Anda di halaman 1dari 8

BAARUAHAN DAN BAHAUL KEMATIAN

ISLAM & BUDAYA BANJAR

Dosen Pengajar : Maulana Ahadi, M.Pd

Disusun Oleh
Natila Sarkiah 2020150129

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


STAI DARUL ULUM KANDANGAN
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang
menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa
yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh berkat
limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini demi memenuhi
tugas mata pelajaran Islam dan Budaya Banjar yang berjudul “Baaruahan dan Bahaul
Kematian”.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu saya mengucapakan banyak terimakasih.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga
dengan segala kerendahan hati kami mengharapakan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang
bermanfaat bagi semua pihak.

Kandangan, 5 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II
A. Pengertian Haul..........................................................................................................2
B. Bearuahan dan Haul Kematian...................................................................................2
C. Undangan Acara Haul.................................................................................................2
D. Urutan-Urutan Upacara Kematian..............................................................................3
E. Tradisi Bearuahan ......................................................................................................3
BAB III
A. Kesimpulan dan Saran...............................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai manusia sosial sudah sepantasnya dan seharusnya mengenal, mengetahui
serta melaksanakan hal-hal yang ada di sekitarnya. Hal-hal tersebut harus dipelajari
dan dicermati oleh manusia yang senantiasa berkecimpung dalam suatu komunitas
agar dapat diterima sebagai bagian dari sebuah komunitas tersebut.

Di Negara Indonesia sendiri sebagai Negara yang memiliki beragam suku dan
adat yang menjadi pegangan dalam melakukan ritual-ritual kemasyarakatan maupun
keagamaan, sekaligus menjadi jati diri dan identitas dari suku dan adat dalam suatu
daerah. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
menyatakan bahwa dari hasil sensus penduduk terakhir yang dilaksanakan pada tahun
2010 terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia, lebih
tepatnya 1.340 suku bangsa.1 Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai Negara yang
kaya akan adat, budaya dan Tradisi, sehingga kekayaan akan adat, kebudayaan dan
Tradisi tersebut sangat perlu untuk digali dan dikaji serta dijaga agar senantiasa
menjadi identitas pada suatu daerah serta komunitasnya selain menjadi sebanyak
76,34% dari2,45%, Suku Madura 1,22%, Dayak Meratus 1,20% dan Suku lain-lain
sebanyak 5,65%.2.

Dari segi kehidupan masyarakat tradisional Suku Banjar selalu melakukan


upacara-upacara yang bertujuan untuk menandai perubahan dari fase kehidupan ke
fase lainnya yang terjadi dalam kehidupan masyarakat tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Haul?
2. Apa itu Baaruahan dan Haul Kematian?
3. Siapa saja yang datang ke tempat Haul Kematian?
4. Apa saja Urutan dalam Upacara Kematian?
5. Apa itu Baaruahan

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui definisi Haul
2. Untuk mengetahui baaruahan dan haul kematian dalam tradisi Banjar
3. Untuk mengetahui siapa saja undangan haul kematian
4. Untuk mengetahui urutan upacara kematian dalam tradisi Banjar
5. Untuk mengetahui cara-cara baaruahan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Haul
Haul adalah peringatan kematian seseorang yang biasanya diadakan setahun
sekali dengan tujuan utama untuk mendoakan ahli kubur agar semua amal
beserta ibadah yang dilakukannya dapat diterima oleh Allah SWT.
Biasanya, haul ini diadakan untuk para keluarga yang telah meninggal dunia
ataupun para tokoh untuk sekadar mengingat serta meneladani jasa-jasa dan
amal baik mereka.
Haul adalah peringatan yang diadakan setiap setahun sekali serta tidak harus
tepat di tanggal tertentu alias tidak bersifat sakral sebagaimana kita sedang
memperingati hari ulang tahun. Hari serta tanggal pelaksanaan ditentukan dari
berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah berhubungan dengan acara-
acara lain yang telah diselenggarakan bersamaan dengan peringatan haul ini.

B. Baaurahan dan Haul Kematian


Di kalangan masyarakat Banjar, peristiwa kematian umumnya tidak
selesai dengan dikuburkannya mayat. Ia diiringi dengan berbagai acara
selamatan atau aruh. Yaitu pada hari pertama (manurun tanah), hari ketiga
(manigahari), ketujuh (mamitunghari), kedua puluh lima (manyalawi),
keempat puluh (maampatpuluh hari), ke seratus (manyaratus), sesudah setahun
dan setiap tahunnya.
Dalam acara tersebut selalu ada bacaan al-Quran, shalawat kepada Nabi
serta tahlil yang hadiahnya ditujukan kepada mayat yang bersangkutan. Dan
diakhiri dengan bacaan do’a haul atau arwah. Do’a arwah berisi permohonan
kepada Allah agar apa yang dibaca berupa bacaan Al-Qur’an, shalawat kepada
Nabi serta tahlil diberikan pahala yang besar, dan menghadiahkan pahala
tersebut kepada Nabi Muhammad, kepada orang-orang suci (wali), kepada roh
Orang tua, seluruh kaum muslimin dan muslimat serta mukminin dan
mukminat khususnya kepada ruh (biasanya disebutkan namanya dengan jelas
atau juga dalam hati di pembaca do’a).

C. Undangan Acara Haul


Undangan yang menghadiri acara ini biasanya (dihari pertama sampai hari
keseratus) merupakan kerabat atau tetangga (sekampung) dari si mayat dan
lalawatan dan (orang yang hadir dalam membantu di kubur). Adapun acara
haul undangan yang menghadiri lebih diperluas lagi tidak sekedar dari pihak
keluarga si mayat seluruh orang kampung (islam) mereka pun ikut diundang
juga.
Setiap ada anggota keluarga yang mengalami musibah kematian, sudah
menjadi kewajiban bagi warga kampung untuk datang membantu orang yang
terkena musibah tersebut. Bagi para wanita biasanya berdatangan dengan
membawa beras alakadarnya untuk disumbangkan pada ahli baitnya,
Sedangkan para pria membantu menyiapkan perlengkapan untuk upacara
penguburan.

D. Urutan-Urutan Upacara Kematian


1. Jenazah. Biasanya dilakukan oleh para ulama atau orang yang ahli
dan umumnya orang yang shaleh. Jumlah yang memandikan harus
ganjil, 3,atau 5 atau 7 orang. Jenazah yang dimandikan dibaringkan
di atas batang pisang yang ditaruh melintang tubuh jenazah.
2. Jenazah dikafani dengan tiga lapis kain kafan putih. Pada bagian
tertentu ditutup dengan kapas yang ditaburi cendana, yaitu bagian
muka, tapak tangan dan bagian kemaluan.
3. Menyembahyangkan, dilakukan oleh keluarga, tetangga dan para
pelayat yang dengan rela ikut menyalatkan jenazah yang dipimpin
oleh seorang imam. Tempat menyalatkan ini bisa di rumah dan ada
juga yanag dibawa dengan tandu ke surau terdekat.
4. Menguburkan. Sebelum dikuburkan, jenazah diletakkan dalam
usungan.
5. Pada saat dibawa keluar dari rumah, maka anak-anak dan keluarga
dekatnya disuruh menyusup di bawah tanduan tadi, dengan maksud
anak cucunya jangan sakit-sakitan serta panjang umur dan serta agar
ia tidak terlalu merindukan orang yang sudah meninggal tersebut.

Meskipun upacara penguburan ini telah selesai, namun masih ada rangkaian
upacara kematian ini yaitu Upacara Selamatan atau baaruh yang maksudnya
mendoakan orang yang telah meninggal.

F. Tradisi Baaruahan
Baaruahan ini ada beberapa tingkatan:
1. Turun tanah, dilakukan pada malam pertama setelah jenazah dimakamkan.
Biasanya diisi dengan tahlilan dan dzikir bersama (100x). Begitu juga pada
malam kedua dan ketiga hari.
2. Mamitung hari (7 hari). Setelah upacara pada malam ketiga kematian tersebut.
Dilanjutkan dengan mamitung hari (hari ke 7), manyalawi hari (hari yang ke
25), mamatangpuluh hari (hari ke 40), dan dilanjutkan kelipatan sepuluh
sampai manyaratus hari (hari ke 100). Upacara menyaratus ini biasanya
diadakan secara besar-besaran apalagi kalau orang yang meninggal tersebut
tergolong orang mampu dan banyak meninggalkan harta warisan.
3. Bahaul, yaitu upacara peringatan satu tahun kematian. Upacara bahaul atau
mahaul ini mereka setelah satu tahun dan akan dilakukan pada setiap tahunnya
secara terus-menerus.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Haul adalah peringatan kematian seseorang yang biasanya
diadakan setahun sekali dengan tujuan utama untuk mendoakan
ahli kubur agar semua amal beserta ibadah yang dilakukannya
dapat diterima oleh Allah SWT.
 Dalam acara tersebut selalu ada bacaan al-Quran, shalawat kepada
Nabi serta tahlil yang hadiahnya ditujukan kepada mayat yang
bersangkutan. Dan diakhiri dengan bacaan do’a haul atau arwah.
Do’a arwah berisi permohonan kepada Allah agar apa yang dibaca
berupa bacaan Al-Qur’an, shalawat kepada Nabi serta tahlil
diberikan pahala yang besar, dan menghadiahkan pahala tersebut
kepada Nabi Muhammad, kepada orang-orang suci (wali), kepada
roh Orang tua, seluruh kaum muslimin dan muslimat serta
mukminin dan mukminat khususnya kepada ruh (biasanya
disebutkan namanya dengan jelas atau juga dalam hati di pembaca
do’a).
 Undangan yang menghadiri acara ini biasanya (dihari pertama
sampai hari keseratus) merupakan kerabat atau tetangga
(sekampung) dari si mayat. Adapun acara haul undangan yang
menghadiri lebih diperluas lagi tidak sekedar dari pihak keluarga si
mayat tapi orang kampung mereka pun ikut diundang juga.
 Di kalangan masyarakat Banjar, peristiwa kematian umumnya
tidak selesai dengan dikuburkannya mayat. Ia diiringi dengan
berbagai acara selamatan atau aruh. Yaitu pada hari pertama
(manurun tanah), hari ketiga (manigahari), ketujuh (mamitunghari),
kedua puluh lima (manyalawi), keempat puluh (maampatpuluh
hari), ke seratus (manyaratus), sesudah setahun dan setiap
tahunnya.
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Daud, Alfani, Islam dan Masyarakat Banjar: Diskripsi dan Analisa


Kebudayaan Banjar, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997
Munadi, Fathullah, Syekh Arsyad Al-Banjari; dalam Konteks Kajian Al- Quran
di Nusantara, Banjarmasin: Antasari Press, 2011.
https://m.merdeka.com/jatim/haul-adalah-peringatan-kematian-seseorang-
setiap-tahun-simak-penjelasannya-kln.html

Anda mungkin juga menyukai