Anda di halaman 1dari 18

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Sejarah Peradaban Islam Alamsyah M. Ag

UMAR BIN KHOTTOB R.A.

Oleh:

Muhammad Haratullisan : 230103020186


Rezki Nurrahmat : 230103020091
Nazar Muzadi : 230103050203

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
& ILMU HADITS
BANJARMASIN
2023

PENDAHULUAN
Perkembangan Islam pada Zaman Nabi Muhammad SAW dan para

sahabat merupakan masa keemasan Islam, hal itu bisa terlihat bagaimana

kemurnian Islam itu sendiri dengan adanya pelaku dan aktor/faktor utamanya

yaitu Rasulullah, kemudian pada zaman selanjutnya yaitu pada zaman sahabat

yang membawa misi peradaban yang lebih baik. Peradaban merupakan konotasi

positif pada diri manusia yang berkembang secara sadar menjadi manusia yang

ideal. Istilah peradaban sering digunakan untuk menunjukkan pendapat serta

penilaian terhadap perkembangan kebudayaan yang pada masanya mencapai

puncak kejayaan. Pada setiap kepemimpinan Islam tentunya memiliki kemajuan-

kemajuan (peradaban) yang berbeda dan punya ide dan gagasan yang berbeda

serta kebijakankebijakan yang berbeda pula baik itu sebelumnya atau sesudahnya.

Karena karakter dan sikap setiap pemimpin menentukan sebuah wilayah. Umar

bin Khattab adalah seorang khalifah setelah Abu Bakar. Dia seorang pemimpin

yang tegas dan pemberani serta pejuang Islam yang sejati. Sifat adil, pemurah,

semangat juang yang tinggi, kecerdasan dan iman yang kokoh adalah pembawaan

yang terpatri dalam kepribadian Umar bin Khattab Kepemimpinan seseorang

mempengaruhi cara berfikir masyarakat, dialah Umar contohnya orang yang

ditakuti oleh suku Quraisy karena keberaniannya. Tatkala dia masuk Islam,

orang-orang Quraisy tidak berani melarangnya atau melawannya. Namun dibalik

itu semua, saat ditunjuk menjadi khalifah ia memimpin dengan adil, bijaksana,

tegas dan sangat disegani. Dalam sejarah sahabat Rasulullah SAW ada dua

sahabat yang mempunyai karakter yang berbeda dan berlawanan, namun terjalin

hubungan atau persahabatan yang

i
kuat dan keduanya menjadi pengawal Islam dalam hidupnya yaitu Abu Bakar As

Sidiq dan Umar bin Khattab


ii
PEMBAHASAN

A. Biografi Umar bin Khattab

Nama beliau adalah Umar ibn Khottob ibn Nufail ibn Abdul ‘Uzza ibn Rayyah

ibn Qurt ibn Razzah ibn ‘Ady ibn Ka’ab ibn Lu’ay ibn Gholib. 1 Beliau masuk

islam pada tahun ke enam setelah kenabian pada usia dua puluh tujuh tahun

setelah empat puluh orang laki-laki dan sebelas perempuan. 2 Umar bin Khattab

dilahirkan 13 tahun setelah tahun Gajah (585 M, Wafat 3 November 644

M).Beliau adalah khalifah kedua yang berkuasa pada tahun 634 sampai 644. Dia

juga digolongkan sebagai salah satu Khulafaur Rasyidin. Umar merupakan salah

satu sahabat utama Nabi Muhammad dan juga merupakan ayah dari Hafshah, istri

Nabi Muhammad. Beliau diberi gelar oleh Nabi Muhammad sebagai Al-Faruq

yang artinya orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Umar

adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, dan di antara

ulama sahabat dan termasuk sahabat yang zuhud. Dia mengambil alih

kekhalifahan Islam setelah kematian Abu Bakar Ash-Shiddiq pada tanggal 23

Agustus 634 M, bertepatan dengan tanggal dua puluh dua Jumadil Akhir tahun 13

H.3

1 Ibnu al-Imroni, Al-Inba fi Tarikh al-Khulafa, (Kairo: Dar al-Afaq al-Arobiyah,2001)


hal 48
2 Jalaluddin As-Suyuthi, Tarikh al-Khulafa, (Jakarta: Dar Al-Kutub Al-Islamiyah,t.t) hal
101
3 Ahmad Tabrani dkk, Perkembangan Islam Masa Khulafaur Rasyidin, cetakan 3 (DKI
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia, 1446
H./2023 M.), h.18.
1
Ayah Umar bin Khattab bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi

dan ibunya bernama Hantamah binti Hasyim. Umar bin Khattab lahir di kota

Mekkah

dari suku Bani Adi yang merupakan salah satu rumpun suku Quraisy, suku

terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya Khattab bin Nufail Al Shimh Al

Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim berasal dari marga Bani Makhzum.

Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah. Ayahnya Al-Khattab

bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Razah bin Adi bin

Kaab. Adi adalah saudara Murrah, kakek Nabi yang ke delapan. Ibunya Hantamah

binti Hasyim bin al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum.4

Semasa anak-anak Umar dibesarkan seperti layaknya anak-anak Quraisy. Ada

sisi perbedaan lain, yaitu Umar sempat belajar baca-tulis, hal yang jarang sekali

terjadi di kalangan mereka. Dari semua suku Quraisy ketika Nabi Muhammad

diutus hanya tujuh belas orang yang pandai baca- tulis. Dari situlah Umar

dikatakan istimewa dari teman-temannya. Orang- orang Arab masa itu tidak

menganggap pandai baca-tulis sebagai suatu keistimewaan, bahkan mereka

cenderung menghindarinya dan menghindarkan anak-anaknya dari belajar baca-

tulis. Ketika

4 Fita Love Risa, Perkambangan Islam Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab
(Bengkulu, 2019 M./1440 H.), h.13.
2
Nabi diutus, usia Umar sudah tiga puluh tahun. Awalnya Umar sangat membenci

Islam. Melihat potensi Umar yang besar, Umar termasuk salah seorang dari dua

orang yang didoakan Rasulullah agar masuk dan memperkuat barisan umat Islam.5

Sesudah Umar beranjak dewasa Umar menjadi pengembala unta ayahnya di

Dajnan atau tempat lain di pinggiran kota Mekkah. Beranjak dari masa remaja ke

masa pemuda sosok tubuh Umar tampak berkembang lebih cepat dibandingkan

teman-teman sebayanya, lebih tinggi dan besar. Wajahnya putih agak kemerahan,

tangannya kidal dengan kaki yang lebar sehingga jalannya cepat sekali. Sejak

mudanya ia memang mahir dalam berbagai olahraga: olahraga gulat dan

menunggang kuda. Dari berbagai macam olahraga seperti naik kuda itulah yang

paling disukai sepanjang hidupnya.6

Umar bin Khattab dikenal memiliki fisik yang kuat, bahkan ia menjadi juara

gulat di Mekkah. Umar tumbuh menjadi pemuda yang disegani dan ditakuti pada

masa itu. Beliau memiliki watak yang keras hingga dijuluki sebagai “Singa

Padang

Pasir”. Beliau termasuk pemuda yang amat keras dalam membela agama
tradisional

Arab yang saat itu masih menyembah berhala serta menjaga adat istiadat mereka.

Sebelum memeluk Islam beliau dikenal sebagai peminum berat, namun setelah

menjadi Muslim Beliau tidak lagi menyentuh alkohol (khamr) sama sekali,

5 Ahmad Tabrani dkk, Perkembangan Islam Masa Khulafaur Rasyidin, cetakan 3 (DKI
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia, 1446
H./2023 M.), h.19.
6 Fita Love Risa, Perkambangan Islam Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab
(Bengkulu, 2019 M./1440 H.), h.14.
3
meskipun saat itu belum diturunkan larangan meminum khomr secara tegas. Pada

masa itu, ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam secara terbuka di Mekkah,

Umar bereaksi sangat antisipati terhadap Nabi. Umar juga termasuk orang yang

paling banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa

pengikut Nabi Muhammad SAW. Pada puncak kebenciannya terhadap Nabi

Muhammad SAW, Umar memutuskan untuk mencoba membunuh Nabi. Namun

dalam perjalanannya, Umar bertemu dengan salah seorang pengikut Nabi yang

bernama Nu’aim bin Abdullah dan memberikan kabar bahwa saudara perempuan

Umar telah memeluk Islam. Karena kabar tersebut, Umar menjadi terkejut dan

kembali ke rumahnya dengan maksud untuk menghukum adiknya. Dalam

riwayatnya, Umar menjumpai saudarinya yang kebetulan sedang membaca

Alquran surat Thoha ayat 1-8, Umar semakin marah dan memukul saudarinya.

Namun, Umar merasa iba ketika melihat saudarinya berdarah akibat pukulannya,

beliau kemudian meminta agar ia melihat bacaan tersebut. Beliau menjadi sangat

terguncang oleh isi Alquran, dan beberapa waktu setelah kejadian itu Umar

menyatakan memeluk agama Islam. Keputusan tersebut membuat hampir seisi

Mekkah terkejut karena seorang yang terkenal memiliki watak yang keras dan

paling banyak menyiksa pengikut Nabi Muhammad SAW kemudian memeluk

ajaran yang sangat di bencinya. Akibatnya, Umar dikucilkan dari pergaulan

Mekkah dan ia tidak lagi dihormati oleh para petinggi Quraisy.7

7 Ahmad Tabrani dkk, Perkembangan Islam Masa Khulafaur Rasyidin, cetakan 3


(DKI Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia, 1446
H./2023 M.), h.19.
4
B. Sistem pemerintahan Umar bin Khottob

1. Dasar-dasar pemerintahannya

Ketika Umar ibn Khattab terbaiat sebagai khalifah, dengan teguh ia

berpegang pada pendirian; pejabat manapun yang mengganggu atau belaku tidak

adil terhadap rakyatnya ia harus ditindak sesuai dengan perbuatannya. Dalam

menata sistem pemerintahan guna memberikan keadilan dan kejujuran kepada

semua masyarakat, khalifah Umar ibn Khattab mulai meletakkan dasar-dasar

negara yang bersifat demokratis. Berarti rakyat mempunyai hak atau kesempatan

untuk campur tangan di dalam pemerintahan. Dari pemaparan tersebut dapat

dipahami bahwa, ketika Umar menjabat sebagai khalifah, ia menata sistem

pemerintahannya dengan meberikan keadilan dan kejujuran kepada masyarakat

serta meletakkan dasar-dasar negara yang bersifat demokratis karena Umar

beranggapan bahwa rakyat mempunyai hak atau kesempatan untuk campurtangan

di dalam pemerintahan.8

Selain itu Selama sepuluh tahun pemerintahan Umar (13 H/ 634 M-23 H/

644 M) ekspansi sistem pemerintahan Umar sebagian besar ditandai oleh

penaklukan-penaklukan untuk melebarkan pengaruh Islam ke luar Arab.Di zaman

Umar ibn Khattab, gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama kali

terjadi, ibu kota Syiria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun demikian,

setelah tentara Bizantium kalah dipentempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria

jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria sebagai basis, ekspansi

8 Salmah Intan, Kekhalifahan Umar Ibn Khattab, (UIN Alauddin: Vol. 5 No.2/2017
M),h.142.

5
diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan ‘Amr ibn ‘Ash dan ke Irak di bawah

pimpinan Sa’ad ibn Abi Waqqash. Iskandaria, ibu kota Mesir, dilakukan tahun 641

M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadasiyah,

sebuah kota dekat

Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota

Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Mosul dapat

dikuasai. Dengan demikian pada masa kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan

Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah

Persia, dan Mesir. Dengan perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera

mengatur administrasi Negara dengan mencotoh administrasi yang sudah

berkembang terutama di Persia. Pada masanya mulai diatur dan diterbitkan sistem

pembayaran

gajih dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga

yudikatif dan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban,

jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga

mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan menciptakan tahun hijriah.

Luasnya kekuasaan Islam ini membuat Umar merasa perlu

memperbaharui dan menyempurnakan sistem pemerintahan yang telah dijalankan

Abu Bakar sebelumnya. Umar mengadakan pembaruan signifikan dalam bidang

administrasi

Negara. Dengan tetap menjadikan kota Madinah sebagai pusat pemerintah Islam.

Umar meminta kepada tokoh-tokoh sahabat senior (al-sabiqun al-awwalun) untuk

tidak meninggalkan kota Madinah. Umar membutuhkan tenaga mereka untuk


6
memberikan masukan-masukan dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Para sahabat

senior inilah yang menjadi anggota “majelis Syuara” sebagai teman

bermusyawarah atau penasihat untuk menentukan kebujaksanaan-kebijaksanaan

politik. Anggota lembaga ini, selain mereka yang menjabat dalammasa

pemerintahan sebelumnya, juga ditambah dengan beberapa sahabat lainnya.. Umar

juga menetapkan Usman Ibn Affan sebagai sekertaris Negara.

Dari pembahasan tersebut dapat dipahami bahwa Umar dalam menyempurnakan

sistem pemerintahan yang telah dijalankan Abu Bakar sebelumnya, mengadakan

pembaruan signifikan dalam bidang administrasi.9

Umar meminta kepada tokoh-tokoh sahabat senior (al-sabiqun al-

awwalun) untuk tidak meninggalkan kota Madinah. Umar membutuhkan tenaga

mereka untuk memberikan masukan-masukan dalam pelaksanaan tugas- tugasnya.

Para sahabat senior inilah yang menjadi anggota “majelis Syuara” sebagai teman

bermusyawarah atau penasihat untuk menentukan kebujaksanaan-kebijaksanaan

politik.

Umar pernah mengatakan, “tidak ada kebaikan dalam sebuah urusan yang

diputuskan tanpa jalan musyawarah.” Dalam momentum lain, ia mengatakan,

“pendapat orang perorangan adalah bagaikan benang yang dipintal, pendapat dua

orang adalah bagaikan dua benang yang diikat, dan pendapat tiga orang adalah

bagaikan tali yang kuat pintalannya dan hamper tidak terurai simpulnya.” Selain

itu ia juga pernah mengatakan, “ajaklah bermusyawarah dalam urusanmu orang

yang takut kepada Allah.” Dari pemaparan tersebut, dapat dipahami bahwa dalam
9 Salmah Intan, Kekhalifahan Umar Ibn Khattab, (UIN Alauddin: Vol. 5 No.2/2017
M),h.143.
7
memutuskan suatu perkara dalam sistem perintahannya, Umar ibn Khattab

melakukan dengan jalan musyawarah karena tidak ada kebaikan dalam sebuah

urusan yang diputuskan tanpa jalam musyawarah.

a) Mengatur Administrasi Negara

Karena perluasan wilayah terjadi dengan cepat Umar segera mengatur

administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang

terutama di Persia.

Pemerintahannya diatur menjadi 8 wilayah propinsi:

Makkah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Pada

masanya mulai diatur dan diterbitkan administrasi negara, sebagai berikut;

1. Menerbitkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah.

2. Mendirikan Pengadilan Negara dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif

dengan lembaga edukatif.

3. Kepa Negara dalam rangka menjalankan tugas eksekutifnya, ia dibantu


oleh pejabat yang disebut al-Kitab (sekertaris negara). Dimasa Umar dijabat oleh

Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Arqam.

4. Membentuk jawatan Kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta

menagkap penjahat.

5. Membentuk jawatan Militer, terdaftar secara resmi di negara, bertugas di

daerahdaerah perbatasan seperti di Kufah, Basrah, dan diberi gaji secara teratur

setiap bulannya.

6. Umar juga mendirikan Baitul Mal, keuangan negara yang dipungut dari pajak

dan lain- lain disimpan di Baitul Mal dan penggunaanya diatur oleh Dewan.
8
7. Menempa atau mencetak mata uang sebagai alat tukar yang resmi dari negara.

8. Menciptakan kelender Islam atau tahun Hijriyah.10

b) Lembaga-lembaga keuangan dan peradilan pada masa Umar ibn Khattab serta

perkembangannya

1) Lembaga keuangan

Umar ibn Khattab mulai memperhatikan harta kekayaan Negara yang

sumber-sumber pendapatannya mulai bertambah banyak. Pada masanya, wilayah

pemerintahan Islam mulai bertambah banyak dan berbagai suku-suku bangsa

berada di bawah kekuasaan Negara Islam. Umar mulai berfikir untuk membuat

undang-undang yang mengatur hubungan antara pemerintah dengan bangsa-

bangsa tersebut sesuai dengan syari’ at Islam. Umar memperluas sistem keuangan

Negara, baik dari segi sumber pendapatan, pembelanjaan ataupun urutan orang-

orang yang berhakmenerimanya dalam sistem administrasi. Pada masanya,

sumber-sumber

devisa Negara semakin bertambah banyak. Di mulai mengembangkan sistem

keuangan dan mengangkat pegawai yang digaji untuk mengurusi lembaga

tersebut. Sumber-sumber devisa negara yang dominan pada masanya adalah zakat,

harta rampasan, fai, jizyah, kharaj dan zakat perdangan sebesarb 10%. Dalam

mengembangkan lembaga keuangan tersebut dia berusaha selalu menggunakan

ijtihad yang sesuai dengan tujuan syariat Islam dan kemaslahatan umat. Dia

melakukan demikian karena negara selalu mendapatkan masalah baru yang tidak

ada pada masa Rasulullah Saw.


10 Salmah Intan, Kekhalifahan Umar Ibn Khattab, (UIN Alauddin: Vol. 5 No.2/2017
M),h.144.
9
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa dalam masa

kepemerintahannya umar tidak terlepas dari menerapkan hukum yang terdapat

dalam al-Qur’an. Dalam mengembangkan lembaga keuangan tersebut dia

berusaha selalu menggunakan ijtihad yang sesuai dengan tujuan syariat Islam dan

kemaslahatan umat.11

2) Lembaga peradilan

Ketika pada masa Umar ibn Khattab agama Islam sudah tersebar ke

berbagai penjuru, wilayah negra menjadi semakin luas. Uamat Islam mulai

berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Keadaan seperti ini mengharuskan

negara Islam yang masih di awal kemunculannya perlu untuk mengembangkan

sistem peradilan. Mulai saat itu, kesibukan khalifah bertambah, pekerjaan para

gubernur di wilayah-wilayah juga bertambah. Hal ini memungkinkan munculnya

perpecahan dan perselisihan umat. Umar ibn Khattab kemudian berfikir untuk

memisahkan

antara suatu wilayah dengan yang lain dan menjadikan pengadilan sebagai

lembaga independen. Tujuannya adalah agar seoarang hakim hanya mengurus hal-

hal yang berhubungan dengan pengadilan saja. Setelah itu, maka lembaga

peradilan mempunyai para hakim yang hanya mengurusi masalh pengadilan saja

dan tidak mengurusi yang lain seperti masalah hokum dan pemerintahan. Dengan

demikian Umar ibn Khattab adalah orang yang pertama kali memberikan kepada

lembaga peradilan wewenang khusus.

11 Salmah Intan, Kekhalifahan Umar Ibn Khattab, (UIN Alauddin: Vol. 5 No.2/2017
M),h.146.

10
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa lembaga peradilan di adakan

oleh Umar ibn Khattab dengan tujuannya agar seoarang hakim hanya mengurus

halhal yang berhubungan dengan pengadilan saja. Agar tidak terjadi munculnya

perpecahan dan perselisihan umat. Di tengah agama Islam yang sudah tersebar ke

berbagai penjuru, dan wilayah negra menjadi semakin luas.

C. Prestasi dan pencapaian Umar bin Khottob dimasa kepemimpinannya

1. Memperluas kekuasaan islam

Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan

sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia

dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa

kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir,Palestina, Syria, Afrika

Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada

dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah

ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar. Sejarah

mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini.

Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun

636, 20 ribu pasukan

Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri


kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan

Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan

Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th

636), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan

11
Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan

berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzd.12

2. Menetapkan kalender hijriyah

Pada suatu saat terdapat persoalan yang menyangkut sebuah

dokumen pengangkatan Abu Musa al-Asy‟ari sebagai gubernur di Basrah

yang terjadi pada bulan Syakban. Muncul pertanyaan bulan Syakban

yang mana?. Selain itu, ketika Abu Musa al-Asy‟ari mejadi gubernur, ia

menerima surat dari khalifah Umar bin Khattab yang tanpa ada nomor

bilangan tahunnya. Dan itu sering terjadi setiap khalifah Umar mengirim

surat hanya ada tanggal dan bulan saja tanpa ada bilangan tahun.

Sementara itu sebuah surat yang tanpa ada catatan tahunnya akan

bermasalah dan menjadi persoalan serius jika diarsipkan ke dalam

administrasi kenegaraan. Oleh sebab itu, Umar bin Khattab memanggil

beberapa orang sahabat terkemuka guna membahas persoalan tersebut.

Agar persoalan semacam itu tidak terulang lagi maka diciptakan

penanggalan Hijriah dihitung mulai tahun yang didalamnya terjadi hijrah

Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah. Dengan demikian

penanggalan Hijriah itu diberlakukan mundur sebanyak 17 tahun.

Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad beserta para pengikutnya

dari Makkah ke Madinah yang dipilih sebagai titik awal perhitungan

tahun, karena petistiwa tersebut merupakan peristiwa besar dalam sejarah

12 Sahrani Adarudin, Umar bin Khattab: Alasan perluasan wilayah dan strategi politik
dalam negerinya, (IAIN Ternate,t.t.) hal 11-12.

12
awal perkembangan Islam. Peristiwa hijrah adalah pengorbanan besar

pertama yang dilakukan Nabi dan umatnya untuk keyakinan Islam,

terutama dalam masa awal perkembangannya.13

3. Mengatur administrasi dan keuangan pemerintahan

Karena perluasaan daerah terjadi sangat cepat, Umar ra. segera

mengatur administrasi Negara dengan mencontoh administrasi yang

sudah berkembang, terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur

menjadi delapan wilayah provinsi: Makkah, Madinah, Syiria, Jazirah

Basrah, Kuffah, Palestina, dan Mesir. Pada masa pemerintahanya Umar

bin Khattab membentuk Baitul Mal dan Dewan Perang. Baitul Mal

bertugas mengurusi keuangan negara. Dewan perang bertugas mencatat

administrasi ketentaraan.Umar bin Khattab adalah Khalifah pertama kali

yang memperkenalkan sistem penggajian bagi pegawai pemerintah.Ia

juga memberikan santunan dari Baitul Mal kepada seluruh rakyatnya.

Besarnya santunan di sesuaikan lamanya meme- luk Islam. pada masa

Khalifah Umar bin Khattab, kemakmuran dapat dinikmati rakyat dari

seluruh pelosok negeri.14

13 M Nashirudin, Sejarah dan sistem kalender hijriyah, (eprints walisongo, t.t.) hal
26-
27
14 https://an-nur.ac.id/prestasi-khalifah-umar-bin-khattab/ (Universitas islam An-
Nur
Lampung, diakses pada 9 Oktober 2023)
13
KESIMPULAN

Ketika Umar ibn Khattab terbaiat sebagai khalifah, dengan teguh ia

berpegang pada pendirian; pejabat manapun yang mengganggu atau belaku

tidak adil terhadap rakyatnya ia harus ditindak sesuai dengan perbuatannya.

Dalam menata sistem pemerintahan guna memberikan keadilan dan kejujuran

kepada semua masyarakat, khalifah Umar ibn Khattab mulai meletakkan dasar-

dasar negara yang bersifat demokratis. Berarti rakyat mempunyai hak atau

kesempatan untuk campur tangan di dalam pemerintahan. Dari pemaparan

tersebut dapat dipahami bahwa, ketika Umar menjabat sebagai khalifah, ia

menata sistem pemerintahannya dengan meberikan keadilan dan kejujuran

kepada masyarakat serta meletakkan dasar-dasar negara yang bersifat

demokratis karena Umar beranggapan bahwa rakyat mempunyai hak atau

kesempatan untuk

campurtangan di dalam pemerintahan.

Umar juga berhasil memperluas kekuasaan islam Selama

pemerintahannya, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Pada suatu

saat terdapat persoalan yang menyangkut sebuah dokumen pengangkatan Abu

Musa al-Asy‟ari sebagai gubernur di Basrah yang terjadi pada bulan Syakban.

Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad beserta para pengikutnya dari Makkah ke

Madinah yang dipilih sebagai titik awal perhitungan tahun, karena petistiwa

tersebut merupakan peristiwa besar dalam sejarah awal perkembangan Islam.

14
Daftar Pustaka
Ibnu al-Imroni, Al-Inba fi Tarikh al-Khulafa, (Kairo: Dar al-Afaq
alArobiyah,2001)

Jalaluddin As-Suyuthi, Tarikh al-Khulafa, (Jakarta: Dar Al-Kutub


AlIslamiyah,t.t)

Ahmad Tabrani dkk, Perkembangan Islam Masa Khulafaur Rasyidin,


cetakan (DKI Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementrian Agama Republik Indonesia, 1446 H./2023 M.)

Fita Love Risa, Perkambangan Islam Pada Masa Khalifah Umar Bin
Khattab (Bengkulu, 2019 M./1440 H.)

Salmah Intan, Kekhalifahan Umar Ibn Khattab, (UIN Alauddin: Vol. 5


No.2/2017 M)

Sahrani Adarudin, Umar bin Khattab: Alasan perluasan wilayah dan


strategi politik dalam negerinya, (IAIN Ternate,t.t.)

M Nashirudin, Sejarah dan sistem kalender hijriyah, (eprints walisongo,


t.t.)

https://an-nur.ac.id/prestasi-khalifah-umar-bin-khattab/ (Universitas islam


An-Nur Lampung, diakses pada 9 Oktober 2023)

15

Anda mungkin juga menyukai