Artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak sanggup menghitungnya.”
Hadirin Rakhimakumullah,
Dari sekian banyak nikmat Allah itu, hanya satu hal yang Allah tuntut atas manusia yaitu bersyukur.
Menjadi manusia yang pandai bersyukur, bersyukur atas nikmat iman, islam, rezeki, kesehatan, hidup,
ketenangan jiwa, dan lain sebagainya. Sudahkah kita berusaha untuk menjadi hamba yang pandai bersyukur?
Kita ambil contoh kecil saja. Allah karuniakan kepada kita sepasang mata. Dengan mata itu, kita bisa
melihat indahnya dunia ini, membaca, berjalan tanpa salah sarah dan berbagai hal alinnya. Nikmat itu memang
baru akan terasa begitu besar dan bernilai ketika nikmat itu telah hilang dari diri kita.
Hadirin yang berbahagia,
Andai saja, Allah mencabut nikmat sepasang mata ini, sungguh apapun akan manusia korbankan agar
nikmat mata itu bisa kembali pada dirinya. Berobat kesana kemari, dengan tenaga dokter ahli berbayar mahal,
di rumah sakit dengan peralatan yang serba canggih. Tidak terbayangkan, berapa banyak biaya yang harus
dikeluarkan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Sikap manusia dalam menerima nikmat Allah tidaklah sama. Ada orang yang menerima nikmat Allah
namun dia tidak ingat siapa yang memberi nikmat tersebut. Dia tidak sadar bahwa yang memberi nikmat itu
adalah Allah swt. Padahal motor yang dipakainya made in Amerika Serikat, mobilnya mewah mengkilat,
rumahnya bertingkat empat, emasnya 24 karat, mau apapun tinggal suruh saja bodygurad. Tapi sayang seribu
sayang, mereka tidak pernah ingat akan akhirat. Betul apa betul?
Sebaliknya, ada pula orang yang ketika menerima nikmat dari Allah swt, ia ingat siapa yang memberi
nikmat kepadanya, sehingga ia senantiasa mengucapkan kalimat-kalimat baik dan ucapan rasa syukur. Selain
itu, ia senantiasa mengucapkan lafadz pujian Alhamdulillahi rabbil alamiin. Orang yang seperti ini, maka akan
Allah tambahkan nikmatnya, sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Ibrahim ayat 7: