidmah di tingkat kabupaten/kota akan bekerjasama dengan mudian beralih ke dalam jamaah al-Khidmah. Bahkan tidak sedikit
pemerintahan kabupaten/kota, begitu seterusnya. Kerjasama se- orang-orang yang tadinya sudah memiliki tarekat, beralih masuk ke
perti ini telah berjalan cukup lama dan cukup harmonis, mem- dalam tarekat ini, meski tentu saja tetap melalui prosedur yang
bentuk hubungan yang mutualis. Bagi al-Thariqah dan al-Khidmah, baku. Bagi al-Khidmah sendiri, ada ungkapan untuk mereka yang
hubungan itu memungkinkan para ulama memberikan advis ke- memiliki keyakinan terhadap tarekat ini, tetapi tidak memasukinya,
pada pemerintah dengan cara yang bijaksana. Bagi pemerintah, yakni ungkapan mu‘taqidin-mu‘taqidat. Ungkapan ini sudah menjadi
mereka dapat memberikan himbauan kepada masyarakat yang bagian dari solusi yang cukup. Umumnya, bila terjadi konflik,
hadir dalam jumlah besar, terutama terkait dengan upaya menjaga solusinya akan ditempuh secara alamiah. Masing-masing pihak
keamanan dan ketentraman serta menanamkan wawasan ke- akan berusaha untuk menuju pada titik perdamaian. Tidak ada
bangsaan. mediator khusus atau model khusus resolusi konflik.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 45 46 ║Politik Majelis Zikir
Tabel 5: al-Khidmah Jawa Tengah, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
Jaringan Jamaah al-Khidmah Jateng
yang ditempuh oleh al-Khidmah pusat. Sebab pola-pola itu telah
Jaringan Unsur Pola Pengembangan menjadi semacam pola baku. Namun demikian, tidak semua pola
Internal Silsilah, kelembagaan Pembenahan kelembagaan, bisa ditempuh oleh al-Khidmah Jawa Tengah. Berikut ini akan di-
tarekat, kelembagaan pemanfaatan media, pe- kemukakan sebagian pola yang telah berhasil ditempuh.36
al-Khidmah nerbitan karya, pembentukan Pertama, pembenahan kelembagaan. Sampai saat ini, di semua
unit usaha, pembentukan kabupaten/kota di Jawa Tengah telah ada kepengurusan al-Khid-
majelis khushushi
mah. Secara internal, mereka ini bertemu setiap tanggal sebelas
Eksternal Tarekat-tarekat (bukan Mengadakan acara zikir ber- bulan qamariyah di Pesantren al-Fithrah Meteseh, bersama dengan
anggota JATMI/JATMA), sama, mengundang untuk
para pengurus dan jamaah dari DIY. Di samping penguatan ke-
ormas keagamaan dan mengisi acara, membuat
parpol, pemerintah kegiatan soaial bersama pengurusan, proses pembentukan pengurus baru masih terus ber-
langsung untuk tingkat di bawahnya, seperti di tingkat kecamatan
Saat ini, Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah dan desa. Kedua, pemanfaatan media. Dibanding dengan wilayah
dan al-Khidmah telah tersebar luas, memiliki jamaah ratusan ribu. lain, barangkali baru Jawa Tengah yang memiliki radio yang me-
Menurut H. Hasanuddin,35 jamaah al-Khidmah saat ini telah me- nyiarkan banyak sekali hal terkait dengan al-Khidmah, mulai dari
rambah ke sejumlah negara lain, seperti Malaysia, Singapura, jurnal al-Khidmah, zikir dan ceramah yang disebut dengan acara
Philipina, bahkan Arab Saudi. Jamaah yang berada di luar negeri ini Mutiara Hikmah. Ketiga, pembentukan unit usaha. Dalam hal ini,
biasanya menyempatkan diri untuk bisa datang ke Kedinding unit usahanya baru sebatas menyediakan stand-stand untuk men-
minimal satu tahun sekali, yakni pada Haul Akbar yang diadakan jual produk-produk al-Khidmah pusat, seperti CD, VCD, air mi-
menjelang Ramadhan. num, baju koko, stiker dan lain-lain. Keempat, penanaman ke-
sadaran ukhuwah melalui majelis-majelis khushushi. Di Jawa Tengah
3. Jaringan Internal dan Eksternal al-Khidmah Jawa terdapat sekitar seratusan titik majelis khushushi. Semuanya me-
Tengah miliki pola yang hampir sama. Sebab sudah ada panduan bagi ke-
Selanjutnya, berkenaan dengan jaringan internal dan eksternal giatan khushushi tersebut.
al-Khidmah Jawa Tengah ini, akan dijelaskan pola-pola pembentuk- Sedangkan secara eksternal, al-Khidmah Jawa Tengah telah
an jaringan. Pola-pola pembentukan jaringan yang ditempuh oleh menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga, antara pertama,
______________ dengan Nahdlatul Ulama’ Wilayah Jawa Tengah. Kerjasama ini ke-
35
Penjelasan disampaikan pada acara Haul Akbar Kabupaten Kendal di
mudian diikuti oleh lembaga di tingkat bawahnya. Meski terkadang
Desa Nawangsari Weleri Kendal pada Senin, 26 Januari 2009. Di tahun 2001, sering terjadi hambatan, khususnya berkenaan dengan masih
Romo Kyai Achmad Asrori menyebutkan bahwa al-Thariqah dan al-Khidmah ______________
telah diterima di Pula Jawa, luar Jawa, Makkah al-Mukarramah, Malaysia dan
36
Singapura. Jadi waktu itu belum ada Philipina. Lihat Ahmad Asrori al-Ishaqiy, Uraian mengenai hal ini didasarkan pada wawancara dengan Ustadz
al-Faidh al-Rahmani li Man Yadhillu tahta al-Saqfi al-Utsmani fi al-Irthibath bi Musyafak dan H. Joko, Ketua Umum al-Khidmah Jawa Tengah dalam sejumlah
al-Ghauts al-Jilani, al-Khidmah, Surabaya, cet.V, 2006 kesempatan.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 47 48 ║Politik Majelis Zikir
adanya keinginan untuk memasukkan al-Khidmah menjadi sub b. Majelis Khushushi
organisasi NU. Kedua, dengan pemerintah provinsi, yang juga Majelis Khushushi adalah majelis zikir, bertawajjuh, bersimpuh,
diikuti oleh tingkat di bawahnya. Ketiga, dengan sejumlah perguru- bermunajat dan berdoa ke hadirat Allah swt., bagi para murid yang
an tinggi, seperti Unissula, IAIN Walisongo dan lain-lain. Umum- telah berbaiat secara khusus kepada Guru Thariqah, yang dilakukan
nya kerjasama itu dalam bentuk menghadirkan al-Khidmah ber- secara bersama-sama setiap satu minggu sekali, pada waktu dan
sama seluruh jamaahnya untuk berzikir di tempat yang meng- tempat yang telah diputuskan bersama dan disampaikan atau
undang berkenaan dengan even-even penting tertentu. dihaturkan kepada Guru Thariqah.39
D. Kegiatan Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng
c. Majelis Khushushi Kubra
Jamaah al-Khidmah memiliki dua jenis kegiatan, yaitu Majelis Khushushi Kubra adalah majelis khushushi gabungan,
kegiatan-kegiatan baku dan kegiatan-kegiatan tambahan. Yang di- yang dilakukan bersama-sama antar kelompok khushushi di suatu
maksud kegiatan baku adalah kegiatan yang formatnya sudah kawasan tertentu pada waktu dan tempat yang telah disepakati para
ditetapkan berdasarkan pedoman yang telah disepakati. Sedangkan pengurus Thariqah.
kegiatan tambahan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk me-
lengkapi upaya jamaah ini untuk berkiprah di tengah-tengah ma- d. Majelis Dzikir, Maulid dan Manaqib serta Ta‘lim
syarakat, meski formatnya juga distandarkan, tetapi dalam praktek- Majelis zikir, maulid dan manaqib serta ta‘lim adalah majelis
nya lebih banyak diserahkan kepada rapat. Berikut ini akan di-
yang mengamalkan bacaan al-Fatihah, istighatsah, maulid Nabi
kemukakan kegiatan-kegiatan baku berdasarkan buku pedoman
Besar Muhammad saw. dan manaqib al-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani
yang telah dikeluarkan oleh jamaah al-Khidmah disertai dengan
r.a. Majelis ini dipimpin oleh seorang Imam Majelis Zikir, Maulid
Standard Operating Procedure (SOP)-nya.37
dan Manaqib serta Ta‘lim.
1. Kegiatan-kegiatan Baku
e. Majelis Zikir, Maulid dan Manaqib Kubra serta
a. Majelis Mubaya‘ah Ta‘lim
Majelis Mubaya‘ah adalah majelis yang dilaksanakan oleh Guru
Majelis zikir, maulid dan manaqib kubra serta ta‘lim adalah
Thariqah kepada calon murid pada waktu dan tempat yang telah
kegiatan gabungan dari majelis yang sama dari beberapa tempat
diputuskan bersama oleh para Dewan Pengurus Thariqah dan
dan daerah atau wilayah pada waktu dan tempat yang telah di-
disampaikan atau dihaturkan kepada Guru Thariqah.38
putuskan bersama dengan para pengurus Thariqah dan para pe-
______________
ngurus al-Khidmah.
37
Rujukan utama sub bab ini adalah Pedoman Kepemimpinan dan Ke-
pengurusan dalam Kegiatan dan Amaliah al-Thariqah dan al-Khidmah. Catatan-
catatan tambahan akan diberikan di sela-sela uraian disertai dengan rujukan-
______________
nya. 39
Dalam prakteknya, Majelis Khushushi ini tidak hanya diikuti oleh
38
Guru Thariqah yang dimaksud di dalam sub bab ini, sekarang ini, ada- muridin-muridat, tetapi juga oleh muhibbin-muhibbat atau jamaah al-
lah Romo Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqiy. Khidmah.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 49 50 ║Politik Majelis Zikir
f. Majelis Haul a. Penetapan Imam Khushushi

Majelis haul adalah majelis zikir, maulidur Rasul saw. dan 1) Penjaringan Imam Khushushi dilakukan melalui be-
kirim doa kepada para guru-guru, ‘ibadillahish-shalihin, serta untuk berapa cara, antara lain:
mengirim doa kepada kedua orang tua, pinisepuh, juga kepada a) Memilih kyai atau ustadz atau sesepuh se-
arwahul muslimin wal muslimat, wal mu’minin wal mu’minat. Majelis ini tempat
dilaksanakan dalam kawasan wilayah terbatas pada waktu dan b) Calon tersebut adalah orang yang istiqamah
menjalankan kewajiban amaliyah sebagai mu-
tempat yang telah diputuskan oleh para Dewan Penasehat, Pe-
rid dan istiqamah menjalankan khushushi.40
ngurus Thariqah dan Pengurus al-Khidmah.
c) Calon tersebut istiqamah mendatangi majelis-
g. Majelis Haul Akbar majelis yang diadakan atau dianjurkan oleh
Guru Thariqah.
Majelis haul akbar adalah majelis haul yang melibatkan jama-
d) Berperilaku tawadhu‘ (rendah hati) dan tasamuh
ah dari berbagai wilayah kota atau kabupaten pada waktu dan
(toleran) terhadap para kyai, ustadz, sesepuh
tempat yang telah diputuskan bersama oleh para Dewan Penasehat,
dan sesama hamba Allah swt.
Pengurus Thariqah dan Pengurus al-Khidmah dan disampaikan e) Mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap
atau dihaturkan kepada Guru Thariqah. sesama murid atau jamaah maupun seluruh
Di samping itu, ada kegiatan yang sangat penting bagi setiap kegiatan yang diadakan atau dianjurkan oleh
jamaah, yakni kegiatan bulanan setiap ahad kedua bulan qamariyah Guru Thariqah.
di Pesantren al-Fithrah Kedinding Surabaya. Dalam berbagai ke- 2) Setelah pengurus thariqah memilih 2-3 orang calon
sempatan majelis khushushi, selalu ditekankan pentingnya meng- imam khushushi, selanjutnya pengurus thariqah
ikuti kegiatan ini. Sebab kegiatan ini dipimpin langsung oleh Romo dapat membawa para calon imam khushushi tersebut
Kyai Ahmad Asrori. Ditekankan, bahwa melihat beliau dapat me- ke hadapan majelis dimana Guru Thariqah dapat
ningkatkan kualitas spiritual seseorang, terutama bagi mereka yang bertemu dengan para calon tersebut.
sudah menjadi murid. Biasanya jamaah al-Khidmah Jawa Tengah 3) Calon imam khushushi yang disampaikan atau di-
mengadakan rombongan untuk pergi ke sana dengan mengguna- haturkan kepada Guru Thariqah, kemudian ditetap-
kan sejumlah bus. Puncak dari kegiatan ini adalah kegiatan bulanan kan dan diumumkan kepada para murid atau
sebelum Ramadhan. Biasanya kegiatan ini diikuti oleh hampir jamaah khushushi.41
semua jamaah, termasuk yang berasal dari luar negeri, seperti ______________
Malaysia, Singapura dan Philipina. 40
Dalam sebuah majelis khushushi di Masjid Agung Boja Kendal, Ustadz
Musyafak menjelaskan bahwa seorang imam khushushi harus istiqamah me-
2. Standard Operating Procedure (SOP) mimpin majelis khushushi dalam kondisi apapaun dan bagaimanapun. Bahkan
ketika sakit pun, selama masih bisa ditandu untuk datang ke majelis khu-
Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut prosedur operasional shushi, ia tetap harus datang.
41
baku bagi kegiatan-kegiatan di atas. Di sini tidak dinyatakan dengan tegas, apakah para calon imam
khushushi itu diangkat semua sebagai imam khushushi oleh Guru Thariqah atau

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 51 52 ║Politik Majelis Zikir
b. Majelis Mubaya‘ah 3) Pengurus al-Khidmah bertanggung jawab untuk
1) Imam khushushi mendata para ikhwan dan akhawat mencari beberapa alternatif calon tempat majelis
khushushi dengan memperhatikan beberapa per-
yang akan berbaiat.
timbangan sebagai berikut:
2) Hasilnya dilaporkan kepada Pengurus Thariqah ting-
a) Mendapat restu dari pinisepuh, kepala desa, dan
kat desa, kecamatan, kota/kabupaten atau provinsi.
masyarakat setempat, dan apabila di masjid
3) Atas laporan tersebut, Pengurus Thariqah tersebut
atau mushalla maka harus mendapat restu dari
melaporkan kepada Pengurus Pusat untuk men- takmir atau nadhir.42
dapatkan jadwal pelaksanaan mubaya‘ah di wilayah- b) Luas tempatnya dapat menampung seluruh
nya. calon jamaah majelis khushushi.
4) Jika sudah mendapat jawaban tertulis dari pengurus c) Mudah dijangkau dari berbagai jurusan atau
pusat, maka akan segera dibentuk kepanitiaan khu- arah dan tempat.
sus untuk kegiatan majelis mubaya‘ah. d) Tidak bersamaan atau terganggu dengan acara
5) Publikasi kegiatan majelis mubaya‘ah dilaksanakan atau kegiatan lain.
pada H-15 ke seluruh koordinator desa, kecamatan e) Jarak dengan tempat majelis khushushi lainnya
sampai kota atau kabupaten. minimal tiga km.
6) Biaya pelaksanaan kegiatan majelis mubaya‘ah menjadi
tanggung jawab bersama dari jamaah Thariqah dan d. Pelaksanaan Majelis Khushushi
al-Khidmah di seluruh kawasan tersebut serta me- 1) Setelah tempat dan waktu khushushi disampaikan
nerima sumbangsih dan tali asih dari para dermawan, atau dihaturkan kepada Guru Thariqah dan beliau
perorangan atau lembaga yang tidak mengikat. menerima penetapannya, maka para murid atau ja-
c. Penetapan Tempat Majelis Khushushi maah di desa dan daerah yang terdekat harus segera
melaksanakan majelis khushushi.
1) Pengurus thariqah mengajukan penetapan tempat
2) Pada putaran 1-5, yang menjadi imam khushushi ada-
kepada Guru Thariqah melalui pengurus pusat.
lah imam khushushi yang ditunjuk oleh Guru Tha-
2) Tempat majelis khushushi harus segera ditempati
riqah atau imam khushushi dari daerah terdekat de-
setelah disampaikan atau dihaturkan kepada Guru
Thariqah. ngan sepengetahuan dan persetujuan pengurus
Thariqah wilayahnya.
_______________
hanya satu di antaranya. Namun dalam prakteknya, tiap majelis khushushi
terdapat hanya satu imam khushushi. Menurut Ustadz Musyafak, hal ini ______________
berbeda dengan kebijakan Romo Kyai Usman, dimana dalam tiap majelis
42
khushushi terdapat lebih dari satu imam khushushi. Kebijakan hanya satu Menurut Ustadz Musyafak, Romo Kyai Asrori pernah berpesan agar
imam khushushi ini diambil oleh Romo Kyai Asrori dengan pertimbangan agar sebisa mungkin majelis khushushi diadakan di Masjid atau bahkan di Masjid
seorang imam khushushi tidak dengan mudah berdalih mewakilkan tugasnya Agung, agar masyarakat tahu bahwa kegiatan majelis khushushi itu bukan
kepada imam khushushi yang lain. sesuatu yang dilarang atau rahasia.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 53 54 ║Politik Majelis Zikir
3) Selanjutnya pengurus thariqah memilih 2-3 orang 5) Urutan Acara Majelis Khushushi Tujuh Harian (Shu-
calon imam khushushi setempat, lalu disampaikan ghra):
atau dihaturkan kepada Guru Thariqah. a) Al-Fatihah;
b) Pengajian Tauhid, Fiqih atau Tasawuf;
e. Majelis Khushushi Kubra
c) Doa; dan
1) Tujuan Majelis Khushushi Kubra d) Khushushi
a) Untuk mempererat dan memperkuat tali ikat- 6) Yang Berperan dalam Majelis Khushushi Tujuh
an silaturrahmi dan rohani antar para murid Harian (Shughra):
atau jamaah sehingga makin tumbuh rasa per- a) Al-Fatihah dan pengajian oleh para imam
saudaraan dan kebersamaannya. khushushi atau kyai atau ustadz atau pinisepuh;
b) Untuk menimbulkan rasa saling memiliki ter- b) Khushushi oleh imam khushushi setempat; dan
hadap keberadaan majelis thariqah dengan se- c) Bagi desa yang berdekatan yang majelis
gala kegiatan dan amaliyahnya. khushushi-nya bergiliran, pengajiannya oleh
c) Agar mendapatkan tuntunan dan bimbingan imam khushushi atau kyai atau ustadz atau
yang merata dari para Dewan Penasehat, imam pinisepuh dari desa lain, sedang imam khushushi-
khushushi, kyai dan ustadz serta pinisepuh. nya adalah imam khushushi desa yang ke-
2) Penetapan Wilayah Majelis Khushushi Kubra. tempatan.
Penetapan wilayah majelis khushushi kubra dilaksana- 7) Urutan Acara Majelis Khushushi Kubra:
a) Al-Fatihah;
kan berdasarkan rapat yang dilaksanakan oleh de-
b) Istighatsah;
wan penasehat, para pengurus thariqah dan para
c) Tahlil (menggunakan panduan Iklil);
pengurus al-Khidmah.
d) Maulidur Rasul saw. (fi hubbi);
3) Penetapan Waktu Majelis Khushushi Kubra.
e) Pengajian; dan
Penetapan waktu majelis khushushi kubra dilaksana-
f) Khushushi
kan berdasarkan rapat yang dilaksanakan oleh de-
8) Yang Berperan dalam Majelis Khushushi Kubra
wan penasehat, para pengurus thariqah dan para
a) Para imam khushushi atau kyai atau ustadz atau
pengurus al-Khidmah.
sesepuh, sedang yang menjadi tuan rumah
4) Kewajiban Para Murid/Jamaah Khushushi Kubra tidak boleh mengambil peran apapun dalam
a) Seluruh murid/jamaah yang ber-khushushi di kegiatan majelis khushushi kubra tersebut.
wilayah tersebut wajib mengikuti majelis khu- b) Para imam khushushi atau kyai atau ustadz atau
shushi kubra. sesepuh dari tempat majelis khushushi lain
b) Pada minggu tersebut seluruh kegiatan majelis mengambil peran secukupnya secara berganti-
khushushi di wilayah tersebut diliburkan. an atau bergilir, yakni: al-Fatihah dan istighatsah
1 orang; Surat Yasin dan doa 1 orang; tahlil dan

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 55 56 ║Politik Majelis Zikir
doa 1 orang; maulid dan doa maulid 1 orang; 4) Diutamakan dan diharapkan yang memberi mau’i-
pengajian 1 orang dan khushushi 1 orang. zhah hasanah dan doa Surat Yasin, doa tahlil dan doa
c) Materi pengajain diambil dari kitab-kitab yang maulid serta doa penutup adalah kyai, ustadz atau
kuat dan masyhur baik mengenai tauhid, fiqih pinisepuh yang diundang dari luar murid thariqah dan
maupun tasawuf. selain jamaah al-Khidmah.
d) Topik pengajian harus jelas dan dibawakan 5) Majelis tersebut terbuka untuk umum dan meng-
oleh imam khushushi atau kyai atau ustadz atau undang para kyai, ustadz, pinisepuh dan tokoh ma-
sesepuh yang sesuai dengan bidang keahlian- syarakat setempat.
nya. 6) Urutan acaranya adalah:
e) Waktu pengajian tidak boleh lebih dari 60 a) Al-Fatihah;
menit atau satu jam. b) Istighatsah;
9) Biaya Majelis Khushushi Kubra
c) Surat Yasin;
a) Seluruh biaya khushushi kubra harus dihitung
d) Doa Yasin;
secara detail oleh pengurus al-Khidmah di wi-
e) Manaqib;
layah tersebut.
f) Doa Manaqib;
b) Seluruh biaya khushushi kubra ditanggung oleh
semua murid dan jamaah al-Khidmah yang g) Tahlil;
berada di wilayah tersebut. h) Doa Tahlil;
c) Menerima sumbangsih dan taliasih dari para i) Mau’izhah Hasanah (bisa atau tidak diadakan);
dermawan, perorangan atau lembaga yang dan
tidak mengikat. j) Doa.
7) Yang berperan dalam acara tersebut adalah:
f. Majelis Zikir, Maulid dan Manaqib serta Ta‘lim a) Al-Fatihah dan Istighatsah 1 orang;
1) Setiap majelis khushushi wajib menyelenggarakan b) Surat Yasin 1 orang;
majelis zikir, maulid dan manaqib serta ta‘lim mini- c) Manaqib oleh tim;
mal sebulan sekali. d) Doa Manaqib 1 orang;
2) Di setiap desa boleh diadakan secara istiqamah dan s- e) Tahlil dan doanya 1 orang;
ecara bergiliran, antar tempat per tempat atau f) Mau’izhah Hasanah 1 orang; dan
rumah per rumah. g) Doa 1 orang.
3) Majelis zikir, maulid dan manaqib serta ta‘lim dipim-
g. Majelis Zikir, Maulid dan Manaqib Kubra serta
pin oleh seseorang yang telah dipilih dan ditetapkan Ta‘lim
oleh jamaah dari imam khushushi atau kyai atau
ustadz atau pinisepuh secara bergantian atau bergilir 1) Majelis zikir, maulid dan manaqib kubra serta ta‘lim
dalam berperan. adalah gabungan dari beberapa majelis yang sama
dari beberapa daerah atau wilayah.

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 57 58 ║Politik Majelis Zikir
2) Penetapan cakupan wilayah gabungan, waktu dan e) Tahlil dan doa 1 orang;
tempat penyelenggaraan ditetapkan oleh rapat yang f) Maulidur Rasul saw. oleh tim;
dihadiri oleh para penasehat dan para pengurus g) Sambutan sahibul bait atau pinisepuh 1 orang;
thariqah serta pengurus al-Khidmah di wilayah ter- h) Sambutan mewakili pejabat 1 orang;
sebut. i) Mau’izhah Hasanah 1 orang; dan
3) Tempat pelaksanaan berpindah-pindah sesuai ke- j) Doa maulidur Rasul saw. 1 orang.
sepakatan rapat bersama. 8) Pedoman sambutan tuan rumah atau pinisepuh
4) Kegiatan majelis ini dilaksanakan minimal setiap adalah:
tiga bulan sekali atau melihat kadar kebutuhan dan a) Ucapan syukur;
manfaat serta hikmahnya. b) Memohon maaf atas segala kekurangsem-
5) Majelis ini terbuka untuk umum dan mengundang purnaan dalam berkhidmah; dan
para kyai, ustadz, pinisepuh, para pejabat pemerintah- c) Memohon doa agar majelis zikir, maulid dan
an, kumpulan-kumpulan dan lembaga-lembaga serta manaqib serta ta‘lim dapat berjalan dengan tertib,
organisasi-organisasi dari dalam dan luar wilayahnya. istiqamah dan thuma‘ninah dan manfaat serta maq-
bul dan diridhai oleh Allah swt. di dunia dan
6) Urutan acaranya adalah:
akhirat.
a) Al-Fatihah;
9) Pedoman sambutan mewakili pejabat adalah:
b) Istighatsah;
a) Ucapan syukur;
c) Surat Yasin;
b) Mohon doa dari para jamaah dan masyarakat
d) Doa Yasin;
agar dalam menjalankan amanat dan tugas ke-
e) Manaqib;
wajibannya mendapatkan pertolongan, naung-
f) Doa Manaqib;
an dan lindungan serta petunjuk dari Allah
g) Tahlil;
swt.; dan
h) Doa Tahlil;
i) Maulidur Rasul saw. (fi hubb atau asyraqal); c) Mendorong agar majelis ini makin bertambah
j) Sambutan Sahibul Bait atau Pinisepuh; syiar dan memperoleh pertolongan, naungan
k) Sambutan mewakili Pejabat; dan lindungan serta maqbul dan diridhai oleh
l) Mau’izhah Hasanah; dan Allah swt. di dunia dan akhirat.
m) Doa Maulidur Rasul saw. 10) Pedoman Mau’izhah Hasanah majelis ini adalah:
7) Yang berperan dalam acara tersebut adalah: a) Menguatkan dan mengokohkan serta meman-
a) Al-Fatihah dan Istighatsah 1 orang; tapkan iman dan i‘tiqad serta membesarkan hati
b) Surat Yasin dan doa 1 orang; para jamaah yang hadir dan masyarakat umum;
c) Manaqib oleh tim; b) Tidak menyinggung soal politik; dan
d) Doa Manaqib 1 orang;

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 59 60 ║Politik Majelis Zikir
c) Tidak menyinggung dan menyakiti perasaan c. Majelis Asyura (sepuluh Muharram);
dan hak serta menjelek-jelekkan orang dan d. Majelis Nishfu Sya‘ban;
kelompok lain. e. Majelis Tahlil;
h. Majelis Haul/Haul Akbar: f. Majelis Lamaran;
g. Majelis Akad Nikah;
1) Majelis haul/haul akbar ditetapkan dalam rapat ber-
sama antara Dewan Penasehat, pengurus thariqah h. Majelis Walimatul Arus;
dan pengurus al-Khidmah. i. Majelis Walimatul hamli (tujuh bulan masa kehamilan);
2) Waktu dan tempat ditetapkan secara musyawarah. j. Majelis walimatut tasmiyah (pemberian nama); dan
3) Disampaikan atau dihaturkan kepada Guru Thari- k. Kegiatan al-Khidmah atas undangan pribadi atau lem-
qah. baga lain.[]
4) Waktu penyelenggaraan haul/haul akbar ditetapkan
satu tahun sekali.
5) Biaya penyelenggaraan haul akbar ditanggung ber-
sama oleh seluruh murid dan jamaah al-Khidmah
serta menerima sumbangsih dan taliasih dari para
dermawan, perorangan atau lembaga yang tidak
mengikat, dan
6) Tata cara dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
penyelenggaraan dan amaliyah, mengacu kepada pe-
laksanaan majelis zikir, maulid dan manaqib kubra
serta ta‘lim di atas.

3. Kegiatan-kegiatan Tambahan

Selain kegiatan-kegiatan tersebut di atas, terdapat sejumlah


kegiatan yang bersifat tambahan, yakni menjadi bagian dari upaya
jamaah al-Khidmah untuk dapat berkiprah lebih banyak di tengah-
tengah masyarakat. Namun demikian, kegiatan-kegiatan tambahan
ini tetap mendapatkan perhatian berkenaan dengan teknis dan
pelaksanaan standarnya. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah:
a. Majelis Khatmil Qur’an;
b. Shalat malam;

Gambaran Umum Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Jateng ║ 61 62 ║Politik Majelis Zikir
memiliki rasionalitas yang beragam. Menurut Johnson, rasionalitas
tindakan-tindakan itu dapat digolongkan menjadi empat, yaitu
rasionalitas instrumental, rasionalitas nilai, rasionalitas tradisional
dan rasionalitas afektif.2
Dalam penelitian ini, perilaku politik diartikan sebagai ke-
giatan yang dilakukan oleh keluarga besar Majelis Zikir al-Khidmah,
mulai dari dewan penasehat, para pengurus sampai para jamaah
yang berkaitan dengan politik. Kegiatan-kegiatan itu merupakan
wujud partisipasi mereka sebagai warga negara dan dapat terjadi
dalam berbagai bentuk. Dalam penelitian ini, perilaku itu dikate-
gorikan ke dalam dua perilaku utama, yaitu perilaku memilih dan
BAB III dipilih.
PERILAKU POLITIK MAJELIS ZIKIR Menurut Budihardjo, perilaku memilih bagi kyai pesantren
AL-KHIDMAH WILAYAH JATENG PADA akan terkait dengan empat faktor, yaitu kekuasaan, kepentingan,
kebijakan dan budaya politik.3 Pertama, faktor kekuasaan meliputi
PILLEG 2009
cara untuk mencapai hal yang diinginkan melalui sumber-sumber
kelompok yang ada di masyarakat. Kekuasaan ini merupakan do-
rongan manusia dalam berperilaku politik termasuk perilaku me-
milih. Kedua, faktor kepentingan merupakan tujuan yang dikejar
Menurut terminologi politik, perilaku politik diartikan sebagai oleh pelaku-pelaku atau kelompok politik. Dalam hal ini, Laswell
kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksana- menyatakan bahwa pada dasarnya dalam mengejar kepentingan
an keputusan politik. Kegiatan politik ada yang dilakukan oleh tersebut, manusia membutuhkan nilai-nilai: kekuasaan, pendidik-
pemerintah berkaitan dengan fungsi pemerintah dan ada kegiatan an, kekayaan, kesehatan, ketrampilan, kasih sayang, keadilan dan
politik yang dilakukan oleh masyarakat berkaitan dengan fungsi kejujuran. Ketiga, faktor kebijakan sebagai hasil dari interaksi antara
politik.1 Perilaku politik keluarga besar Majelis Zikir al-Khidmah, kekuasaan dan kepentingan yang biasanya berbentuk perundang-
undangan. Kebijakan akan memiliki implikasi penting dalam
baik dalam kapasitas sebagai pribadi maupun kelompok memiliki
perilaku politik. Keempat, budaya politik, yaitu orientasi subyektif
arti subyektif, memiliki tujuan tertentu dan bukan merupakan
perilaku yang muncul secara kebetulan. Tindakan-tindakan mereka ______________
2
Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Jilid I, Gramedia Jakarta, 1986,
______________ hlm. 219-222
1 3
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1992, Miriam Budihardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1998,
hlm. 131 hlm. 49

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 63 64 ║Politik Majelis Zikir


individu terhadap sistem politik. Kebudayaan politik sebagai orien- M) merupakan tokoh yang paling kharismatik dari rangkaian guru
tasi nilai dan keyakinan politik yang melekat dalam diri individu tarekat yang disebut terakhir ini. Ketika Kyai Romli wafat, terjadi
dapat dianalisis dalam beberapa orientasi, yaitu orientasi kognitif, krisis kepemimpinan dalam tarekat ini. Kepemimpinan pesantren
afektif dan evaluatif yang mendasari perilaku politik.4 Keempat telah diserahkan kepada putranya, Kyai Musta‘in sejak satu tahun
faktor ini tentu saja dapat digunakan sebagai pisau analisis untuk sebelumnya dan sebelum wafat Kyai Romli juga sempat mewasiat-
melihat bagaimana perilaku memilih dari para dewan penasehat, kan tarekat ini kepada Kyai Musta‘in melalui ijazah bai‘at. Namun
para pengurus dan para jamaah Majelis Zikir ini. sampai saat itu, Kyai Musta‘in belum berminat betul pada tarekat.
Sebagaimana telah disinggung di atas, perilaku politik Majelis Selama beberapa waktu, ia dibina oleh khalifah utama ayahnya,
Zikir ini tentu tidak terlepas dari sikap dan pandangan mereka ter- yaitu Kyai Usman al-Ishaqi di Sawahpulo, Surabaya. Setelah diajari
hadap pilleg. Menurut Thaba, ada empat sikap politik umat Islam, semua muraqabah di bawah bimbingan Kyai Usman, Kyai Musta‘in
yaitu: Pertama, kelompok yang berpandangan pragmatis dan cen- mulai bertugas sebagai mursyid. Kyai Musta‘in berhasil meng-
derung mengintegrasikan diri dengan kekuasaan serta meninggal- konsolidasikan hampir semua badal ayahnya dan membangun lebih
kan label ideologinya. Kedua, kelompok akomodatif, yakni kelom-
lanjut jaringan tarekatnya. Sedikit demi sedikit ia muncul sebagai
pok yang sikap dan pemikiran politiknya reseptif dan kompromis,
tokoh penting pada tingkat provinsi, bahkan nasional. Ia pandai
namun tidak selalu berintegrasi. Ketiga, kelompok transformatif,
menjalin hubungan dengan pemerintah dan sempat menjadi tokoh
yakni kelompok yang memiliki komitmen perubahan yang men-
utama dalam Jam‘iyyah Ahlit Tariqah al-Muktabarah, yang berdiri
dasar, tetapi menolak cara-cara yang radikal. Dan keempat, ke-
tahun 1957 dan berafiliasi ke NU. Organisasi ini mendaftar 44
lompok prinsipalis, yakni kelompok yang menghendaki ditegak-
tarekat yang muktabarah, tetapi yang paling dominan hanya
kannya prinsip-prinsip dasar Islam.5
Naqsyabandiyyah dan Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah.6
Sebelum mengemukakan perilaku politik al-Khidmah, terlebih
Pada awal dasawarsa 1960-an, Kyai Musta‘in mulai memain-
dahulu akan diulas bagaimana latar belakang politik berdirinya
kan peranan menonjol dan mencapai puncak pengaruhnya pada
majelis zikir ini.
pertengahan 1970-an. Pada muktamar kelima Jamiyah Ahlit
A. Latar Belakang Politik Berdirinya al-Khidmah Thariqah al-Muktabarah di Madiun tahun 1975, Kyai Musta‘in ter-
pilih sebagai ketua umum. Menjelang 1977, Kyai Musta‘in memper-
Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah tidak bisa dilepaskan taruhkan popularitasnya dengan ikut serta dalam kampanye Golkar
dari Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah di Pesantren Darul setelah sebelumnya mendapat sejumlah bantuan. Hal ini dianggap
Ulum Rejoso Jombang Surabaya. Kyai Romli bin Tamim (w. 1957 sebagai pengkhianatan, dan kemudian ia dicopot dari posisi ketua
______________ umum. Untuk tindakan-tindakan selanjutnya, prakarsanya lebih
4
Khoiro Ummatin, Perilaku Politik Kyai, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2002, hlm. 32-33
______________
5 6
Abdul Aziz Thaba, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru, Gema Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Mizan,
Insani Press, Jakarta, 1996, hlm. 334 Bandung, 1992, hlm. 178-179

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 65 66 ║Politik Majelis Zikir


banyak datang dari Pesantren Tebuireng di Jombang. Sebab sejak keduanya. Itulah sebabnya, beliau juga menerima sejumlah badal
dulu Tebuireng memang bersikap ambivalen terhadap tarekat. yang semula adalah badal dari Kyai Musta‘in. Datangnya sejumlah
Pada saat konflik itu, orang di sekitar Kyai Adlan Ali di Pe- badal itu sangat wajar, mengingat jauh sebelum Kyai Musta‘in
santren Cukir, yang semula adalah salah satu badal Kyai Musta‘in, mampu menjadi mursyid, beliaulah yang mengajarinya, dan sudah
mendorongnya untuk keluar dari Kyai Musta‘in dan mengganti- banyak yang mengakui Kyai Usman sebagai pengganti Kyai Romli.
kannya sebagai mursyid di Jombang. Karena ia hanya badal dan be- Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah pimpinan Kyai
lum mendapatkan ijazah bai‘at, maka ia diberi pelajaran terlebih Usman ini terus berkembang pesat. Dan di akhir hayat beliau,
dahulu oleh syeikh tarekat senior di Mranggen, yaitu Kyai Muslih. situasi suksesi yang terjadi dari Kyai Usman ke Kyai Asrori rupanya
Setelah Kyai Adlan menerima ijazah bai‘at, sebagian besar badal sama-sama mengalami kendala sebagaimana yang terjadi pada
Kyai Musta‘in, terutama mereka yang pernah di Tebuireng, suksesi dari Kyai Romli ke Kyai Musta‘in. Bedanya, pada kasus Kyai
berpindah ke Kyai Adlan. Sebagian lain berpindah ke Kyai Usman Musta‘in, Kyai Musta‘in masih muda dan belum cukup mampu
al-Ishaqi di Surabaya. Kyai Usman sendiri tidak ikut berperan untuk menjadi mursyid, sehingga sejumlah murid Kyai Romli me-
dalam konflik tadi dan, menurut Martin, mengambil jarak dari ke- ragukannya. Sedang pada kasus Kyai Asrori, Kyai Asrori masih
dua belah pihak.7 Sementara menurut Mahmud Suyuthi, dalam muda dan ada saudaranya yang merasa tidak setuju dengan ke-
kasus Kyai Musta‘in itu, tarekat Rejoso Jombang kemudian terpisah pemimpinannya dalam tarekat. Sehingga baik Kyai Musta‘in mau-
menjadi tiga. Pertama, tarekat Rejoso yang berkompromi dengan pun Kyai Asrori sama-sama harus melakukan usaha keras untuk
Golkar di bawah pimpinan Kyai Musta‘in, tarekat Cukir yang ber- mengkonsolidasikan tarekatnya masing-masing. Dan keduanya
kompromi dengan PPP di bawah pimpinan Kyai Adlan Ali, dan sama-sama sukses.
tarekat Kedinding Lor Surabaya yang bersikap netral di bawah Tampaknya, Kyai Asrori juga mengambil pelajaran dari apa
pimpinan Kyi Usman al-Ishaqi.8 yang terjadi pada Kyai Musta‘in, sehingga ada beberapa karak-
Memang bisa dibenarkan menyebut sikap Kyai Usman itu se- teristik penting yang beliau tekankan dalam tarekat dan al-Khidmah
bagai sikap netral, karena memang tidak memihak kepada salah yang beliau pimpin. Pertama, tidak masuk ke dalam organisasi
satunya, yakni Kyai Adlan maupun Kyai Musta‘in. Sikap netral ini tarekat yang berafiliasi kepada NU, yang bernama Jamiyah Ahlit
mengandung konsekuensi bahwa beliau tetap setuju kepada ke- Thariqah al-Muktabarah al-Nahdliyyah (JATMA). Sebab masuk ke
duanya. Tetapi akan lebih tepat bila dinyatakan bahwa Kyai Usman dalam organisasi ini akan mempersempit ruang gerak al-Khidmah,
dalam konflik itu “mengambil jarak” dari keduanya. Dengan kata yakni hanya akan menjadi wadah bagi kaum Nahdliyyin semata.
lain, secara halus beliau ingin mengatakan tidak setuju kepada Padahal tujuan semula dari terbentuknya al-Khidmah adalah untuk
menampung siapa saja yang ingin berzikir, tanpa melihat latar
______________
belakang organisasi keagamaannya. Di samping itu, menjadi ang-
7
Ibid., hlm. 180
8
gota organisasi ini sama dengan memihak kepada mereka yang
Lihat uraian lengkapnya pada Mahmud Suyuti, Politik Tarekat Qadiri-
yah wa Naqsyabandiyah Jombang, Galang Press, Yogykarta, 2001 nota bene membelot dari kepemimpinan Kyai Musta‘in. Padahal,

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 67 68 ║Politik Majelis Zikir


apapun yang terjadi, Kyai Musta‘in adalah putra dari seorang atau menolak. Meskipun beliau tentu paham bahwa sebagian besar
mursyid yang menjadi salah satu mata rantai dalam tarekat ini.9 Di jamaahnya adalah warga NU. Secara tegas beliau memberikan ke-
sisi lain, tarekat dan al-Khidmah ini juga tidak masuk ke dalam bebasan kepada jamaah untuk memilih partai manapun sepanjang
organisasi Jam‘iyyah Ahlit Thariqah al-Muktabarah Indonesia membawa kemaslahatan. Namun ada fenomena menarik, yang
(JATMI), yang merupakan kelanjutan dari organisasi yang dipimpin akan dikaji kemudian, yaitu bahwa dalam sejumlah ceramahnya
oleh Kyai Musta‘in. Sebab masuk ke dalam organisasi ini sama Kyai Asrori sering melakukan kritik yang dapat dimaknai diarahkan
dengan mendukung sikap Kyai Musta‘in dan tidak sejalan dengan kepada Gus Dur, sewaktu Gus Dur menjadi presiden.
sikap yang dulu diambil oleh Kyai Usman. Salah satu ciri yang menonjol dari tarekat ini adalah ke-
Efek dari sikap netral ini sebenarnya tidak selamanya positif. dekatannya dengan pemerintah. Namun demikian, kedekatan ini
Ada kemungkinan untuk “dimusuhi” oleh kedua belah pihak, tidak sampai membawa dampak-dampak yang “negatif”. Sebab
bukan “dibaiki” oleh keduanya seperti yang diinginkan. Dalam masing-masing telah sama-sama mendapatkan manfaat dari
politik ada ungkapan: “Menjadi teman dari semua orang adalah hubungan baik itu. Di satu sisi, al-Thariqah dan al-Khidmah dapat
sama dengan menjadi tidak punya teman.” Dalam kenyataannya, memberikan nasehatnya secara bijak kepada pemerintah, dan di sisi
tarekat ini dan al-Khidmah ini pernah mendapatkan reaksi negatif lain pemerintah dapat memberikan himbauan kepada jamaah yang
dari NU struktural, sebagaimana telah disebutkan. Namun de- jumlahnya sangat besar untuk turut serta menyukseskan program-
mikian, sikap ini tentu telah disadari dan telah menjadi pilihan program pemerintah. Dengan kata lain, hubungan baik itu tetap
sadar. Dengan penjelasan dan sikap yang santun, apa yang diingin- dalam batas saling setara. Tidak ada pihak yang merasa berhutang
kan dari sikap netral itu akhirnya dapat diwujudkan. budi dengan pihak lain.
Kedua, tidak mendukung parpol tertentu, tetapi tetap menjaga Ketiga, mulai merangkul dan menerima jamaah dari kalangan
hubungan baik dengan pemerintah. Sikap ini juga merupakan ke- menengah ke atas. Ini berbeda dengan jamaah TQN sebelumnya.
lanjutan dari sikap yang diambil oleh Kyai Usman, yang tidak Sebagaimana telah dikemukakan, Tarekat Qadiriyyah wa Naqsya-
mengikuti tarekat Cukir yang secara politik berafiliasi ke PPP dan bandiyyah merupakan salah satu varian dari Tarekat Naqsya-
tidak pula mengikuti tarekat Rejoso yang secara politik berafiliasi ke bandiyyah. Dua cabang lainnya adalah Mazhariyah dan Khalidiyah.
Golkar. Setelah NU mendeklarasikan PKB, tarekat ini dan al- Berbeda dengan dua varian ini yang lebih banyak memiliki jamaah
Khidmah melalui Kyai Asrori tidak mengambil sikap mendukung dari kalangan menengah ke atas, tarekat Qadiriyyah wa Naqsya-
______________ bandiyyah lebih banyak memiliki jamaah dari kalangan menengah
9
ke bawah. Itulah sebabnya, di masa-masa awal berdirinya, para pe-
Sedemikian tingginya status Kyai Romli dalam tarekat ini, sehingga
tarekat ini memiliki sebuah bacaan salawat yang disebut dengan Salawat mimpin tarekat ini lebih banyak berhadapan dengan para penguasa.
Romliyyah. Salawat ini merupakan semacam silsilah singkat, yang di dalamnya
Mereka lebih banyak menjadi pembela kaum lemah secara
memuat nama Kyai Romli, Kyai Usman dan juga Kyai Ahmad Asrori. Salawat ini
dibaca pada setiap akhir majelis khushushi. Lihat Achmad Asrori al-Ishaqy, al- konfrontatif. Dan memang, sepanjang sejarah Islam, kaum sufi
Anwar al-Khushushiyyah al-Khatmiyyah, al-Wafa, Surabaya, cet. V, 2007, hlm.
lebih banyak menjadi oposisi terhadap kaum penguasa yang lebih
78-87

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 69 70 ║Politik Majelis Zikir


banyak didukung oleh kaum fuqaha’. Sebab bagi kaum fuqaha’, ada memungkinkan kalangan menengah ke atas merasa lebih nyaman
jabatan formal di dalam pemerintahan, yakni menjadi qadhi. Dengan untuk masuk ke dalam tarekat ini. Sebab, diakui atau tidak, ke-
kata lain, advokasi yang dilakukan oleh kaum sufi atau para mursyid suksesaan secara material umumnya telah merubah pola hidup se-
tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah sejak awal lebih banyak seorang, termasuk dalam hal-hal teknis, dan tanpa disadari juga
bersifat konfrontatif. Yakni dengan cara mengambil jarak, bahkan sering mengambil jarak dengan kaum marginal. Tarekat ini
sering berhadapan dengan para penguasa. Namun pada tarekat tampaknya bisa memahami semua kalangan, sehingga semuanya
Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah ini, ada semacam merasa nyaman dengan tarekat ini. Ketiga, sebagian besar kelas
pergeseran. Jamaahnya mulai merambah ke kelas menengah ke menengah yang masuk ke dalam tarekat ini sebagian besar berasal
atas. Atau menurut istilah Kyai Asrori sendiri, bahwa sekarang ini, dari kalangan menengah ke bawah. Dengan kata lain, kalangan me-
jamaah al-Khidmah terdiri dari semua kalangan, mulai dari kelas nengah ke atas ini adalah mereka yang telah mengalami mobilitas
ke atas (social climbing).11
bawah, kelas menengah dan kelas atas.10
Masuknya kalangan menangah ke atas dalam al-Thriqah dan
Ada sejumlah faktor mengenai banyaknya jamaah dari kelas
al-Khidmah ini juga membawa dampak positif, mulai dari segi
menangah ke atas ini. Pertama, sebagai dampak dari modernitas,
pengelolaan, tampilan dan lain-lain. Dan yang lebih penting dari
dimana mereka yang telah mendapatkan kesuksesan secara
pergeseran yang bersifat teknis pengelolaan adalah adanya per-
material mulai merasakan kehilangan dimensi kemanusiaannya
ubahan sikap yang diambil, dari yang semula konfrontatif, sebagai-
yang paling dalam, yakni spiritualitas. Dengan bahasa yang se-
mana yang ditempuh oleh tarekat Cukir di bawah Kyai Adlan Ali
derhana, mereka masuk ke dalam tarekat adalah untuk membuat
menuju sikap akomodatif, namun tetap setara, tidak pragmatis dan
kekayaannya berkah. Ini berbeda dengan kalangan bawah, dimana
subordinatif sebagaimana yang ditempuh oleh tarekat Rejoso.
mereka masuk ke dalam tarekat antara lain disebabkan oleh
berbagai kesulitan hidup akibat kalah berkompetisi di dunia mo- Dalam sitausi dan kondisi seperti itulah al-Khidmah lahir.
dern yang serba cepat ini. Dengan kata lain, kelompok yang disebut Yakni untuk mengkonsolidasikan tarekat secara internal dan eks-
terakhir ini masuk ke dalam tarekat agar mendapatkan kemudahan ternal, serta untuk menegaskan sikap dan karakter politiknya. Sikap
di dalam usahanya. Tentu perbedaan ini bila dilihat dari sudut dan karakter politik inilah yang secara normatif menjadi pegangan
kebutuhan duniawiyah. Sementara dari sudut kebutuhan ukhra- bagi seluruh komponen al-Thariqah dan al-Khidmah. Dan berikut
wiyyah, kedua kelompok itu sama-sama membutuhkannya. Sebab, ini akan dilihat bagaimana historisitas dan impelementasinya di
kebutuhan ukhrawiyyah tidak disebabkan oleh faktor kekayaan atau ______________
kemiskinan, kesuksesan ataupun kegagalan secara duniawiyah. 11
Mereka yang telah mengalami mobilitas ke atas juga berasal dari kaum
Kedua, adanya perubahan pengelolaan dari al-Thariqah ini, yang santri tradisional. Sehingga mereka tidak terlalu asing dengan pola hidup yang
ada dalam tarekat, seperti duduk lesehan sewaktu berzikir, mendapatkan
______________ tempat di pinggir-pinggir jalan sewaktu jamaah sudah penuh karena datang
terlambat, dan lain-lain. Tentang teori mibilitas sosial ini, lihat misalnya
10
Achmad Asrori al-Ishaqy, Tuntuan dan Bimbingan, al-Khidmah, Soerjono Soekanto, Sosilogi: Suatu Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta, 1991,
Semarang, 2006, hlm. i hlm. 276

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 71 72 ║Politik Majelis Zikir


masa-masa selanjutnya, khususnya berkaitan dengan al-Khidmah madiyah. Yang terakhir ini tidak memiliki emosi terhadap kedua
Wilayah Jateng. organisasi keagamaan tersebut. Faktor pertama ini sesungguhnya
juga melibatkan latar belakang pendidikan para jamaah. Bagi kaum
B. Pandangan Politik Majelis Zikir al-Khidmah Wilayah Nahdliyyin, latar belakang pendidikan mereka tidak akan jauh dari
Jateng dunia pesantren dan madrasah, dengan sejumlah pemahaman
politik yang tidak jauh dari literatur pesantren pula. Dan kedua,
Sebagaimana dikemukakan di bagian awal, bahwa jamaah al-
faktor latar belakang ekonomi. Latar belakang ekonomi inilah yang
Khidmah Jateng direpresentasikan oleh tiga komponen, yaitu
saat ini menjadi indikator utama untuk memasukkan seorang jama-
Dewan Penasehat, Pengurus dan Jamaah. Termasuk ke dalam kom- ah ke dalam kategori kelas bawah, menengah atau atas. Di dalam
ponen Dewan Penasehat adalah Sang Guru Thariqah, yakni Romo al-Khidmah, perbedaan kategori jamaah ini ternyata juga menjadi
Kyai Asrori sebagai tokoh sentralnya. Tetapi tokoh yang terakhir ini variabel penting yang akan mempengaruhi pandangan politiknya.
sudah dibahas sebelumnya dan hanya akan dilihat sebagai rujukan Berikut ini akan dikemukakan bagaimana pandangan jamaah
sentral dari semua komponen al-Khidmah Jawa Tengah lainnya. al-Khidmah tentang dua sub masalah penelitian ini, yakni tentang
Dewan Penasehat dalam hal ini akan diwakili oleh para sesepuh pilleg dalam perspektif hukum Islam dan mengenai keberadaan
yang terlibat dalam proses pendirian al-Khidmah Jawa Tengah. Se- pilleg sebagai salah satu sarana menciptakan masyarakat yang adil
dang pengurus akan diambilkan dari ketua umumnya. Sementara dan makmur.
unsur jamaah akan diambilkan dari beberapa responden kunci, baik
1. Pilleg dalam Perspektif Hukum Islam
yang termasuk muridin-muridat, muhibbin-muhibbat maupun mu‘taqidin-
mu‘taqidat. Masalah utama yang diajukan adalah bagaimana hukumnya
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi pandangan al- nyontreng, yang sekaligus juga berarti menanyakan bagaimana
Khidmah, namun dalam konteks ini yang menonjol ada dua hal hukumnya golput. Pertanyaan ini menjadi semakin terasa penting
inti. Pertama, faktor latar belakang keagamaan. Yang dimaksud latar setelah Gus Dur beberapa kali memerintahkan agar para pen-
belakang keagamaan di sini adalah latar belakang organisasi ke- dukungnya golput pada Pilleg 2009 ini, setelah kalah bertarung
agamaan. Sebagaimana telah dikemukakan, jamaah al-Khidmah dengan keponakan dan kadernya sendiri, Muhaimin Iskandar.
umumnya berlatar belakang organisasi keagamaan Nahdlatul Walaupun di kemudian hari, Gus Dur juga mau menyertai kam-
Ulama’. Dari tiga sesepuh yang ada di al-Khidmah Jateng ini,
panye salah seorang kader penting PDI-P Jateng, yaitu Murdoko.
semuanya adalah kaum Nahdliyyin. Hanya saja, mereka itu adalah
Bahkan terpublikasi pula dengan jelas, bahwa Gus Dur mempersila-
Nahdliyyin kultural, bukan struktural. Sedang pengurusnya, juga
kan para pengikutnya untuk memiliki para caleg dari partai ini.
berlatar belakang NU, meskipun dalam kategori awwam. Selanjut-
nya, sebagian besar jamaahnya juga berlatar belakang NU. Hanya Kembali kepada pertanyaan, bagaimana hukumnya nyontreng,
sebagian kecil yang berlatar belakang Muhammadiyyah, yang juga ada dua kategori jawaban yang ditemukan. Pertama, menyatakan
berkategori awwam. Sebagian kecil lainnya adalah kaum nasionalis, bahwa nyontreng hukumnya wajib apabila tidak ada hal-hal yang
dalam pengertian tidak berlatar belakang NU maupun Muham- menyebabkannya keluar dari hukum wajib. Alasannya, karena

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 73 74 ║Politik Majelis Zikir


betapapun kondisinya, pemerintahan ini haruslah ada pemimpin- fan, terkait dengan masalah duniawi. Kedua pandangan ini tentu
nya. Masyarakat harus mendapatkan wakil untuk menyuarakan akan membawa efek berbeda pada tindakan politik yang akan
aspirasinya. Setelah dikejar lebih jauh tentang hal-hal yang mereka ambil.
menyebabkan hukum nyontreng tidak lagi wajib, ditemukan bahwa
Bila dilakukan pemilahan, maka jawaban pertama dikemuka-
bila diketahui dengan jelas caleg yang bersangkutan tidak amanah.
kan oleh sebagian besar dewan penasehat, pengurus dan sebagian
Maka dalam kasus ini, lebih baik tidak nyontreng. Alasan yang
kecil jamaah yang berkategori muridin-muridat. Sedang jawaban
terakhir ini sebenarnya agak aneh bila dikaitkan dengan pandangan
kedua dikemukakan oleh sebagian besar jamaah, terutama yang
politik kaum santri, yakni bila ada pilihan caleg yang sama-sama
berkategori muhibbin-muhibbat dan mu‘taqidin-mu‘taqidat. Hal ini bisa
tidak amanah, maka harus tetap dipilih caleg yang paling sedikit
dimaklumi, bila dikaitkan dengan latar belakang pendidikan ke-
madharatnya.12 Bagi kelompok ini, berarti hukum golput adalah
agamaan mereka, terutama pendidikan keagamaan di pesantren
haram, bila tidak ada hal-hal yang menyebabkannya keluar dari
dan madrasah. Di samping itu, keduanya juga berbeda dalam hal
hukum haram.
memandang tindakan nyontreng, di satu sisi ada yang memandang-
Kedua, menyatakan bahwa hukum nyontreng adalah mubah nya sakral dan di sisi lain ada yang memandangnya profan. Se-
saja, yakni tidak terkenai hukum tertentu. Nyontreng terkait lengkapnya bisa dilihat pada tabel 6.
dengan hak seseorang. Karena itu, dia akan menggunakan haknya
Tabel 6:
atau tidak, kembali kepada yang bersangkutan. Setelah dikejar, apa
Pandangan Jamaah al-Khidmah Jateng Tentang
yang menjadi alasan seseorang untuk merasa perlu nyontreng, Hukum Nyontreng
ditemukan jawaban bahwa hal itu terkait dengan kondisi calegnya.
Hukum
Dengan demikian, jawaban ini sama dengan jawaban sebelumnya, Argumen Sifat Sumber
Nyontreng
dalam hal pentingnya melihat kualitas caleg. Bedanya, yang
Wajib Bersyarat Bila tidak ada hal Sakral + dewan
pertama terkait lebih erat dengan hukum, sedang yang kedua lebih
(muqayyad) yang memaling- penasehat, +
longgar. Atau dengan bahasa yang lebih tegas, yang pertama men- kan dari hukum pengurus dan
jadikan nyontreng sebagai tindakan sakral, terkait dengan masalah wajib, harus ada – muridin/at
ukhrawi, sedang yang kedua menjadikannya sebagai tindakan pro- pemimpin (wakil)
Mubah Merupakan hak, Profan + jamaah dan
______________ akan digunakan – pengurus
12
Pandangan ini agaknya bersumber dari seorang tokoh yang sebenarnya
atau tidak ter-
secara pribadi dimusuhi oleh kaum pesantren, yaitu Ibnu Taimiyyah. Ung- serah kepada
kapannya yang sangat terkenal: ”Enam puluh tahun di bawah sultan yang zalim masing-masing
lebih baik dari satu malam tanpa sultan.”, meski dianggap sangat ekstrim,
tetapi dianggap lebih membawa kemaslahatan dalam konteks perlunya ada
pemimpin dalam kondisi apapun. Lihat misalnya, Munawir Syadzali, Islam dan
Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, UI Press, Jakarta, 1993, hlm. 89

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 75 76 ║Politik Majelis Zikir


Ada beberapa hal menarik dari kedua jawaban di atas. Pertama, dengan latar belakang sejarah polemik antara Pesntren Tebuireng
bahwa al-Khidmah ini tidak terlalu terpengaruh dengan sejumlah dengan Pesantren Darul Ulum Jombang. Di satu sisi, Pesantren
fatwa yang mewajibkan nyontreng, misalnya dari sejumlah ulama’ Tebuireng agak anti terhadap tarekat, dan pernah terlibat dalam
penting. Hal ini bisa menjadi bukti bahwa apa yang digariskan oleh ontran-ontran pelengseran Kyai Musta‘in dari kepemimpinan di
Kyai Asrori masih sangat kuat tertanam dalam benak jamaah al- Jam‘iyyah Ahlit Thariqah al-Muktabarah, dan di sisi lain Pesantren
Khidmah. Kedua, ada semacam rendahnya emosi terhadap pilleg Darul Ulum merupakan pesantren yang menjadi jalur geneologis
kali ini. Ini jelas agak ironis, bila dikaitkan dengan keberadaan tarekat yang sekarang ini dipimpin oleh Kyai Asrori. Juga terkait
jamaah al-Khidmah yang sebagian besar adalah kaum Nahdliyyin dengan referensi tasawuf dan tarekat yang memang lebih banyak
yang tentu memiliki kaitan emosional kuat dengan partai-partai berisi kritikan kepada para penguasa. Jadi, kritik Kyai Asrori itu
yang berbasis Islam, terutama PKB dan PPP. Hal ini, tampaknya, juga bisa dimaknai sebagai sebuah masukan bagi pemerintah.
terkait dengan dorongan utama mereka untuk tidak banyak mem-
2. Pilleg sebagai Sarana Menciptakan Masyarakat
bicarakan masalah politik di dalam jamaah ini. Dengan demikian, Adil Makmur
ini menjadi bukti lain, bahwa jamaah al-Khidmah sangat paham
bahwa di dalam majelis ini, soal nyontreng atau tidak nyontreng Selanjutnya, berkenaan dengan pertanyaan apakah pilleg kali
tidak perlu dibicarakan. Hal ini juga terkait dengan motivasi utama ini bisa menjadi sarana menciptakan masyarakat yang adil dan
mereka masuk ke dalam jamaah ini, yakni untuk berzikir dan makmur, terdapat sejumlah kategori jawaban dengan variasi alasan
berkirim doa. masing-masing.
Bila dikaitkan dengan ajakan Gus Dur untuk golput, tampak- Pertama, sebagian menjawab bisa, dengan alasan caleg se-
nya jamaah al-Khidmah juga tidak terpengaruh, setidaknya di karang ini telah menjalin komunikasi dengan mereka sejak awal,
dalam majelis ini. Ada banyak faktor mengenai hal ini. Antara lain terutama dikaitkan dengan para caleg yang sejak awal telah aktif,
pertama, jamaah al-Khidmah sudah jenuh dengan sepak terjang atau setidaknya pernah mengikuti even-even al-Khidmah. Bahkan
politik Gus Dur. Meskipun mereka adalah kaum Nahdliyyin, tetapi sebagian caleg melakukan kontrak, meskipun tidak tertulis, dengan
karena sebagian besar mereka adalah Nahdliyyin awwam, maka sejumlah pengurus al-Khidmah di daerah. Di samping itu, keber-
mereka tidak lagi terlalu mempedulikan apa yang dilakukan atau di- adaan sistem daerah pemilihan juga berpengaruh pada kemudahan
katakan oleh Gus Dur. Kedua, ada kaitannya dengan memori jama- komunikasi antara caleg dengan al-Khidmah. Bagi jamaah ini,
ah dimana di masa Gus Dur menjadi presiden, Kyai Asrori sering komunikasi awal yang baik itu menjadi indikasi baiknya komuni-
melakukan kritik tajam kepada pemerintah atau kepada sosok yang kasi ketika kelak para caleg itu sudah jadi, dan ketika mereka ingin
bisa ditafsirkan diarahkan kepada Gus Dur.13 Kritik Kyai Asrori menyampaikan aspirasi (baca: mengajukan proposal).
kepada Gus Dur memang bisa dimengerti, terutama bila dikaitkan Jawaban seperti ini tampaknya muncul dari sebagian besar
______________ kaum muda. Mereka ini, di samping memiliki idealisme juga tidak
13 banyak terkait secara psikologis dengan masa lalu pemilu-pemilu
Ceramah-ceramah ini bisa ditemukan di dalam rekaman audio, yang
masih diputar di Radio Rasika FM Semarang, dan juga rekaman audio-visual. terdahulu. Sebagaimana telah dikemukakan di awal, bahwa salah

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 77 78 ║Politik Majelis Zikir


satu kesuksesan tarekat dan al-Khidmah ini adalah mulai meluas- Fithrah Meteseh. Pesertanya adalah para remaja dari sejumlah
nya keyakinan bahwa untuk masuk tarekat tidak harus menunggu daerah. Mereka dikirim dan dibiayai oleh para pengurus tingkat da-
sampai berusia senja. Bahkan akan lebih baik kalau masuk tarekat erah di Jawa Tengah. Tujuannya tidak lain adalah untuk melahirkan
dimulai sejak dini. Yang dibutuhkan hanyalah niat yang kuat. Ke- tim-tim pembaca yang baik.
beradaan kaum muda ini juga terkait dengan keberadaan para pe- Kedua, sebagian lain menjawab tidak bisa. Bagi mereka ini,
tugas pembacaan zikir tertentu, seperti pembacaan Yasin, Manaqib perilaku para caleg itu sudah bisa diperkirakan, yakni hanya baik ke-
dan maulid. Sebab untuk bacaan-bacaan ini, ada standar dari al- tika ada maunya. Mereka ini lebih lanjut membandingkan dengan
Khidmah. Yakni harus dibaca dengan lagu tertentu dan dengan apa yang terjadi selama ini. Bahwa pemerintah sering merangkul
dan mendekat pada ulama dan majelis-majelis zikir ketika ada mau-
nada tertentu. Inilah aspek musikal dari majelis zikir al-Khidmah
nya, sementara ketika kemauan mereka sudah terwujud, mereka
ini. Ada nada-nada tertentu yang bisa membuat jamaah merasa
lupa dan bahkan jauh kembali. Habis manis sepah dibuang, begitu
ketagihan.14
ungkapan mereka terhadap sikap para caleg.
Aspek musikal dan instrumental ini ternyata memang telah
Jawaban ini sebagian besar muncul dari kaum tua. Jumlah
disiapkan sedemikian rupa. Seleksinya relatif agak ketat. Setidak-
kaum tua ini paling besar di dalam al-Khidmah. Sebab memang
tidaknya ada tiga syarat utama yang harus dimiliki oleh seseorang
majelis-majelis zikir seperti ini menjadi tujuan penting bagi mereka.
untuk dapat menjadi anggota tim pembaca. Pertama, memiliki
Mereka ini tentu memiliki pengalaman psikologis yang tidak terlalu
kemampuan baca yang fasih, yang mampu melafalkan huruf demi
positif terhadap pemilu. Banyak di antara mereka yang bahkan me-
huruf dengan baik. Kedua, memiliki vokal yang baik, dalam arti
miliki pengalaman buruk tentang pemilu, terutama di masa Orde
lantang dan merdu. Sebab suara ini akan sangat berpengaruh pada
Baru, ketika mereka masih berada di salah satu partai yang berbasis
para jamaah.15 Ketiga, harus memiliki akhlak yang baik. Yakni
Islam. Berkampanye saat itu tak ubahnya seperti sedang keluar
memiliki tingkat istiqamah yang tinggi dalam berbagai amalan dan
untuk berperang. Sebab di tengah jalan tidak jarang mereka harus
kegiatan al-Khidmah ini. Bahkan di Jawa Tengah ini, sudah be-
mengalami bentrokan luar biasa. Beberapa kali pemilu pada era re-
berapa kali dilaksanakan pelatihan pembacaan zikir di Pesantren al-
formasi tampaknya belum bisa menghilangkan memori itu. Bahkan
______________
sebagian mereka merasa asing dengan sistem yang baru dalam
14
Bacaan dan nada yang terasa mengena di hati jamaah memang
berbeda-beda. Mahfudz Ali, Wakil Wali Kota Semarang, ketika memberikan
pemilu. Banyaknya partai dan perubahan cara memilih menjadi
sambutan pada haflah Zikir dan Maulidurrasul di Permata Puri, tanggal 31 Mei faktor kebingungan tersendiri bagi mereka ini. Karena itu wajar bila
2009, menyatakan bahwa ia sangat terkesan dan merasa ketagihan ketika jawaban mereka terkesan agak sinis seperti itu.
secara bersama-sama dibaca kalimah tahlil di akhir acara manaqiban.
15
Dalam studi Sufi Healing, terdapat salah satu jenis penyembuhan yang Ketiga, sebagian lain lagi mengatakan, biasa saja. Keberadaan
dikenal dengan ”music healing”, yakni penyembuhan melalui suara-suara seorang caleg tidak akan membawa pengaruh positif maupun ne-
tertentu. Teori ini disadur dari teori penyembuhan dengan musik klasik. Dalam
tasawuf, musik klasik itu kemudian diganti dengan bacaan-bacaan zikir. gatif. Bagi mereka, kemakmuran dan keadilan hanya akan terwujud
Agaknya, apa yang dipraktekkan dalam al-Khidmah ini terkait dengan konsep berkat kerja keras dan doa masing-masing individu, tidak terkait
music healing tersebut. Di samping itu, dalam tasawuf juga dikenal konsep
sama‘, yang sebenarnya identik dengan music healing tersebut. dengan keberadaan anggota legislatif. Bagi mereka ini, memilih

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 79 80 ║Politik Majelis Zikir


hanyalah sekedar partisipasi biasa, yang tidak dikaitkan dengan 3. Kriteria Memilih Caleg
harapan-harapan tertentu. Pilleg merupakan kegiatan rutin yang Selanjutnya, berkenaan dengan pertanyaan, apa saja kriteria
tidak membawa dampak apa-apa. dalam memilih seorang caleg, ditemukan jawaban yang relatif
Bila dikaitkan dengan para jamaah, tampaknya jawaban ini seragam. Yaitu bahwa caleg yang akan dipilih haruslah caleg yang
sebagian besar dikemukakan oleh mereka yang memiliki tingkat baik. Tentu ukuran baik sangat relatif. Tetapi mereka bisa menilai
kesuksesan tertentu. Atau dalam kategorisasi jamaah ini, mereka kebaikan seorang caleg melalui pengenalan mereka sebelumnya.
termasuk kelas menengah ke atas. Sebagaimana telah disebutkan di Misalnya yang pernah mengikuti even-even al-Khidmah, atau
awal, bahwa majelis ini tidak hanya diikuti oleh kelas menengah ke bahkan yang sudah agak aktif terlibat di dalamnya. Karena itu agak
bawah, tetapi juga kelas menengah ke atas. Ada semacam keunikan menjadi persoalan ketika caleg yang bersangkutan tidak mereka
dan kekhasan dari kelas menengah ke atas di dalam al-Khidmah ini. kenal sama sekali sebelumnya. Terutama terkait dengan caleg-caleg
Yaitu bahwa mereka umumnya berasal dari kalangan tradisional yang berasal jauh dari luar dapil mereka, misalnya caleg pusat.
yang telah mengalami mobilitas ke atas. Karena itu, wajar bila Karena itu, ada ukuran sederhana bagi mereka untuk menilai
kemakmuran dan keadilan, menurut mereka, lebih banyak terkait seorang caleg layak dipilih atau tidak, yaitu dengan mengaitkan
dengan kerja keras dan doa masing-masing individu. Selengkapnya keikutsertaan mereka dalam kegiatan-kegiatan al-Khidmah. Alasan-
bisa dilihat pada tabel 7. nya sederhana, ketika seseorang mau bergabung dalam kegaiatan
Tabel 7: majelis zikir, maka ada besar kemungkinan orang itu baik,
Pandangan Jamaah al-Khidmah Jateng tentang Fungsi Pilleg setidaknya punya niat baik.
Ada sebagian yang mula-mula akan mengaitkan seorang caleg
Pilleg sebagai
sarana mencipta- dengan partai yang telah dipilih. Bagi mereka ini, asal partai seorang
Argumen Sumber caleg sangat penting. Tetapi ada juga yang tidak mengaitkan
kan masyarakat
adil dan makmur? seorang caleg dengan asal partai yang mereka pilih. Sebab bagi
Bisa Ada komunikasi yang baik, Jamaah Remaja mereka, yang terpenting mereka mengenal seorang caleg dan caleg
dampak sistem Dapil, se- yang bersangkutan di mata mereka adalah orang yang baik.
bagian membuat kontrak
Tidak bisa Baik hanya karena ada Jamaah Tua C. Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah Jateng
maunya, pengalaman
sejarah, habis manis sepah Perilaku politik di sini akan difokuskan kepada dua hal.
dibuang Pertama, perilaku memilih partai yang dilakukan oleh jamaah al-
Biasa Keadilan dan kemakmuran Kelas Khidmah ini. Yang kedua, perilaku dipilih, yakni bagaimana para
tergantung etos masing- menengah ke caleg mengkampanyekan diri dalam jamaah al-Khidmah ini. Berikut
masing atas ini akan dikemukakan hasil dari penelitian terhadap kedua hal
tersebut.

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 81 82 ║Politik Majelis Zikir


1. Pilihan Politik Jamaah al-Khidmah Jateng tidak diragukan bahwa jamaah al-Khidmah ini secara kelembagaan
Sebagaimana telah disebutkan di bagian awal, menurut Budi- telah memiliki sumber-sumber kekayaan yang cukup melimpah.
hardjo, perilaku memilih bagi kyai pesantren akan terkait dengan Banyak sekali unit usaha yang telah dikembangkan, dan produk-
empat faktor, yaitu kekuasaan, kepentingan, kebijakan dan budaya produknya sekaligus dapat dipasarkan kepada jamaah secara
politik. Keempat faktor ini tampaknya bisa juga digunakan untuk internal. Sehingga nyaris tidak ada persoalan berkenaan dengan
pemasaran. Mengenai kasih sayang, keadilan dan kejujuran, tentu
menjelaskan faktor yang mempengaruhi perilaku memilih dari
hal-hal ini adalah hal-hal prinsip yang telah diajarkan di pesantren,
jamaah al-Khidmah ini, bukan sebatas para kyai. Pertama, faktor ke-
baik secara teoretis maupun praktis. Tetapi sekali lagi, al-Khidmah
kuasaan. Jamaah al-Khidmah, sebagaimana ditekankan oleh Romo
tidak dimaksudkan sebagai benih partai politik. Untuk itu, semua
Kyai Asrori sendiri bukanlah partai politik atau cikal bakal menuju
hal tersebut lebih berkaitan dengan kemasalahatan umum. Atau
terbentuknya partai politik. Sehingga siapa pun yang terlibat dalam
dengan kata lain, lebih terkait dengan politik dalam pengertian luas,
jamaah ini tidak bisa menjadikan organisasi ini sebagai kendaraan
bukan politik praktis.
untuk mendapatkan kekuasaan. Namun demikian, secara individu
Ketiga, faktor kebijakan sebagai hasil dari interaksi antara ke-
para jamaah diberi kebebasan untuk menyalurkan aspirasinya.
kuasaan dan kepentingan yang biasanya berbentuk perundang-
Maka di sinilah sebenarnya keunikan majelis zikir dalam meng-
undangan. Kebijakan akan memiliki implikasi penting dalam peri-
antarkan para jamaahnya untuk meraih kekuasaan. Tentu bukan
laku politik. Kebijakan al-Khidmah terangkum di dalam Tuntunan
kekuasaan dalam pengertiannya yang sempit dan terbatas, melain-
dan Bimbingan, yang ditulis sendiri oleh Romo Kyai Asrori. Di situ
kan akses untuk menuju pusat-pusat kekuasaan. Faktor pertama ini
terutama akan tampak jelas terutama bagi para dewan penasehat digariskan, bagaimana setiap individu hendaknya mengambil peran
dan pengurus. Sebab salah satu watak dari jamaah ini adalah dalam kehidupan sosial politik, tetapi jangan sampai membawa al-
menjalin kerjasama yang baik dan saling menguntungkan dengan Khidmah ini secara langsung. Dalam ungkapan yang sederhana,
pemangku kekuasaan, dalam hal ini pemerintah. Dan sekali lagi, beliau menuliskan: “Jangan dibawa ke mana-mana, tetapi selalu
kekuasaan yang dimaksud bukan untuk kepentingan jangka pendek berada dimana-mana.”16 Apa yang digariskan dalam Tuntunan dan
atau kepentingan kelompok, melainkan untuk kemaslahatan yang Bimbingan inilah yang harus dan akan menjadi pedoman bagi se-
lebih luas, bukan hanya bagi jamaah, tetapi bagi masyarakat luas. luruh komponen al-Thariqah dan al-Khidmah.
Kedua, faktor kepentingan, yakni tujuan yang hendak dicapai. Keempat, budaya politik, yaitu orientasi subyektif individu ter-
Dalam hal ini, di samping kekuasaan, sebagaimana disebutkan hadap sistem politik. Kebudayaan politik sebagai orientasi nilai dan
dalam faktor pertama, ada hal-hal lain yang dibutuhkan, yakni keyakinan politik yang melekat dalam diri individu dapat dianalisis
pendidikan, kekayaan, kesehatan, ketrampilan, kasih sayang, ke- dalam beberapa orientasi, yaitu orientasi kognitif, afektif dan evaluatif
adilan dan kejujuran. Mengenai pendidikan, di pusatnya, yakni di yang mendasari perilaku politik. Tampaknya faktor keempat inilah
Pesantren al-Fithrah Kedinding Surabaya, telah dikembangkan
pendidikan formal, bahkan sampai perguruan tinggi, yaitu STIU ______________
(Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin) al-Fithrah. Mengenai kekayaan, 16
Achmad Asrori Oesman al-Ishaqi, op. cit., hlm. p

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 83 84 ║Politik Majelis Zikir


yang paling dominan yang mendasari perilaku memilih dari jamaah 3 Demokrat 15
al-Khidmah ini. Bahkan dalam konteks yang lebih luas, perilaku 4 PKS 8
memilih bangsa Indonesia juga lebih merupakan ekspresi budaya, 5 Golkar 7
sebagaimana dikemukakan oleh Fachry Ali.17 Karena lebih me- 6 PDI-P 5
rupakan ekspresi budaya, maka pilihan-pilihan jamaah al-Khidmah
7 PAN 3
ini pasti akan terkait dengan nilai-nilai yang telah lama mereka
8 Gerindra 3
pegangi secara teguh.
9 Hanura 2
Berikut ini akan dikemukakan pilihan politik jamaah al-
Khidmah. Dari seratus responden18 yang menggunakan hak pilih- 10 PKNU 2
nya pada pilleg 9 April 2009 lalu, ditemukan bahwa mereka 11 Lain-lain 15
tersebar ke banyak sekali partai, tidak hanya yang berlatar belakang Jumlah 100
keislaman, tetapi juga nasionalis. Dari sepuluh besar, yang paling
besar adalah memilih PPP, yakni sebanyak 25 persen, disusul PKB Mengamati tabel tersebut, ada sejumlah fenomena yang me-
sebesar 15 persen, Demokrat 15 persen, PKS 8 persen, Golkar 7 narik untuk dikaji lebih lanjut. Pertama, fenomena tingginya para
persen, PDI-P 5 persen, PAN 3 persen, Gerindra 3 persen, Hanura 2 pemilih PPP. Mengenai hal ini, dapat dijelaskan bahwa boleh jadi
persen, PKNU 2 persen dan sisanya lain-lain, yakni partai-partai mereka adalah para warga NU yang memang sejak awal sangat
yang hanya mendapat 1 persen. Untuk selengkapnya bisa dilihat konsisten dengan partai ini, ditambah mereka yang kecewa dengan
pada tabel 8. PKB pasca keluarnya Gus Dur dari kubu Muhaimin dan sejumlah
Tabel 8: warga Muhammadiyah. Dilihat dari segi usia, para pemilih PPP ini
Pilihan Politik Jamaah al-Khidmah Jateng pada Pilleg 2009 adalah dari generasi tua di dalam jamaah ini. Sebagaimana telah
No. Partai Politik Prosentasi disebutkan, jumlah mereka adalah terbesar bila dibandingkan de-
ngan kategori jamaah usia lainnya. Karena mereka masih memiliki
1 PPP 25
ikatan yang sangat kuat dengan partai ini. Secara geografis, mereka
2 PKB 15
kemungkinan besar berasal dari daerah-daerah yang menjadi
______________ kantung-kantung pemilih partai ini, seperti Pekalongan, Jepara dan
17
lain-lain.
Suara Merdeka, 10 Juli 2009, Tajuk Rencana.
18
Pemilihan responden sebisa mungkin melibatkan semua unsur yang ada Kedua, keberadaan para pemilih PKS. Partai ini memang per-
di dalam jamaah al-Khidmah Jateng, yakni unsur umur, jenis kelamin, jabatan nah menjadi partai fenomenal di tahun 2004, dan di tahun 2009 ini
di dalam al-Khidmah dan kategori jamaah dan yang telah nyata-nyata meng-
gunakan hak pilihnya. Namun demikian, keseratus responden ini tentu tidak
juga masih tergolong fenomenal, meski kalah dengan Demokrat. Di
bisa benar-benar mencerminkan keseluruhan jamaah al-Khidmah Jateng. Pem- dalam al-Khidmah perolehan PKS cukup tinggi, padahal di
batasan seratus responden ini di samping didasarkan pada pertimbangan prak- kalangan petinggi jamaah al-Khidmah, ada semacam gerakan anti
tis juga dikaitkan dengan jumlah anggota legislatif di Jawa Tengah ini.

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 85 86 ║Politik Majelis Zikir


PKS dengan berbagai alasan. Yang paling penting adalah bahwa tang perolehan kursi legislatif pada pilleg 2009 dan perbandingan-
PKS diyakini telah dan akan mengusung model keislaman yang nya dengan pilleg 2004 bisa dilihat pada tabel 9.
berbeda dengan mainstream kaum Nahdliyyin khususnya dan jama- Tabel 9:
ah al-Khidmah umumnya. Namun ternyata gerakan anti PKS ini Perbandingan Perolehan Anggota Legislatif Jateng
tidak menjalar sampai ke akar rumput jamaah. Boleh jadi, para pe- Pada Pilleg 2004 dan Pilleg 2009
milih PKS ini adalah jamaah dalam kategori muhibbin-muhibbat dan
berasal dari kaum Nahdliyyin awwam. Sebagaimana dimaklumi, No. Partai DPRD 2004 DPRD 2009 Ket.
gerakan PKS untuk merekrut konstituen cukup efektif, termasuk di
1 PDI-P 31 23 Turun
kantung-kantung kaum Nahdliyyin. Bagi kaum Nahdliyyin, tidak
dikenal adanya Islam garis keras atau garis lunak. Yang mereka 2 DEMOKRAT 10 16 Naik
tahu, para kader PKS datang dengan santun kepada mereka,
3 GOLKAR 17 11 Turun
bahkan membuat kegiatan-kegiatan yang sangat berguna bagi
mereka, seperti pasar murah, pengobatan gratis dan lain-lain. Di sisi 4 PKS 7 10 Naik
lain mereka jarang, untuk tidak mengatakan tidak pernah, men-
dapatkan perlakuan dan sentuhan yang sama dari orang-orang NU 5 PAN 10 10 Tetap
sendiri. 6 GERINDRA 9 Hebat
Ketiga, keberadaan para pemilih demokrat. Hal ini barangkali
terkait dengan para jamaah yang secara ideologis tidak terkait erat 7 PKB 15 9 Turun
dengan NU maupun Muhammadiyah. Meski dalam konteks yang
8 PPP 10 7 Turun
lebih luas para pemilih Demokrat juga banyak yang berasal dari
kalangan NU dan Muhammadiyah, tetapi dalam konteks jamaah 9 HANURA 4 Hebat
ini, tampaknya lebih tepat apa yang baru saja dikemukakan. Di
samping itu, ada faktor unik dalam diri partai ini, yakni keberadaan 10 PKNU 1 Istimewa
SBY di satu sisi dan keberhasilan pemerintah yang diidentifikasikan Jumlah 100 100
kepada SBY dan Demokrat. Menurut Maswadi Rauf dari Univer-
sitas Indonesia, SBY memberikan kontribusi pencitraan yang cukup
besar terhadap partai. Bahkan, lanjutnya, keberadaan Hadi Utomo Bila dikaitkan dengan perolehan suara tiap-tiap partai di
hanyalah sebagai pekerja partai. Sementara menurut Muhammad tingkat Jateng, tabel di atas memang tidak terlalu sinkron. Hal ini
Asfar dari Universitas Erlangga, fenomena Demokrat sebenarnya bisa dijelaskan, bahwa jamaah al-Khidmah memang tidak bisa di-
lebih disebabkan oleh faktor keberhasilan pemerintah yang, sekali anggap sebagai miniatur konstituen Jateng. Jamaah al-Khidmah
lagi, lebih dikaitkan kepada SBY dan partainya.19 Lebih lanjut ten- adalah bagian dari konstituen Jateng dengan karakteristik se-
______________ bagaimana telah dikemukakan. Yang agak mendekati sinkron ada-
19
Radio BBC, Minggu, 26 Juli 2009, pukul 05.45 lah Demokrat dan PKS. Hal ini bisa dijelaskan, bahwa kedua

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 87 88 ║Politik Majelis Zikir


rasionalitas pilihan kepada kedua partai tersebut tidak terkait dilakukan dengan semacam adanya kontrak politik. Misalnya yang
dengan ideologi yang dominan di jamaah ini, melainkan lebih dilakukan oleh jamaah al-Khidmah di Desa Ngadirgo Kecamatan
karena faktor pragmatis pada kasus PKS, yakni karena para pe- Mijen. Para jamaah al-Khidmah di daerah ini melakukan kontrak
milihan merasakan manfaat langsung, dan pencitraan positif pada politik dengan seorang caleg dari Partai Bulan Bintang. Meski pada
kasus Demokrat. Selengkapnya perbandingan tersebut dapat dilihat akhirnya caleg ini pun tidak jadi, tetapi setidaknya kontrak politik
pada tabel 10. sudah dilakukan.20 Terbukti bahwa para jamaah di wilayah ini
Tabel 10: memang suaranya diarahkan kepada caleg yang bersangkutan. Ada
Perbandingan Perolehan Suara Partai banyak faktor yang menyebabkan caleg ini tidak jadi. Pertama, suara
di Tingkat Jateng dan di al-Khidmah Jateng pada Pilleg 2009 dari jamaah ini tidak cukup untuk memenuhi suara yang di-
butuhkannya di dapil ini. Kedua, menjelang pemilu legislatif, ada
No. Partai DPRD 2009 Al-Khidmah (%)
caleg lain yang membuat acara dengan al-Kidmah di tingkat yang
1 PDI-P 23 5 lebih tinggi dan dengan jumlah massa hadir yang jauh lebih besar.21
2 DEMOKRAT 16 15 Dengan demikian, ada dua model pragmatisme politik di
3 GOLKAR 11 7 dalam jamaah al-Khidmah ini. Pertama, pragmatisme individual,
4 PKS 10 8 yakni perilaku memilih partai tertentu yang didasarkan pada adanya
5 PAN 10 3 keuntungan yang dirasakan oleh jamaah secara individual. Prag-
6 GERINDRA 9 3 matisme individual di sini tentu saja tidak berkonotasi negatif,
sebab tidak ada individu yang sengaja membawa jamaah ini untuk
7 PKB 9 15
kepentingan pribadinya. Yang terjadi hanyalah, seseorang memilih
8 PPP 7 25
partai tertentu bukan karena alasan ideologis, misalnya, melainkan
9 HANURA 4 2
karena adanya manfaat yang didapat. Dengan kata lain, asas man-
10 PKNU 1 2 faatlah yang menjadi rasionalitas pilihannya. Kedua, pragmatisme
11 LAIN-LAIN 15 ______________
Jumlah 100 100 20
Menarik untuk dikemukakan di sini, bahwa salah satu argumen yang
digunakan dalam kontrak politik itu adalah bahwa caleg dipersilakan
memberikan sumbangan dalam bentuk peralatan yang dibutuhkan untuk mem-
Analisis lain yang bisa dikemukakan berkenaan dengan tabel perlancar kegiatan jamaah, dengan janji para jamaah akan dikerahkan untuk
di atas adalah bahwa logika memilih dalam pemilu legislatif ini memilih caleg yang bersangkutan. Dan bila ternyata caleg yang bersangkutan
tetap tidak jadi, maka caleg yang bersangkutan dianjurkan merelakan pem-
lebih terkait dengan kedekatan para jamaah dengan para caleg beriannya sebagai salah satu bentuk amal jariyahnya. Penjelasan Saifullah,
tertentu. Di sejumlah daerah, ada semacam pragmatisme yang salah seorang pengurus al-Khidmah Ngadirgo Mijen tanggal 13 April 2009.
21
dipraktekkan oleh para jamaah al-Khidmah. Yakni, siapa pun caleg Acara yang dimaksud adalah Haul Akbar di Pesantren Nurul Islami
Wonolopo Mijen Semarang, pada tanggal 5 April 2009, yang dihadiri oleh Kyai
yang mau mendekati jamaah dengan memberikan kontribusi nyata Haji Munir Abdullah dari Ngroto, salah seorang sesepuh yang sangat disegani di
bagi jamaah, maka akan mendapatkan dukungan suara. Hal ini Jawa Tengah, sekaligus merupakan ipar Kyai Asrori.

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 89 90 ║Politik Majelis Zikir


kolektif, yakni perilaku memilih partai yang dilakukan oleh se- Sejauh yang ditemukan oleh penelitian ini, hanya ada dua
jumlah orang dalam suatu komunitas di dalam jamaah karena caleg yang masuk kategori caleg internal ini dan dua-duanya tidak
adanya manfaat yang didapat oleh komunitas tersebut. Sebagai- jadi. Ada banyak faktor yang menyebabkan mereka tidak jadi.
mana yang pertama, pragmatisme jenis kedua ini juga tidak Tetapi yang jelas, jamaah al-Khidmah Jateng ini bagi kedua caleg
mengandung pengertian negatif, karena tidak ada unsur membawa tersebut kurang efektif untuk mendulang suara. Sebab memang
kedua caleg tersebut kalah oleh caleg yang memang berasal dari
al-Khidmah secara kelembagaan.
dapil yang bersangkutan. Di samping itu, keduanya berasal dari
2. Perilaku Kampanye Para Caleg partai yang memang tidak memiliki kedekatan emosional dengan
jamaah di dapil yang bersangkutan. Namun demikian, kasus ini
Dalam penelitian ini, ada dua kategori caleg dikaitkan dengan
tidak serta merta bisa mendukung kesimpulan, bahwa jamaah al-
jamaah al-Khidmah Jateng, yaitu caleg internal dan caleg eksternal.
Khidmah tidak efektif untuk berkampanye. Sebab dibutuhkan
Yang dimaksud caleg internal adalah caleg-caleg yang telah dikenal
banyak faktor agar al-Khidmah ini membawa berkah bagi seorang
aktif di jamaah ini jauh sebelum pilleg. Sedang yang dimaksud caleg
caleg.
eksternal adalah mereka yang belum pernah aktif di dalam jamaah
Kedua, berkenaan dengan perilaku para caleg eksternal dalam
ini, atau baru berinteraksi sesaat sebelum pilleg. Berikut ini akan mengkampanyekan diri, ditemukan beberapa hal. Pertama, melaku-
dikemukakan bagaimana perilaku masing-masing dalam meng- kan pendekatan kepada para pengurus al-Khidmah yang masuk ke
kampanyekan diri dan kemungkinan efektifitasnya, dan bagaimana dalam dapilnya. Berbeda dengan para caleg internal, pendekatan
kode etik yang dipegangi oleh para jamaah terkait dengan kam- yang dilakukan oleh para caleg eksternal ini bersifat langsung dan
panye seseorang. terang-terangan. Dalam arti mereka menyatakan dirinya adalah
Pertama, berkaitan dengan perilaku para caleg internal dalam seorang caleg dan ingin memohon dukungan. Kedua, mengundang
mengkampanyekan diri, ditemukan beberapa hal. Pertama, me- jamaah al-Khidmah untuk mengadakan even besar. Cara ini lebih
lakukan pendekatan dengan pengurus-pengurus yang ada di daerah halus dari cara yang pertama. Cara ini akan efektif apabila yang
pemilihannya. Pendekatan ini mulanya dilakukan melalui Majelis bersangkutan justru tidak mengatakan secara langsung permintaan
Sewelasan yang bertempat di al-Fithrah Meteseh. Sebab di majelis dukungannya. Sebab, bila yang bersangkutan salah menggunakan
bahasa, maka justru akan menjadi bumerang. Sebab jamaah justru
inilah semua pengurus al-Khidmah yang ada di Jateng dan DIY ber-
akan mencibir, karena selama ini belum pernah aktif dalam
kumpul. Meskipun tidak mengadakan pendekatan secara langsung,
kegiatan-kegiatan al-Khidmah. Ketiga, mengadakan kontrak politik,
aktif dan lebih banyak bersilaturrahmi dengan para pengurus
lisan maupun tertulis. Berbeda dengan caleg internal, ada seorang
daerah al-Khidmah sudah merupakan suatu bentuk pendekatan caleg eksternal yang jadi. Bahkan caleg ini sudah berencana untuk
dan merupakan cara halus dalam berkampanye. Kedua, meminta mengundang jamaah al-Khidmah. Padahal oleh sebagian jamaah al-
restu kepada para sesepuh al-Khidmah. Para sesepuh yang di- Khidmah, caleg ini sebelumnya dikenal “sangat abangan”.22 Tentu
maksud adalah para kyai, para ustadz, para imam khushushi yang ______________
berada di daerah pemilihannya. 22
Wawancara dengan Ustadz Musyafak, Selasa, 28 Juli 2009

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 91 92 ║Politik Majelis Zikir


tidak bisa disimpulkan bahwa jadinya caleg tersebut karena faktor Tampaknya etika ini sangat terkait dengan koordinat-
al-Khidmah. Tetapi rencananya untuk mengundang jamah al- koordinat etika Jawa, yang masih melekat kuat dalam diri jamaah
Khidmah itu, ia merasa bahwa jamaah al-Khidmah ini memiliki al-Khidmah, khususnya kaum tuanya. Koordinat-koordinat yang
andil bagi jadinya dirinya sebagai anggota legislatif. Setidaknya ia dimaksud adalah sikap batin yang tepat, tindakan yang tepat dalam
merasa mendapatkan dukungan moril dari jamaah al-Khidmah ini. dunia, tempat yang tepat dan pengertian yang tepat, yang te-
Dengan demikian, faktor etika dalam melakukan kampanye di rangkum dalam semboyan “sepi ing pamrih, rame ing gawe, memayu
dalam jamah ini sangat menentukan bagaimana respon jamaah al- hayuning bawono” yang dapat diterjemahkan sebagai “menjadi bebas
Khidmah, terlepas apakah seorang caleg jadi atau tidak. Ke- dari kepentingan sendiri, melakukan kewajiban-kewajibannya,
berhasilan berkampanye di dalam jamaah ini ternyata tidak hanya memperindah dunia”.23
diukur dari jadi tidaknya seorang caleg, tetapi juga dari positif atau
negatifnya respon jamaah. Sebagai contoh, ada seorang caleg yang D. Relasi Para Caleg dengan Majelis Zikir al-Khidmah
selama ini tidak pernah aktif di dalam kegaiatan al-Khidmah, dan Wilayah Jateng
kebetulan profesinya adalah seorang muballigh, tetapi beberapa kali
Relasi ini difokuskan pada caleg internal, karena adanya relasi
meminta kepada pengurus al-Khidmah agar diberi kesempatan yang relatif signifikan dan berkesinambungan. Sedang caleg eks-
untuk memberikan mauizhah pada Majelis Sewelasan di al-Fithrah ternal hanya berhubungan dengan jamaah ini secara temporal.
Meteseh. Selengkapnya bisa dilihat pada tabel 11. Secara konseptual, ada beberapa pola relasi24 yang mungkin ada di
Tabel 11: dalam majelis zikir seperti al-Khidmah ini, yaitu relasi keanggotaan,
Perilaku Kampanye Para Caleg di dalam al-Khidmah relasi kepengurusan dan relasi keguruan. Relasi keanggotaan di-
tandai dengan masuknya seorang caleg menjadi anggota jamaah al-
Kategori
Indikasi Pola Kampanye Efektivitas Khidmah. Keanggotaan yang dimaksud bisa berkategori mu‘taqidin-
Caleg
mu‘taqidat maupun muhibbin-muhibbat. Relasi kepengurusan ditandai
Internal Sudah aktif Melakukan pendekatan Tidak ada
dengan keberadaan seseorang sebagai pengurus, yang mencakup
jauh se- tidak langsung dengan yang jadi
belum masa pengurus di dapilnya pula dewan penasehat. Sedang relasi keguruan ditandai dengan
kampanye dan meminta restu ke- keberadaan seseorang sebagai murid tarekat. Dengan demikian,
pada dewan penasehat kategorinya adalah muridin-muridat. Dilihat dari urutan formal, maka
Eksternal Baru aktif Melakukan pendekat- Ada yang pola yang pertama adalah yang terendah, sedang dua pola berikut-
sewaktu an langsung dengan jadi
masa pengurus di dapilnya, ______________
kampanye mengundang al- 23
Lebih lanjut mengenai koordinat-koordinat tersebut dapat dilihat pada
Khidmah pada even Franz Magnis Suseno, Etika Jawa: Sebuah Analisis Falsafi tentang Kebijaksana-
besar dan mengada- an Hidup Jawa, Gramedia, Jakarta, 2003, hlm. 138-167
24
kan kontrak politik Bentuk-bentuk relasi ini dikembangkan dari Khoiro Ummatin, op. cit.,
hlm. 93-114

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 93 94 ║Politik Majelis Zikir


nya adalah sejajar. Namun secara substantif, yang terendah adalah status di dalam kepengurusan yang bersangkutan, karena masing-
keanggotaan, sedang yang tertinggi adalah keguruan. masing memiliki tanggung jawab yang berbeda.
Apabila para caleg dihubungkan dengan ketiga bentuk ter- Ketiga, seorang caleg yang menjadi anggota, tetapi tidak
sebut berdasarkan urutan formalnya, maka akan ditemukan se- menjadi pengurus, namun ia telah menjadi murid tarekat. Jadi
jumlah bentuk relasi beserta masing-masing variasinya antara caleg kategorinya dalam jamaah adalah kategori muridin-muridat. Yang
dan jamaah al-Khidmah sebagai berikut. Pertama, seorang caleg dimaksud murid menurut pedoman al-Khidmah adalah orang yang
yang hanya menjadi anggota, tidak menjadi pengurus dan belum telah berbaiat secara khusus kepada seorang guru thariqah.26 Bai‘at
menjadi murid tarekat. Bentuk pertama ini memiliki dua variasi, khusus yang dimaksud itu adalah bai‘at tarbiyah. Bai‘at ini berbeda
yaitu anggota yang baru berstatus mu‘taqidin-mu‘taqidat dan yang dengan bai‘at umum, yaitu bai‘at tabarruk dan bai‘at tasyabbuh. Bai’at
berstatus muhibbin-muhibbat. Bedanya, variasi pertama baru sebatas tabarruk adalah bai‘at yang dimaksudkan untuk mendapatkan
memiliki keyakinan bahwa apa yang dilakukan di dalam jamaah al- berkah dari guru thariqah. Sedang bai‘at tasyabbuh adalah bai‘at yang
Khidmah itu baik, dan ia mengikuti kegiatan al-Khidmah baru dimaksudkan untuk menyerupakan diri dengan guru thariqah.
beberapa kali saja, itupun ketika kegiatan tersebut dilaksanakan di Berbeda dengan kedua jenis bai‘at yang disebut terakhir ini, bai‘at
tempat yang mudah dijangkaunya. Sedang variasi kedua telah tarbiyah membawa konsekuensi keharusan mengikuti semua aturan
yang telah ditetapkan di dalam tarekat dan bahkan oleh sang guru
mengikuti berbagai kegiatan al-Khidmah, termasuk yang sulit di-
thariqah. Dalam konteks ini, berlaku ungkapan: “Seorang murid di
jangkau karena tempatnya yang jauh, misalnya. Bila diurutkan,
hadapan seorang guru tak ubahnya seperti mayat di tangan orang
maka variasi kedua tentu lebih tinggi dari yang pertama.
yang memandikannya.” Oleh karena itu, untuk menjadi seorang
Kedua, seorang caleg yang menjadi anggota dan sedang atau
murid tidaklah mudah. Variasi dari bentuk relasi ketiga ini juga
pernah menjadi pengurus. Tentu saja kategori keanggotaannya
terkait dengan tingkatan yang dimiliki oleh seorang murid, dan hal
adalah muhibbin-muhibbat, sebab anggota dengan kategori mu‘taqidin- ini sangat samar, dan diyakini hanya sang guru tarekatlah yang
mu‘taqidat tidak bisa menjadi pengurus. Di samping status ke- mengetahui tingkatan masing-masing muridnya.27
anggotaannya yang telah masuk ke dalam kategori muhibbin-
Keempat, seorang caleg yang menjadi anggota, telah atau
muhibbat, ada sejumlah syarat yang harus dimiliki agar seseorang
pernah menjadi pengurus dan telah menjadi murid tarekat. Perlu
bisa menjadi pengurus, yaitu: 1) sudah baligh; 2) sehat wal afiat,
ditegaskan keterangan “telah atau pernah”, karena kepengurusan
jasmani dan rohani; 3) mempunyai keahlian dan kemampuan di
waktunya terbatas. Terkait dengan batasan waktu kepengurusan
bidangnya; 4) mempunyai waktu yang cukup untuk berkhidmah;
ini, disebutkan bahwa: 1) setiap tiga tahun sekali diadakan pe-
dan 5) bersungguh-sungguh dalam menjalankan amanah, tugas dan
milihan dan pembentukan kepengurusan baru; 2) setiap pengurus
kewajibannya.25 Variasi dari bentuk relasi kedua ini terkait dengan
______________
______________ 26
Ibid., hlm. 1
25 27
Achmad Asrori Oesman al-Ishaqiy, Pedoman Kepemimpinan dan Dalam kaitan ini, kisah sufistik tentang seorang guru yang menguji
Kepengurusan dalam Kegiatan dan Amaliah ath-Thariqah dan al-Khidmah, al- sejumlah muridnya untuk menyembelih seekor binatang di tempat yang tidak
Khidmah, Semarang, 2006, hlm. 9-10 diketahui oleh siapapun, dapat dijadikan sebagai salah satu bukti.

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 95 96 ║Politik Majelis Zikir


hanya dapat dipilih dan duduk di kepengurusan selama dua Bila keempat bentuk relasi tersebut dilihat dari tinggi rendah-
periode; dan 3) setelah dua periode, seorang pengurus bisa dipilih nya loyalitas, maka ditemukan bahwa bentuk pertama memiliki
lagi pada kedudukan yang berbeda.28 Variasi bentuk relasi ini juga tingkat loyalitas paling rendah, sedang bentuk keempat memiliki
terkait dengan seberapa lama seorang murid telah menjadi pe- tingkat loyalitas paling tinggi. Hal ini bisa dijelaskan sebagai
ngurus serta terkait pula dengan tingkat kepengurusan yang berikut. Pertama, baik caleg yang berstatus sebagai mu‘taqidin-
mu‘taqidat maupun muhibbin-muhibbat sama-sama memiliki tingkat
didudukinya.
loyalitas paling rendah. Di antara keduanya, yang lebih rendah
Tabel 12: loyalitasnya adalah yang masuk ke dalam kategori mu‘taqidin-
Bentuk Relasi Caleg dengan al-Khidmah mu‘taqidat. Sebab kategori ini baru sebatas memiliki keyakinan yang
baik atau husnuzh-zhan, dan belum mempraktekkan keyakinannya
Keanggotaan Kepengurusan Keguruan Keterangan
itu dengan menjadi anggota aktif, yakni muhibbin-muhibbat. Kedua,
Caleg tingkat loyalitasnya lebih tinggi dibanding yang pertama, di
Ya Tidak Tidak Ada
1 samping kategorinya telah masuk ke dalam muhibbin-muhibbat, ia
Caleg juga dituntut meluangkan waktunya untuk melaksanakan tugas
Ya Ya Tidak Tidak ada
2 dan kewajibannya. Tanpa loyalitas yang tinggi, tentu ia tidak akan
Caleg mampu menjadi pengurus, apalagi bila melihat syarat-syarat
Ya Tidak Ya Tidak ada sebagaimana yang telah disebutkan. Ketiga, loyalitasnya lebih tinggi
3
lagi, karena ikrarnya sudah langsung kepada sang guru. Di samping
Caleg
Ya Ya Ya Tidak ada itu, yang dikejar sudah memasuki wilayah spiritualitas. Berbagai
4
amaliyah dan kegiatan yang harus diikutinya memerlukan loyalitas
yang sangat tinggi, meski ia tidak menjadi pengurus. Keempat,
Selain keempat bentuk tersebut, sebenarnya masih ada lagi,
loyalitasnya paling tinggi, karena sudah melibatkan kualitas
yakni bila kriteria dewan penasehat juga dimasukkan. Bentuk ini
kepengurusan dan spiritualitas sekaligus.
pastilah paling tinggi dibanding keempat bentuk tersebut. Tetapi
karena syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang yang duduk Perbedaan tingkat loyalitas tersebut tentu saja akan memiliki
dalam dewan penasehat sedemikian ketat, maka sengaja bentuk ini implikasi terkait dengan keuntungan dan manfaat yang diperoleh
tidak dimasukkan. Sebab bentuk ini hanya terjadi secara hipotetis oleh masing-masing pihak, baik caleg maupun jamaah al-Khidmah.
dan teoretis semata. Berbeda dengan keempat bentuk di atas, yang Semakin tinggi tingkat loyalitas seorang caleg, maka semakin baik
meski baru sebatas teoretis, tetapi secara praktis besar ke- sikap dan perilakunya terhadap jamaah al-Khidmah. Sebaliknya,
mungkinannya untuk terwujud. Selengkapnya mengenai keempat semakin tinggi pula keuntungan dan manfaat yang akan ia dapat
bentuk relasi tersebut dapat dilihat pada tabel 12. dari jamaah. bentuk relasi seperti inilah yang kemudian melahirkan
model hubungan yang saling menguntungkan (mutualisme).
______________ Benar-benar saling menguntungkan dalam arti yang sebenarnya.
28
Achmad Asrori, Pedoman, op. cit., hlm. 7-8 Karena keduanya tetap sejajar, tidak ada yang subordinat. Inilah

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 97 98 ║Politik Majelis Zikir


yang menjadi salah satu ciri khas dari majelis zikir al-Khidmah ini. al-rijal wa ahlil kamal wa ibadillah al-shalihin, berkumpul dengan orang-
Sehingga sampai saat ini, jamaah al-Khidmah ini telah diterima oleh orang saleh. Dan dari keempat hal tersebut, yang paling mungkin
semua kalangan, mulai dari kalangan bawah, kalangan menengah untuk kita lakukan adalah yang keempat. Inilah filosofi majelis zikir
sampai kalangan atas, seperti dinyatakan sendiri oleh Romo Kyai al-Khidmah.
Asrori.29 Menutup sub bab sekaligus bab ini, perlu dikemukakan bahwa
Tentu saja keuntungan dan manfaat yang dimaksud tidak secara praktis barulah bentuk pertama yang sampai penelitian ini
selamanya berbentuk atau diukur dengan perolehan materi. Bagi selesai dilakukan, ditemukan di dalam jamaah al-Khidmah. Sedang
seorang caleg, dikenal dan diterima di lingkungan jamaah al- bentuk-bentuk yang lain masih sebatas teoretis semata, tetapi tidak
Khidmah merupakan suatu keuntungan dan manfaat tersendiri. Di ditutup kemungkinan bahwa di masa-masa yang akan datang
sisi lain, bisa diundang dan berzikir secara bersama-sama oleh caleg
bentuk-bentuk lain itu akan bisa ditemukan di dalam jamaah ini.[]
yang bersangkutan juga menjadi keuntungan dan manfaat
tersendiri bagi jamaah al-Khidmah. Sebab melalui kegiatan seperti
itu, al-Khidmah bisa melakukan syiar zikir, yang menjadi salah satu
tujuan utama terbentuknya jamaah tersebut. Di samping sejumlah
tujuan dan latar belakang berdirinya al-Khidmah yang telah ditulis
sendiri oleh Kyai Asrori dan telah dikemukakan pada bab sebelum-
nya, menarik juga untuk dikemukakan di sini perihal filosofi al-
Khidmah yang dikemukakan oleh Kyai Munir Abdullah, salah
seorang sesepuh al-Khidmah Jawa Tengah. Dalam suatu kesempat-
an,30 beliau menyatakan bahwa sekarang ini, “noriqoh” sangat sulit.
Kalau sekedar masuk tarekat mudah saja. Ada empat syarat yang
harus dimiliki, yaitu: 1) qalil al-tha‘am, sedikit makan. Yakni banyak
tirakat. Orang dulu kalau memberi pesan kepada anaknya yang
mau mondok, adalah supaya makan yang enak dan tidur yang nye-
nyak. Maksudnya, jangan makan sebelum benar-benar lapar; 2) qalil
al-manam, sedikit tidur; 3) i’tizal al-anam, menjauhkan diri dari
manusia, hatta la ya’rifunahu wa la ya’rifuhum (topo broto). Syeikh
Abdul Qadir melaksanakannya selama dua puluh tahun. 4) Shuhbah

______________
29
Achmad Asrory Oesman al-Ishaqy, Tuntunan, op. cit., hlm. i
30
Tepatnya pada acara Haul Akbar di Nawangsari Kecamatan Weleri
Kabupaten Kendal, pada tanggal 26 Januari 2009

Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 99 100 ║Politik Majelis Zikir
tumbuh subur di dalam masyarakat. Namun dewasa ini, wibawa
itu mulai dan bahkan semakin memudar. Dalam konteks politik,
sejumlah kasus menunjukkan bahwa suara, bahkan fatwa seorang
kyai untuk memilih calon tertentu ternyata tidak cukup efektif
mempengaruhi masyarakat. Hal inipun memunculkan sejumlah
analisis di kalangan para pengkaji. Sebagian besar berpendapat
bahwa faktor utamanya adalah modernitas, yang menyebabkan
masyarakat semakin rasional dan pragmatis.
Tampaknya di luar pendapat mayoritas tersebut, ada faktor yang
sebenarnya lebih tepat. Yaitu bahwa kuatnya wibawa kyai pada
BAB IV masa-masa dahulu diakibatkan karena kyai menjadi tempat “ber-
sandar” masyarakat dalam memenuhi hampir semua kebutuhannya,
IMPLIKASI PERILAKU POLITIK
mulai kebutuhan fisik, mental sampai spiritual. Ketika tidak memiliki
MAJELIS ZIKIR AL-KHIDMAH WILAYAH
pekerjaan, maka seseorang datang kepada kyai, dan kyai memberinya
JATENG PADA PILLEG 2009 pekerjaan, entah di ladangnya atau memberinya tempat usaha.
Ketika sakit, seseorang datang kepada kyai untuk meminta peng-
obatan, dan kyai pun memberinya jampi-jampi tanpa dikenakan
biaya tertentu. Begitu seterusnya. Karena itu wajar, bila masyarakat
A. Pergeseran Wibawa Kyai memiliki kepatuhan dan ketaatan total kepada kyai. Bila analisis ini
digunakan, maka sebenarnya ketaatan itu pun sebenarnya rasional
Sebelum memaparkan implikasi perilaku politik jamaah al- dan pragmatis semata. Dengan alasan rasional dan pragmatis pula,
Khidmah, baik secara internal maupun eksternal, terlebih dahulu
fenomena memudarnya wibawa kyai akhir-akhir ini dapat dipahami
akan diulas secara singkat adanya fenomena pergeseran, atau lebih
dengan baik. Yaitu bahwa kyai sudah tidak lagi menjadi tempat
tepatnya memudarnya wibawa dan kharisma kyai. Sudah dimak-
bersandar masyarakat dalam memenuhi hampir semua kebutuhan
lumi, bahwa kyai memiliki kedudukan yang tinggi di tengah ma-
mereka. Dalam memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat masih
syarakat, khususnya masyarakat santri.1 Sebagian besar peneliti
sangat bergantung kepada kyai. Tetapi dalam memenuhi
mengatakan bahwa hal ini terkait dengan budaya paternalistik yang
kebutuhan-kebutuhan yang lain, praktis sudah banyak institusi lain.
______________
1
Misalnya dalam memenuhi kebutuhan kesehatan, masyarakat tidak
Pada masyarakat santri, ilmu dan akhlak menjadi ukuran untuk me-
nentukan kelas seseorang. Dalam hal ini, kyai mendapatkan posisi tertinggi lagi datang kepada kyai untuk memohon “pengobatan”, tetapi
karena ukuran tersebut. Tentang ukuran-ukuran kelas sosial ini, lihat misalnya datang kepada dokter. Sebagian kyai yang memiliki kemampuan
Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta, 1991,
hlm. 263 pengobatan alternatif pun sudah menerapkan model transaksi

Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 101 102 ║Politik Majelis Zikir
seperti lembaga pengobatan modern.2 Begitu pula dengan penting harus dihaturkan kepada beliau. Banyak unsur yang me-
kebutuhan-kebutuhan yang lain. nopang wibawa dan kharisma tokoh ini, antara lain, pertama, garis
Dalam banyak kasus, terbukti bahwa wibawa dan kharisma keturunan. Beliau adalah keturunan salah seorang khalifah utama
kyai mulai tercabut dari aspek-aspek di luar agama dan spiritualitas. Kyai Romli yang sangat disegani, yang sejak awal oleh sebagian
Bila kesimpulan ini benar, maka rasionalitas dan pragmatisme yang muridnya diyakini memiliki kedudukan spiritual yang lebih tinggi
terjadi di masyarakat terhadap kyai, sebagaimana yang telah di- dibanding Kyai Romli sendiri.4 Nenek dari jalur ayah beliau adalah
sebutkan di atas ada benarnya. Dalam soal-soal yang terkait dengan keturunan Maulana Muhammad Ainul Yaqin al-Mulaqqab bi
agama dan spiritualitas, kyai masih menjadi rujukan sentral bagi Sunan Giri bin Maula Ishaq al-Husaini. Sedang kakek dari jalur
masyarakat. Tetapi menyangkut masalah-masalah di luar itu, ayahnya adalah keturunan Sunan Gunung Jati, juga keturunan al-
mereka mempunyai logika tersendiri. Sebab perolehan dan pen- Husaini.5 Bahkan berdasarkan salah satu brosur yang ditulis sendiri
capaian mereka terhadap hal-hal tersebut tidak banyak berkaitan oleh Kyai Asrori, garis keturunan itu dapat diketahui secara lengkap
dengan kyai. Itulah sebabnya, ketika seorang kyai yang disegani sampai kepada Nabi Muhammad saw. Dalam brosur itu, Kyai
sekalipun, memerintahkan agar memilih seseorang dalam suatu Usman adalah keturunan Nabi Muhammad saw. yang ketiga puluh
pilkada, misalnya, ternyata tidak banyak mendapat tanggapan enam.6 Kedua, akhlak dan spiritualitas. Oleh para jamaah, di sam-
positif dari masyarakat.3 Namun hal itu tidak berarti masyarakat ping memiliki akhlak yang sangat mulia, beliau juga diyakini telah
anti terhadap kyai tersebut, melainkan hanya dalam aspek tertentu mencapai derajat kewalian. Beliau sangat istiqamah dalam me-
mereka menghormatinya. mimpin zikir dan pengajian. Ketiga, kualitas keilmuan. Di samping
Di dalam al-Khidmah ini, garis koordinasinya juga sangat di- istiqamah dalam menyampaikan pengajian-pengajian, beliau juga
tentukan oleh wibawa dan kharisma kyai. Manajemen al-Khidmah menulis banyak sekali karya, dimulai dari menulis tuntutan-
juga menempatkan kyai pada posisi yang sangat sentral, yakni tuntunan zikir sampai karya ilmiah. Di buku-buku tuntunan zikir
menjadi bagian dari dewan penasehat. Yang paling sentral tentu yang beliau tulis juga terdapat kata pengantar yang sangat men-
saja Sang Guru Thariqah, yakni Romo Kyai Ahmad Asrori Oesman dalam isinya berkenaan dengan tasawuf dan tarekat.
al-Ishaqi, karena di samping forum rapat, hampir semua keputusan
______________
2
______________
Bahkan ada kecenderungan, bahwa mereka yang menekuni profesi
4
pengobatan dengan doa-doa, cenderung tidak diposisikan sebagai kyai oleh Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Mizan,
masyarakat, apalagi bila prosedurnya sama dengan pengobatan modern, se- Bandung, 1992, hlm. 179
5
perti tarif dan lain-lain. Mokh Sya‘roni, “Pemikiran Tasawuf KH. Ahmad Asrori al-Ishaqi: Kajian
3
Kasus Pilkada Jawa Timur tahun 2008 lalu barangkali bisa menjadi terhadap Pengajian Tasawuf Program Mutiara Hikmah Radio Rasika FM
contoh terbaik, dimana Khafifah yang oleh para kyai khash diperintahkan Semarang”, thesis Pasca Sarjana IAIN Walisongo, Semarang, 2003, hlm. 47,
untuk tidak dipilih, ternyata masih mendapatkan suara yang sangat tinggi, tidak diterbitkan.
6
bahkan disinyalir seandainya tidak ada “upaya sistematis”, dialah yang Brosur itu dicetak dalam jumlah besar dan dapat dibeli seperi membeli
menang. foto-foto Kyai Asrori.

Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 103 104 ║Politik Majelis Zikir
Berikut ini akan dikemukakan implikasi perilaku politik c. Dewan penasehat bertugas melaksanakan kontrol dan
jamaah al-Khidmah ini, baik secara internal maupun eksternal. Di mengistiqamahkan serta men-thuma‘ninah-kan pelaksana-
sela-sela pemaparan ini akan terlihat pula sejauhmana pergeseran an amaliyah para murid atau jamaah, khususnya tentang:
wibawa kyai terjadi di dalam jamaah al-Khidmah ini. 1) amaliyah wajib, yaitu harian dan mingguan; dan 2)
amaliyah sunnah, yaitu harian, mingguan, bulanan dan
B. Implikasi Internal tahunan.
d. Menerima laporan dari pengurus al-Thariqah dan pe-
Yang dimaksud implikasi internal adalah pengaruh perilaku
ngurus al-Khidmah.
politik dewan penasehat terhadap para pengurus, pengaruh peri-
e. Mendukung segala keputusan pengurus al-Thariqah atau
laku politik dewan penasehat dan pengurus terhadap jamaah dan al-Khidmah yang sesuai dengan petunjuk pengurus
pengaruh perilaku politik dewan penasehat dan pengurus terhadap pusat.
lembaga. f. Jika timbul hal-hal yang dirasa menyimpang, maka
1. Pengaruh Dewan Penasehat terhadap Pengurus dewan penasehat dapat memanggil pengurus al-Thariqah
dan pengurus al-Khidmah untuk mendapatkan pen-
Yang dimaksud dewan penasehat adalah para imam khushushi,
jelasan secara detail dalam forum rapat dewan penasehat
para kyai, para ustadz dan para sesepuh yang disepakati oleh para
dengan pengurus al-Thariqah atau pengurus al-Khidmah
murid atau jamaah dan disampaikan kepada Guru Thariqah.7 atau bersama-sama.
Secara normatif kelembagaan, posisi dewan penasehat ini sangat g. Keputusan dewan penasehat harus bersifat kolektif, tidak
tinggi, berada di atas pengurus al-Thariqah dan al-Khidmah. Secara bersifat pribadi atau perorangan.
rinci status dewan penasehat dapat dilihat dari uraian tugas mereka h. Dewan penasehat, baik secara kolektif maupun personal
sebagai berikut: tidak boleh menginterfensi keputusan-keputusan pe-
a. Dewan penasehat terdiri dari imam khushushi, kyai, ngurus al-Thariqah atau al-Khidmah.8
ustadz dan sesepuh yang tinggal di kawasan tempat ke-
Berdasarkan uraian tersebut, maka status dewan penasehat
pengurusan berada.
memang tinggi, tetapi terbatas. Sebab mereka tidak bisa meng-
b. Tugas rutin dewan penasehat adalah: memimpin khu-
interfensi keputusan-keputusan yang diambil oleh pengurus al-
shushi, memimpin zikir, memimpin maulid, memimpin
Thariqah maupun al-Khidmah. Uraian tersebut juga menunjukkan
manaqib, memimpin pengajian dan lain-lain yang ber-
bahwa wewenang tertinggi selain Sang Guru thariqah bersifat
kaitan dengan amaliyah murid atau jamaah.
kolektif keorganisasian. Ini menjadi bukti bahwa, kelembagaan al-
______________ Khidmah dan al-Thariqah ini relatif modern, karena tidak ada
7
Achmad Asrori Oesman al-Ishaqi, Pedoman Kepemimpinan dan ______________
Kepengurusan dalam Kegiatan dan Amaliah ath-Thariqah dan al-Khidmah, al-
8
Khidmah, Semarang, 2006, hlm. 5 Ibid., hlm. 10-12

Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 105 106 ║Politik Majelis Zikir
sentralitas kewenangan secara personal, melainkan secara ke- murid-murid yang telah dipilih dan ditetapkan oleh rapat para
lembagaan yang didasarkan pada hasil rapat. murid dan disampaikan atau dihaturkan kepada Guru Thariqah,
Dapat disimpulkan bahwa dewan penasehat tidak memiliki untuk mengurusi kagiatan dan amaliyah thariqah. Sedang pengurus
pengaruh kuat terhadap para pengurus, baik pengurus al-Thariqah al-Khidmah adalah orang-orang yang telah dipilih dan ditetapkan
maupun al-Khidmah. Satu-satunya kewenangan yang paling kuat oleh rapat al-Khidmah untuk memfasilitasi terselenggaranya ke-
adalah berkenaan dengan amaliyah murid atau jamaah, baik amali- giatan dan amaliyah yang telah ditetapkan dan diamalkan oleh
yah harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Karena itu, di Guru Thariqah atau para ulama’ salaf al-shalih. Baik pengurus al-
dalam masalah politik, secara normatif kelembagaan, perilaku Thariqah maupun al-Khidmah memiliki sejumlah syarat yang
dewan penasehat tidak memiliki implikasi yang signifkan terhadap
sama, sebagaimana telah disebutkan, yaitu: 1) sudah baligh; 2) sehat
pengurus. Hal ini sekaligus menjadi bukti, bahwa secara normatif
wal afiat, jasmani dan rohani; 3)mempunyai keahlian dan ke-
kelembagaan, jamaah al-Khidmah ini memang disiapkan sedemi-
mampuan di bidangnya; 4) mempunyai kemauan yang tinggi untuk
kian rupa agar tidak masuk terlalu jauh secara kelembagaan ke
dalam wilayah di luar wilayah spiritual. Wilayah-wilayah non- berkhidmah; 5) mempunyai waktu yang cukup untuk berkhidmah;
spiritual itu hanya boleh dimasuki dalam kapasitas sebagai pribadi. dan 6) bersungguh-sungguh dalam menjalankan amanat, tugas dan
Dapat disimpulkan pula, bahwa pedoman kelembagaan ini benar- kewajibannya.9 Bedanya, untuk menjadi pengurus al-Thariqah
benar sesuai dan sejalan dengan tuntunan yang diberikan oleh haruslah sudah menjadi murid tarekat, sedang untuk menjadi
Romo Kyai Asrori. pengurus al-Khidmah tidak harus sudah menjadi murid tarekat.
Dalam prakteknya, perilaku politik dewan penasehat juga Selanjutnya hubungan antara pengurus al-Thariqah dan pe-
tidak memiliki implikasi terhadap perilaku politik pengurus. Kalau ngurus al-Khidmah adalah 1) pengurus al-Thariqah berhak meng-
pun ada implikasi, sifatnya hanya informal dan biasanya sudah ada awasi pengurus al-Khidmah dalam jabatan yang sama (ketua al-
hubungan jauh sebelum mereka masuk ke dalam al-Khidmah. Thariqah mengawasi ketua al-Khidmah, sekretaris al-Thariqah
Misalnya karena mereka memiliki latar belakang sosio-politik yang mengawasi sekretaris al-Khidmah, begitu seterusnya); dan 2) pe-
sama. Namun demikian, hubungan dan komunikasi politik di ngurus al-Thariqah tidak boleh mengintervensi kegiatan pengurus
antara sesama jamaah yang memiliki latar belakang sosio politik
al-Khidmah.10 Dengan demikian, pengurus al-Thariqah memiliki
yang sama tidak sampai membentuk kelompok-kelompok baru di
kedudukan yang lebih tinggi dibanding pengurus al-Khidmah. Hal
dalam jamaah al-Khidmah ini. sehingga warna-warni perilaku
ini boleh jadi disebabkan karena para pengurus tarekat telah me-
politik di kalangan dewan penasehat dan pengurus tidak membawa
lampaui jenjang spiritual yang lebih berat dan lebih tinggi dibanding
dampak negatif terhadap lembaga.
para pengurus al-Khidmah. Namun demikian, pengurus al-Thariqah
2. Pengaruh Dewan Penasehat dan Pengurus terhadap tetap tidak boleh mengintervensi pengurus al-Khidmah. Pengawasan
Jamaah
______________
Yang dimaksud pengurus di sini mencakup pengurus al- 9
Ibid., hlm. 9-10
Thariqah dan pengurus al-Khidmah. Pengurus al-Thariqah adalah 10
Ibid., hlm. 9

Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 107 108 ║Politik Majelis Zikir
dilakukan hanyalah untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan yang mena itu justru dimaknai betapa terbukanya Kyai dengan semua
dilakukan oleh pengurus yang sejajar jabatannya itu sejalan dengan pihak. Karena posisi beliau adalah yang didatangi, bukan yang
apa yang telah digariskan atau tidak. Seandainya terjadi sesuatu yang mendatangi. Apalagi bila dikaitkan dengan munculnya fenomena
menurut pengurus al-Thariqah tidak sesuai, maka keputusannya menjelang pilpres, yakni penolakan sejumlah dewan penasehat
haruslah diambil secara kolektif. Oleh karena itu, pengaruh terhadap SBY yang disinyalir mendapat restu dari Sang Guru
pengurus al-Thariqah terhadap pengurus al-Khidmah sangat kecil. Thariqah. Sehingga menerima kehadiran seseorang tidak otomatis
Bahkan dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki kedudukan mengandung pengertian dukungan.
yang sejajar secara kolektif kepengurusan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku dewan
penasehat yang di dalamnya terdapat para kyai dan para pengurus
Persoalannya kemudian, bagaimana pengaruh perilaku politik
tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap jamaah. Kalau pun
dewan penasehat dan pengurus-pengurus tersebut terhadap
ada pengaruh, pastilah sudah dimulai jauh sebelum mereka masuk
jamaah? Sebagaimana telah dikemukakan, ada tiga kategori jamaah
ke dalam al-Khidmah. Misalnya karena mereka memiliki latar
di dalam majelis zikir ini, yaitu mu‘taqidin-mu‘taqidat, muhibbin-
belakang sosio politik yang sama. Di samping itu, besar kecilnya pe-
muhibbat dan muridin-muridat. Terhadap semua kategori jamaah itu,
ngaruh tersebut juga terkait dengan kategori jamaah. semakin ting-
perilaku politik dewan penasehat dan para pengurus tidak ber-
gi jenjang jamaah, samakin tinggi pula potensi pengaruh itu. Sekali
pengaruh signifikan secara formal kelembagaan. Sebab, di satu sisi
lagi, hal ini juga mengandung makna bahwa dalam urusan-urusan
para dewan penasehat dan para pengurus itu memahami betul
di luar keagamaan dan spiritualitas, jamaah al-Khidmah memiliki
rambu-rambu perilaku politik yang telah digariskan oleh Guru
rasionalitas dan logika tersendiri yang terkadang berbeda dengan
Thariqah. Dalam hal ini, pengaruh Guru Thariqat terhadap mereka rasionalitas dan logika para kyai.
jauh lebih kuat. Sedang di sisi lain, para jamaah juga memiliki
Kesimpulan ini semakin kuat bila dikaitkan dengan rasio-
rasionalitas tersendiri. Pada kasus pilleg 2009 lalu, para jamaah me-
nalitas dan logika politik jamaah al-Khidmah pada pemilu berikut-
miliki rasionalitas tersendiri, yang tidak terkait dengan rasionalitas
nya, yaitu pilpres, meskipun sebenarnya antara pilleg dan pilpres
para pengurus dan dewan penasehat. Jangankan para dewan pe- memiliki perbedaan signifikan. Tetapi pilpres 2009 dapat dijadikan
nasehat, bahkan Sang Guru Thariqah sendiri pun dalam masalah sebagai bukti tambahan atas kesimpulan tersebut. Menjelang
pilihan politik tidak berpengaruh signifikan terhadap jamaah. Se- pilpres, ada instruksi dari sejumlah kyai agar menjatuhkan pilihan
bagai contoh, ketika SBY hadir di Pesantren al-Fithrah pada acara kepada JK-WIN, dengan argumen bahwa JK-WIN lah yang lebih
Mubaya‘ah Kubra, sejumlah jamaah memilih tidak hadir, karena membawa kemaslahatan bagi jamaah dan umat Islam pada umum-
secara politik tidak setuju dengan partai Demokrat, dimana SBY nya. Di samping itu, ada informasi bahwa SBY akan memberikan
merupakan simbolnya. Memang ada beberapa penafsiran terhadap dukungan terhadap PKS dan MTA (Majelis Tafsir Al-Qur’an) de-
sikap politik Kyai Asrori dalam kasus hadirnya SBY tersebut. Bagi ngan mengembangkan radio yang telah dimilikinya.11 Bahkan se-
yang menolak hadir, diterimanya SBY dalam acara itu sudah me- ______________
nyiratkan dukungan yang jelas dari Kyai Asrori terhadap SBY. 11
Pada hari Sabtu tanggal 4 Juli 2009, sewaktu berangkat menuju Ke-
Tetapi bagi yang tetap hadir, meski tidak setuju dengan SBY, feno- dinding untuk mengikuti pengajian rutin, para sesepuh mensosialisasikan

Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 109 110 ║Politik Majelis Zikir
jumlah petinggi al-Khidmah di Jawa Tengah ini juga sempat ber- jadi serbuan masyarakat, tetapi tiba-tiba meredup karena terjun ke
koordinasi dengan salah satu organisasi Islam untuk menyiapkan dalam politik praktis. Dalam konteks tarekat, kasus yang dialami
langkah-langkah strategis bagi sikap politik tersebut. Tetapi semua oleh tarekat Rejoso Jombang di bawah kepemimpinan Kyai
itu ternyata tidak mempengaruhi jamaah al-Khidmah. Justru Musta‘in Romli menjadi contoh yang sangat nyata. Kedua, apabila
perolehan suara JK-WIN jauh dari yang diperkirakan. Tentu saja pemimpinnya melakukan poligami. Dalam hal ini, Darut Tauhid
banyak analisis yang bisa dikemukakan, tetapi dalam konteks ini, menjadi contoh yang paling nyata. Hanya saja, mengenai hal kedua
tidak terlalu jauh kiranya bila dimaknai sebagai tidak adanya ini, tampaknya ada perbedaan yang cukup mendasar, antara lem-
pengaruh signifikan antara perilaku politik dewan penasehat dan baga semisal Darut Tauhid dan Jamaah al-Khidmah ini. Agaknya,
pengurus terhadap jamaah. seandainya pemimpin dari lembaga yang disebut terakhir ini ber-
3. Pengaruh Dewan Penasehat dan Pengurus terhadap poligami, maka tidak akan terlalu membawa pengaruh. Karena di
Lembaga samping lembaga semacam ini tumbuh dari bawah, penolakan
Selanjutnya, berkenaan dengan pengaruh perilaku politik de- jamaah terhadap konsep poligami tidak seekstrim massa Darut
wan penasehat dan pengurus terhadap al-Khidmah secara ke- Tauhid.
lembagaan, dapat dikemukakan beberapa hal. Pertama, berkenaan Kedua, berkenaan dengan soliditas lembaga. Sebagaimana
dengan karakter lembaga. Perilaku politik dari dewan penasehat telah dikemukakan, jamaah ini memiliki latar belakang yang sangat
dan pengurus itu memberikan dampak positif bagi semakin jelas- beragam secara ideologi dan politik. Maka apabila perilaku politik
nya karakter lembaga. Yakni bahwa lembaga ini benar-benar fokus dari para dewan penasehat dan pengurus tidak dibawa ke level
kepada masalah spiritual. Sedang masalah-masalah lain diserahkan kelembagaan, tetapi tetap pada wilayah individual, maka siapapun
sepenuhnya kepada masing-masing individu jamaah. Dengan jamaahnya akan merasa nyaman. Hal ini pada gilirannya akan
demikian, perilaku mereka itu dapat memperkuat apa yang telah berdampak pada soliditas jamaah. Di samping itu, kondisi semacam
digariskan oleh Hadhratus Syaikh sendiri. ini juga bisa menjadi contoh yang baik bagi pendidikan politik di
Ada pendapat yang umum berkembang, bahwa kelemahan tanah air. Sebab, salah satu agenda penting bangsa ini berkenaan
sebuah organisasi keagamaan atau majelis zikir yang pokok ada dengan pendidikan politik adalah bagaimana menumbuhkan ke-
dua. Pertama, bila sudah terjun ke dalam kancah politik praktis. sadaran dan kedewasaan berpolitik. Berapa banyak kasus konflik
Berapa banyak tokoh dan organisasi keagamaan yang tadinya men- dan pertikaian yang berpangkal pada masalah perbedaan politik. Di
_______________ kalangan warga NU misalnya, munculnya sejumlah partai yang
dukungan itu kepada semua imam khushushi agar diteruskan kepada jamaah.
memiliki basis massa yang sama sering menyebabkan timbulnya
Alasannya adalah bahwa SBY akan memberikan peluang cukup besar kepada konflik, bahkan bentrokan fisik. Yang paling keras adalah konflik
PKS dan kepada radio MTA (Majelis Tafsir Al-Qur’an). Wawancara dengan
Ustadz Musyafak pada tanggal 4 Juli 2009 pukul 09.00 WIB. Menarik pula untuk
antara massa PKB dengan massa PPP, seperti yang terjadi di
disebutkan di sini, bahwa ketua umum pengurus pusat al-Khidmah adalah Pekalongan dan Jepara pada pemilu di awal reformasi. Jamaah al-
seorang pengusaha radio swasta yang sangat intensif menyiarkan jurnal dan
kegiatan al-Khidmah.
Khidmah dalam hal ini, sedikit banyak memberikan sumbangan

Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 111 112 ║Politik Majelis Zikir
terhadap kedewasaan politik di wilayah ini. Pilihan politik boleh selenggarakan atas undangan dari instansi tertentu, jamah al-
berbeda, tetapi hubungan baik harus tetap terjalin. Khidmah juga memiliki agenda untuk mengadakan kegiatan-ke-
giatan dalam skala besar, sebagaimana telah dikemukakan di bab
C. Implikasi Eksternal sebelumnya. Tentu saja kegiatan-kegiatan seperti ini membutuhkan
Tak diragukan lagi, bahwa jamaah al-Khidmah ini sudah men- biaya yang tidak sedikit. Di sinilah, terlihat berapa antusias ma-
jadi salah satu komponen penting di tanah air,12 termasuk di syarakat untuk memberikan dukungan.
Wilayah Jawa Tengah ini. Karena itu, apa yang dilakukan oleh Ketiga, semakin tumbuh kesadaran tentang pentingnya ber-
keluarga besar jamaah al-Khidmah ini pasti membawa implikasi zikir, bahkan terhadap tarekat. Tumbuhnya kesadaran ini bukan
eksternal pula. Yang dimaksud implikasi eksternal di sini adalah saja karena adanya sejumlah dampak modernitas yang dianggap
pengaruh perilaku politik al-Khidmah Jawa Tengah terhadap lem- mengesampingkan dimensi terdalam manusia, melainkan karena
baga dan masyarakat di luar al-Khidmah serta terhadap pemerintah. zikir memang perlu untuk memberikan makanan bagi rohani, apa-
1. Pengaruh terhadap Lembaga dan Masyarakat di Luar pun kondisinya dan seperti apapun situasinya. Dalam kaitan ini,
al-Khidmah agaknya lebih tepat menyatakan bahwa zikir pada umumnya, serta
Penelitian ini menemukan bahwa ada pengaruh yang positif tasawuf dan tarekat pada khususya menemukan urgensinya bukan
dari jamaah al-Khidmah terhadap lembaga-lembaga di luar al- hanya di era modern ini, tetapi di era manapun. Meminjam ke-
Khidmah dan masyarakat pada umumnya di wilayah Jawa Tengah terangan Kyai Asrori, keadaan manusia itu ada empat macam, yaitu
ini. Hal-hal positif yang bisa dicatat antara lain, pertama, semakin sehat atau sakit, dan taat atau durhaka. Dalam semua keadaan itu,
banyak lembaga yang mengundang jamah al-Khidmah ini pada zikir tetap diperlukan. Bagi yang sehat, spiritualitas berfungsi men-
even-even penting mereka. Undangan-undangan seperti itu tentu dayagunakan kesehatan itu untuk hal-hal yang positif. Bagi yang
mengandung makna bahwa mereka memiliki respon positif ter- sakit, spiritualitas itu berfungsi menumbuhkan kesabaran. Bagi
hadap jamaah al-Khidmah ini. Bahkan undangan juga mulai
yang taat, spiritualitas berfungsi menjaga agar ketaatan itu tidak
muncul dari perseorangan.
ternodai oleh penyakit hati. Sedang bagi yang durhaka, spiritualitas
Kedua, apresiasi yang cukup tinggi terhadap lembaga ini, yang
menumbuhkan optimisme untuk memperbaiki diri.
terbukti melalui dukungan mereka, baik moril maupun materiil
terhadap kegiatan-kegiatan besar yang dilaksanakan oleh lembaga 2. Pengaruh terhadap Pemerintah
ini. Di luar kegiatan-kegiatan besar jamaah al-Khidmah yang di- Setidaknya ada dua hal penting yang ditemukan berkenaan de-
ngan implikasi perilaku politik jamaah al-Khidmah terhadap pe-
______________
12
merintah. Antara lain, pertama, pemerintah merasakan tidak ada ke-
Pada tahun 2003 saja, Mokh. Sya‘roni mencatat bahwa al-Khidmah
sudah berkembang di sejumlah kota besar, seperti di Jawa Timur sebagai pu- khawatiran untuk menjadikan jamaah al-Khidmah ini sebagai
sat perkembangannya, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, partner dalam mensosialisasikan program-program pemerintah
NTT, Kalimantan Barat, Ujung Pandang, Lampung, Palembang dan Medan.
Mokh Sya‘roni, op. cit., hlm. 49 kepada masyarakat luas, dan meningkatkan partisipasi masyarakat.

Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 113 114 ║Politik Majelis Zikir
Hal ini biasanya dilakukan oleh pemerintah dengan cara meng- yang mengatasnamakan Islam. Tentu saja hal ini terlepas dari
adakan acara zikir bersama, sesuai dengan wilayah pemerintahan adanya analisis bahwa munculnya sejumlah organisasi Islam garis
yang bersangkutan. Pemerintah merasakan tidak ada kekhawatiran keras adalah karena adanya desain dari pihak-pihak tertentu, dan
kalau dianggap membawa massa jamaah al-Khidmah ke dalam analisis bahwa sejumlah teror bom itu tidak terlepas dari adanya
partai politik tertentu. Ini berbeda dengan majelis-majelis di masa- desain besar dari pihak di luar Islam.[]
masa dahulu, dimana ketika diajak berzikir dengan pemerintah,
maka semacam ada kesan sedang diajak untuk mendukung partai
tertentu. Berbeda pula dengan majelis-majelis zikir yang memang
secara eksplisit berafiliasi kepada partai tertentu.
Kedua, semakin berkurangnya phobi sebagian pejabat pe-
merintah terhadap organisasi-organisasi Islam. Di zaman Orde
Baru pernah muncul phobi terhadap Islam akibat bisikan-bisikan
yang diberikan kepada tokoh sentral rezim Orde Baru. Dikhawatir-
kan bahwa Islam akan menjadi ancaman besar bagi kelangsungan
kekuasaannya. Namun phobi itu di masa-masa akhir kekuasaannya
sudah sangat berkurang. Bahkan di masa-masa akhir rezim tersebut
muncul program “penghijauan”, semakin banyaknya umat Islam
yang duduk di pemerintahan dan semakin dekatnya pemerintahan
kepada Islam. Sementara di era reformasi sekarang ini juga muncul
phobi yang baru terhadap Islam, termasuk pesantren. Karena di satu
sisi, muncul organisasi-organisasi Islam yang ditengarai sebagai
Islam garis keras, seperti Front Pembela Islam (FPI), Majelis
Mujahidin Indonesia (MMI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)13 dan
lain-lain. Di sisi lain, banyak teror bom yang dilakukan oleh mereka

______________
13
Dibandingkan dengan organisasi Islam garis keras yang lain, HTI me-
miliki identitas tersendiri. Sekeras apapun sikap HTI, kecil kemungkinannya
untuk menggunakan cara-cara kekerasan. Sebab yang menjadi senjata utama
mereka adalah pemikiran. Uraian lengkap mengenai HTI ini antara lain bisa
dilihat pada Ahmad Musyafiq, Spiritualitas Kaum Fundamental: Studi Kasus
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Tengah, IAIN Walisongo, Semarang, 2008,
laporan penelitian, tidak diterbitkan.

Implikasi Perilaku Politik Majelis Zikir al-Khidmah .... ║ 115 116 ║Politik Majelis Zikir
eksekutif dalam menciptakan masyarakat adil dan makmur masih
rendah. Sedang berkenaan dengan kriteria caleg yang layak dipilih,
semuanya menyatakan bahwa caleg yang berakhlak-lah yang layak
dipilih. Tentu saja, syarat itu bagi mereka hanyalah dalam wilayah
idealitas. Sedang dalam kenyataannya, mereka menyadari bahwa
caleg yang terbaik dari yang terburuklah yang mereka pilih.
Kedua, perilaku politik Majelis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah
pada pilleg 2009 dapat dikategorikan sebagai perilaku politik yang
akomodatif. Indikasinya adalah kemampuan Jamaah al-Khidmah
untuk berkompromi dengan partai politik tertentu, namun tetap
tidak mengintegrasikan diri. Dengan kata lain, mereka dekat, tetapi
BAB V tetap berjarak. Perilaku politik seperti ini antara lain dipengaruhi
oleh faktor sejarah, di mana di satu sisi ada majelis zikir yang ber-
PENUTUP
sikap integratif dan di sisi lain ada yang bersikap konfrontatif. Peri-
laku Jamaah al-Khidmah yang seperti ini pada gilirannya juga mem-
pengaruhi perilaku para caleg dalam mengkampanyekan diri di
dalam Jamaah al-Khidmah ini. Hanya cara-cara yang sangat halus
A. Kesimpulan yang mereka gunakan dalam mengkampanyekan diri. Selanjutnya,
dari sejumlah kemungkinan bentuk relasi yang terbangun antara
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil beberapa
seorang caleg dengan al-Khidmah, sampai saat ini barulah satu
kesimpulan:
bentuk. Itu pun pada tahap yang paling sederhana, yakni seorang
Pertama, pandangan Majelis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah ten-
caleg yang berstatus sebagai jamaah, tidak ada yang menjadi pe-
tang pemilu legislatif 2009 dapat dikategorikan sebagai pandangan
ngurus ataupun dewan penasehat.
yang moderat. Sebab, terkait dengan hukum memilih pada pilleg
2009 tersebut, tidak ada yang menyatakan bahwa memilih hukum- Ketiga, pandangan dan perilaku politik Majelis Zikir al-
nya adalah wajib mutlak atau haram mutlak. Selanjutnya, terkait de- Khidmah ini membawa implikasi positif, baik secara internal mau-
ngan fungsi pilleg sebagai salah satu sarana untuk menciptakan pun eksternal. Secara internal, al-Khidmah tetap konsisten dengan
masyarakat yang adil dan makmur, sebagian besar menyatakan sikap netral yang sejak awal memang telah dipilih. Yakni al-
bahwa kecil sekali peranan pilleg dalam menciptakan masyarakat adil Khidmah bukan sebagai partai atau cikal bakal partai, melainkan
dan makmur. Bagi mereka, keadilan dan kemakmuran lebih terkait sebagai majelis zikir. Secara eksternal, banyak lembaga pemerintah
dengan etos kerja masing-masing individu. Hal ini menunjukkan maupun non-pemerintah yang menjadikan al-Khidmah sebagai
bahwa kepercayaan jamaah al-Khidmah terhadap legislatif dan partner yang baik. Di samping itu, keinginan untuk memasuki

Penutup ║ 117 118 ║Politik Majelis Zikir


jamaah ini juga sangat tinggi, tanpa ada kekhawatiran mengenai Wilayah Jawa Tengah ini. Masih banyak aspek-aspek lain yang bisa
perbedaan baju politik. diteliti, misalnya aspek transformasi spiritual, aspek paham ke-
agamaan, dan lain-lain. Pemahaman yang utuh terhadap majelis
B. Rekomendasi
zikir ini sangat penting, terutama bagi upaya bersama untuk men-
Berdasarkan temuan dan kesimpulan di atas, ada sejumlah ciptakan Jawa Tengah yang lebih baik. Apalagi bila dikaitkan
rekomendasi yang bisa dikemukakan, yaitu: dengan situasi dan kondisi akhir-akhir ini, yakni bahwa Jawa Ten-
Pertama, secara internal, keberadaan Majelis Zikir al-Khidmah gah justru menjadi lahan yang subur bagi sejumlah orang yang
sebagai wadah bagi semua orang yang ingin berzikir harus tetap diindikasikan sebagai penganut pemahaman Islam garis keras.[]
dijaga. Jangan sampai diidentikkan dengan ormas Islam tertentu.
Penting untuk dihindari atribut dan ungkapan yang hanya merujuk
kepada ormas Islam tertentu. Bila identitas ini tetap dijaga, maka al-
Khidmah akan semakin diterima luas oleh masyarakat.
Kedua, secara eksternal, perilaku politik yang ditempuh oleh al-
Khidmah ini hendaknya menjadi contoh yang baik bagi majelis-
majelis serupa yang ingin menjadi bagian dari upaya bersama untuk
menciptakan masyarakat adil dan makmur melalui pembangunan
spiritual. Masyarakat sangat membutuhkan bimbingan spiritual
yang tidak terkontaminasi oleh kepentingan sesaat.
Ketiga, khusus bagi pemerintah, Majelis Zikir al-Khidmah ini
sangat potensial untuk dijadikan sebagai sarana menyemaikan Islam
yang toleran dan damai. Karena itu, sejumlah pendekatan yang se-
lama ini sudah ditempuh, bisa ditingkatkan ke bentuk-bentuk yang
lebih konkret. Misalnya dengan mengadakan “Workshop Islam
Inklusif” dengan para dewan penasehat dan para pengurus. Sebab
dalam masalah agama dan spiritual, pengaruh dewan penasehat dan
pengurus terhadap jamaah masih sangat efektif.

C. Kata Penutup

Penelitian ini merupakan langkah awal dari upaya untuk


menggali lebih dalam karakteristik Majelis Zikir al-Khidmah

Penutup ║ 119 120 ║Politik Majelis Zikir


Ahmad Najib Burhani, Sufisme Kota: Berfikir Jernih Menemukan
Spiritualitas Positif, Serambi, Jakarta, 2001
Ajid Thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat, Pustaka Hidayah, Ban-
dung, 2002
Amin Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas? Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 1996
Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi, Jilid I, Gramedia Jakarta, 1986
Franz Magnis Suseno, Etika Jawa: Sebuah Analisis Falsafi tentang
Kebijakan Hidup Jawa, Gramedia, Jakarta, 2003
Ilham B. Sainong, Hermeneutika Pembebasan, Teraju, Jakarta, 2002
DAFTAR PUSTAKA
Khoiro Ummatin, Perilaku Politik Kyai, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2002
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosda Karya, Ban-
dung, 1999
Abdul Aziz Thaba, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru, Gema Mahmud al-Khalidi, Bai‘at dalam Perspektif Pemikiran Politik Islam,
Insani Press, Jakarta, 1996 terjemaha Muhamamd Bajuri, al-Izzah, Bangil, 2002
Achmad Asrory Oesman al-Ishaqy, Tuntunan dan Bimbingan, al- Mahmud Suyuthi, Politik Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah,
Khidmah, Semarang, 2006
Galang Press, Yogyakarta, 2001
__________, Pedoman Kepemimpinan dan Kepengurusan dalam Kegiatan
Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Mizan,
dan Amaliah al-Thariqah dan al-Khidmah, al-Khidmah, Semaran,
Bandung, 1992
2006
Masaru Emoto, The True Power of Water: Hikmah Air dalam Olah Jiwa,
__________, al-Iklil fi al-Istighatsat wa al-Azkar wa al-Da‘awat fi al-Tahlil,
al-Wafa, Surabaya, cet. V, 2005 terjemahan Azam Translator, MQ Publishing, Bandung, 2006
__________, Hadzihi al-Fathah al-Nuriyyah fi al-Aurad wa al-Azkar wa al- Miriam Budihardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1998
Da‘awat wa al-Istighatsat al-Yaumiyyah wa al-Lailiyyah, al-Khid- Mokh. Sya‘rani, “Pemikiran Tasawuf KH. Ahmad Asrori al-Ishaqi:
mah, Surabaya, cet. II, 2005 Kajain terhadap Pengajian Tasawuf Program Mutiara Hikmah
__________, al-Muntakhabat fi Rabithah al-Qalbiyyah wa Shilah al- Radio Rasika FM Semarang”, thesis Pasca Sarjana IAIN
Ruhiyyah, jilid I dan II, al-Khidmah, Surabaya, 2007, Walisongo, Semarang, 2003
__________, al-Faidh al-Rahmani li Man Yazhillu tahta al-Saqfi al-Utsmani Munawir Syadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pe-
fi al-Irthibath bi al-Ghauts al-Jilani, al-Khidmah, Surabaya, cet.V, mikiran, UI Press, Jakarta, 1993
2006

Daftar Pustaka ║ 121 122 ║Politik Majelis Zikir


Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1992
Richard E. Palmer, Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi, ter-
jemahan Musnur Hery dan Damanhuri Muhammad, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2005
Ronald H. Chilote, Teori Perbandingan Politik: Penelusuran Paradigma,
terjemahan Haris Munandar dan Dudy Priatna, Rajawali Pers,
Jakarta, 2003
Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi, YA3,
Malang, 1990
Soerjono Soekanto, Sosilogi: Suatu Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta,
1991
Sri Mulyati (et.al), Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia, Kencana,
Jakarta, 2006
Sudijono Sastroatmojo, Perilaku Politik, IKIP Semarang Press,
Semarang, 1995
Zurkani Jahya, Teologi al-Ghazali, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996

Daftar Pustaka ║ 123 124 ║Politik Majelis Zikir


TENTANG PENULIS

AHMAD MUSYAFIQ, lahir di Demak 9 Juli 1972. Pendidikan


S-1 diselesaikan di Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadits, IAIN
Walisongo Semarang (1996). Pendidikan S-2 ditempuh di alma-
mater yang sama dengan mengambil Konsentrasi Pemikiran Etika
Islam dan Tasawuf (2001). Kini tengah menempuh pendidikan S-3
di almamater yang sama pula.
Penulis saat ini aktif sebagai pengajar di IAIN Walisongo,
dengan Gol./Pangkat IVa/Pembina dan Jabatan Fungsional Aka-
demik sebagai Lektor Kepala. Penulis tinggal di Bukit Jatisari
Asri, Blok B-6 No. 3-A Mijen Semarang. Telp. (024) 76672237
e-mail: ahmadmusyafiq@yahoo.co.id

Tentang Penulis ║ 125 126 ║Politik Majelis Zikir


PENGALAMAN PENELITIAN

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber


Dana
2009 Perilaku Politik Majelis Zikir Peneliti Balitbang
al-Khidmah Wilayah Jawa Individual Depag
Tengah pada Pilleg 2009 Semarang
2008 Studi Kitab Minhajul 'Abidin Anggota Balitbang
di Pondok Pesantren Depag
Maslakul Huda Pati Jateng Semarang
2008 Spiritualitas Kaum Peneliti DIPA IAIN
Fundamentalis: Studi Kasus Individual Walisongo
HTI Jateng
2007 Dimensi Non-Teologis dalam Anggota DIPA IAIN
Anarkisme Agama: Studi Walisongo
Kasus Pengrusakan Tempat
Ibadah di Tegowanu
Grobogan
2007 Agama dan Rekonstruksi Anggota Balitbang
Pasca Bencana: Studi Kasus Depag
di Desa Ngandong Kecamat- Semarang
an Gantiwarno Kabupaten
Klaten Jawa Tengah
2007 Dimensi Spiritual dalam Peneliti DIPA IAIN
Pelatihan Salat Khusyu‘ Abu Individual Walisongo
Sangkan
2006 Pemberdayaan Mutu Ma- Anggota Ditpertais
drasah Tsanawiyah di Depag
Daerah Penyangga Kota
2006 Studi Kritis Hadis-Hadis Peneliti DIPA IAIN
Ruqyah Individual Walisongo
2004 Persepsi Masyarakat ter- Peneliti DIK-S IAIN
hadap Fakultas Ushuluddin Individual Walisongo
2003 Pendekatan Sejarah Sosial Peneliti PPTA IAIN
dalam Studi Kritik Hadis Individual Walisongo
2001 Pemikiran Tasawuf Imam al- Peneliti PPTA IAIN
Syafi‘i: Tasawuf dalam Individual Walisongo
Perspektif Fuqaha’
2000 Urgensi Ilmu Gharib al-Hadis Peneliti PPTA IAIN
dalam Pemahaman Hadis Individual Walisongo

Pengalaman Penelitian ║ 127 128 ║Politik Majelis Zikir

Anda mungkin juga menyukai