“Ya Allah, ini hambaMu, anak hambaMu perempuan (Hawa), membutuhkan rahmatMu,
sedang Engkau tidak membutuhkan untuk menyiksanya. Jika ia berbuat baik, tambahkanlah
dalam amalan baiknya, dan jika dia orang yang bersalah, maafkanlah kesalahannya.” (HR.
Al-Hakim)
Dengan pahamnya kita, bahwa tidak mungkin semuanya menyukai, dan tidak semua
orang membenci, maka untuk apa mencari pujian dan apresiasi dari manusia? Yang patut
dicari itu keberkahan hidup.
Banyak, kok, mereka yang terkenal di bumi tapi jauh dari kata manfaat untuk sekitar,
hidupnya hanya habis untuk sosial media, tanpa kenal dengan tetangga sekitar atau bahkan
enggan menyapanya.
Sama seperti rezeki, jangan kejar nominalnya tapi kejar berkahnya. Nominal itu tidak
akan pernah memuaskan nafsu dunia kita, tapi berkahnya harta kita itu yang akan
mencukupkan hidup, untuk apapun yang sedang kita usahakan.
Mari mengejar keberkahan.
*Jundi Imam Syuhada
َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
ين آ َمنُوا تُوبُوا ِإلَى هللاِ تَ ْوبَةً نَّصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang benar
(ikhlas).” (QS. At-Tahrim: 8)
Hati sangat mudah berubah, gampang berbuat dan tidak menentu. Imam Ahmad telah
meriwayatkan di dalam kitab Musnad-nya, hadits yang bersumber dari Miqdad bin Al-Aswad
radhiyallahu ‘anhu. Ia bertutur, “Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,
ت َغ ْليَانًا
ْ لَقَ ْلبُ اب ِْن آ َد َم َأ َش ُّد ا ْنقِالَ بًا ِم َن ْالقَ ْد ِر ِإ َذا اجْ تَ َم َع
“Sungguh, hati anak Adam (manusia) itu sangat (mudah) berbolak-balik daripada bejana
apabila ia telah penuh mendidih.” (Al-Musnad, hadits no.24317)
Kemudian Al-Miqdad berkata, “Sesungguhnya orang yang beruntung (bahagia) itu
adalah orang yang benar-benar terhindar dari berbagai fitnah (dosa).” Ia mengulangi
ucapannya itu tiga kali, sambil memberikan isyarat bahwa sebab berbolak-balik dan
berubahnya hati itu adalah dosa-dosa yang berdatangan menodai hati. Maka dari itu, doa
Nabi shallallahu ‘alahi wasallam yang sering beliau ucapkan adalah,
Bukankah sudah sering diingatkan, bahwa saat sendirimu adalah bagaimana kualitas
imanmu, halal atau haram yang kamu kerjakan saat itu menunjukkan serius tidaknya kamu
dengan Tuhanmu.
Menjadi malaikat dalam keramaian jauh lebih mudah dibanding menjadi malaikat
dalam kesendirian, mungkin dunia bisa kamu bohongi tapi kamera langit tidak akan pernah
mati merekam dan mengawasi.
Ada yang dengan mudahnya melemparkan kata-kata indah dan untaian nasehat untuk
setiap pendengarnya, tapi dia lupa bahwa pada saat itu Allah akan menguji dengan apa yang
barusan ia katakan. Sendirimu adalah kualitas takutmu pada Rabbmu.
Hendaknya, setiap episode kehidupan, menjadikan kita lebih yakin kepada Allah
tanpa ada keraguan, soal rezeki apalagi jodoh yang sudah pasti, kematianpun kian hari
semakin menghampiri.
Ya Allah, dalam setiap sujudku ada selipan doa dan permohonan ampun. Dari
hambamu yang sering lalai.
Melembutlah.
Allaahummahdinii li-ahsanil akhlaaq, laa yahdii li-ahsanihaa illaa anta, wash-rif 'annii
sayyi-ahaa, laa yash-rifu 'annii sayyi-ahaa illaa anta.
“Ya Allah, tunjukkanlah aku kepada akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjukkannya
kecuali Engkau. Dan palingkanlah dariku kejelekan akhlak, tidak ada yang dapat
memalingkannya kecuali Engkau.” (HR. Muslim no. 771)
Mencari pujian dari orang lain itu menyempitkan hati, sedang yang kita dapat
hanyalah susah payah tapi sia-sia. Sebagus apapun dan seburuk apapun usaha yang kita
lakukan, mereka tetap akan memandangmu dengan kacamata mereka.
Baik dan buruknya manusia itu beda dengan baik buruknya Allah. Istighfarkan saja
dalam keadaan lapang maupun sempitmu, ada Allah yang menjaga dan membantumu.
Tenang :)
*Jundi Imam Syuhada
َوَأ ِن ا ْستَ ْغفِرُوا َربَّ ُك ْم ثُ َّم تُوبُوا ِإلَ ْي ِه يُ َمتِّ ْع ُكم َّمتَا ًعا َح َسنًا ِإلَ ٰى َأ َج ٍل ُّم َس ًّمى
َ اف َعلَ ْي ُك ْم َع َذ
ٍ ِاب يَ ْو ٍم َكب
ير ُ ت ُك َّل ِذي فَضْ ٍل فَضْ لَهُ َوِإن تَ َولَّ ْوا فَِإنِّي َأ َخ ِ َويُْؤ
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabb-mu dan bertaubat kepadaNya, (jika
kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus
menerus) kepadamu, hingga pada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan
kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu
berpaling, maka sungguh aku takut, kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat.” (QS. Hud: 3)
Wanita Setelah Menikah
Jundi Imam Syuhada, 12 September 2019
Ada banyak bahagia ketika ia telah menikah, namun dengan banyaknya bahagia sudah
pasti akan banyak pula kesedihan, gelisah, bayang-bayang masa depan dengan suami dan
anak akan seperti apa.
Bagi mereka yang telah memasuki usia pernikahan 5 bahkan 10 tahun lebih mungkin
akan lebih paham bagaimana mengelola masalah dalam rumah tangganya.
Wanita dan masa setelah pernikahannya akan sangat banyak waktu yang ia habiskan
bersama dengan pasangannya.
Kadang ekspetasi yang terlalu jauh bisa menjadikannya sedikit sedih dengan realita
suaminya: baginya suami adalah teman, ayah, saudara, kakak, dan semua bentuk tanggung
jawabnya.
Pada tiap manusia Allah berikan rasa hingga ia bisa merasakan berbagai macam
kecamuk dan gemuruh dalam hatinya.
Jangan terlalu berharap pada ekspetasi pasanganmu nanti, bagaimanapun ia tetaplah
manusia biasa. Memang benar jika menikah itu bukan masalah cinta pandangan pertama atau
sekedar rasa kagum yang berlebih, ia didasari oleh banyaknya memaafkan, banyaknya belajar
memahami, banyaknya latihan mengolah jari dan lisan ketika menyampaikan sebuah
masalah.
Ibadah yang paling lama dan mulia bukan berarti minim dari godaan dan ujian, justru
akan lebih banyak dan lebih berat, tapi keberkahan dan kebahagiaan yang didapat akan jauh
lebih banyak daripada ujian itu sendiri.
Ada masa-masa dimana keburukan suami terlihat semua di kelopak mata istri,
begitupun sebaliknya. Melihatnya seakan itu pertanda benarnya apa nasehat dari orangtua
zaman dulu sebelum kita menikah: kamu adalah baju untuk pasanganmu, jadilah baju yang
baik lagi rapi, baju yang melindungi dari semua aurat pasanganmu, hingga ia merasa aman
dari panas atau dinginnya dunia. Ia menjadi tempat ternyaman.
Selalu melibatkan doa semoga Alloh anugerahkan pasangan yang baik lagi menjadi
penyejuk mata bagimu nanti. Jangan pernah berhenti berdoa, sebab kita selalu membutuhkan
taufik dan hidayah dari-Nya. Tidak cukup jika hanya bermodalkan cinta, setia, cantik tampan,
semua akan ada masa habisnya masing-masing.
Untukmu yang sedang mencari atau sudah menikah dengan memasuki usia lebih,
bersyukurlah bahwa rezeki pasangan telah Allah titipkan padamu, jalani saja dengan sebaik-
baik peran.
Jika harus meminta maaf tidak perlu malu mengungkapkan, jika dirasa perlu jujur
maka jujurlah dengan bahasa yang halus lagi lembut untuk menyampaikan.
َ ِاجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّق
ين ِإ َما ًما ِ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َو
Robbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a'yun, waj'alnaa lil
muttaqiina imaamaa.
“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-
Furqan [25]: 74).