Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH JUDI

Disusun oleh :

Ketua : FIRMAN LINGGA M ( 12 )

Anggota : 1. DAVID EKA J ( 07 )

2. BAYU AJI P.L ( 03 )

3.FEBRI ARDIANSYAH ( 11 )

SMP NEGERI 1 KARANGJATI

Jl. Raya Karangjati-Ngawi Telp.(0351)661051 Kode Pos 63284

NSS : 201201050906008 NIS : 200080 NPSN : 20508535

E-Mail : smpn1karangjati@yahoo.com

Tahun Pelajaran 2019-2020


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pergaulan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari norma dan aturan yang berlaku di
masyarakat. Apabila semua angota masyarakat mentaati norma dan aturan tersebut, niscaya kehidupan
masyarakat akan tenteram, aman, dan damai. Namun dalam kenyataannya, sebagian dari anggota masyarakat
ada yang melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap norma dan aturan tersebut.salah satunya adalah
perjudian, ini yang sering kita jumpai di masyarakat. Beberapa fenomena perilaku perjudian, sebagai salah satu
penyakit sosial masyarakat yang akan diurai dan diharapkan memberikan kontribusi konstruktif dalam
penyelesaiannya akan diterangkan dalam makalah ini, antara lain; Pertama,hukum perjudian di dalam islam
Kedua, judi sebagai diasosiatif yang mengakibatkan terjadinya penyakit sosial masyarakat, dan ketiga upaya
pendekatan untuk menyelesaikan dan merehabilitasi penyakit sosial judi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perjudian ?
2. Apa hukum perjudian dalam islam ?
3. Apa saja yang termasuk dalam perjudian ?
4. Apa dampak dari perjudian ?
5. Bagaimana cara menghindari perjudian?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perjudian

Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di
antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi pemenang..
Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si pemenang. Peraturan dan
jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai.
Undian dapat dipandang sebagai perjudian dimana aturan mainnya adalah dengan cara
menentukan suatu keputusan dengan pemilihan acak. Undian biasanya diadakan untuk
menentukan pemenang suatu hadiah.
Contohnya adalah undian di mana peserta harus membeli sepotong tiket yang diberi
nomor. Nomor tiket-tiket ini lantas secara acak ditarik dan nomor yang ditarik adalah nomor
pemenang. Pemegang tiket dengan nomor pemenang ini berhak atas hadiah tertentu.
Meskipun masalah perjudian sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan,
tetapi baik dalam KUHP maupun UU No. 7 tahun 1974 ternyata masih mengandung beberapa
kelemahan. Kelemahan ini yang memungkinkan masih adanya celah kepada pelaku perjudian
untuk melakukan perjudian. Adapun beberapa kelemahannya adalah :
Perundang-undangan hanya mengatur perjudian yang dijadikan mata pencaharian,
sehingga kalau seseorang melakukan perjudian yang bukan sebagai mata pencaharian maka
dapat dijadikan celah hukum yang memungkinkan perjudian tidak dikenakan hukuman
pidana.

B. Macam-Macam Judi

 Togel.
Permainan togel adalah permainan menebak angka yang akan dikeluarkan bandar /
rumah judi pada saat tertentu dengan imbalan yang sangat fantastis tergantung ketepatan dan
jumlah angka benar yang menjadi tebakan kita,togel banyak disebut toto gelap.
 Sabung Ayam.
Sabung Ayam adalah kegiatan mengadu keberanian dan daya tempur juga nyali dari
ayam ayam yang menjadi jago atau gaco dengan cara mengadu dengan ayam jago atau gaco
orang lain,kegiatan adu ayam belum tentu langsung menjadi kegiatan perjudian tergantung
ada unsur taruhan atau tidak,karena ada orang yang mengadu ayam hanya untuk kesenangan
atau malah karena adat istiadat yang turun temurun
 SDSB
Permainan ini sama dengan togel tapi sekarang SDSB sudah tidak lagi beraktifitas
karena sudah ditutup oleh negara,awalnya SDSB ini untuk sumbangan olah raga liat saja
kepanjangan dari SDSB yaitu Sumbangan Dana Sosial Berhadiah.
 Judi Kartu.
Permainan judi ini menggunakan media kartu untuk mengetahui siapa yang menang dan siapa
yang kalah,banyak sekali jenis permainan judi kartu yang berkembang di masyarakat seperti
judi menggunakan kartu Domino,Poker,Gaple,Domino
C. Hukum Judi dalam Islam
Dalam al-Qur'an, kata maysir disebutkan sabanyak tiga kali, yaitu dalam surat al-
Baqaraħ (2) ayat 219, surat al-Mâ`idaħ (5) ayat 90 dan ayat 91. Ketiga ayat ini menyebutkan
beberapa kebiasaan buruk yang berkembang pada masa jahiliyah, yaitukhamar, al-maysir, al-
anshâb (berkorban untuk berhala), dan al-azlâm (mengundi nasib dengan menggunakan
panah).
Penjelasan tersebut dilakukan dengan menggunakan jumlah khabariyyah dan jumlah
insya`iyyah. Dengan penjelasan tersebut, sekaligus al-Qur'an sesungguhnya menetapkan
hukum bagi perbuatan-perbuatan yang dijelaskan itu. Di dalam surat al-Baqaraħ (2) ayat 219
disebutkan sebagai berikut:
‫يسألونك عن الخمر والميسر قل فيهما إثم كبير ومنافع للناس وإثمهما أكبر من نفعهما ويسألونك‬
‫ماذا ينفقون قل العفو كذلك يبين هللا لكم اآليات لعلكم تتفكرون‬
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfaatnya." Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir,
Sehubungan dengan judi, ayat ini merupakan ayat pertama yang diturunkan untuk
menjelaskan keberadaannya secara hukum dalam pandangan Islam. Setelah ayat ini, menurut
al-Qurthubiy kemudian diturunkan ayat yang terdapat di dalam surat al-Ma'idah ayat 91
(tentang khamar ayat ini merupakan penjelasan ketiga setelah surat al-Nisa` ayat 43).
Terakhir Allah menegaskan pelarangan judi dan khamar dalam surat al-Ma'idah ayat 90.
Al-Thabariy menjelaskan bahwa "dosa besar" (‫ )إثم كبير‬yang terdapat pada judi yang
dimaksud ayat di atas adalah perbuatan judi atau taruhan yang dilakukan seseorang akan
menghalangi yang hak dan, konsekwensinya, ia melakukan kezaliman terhadap diri, harta dan
keluarganya atau terhadap harta, keluarga dan orang lain.
Di dalam surat al-Mâ`idaħ (5) ayat 90 dan ayat 91 Allah berfirman sebagai berikut:

‫يا أيها الذين آمنوا إنما الخمر والميسر واألنصاب واألزالم رجس من عمل الشيطان فاجتنبوه لعلكم‬
‫تفلحون إنما يريد الشيطان أن يوقع بينكم العداوة والبغضاء في الخمر والميسر ويصدكم عن ذكر‬
‫هللا وعن الصالة فهل أنتم منتهون‬
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”.
D. Akibat Perjudian
Dalam surat al-Baqaraħ (2) ayat 219, Allah SWT menjelaskan bahwa khamar dan al-
maysir mengandung dosa besar dan juga beberapa manfaat bagi manusia. akan tetapi dosanya
lebih besar dari manfaatnya. Manfaat yang dimaksud ayat itu, khususnya mengenai al-maysir,
adalah manfaat yang hanya dinikmati oleh pihak yang menang, yaitu beralihnya kepemilikan
sesuatu dari seseorang kepada orang lain tanpa usaha yang sulit. Kalaupun ada manfaat atau
kesenangan lain yang ditimbulkannya, maka itu lebih banyak bersifat manfaat dan
kesenangan semu.
Pada bentuk permainan al-mukhâtharaħ, pihak yang menang bisa memperoleh harta
kekayaan yang dijadikan taruhan dengan mudah dan bisa pula menyalurkan nafsu
biologisnya dengan isteri pihak yang kalah yang juga dijadikan sebagai taruhan. Sedang pada
bentuk al-tajzi`aħ, pihak yang menang merasa bangga dan orang-orang miskin juga bisa
menikmati daging unta yang dijadikan taruhan tersebut. Akan tetapi, al-maysir itu sendiri
dipandang sebagai salah satu di antara dosa-dosa besar yang dilarang oleh agama Islam.
Penegasan yang dikemukakan pada suat al-Baqaraħ (2) ayat 219 bahwa dosa akibat
dari al-maysir lebih besar daripada manfaatnya memperjelas akibat buruk yang
ditimbulkannya. Di antara dosa atau risiko yang ditimbulkan oleh al-maysir itu dijelaskan
dalam surat al-Mâ`idaħ (5) ayat 90 dan 91. Kedua ayat tersebut memandang bahwa al-maysir
sebagai perbuatan setan yang wajib dijauhi oleh orang-orang yang beriman. Di samping itu,
al-maysir juga dipergunakan oleh setan sebagai alat untuk menumbuhkan permusuhan dan
kebencian di antara manusia, terutama para pihak yang terlibat, serta menghalangi
konsentrasi pelakunya dari perbuatan mengingat Allah dan menunaikan shalat. Al-Alusiy
menjelaskan bahwa kemudaratan yang dapat ditimbulkan oleh perjudian antara lain, selain
perbuatan itu sendiri merupakan cara peralihan (memakan) harta dengan cara yang batil,
adalah membuat para pecandunya memiliki kecenderungan untuk mencuri, menghancurkan
harga diri, menyia-nyiakan keluarga, kurang pertimbangan dalam melakukan perbuatan-
perbuatan yang buruk, berperangai keji, sangat mudah memusuhi orang lain.
Semua perbuatan itu sesungguhnya adalah kebiasaan-kebiasaan yang sangat tidak
disenangi orang-orang yang berfikir secara sadar (normal), tapi orang yang sudah kecanduan
dengan judi tidak menyadarinya, seolah-olah ia telah menjadi buta dan tuli. Selain itu,
perjudian akan membuat pelakunya suka berangan-angan dengan taruhannya yang mungkin
bisa memberikan keuntungan berlipat ganda .
E. Menghidari Perjudian
1. Hendaknya ikhlas karena Allah untuk benar-benar tidak melakukan perbuatan judi, dan
memohon kepada-Nya setiap saat agar dijauhkan dari perbuatan tersebut.
2. Meyakini bahwa perbuatan judi hukumnya haram. Setiap perbuatan yang haram bila
dilanggar pasti akan membahayakan, baik di dunia maupun di akhirat. Allah 'Azza wa Jalla
berfirman, artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khomer,
berjudi, (berqurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji
yang termasuk amalnya setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. (QS. al-Maidah [5]: 90)
3. Hendaknya memahami bahwa bila penghasilannya haram maka do'anya tidak akan diterima
atau dikabulkan oleh Alloh Subhana wa Ta'ala. Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu 'Anhu ia
berkata: Rosululloh Shollallahu 'Alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Sesungguhnya Alloh itu
baik. Dia tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Alloh telah
memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagimana perintah-Nya kepada para Rosul.
Alloh berfirman, 'Wahai para rosul, makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah
amal sholih.' (QS. al-Mukminun [23]: 51). Dan Dia berfirman, 'Wahai orang-orang yang
beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepada kalian.' (QS. al-
Baqoroh [2]: 172). Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan
perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke
langit seraya berdo'a, "Wahai Robbku, wahai Robbku," sementara makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram, dan (perutnya) dikenyangkan dengan hal yang
haram, maka bagaimana mungkin orang seperti ini dikabulkan do'anya." (HR. Muslim 3/85)
4. Memahami bahwa penghasilannya dari hasil judinya itu tidak akan berbarokah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku perjudian jelas sangat bertentangan dengan norma, nilai, dan hukum yang bersumber
dari agama dan hukum positif yang berlaku di Indonesia. Motif berjudi sebenarnya terobsesi
oleh adanya insentif ekonomi yang bagi pelaku diekspektasikan akan memperoleh
keuntungan yang berlipat-lipat maka dengan tercetuslah perilaku judi yang bila dianggap
sebagai adiksi maka kemudian berubah menjadi kompulsif.
Dari uraian tersebut, dapat dberikan kesimpulan, bahwa:
1. Individu yang melakukan tindakan berjudi terdorong motif untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya (utility maximitation) bagi kesejahteraannya. Sekuensial dari perilaku
tersebut akan berefek kepada tindakan-tindakan yang menyimpang lainnya (disfungtional
behavior), tidak lagi mematuhi pranata-pranata social, norma, nilai, dan hukum positif
sehingga akan menimbulkan virus dalam masyarakat. Bagi kajian psikologi sosial, perilaku
berjudi dapat dianggap sebagai gangguan kejiwaaan yang termasuk dalam Impulse Control
Disorders bilamana perilaku tersebut cenderung melakukannya secara masif dan intens dan
sifatnya menetap dan sulit untuk dikendalikan ketergantungan terhadap judi dapat
dikategorikan sebagai adiksi kompulsif.
2. Perjudian merupakan penyakit sosial yang berimplikasi buruk terhadap lingkungan sosial
masyarakat. Kemenangan yang diperoleh dari perjudian tidak akan bertahan lama justru akan
berakibat pada pengrusakan karakter individu dan kehidupannya. Banyak sudah fakta
menceritakan bahwa pemenang judi tidak selalu memiiki hidup yang sejahtera, sebagian
besar mengalami kemiskinan yang begitu parah dan mengalami alianasi (keterasingan) dari
keluarga dan masyarakat. Kehidupan yang semestinya dapat diperoleh dan dinikmati dengan
keluarga dapat berubah menjadi keburukan. Benar adanya bilamana Allah dalam al-Quran
surat al-Maidah [5]:90-91 menfirmankan bahwa judi adalah perilaku syaitan, bila tidak
dijauhi maka akan menimbulkan permusuhan dan kebencian.
3. Karena keburukan yang ditimbulkannya maka diperlukan suatu perencanaan yang strategis
antar komponen, baik instansi pemerintah, aparat penegak hukum, dan tokoh-tokoh
masyarakat untuk selalu berikhtiar mengeliminir perilaku judi dan berbagai media judi
dengan berbagai tindakan. Tindakan yang dilakukan harus menyentuh akar masalah, dengan
melakukan kajian yang komrehensif akan memberikan gambaran secara holistik persoalan
dan bagaimana untuk mencegahnya. Terdapat beberapa alternatif produktif dalam
mengendalikan dan merehabilitasi perilaku perjudian tersebut. Namun langkah yang kecil
tetapi dapat memberikan kontribusi yang sangat besar adalah dengan memberikan edukasi
dan pemahaman dari orang tua kepada anak dan didukung dengan pemahaman agama yang
baik akan menjadi imunitas yang kuat untuk menangkal penyakit judi yang dianggap sebagai
patologi sosial.

Anda mungkin juga menyukai