Anda di halaman 1dari 3

a.

Gelombang

Gelombang merupakan bentuk gerakan air laut yang paling umum dan mudah kita amati.
Seseorang yang sama sekali tidak mengerti ilmu kelautan pun dapat dengan mudah menunjukkan
gelombang laut. Namun jika ditanya apakah gelombang laut itu? Bagaimana proses terjadinya?
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gelombang laut? Tentunya pertanyaan-pertanyaan
tersebut memerlukan jawaban yang lebih mendalam.
Gelombang laut dapat didefinisikan sebagai suatu proses turun naiknya molekul-molekul air
laut, membentuk puncak, dan lembah. Secara umum, gerak gelombang laut terbentuk karena
adanya pengaruh angin, terutama berhubungan dengan hal-hal berikut.
1) Kecepatan angin, semakin kencang angin bertiup semakin besar gelombang laut yang
ditimbulkannya. Selain itu, kecepatan angin juga berpengaruh terhadap panjang
gelombang dan cepat rambat gelombang.
2) Lamanya angin bertiup, semakin lama angin bertiup gelombang semakin besar.
3) Fetch, yaitu daerah yang terkena pengaruh gerakan angin. Semakin luas fetch, gelombang

yang terbentuk memiliki panjang gelombang lebih besar.


Berdasarkan posisi atau letak gelombang terhadap fetch nya, kita mengenal dua jenis gelombang,
yaitu sea waves dan swell.
 Sea waves adalah gelombang laut yang berada di daerah pengaruh angin atau
gelombang yang letaknya di dalam fetch.
 Swell adalah gelombang laut di luar pengaruh fetch.
4) Perbedaan kerapatan air laut dan udara. Sebagaimana prinsip terjadinya gelombang yang
dikemukakan oleh Helmholtz yang berbunyi jika ada dua massa benda yang berbeda
kerapatan atau densitasnya saling bersentuhan atau bergesekan satu sama lain, pada bidang
sentuhnya akan terbentuk gelombang. Menurut prinsip ini, gelombang laut dapat terjadi akibat
bersentuhannya molekul air laut dan molekul udara yang berbeda tingkat kerapatannya.
5) Kedalaman laut. Adanya perubahan kedalaman dasar laut secara tiba-tiba dari dalam menjadi
dangkal ke arah pantai mengakibatkan bagian bawah gelombang tertahan oleh dinding dasar
laut. Benturan gelombang laut dengan dinding dasar laut ini mengakibatkan terbentuknya
gerak ombak membalik yang menimbulkan pecahan gelombang yang dikenal dengan istilah
Breaking Waves atau Breakers.

Berdasarkan gerakan butiran-butiran air laut, gelombang dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu sebagai berikut ini.
(a) Gelombang Osilasi
Gelombang osilasi berbentuk butir-butir air laut yang berputar membentuk gerakan seperti
lingkaran atau ellips, sehingga terlihat puncak dan lembah gelombang. Pada saat gelombang
memasuki wilayah pantai, gelombang osilasi mengalami penurunan kecepatan, panjang
gelombang menjadi lebih kecil, sedangkan tinggi gelombang bertambah. Akhirnya
terbentuklah pecahan gelombang (breaking waves).
(b) Gelombang Translasi
Setelah terjadi pecahan gelombang, butir-butir air laut tidak lagi berputar turun naik
membentuk puncak dan lembah gelombang melainkan bergerak ke arah pantai. Gerakan air
ke arah pantai ini dinamakan gelombang translasi.
(c) Swash
Swash adalah kelanjutan dari gelombang translasi, yaitu berupa desakan massa air laut ke
daratan pada saat memasuki wilayah pantai.
(d) Back Swash
Back swash adalah proses kembalinya massa swash dari pantai ke wilayah laut.
(e) Aktivitas Endogenik
Aktivitas endogenik terjadi di dasar laut berupa kegiatan gunungapi atau gempa tektonik
dapat menyebabkan terjadinya gelombang pasang secara tiba-tiba dengan tinggi gelombang
jauh lebih besar dibandingkan dalam keadaan normal. Gelombang pasang air laut semacam
ini dinamakan Tsunami. Kedahsyatan tsunami dapat dilihat dari panjang gelombangnya
yang dapat mencapai 200 kilometer dengan tinggi gelombang sekitar 30 meter dan
kecepatan rambat gelombang sekitar 800 km/jam

b. Arus Laut
Arus laut adalah gerakan massa air laut dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Gerakan
massa air laut ini dapat secara mendatar berupa arus permukaan dan arus dasar, ataupun secara
vertikal, dari lapisan bawah ke atas atau sebaliknya.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya arus laut antara lain sebagai berikut.
1) Gerakan angin yang arahnya tetap sepanjang tahun, yang mengakibatkan arus laut berupa
gerakan air permukaan yang arahnya mendatar. Contohnya adalah sebagai berikut.
 a) Angin Passat menggerakkan massa air laut berupa arus permukaan yang meliputi
arus khatulistiwa utara bergerak di Samudra Pasifik dan Atlantik, serta arus
khatulistiwa selatan yang bergerak di Samudra Pasifik, Atlantik, dan Hindia.
 b) Angin Barat mengakibatkan adanya Arus Teluk (Gulfstream) yang bergerak dari
pantai Timur Amerika Serikat menyusuri Samudra Atlantik sampai ke pantai Barat
Benua Eropa sekitar Inggris, dan arus Kuroshio (arus hitam) di sekitar pantai timur
Kepulauan Jepang.
2) Perbedaan tinggi permukaan air laut, mengakibatkan terjadinya arus atau gerakan air untuk
mengisi wilayah laut di tempat lain yang permukaannya lebih rendah. Arus yang terjadi akibat
perbedaan tinggi permukaan laut dinamakan arus kompensasi atau arus pengisi. Berdasarkan
arah gerakannya, arus kompensasi dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
 a) Arus kompensasi mendatar, seperti arus anti khatulistiwa di Samudra Pasifik dan
Atlantik, Oyashio di Jepang, dan arus Labrador di Pantai Timur Kanada
 b) Arus kompensasi vertikal atau tegak, seperti Arus Kalifornia di Pantai Barat
Amerika Serikat, Benguella di Pantai Barat Afrika Selatan, Canari di Pantai Barat
Afrika Utara, dan arus Australia Barat.
3) Adanya rintangan pulau atau benua, mengakibatkan arus laut berbelok mengikuti garis
pantai pulau atau benua tersebut. Contohnya antara lain arus Brasil, arus Meksiko, dan arus
Agulhas.
4) Perbedaan suhu dan salinitas (kadar garam) air laut, menyebab- kan perbedaan kerapatan
atau densitas massa air laut sehingga menimbulkan gerakan air laut dari wilayah yang
memiliki densitas tinggi ke wilayah yang densitasnya rendah. Arus laut yang diakibatkan oleh
perbedaan suhu dan kadar garam dinamakan arus thermohalin.

Di dalam sistem sirkulasi arus laut, kita mengenal beberapa istilah yang berhubungan
dengan proses dan karakter gerakan arus, seperti up welling dan down welling, serta arus panas
dan arus dingin.
1) Up welling current adalah naiknya peristiwa massa air dingin dari lapisan laut dalam ke
lapisan permukaan karena adanya kekosongan massa di permukaan. Zone up
welling merupakan wilayah yang kaya dengan sumber daya ikan karena di daerah tersebut
merupakan tempat berkumpulnya plankton sebagai makanan ikan. Contoh zone up welling di
Indonesia adalah sekitar perairan Maluku.
2) Down welling adalah gerakan atau aliran air dari permukaan laut ke wilayah yang lebih dalam
karena terjadinya penumpukan massa air di permukaan.
3) Arus panas adalah arus yang suhunya relatif lebih tinggi jika dibandingkan suhu air laut yang
dilaluinya. Contohnya, antara lain arus Khatulistiwa, arus Teluk (Gulfstream), arus Kuroshio,
dan arus Agulhas.
4) Arus dingin adalah jenis arus laut yang suhunya relatif lebih dingin dibandingkan dengan
suhu air yang dilaluinya, seperti arus Oyashio, arus Peru, arus Benguella, arus Labrador, dan
arus Falkland.
Seperti halnya up welling, pertemuan antara arus panas dan dingin merupakan wilayah yang
sangat diminati plankton sehingga merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya ikan laut.
Contoh pertemuan kedua arus yang berbeda suhunya antara lain di Kepulauan Jepang yang
merupakan kawasan pertemuan arus Kuroshio dan Oyashio, serta di Kepulauan Falkland, yaitu
merupakan zone pertemuan antara arus Humboldt dan arus Falkland.

c. Pasang-Surut
Pasang naik dan pasang surut air laut merupakan fenomena gerakan air laut yang terjadi dua
kali setiap hari. Pada saat pasang naik, permukaan air laut mengalami kenaikan beberapa
sentimeter dari keadaan normal, sebaliknya saat pasang surut permukaan laut mengalami
penurunan. Wilayah pantai yang menjadi kawasan peralihan antara pasang-surut air laut
dinamakan zone litoral. Penyebab utama dari gejala alam ini adalah adanya gaya tarik (gravitasi)
bulan dan matahari terhadap Bumi, namun yang lebih terasa pengaruhnya adalah gravitasi bulan
karena jarak matahari dan Bumi sangat jauh.
Tinggi muka air laut pasang naik dan pasang surut tidak sama setiap hari. Hal ini sangat
bergantung dari posisi Matahari, Bumi, dan bulan. Pada 1 Hijriyah (bulan baru) dan 14 Hijriyah
(bulan purnama), di mana posisi ketiga benda langit ini terletak pada satu garis lurus maka gaya
tarik matahari dan bulan terhadap Bumi berakumulasi menjadi satu. Pada saat inilah terjadi
pasang-surut tertinggi di muka Bumi yang dikenal dengan pasang purnama. Pada tanggal 7 dan
21 Hijriyah, ketika posisi matahari, Bumi, dan bulan membentuk sudut 90°, gaya tarik matahari
dan bulan terhadap Bumi saling berlawanan. Akibatnya, pada kedua tanggal tersebut gejala
pasang-surut mencapai puncak terendah, yang dikenal dengan istilah pasang perbani

Anda mungkin juga menyukai