Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH JUMAT

SMA NEGERI 1 KEDIRI

Menghargai sesama muslim

Jama’ah Sholat Jumat yang dirahmati Alloh


Puji syukur Alhamdulillahi robbil A’lamin senantiasa terucap dari lisan dan hati kita, sebagai
wujud rasa syukur kita kepada Alloh SWT. Atas segala nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan
pada kita semua, baik yang berupa kesehatan, kekuatan, maupun kesempatan sehingga pada siang hari
ini kita bisa hadir di masjid At Taqwa dengan keadaan sehat wal afiat untuk menunaikan ibadah sholat
Jumat. Terlebih lagi nikmat yang berupa iman dan islam karena tanpa nikmat tersebut, kita takkan
berada di jalan lurus ini, jalan keselamatan, jalan kebahagiaan, dan jalan kemenangan.
Sholawat serta salam senantiasa terlimpah curahkan pada junjungan kita Rosulluloh SAW yang
telah menuntun kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang yaitu Addinul Islam.

 Jama’ah Sholat Jumat yang dirahmati Alloh


Ciri utama yang dimiliki para rasul Allah ada empat, yaitu shiddiq (jujur), amanah (amanah), tabligh
(menyampaikan firman Allah), dan fathanah (cerdas). Tabligh artinya menyampaikan. Hanya para
rasul yang memiliki tugas ini. Sementara para nabi, meski ma’shum (terbebas dari dosa), ia tak ada
kewajiban menyampaikan firman Allah. Artinya, setiap rasul sudah pasti nabi, sedangkan tak semua
nabi adalah rasul.   Selain mempunyai tugas menyampaikan atau tabligh, seorang rasul harus cerdas
(fathanah). Sehingga, sepanjang sejarah rasul tidak ada seorang rasul pun yang sampai kalah saat adu
argumen dengan musuh perihal ajaran dari Allah subhanahu wa ta’ala. Jadi unsur fathanah ini sangat
penting dalam beragama.   Di dalam Al-Qur’an sering kali Allah menanyakan:  

‫اَفَاَل تَ ْعقِلُ ْو َن‬


"Apakah kalian ini tidak berakal?"  

‫ اَفَاَل تَتَفَ َّكر ُْو َن‬ 


"Apakah kalian ini tidak mikir?"  
Kita sebagai umat Islam harus selalu meningkatkan kemampuan-kemampuan dan kecerdasan kita
dengan cara terus belajar, belajar, dan belajar terhadap ilmu-ilmu yang kita butuhkan di bawah
bimbingan guru yang tepat.   Dengan hidup di bawah panduan ilmu dan kesesuaian sikap (amal
shalih), Allah akan mengangkat derajat kita. Allah berfirman:  

ٍ ‫ِين ُأو ُتوا ْالع ِْل َم دَ َر َجا‬


‫ت‬ َ ‫َيرْ َف ِع هَّللا ُ الَّذ‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا ِم ْن ُك ْم َوالَّذ‬
Artinya: “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dari kalian dan orang-orang yang
diberikan ilmu banyak derajat” (QS Al-Mujadilah: 11).  

Begitulah pentingnya ilmu sebagai penyangga keagamaan seseorang. Untuk mencapai derajat yang
tinggi, beramal shalih saja belum cukup, tapi harus juga mempunyai ilmu yang cukup. Bagaimana
jadinya jika ada orang yang shalatnya kelihatan khusyu’, sambil menangis, tapi setelah selesai shalat
dia bertransaksi riba. Dia makan anjing, makan daging ular, atau hal-hal lain yang diharamkan agama
sebab ketidaktahuan mereka?   Dengan demikian, khusyu’ saja tanpa mengetahui mana halal dan mana
haram, akan ada banyak kesalahan yang dilakukan tanpa dia sadari.   Contoh yang lain lagi adalah, ada
orang ingin membantu umat Muslim yang lain dengan cara memposisikan diri sebagai amil zakat.
Menjadi relawan amil zakat itu tentu bagus. Tapi ketika ia tidak mempunyai ilmu tentang zakat yang
cukup, zakat bisa saja disalurkan kepada orang-orang yang tidak berhak. Dampak buruknya pun
merembet ke masyarakat. Oleh karena itu, bersemangat saja dalam beragama tidak cukup. Perlu bekal
ilmu untuk mengejawantahkan semangat itu.

Jama’ah Sholat Jumat yang dirahmati Alloh


Ilmu akan membimbing seseorang pada semua gerak dan diamnya. Setiap aktivitas, pembicaraan, dan
sikapnya merupakan cerminan dari dari landasan ilmu yang dimiliki. Dengan ilmu yang cukup,
seseorang tidak akan mudah memvonis salah atau bahkan memvonis kafir atau sesat kepada orang lain
dari mereka yang ahli Lâ ilâha illallâh. Kondisi bermasyarakat tentu sangat beragam. Kemampuan dan
kapasitas ilmu mereka tak merata. Hal ini juga berdampak pada perbedaan mereka dalam menyikapi
suatu hal di sekitarnya. Kendatipun Allah menganugerahkan bekal otak yang sama,
nyatanya pemikiran-pemikiran yang keluar dari masing-masing mereka bisa berbeda-beda. Kita tidak
bisa menuntut semua orang mempunyai perilaku sama dengan kita persis. Kita juga tidak bisa terlalu
idealis, berharap semua umat manusia tidak akan ada yang pernah melakukan kesalahan.  

Jama’ah Sholat Jumat yang dirahmati Alloh


Dalam hidup bermasyarakat, kita harus membangun kecerdasan intelektual. Kefahaman tentang agama
ini sangat penting mengacu kepada pentingnya sifat fathanah (cerdas) pada sifat Rasul sehingga
dengan begitu, kita sebagai umat Islam tidak mudah dibodohi, diadudomba dengan kelompok-
kelompok lain.   Kata Sayyidina Umar, menyikapi orang khawarij yang gemar menyalahkan siapa saja
yang tidak sejalan, beliau sifati dengan  

ٌ‫اصبَة‬
ِ َ‫َعا ِملَةٌ ن‬
"Orangnya suka beramal tapi merepotkan."  

Mereka tidak mau menerima fitrahnya manusia yaitu mahallul khatha’ wan nisyân, tempatnya salah
dan lupa. Sukarno kelirunya di sini, Suharto di sini, Gus Dur di sini, BJ Habibi salahnya di sini.
Indonesia thaghut, kelemahannya di sini. Semua kesalahan orang mu’min tampak di mata dia tapi dia
tidak pernah menyalahkan setan, iblis, pencuri, pemabuk, prostitusi online dan lain sebagainya
termasuk dirinya sendiri. Jadi mereka lebih fasih menuduh kesesatan kepada orang baik yang
kontribusinya banyak kepada umat Islam namun ada celah sedikit, daripada membuka suara kepada
hal-hal yang jelas-jelas salah. Ini adalah perilaku khawarij.   Allah subhanahu wa ta’ala tidak
memvonis siapa saja yang melakukan kesalahan pasti masuk neraka selamanya. Karena Allah maha
Pengampun:

  َ‫ين َأ ْس َرفُوا َعلَى َأ ْنفُ ِس ِه ْم اَل تَ ْقنَطُوا ِم ْن َرحْ َم ِة هَّللا ِ ِإ َّن هللا‬َ ‫ي الَّ ِذ‬
َ ‫قُلْ يَا ِعبَا ِد‬
‫وب َج ِميعًا‬ َ ُ‫ يَ ْغفِ ُر ال ُّذن‬ 
Artinya: “Katakan (Wahai Muhammad), hai para hamba-Ku yang berlebihan terhadap pribadi mereka,
janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa, semuanya”
(QS Az-Zumar: 53).  
Dengan demikian kita tidak boleh memandang setiap orang yang melakukan kesalahan maupun
perbuatan pasti masuk neraka, tidak ada celah pintu masuk surga. Rahmatnya Allah sungguh besar.
Maksiat seorang hamba itu sangat kecil dibanding rahmat Allah subhanahu wa ta’ala.   Begitu pula
dalam bernegara, kita sebagai umat muslim Indonesia, dalam memandang negara ini seharusnya kita
pandang lebih banyak kelebihannya daripada kekurangannya. Buktinya, segala bentuk amal ibadah
termasuk shalat jumat di mana-mana bebas dilaksanakan dan tidak ada larangan. Maka kita harus
berterima kasih terhadap hal itu meskipun ada sedikit kekurangannya di sebagian sektor.   Hadirin..
Marilah kita berdoa bersama, semoga kita diberikan kehidupan yang rukun, damai, sejahtera, bisa
menjalankan ibadah dengan khusyu’ tanpa mendapatkan teror dari saudara muslim kita sendiri.
Semoga kelak kita meninggal dalam keadaan husnul khatimah, amin Allahumma amin.  

ِ ‫ و َن َفعيِن وِإيَّا ُكم بِاآلي‬،‫آن الْع ِظي ِم‬


‫ ِإنَّهُ ُه َو‬،‫ات َوال ِّذ ْك ِر احْلَ ِكْي ِم‬ ِ ‫ب ار َك اهلل ىِل ولَ ُكم ىِف الْ ُق ر‬
َ ْ ََْ َ ْ َ ْ ْ َ ُ ََ
.‫الر ِحْي ُم‬
َّ ‫الْغَ ُف ْو ُر‬
 
Khutbah ke 2
‫ىب َو َيْن َهى َع ِن‬ ‫ر‬ ‫ق‬
‫ُ‬ ‫ل‬‫ْ‬‫ا‬ ‫ى‬ ‫آء ِ‬
‫ذ‬ ‫ان وِإيت ِ‬ ‫اهلل ! اِ َّن اهلل يْأمرنَ ا بِاْلع ْد ِل واْ ِالحس ِ‬ ‫‪ِ  ‬عباد ِ‬
‫ْ َ‬ ‫َ َ َْ َْ‬ ‫َ َ ُُ‬ ‫ََ‬
‫اْل َفحش ِ‬
‫آء َوالْ ُمْن َك ِر َواْ َلب ْغ ِي يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن َواذْ ُك ُروااهللَ اْ َلع ِظْي َم‬ ‫ْ‬
‫ي ْذ ُكر ُكم وا ْش ُكروه على نِع ِم ِه ي ِز ْد ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل اَ ْكَب ْر‬ ‫َ ْ ْ َ ُْ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai