Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H atau
tanggal 8 Juni 632 M. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan umat Islam
sempat kacau. Hal ini disebabkan Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk calon
penggantinya secara pasti. Dua kelompok yang merasa paling berhak untuk
dicalonkan sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW adalah kaum Muhajirin dan
Anshar
Terdapat perbedaan pendapat antara Kaum Muhajirin dan Anshar karena
kaum Muhajirin mengusulkan Abu Bakar as Shiddiq, sedangkan kaum Anshar
mengusulkan Saad bin Ubadah sebagai pengganti nabi Muhammad SAW.
Perbedaan pendapat antara dua kelompok tersebut akhirnya dapat diselesaikan
secara damai setelah Umar bin Khatab mengemukakan pendapatnya. Selanjutnya,
Umar menegaskan bahwa yang paling berhak memegang pimpinan sepeninggal
Rasulullah adalah orang-orang Quraisy. Alasan tersebut dapat diterima oleh kedua
belah pihak.
Melihat dari masalah itu kami dari penulis mencoba untuk membahas
tentang Khulafaur Rasyidin. Tidak terlepas dari hal ini semoga makalah ini bisa
membantu kesulitan teman-teman dalam memahami tentang Khulafaur Rasyidin.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Khulafa al-Rasyidin
2. Bagaimana Perkembangan Politik dan Pemerintahan pada masa
Khulafa al-Rasyidin?
3. Bagaimana Perkembangan Kebudayaan dan Peradaban pada masa
Khulafa al-Rasyidin?

C. Tujuan Penulisan:
1. Mengetahui Khulafa al-Rasyidin.
2. Mengetahui perkembangan politik dan pemerintahan pada masa
Khulafa al-Rasyidin.
3. Perkembangan Kebudayaan dan Peradaban pada masa Khulafa al-
Rasyidin.

1 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khulafa al-Rayidin


Kata , menurut Luis Maluf YasuI dalam kamus Al-Munjid biasa
diterjemahkan dengan pengganti.
Kata Khulafa Ar-Rasyidin berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari
kata khulafa dan rasyidin. Kata khulafa menunjukkan banyak khalifah, yang
mempunyai arti pemimpin dalam arti orang yanng mengganti kedudukan
Rasulullah Saw sesudah wafat untuk melindungi agama dan siasat (politik)
keduniaan agar setiap orang menepati apa yang telah ditentukan oleh batas-
batasnya dalam melaksanakan hukum-hukum syariat agama islam. Dalam arti lain
Al-khulafa merupakan pemimpin islam dari kalangan sahabat, pasca Rasulullah
SAW wafat.
Adapun kata Rasyidin itu berarti arif dan bijaksana. Jadi, khulafaurrasyidin
mempunyai arti pemimpin yang bijaksana sesudah nabi Muhammad wafat. Para
Khulafa Ar-Rasyidin itu adalah pemimpin yang arif dan bijaksana. Mereka
merupakan pemimpin yang dipilih langsung oleh para sahabat melalui mekanisme
yang demokratis. Perjalanan empat khalifah akhirnya dipimpin oleh Abu Bakar
Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib.
Istilah khulafa ar-rasyidin berasal dari sebuah riwayat yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad saw. dalam riwayat tersebut dikatakan bahwa Nabi
bersabda :
umatku akan terpecah-pecah menjadi 73 golongan, semuanya akan
ditempatkan di neraka kecuali satu golongan saja. Apa yang satu golongan itu?
Tanya seorang sahabat. Nabi saw. Menjawab: kelompok Ahlussunnah wal
jamaah. Mereka yang taat pada sunnahku dan sunnah al-khulafa ar-rosyidin.
B. Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq (11-13 H/ 632-634 M)
1. Biografi singkat Abu Bakar As-Shiddiq
Abu Bakar lahir pada tahun 573 M dari sebuah keluarga terhormat di
Mekkah. Abu Bakar adalah nama gelar yang diberikan masyarakat muslim
kepadanya. Nama aslinya adalah Abdullah Ibn Abi Kuhafah. Lalu ia mendapat
gelar al-Shiddieq setelah masuk Islam. Nama sebelum muslim adalah Abdul

2 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


Ka'bah. Ibunya bernama Salma Ummul Khair, yaitu anak paman Abu Quhafah.
Sejak masa kanak-kanak Abu Bakar dikenal pribadi yang jujur, tulus, kuat
kemauan, pemberani, rendah hati, pemaaf, dan suka beramal, sehingga
masyarakat kota Mekah menaruh hormat kepadanya.
Pada masa jahiliyah, Abu Bakar adalah seorang saudagar kaya, sering
melakukan perjalanan perdagangan untuk menjajakan barang dagangannya ke
berbagai tempat, baik di dalam maupun di luar kota Mekah. Dalam berdagang, ia
selalu berlaku jujur, sehingga banyak orang yang tertarik dengan cara-cara yang
dilakukanya itu yang pada akhirnya banyak para pembeli yang datang dan
membeli barang dagangannya. Dengan demikian, Abu Bakar memperoleh banyak
keuntungan dari sikap jujur yang diterapkan dalam berdagang. Kejujurannya ini
terbawa hingga Abu Bakar memeluk Islam.
Abu Bakar bukan saja sebagai seorang sahabat Nabi Saw yang
menyatakan kesetiannya untuk menerima Islam dan membela ajaran Islam yang
dibawa Nabi Muhamad Saw, tetapi lebih dari itu, Abu Bakar adalah salah seorang
sahabat setia yang rela berkurban harta dan jiwa untuk kepentingan penyebaran
Islam dan membela umat Islam. Oleh karena itu, tak heran kalau kemudian Abu
Bakar dikenal sebagai seorang sahabat terpercaya dan dikagumi Nabi Saw.1

2. Proses pengangkatan Abu Bakar Sebagai Khalifah


Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wasallam tidak meninggalkan wasiat
tentang siapa yang akan menggantikan beliau Shallallahu Alaihi wasallam
sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau Shallallahu Alaihi wasallam
wafat. Ia Shallallahu Alaihi wasallam nampaknya menyerahkan persoalan
tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah,
tidak lama setelah beliau Shallallahu Alaihi wasallam wafat; belum lagi
jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di
balai kota Bani Sa'idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa yang akan
dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-
masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi
pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi,

1 http://akademika-odiemha.blogspot.com/2009/09/perkembangan-islam-pada-masa-
al-khulafa.html

3 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


akhirnya, Abu Bakar Radhiallahu anhu terpilih. Rupanya, semangat keagamaan
Abu Bakar Radhiallahu anhu mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam,
sehingga masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.2

3. Perkembangan politik dan pemerintahan pada masa Abu Bakar


Ash-Shiddiq
Meskipun Abu Bakar terpilih secara demokratis pada 632 M, bukan berarti
masa-masa kepemimpinannya berjalan dengan mulus.
Pada masa pemerintahannya, ia menyelesaikan persoalan dalam negeri
terutama tantangan yang disebabkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau
tunduk lagi kepada pemerintah Madinah sepeninggal Rasulullah Shallallahu
Alaihi wasallam. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wasallam, dengan sendirinya batal setelah
Nabi Shallallahu Alaihi wasallam wafat. Karena itu mereka menentang Abu
Bakar Radhiallahu anhu. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka
yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar Radhiallahu
anhu menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah
(perang melawan kemurtadan). Khalid ibn Al-Walid Radhiallahu anhu adalah
panglima yang banyak berjasa dalam Perang Riddah ini.
Nampaknya, kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar
Radhiallahu anhu, sebagaimana pada masa Rasulullah Shallallahu Alaihi
wasallam, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di
tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, Khalifah juga
melaksanakan hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wasallam,
Abu Bakar Radhiallahu anhu selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya
bermusyawarah.
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar
Radhiallahu anhu mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid ibn Walid
Radhiallahu anhu dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah al-Hirah di tahun

2 Hasan Ibrahim hasan, Sejarah Kebudayaan Islam, Yogyakarta : Penerbit Kota


Kembang, 1989, hal 34

4 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yaitu Abu
Ubaidah ibnul Jarrah, Amr ibnul 'Ash, Yazid ibn Abi Sufyan dan Syurahbil
Radhiallahu Taala anhu ajmain. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah ibn
Zaid Radhiallahu anhu yang masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara
ini, Khalid ibn Walid Radhiallahu anhu diperintahkan meninggalkan Irak, dan
melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai ke Syria.
Selain keberhasilan dalam menegakkan kekuatan hukum dan politik Islam,
banyak pula kemajuan yang dicapai pada masa permerintahan khalifah abu Bakar
al-Shiddieq, seperti:
Perbaikan Sosial Kamasyarakatan
Pengumpulan ayat-ayat al-Qur'an
Perluasan dan penyebaran agama Islam
Hal pertama yang dilakukan khalifah Abu Bakar adalah menciptakan
stabilitas sosial dan politik di dalam negeri dari berbagai gangguan yang
merongrong kekuasaan dan kekuatan Islam misalnya gerakan kaum murtad,
gerakan kaum munafik dan gerakan kelompok nabi palsu. Setelah berhasil
menciptakan keamanan dan ketentraman, khalifah Abu Bakar mulai melakukan
perbaikanperbaikan sosial kemasyarakatan.
Setelah semua itu teratasi dengan baik, barulah khalifah melakukan tin-
dakan-tindakan positif, misalnya pengumpulan ayat-ayat aI-Qur'an untuk dija-
dikan mushaf. Pengumpulan ayat-ayat al-Qur'an ini atas anjuran Umar ibn al-
Khattab yang merasa khawatir kehilangan al-Qur'an setelah Iebih dari 70 orang
sahabat gugur dalam upaya penumpasan para pembangkang, terutama ketika
memerangi nabi palsu Musailamah Al-Kazzab. Selain itu, apabila tidak dilakukan
pengumpulan, maka dikhawatirkan ayat-ayat al-Qur'an yang tertulis di dalam
pelepah kurma, bebatuan dan tulang belulang, akan sirna, sehingga Islam tidak
memiliki kitab suci. Padahal kitab suci merupakan simbol keberadaan sebuah
agama, termasuk agama Islam.
Usul tersebut diterima baik oleh Khalifah Abu Bakar. Untuk itu, beliau
memerintahkan Zaid ibn Tsabit untuk mengumpulkannya ke dalam satu mushaf.
Setelah selesai, mushaf tersebut disimpan oleh Abu Bakar untuk dijadikan bahan
pedoman bacaan al-Qur'an. Sepeninggal Abu Bakar, mushaf itu disimpan oleh

5 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


Hafsah binti Umar, isteri Nabi Muhammad Saw.3 Mushaf inilah yang kemudian
menjadi bahan rujukan bagi upaya khalifah Usman bin Affan dalam membukukan
al-Quran, sehingga al-Quran dapat terjaga keasliannya hingga kini. Upaya
pengumpulan ini merupakan salah satu keberhasilan khalifah Abu Bakar al-
shiddieq dalam mengembangkan Islam saat itu.
Abu Bakar Radhiallahu anhu menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada
tahun 634 M ia meninggal dunia. Pada saat Abu Bakar Radhiallahu anhu
meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam
Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh "tangan kanan" nya, Umar ibn
Khatthab al-Faruq Radhiallahu anhu. Ketika Abu Bakar Radhiallahu anhu sakit
dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat,
kemudian mengangkat Umar ibn Khatthab Radhiallahu anhu sebagai
penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya
perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar
Radhiallahu anhu tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara
beramai-ramai membaiat Umar Radhiallahu anhu . Umar Radhiallahu anhu
menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dari Rasulullah). Ia juga
memperkenalkan istilah Amir al-Mu'minin (petinggi orang-orang yang beriman).4

C. Khalifah Umar bin Khatthab (13-23 H/634-644 M)


1. Biografi singkat Umar bin Khatthab
Nama lengkapnya adalah Umar Ibnu al-Khatthab bin Nufail bin Abdul
Uzza dari Bani Adi bin Kaab. Umar ibn al-Khattab lahir pad tahun 513 M pada
satu keluarga suku Qu-rays. Ayahnya bernama Nufail ibn Abdul 'Uzza al-Quraysi
dan berasal dari suku Bani Adi. Sedang ibunya bernama Hantamah binti Hasyim
ibn al-Mughirah ibn Abdillah. Silsilahnya berhubungan dengan Nabi Muhamad
Saw pada generasi ke delapan, yaitu Fihr. Dia dikenal sebagai sosok yang keras
hati dan kasar serta sosok pemberani. Selain itu, sebelum masuk islam, dia juga

3 Manna Khalil a-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Quran, Jakarta : PT. Pustaka Litera Antarnusa,
2007, hal 188.
4 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2008, hal 36.

6 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


dikenal sebagai orang yang sangat memusuhi islam dan banyak menyiksa kaum
muminin. Dia masuk islam tahun ke 6 kenabian.5
Cerita tentang keislaman Umar ini berawal takala ia mengetahui kabar
tentang fathimah (saudara perempuannya) masuk islam, ia langsung menemuinya.
Di rumah fathimah, ia menjumpai Khabab bin Art dan Said - suami Fatimah
sedang mengajari Fatimah membaca al-Quran, maka umar pun langsung
memukuli Fatimah. Fatimah menolak memberikan mushaf itu kepada umar
kecuali ia bersuci terlebih dahulu. Umar pun langsung mandi dan membaca
mushaf tersebut. Yang pertama kali ia baca adalah awal surat Thaha. Allah
melapangkan hati umar dengan bacaan tersebut, lalu ia langsung pergi ke Baitul
Arqam dan mengikrarkan diri masuk islam dihadapan Rasulullah.6
2. Proses pengangkatan Umar bin Khatthab Sebagai Khalifah
Berbeda dengan proses pengangkatan khalifah Abu bakar sebagai khalifah.
Abu Bakar dipilih secara demokratis melalui proses perdebatan yang cukup
panjang, hingga akhirnya ia terpilih sebagai khalifah yang sah. Sementara Umar
ibn al-Khattab diangkat melalui penunjukkan yang dilakukan khalifah Abu Bakar
setelah mendapatkan persetujuan dari para sahabat besar. Hal itu dilakukan
khalifah guna menghindari pertikaian politik antara umat Islam sendiri. Beliau
khawatir kalau pengangkatan itu dilakukan melalui proses pemilihan seperti pada
masanya, maka situasinya akan menjadi keruh. Karena kemungkinan terdapat
banyak kepentingan yang ada di antara mereka yang akan membuat negara
menjadi tidak stabil, sehingga pelaksanaan pembangunan dan pengembangan,
Islam akan terhambat.
Ketika Abu Bakar jatuh sakit pada musim panas tahun 634 M dan selama
15 hari tidak kunjung sembuh, ia memanggil para sahabat besar dan
mengemukakan keinginannya. Beliau menginginkan sebelum meninggal,
kekuasaan sudah berada di tangan pengganti yang benar. Ia melihat bahwa saat ini

5 Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam hingga Abad XX, Jakarta :
Media Grafika, 2003, hal 152.
6 Syaikh Muhammad Said Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Jakarta :
Pustaka Al-Kautsar, 2007, hal 10-11

7 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


orang yang paling tepat untuk rnenggantikan kedudukannya sebagai khalifah
adalah Umar ibn al-Khattab.7
3. Perkembangan politik dan pemerintahan pada masa Umar bin
Khatthab

Pada masa kepemimpinan Umar Ibn Al-Khatthab, wilayah islam sudah


meliputi jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan
Mesir. Karena perluasan daerah terjadi dengan begitu cepat, Umar Ibn Al-
Khaththab segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi
pemerintahan, dengan diatur menjadi delapan wialayah propinsi : Mekah,
Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir.
Beberapa departemen yang dipandang perlu didirikan pada masanya mulai
diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan
didirikan dalam rangka memisahkan lembaga Yudikatif dengan Eksekutif. Untuk
menjaga keamanan dan ketertiban, Jawatan kepolisian dibentuk. Demikian juga
jawatan pekerjaan umum, Umar Ibn Al-Khaththab juga mendirikan Bait al-Mall.
Dalam menyelesaikan permasalahan yang berkembang dimasyarakat Umar selalu
berkomunikasi dengan orang-orang yang memang dianggap mampu
dibidangnya.8 Pada pemerintahannya Umar juga Membangun dan merenovasi
masjid-masjid, sepeti Masjid al-Haram, Masjid Nabawi, Masjid al-Aqsha, dan
Masjid Amr ibn al-'Ash.
Umar Radhiallahu anhu memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-
644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang
majusi, budak dari Persia bernama Abu Lu'lu'ah. Untuk menentukan
penggantinya, Umar Radhiallahu anhu tidak menempuh jalan yang dilakukan
Abu Bakar Radhiallahu anhu. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta
kepada mereka untuk memilih salah seorang di antaranya menjadi khalifah. Enam
orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa'ad ibn Abi Waqqash,
Abdurrahman ibn 'Auf Radhiallahu Taala anhu ajmain. Setelah Umar
Radhiallahu anhu wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman

7 http://akademika-odiemha.blogspot.com/2009/09/perkembangan-islam-pada-masa-al-
khulafa.html
8 Asghar Ali Engineer, Devolusi Negara Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, Hlm.
77

8 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


Radhiallahu anhu sebagai khalifah, melalui proses yang agak ketat dengan Ali
ibn Abi Thalib Radhiallahu anhu.9

D. Khalifah Ustman Ibn Affan (23-35 H/644-656 M)


1. Biografi singkat Ustman Ibn Affan
Nama lengkapnya Ustman Ibn Affan bin Abi Ash bin Umayyah bin Abd
Syams bin Abd Manaf, biasa dipanggil Abu Abdillah dan di gelari Dzu An-
Nurain (pemilik dua cahaya).10 Ayahnya bernama Affan dan ibunya bernama
Arwa.
Usman ibn Affan dilahirkan pada tahun 573 M pada sebuah keluarga dari
suku Qurays Bani Umayah. Nenek moyangnya bersatu dengan nasab Nabi
Muhamad Saw pada generasi ke-5. Sebelum masuk Islam ia dipanggil dengan
sebutan Abu Amr. Usman ibn Affan merupakan kerabat dekat Abu Sufyan, la
adalah sahabat Nabi Saw yang pandai membaca dan menulis, karena sejak kecil ia
dikenal sebagai anak yang cerdas dan jujur, sehingga ketika dewasa ia merupakan
salah satu orang yang berpengaruh di jaziarah Arabia.
Usman ibn Affan masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, salah seorang
sahabat dekatnya. Ada satu riwayat yang menceritakan tentang keislamannya.
Suatu malam ia bermimpi dibangunkan oleh seseorang yang memanggilnya,
Bangunlah, engkau tiduran saja, sementara Ahmad sedang, sibuk berdakwah di
Mekah. Setelah terbangun, ia termenung dan kemudian menemui Nabi
Muhammad dan menyatakan keislamannya. Setelah pamannya bernama Hakam
mendengar ia masuk Islam, ia dicambuk berkali-kali agar kembali kepada agama
nenek moyangnya. Namun karena dia telah memiliki tekad yang kuat untuk tetap
bertahan pada agama Islam, kekerasan yang di-terimanya tidak dirasakan bahkan
keimananya semakin kuat.

2. Proses pengangkatan Ustman Ibn Affan Sebagai Khalifah


Dalam keadaan sakit, khalifah Umar ibn al Khattab membentuk sebuah
dewan untuk mengatasi persoalan yang akan dihadapi, terutama soal penggantian
kepemimpinan setelahnya. Dewan tersebut terdiri dari Usman ibn Affan, Ali ibn

9 Badri Yatim, op. cit. hal 38.


10 Syaikh Muhammad Said Mursi,op. cit. hal 16.

9 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


Abi Thalib, Thalhah ibn Ubaidillah, Zubair ibn Awwam, Abdurrahman ibn Auf,
dan Sa'ad ibn Abi Waqqash. Dewan ini bertugas memilih salah seorang di antara
mereka yang akan menggantikannya sebagai khalifah. Abdurrahman ibn Auf
dipercayakan menjadi ketua pantia pemilihan tersebut. Berkat ketekunan dan
kebijaksanaan Abdurrahman ibn Auf, akhirnya proses pemilihan berjalan lancar
dan menghasilkan sebuah keputusan yang memenangkan Usman ibn Affan
terpilih sebagai khlifah. Kemudian Abdurrahman ibn Auf mengangkat tangan
Usman ibn Afffan sebagai tanda pengakuannya sebagai khalifah baru, pengganti
khalifah terdahulu, yaitu Umar lbn al-Khattab. Ketika terpilih sebagai khalifah,
Usman ibn Affan telah berusia 70 tahun, usia yang telah matang dan penuh
bijaksana.11
3. Perkembangan politik dan pemerintahan pada masa Ustman Ibn
Affan
Di masa pemerintahan Utsman Radhiallahuanhu, Armenia, Tunisia,
Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan
berhasil direbut. Dan ia juga membangun pangkalan angkatan laut, menyuruh
membentuk kepolisian Negara, dan mendirikan gedung peradilan.
Dalam pemerintahannya juga dilakukan usaha pengumpulan al-Qur'an
menjadi satu mushaf yang merupakan kelanjutan dari usaha sebelumnya, terutama
pada masa khalifah pertama dan kedua. Pada tahun 26 H khalifah Usman ibn
Affan mengkonsentrasikan pada upaya penulisan al-Qur'an dengan membentuk
panitia penulisan dan pembukuan al-Qur'an yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit.
Seperti diketahui bahwa Zaid ibn Tsabit adalah salah seorang sahabat Nabi Saw
yang dipercaya sebagai sekretaris Nabi saw untuk mencatat semua wahyu yang
diturunkan kepada Rasulullah saw, Selain itu, ia juga termasuk dalam seorang
sahabat yang hafal al-Qur'an. Sementara Abdulah ibn Zubair, Sa'ad ibn Abi
Waqqash dan Abdurrahman ibn Haris ibn Hisyani adalah sebagai anggota.
Mereka diminta untuk menvylin al-Qur'an yang terdapat di beberapa tempat,
seperti di lembar pelapah kurma, bebatuan, kulit dan tulang untuk dibukukan
menjadi sebuah mushaf. Al- Qur'an yang ditulis dan dibukukan ini kemudian

11 http://akademika-odiemha.blogspot.com/2009/09/perkembangan-islam-pada-masa-al-
khulafa.html

10 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


dikenal dengan sebutan mushaf. Mushaf yang ditulis sebanyak 5 buah. 4 buah di
antaranya dikirim ke masing-masing wilayah Islam sebagai pedoman bacaan yang
benar. Sedangkan sebuah lagi disimpan di Madinah untuk khalifah Usman sendiri.
Mushaf itu kemudian dikenal dengan istilah Mushaf al- imam atau Mushaf
Usmani.
Pemerintahan Usman Radhiallahu anhu berlangsung selama 12 tahun,
pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan
kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Utsman
Radhiallahuanhu memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar
Radhiallahu anhu. Ini karena fitnah dan hasutan dari Abdullah bin Saba Al-
Yamani salah seorang yahudi yang berpura-pura masuk islam. Ibnu Saba ini
gemar berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya untuk menyebarkan
fitnah kepada kaum muslimin yang baru masa keislamannya. Akhirnya pada tahun
35 H/1655 M, Utsman Radhiallahu anhu dibunuh oleh kaum pemberontak yang
terdiri dari orang-orang yang berhasil dihasut oleh Abdullah bin Saba itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat berburuk sangka
terhadap kepemimpinan Utsman Radhiallahu anhu adalah kebijaksanaannya
mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di antaranya
adalah Marwan ibn Hakam Rahimahullah. Dialah pada dasarnya yang dianggap
oleh orang-orang tersebut yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Utsman
Radhiallahu anhu hanya menyandang gelar Khalifah. Setelah banyak anggota
keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman Radhiallahu anhu
laksana boneka di hadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan
terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan
bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol
oleh Usman Radhiallahu anhu sendiri. Itu semua akibat fitnah yang ditebarkan
oleh Abdullah bin Saba.12

12 Badri Yatim, op. cit. hal. 38-39

11 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


E. Khalifah Ali Ibn Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
1. Biografi Singkat Ali Ibn Abi Thalib
Ali ibn Abi Thalib adalah khalifah keempat setelah Usman ibn Affan.
Nama lengkapnya adalah Ali ibn Abi Thalib ibn Abdul Muthalib ibn Hasyim ibn
Abdi Manaf. la dilahirkan 32 tahun setelah kelahiran RasuluIIah Saw. Sejak Usia
kecil Ali ibn Abi Thalib diasuh oleh Nabi Muhamad Saw. la diasuh sebagaimana
anak kandung Nabi sendiri. Hal itu dilakukan Rasulullah Saw untuk
meringankan beban berat yang diderita keluarga pamannya setelah bencana
besar yang melanda kota Makah. Setelah bencana terjadi, Nabi Muhamad Saw
memohon kepada pamannya yang lain, yaitu Abbas ibn Abdul Muthalib agar
membantu saudaranya yang sedang terkena musibah. Akhirnya Abbas setuju dan
mengambil Ja'far ibn Abi Thalib untuk diasuh, sementara Nabi Saw mengambil
Ali ibn Abi Thalib untuk diasuhnya pula.
Dengan demikian, Ali ibn Abi Thalib tumbuh menjadi anak baik dan cer-
das di bawah asuhan Rasulullah Saw. Rasulullah saw selalu memberikan kasih
saying yang besar kepadanya, sebagaimana yang ia berikan kepada anak-anaknya.
Ketika Muhamad Saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul, Ali ibn Abi Thalib
adalah orang pertama dari kalangan anak-anak yang menyatakan keislamannya
serta terus berada di sisi Rasulullah Saw. Karena sejak kecil berada di bawah
asuhan Rasul, maka tak heran kalau kemudian ia memiliki sifat-sifat terpuji,
shaleh, sabar, adil dan bijaksana. Kesetiannya kepada Nabi Saw tidak diragukan
lagi. Keberaniannya telah teruji ketika ia tidur di tempat tidur Rasul pada saat para
pemuda Qurays akan membunuh rasulullah saw.

2. Proses Pengangkatan Ali Ibn Abi Thalib Sebagai Khalifah


Setelah Utsman Radhiallahu anhu wafat, masyarakat beramai-ramai
membaiat Ali ibn Abi Thalib Radhiallahu anhu sebagai khalifah. Ali Ibn Abi
Thalib tampil memegang pucuk kepemimpinan negara di tengah-tengah kericuhan
dan huru-hara perpecahan akibat terbunuhnya Usman oleh kaum pemberontak.
Ali Ibn Abi Thalib dipilih dan diangkat oleh jamaah kaum muslimin di madinah
dalam suasana sangat kacau, dengan pertimbangan jika khalifah tidak segera
dipilih dan di angkat, maka ditakutkan keadaan semakin kacau. Ali Ibn Abi Thalib
di angkat dengan dibaiat oleh masyarakat.

12 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


3. Perkembangan Politik dan Pemerintahan pada Masa Ali Ibn Abi
Thalib
Ali Radhiallahu anhu memerintah hanya enam tahun. Selama masa
pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun
dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan
khalifah, Ali Radhiallahu anhu menon-aktifkan para gubernur yang diangkat oleh
Utsman Radhiallahu anhu. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan
terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang
dihadiahkan Utsman Radhiallahu anhu kepada penduduk dengan menyerahkan
hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak
tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar
Radhiallahu anhu.
Dalam masa pemerintahannya, Ali Ibn Abi Thalib mengahadapi
pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka, Ali Ibn Abi Thalib
tidak mau menghukum para pembunuh Usman dan mereka menuntut bela
terhadap daerah Usman yang telah ditumpahkan secara dhalim. Perang ini dikenal
dengan nama perang jamal.
Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali Radhiallahu
anhu juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari para gubernur di
Damaskus, Mu'awiyah Radhiallahu anhu, yang didukung oleh sejumlah bekas
pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil
memadamkan pemberontakan Zubair, Thalhah dan Aisyah, Ali Radhiallahu anhu
bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan sejumlah besar tentara.
Pasukannya bertemu dengan pasukan Mu'awiyah Radhiallahu anhu di Shiffin.
Pertempuran terjadi di sini yang dikenal dengan nama perang shiffin. Perang ini
diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan
masalah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga, al-Khawarij, orang-
orang yang keluar dari barisan Ali Radhiallahu anhu. Akibatnya, di ujung masa
pemerintahan Ali bin Abi Thalib Radhiallahu anhu umat Islam terpecah menjadi
tiga kekuatan politik, yaitu Mu'awiyah, Syi'ah (pengikut Abdullah bin Saba al-
yahudi) yang menyusup pada barisan tentara Ali Radhiallahu anhu, dan al-
Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali). Keadaan ini tidak

13 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


menguntungkan Ali Radhiallahu anhu. Munculnya kelompok al-khawarij
menyebabkan tentaranya semakin lemah, sementara posisi Mu'awiyah
Radhiallahu anhu semakin kuat. Pada tanggal 20 ramadhan 40 H (660 M), Ali
Radhiallahu anhu terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij yaitu Abdullah
bin Muljam.13
F. Perkembangan Kebudayaan dan Peradaban pada masa Khulafa
al-Rayidin
1. Ekonomi
Sistem perekonomian pada masa pemerintahan khulafaurrasyidin adalah
bertani dan berdagang setiap hari mereka disibukkan dengan pesoalan air dan
rumput-rumput 24. Hasil pertanian yang mereka ekspor antara lain, kurma, kayu
gaharu, buah kismis anggur dan lainnya selain bertani, unsur terpenting dalam
perekonomian mereka adalah berdagang. Masyarakat arab waktu itu sudah
mengenal ekspor impor. Komoditas ekspor arab selatan dan yaman adalah dupa,
kemenyan, kayu gaharu, minyak wangi dan kulit binatang. Buah kismis anggur
dan lainnya . Komoditas yang mereka impor dari afrika timur antara lain kayu
untuk bangunan, bulu burung unta, lantakan logam mulia dan badat. Dari asia
selatan dan china adalah daging, batu mulia, sutra, pakaian, pedang, rempah-
rempah. Sedangkan dari negara teluk persia mereka mengimpor intan. Mereka
memperoleh pedang dan pakaian dari asia selatan dan china, ekspor-impor sudah
dikenal sejak masa khulafaurrasyidin, mereka membuka hubungan dengan negara-
negara disekitar mereka.
2. Sosial
Secara giografis Arab bertanah tandus dan didominasi oleh gurun pasir,
kendaraan yang mereka gunakan adalah unta. masyarakat menggunakan cadar
(penutup hidung) agar tidak menghirup pasir, wilayah arab yang kering berbatu
dan sebagian besar adalah gurun pasir mempengaruhi eatak orang Arab. Orang
Arab memiliki solidaritas internal yang sangat kuat dan sebaliknya ganas terhadap
suku dan kabilah lain. Pada masa Nabi, sifat kesukuan ini berhasil dirubah
menjadi sifat nasionalisme kenegaraan, yang awalnya mereka bangga menyebut-
nyebut semboyan kesukuannya menjadi berubah menjadi semboyan islam. Pada

13 Badri Yatim, Ibid. hal 39-40.

14 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


masa Abu bakar, Umar, sifat ini timbul kembali sehingga menimbulkan
perpecahan dalam golongan islam terutama pada masa Ustman dan Ali. Sifat
kesukuan ini yang menghancurkan umat islam.
Pada masa Ustman, dia merangkul dan mengangkat mereka menjadi
pejabat pemerintahan, Rosulullah juga tidak pernah mengangkat salah seorang
dari Bani hasyim untuk menduduki jabatan. Demikian pula masa Abu Bakar dan
Umar, Hal ini untuk menghindari kecemburuan politik.
3. Agama
Agama yang dianut masyarakat Arab pada masa Khulafaur Rasydin selain
Islam adalah Paganisme, yakni penyembahan terhadap berhala yakni agama yang
di anut secara turun temurun sejak jamannya nabi musa. mereka tidak mudah
melepaskan agama dari bapak dan ibu mereka, selain itu sebagian ada yang
menganut gabungan antara agama nenek moyang mereka yakni vetersme
(menyembah batu atau kayu ) mereka menyembah batu-batu besar atau pohon-
pohon besar yang di anggap kramat dan bisa memberikan perlindungan bagi
mereka. serta ttetoisme ( yakni pengkultusan terhadap hewan dan tumbuhan yang
di anggap suci ) seperti halnya mereka menyembah sapi betina , karena mereka
anggap suci. Dan Anemisme yakni: kepercayaan terhadap roh. Namun tidak
sedikit yang menganut ajaran hanif nabi Ibrahim seperti paman nabi, yaitu Abu
Thalib. Banyaknya agama yang di anut pada massa khulafaur Rasyidin ini di
karenakan sifat orang arab yang keras sehingga mereka tidak mudah menerima
sesuatu yang baru.
4. Sastra
Sejarah sastra arab, mencatat banyak penyair-penyair Muallaqat,
diantaranya adalah tujuh orang yaitu yang terkenal dengan sebutan (seven
suspendeds poems) mereka adalah : Ibnu al-qais bin Haris al-kindi (500-540),
Zuhair bin Abu Sulma Al-Muzani (530-627), Al Nabiqah al Zubiani (sekitar 604),
Labid bin Rabiah al-amiri (560-661), Tarafah bin Abdul Bakri (543-569), Antarah
bin Syaddad Al-Bakri ( sekitar 580).
Banyaknya sastrawan-sastrawan Arab ini menunjukkan bahwa sastra pada
saat itu sudah sangat terkenal dan menjadi budaya orang Arab, orang Arab sangat
menghormati sastrawan.

15 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


Sehingga Allah menurunkan Al-Quran dengan segala keindahan syair
yang terkandung dan tak ada yang dapat menandingi syair Al-Quran dan
kepadatan makna yang terkandung di dalamnya. Al-Quran adalah kitab Allah
yang memiliki nilai sastra yang sangat tinggi dimana didalamnya terdapat makna
yang sangat padat dan mudah dipahami sehingga Al-Quran mudah dihafal. Hal
ini menjadi salah satu keistimewaan Al-Quran. Al-Quran diturunkan kepada
umat islam dengan syair dan bahasa yang khas yang dapat melemahkan hasil
karya sastra pada masa itu.14

14 http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/06/sejarah-peradaban-islam-pada-masa_27.html

16 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Abu Bakar Abu Bakar As-Shidiq (11-13 M/632-634 M)
Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi Quhafa at-Tamimi. ia termasuk
salah seorang sahabat utama. Abu Bakar menjadi khalifah hanya 2 tahun. Masa
sesingkat itu ia habiskan untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama
tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk
lagi kepada pemerintah Madinah.
Umar Ibn Khattab 13-23 H/633-644 M
Ia bernama Umar Ibn Khattab Ibn Nuffal keturunan Abdul Uzza al-Quraisi
dari suku Adi salah satu suku yang terpandang mulia. Khalifah Umar meletakkan
prinsip-prinsip demokratis dalam pemerintahannya. Masa jabatannya berakhir
dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Feros atau
Abu Luluah.
Utsman ibn Affan (24-36 H/644-655 M
Nama lengkapnya Ustman Ibn Affan bin Abi Ash bin Umayyah bin Abd
Syams bin Abd Manaf. Karya besar Utsman yang dipersembahkan kepada umat
Islam ialah susunan kitab suci Al-Quran. Dalam pemerintahannya Utsman
berjasa membangun bendungan dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia
juga membangun jalan-jalan jembatan-jembatan, masjid dan memperluas masjid
di Madinah.
Ali Ibn Abi Thalib (36-41 H/ 656-661 M)
Ali adalah putra Abi Thalib Ibn Abdul Mutaib. Yang pertama dilakukan
oleh Ali ialah menghidupkan cita-cita Abu Bakar dan Umar. Menarik kembali,
semua tanah dan hibah yang telah dibagian oleh Utsman kepada kaum kerabatnya
ke dalam kepemilikan negara.
Ali Ibn Abi Thalib menghadapi pemborantakan Talhah, Zubair dan
Aisyah. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Namun akhirnya
pertempuran yang dahsyat pun berkobar. Dengan nama perang Unta. Ali berhasil
mengalahkan lawannya. Zubair dan Talhah terbunuh. Sedangkan Aisyah dikirim
kembali ke Madinah.

17 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


Di ujung masa pemerintahan Abi Thalib, menjadi tiga kekuatan politik
yaitu Muawiyah, Syiah (pengikut) Ali, al-Khawarij (Orang-orang yang keluar dari
barisan Ali).

B. Saran
Dari uraian di atas, maka dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan
saran khususnya kepada penulis sendiri umumnya kepada kaum muslim untuk
senantiasa mengambil pelajaran dari sejarah Khulafaur Rasyidin, yang di pimpin
oleh Sahabat-Sahabat Nabi. Dan kami juga mohon maaf Apa bila ada kesalahan
dalam pembahasan ataupun dalam pengetikan dan kami ingin masukan
khususnya dari pembaca untuk perbaikkan di masa mendatang.

18 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin


DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Hasan, Sejarah Kebudayaan Islam, Yogyakarta : Penerbit Kota


Kembang, 1989.
Al-Qattan, Manna Khalil, Studi Ilmu-ilmu Quran, Jakarta : PT. Pustaka
Litera Antarnusa, 2007.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada,2008.
Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam hingga Abad
XX, Jakarta : Media Grafika, 2003.
Mursi, Syaikh Muhammad Said, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang
Sejarah, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2007.
Engineer , Asghar Ali, Devolusi Negara Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2000.

19 | Perkembangan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin

Anda mungkin juga menyukai