Disusun Oleh
Natila Sarkiah 2020150129
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang
menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa
yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh berkat
limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini demi memenuhi
tugas mata pelajaran Islam dan Budaya Banjar yang berjudul “Baaruahan dan Bahaul
Kematian”.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu saya mengucapakan banyak terimakasih.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga
dengan segala kerendahan hati kami mengharapakan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II
A. Pengertian Haul..........................................................................................................2
B. Bearuahan dan Haul Kematian...................................................................................2
C. Undangan Acara Haul.................................................................................................2
D. Urutan-Urutan Upacara Kematian..............................................................................3
E. Tradisi Bearuahan ......................................................................................................3
BAB III
A. Kesimpulan dan Saran...............................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai manusia sosial sudah sepantasnya dan seharusnya mengenal, mengetahui
serta melaksanakan hal-hal yang ada di sekitarnya. Hal-hal tersebut harus dipelajari
dan dicermati oleh manusia yang senantiasa berkecimpung dalam suatu komunitas
agar dapat diterima sebagai bagian dari sebuah komunitas tersebut.
Di Negara Indonesia sendiri sebagai Negara yang memiliki beragam suku dan
adat yang menjadi pegangan dalam melakukan ritual-ritual kemasyarakatan maupun
keagamaan, sekaligus menjadi jati diri dan identitas dari suku dan adat dalam suatu
daerah. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
menyatakan bahwa dari hasil sensus penduduk terakhir yang dilaksanakan pada tahun
2010 terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia, lebih
tepatnya 1.340 suku bangsa.1 Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai Negara yang
kaya akan adat, budaya dan Tradisi, sehingga kekayaan akan adat, kebudayaan dan
Tradisi tersebut sangat perlu untuk digali dan dikaji serta dijaga agar senantiasa
menjadi identitas pada suatu daerah serta komunitasnya selain menjadi sebanyak
76,34% dari2,45%, Suku Madura 1,22%, Dayak Meratus 1,20% dan Suku lain-lain
sebanyak 5,65%.2.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Haul?
2. Apa itu Baaruahan dan Haul Kematian?
3. Siapa saja yang datang ke tempat Haul Kematian?
4. Apa saja Urutan dalam Upacara Kematian?
5. Apa itu Baaruahan
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui definisi Haul
2. Untuk mengetahui baaruahan dan haul kematian dalam tradisi Banjar
3. Untuk mengetahui siapa saja undangan haul kematian
4. Untuk mengetahui urutan upacara kematian dalam tradisi Banjar
5. Untuk mengetahui cara-cara baaruahan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Haul
Haul adalah peringatan kematian seseorang yang biasanya diadakan setahun
sekali dengan tujuan utama untuk mendoakan ahli kubur agar semua amal
beserta ibadah yang dilakukannya dapat diterima oleh Allah SWT.
Biasanya, haul ini diadakan untuk para keluarga yang telah meninggal dunia
ataupun para tokoh untuk sekadar mengingat serta meneladani jasa-jasa dan
amal baik mereka.
Haul adalah peringatan yang diadakan setiap setahun sekali serta tidak harus
tepat di tanggal tertentu alias tidak bersifat sakral sebagaimana kita sedang
memperingati hari ulang tahun. Hari serta tanggal pelaksanaan ditentukan dari
berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah berhubungan dengan acara-
acara lain yang telah diselenggarakan bersamaan dengan peringatan haul ini.
Meskipun upacara penguburan ini telah selesai, namun masih ada rangkaian
upacara kematian ini yaitu Upacara Selamatan atau baaruh yang maksudnya
mendoakan orang yang telah meninggal.
F. Tradisi Baaruahan
Baaruahan ini ada beberapa tingkatan:
1. Turun tanah, dilakukan pada malam pertama setelah jenazah dimakamkan.
Biasanya diisi dengan tahlilan dan dzikir bersama (100x). Begitu juga pada
malam kedua dan ketiga hari.
2. Mamitung hari (7 hari). Setelah upacara pada malam ketiga kematian tersebut.
Dilanjutkan dengan mamitung hari (hari ke 7), manyalawi hari (hari yang ke
25), mamatangpuluh hari (hari ke 40), dan dilanjutkan kelipatan sepuluh
sampai manyaratus hari (hari ke 100). Upacara menyaratus ini biasanya
diadakan secara besar-besaran apalagi kalau orang yang meninggal tersebut
tergolong orang mampu dan banyak meninggalkan harta warisan.
3. Bahaul, yaitu upacara peringatan satu tahun kematian. Upacara bahaul atau
mahaul ini mereka setelah satu tahun dan akan dilakukan pada setiap tahunnya
secara terus-menerus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Haul adalah peringatan kematian seseorang yang biasanya
diadakan setahun sekali dengan tujuan utama untuk mendoakan
ahli kubur agar semua amal beserta ibadah yang dilakukannya
dapat diterima oleh Allah SWT.
Dalam acara tersebut selalu ada bacaan al-Quran, shalawat kepada
Nabi serta tahlil yang hadiahnya ditujukan kepada mayat yang
bersangkutan. Dan diakhiri dengan bacaan do’a haul atau arwah.
Do’a arwah berisi permohonan kepada Allah agar apa yang dibaca
berupa bacaan Al-Qur’an, shalawat kepada Nabi serta tahlil
diberikan pahala yang besar, dan menghadiahkan pahala tersebut
kepada Nabi Muhammad, kepada orang-orang suci (wali), kepada
roh Orang tua, seluruh kaum muslimin dan muslimat serta
mukminin dan mukminat khususnya kepada ruh (biasanya
disebutkan namanya dengan jelas atau juga dalam hati di pembaca
do’a).
Undangan yang menghadiri acara ini biasanya (dihari pertama
sampai hari keseratus) merupakan kerabat atau tetangga
(sekampung) dari si mayat. Adapun acara haul undangan yang
menghadiri lebih diperluas lagi tidak sekedar dari pihak keluarga si
mayat tapi orang kampung mereka pun ikut diundang juga.
Di kalangan masyarakat Banjar, peristiwa kematian umumnya
tidak selesai dengan dikuburkannya mayat. Ia diiringi dengan
berbagai acara selamatan atau aruh. Yaitu pada hari pertama
(manurun tanah), hari ketiga (manigahari), ketujuh (mamitunghari),
kedua puluh lima (manyalawi), keempat puluh (maampatpuluh
hari), ke seratus (manyaratus), sesudah setahun dan setiap
tahunnya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA