Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH FIQIH JINAYAH

UNSUR-UNSUR JARIMAH (TINDAK PIDANA)


A. Klasifikasi Unsur Jarimah
Jarimah adalah perbuatan pidana, sedangkan sebuah perbuatan dikatakan jarimah
apabila memenuhi unsur umum dan unsur khusus. Jarimah memiliki beberapa unsur yaitu
unsur formal, unsur materiil, dan unsur moril (pertanggungjawaban) :
1. Unsur Formal Jarimah
Suatu perbuatan baru dianggap sebagai jarimah (tindak pidana) apabila sebelumnya
sudah ada nash (ketentuan) yang melarang perbuatan tersebut dan mengancamnya
dengan hukuman. Unsur ini disebut unsur formal jarimah. Didalam unsur formal ini,
terdapat lima masalah pokok sebagai berikut :
a. Asas legalitas dalam hukum pidana Islam
Salah satu kaidah yang pentimg dalam syariat islam yaitu, Sebelum ada nash
(ketentuan), tidak ada hukuman bagi perbuatan orang-orang yang berakal sehat
dan terdapat satu yang identik yaitu, Pada dasarnya semua perkara dibolehkan,
sehingga ada dalil yang menunjukan keharamannya. Abdul Qodir Audah memberikan
penjelasan terhadap dua kaidah tersebut bahwa “Suatu perbuatan atau sikap tidak
berbuat tidak boleh dianggap sebagai jarimah, kecuali karena adanya nash (ketentuan)
yang jelas yang melarang perbuatan dan sikap tidak berbuat tersebut. Apabila tidak
ada nash yang demikian sifatnya, maka tidak ada tuntutan atau hukuman atas
pelakunya.” Ayat-ayat yang menggambarkan adanya asas legalitas diantaranya adalah
Surah Al-Isra ayat 15

‫از َرةٌ ِّو ْز َر اُ ْخ ٰرى ۗ َو َما‬ َ ‫ي لِنَ ْف ِس ٖه ۚ َو َم ْن‬


ِ َ‫ض َّل فَاِنَّ َما ي‬
ِ ‫ضلُّ َعلَ ْيهَا ۗ َواَل ت َِز ُر َو‬ Pْ ‫َم ِن ا ْهت َٰدى فَاِنَّ َما يَ ْهتَ ِد‬
۱۵﴿ ‫رسُوْ اًل‬ َ ‫ث‬ َ ‫﴾ ُكنَّا ُم َع ِّذبِ ْينَ َح ٰتّى نَ ْب َع‬

Artinya : Barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya


itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka
sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa
tidak dapat memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum
Kami mengutus seorang rasul.

Surah Al-Qashash ayat 59

‫ى‬ ۟ ُ‫ث فِ ٓى أُ ِّمهَا َر ُسواًل يَ ْتل‬


ٓ ٰ ‫وا َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتِنَا ۚ َو َما ُكنَّا ُم ْهلِ ِكى ْٱلقُ َر‬ َ ‫ك ْٱلقُ َر ٰى َحتَّ ٰى يَ ْب َع‬ َ ُّ‫َو َما َكانَ َرب‬
َ ِ‫ك ُم ْهل‬
َ‫إِاَّل َوأَ ْهلُهَا ٰظَلِ ُمون‬

Artinya : Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia


mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada

1
mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali
penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.

b. Sumber-sumber aturan-aturan pidana Islam


Jumhur ulama telah sepakat bahwa sumber hukum Islam pada umumnya ada
empat, yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’, dan qiyas. Untuk hukum pidana
Islam formil, atau hukum acara pidana semua sumber hukum tersebut bisa
terpakai. Akan tetapi, penggunaan qiyas dalam jarimah tertentu masih
diperdebatkan oleh para fuqaha.
c. Masa berlakunya aturan-aturan pidana Islam
Menurut hukum pidana Islam ketentuan tentang masa berlakunya peraturan
pidana ini, pada prinsipnya sama dengan hukum positif. Seperti halnya dalam
hukum positif, peraturan pidana dalam hukum Islam berlaku sejak ditetapkannya
dan tidak berlaku terhadap peristiwa yang terjadi sebelum peraturan itu
dikeluarkan. Dengan demikian peraturan pidana dalam hukum pidana Islam juga
tidak berlaku surut.1 Hal ini juga dijelaskan dalam surah Al-Qur’an Surah An-
Nisa ayat 22-23

)٢٢ ( ‫اح َشةً َو َم ْقتًا َو َسا َء َسبِيال‬


ِ َ‫َوال تَ ْن ِكحُوا َما نَ َك َح آبَا ُؤ ُك ْم ِمنَ النِّ َسا ِء إِال َما قَ ْد َسلَفَ إِنَّهُ َكانَ ف‬
‫ت‬ ْ
ِ ‫األخ‬ ُ ‫األخ َوبَن‬
‫َات‬ ِ ُ ‫م َو َع َّماتُ ُك ْم َوخَاالتُ ُك ْم َوبَن‬Pْ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم أُ َّمهَاتُ ُك ْم َوبَنَاتُ ُك ْم َوأَ َخ َواتُ ُك‬
‫َات‬ ْ ‫ُح ِّر َم‬
ُ َ‫َّضا َع ِة َوأُ َّمه‬
‫ات نِ َسائِ ُك ْم َو َربَائِبُ ُك ُم الالتِي فِي‬ َ ‫م ِمنَ الر‬Pْ ‫خَواتُ ُك‬ َ َ‫ض ْعنَ ُك ْم َوأ‬
َ ْ‫الالتِي أَر‬ ‫َوأُ َّمهَاتُ ُك ُم‬
َ ‫ِم ْن نِ َسائِ ُك ُم الالتِي َدخَ ْلتُ ْم بِ ِه َّن فَإِ ْن لَ ْم تَ ُكونُوا َد َخ ْلتُ ْم بِ ِه َّن فَال ُجن‬
‫َاح َعلَ ْي ُك ْم َو َحالئِ ُل‬ ‫م‬Pْ ‫ُور ُك‬
ِ ‫ُحج‬
( ‫األختَ ْي ِن إِال َما قَ ْد َسلَفَ إِ َّن هَّللا َ َكانَ َغفُورًا َر ِحي ًما‬
ْ َ‫أَ ْبنَائِ ُك ُم الَّ ِذينَ ِم ْن أَصْ البِ ُك ْم َوأَ ْن تَجْ َمعُوا بَ ْين‬
)٢٣

Artinya : Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh
ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu
amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh) (22).
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan;
saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan;
ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari

1
A. Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1967), hlm.88-89.

2
isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu
itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan
diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan
menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali
yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (23).

Surah Al-Maidah ayat 38

ٰ ۟
ِ ‫ا أَ ْي ِديَهُ َما َجزَ ٓا ۢ ًء بِ َما َك َسبَا نَ َكاًل ِّمنَ ٱهَّلل ِ ۗ َوٱهَّلل ُ ع‬P‫َّارقَةُ فَٱ ْقطَع ُٓو‬
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬ Pُ ‫َّار‬
ِ ‫ق َوٱلس‬ ِ ‫َوٱلس‬

Artinya : Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah


tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
d. Lingkungan berlakunya aturan-aturan pidana Islam
Dalam hubungan dengan lingkungan berlakunya peraturan pidana Islam, secara
teoritis para fuqaha membagi dunia ini kepada dua bagian, yaitu Negeri Islam
dan Negeri Bukan Islam. Termasuk kelompok negeri Islam adalah negeri-negeri
dimana hukum Islam tampak di dalamnya, karena penguasanya adalah penguasa
Islam. Juga termasuk dalam kelompok ini, negeri dimana penduduknya yang
beragama Islam dapat menjalankan hukum-hukum Islam. Termasuk dalam
kelompok negeri bukan Islam adalah negeri-negeri yang tidak dikuasai oleh
kaum muslimin atau negeri dimana hokum Islam tidak dijalankan walaupun di
sana terdapat umat Islam.
e. Asas pelaku atau terhadap siapa berlakunya aturan-aturan pidana Islam
Hukum pidana syariat Islam khususnya dalam pelaksanaannya tidak membeda-
bedakan tingkatan manusia. Sejak pertama kali diturunkan syariat Islam
memandang bahwa semua orang di depan hukum itu sama tingkatannya. Tidak
ada perbedaan antara orang kaya dan miskin, dan sebagainya. Dalam Islam
perbedaan tingkatan itu hanya satu, yaitu yang paling takwa. Allah berfirman
dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 13.

ِ ‫م ِعن َد هَّللا‬Pْ ‫ل لِتَ َعا َرفُوا إِ َّن أَ ْك َر َم ُك‬Pَ ِ‫ َوقَبَائ‬P‫م ُشعُوبًا‬Pْ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا َخلَ ْقنَا ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوأُنثَى َو َج َع ْلنَا ُك‬
١٣﴿ ‫﴾ أَ ْتقَا ُك ْم إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬

Artinya : “Wahai sekalian manusia, kami ciptakan engkau dari laki-laki dan
perempuan dan kami jadikan engkau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.
Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu adalah yang paling takwa.”

Anda mungkin juga menyukai