Anda di halaman 1dari 3

SEDEKAH MENJADIKAN HIDUP KITA

LEBIH BERMAKNA
Oleh : Tim Penyusun Khutbah Kemenag Kota Palembang

ِِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ
ُ‫ َم ْن يَ ْهده اهلل‬،‫ْح ْم َد للَّو نَ ْح َم ُدهُ َونَ ْستَع ْي نُوُ َونَ ْستَ غْف ُرْه َونَعُوذُ بِاهلل م ْن ُش ُرْوِر أَنْ ُفسنَا َوم ْن َسيِّئَات أَ ْع َمالنَا‬
َ ‫إِ َّن ال‬
َّ ‫ك لَوُ َوأَ ْش َه ُد أ‬
‫َن ُم َح َّم ًدا‬ ِ ‫َ َ م ِ َّ لَوُ ومن ي ْ لِلْوُ َ َ ى‬
َ ْ‫ ََأَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَوَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬.ُ‫اا َ لَو‬ َ ُ ْ ََ ُ
ِ
.ِ ‫ان إِلَ يَ ْو الْ ِيَ َام‬ ‫ اَللَّه َّ ِّ وسلِّ َعلَ نَِيِّ نَا مح َّم ٍدد و َعلَ لِ ِو و ْحِ ِو ومن َِعه بِِ حس ٍد‬.ُ‫َع ْ ُدهُ ورسولُو‬
َ ْ ْ َُ ْ ََ َ َ َ َُ ْ ََ َ ُ ُْ ََ
ِ ‫أ ََّما ب ْع ُد يا أَي َها النَّاس أُو ِ ْي ُ وإِيَّا بِتَ ْ و‬
.‫اهلل َ َ ْد َ َاز ال ُْمتَّ ُ ْو َن‬ َ َ َْ ْ ُ َ َ

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah,


Kembali kita menghadirkan hati untuk selalu memanjatkan puja dan puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang mana sampai detik ini kita masih diberi nikmat iman dan Islam,
juga nikmat sehat dan kesempatan sehingga kita masih dapat mengabdikan diri kepada Allah
SWT dengan melaksanakan sholat Jum‟at di masjid yang mulia ini.

Sholawat beriring salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi Besar
Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman. Tak lupa pula kami sebagai khotib pada kesempatan ini, berpesan dan
berwasiat marilah kita meningkatkan ketaqwaaan kita kepada Allah SWT, taqwa dalam arti
menjalankan perintah Allah dengan penuh keikhlasan dan meninggalkan larangan Allah SWT
dengan penuh kesabaran. Adapun judul khutbah Jum‟at yang akan saya sampaikan pada
kesempatan ini adalah “Sedekah Menjadikan Hidup Kita Lebih Bermakna”.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,


Mengawali khutbah hari ini , saya akan menyampaikan sebuah hadits yang memiliki
makna bagi kehidupan manusia. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal
yang berbunyi :
“Setiap jiwa diwajibkan bersedekah setiap hari, setiap matahari terbit. Maka berbuat adil
diantara dua orang adalah sedekah. Dan memilihkan seekor binatang untuk dipilih, maka
itu adalah sedekah. Menghiasinya adalah sedekah. Menyingkirkan duri di jalan adalah
sedekah. Mengucapkan perkataan yang baik adalah sedekah, dan setiap langkah menuju
sholat, juga adalah sedekah”.

Hadits diatas berbicara tentang pentingnya Shodaqoh dalam kehidupan seorang


Muslim. Bahwa shodaqoh adalah sesuatu yang tak dapat dipisahkan kdari keberhasilan
manusia, baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah di muka bumi. Sedekah memiliki
makna yang sangat luas. Setiap orang, dalam keadaan apapun dapat melakukannya, karena
sedekah tidak dibatasi hanya dalam hal materi saja, tetapi juga dapat dilakukan dengan
melaksanakan perbuatan baik dengan sesama. Ucapan yang menyejukkan hati atau
memberikan senyuman yang simpatik pada orang lain, juga merupakan sedekah.

Tidak dipersoalkan sedekah itu, sedikit atau banyak, berupa materi atau bukan, yang
penting adalah hasrat dan niat yang suci untuk mengukir jasa baik dalam hidup ini. Begitulah
Islam mendidik manusia dengan nilai nilai kebaikan yang bersifat universal.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Ajaran tentang sedekah dalam Islam , mengisyaratkan betapa luasnya lapangan amal
kebaikan, dimana setiap orang dapat berpartisipasi di dalamnya. Sedekah merupakan sumber
kebaikan yang berfungsi untuk menjalin hubungan dengan sesama manusia berdasarkan rasa
empati, kasih sayang dan persaudaraan.

Memberi merupakan sumber kebahagiaan, dan seorang Muslim akan merasa bahagia
jika dapat membahagiakan orang lain dengan apa yang ada pada dirinya. Disinilah letaknya
nilai hidup yang sejati bagi seorang Muslim.

Diriwayatkan oleh Thabrani, bahwa suatu ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
SAW tentang manusia yang terbaik dan perbuatan apa yang paling baik dilakukannya. Maka
Rasulullah SAW menjawab : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bertaqwa dan
mengajak kepada kebaikan serta melarang kepada kemunkaran dan menyambung
silaturahim” (HR. Thabrani).

Didalam Al-Qur‟an dinyatakan bahwa balasan kebaikan tiada lain adalah kebaikan
pula. Dan kebaikan yang dilakukan manusia dalam hidup ini seringkali “dibayar kontan”
oleh Allah SWT sesuai dengan keikhlasannya. Kalaupun tidak semuanya memperoleh
balasan di dunia, maka Allah SWT menjanjikan balasan yang sempurna di akhirat,
sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-An‟am ayat 160 :

                


“Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat
amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi
pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak
dianiaya (dirugikan)”..

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,


Seorang Muslim yang baik adalah yang mampu membuka pintu-pintu kebaikan di manapun
dia berada, karena kebaikan itu adalah jalan menuju surga. Hal ini telah diingatkan oleh
Rasulullah SAW dalam haditsnya : “Hendaklah kalian berlaku jujur karena kejujuran akan
mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan ke surga” (HR. Muslim).

Ada sebuah ilustrasi yang sangat indah, yang digambarkan oleh Rasulullah SAW
berkaitan dengan pentingnya bersedekah sebagai penjaga dari panasnya api neraka. Beliau
bersabda : “Takutlah kalian dengan siksa neraka, walaupun dengan bersedekah sepotong
kurma. Dan apabila kalian tidak menemukannya, maka cukuplah dengan perkataan yang
baik” (HR. Muslim).

Dalam hadit lain Rasulullah SAW mengungkapkan kelebihan Amal Jariyah diantara
seluruh kebaikan dalam Islam, karena pahalanya akan tetap mengalir walaupun orang yang
melakukannya telah meninggal dunia. “Apabila meninggal anak Adam, maka terputuslah
seluruh amalnya, kecuali 3 perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak
sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya” (HR. Bukhari Muslim).
Suatu hal yang penting untuk direnungkan, bahwa Islam memberikan prioritas terhadap amal
jariyah, sebagai amal yang akan memberi manfaat lebih lama dan lebih luas dalam konteks
kehidupan duniawi. Akan tetapi, mengapa sebagian besar umat Islam saat ini tertinggal
dibandingkan umat lain dibidang kemajuan sosial, ekonomi dan tekhnologi ?

Penyebabnya adalah karena umat Islam kurang memberikan perhatian kepada amal
jariyah. Sedangkan uamt Islam dimasa para sahabat dan beberapa generasi sesudahnya bisa
tampil memimpin peradaban dunia, karena mereka ditopang oleh aqidah yang kokoh dan
amal jariyah yang luas.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,


Bagi seorang Muslim, setiap saat dalam hidupnya merupakan kesempatan untuk beribadah
dan berbuat baik. Hidup yang bermakna adalah hidup yang dapat memberikan manfaat
kepada orang lain. Setiap Muslim harus sadar bahwa seluruh kegiatan dilakukan di muka
bumi ini , tidak akan hilang begitu saja ditelan masa, tetapi semuanya ditulis dalam buku
catatan amal yang akan diterima secara terbuka ketika seluruh manusia dikumpulkan di
padang mahsyar nanti. Seorang Mukmin harus dapat mengelola dunia untuk kepentingan
akhirat, demikianlah kata Imam Al-Qurtubi.

Sungguh tepat kita renungkan Ali Syariati, pemikir Muslim asal Iran dalam bukunya
“Humanisme, Antara Islam dengan Mashab Barat”, bahwa “Seorang yang sholeh, tidak
akan dibiarkan sendiri oleh kehidupan. Kehidupan akan menggerakkannya dan zaman
akan mencatat amal baiknya”.

Demikianlah khutbah yang dapat saya sampaikan, semoga dengan khutbah yang
singkat ini, dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka menambah keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT dan semoga kita selalu diberi kekuatan dan tuntunan menuju
ridho Allah SWT, Aamiin Ya Robbal „Alamin.

Anda mungkin juga menyukai