Anda di halaman 1dari 2

Air beriak tanda tak dalam

Air tenang seperti berlian


Izinkan saya ucapkan salam
Untuk hadirin sekalian
Yang terhormat Bapak/Ibu dewan juri,
para panitia lomba, yang kami hormati
Bapak/Ibu guru pendamping, serta
teman- teman yang berbahagia.
Tiada untaian kata yang paling indah
yang dapat saya sampaikan pada kesempataan yang berbahagia ini, selain untaian kata puji kepada Dzat yang
Maha Kuasa, puji kehadirat Ilahi robbi, serta syukur kepada Allah yang Maha Ghofur yang telah melimpahkan
curahan nikmat dan karunia Nya kepada kita laksana curahan hujan yang turun ke bumi yang teramat banyak
dan takkan sanggup kita menghitungnya.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Revolusioner Islam sedunia,
pendobrak kebathilan, penghancur kemunkaran, pembawa rahmat seluruh alam, yaitu baginda alam, habiibana
wanabiyyanaa wamaulanaa Muhammad saw.
Hadirin yang berbahagia,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan saya untuk menyampaikan sepatah dua patah kata dengan
judul Mensyukuri Nikmat Allah swt.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Allah swt telah memberikan kita banyak nikmat, nikmat yang sungguh banyak, nikmat yang tidak
terhitung jumlahnya sehingga apabila semua orang pintar, cerdas, pandai dikumpulkan untuk menghitung
nikmat Allah, niscaya tidak akan mampu menghitungnya. Begitu juga, apabila dahan-dahan dan ranting kita
jadikan pena, kemudian air laut kita jadikan tinta untuk menulis semua nikmat Allah, niscaya tidak akan cukup
juga. Sebagaimana dalam QS. An Nahl ayat 18 :

Artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak sanggup menghitungnya.”
Hadirin Rakhimakumullah,
Dari sekian banyak nikmat Allah itu, hanya satu hal yang Allah tuntut atas manusia yaitu bersyukur.
Menjadi manusia yang pandai bersyukur, bersyukur atas nikmat iman, islam, rezeki, kesehatan, hidup,
ketenangan jiwa, dan lain sebagainya. Sudahkah kita berusaha untuk menjadi hamba yang pandai bersyukur?
Kita ambil contoh kecil saja. Allah karuniakan kepada kita sepasang mata. Dengan mata itu, kita bisa
melihat indahnya dunia ini, membaca, berjalan tanpa salah sarah dan berbagai hal alinnya. Nikmat itu memang
baru akan terasa begitu besar dan bernilai ketika nikmat itu telah hilang dari diri kita.
Hadirin yang berbahagia,
Andai saja, Allah mencabut nikmat sepasang mata ini, sungguh apapun akan manusia korbankan agar
nikmat mata itu bisa kembali pada dirinya. Berobat kesana kemari, dengan tenaga dokter ahli berbayar mahal,
di rumah sakit dengan peralatan yang serba canggih. Tidak terbayangkan, berapa banyak biaya yang harus
dikeluarkan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Sikap manusia dalam menerima nikmat Allah tidaklah sama. Ada orang yang menerima nikmat Allah
namun dia tidak ingat siapa yang memberi nikmat tersebut. Dia tidak sadar bahwa yang memberi nikmat itu
adalah Allah swt. Padahal motor yang dipakainya made in Amerika Serikat, mobilnya mewah mengkilat,
rumahnya bertingkat empat, emasnya 24 karat, mau apapun tinggal suruh saja bodygurad. Tapi sayang seribu
sayang, mereka tidak pernah ingat akan akhirat. Betul apa betul?
Sebaliknya, ada pula orang yang ketika menerima nikmat dari Allah swt, ia ingat siapa yang memberi
nikmat kepadanya, sehingga ia senantiasa mengucapkan kalimat-kalimat baik dan ucapan rasa syukur. Selain
itu, ia senantiasa mengucapkan lafadz pujian Alhamdulillahi rabbil alamiin. Orang yang seperti ini, maka akan
Allah tambahkan nikmatnya, sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Ibrahim ayat 7:

Artinya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami


akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatKu maka sesungguhnya azab Ku sangat
pedih.”
Hadirin yang berbahagia,
Dalam kesempatan yang baik ini, marilah kita intropeksi diri kita masing-masing untuk selalu bersyukur
atas nikmat Allah dengan jalan menaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Marilah kita
selalu berupaya dan berusaha untuk menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur. Beruntunglah orang-orang
yang pandai bersyukur dan amat merugilah orang-orang yang mengkufuri nikmat Allah.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangannya
Jika pedang lukai tubuh
Masih ada harapan untuk sembuh
Jika lidah lukai hati
Entah kemana obat dicari
Demikian saya akhiri
Wassalamualaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai