pendahuluan
Ketika islam diperkenalkan sebagai pola dasar, kaum Muslim telah dijanjikan oleh Al–
Quran akan menjadi komunitas terbaik dipanggung sejarah bagi sesama umat manusia lainnya.
Akibatnya diterimanya dorongan ajaran seperti ini, secara tidak langsung telah memberikan
produk pandangan bagi mereka sendiri untuk melakukan permainan budaya sebaik mungkin.
Terdapat banyak perspektif dalam membaca banyak fakta sejarah, terutama terhadap sejarah
peradaban umat Islam.
Perbedaan cara pandang tersebut sebagai akibat dari khazanah pengetahuan tentang
sejarah yang berbeda. Hal itu dipicu dari keberagaman teori sejarah. Lebih– lebih sejarah islam
yang sebagian besar adalah sejarah tentang polotik dan kekuasaan yang berujung pada
kepentingan kelompok maupun individual semata. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang
dicintai oleh yang dipimpinnya, sehingga pikirannya selalu didukung, perintahnya selalu di ikuti
dan rakyat membelanya tanpa diminta terlebih dahulu. Figur kepemimpinan yang mendekati
penjelasan tersebut adalah Rasulullah beserta para sahabatnya (khulafaur Rasyidin).
Wafatnya Nabi Muhammad sebagai pemimpin agama maupun Negara menyisakan
persoalan pelik. Nabi tidak meninggalkan wasiat kepada seorangpun sebagai penerusnya.
Akibatnya terjadilah perselisihan, masing-masing kelompok mengajukan wakilnya untuk
dijadikan sebagai penerus serta pengganti Nabi Muhammad untuk memimpin umat. Akhirnya
muncullah kholifah rasyidiyah, yang terdiri dari Abu bakar, Umar, Ustman, dan Ali yang
memimpin secara bergantian. Dalam prosesnya banyak sekali peristiwaperistiwa yang terjadi dan
patut dipelajari sebagai landasan sejarah peradaban islam.
Abu Bakar Ash-Shiddiq (lahir: 572 - wafat: 23 Agustus 634/21 Jumadil Akhir 13 H)
termasuk di antara orang-orang yang paling awal memeluk agama Islam atau yang dikenal
dengan sebutan as-sabiqun al-awwalun. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi
khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Dia adalah satu di antara
empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin .
Abu Bakar menjadi Khalifah selama 2 tahun, 2 bulan, dan 14 hari sebelum meninggal
terkena penyakit. Nama lengkap Abu Bakar adalah Abdullah bin Abi Quhafah bin Amir bin
Umayyah bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taym bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ayy bin Ghalib bin Fihr
bin Malik bin al-Nadr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin
Nizar bin Ma'ad bin Adnan (Al-Qurashi, Muhammad, Tārīkh al-Madīnah alMunawwarah,
1997: 88). Bertemu nasabnya dengan nabi pada kakeknya bernama Murrah bin Ka'ab bin
Lu'ay dan ibu dari Abu Bakar adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab
bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim. Abu
Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad. Nama asli Abu Bakar adalah
Abdullah bin Abi Quhafah. (Imam alQurtubi, Al-Mufhim Limaa Ashkala min Talkhis Kitab
Muslim, 2003: 12). Nabi memberinya gelar Ash- Shiddiq setelah Abu Bakar membenarkan
peristiwa Isra Mi'raj.
Adapun faktor-faktor terpilihnya Abu Bakar antara lain:
1) Menurut pendapat umum yang ada pada zaman itu, seorang khalifah (pemimpin)
haruslah berasal dari suku Quraisy; pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi
Muhammad SAW yang berbunyi "al-aimmah min Quraisy" (kepemimpinan itu di
tangan orang Quraisy).
2) Sahabat sependapat tentang ketokohan pribadi Abu Bakar sebagai khalifah karena
beberapa keutamaan yang dimilikinya, antara ia adalah laki-laki dewasa pertama yang
memeluk Islam, ia satu-satunya sahabat yang menemani Nabi SAW pada saat hijrah
dari Makkah ke Madinah dan ketika bersembunyi di Gua Tsur, ia yang ditunjuk oleh
Rasulullah SAW untuk mengimami shalat pada saat beliau sedang uzur, dan ia
keturunan bangsawan, cerdas, dan berakhlak mulia.
3) Beliau sangat dekat dengan Rasulullah SAW, baik dalam bidang agama maupun
kekeluargaan. Beliau seorang dermawan yang mendermakan hartanya untuk
kepentingan Islam
Kesimpulan
sejarah Islam pada masa Khulafaurrasyidin adalah periode kepemimpinan empat khalifah yang
dipandang sebagai penerus Rasulullah SAW. Mereka, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, memiliki peran penting dalam memperluas wilayah
Islam, menegakkan keadilan, dan menyebarkan ajaran Islam. Meskipun masa Khulafaurrasyidin
terinspirasi oleh beberapa konflik internal, periode ini dianggap sebagai salah satu puncak
kejayaan dalam sejarah awal Islam.
Masa Khulafaur Rasyidin juga menjadi masa pembentukan masyarakat politik Islam dan
peningkatan kekuasaan demokratis Para khalifah menerapkan sistem pemerintahan yang
demokratis dan mengajarkan hukum serta musyawarah untuk mengendalikan masyarakat
Muslim Selain itu, masa Khulafaur Rasyidin juga menjadi masa konsolidasi dan rekonstruksi
landasan politik bagi masyarakat Muslim